Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Likuiditas
2.1.1 Pengertian Likuiditas
Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan
untuk membayar utang atau kewajiban dinamakan analisis rasio likuiditas.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau
mengukur kemampuan peusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang
sudah jatuh tempo baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas
badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan).
Pengertian likuiditas menurut Fred Weston dalam Kasmir (2012:129)
adalah: “...rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka
akan mampu memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang
sudah jatuh tempo.”
Kemampuan membayar pada suatu perusahaan dapat dikatakan baik
apabila kekuatan membayarnya adalah besarnya sehingga dapat memenuhi
semua kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian,
kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan antara
kekuatan membayarnya dengan kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus
segera dipenuhi.


9
Universitas Sumatera Utara

Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar yang besar
sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansial yang harus segera
dipenuhi dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid dan sebaliknya
perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah likuid,
sehingga aktivitas operasi perusahaan akan menjadi terhambat dan akan
mengurangi efektivitas perusahaan.
Masalah likuiditas ini merupakan suatu masalah yang penting dalam
suatu perusahaan yang oleh kebanyakan perusahaan relatif sulit untuk
diselesaikan. Jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik karena
likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur,
persediaan yang relatif berlebihan dan kebijakan kredit perusahaan yang tidak
baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha.
Namun bila dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki
tingkat likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik karena dana
jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva

lancar yang jumlah relatif lebih banyak.
2.1.2 Rasio likuiditas
Untuk menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan, terdapat beberapa
rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menilai
posisi likuiditas perusahaan, yaitu :
1)

Current Ratio

10
Universitas Sumatera Utara

Adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban
lancar (current assets/current liabilities). Tersedianya sumber kas untuk
memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva
lancar.
Selain itu, Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk
mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, petunjuk untuk dapat
mengetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya perusahaan, apabila
memberikan kredit berjangka pendek kepada nasabah dapat merasa aman atau

tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk,
apakah perusahaan yang mendapat kredit itu akan mampu atau tidak mampu
untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau
pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan.
Current ratio yang tinggi menunjukkan posisi para kreditor yang baik
karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu
akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan
perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat dan sesuai
semestinya. Di lain pihak, jika ditinjau dari sudut pemegang saham, suatu
current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan terutama apabila
terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah
terlalu besar.
Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak
mengandung risiko dari pada suatu current ratio yang tinggi, tetapi terkadang
suatu current ratio yang rendah justru menunjukkan bahwa pimpinan

11
Universitas Sumatera Utara

perusahaan menggunakan telah aktiva lancar dengan sangat efektif, yaitu

apabila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran
piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum.
Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)
kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratioyang
tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang
sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang
tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi
dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat
perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment
dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang
mungkin sulit untuk ditagih.
Adapun formulasi dari Current Ratio(CR) adalah sebagai berikut :
Current Ratio =
2)

Aset Lancar
× 100%
Hutang Lancar


Quick Ratio
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk

mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aset lancar
dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aset
lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta
menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio

12
Universitas Sumatera Utara

yang menunjukkan kemampuan aset lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar.
Sawir (2009 : 10) mengatakan bahwa “quick ratio umumnya dianggap
baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan”.
Quick ratio dapat dihitung dengan formula :
Quick Ratio =

Aset Lancar − Persediaan

x 100%
Hutang lancar

2.2 Manajemen Modal Kerja
2.2.1 Pengertian Modal Kerja
Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama
perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai
kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2009 : 131) menyatakan bahwa:
“Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aset-aset jangka
pendek.”
Menurut Sawir (2009 : 143) “Besarnya modal kerja sebuah perusahaan
berhubungan

dengan

berbagai

aktivitas


operasional

dan

finansial

perusahaan”.
Disimpulkan bahwa modal kerja merupakan seluruh investasi
perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas,
dan surat-surat berharga dimana seluruh investasi diharapkan kembali ke
dalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun.
Apabila sumber modal kerja lebih besar daripada penggunaannya,
berarti terdapat kenaikan modal kerja, sebaliknya apabila penggunaan lebih

13
Universitas Sumatera Utara

besar daripada sumber, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal
kerja yang akan menambah modal kerja adalah :
a. Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun

penambahan modal saham.
b. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan
aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
c. Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau
utang jangka panjang lainnya.
Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya
modal kerja adalah sebagai berikut :
1. Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi
oleh pemilik perusahaan.
2. Pembayaran utang-utang jangka panjang.
3. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan.Kebutuhan modal kerja terkadang tidaklah selalu tersedia
seperti yang diinginkan. Terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat
tergantung pada berbagai faktor. Pihak manajemen harus sesegera mungkin
memperhatikan faktor-faktor kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja
seperti, sifat umum atau tipe perusahaan, tingkat perputaran persediaan dan
piutang, business cycle, waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau
mendapatkan barang, syarat-syarat pembelian dan penjualan, tingkat resiko,
credit rating dari perusahaan dan lainnya.


14
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pengertian - pengertian yang telah dikemukakan, maka
dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan dana yang diinvestasikan
dalam aset lancar yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasinya
untuk

menghasilkan

pendapatan

sesuai

tujuan

utama

didirikannya


perusahaan.
2.2.2 Pengertian manajemen modal kerja
Pengertian manajemen modal kerja menurut Brigham and Daves (2004 :
697), “Working capital management involves both setting working capital
policy and carrying out that policy in day-to-day operation”. Dapat
disimpulkan bahwa manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja
dan penggunaannya pada operasional perusahaan sehari-hari.
Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena aset
lancar perusahaan mengembangkan lebih dari separuh total asetnya,
sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi.Tujuan
manajemen modal kerja adalah mengelola aset lancar dan utang lancar
sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat
profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, seorang manajer diharapkan
mampu mengelola manajemen perusahaan agar pemenuhan modal kerja dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
Manajemen modal kerja juga menjadi penting karena berkaitan dengan
beberapa aspek sebagai berikut:

15

Universitas Sumatera Utara

1. beberapa penelitian telah memberikan indikasi bahwa sebagian besar
waktu manajer keuangan dihabiskan dalam kegiatan internal perusahaan
dari hari ke hari dan ini merupakan bagian dari manajemen modal kerja,
2. jika lebih dari separuh total aset perusahaan merupakan aset lancar sebagai
bagian dari investasi yang besar dan mudah diuangkan, maka aset lancar
memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan,
3. hubungan antara tingkat pertumbuhan penjualan dan kebutuhan akan
permodalan aset lancar adalah dekat dan langsung,
4. manajemen modal kerja sangat penting terutama bagi perusahaan kecil.
Ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasional dalam
manajemen modal kerja (Horne, 2005 : 313), yaitu: “kemampuan
memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas dan kemampuan
memperoleh laba searah dengan resiko”. Pengendalian jumlah modal kerja
yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien
dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam
dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana
menganggur (idle fund) karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan
untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba.
Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah seperti
yang diutarakan berikut ini :
1. memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aset lancar
sehingga tingkat margin pengembalian investasi (return on
investment) adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang
digunakan untuk membiayai aset-aset lancar tersebut
2. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset
lancar dalam jangka panjang

16
Universitas Sumatera Utara

3. pengawasan terhadap arus dana dalam aset lancar dan ketersediaan
dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat
memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo (Sawir,
2009 : 133).
Demi mencapai sasaran dalam memaksimalkan nilai dan laba
perusahaan, maka modal kerja yang tersedia harus cukup jumlahnya, dalam
arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi
perusahaan sehari-hari.
2.2.3 Rasio perputaran modal kerja
Menurut Abdullah (2005 : 71) “manajemen penggunaan modal kerja
dapat diuji dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja (working
capital turnover), yakni perbandingan antara penjualan dengan jumlah
keseluruhan aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu”. Bila volume penjualan naik, investasi persediaan dan piutang
meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Formulasi dari
working capital turnover (WCT) adalah sebagai berikut:
Working Capital Turnover =

Penjualan
aset lancar − hutang lancar

Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto
yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara
penjualan netto dengan modal kerja tersebut, dapat diketahui juga apakah
perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan
modal kerja yang rendah.Rasio perputaran modal kerja ini juga berhubungan
dengan likuiditas perusahaan. Jika rasio perputaran modal kerja tinggi, maka
mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional,

17
Universitas Sumatera Utara

sedangkan apabila rasio ini rendah artinya likuiditas perusahaan yang tinggi.
Semakin besar rasio perputaran modal kerja maka semakin baik suatu
perusahaan. Hal ini juga menunjukkan seberapa efektifnya pemanfaatan
modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.
2.2.4 Rasio perputaran persediaan
Menurut Jumingan (2008:128) menjelaskan bahwa : “Perputaran
Persediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan kembali selama satu
periode akuntansi”. Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang
tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada
perusahaan. Perputaran persedian ini dihitung dengan cara sebagai berikut :
Inventory Turnover =

Harga pokok penjualan
persediaan rata − rata

Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan membagi jumlah persediaan
akhir tahun dan awal tahun dengan dua. Besarnya hasil perhitungan
perputaran persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi
kas atau piutang dagang.Melalui tingkat perputaran persediaan maka kita
dapat menghitung hari rata-rata barang disimpan digudang yaitu dengan
membagi hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
Hari rata − rata barang disimpan =

360
perputaran persediaan

Hari rata-rata barang disimpan digudang akan bermanfaat untuk menilai
efisiensi dari persediaan.
2.2.5 Rasio perputaran asset tetap

18
Universitas Sumatera Utara

Menurut Harahap (2010 : 309) menjelaskan bahwa “rasio perputaran asset
tetap menunjukkan berapa kali nilai aset berputar bila diukur dari volume
penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aset
tetap menciptakan penjualan tinggi. Adapun rumusnya adalah sebagai
berikut:
����� ����� �������� =

Penjualan
Aset Tetap Bersih

2.2.6 Rasio perputaran piutang

Menurut Harahap (2010 : 308) menjelaskan bahwa “rasio perputaran
piutang menunjukkkan berapa cepat penagihan utang”. Semakin besar
semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Rumusnya
adalah sebagai berikut:

2.3. Solvabilitas

���������� �������� =

Penjualan Kredit Bersih
Rata − rata Piutang

2.3.1. Pengertian Solvabilitas
Menurut Kasmir (2012 : 151) rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah
ratio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
asetnya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya,
baik jangka pendek ataupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi)

19
Universitas Sumatera Utara

Untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman
haruslah menggunakan beberapa perhitungan. Seperti diketahui bahwa
penggunaan modal sendiri atau dari modal pinjaman akan memberikan
dampak tertentu bagi perusahaan. Pihak manajemen harus pandai mengatur
rasio kedua modal tersebut. Pengaturan rasio yang baik akan banyak
memberikan manfaat bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan
yang terjadi.
2.3.2 Rasio-rasio Solvabilitas
Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering
digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio
solvabilitas antara lain :
1. debt to asset ratio
2. debt to equity ratio
3. long term debt to equity ratio
4. time interest earned
5. fix charged covered
2.3.2.1. Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan
kata lain, seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang atau

20
Universitas Sumatera Utara

seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan
utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk
memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi utang-utangnya dengan aset yang dimilikinya. Demikian
pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan
utang.
Rumusan untuk mencari debt to asset ratio dapat digunakan sebagai
berikut :

Debt to Asset Ratio =

Total Debt
Total Assets

2.3.2.2. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio(DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai

utang

dengan

ekuitas.

Rasio

ini

dicari

dengan

cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata
lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan untuk jaminan utang. Rumus untuk mencari debt to equity ratio
dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas
sebagai berikut :

21
Universitas Sumatera Utara

Debt to Equity Ratio =

Total Debt
Equity

2.3.2.3. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) merupakan rasio antara
utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk
mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang
jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
Rumusan untuk mencari Long Term Debt to Equity Ratio adalah
dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dan
modal sendiri, yaitu:

Long Term Debt to Equity Ratio =

long term debt
Equity

2.3.2.4. Time Interest Earned
Menurut J. Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir (2012 : 160)
Time Interest Earned merupakan ”rasio untuk mencari jumlah perolehan
bunga”. Jumlah kali perolehan bunga atau Time InterestEarned merupakan
rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa
membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya
bunga tahunannya.
Untuk mengukur rasio ini digunakan perbandingan antara laba
sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan biaya bunga yang
22
Universitas Sumatera Utara

dikeluarkan. Rumus untuk mencari Time InterestEarned dapat digunakan
dengan dua cara sebagai berikut:

Time Interest Earned =

Earning Before Income Tax (EBIT)
Biaya Bunga (Interest)

Atau

Time Interest Earned =

EBIT + Biaya bunga
Biaya Bunga (Interest)

2.3.2.5. Fixed Charged Coverage
Fixed Charged Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan
rasio yang menyerupai Time InterestEarned Ratio. Hanya saja
perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh
utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa
(lease contract).Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban
sewa tahunan atau jangka panjang.
Rumus untuk mencari Fixed Charged Coverage(FCC) adalah
sebagai berikut:

Fixed Charged Coverage =

EBIT + Biaya bunga + kewajiban sewa/lease
Biaya bunga + kewajiban sewa/lease

23
Universitas Sumatera Utara

2.4. Profitabilitas
2.4.1. Pengertian profitabilitas
Profit dalam kegiatan operasional merupakan elemen penting untuk
menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang.
Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan
laba dari pembiayaan yang dilakukan, kemampuan perusahaan untuk dapat
bersaing di pasar (survive) dan kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan
ekspansi usaha (developt).
Menurut Greuning (2005 : 29) “profitabilitas adalah suatu indikasi atas
bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan,
modal rata-rata dan ekuitas saham biasa rata-rata”.
Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik
apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi atau dengan
kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan
membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan
yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. Profitabilitas suatu
perusahaan dipengaruhi oleh:
a) Tingkat pengembalian atas investasi, untuk melihat kompensasi
keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang
b) Kinerja operasi, untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi
c) Pemanfaatan aset, untuk memilai efektivitas dan intensitas aktivitas
dalam menghasilkan penjualan

24
Universitas Sumatera Utara

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu
perusahaan yaitu:
a. Gross profit margin (GPM)
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan
sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.Semakin tinggi
gross profit margin maka semakin baik.

Gross profit margin =

Gross profit
x 100%
Sales

b. Operating profit margin (OPM).
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan
pajak.
Operating profit margin =

Net Income
x 100%
Sales

c. Net profit margin (NPM).
Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan
perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk
bunga dan pajak.
d. Return on assets (ROA).
Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan
laba dengan aktiva yang tersedia.
Return on Asset =

Net Income
Total Assets

e. Return on investment (ROI)

25
Universitas Sumatera Utara

Return on Investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini akan
dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya
dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran
yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan
efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh
pendapatan. Analisis Return On Investment(ROI) dalam analisis keuangan
mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa
keuangan yang bersifat menyeluruh/komprehensif.
Return on Investment =

Net operating income
x 100%
Net operating income

f. Return on equity (ROE)
Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas
investasi di perusahaan.

Return on Equity =

2.4.2.

Net Income
Total Equity

Rasio profitabilitas
Brigham dan Daves (2004 : 1007) mengatakan bahwa “profitability

ratio are a group of ratios that shows the combine effects of liquidity, assets
management, and debt on operations”, yang berarti bahwa rasio profitabilitas
merupakan suatu kelompok rasio yang menunjukkan aspek likuiditas,
manajemen aset dan besarnya operasional perusahaan yang dibiayai dari
sumber utang.

26
Universitas Sumatera Utara

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi
pihak luar perusahaan yaitu:
a. untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu,
b. untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dibanding dengan tahun sekarang,
c. untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu,
d. untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri,
e. untuk menilai produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan dengan modal sendiri,
f. untuk tujuan lain (Kasmir, 2012 : 197).
Di dalam suatu perusahaan pada umumnya, masalah profitabilitas akan
menjadi lebih fokus utama perusahaan jika dibandingkan dengan laba.
Alasannya

karena

efisiensi

perusahaan

akan

diketahui

dengan

membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan modal yang
dihasilkan dari laba tersebut atau dengan menghitung profitabilitasnya. Jadi,
laba yang besar bukan merupakan tolak ukur suatu perusahaan telah bekerja
secara efisien.
Seperti terlihat diatas ada beberapa cara untuk mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan. Namun, peneliti membatasi hanya menggunakan
satu cara yakni dengan memakai rasio Return On Assetsuntuk mengukur
tingkat profitabilitas perusahaan.
ROA juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa
mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi
aktivanya. Menurut Warren, dkk (2005 : 63) “aktiva (assets) adalah sumber
daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini dapat
berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis”. Contoh aset

27
Universitas Sumatera Utara

adalah kas, piutang, perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan,
peralatan, tanah, dan hak paten. Aset disajikan dalam beberapa kelompok,
yaitu :
a. aset lancar
b. aset tetap
c. aset tidak berwujud
d. aset lain-lain
Beasley (2009 : 297) merumuskan formula untuk menghitung
pengembalian tingkat aset / return on asset(ROA) sebagai berikut :

Return on Asset =

Net Income
Total Assets

Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung ROA adalah
persamaaan DuPont. Persamaan DuPont menurut Brigham dan Houston
(2009: 14) adalah :
��� = ������ ���� � ���������� ����� ������

Semakin tinggi nilai ROA (Return On Asset) di dalam suatu perusahaan
maka perusahaan tersebut semakin baik.
2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada
sebelumny. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain
terletak pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian
dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat
mendukung penelitian ini.

28
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

No
1

Nama
Peneliti
Terdahulu
Nugroho
(2012)

Judul
Penelitian
Analisis
Pengaruh
Efisiensi Modal
Kerja,
Likuiditas, dan
Solvabilitas
terhadap
Profitabilitas
Studi
Kasus
PT.
Telekomunikas
Indonesia,
TBK

Variabel Penelitian Hasil penelitian
Variabel
Independen:
Working
capital
turnover,
Current
ratio dan Total debt
to total capital asset
Variabel Dependen :
ROA

1. Secara parsial
Working
Capital
Turnover,
Current Ratio,
dan Debt to
Total Capital
Asset
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
ROA.
2. Secara
Simultan
Working
Capital
Turnover,
Current Ratio,
dan Debt to
Total capital
asset tidak
berpengaruh
terhadap
ROA.

2

Maretha
(2013)

Pengaruh
manajemen
modal
kerja
dan Likuiditas
terhadap
Profitabilitas
pada
Perusahaan
Industry
Farmasi yang
terdaftar
di
Bursa
Efek

Variabel
Independen
:
Manajemen
Modal kerja dan
Likuiditas
Variabel
Dependen:
Profitabilitas

1. Manajemen
modal
kerja
tidak memiliki
pengaruh
positif secara
parsial terhadap
profitabilitas
2. Likuiditas
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
3. Manajemen
29

Universitas Sumatera Utara

Indonesia

3

Nurhayati
(2010)

4

May Diana
(2013)

Pengaruh
Perputaran
Modal Kerja
Terhadap
Profitabilitas
Pada
Perusahaan
Sektor
Industri
Makanan
Dan
Minuman
Yang
terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia

modal kerja dan
likuiditas secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas

Variabel
Independen:
Perputaran
persediaan
perputaran
piutang

1. Secara simultan,
perputaran
persediaan (ITO)
dan
dan perputaran
piutang (RTO)
berpengaruh
secara signifikan
Variabel
terhadap
Dependen :
profitabilitas
ROA
(ROA)
2. Secara parsial,
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa variabel
perputaran
persediaan (ITO)
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROA)
parsial
3. Secara
perputaran
piutang (RTO)
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROA)
Pengaruh
Variabel
1. secara
parsial,
Perputaran
independen:
variabel
Aktiva Tetap, perputaran
aktiva
Perputaran
Piutang
dan tetap.
Perputaran
Aktiva
Tetap
persediaan
piutang
dan
tidak memiliki

30
Universitas Sumatera Utara

terhadap
Profitabilitas
Pada
Perusahaan
Otomotif Yang
Terdapat
di
Bursa
Efek
Indonesia

perputaran
persediaaan

Pengaruh
Perputaran
Persediaan
(2009)
terhadap
Tingkat
Profitabilitas
Perusahaan
pada
Perusahaan
Otomotif yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014

Variabel
independen:
Perputaran
Persediaan

5

Ellys
Delfrina

pengaruh yang
signifikan dalam
memprediksi
Variabel Dependen :
variabel return
ROA
on Asset.
2. Secara parsial,
variabel
perputaran
piutang
tidak
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap ROA
3. Secara parsial,
perputaran
persediaan
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap ROA
4. Secara simultan,
tidak
terdapat
pengaruh yang
signifikan antara
Perputaran
Aktiva
Tetap,
Perputaran
Piutang
dan
Perputaran
Persediaan
terhadap ROA
1. Perputaran
Persediaan
tidak memiliki
pengaruh
terhadap
Variabel dependen:
Profitablitas
Profitabilitas (ROA)

31
Universitas Sumatera Utara

Nurhayati (2010)
Nurhayati, yang meneliti Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang
terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa
perputaran persediaanmemiliki pengaruh secara parsial terhadap profitabilitas
sedangkan perputaran piutang tidak berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas dan secara simultan perputaran persediaan dan piutang berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
Setyo Budi (2012)
Judul penelitian “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan
Solvabilitas terhadap Profitabilitas Studi Kasis PT. Telekomunikas Indonesia,
TBK.”Variabel independennya adalah modal kerja, likuiditas, solvabilitas dan
variabel dependen adalah Profitabilitas (ROA). Hasil pengujian menunjukkan
bahwa Efisiensi modal kerja, likuiditas ,dan solvabilitas secara bersama-sama
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas
Maretha (2013)
Judul penelitian “Pengaruh manajemen modal kerja dan Likuiditas terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Penelitian ini menggunakan manajemen modal kerja dan Likuiditas
sebagai variabel independen dan Profitabilitas (ROA) sebagai variabel dependen
yang diukur melalui Current Ratio. Penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi. Hasil dari penelitian ini adalah Manajemen modal kerja tidak memiliki
pengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas sedangkan Likuiditas

32
Universitas Sumatera Utara

berpengaruh terhadap profitabilitas. Manajemen modal kerja dan likuiditas secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.6.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang
telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual
akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel
dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan
sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang
mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan
tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan
masalah.
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual
sebagai berikut :

33
Universitas Sumatera Utara

Manajemen Modal Kerja
Working Capital
Turnover
(X1)
Inventory Turnover
(X2)
Fixed Asset Turnover
(X3)
Receivable Turnover
(X4)
Likuiditas

Profitabilitas (ROA)

Current Ratio
(X5)

(Y)

Quick Ratio
(X6)
Solvabilitas
Debt to Asset Ratio
(X7)
Debt to Equity Ratio
(X8)

Gambar 2.1
Kerangka konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah
hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang
34
Universitas Sumatera Utara

telah ditentukan yaitu manajemen modal kerja yang diproksikan dengan
working capital turnover (X1), inventory turnover (X2), fixed asset
turnover (X3), dan receivable turnover (X4), likuiditas yang diproksikan
dengan current ratio(X5) dan quick ratio(X6), dan solvabilitas yang
diproksikan dengan debt to asset ratio(X7) dan debt to equity ratio(X8)
akan mempengaruhi variabel dependen profitabilitas (ROA) (Y).
2.6.2 Hipotesis penelitian
Hipotesis Menurut Erlina (2008 : 49) “menyatakan hubungan
yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan
proposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis merupakan dugaan
sementara yang harus diuji kebenarannya.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis
penelitian ini adalah manajemen modal kerja (working capital turnover,
inventory turnover, fixed asset turnover, dan receivable turnover),
likuiditas (current ratio dan quick ratio), solvabilitas (debt to asset ratio
dan debt to equity ratio) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
(ROA) baik secara parsial maupun simultan.

35
Universitas Sumatera Utara