Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba di SMP Negeri 1 Salapian Kabupaten Langkat Tahun 2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang
Masalah penyalahangunaan narkoba saat ini menjadi banyak perhatian

banyak orang

dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

masalah penyalahgunaan menjadi perhatian berbagai kalangan di Indonesia, mulai
dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Masyarakat
(Ormas), bahkan masyarakat juga turut serta membicarakan tentang bahaya
penyalahgunaan

narkoba.

Hampir


semuanya

mengingatkan

sekaligus

menginginkan agar masyarakat indonesia, utamanya remaja untuk tidak sekalisekali mencoba dan mengkonsumsi narkoba (Rozak & Sayuti, 2006).
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat yang sejenisnya oleh remaja erat
kaitannya dengan beberapa hal yang menyangkut sebab, motivasi dan akibat yang
dicapai. Secara sosiologi, penyalahgunaan narkotika oleh kaum remaja merupakan
perbuatan yang didasari berdasarkan pengetahuan/pengalaman sebagai pengaruh
langsung maupun tidak langsung dari proses interaksi sosial. Secara subjek
individual, penyalahgunaan narkotika oleh kaum remaja sebagai salah satu
akselerasi upaya individual/subyek agar dapat mengungkap dan menangkap
kepuasan yang belum pernah dirasakan dalam kehidupan keluarga yang
hakikatnya menjadi kebutuhan primer dan fudamental bagi setiap individu,Secara
obyektif penyalahgunaan narkotika merupakan visualisasi dari proses isolasi yang
pasti membebani fisik dan mental sehingga dapat menghambat pertumbuhan yang
sehat (Sudarsono, 2004).


Universitas Sumatera Utara

Persoalan narkotika adalah permasalahan Internasional. Kecanduan
narkotika adalah sebuah kehancuran bagi seorang remaja. Narkotika bahkan
menjadi kehancuran sebuah keluarga, dan juga mengganggu kestabilan negara.
Narkotika hanya akan menjadi komoditas perdagangan bila ada yang membelinya.
Oleh karena itu usaha untuk membangun ketahanan mental guna menangkal
godaan berbagai pihak agar remaja menggunakan narkotika harus dilaksanakan
dengan gencar. Upaya-upaya preventif untuk membangun ketahanan mental ini
haruslah dilakukan, mencegah jauh lebih baik dari pada merehabilitasi (Afiatin,
2010).
Data pada United Nation International Drug Control Program (UNDCP),
saat ini lebih dari 200 juta orang diseluruh dunia telah menyalahgunakan narkoba.
yang mencengangkan, Dari jumlah itu 3,4 juta diantaranya adalah orang
Indonesia. Lebih mencengangkan lagi karena lebih dari 80% nya adalah remaja,
dan bahkan telah merambah pula pada usia yang masih tergolong anak-anak
(Afiatin, 2010).
Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia menurut Badan Narkotika Nasional
dari tahun 2007-2011 sebanyak 139.199 kasus, dengan perincian 22.630 kasus
pada tahun 2007, 29.364 kasus pada tahun 2008, 30.878 kasus pada tahun 2009,

26.614 kasus pada tahun 2010, dan 29.713 kasus pada tahun 2011. Dari jenis
narkoba yang digunakan proporsi paling tinggi adalah penggunaan narkotika
69.402 kasus, bahan adiktif 39.164 kasus dan psikotropika 30.633 kasus (BNN,
2012).

Universitas Sumatera Utara

Propinsi Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir masih menempati urutan
pertama jumlah kasus narkoba berdasarkan propinsi. Begitu pula halnya menurut
jumlah tersangka narkoba, Propinsi Jawa Timur menempati urutan pertama yang
jumlah tersangkanya paling banyak dan mengalami peningkatan dari tahun 20102012, yang semula 6.395 tersangka di tahun 2010 meningkat menjadi 8.142
tersangka ditahun 2012 (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan data tindak pidana Badan Narkotika Nasional Provinsi
Sumatera Utara tahun 2007-2011 sebanyak 13.177 kasus, dengan perincian 2.366
kasus pada tahun 2007, 2.562 kasus pada tahun 2008, 2.812 kasus pada tahun
2009, 2.766 kasus pada tahun 2010, dan 2.671 kasus pada tahun 2011. Dari jenis
narkoba yang digunakan proporsi paling tinggi adalah penggunaan narkotika
13.002 kasus, bahan adiktif 123 kasus dan psikotropika 52 kasus (BNN, 2012).
Berdasarkan data tindak pidana Badan Narkotika Nasional Kabupaten
Langkat tahun 2006-2010 sebanyak 740 kasus, dengan perincian 192 kasus pada

tahun 2006, 203 kasus pada tahun 2007, 90 kasus pada tahun 2008, 134 kasus
pada tahun 2009, 121 kasus pada tahun 2010. Dari jenis narkoba yang digunakan
proporsi paling tinggi adalah pengguna narkotika 689 kasus dan psikotropika 51
kasus (BNNK, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Hawari, et al (1998) menyebutkan bahwa
angka sebenarnya adalah 10 kali lipat dari angka resmi (dark number=10). Atau
dengan kata lain bila ditemukan 1 orang penyalahguna/ketergantungan napza
artinya ada 10 orang lainnya yang tidak terdata resmi. Bila diasumsikan data dari
pemerintah itu benar, maka paling sedikit penyalahgunaan/ketergantungan napza
di Indonesia berjumlah 130.000 x 10 = 1,3 juta orang. Dan bila di asumsikan

Universitas Sumatera Utara

setiap penyalahgunaan/ketergantungan naza mengeluarkan uang paling sedikit
100.000,- per hari untuk mengkonsumsi napza, maka biaya yang dikeluarkan
minimal Rp. 130 milyar per hari. Dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
pengaruh/bujukan teman (peer group) merupakan 81,3% dari awal seseorang
menggunakan napza, dan selanjutnya dari teman itu pula suplai diperoleh untuk
pemakaian berikutnya, dari teman itu jugalah kekambuhan terjadi, 58,36%
(Hawari, 2006).

Penyalahgunaan narkoba sangat memperihatinkan, karena terutama
menimpa generasi muda sehingga merugikan pembangunan bangsa. Menurut
laporan Rumah Sakit Ketergantungan Obat di Jakarta, dari penderita yang
umumnya berusia 12-24 tahun, banyak yang masih aktif di SMP, SMA, dan
perguruan tinggi. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku manusia,
bukan semata-mata masalah zat atau narkoba itu sendiri. sebagai masalah
perilaku, banyak variabel yang mempengaruhi. Oleh karena itu, informasi
mengenai bahaya narkoba kepada anak dan remaja, tanpa usaha mengubah
perilakunya dengan

memberikan

keterampilan

yang diperlukan,

kurang

bermanfaat. Bahkan, dikhawatirkan terjadi efek paradoksal (sebaliknya), yaitu
meningkatnya keingintahuan atau keinginan mencoba pada anak atau remaja

(Martono & Joewana, 2008).
2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Perilaku Remaja Tentang
Penyalahgunaan Narkoba di SMP Negeri 1 Salapian Kabupaten langkat

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan dari tingkat pengetahuan, sikap,dan tindakan siswa tetang
penyalahgunaan narkoba.
3.

Tujuan Penelitian

3.1.

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui perilaku siswa berdasarkan

tingkat pengetahuan, sikap, tindakan siswa tentang bahaya penyalahgunaan
narkoba di SMP Negeri 1 Salapian Tahun 2015.
3.2.

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang bahaya penyalahgunaan
narkoba di SMP Negeri 1 Salapian
2. Untuk mengetahui sikap siswa tentang bahaya penyalahgunaan
Narkoba di SMP Negeri 1 Salapian
3. Untuk mengetahui tindakan siswa tentang bahaya penyalahgunaan
narkoba di SMP Negeri 1 Salapian

4.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai:
1. Bahan masukan pada sekolah, agar dapat menciptakan lingkungan
sekolah yang bebas dari narkoba dengan cara mencegah siswa

penyalahgunaan narkoba.
2. Sebagai bahan acuan bagi pihak lain yang akan melanjutkan penelitian
ini ataupun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Bagi pendidikan keperawatan, dapat menjadi tambahan informasi yang
berguna bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan tentang
narkoba.

Universitas Sumatera Utara