Studi Perbaikan Kinerja Jaringan Tulang Punggung (Backbone) Universitas Sumatera Utara Dalam Pembagian Beban

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer merupakan suatu sistem yang terdiri dari komputer dan
perangkat lainnya yang dirancang untuk dapat bekerja bersama-sama dalam
berbagai manfaat dan tujuan antara lain untuk berkomunikasi, akses informasi,
menerima maupun memberikan layanan. Bagian yang menerima layanan disebut
Client dan bagian yang memberikan layanan disebut Server. Sistem ini dikenal
sebagai sistem client-server yang sudah digunakan pada hampir seluruh aplikasi
jaringan komputer[1].
Dua buah komputer yang masing-masing memiliki sebuah kartu jaringan,
kemudian dihubungkan melalui kabel maupun nirkabel sebagai medium transmisi
data, dan terdapat perangkat lunak sistem operasi jaringan akan membentuk sebuah
jaringan komputer yang sederhana. Apabila ingin membuat jaringan komputer yang
lebih luas lagi jangkauannya, maka diperlukan peralatan tambahan seperti Hub,
Bridge, Switch, Router, Gateway sebagai peralatan interkoneksinya[2].

2.1.1 Sejarah
Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah
proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset
Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek

tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus
dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang

5
Universitas Sumatera Utara

waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa
program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan kaidah antrian[3].
Di tahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya
super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal (lihat
Gambar 2.1). Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang
dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk
jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal
terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak
perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya
berkembang sendiri-sendiri. Gambar 2.1 merupakan jaringan komputer model
TSS[3].

Gambar 2.1 Jaringan komputer model TSS
Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan

harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah
digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Dalam proses ini
beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk
melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer.
Hal itu terlihat pada Gambar 2.2. Disamping itu dalam proses distribusinya sudah
mutlak dan diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan
telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host

6
Universitas Sumatera Utara

komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer
pusat[3].

Gambar 2.2 Jaringan komputer model distributed processing
Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan
konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan
jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun
komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer
pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan

sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian
besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan
raksasa WAN[3].

2.1.2 Manfaat Jaringan Komputer
Beberapa manfaat dari jaringan komputer adalah:
a. Berbagi sumber daya / pertukaran data
b. Mempermudah berkomunikasi / bertransaksi
c. Membantu akses informasi
d. Mampu memberikan akses informasi dengan cepat dan up-to-date
7
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Klasifikasi / Jenis-jenis Jaringan Komputer
Klasifikasi jaringan komputer terbagi menjadi, yaitu :
1.

Berdasarkan geografisnya, jaringan komputer terbagi menjadi Jaringan

wilayah lokal atau Local Area Network (LAN), Jaringan wilayah metropolitan atau

Metropolitan Area Network (MAN), dan Jaringan wilayah luas atau Wide Area
Network (WAN).
a. Local area network (LAN)
Local area network adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya
mencakup wilayah kecil; seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam
rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada
teknologi IEEE 802.3 (Ethernet). Teknologi IEEE 802.3 (Ethernet) menggunakan
perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000
Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b juga sering digunakan
untuk membentuk LAN. Dikalangan masyarakat luas teknologi 802.11b lebih
dikenal dengan sebutan Wi-fi. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN
dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot[4].
Pada sebuah LAN, setiap node atau komputer mempunyai daya komputasi
sendiri, berbeda dengan konsep dump terminal. Setiap komputer juga dapat
mengakses sumber daya yang ada di LAN sesuai dengan hak akses yang telah
diatur. Sumber daya tersebut dapat berupa data atau perangkat seperti printer. Pada
LAN, seorang pengguna juga dapat berkomunikasi dengan pengguna yang lain
dengan menggunakan aplikasi yang sesuai.
Berbeda dengan Jaringan Area Luas atau Wide Area Network (WAN),
maka LAN mempunyai karakteristik sebagai berikut[4] :


8
Universitas Sumatera Utara

1) Mempunyai pesat data yang lebih tinggi
2) Meliputi wilayah geografi yang lebih sempit
3) Tidak membutuhkan jalur telekomunikasi yang disewa dari operator
telekomunikasi
Biasanya salah satu komputer di antara jaringan komputer itu akan
digunakan menjadi server yang mengatur semua sistem di dalam jaringan tersebut.
b. Metropolitan area network (MAN)
Metropolitan area network merupakan suatu jaringan dalam suatu kota
dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi
seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya. Jaringan MAN adalah
gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antara 10 hingga 50 km,
MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar kantorkantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam
jangkauannya.
c. Wide area network (WAN)
Wide Area Network merupakan jaringan komputer yang mencakup area
yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan

negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang
membutuhkan router dan saluran komunikasi publik.
WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan
jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu dapat
berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain.
2.

Berdasarkan fungsi, terbagi menjadi Jaringan Klien-server (Client-server)

dan Jaringan Ujung ke ujung (Peer-to-peer).
9
Universitas Sumatera Utara

a. Jaringan klien-server
Jaringan klien-server pada dasarnya ada satu komputer yang disiapkan
menjadi peladen (server) dari komputer lainnya yang sebagai klien (client). Semua
permintaan layanan sumber daya dari komputer klien harus dilewatkan ke komputer
peladen, komputer peladen ini yang akan mengatur pelayanannya. Apabila
komunikasi permintaan layanan sangat sibuk bahkan bisa disiapkan lebih dari satu
komputer menjadi peladen, sehingga ada pembagian tugas, misalnya file-server,

print-server, database server dan sebagainya. Tentu saja konfigurasi komputer
peladen biasanya lebih dari konfigurasi komputer klien baik dari segi kapasitas
memori, kapasitas cakram keras (harddisk), maupun kecepatan prosessornya[2].
b. Jaringan ujung ke ujung (Peer-to-peer)
Jaringan ujung ke ujung itu ditunjukkan dengan komputer-komputer saling
mendukung, sehingga setiap komputer dapat meminta pemakaian bersama sumber
daya dari komputer lainnya, demikian pula harus siap melayani permintaan dari
komputer lainnya. Model jaringan ini biasanya hanya bisa diterapkan pada jumlah
komputer yang tidak terlalu banyak, maksimum 25, karena komunikasi akan
menjadi rumit dan macet bilamana komputer terlalu banyak[2].
3.

Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas[2]:

a. Topologi bus
Jenis topologi bus ini menggunakan kabel tunggal, seluruh komputer saling
berhubungan secara langsung hanya menggunakan satu kabel saja. Untuk
memaksimalkan penggunaan jaringan ini sebaiknya menggunakan kabel fiber optik
karena kestabilan resistensi sehingga dapat mengirimkan data lebih baik[2].
Gambar 2.3 merupakan contoh skema topologi bus.


10
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3 Topologi Bus
b. Topologi bintang
Pada topologi jenis ini, setiap komputer langsung dihubungkan
menggunakan Hub, dimana fungsi dari Hub ini adalah sebagai pengatur lalu lintas
seluruh komputer yang terhubung[2]. Gambar 2.4 merupakan contoh skema
topologi Star.

Gambar 2.4 Topologi Star
c. Topologi cincin (ring)
Jenis topologi ring ini, seluruh komputer dihubungkan menjadi satu
membentuk cincin (ring) yang tertutup dan dibantu oleh token. Token berisi
informasi yang berasal dari komputer sumber yang akan memeriksa apakah
informasi tersebut digunakan oleh titik yang bersangkutan, jika ada maka token
akan memberikan data yang diminta oleh titik jaringan dan menuju ke titik

11

Universitas Sumatera Utara

berikutnya. Seluruh komputer akan menerima setiap sinyal informasi yang
mengalir, informasi akan diterima jika memang sudah sesuai dengan alamat yang
dituju, dan signal informasi akan diabaikan jika bukan merupakan alamatnya
sendiri. Dengan kata lain proses ini akan berlanjut terus hingga sinyal data diterima
ditujuan. Gambar 2.5 merupakan contoh skema topologi ring:

Gambar 2.5 Topologi Ring
d. Topologi mesh
Topologi Mesh merupakan rangkaian jaringan yang saling terhubung secara
mutlak dimana setiap perangkat komputer akan terhubung secara langsung ke setiap
titik perangkat lainnya. Setiap titik komputer akan mempunyai titik yang siap untuk
berkomunikasi secara langsung dengan titik perangkat komputer lain yang menjadi
tujuannya[2]. Gambar 2.6 merupakan contoh skema topologi mesh/jala

Gambar 2.6 Topologi Mesh/Jala

12
Universitas Sumatera Utara


e. Topologi linier
Topologi ini merupakan perluasan dari topologi bus dimana kabel utama
harus dihubungkan ke tiap titik komputer menggunakan T-connector. Topologi tipe
ini merupakan jenis yang sederhana menggunakan kabel RG-58. Gambar 2.7
merupakan contoh skema topologi linier

Gambar 2.7 Topologi Linier
f. Topologi pohon
Topologi tree ini merupakan hasil pengembangan dari topologi star dan
topologi bus yang terdiri dari kumpulan topologi star dan dihubungkan dengan 1
topologi bus. Topologi tree biasanya disebut juga topologi jaringan bertingkat dan
digunakan interkoneksi antar sentral[2].
Pada jaringan ini memiliki beberapa tingkatan simpul yang ditetapkan
dengan suatu hirarki, gambarannya adalah semakin tinggi kedudukannya maka
semakin tinggi pula hirarki-nya. Setiap simpul yang memiliki kedudukan tinggi
dapat mengatur simpul yang memiliki kedudukan yang rendah. Data dikirim dari
pusat simpul kemudian bergerak menuju simpul rendah dan menuju ke simpul yang
lebih tinggi terlebih dahulu[2]. Gambar 2.8 merupakan contoh skema topologi tree


13
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8 Topologi Tree
4. Berdasarkan distribusi sumber informasi/data dibagi menjadi dua, yaitu[2]:
a. Jaringan terpusat
Jaringan ini terdiri dari komputer klien dan peladen yang mana komputer
klien yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data
yang berasal dari satu komputer peladen[2].
b. Jaringan terdistribusi
Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat
beberapa komputer peladen yang saling berhubungan dengan klien membentuk
sistem jaringan tertentu[2].
5.

Berdasarkan media transmisi data, jaringan komputer dibagi menjadi dua,

yaitu[2]:
a.

Jaringan berkabel (Wired Network)
Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer

lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam
mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer.

14
Universitas Sumatera Utara

b. Jaringan nirkabel(Wi-Fi)
Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik.
Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer
karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal
informasi antar komputer[2].

2.2 Kinerja Jaringan Komputer
Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti
halnya masalah bandwidth, delay, packet loss, throughput, dan jitter, yang dapat
membuat efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi
suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video streaming dapat membuat
pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan
dengan bandwidth yang tidak cukup baik, atau jitter yang berlebih[5].
Suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan biasanya dikenal dengan
istilah Quality of Service (QoS). QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk
mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan
layanan yang berbeda-beda. QoS didesain untuk membantu end user menjadi lebih
produktif dengan memastikan bahwa end user mendapatkan performansi yang
handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan
jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu
melalui teknologi yang berbeda-beda. Ada beberapa alasan mengapa kita
memerlukan QoS, yaitu[5]:
a. Untuk memberikan prioritas untuk aplikasi-aplikasi yang kritis pada jaringan.
b. Untuk memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudah ada

15
Universitas Sumatera Utara

c. Untuk meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap
delay, seperti suara dan video
Parameter-parameter performansi dari jaringan computer berdasarkan QoS
adalah[7]:
1. Delay
Delay didefinisikan sebagai total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan
oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay di
dalam jaringan dapat digolongkan sebagai berikut: delay processing, delay
packetization, delay serialization, delay jitter buffer dan delay network.
Persamaan 2.1 merupakan cara menghitungan delay[5]:

2. Jitter





=













��



(2.1)

Jitter didefinisikan sebagai variasi dari delay atau variasi waktu kedatangan
paket. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan
trafik secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwith dan
menimbulkan antrian. Selain itu, kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node
juga dapat menyebabkan jitter[6].

3. Packet loss
Packet loss adalah perbandingan seluruh paket IP yang hilang dengan
seluruh paket IP yang dikirimkan antara pada source dan destination. Salah satu
penyebab packet loss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer pada setiap
node. Beberapa penyebab terjadinya packet loss yaitu[6]:
a) Congestion, disebabkan terjadinya antrian yang berlebihan dalam jaringan
16
Universitas Sumatera Utara

b) Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer
c) Memori yang terbatas pada node
d) Policing atau kontrol terhadap jaringan untuk memastikan bahwa jumlah trafik
yang mengalir sesuai dengan besarnya bandwidth. Jika besarnya trafik yang
mengalir di dalam jaringan melebihi dari kapasitas bandwidth yang ada maka
policing control akan membuang kelebihan trafik yang ada.
Persamaan 2.2 merupakan cara menghitungan nilai packet loss[5]:


=





�� � � −�







�� � �

��



%

(2.2)

4. Throughput
Throughput adalah jumlah total kedatangan paket IP sukses yang diamati di
tempat pengukuran pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh
durasi interval waktu tersebut (sama dengan, jumlah pengiriman paket IP sukses
per service-second). Throughput sering juga disebut dengan kecepatan (rate)
transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput juga bisa disebut
bandwidth pada kondisi yang sebenarnya. Namun, bandwidth lebih bersifat tetap
sedangkan throughput sifatnya dinamis tergantung trafik yang terjadi. Persamaan
2.3 merupakan rumus dalam mencari nilai throughput[6]:
�ℎ



=



ve



ge y e / e


(2.3)

2.3 Jaringan Tulang Punggung (Backbone) Universitas Sumatera Utara
Jaringan tulang punggung (backbone) dalam bidang telekomunikasi yaitu
jaringan yang menghubungkan beberapa jaringan local yang memiliki kecepatan
rendah melalui gateway.

17
Universitas Sumatera Utara

Keuntungan menggunkan jaringan tulang punggung (backbone):
1. Performance jaringan lebih tinggi
2. Instalansi lebih sederhana dan mudah
Penggunaan jaringan tulang punggung (backbone) membutuhkan biaya
yang lebih tinggi baik untuk instalansi maupun perawatannya. Hal ini dikarenakan
peralatan dan bahan yang digunakan sebagai jaringan tulang punggung (backbone)
harus memiliki spesifikasi yang lebih baik dari pada peralatan dan bahan yang
digunakan pada jaringan komputer tersebut.
Alasan digunakan jaringan tulang punggung (backbone) :
1. Semakin meningkatnya kebutuhan interkoneksi antara jaringan lokal yang ada.
2. Konsep instalasi dan manajemen jaringan backbone lebih sederhana
Jaringan backbone dapat meningkatkan performance dan mengatasi bottle neck
transfer.

2.3.1 Akses Jaringan Tulang Punggung (Backbone) Universitas Sumatera Utara
USUNETA adalah logo untuk menunjukkan suatu produk layanan akses
jaringan internet (USUnet) kampus USU. Jaringan USUnet terdiri dari jaringan
utama (core network), jaringan distribusi (distribution network) dan jaringan akses
(acsess network). Jaringan utama menghubungkan simpul-simpul utama dari
USUnet. Jaringan distribusi merupakan pengembangan dari jaringan utama, namun
tidak dapat diakses secara langsung oleh pengguna. Pengguna mengakses USUnet
dari jaringan akses yang terhubung ke jaringan distribusi. Jaringan utama ini lah
yang sering juga disebut sebagai jaringan tulang punggung (backbone)[7][8].
USUnet terhubung ke internet melalui Astinet milik PT Telkom, dengan
kapasitas bandwidth saat ini adalah 30 Mbps. Jaringan kampus terhubung ke salah

18
Universitas Sumatera Utara

satu BTS (base transmission station) PT Telkom terdekat menggunakan kabel serat
optik sepanjang 5.000 meter. Kapasitas bandwidth internet telah mencapai
kapasitas minimum sesuai dengan standar DIKTI yaitu 1 Kb per mahasiswa. Untuk
mendukung berbagai aplikasi yang dibutuhkan USU, saat ini digunakan 25 unit
server pusat yang terpasang di gedung PSI[8].
Berdasarkan media transmisinya akses jaringan USUnet terbagi atas dua,
yaitu akses jaringan kabel dan akses jaringan nirkabel. Peta akses jaringan kabel
USUnet dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan peta akses jaringan USUnet nirkabel
dapat dilihat pada Gambar 2.10[8].

Gambar 2.9 Peta akses jaringan kabel USU

19
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.10 Peta akses jaringan nirkabel USU

2.3.2 Peta Jaringan Tulang Punggung (Backbone) Universitas Sumatera Utara
Jaringan kampus USU menggunakan wired dan wireless media. Teknologi
wired media menggunakan kabel serat optik dan kabel UTP (unshielded twisted
pairs). Kabel serat optik (jenis multimode dengan kapasitas maksimal 1 Gbps)
digunakan untuk menghubungkan gedung-gedung utama di dalam kampus yang
saat ini memiliki panjang sekitar 8.500 meter. Jaringan kabel ini akan terus
dikembangkan yang ditujukan selain untuk perluasan jangkauan, juga untuk backup jaringan dengan alternatif routing ketika terjadi gangguan pada jalur tertentu.
Pada tahun 2007, topologi jaringan kampus telah mengalami perubahan dengan
penambahan jaringan kabel serat optik sepanjang sekitar 9.000 meter, sehingga
panjang serat optik terpasang akan mencapai 17.500 meter di dalam kampus[8].
Sedangkan kabel UTP digunakan di dalam gedung-gedung dengan jarak
terjauh kurang dari 500 meter. Teknologi wireless media digunakan sebagai
koneksi back-haul untuk gedung-gedung di lingkungan USU yang belum

20
Universitas Sumatera Utara

terjangkau oleh kabel serat optik dan UTP. Untuk itu digunakan satu menara antena
utama setinggi 42 meter yang terletak di lingkungan Pusat Sistem Informasi (PSI)
USU, yang memancarkan sinyal ke segala arah menggunakan antena omni[8].
Gambar 2.11 merupakan gambar bentuk arsitektur USUnet sekarang ini. Dimana
gambar linkaran yang di tengah merupakan gambar jaringan tulang punggung
(backbone) USU[7].

Gambar 2.11 Arsitektur USUnet
Routing dalam jaringan USUnet merupakan multi-path routing, yang akan
memberikan kelebihan bagi pengguna. Kegagalan pada sebuah lokasi dari jaringan
USunet, tidak akan mempengaruhi pengguna dalam mengakses USUnet. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya protokol routing yang dinamis dalam jaringan
USUnet[10].

21
Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Topologi Jaringan Tulang Punggung (Backbone) Universitas Sumatera
Utara
Topologi jaringan yang digunakan oleh jaringan tulang punggung
(backbone) USU adalah topologi ring. Dimana jaringan tulang punggung
(backbone) USU terdiri dari empat buah core swith. Core swith yang pertama
berada di pusat system informasi (PSI), core swith yang kedua berada di
perpustakaan USU, core swith yang ketiga berada di Fakultas MIPA, dan core swith
yang keempat berada di Fakultas Teknik (FT). Keempat core swith terhubung
berbentuk lingkaran dimana core swith PSI terhubung ke core swith perpustakaan,
core swith perpustakaan terhubung ke core swith Fakultas MIPA, core swith
Fakultas MIPA terhubung ke core swith Fakultas Teknik, dan core swith Fakultas
Teknik terhubung ke core swith PSI.

2.4 Spesifikasi Jaringan Tulang Punggung (Backbone) Universitas Sumatera
Utara
Jaringan tulang punggung (Backbone) Universitas Sumatera Utara
menggunakan konsep Three Tier Network. Three Tier Network terdiri dari core
switch, distribution switch, dan acces switch. Dimana untuk saat ini USU
menggunakan lima core switch, 17 distribution switch, dan banyak acces switch.
Ke lima core switch yang digunakan diletakkan dibeberapa titik,yaitu yang
pertama berada di Pusat system informasi (PSI), yang kedua berada di F. MIPA,
yang ketiga berada di Perpustakaan, yang keempat berada di Fakultas Teknik dan
yang kelima berada di Fakultas Kedokteran Gigi. Core switch yang digunakan
adalah router Huawei Quidway dengan tipe S5124P-EI REV.B.

22
Universitas Sumatera Utara