Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Pemerintah Kab Kota di Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu dampak reformasi yang terjadi di Indonesia adalah terjadinya
pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak sentralistik di
pemerintah pusat ke arah sistem pemerintahan yang desentralistik di pemerintah
daerah. Dengan adanya desentralisasi fungsi penugasan kepada pejabat di daerah,
maka daerah akan lebih paham dan lebih sensitif terhadap kebutuhan masyarakat
di daerah, hal ini membuat daerah semakin mandiri dan kuat yang secara otomatis
membuat negara juga kuat, karena daerah juga merupakan pilar negara.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 tahun 2006 yang
telah disempurnakan dalam Permendagri No. 59 Tahun 2007 menyatakan bahwa
pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menentukan alokasi sumber daya
ke dalam belanja-belanja dengan menganut asas kepatuhan, kebutuhan, dan
kemampuan daerah. Kebijakan tersebut dapat menjadi peluang sekaligus
tantangan bagi Pemerintah Daerah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki
secara efektif dan efesien.
Sejalan dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Dimana dengan adanya
otonomi luas kepada daerah diharapkan dapat mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
Universitas Sumatera Utara
peran serta masyarakat. Prinsip otonomi daerah memberikan kewenangan yang
luas dan tanggung jawab yang nyata pada pemerintah daerah secara proporsional.
Prinsip otonomi daerah seluas-luasnya merupakan salah satu prinsip dalam
otonomi daerah yang menyatakan bahwa daerah diberikan kewenangan mengurus
dan mengatur semua urusan pemerintah diluar yang menjadi urusan pemerintah
pusat.
Tabel 1.1
Persentase Belanja Pegawai terhadap total belanja daerah pada
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara
Tahun
Belanja Pegawai
7.025.551
Total Belanja
Daerah
11.313.856
Persentase
Belanja Pegawai
62,09 %
2010
2011
10.109.638
17.582.598
57,50 %
2012
11.409.904
20.160.916
56,59 %
2013
12.953.951
23.192.276
55,85 %
Dari tabel diatas terlihat bahwa proporsi belanja pegawai mendominasi
yaitu lebih dari 50% dari total belanja daerah, dan jumlah belanja pegawai
semakin meningkat dari tahun sebelumnya. Penelitian ini ingin mengetahui
apakah belanja pegawai yang begitu dominan dipengaruhi oleh besarnya PAD,
DAU, SILPA, dan Jumlah Pegawai.
Sebagian besar anggaran yang terdapat di berbagai instansi pemerintah,
banyak digunakan untuk belanja pegawai. Belanja Pegawai adalah kompensasi
dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada pegawai negeri, pejabat
2
Universitas Sumatera Utara
negara, dan pensiunan serta pegawai honorer yang akan diangkat sebagai pegawai
lingkup pemerintahan baik yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas
dan fungsi unit organisasi pemerintah. Informasi mengenai belanja pegawai selalu
mendapatkan perhatian besar bagi masyarakat khususnya bagi penyedia barang
dan jasa. Masyarakat secara umum melihat bahwa APBN banyak diguunakan
untuk belanja pegawai terutama untuk membayar gaji PNS dan tunjangantunjangan.
Otonomi daerah akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Daerah. Daerah yang pertumbuhan ekonominya positif
mempunyai kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD, sehingga hal ini dapat
memberikan pengaruh positif bagi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD).
APBD terdapat unsur pendapatan dan belanja, dimana pendapatan yang
dimaksud adalah sumber penerimaan untuk daerah dikenal dengan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sedangkan belanja adalah pengeluaran-pengeluaran yang
dikeluarkan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap daerah berbeda-beda, daerah yang memiliki
kemajuan di bidang industri dan memiliki kekayaan alam yang melimpah
cenderung memiliki PAD yang jauh lebih besar dibanding dengan lainnya. Hal ini
yang menyebabkan ketimpangan PAD. Untuk mengurangi kesenjangan daerah
maka, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU)
melalui undang-undang No. 33 tahun 2004 diterangkan untuk pelaksanaan
3
Universitas Sumatera Utara
kewenangan Pemerintah Daerah, pemerintah pusat akan mentransfer dana
perimbangan yang terdiri dari dana alokasi khusus, dana alokasi umum, dan
bagian daerah dari bagi hasil pajak dan bukan pajak.
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Pembagian dana untuk daerah melalui bagi hasil
berdasarkan daerah penghasil cenderung menimbulkan ketimpangan antar daerah.
Daerah yang mempunyai potensi pajak dan Sumber Daya Alam (SDA) yang besar
hanya terbatas pada sejumlah daerah tertentu saja. Peranan Dana Alokasi Umum
terletak pada kemampuannya untuk menciptakan pemerataan berdasarkan
pertimbangan atas potensi fiskal dan kebutuhan nyata dari masing-masing daerah
(Undang-undang No. 33 Tahun 2004).
SILPA menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 merupakan
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran. Jumlah SILPA yang ideal perlu ditentukan sebagai salah satu dasar
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
program/kegiatan
pemerintah
daerah
kota/kabupaten. Pelampauan target SILPA yang bersumber dari pelampauan
target penerimaan daerah dan efesiensi sangat diharapkan, sedangkan yang
bersumber dari ditiadakannya program/kegiatan pembangunan terlebih dalam
jumlah yang tidak wajar sangat merugikan masyarakat.
Berbagai penelitian tentang alokasi belanja pegawai telah dilakukan, salah
satunya oleh Astutik (2011) yang meneliti tentang hubungan antara pertumbuhan
4
Universitas Sumatera Utara
ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap belanja
pegawai baik didalam kategori belanja langsung maupun tidak langsung pada
APBD Pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Selain itu, Prasetyo
(2014) yang meneliti tentang Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Jumlah Pegawai terhadap Alokasi
Belanja Pegawai pada Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2008-2012.
Penelitian lain dilakukan oleh Nur Indah Rahmawati (2010) yang meneliti
tentang pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dana Alokasi UMUM
(DAU) terhadap Alokasi Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah. Dari penelitian-penelitian tersebut saya selaku penulis merasa
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
dengan
mengambil
sampel
pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan data 4 tahun terakhir pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Utara yaitu tahun anggaran 2010-2013.
Penelitian terdahulu oleh Andre Hardib Prasetyo (2014) hanya berfokus
pada Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran dan Jumlah Pegawai. Penelitian ini tidak hanya Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
tetapi juga pengaruh belanja modal terhadap alokasi belanja pegawai.
5
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian yang telah diuraikan,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Alokasi Belanja
Pegawai.
b. Apakah Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Alokasi Belanja
Pegawai.
c. Apakah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh terhadap
AlokasiBelanja Pegawai.
d. Apakah Belanja Modal berpengaruh terhadap Alokasi Belanja Pegawai.
e. Apakah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran,dan Belanja Modal berpengaruh secara simultan
terhadap Alokasi Belanja Pegawai.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian, tujuan merupakan hal yang sangat penting
karena tanpa tujuan, suatu penelitian tidak akan memiliki arah dan fokus.
Selaras dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Alokasi Umum (DAU), Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja
Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai baik secara parsial maupun
simultan pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
6
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan
pemahaman mengenai akutansi sektor publik yakni bagian
pemerintahan mengenai pengaruh PAD, DAU, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi
Belanja Pegawai pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
1.3.2.2 Bagi penggunaan praktis
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat menambah dan mengembangkan wawasan tentang
akutansi pemerintahan, khususnya pengaruh Pendapatan
Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja
Pegawai pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
2. Bagi pembaca, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan pembaca tentang keuangan
daerah, sehingga ke depannya para pembaca semakin sadar
pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal
terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Kabupaten/Kota di
Sumatera Utara.
7
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi akademisi, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat
menambah
literatur
atau
bahan
di
dalam
pembelajaran, terutama
literatur mengenai pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan
Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
4. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan referensi dan
data tambahan untuk dikembangkan oleh peneliti lainnya
yang tertarik pada bidang kajian ini.
5. Bagi Pemerintah Daerah dapat menjadi masukan dalam
menganalisis
Alokasi
Belanja
Pegawai
dengan
memperhatikan PAD, DAU, Sisa Lebih Pembiyaan
Anggaran, dan Belanja, Modal
8
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu dampak reformasi yang terjadi di Indonesia adalah terjadinya
pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak sentralistik di
pemerintah pusat ke arah sistem pemerintahan yang desentralistik di pemerintah
daerah. Dengan adanya desentralisasi fungsi penugasan kepada pejabat di daerah,
maka daerah akan lebih paham dan lebih sensitif terhadap kebutuhan masyarakat
di daerah, hal ini membuat daerah semakin mandiri dan kuat yang secara otomatis
membuat negara juga kuat, karena daerah juga merupakan pilar negara.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 tahun 2006 yang
telah disempurnakan dalam Permendagri No. 59 Tahun 2007 menyatakan bahwa
pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menentukan alokasi sumber daya
ke dalam belanja-belanja dengan menganut asas kepatuhan, kebutuhan, dan
kemampuan daerah. Kebijakan tersebut dapat menjadi peluang sekaligus
tantangan bagi Pemerintah Daerah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki
secara efektif dan efesien.
Sejalan dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Dimana dengan adanya
otonomi luas kepada daerah diharapkan dapat mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
Universitas Sumatera Utara
peran serta masyarakat. Prinsip otonomi daerah memberikan kewenangan yang
luas dan tanggung jawab yang nyata pada pemerintah daerah secara proporsional.
Prinsip otonomi daerah seluas-luasnya merupakan salah satu prinsip dalam
otonomi daerah yang menyatakan bahwa daerah diberikan kewenangan mengurus
dan mengatur semua urusan pemerintah diluar yang menjadi urusan pemerintah
pusat.
Tabel 1.1
Persentase Belanja Pegawai terhadap total belanja daerah pada
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara
Tahun
Belanja Pegawai
7.025.551
Total Belanja
Daerah
11.313.856
Persentase
Belanja Pegawai
62,09 %
2010
2011
10.109.638
17.582.598
57,50 %
2012
11.409.904
20.160.916
56,59 %
2013
12.953.951
23.192.276
55,85 %
Dari tabel diatas terlihat bahwa proporsi belanja pegawai mendominasi
yaitu lebih dari 50% dari total belanja daerah, dan jumlah belanja pegawai
semakin meningkat dari tahun sebelumnya. Penelitian ini ingin mengetahui
apakah belanja pegawai yang begitu dominan dipengaruhi oleh besarnya PAD,
DAU, SILPA, dan Jumlah Pegawai.
Sebagian besar anggaran yang terdapat di berbagai instansi pemerintah,
banyak digunakan untuk belanja pegawai. Belanja Pegawai adalah kompensasi
dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada pegawai negeri, pejabat
2
Universitas Sumatera Utara
negara, dan pensiunan serta pegawai honorer yang akan diangkat sebagai pegawai
lingkup pemerintahan baik yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas
dan fungsi unit organisasi pemerintah. Informasi mengenai belanja pegawai selalu
mendapatkan perhatian besar bagi masyarakat khususnya bagi penyedia barang
dan jasa. Masyarakat secara umum melihat bahwa APBN banyak diguunakan
untuk belanja pegawai terutama untuk membayar gaji PNS dan tunjangantunjangan.
Otonomi daerah akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Daerah. Daerah yang pertumbuhan ekonominya positif
mempunyai kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD, sehingga hal ini dapat
memberikan pengaruh positif bagi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD).
APBD terdapat unsur pendapatan dan belanja, dimana pendapatan yang
dimaksud adalah sumber penerimaan untuk daerah dikenal dengan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sedangkan belanja adalah pengeluaran-pengeluaran yang
dikeluarkan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap daerah berbeda-beda, daerah yang memiliki
kemajuan di bidang industri dan memiliki kekayaan alam yang melimpah
cenderung memiliki PAD yang jauh lebih besar dibanding dengan lainnya. Hal ini
yang menyebabkan ketimpangan PAD. Untuk mengurangi kesenjangan daerah
maka, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU)
melalui undang-undang No. 33 tahun 2004 diterangkan untuk pelaksanaan
3
Universitas Sumatera Utara
kewenangan Pemerintah Daerah, pemerintah pusat akan mentransfer dana
perimbangan yang terdiri dari dana alokasi khusus, dana alokasi umum, dan
bagian daerah dari bagi hasil pajak dan bukan pajak.
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Pembagian dana untuk daerah melalui bagi hasil
berdasarkan daerah penghasil cenderung menimbulkan ketimpangan antar daerah.
Daerah yang mempunyai potensi pajak dan Sumber Daya Alam (SDA) yang besar
hanya terbatas pada sejumlah daerah tertentu saja. Peranan Dana Alokasi Umum
terletak pada kemampuannya untuk menciptakan pemerataan berdasarkan
pertimbangan atas potensi fiskal dan kebutuhan nyata dari masing-masing daerah
(Undang-undang No. 33 Tahun 2004).
SILPA menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 merupakan
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran. Jumlah SILPA yang ideal perlu ditentukan sebagai salah satu dasar
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
program/kegiatan
pemerintah
daerah
kota/kabupaten. Pelampauan target SILPA yang bersumber dari pelampauan
target penerimaan daerah dan efesiensi sangat diharapkan, sedangkan yang
bersumber dari ditiadakannya program/kegiatan pembangunan terlebih dalam
jumlah yang tidak wajar sangat merugikan masyarakat.
Berbagai penelitian tentang alokasi belanja pegawai telah dilakukan, salah
satunya oleh Astutik (2011) yang meneliti tentang hubungan antara pertumbuhan
4
Universitas Sumatera Utara
ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap belanja
pegawai baik didalam kategori belanja langsung maupun tidak langsung pada
APBD Pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Selain itu, Prasetyo
(2014) yang meneliti tentang Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Jumlah Pegawai terhadap Alokasi
Belanja Pegawai pada Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2008-2012.
Penelitian lain dilakukan oleh Nur Indah Rahmawati (2010) yang meneliti
tentang pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dana Alokasi UMUM
(DAU) terhadap Alokasi Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah. Dari penelitian-penelitian tersebut saya selaku penulis merasa
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
dengan
mengambil
sampel
pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan data 4 tahun terakhir pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Utara yaitu tahun anggaran 2010-2013.
Penelitian terdahulu oleh Andre Hardib Prasetyo (2014) hanya berfokus
pada Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran dan Jumlah Pegawai. Penelitian ini tidak hanya Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
tetapi juga pengaruh belanja modal terhadap alokasi belanja pegawai.
5
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian yang telah diuraikan,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Alokasi Belanja
Pegawai.
b. Apakah Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Alokasi Belanja
Pegawai.
c. Apakah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh terhadap
AlokasiBelanja Pegawai.
d. Apakah Belanja Modal berpengaruh terhadap Alokasi Belanja Pegawai.
e. Apakah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran,dan Belanja Modal berpengaruh secara simultan
terhadap Alokasi Belanja Pegawai.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian, tujuan merupakan hal yang sangat penting
karena tanpa tujuan, suatu penelitian tidak akan memiliki arah dan fokus.
Selaras dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Alokasi Umum (DAU), Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja
Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai baik secara parsial maupun
simultan pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
6
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan
pemahaman mengenai akutansi sektor publik yakni bagian
pemerintahan mengenai pengaruh PAD, DAU, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi
Belanja Pegawai pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
1.3.2.2 Bagi penggunaan praktis
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat menambah dan mengembangkan wawasan tentang
akutansi pemerintahan, khususnya pengaruh Pendapatan
Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran, dan Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja
Pegawai pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
2. Bagi pembaca, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan pembaca tentang keuangan
daerah, sehingga ke depannya para pembaca semakin sadar
pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Belanja Modal
terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada Kabupaten/Kota di
Sumatera Utara.
7
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi akademisi, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat
menambah
literatur
atau
bahan
di
dalam
pembelajaran, terutama
literatur mengenai pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan
Belanja Modal terhadap Alokasi Belanja Pegawai pada
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
4. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan referensi dan
data tambahan untuk dikembangkan oleh peneliti lainnya
yang tertarik pada bidang kajian ini.
5. Bagi Pemerintah Daerah dapat menjadi masukan dalam
menganalisis
Alokasi
Belanja
Pegawai
dengan
memperhatikan PAD, DAU, Sisa Lebih Pembiyaan
Anggaran, dan Belanja, Modal
8
Universitas Sumatera Utara