Hubungan Tekanan Darah Pada Pasien Retinopati Hipertensi Dengan Stadium Retinopati Hipertensi Di RSUP H Adam Malik Medan Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pengukuran

data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan
dan pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran.

3.2.

Pemilihan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan

3.3.

Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah semua penderita hipertensi yang datang


ke poli penyakit dalam dan poli mata RSUP H. Adam Malik Medan

3.4.

Besar Sampel
Sampel penelitian ditentukan sesuai rumus untuk penelitian ini

(Z
n≥

α

Po Qo + Z β Pa Qa

(Po − Pa )2

)

2


Dimana :

n

: jumlah sampel

Zα : deviat baku alpa untuk α = 0.05, Zα = 1.96
Zβ : deviat baku beta untuk β = 0.15, Zβ = 1.036
Po : Proporsi pasien hipertensi retinopati dari kepustakaan = 0.6 (2)

Universitas Sumatera Utara

Qo : 1 - Po = 0.4
Po – Pa

: selisih yang bermakna, ditetapkan sebesar 0.25

Pa

: perkiraan proporsi hipertensi retinopati yang diteliti 0.85

Jadi :

(Z
n≥

α

Po Qo + Z β Pa Qa

(1.96
n≥

(Po − Pa )2

)

2

0.6 x0.4 + 1.036 0.85 x0.15


(0.25)2

)

2

n ≥ 40.36 ∞ 40 orang

Maka jumlah sampel minimal adalah 40 orang

3.5.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi
-

Pasien hipertensi yang datang ke poli mata dan pasien dari poli
penyakit dalam yang didiagnosa hipertensi.


-

Pasien poli mata sub divisi retina dengan gejala dan tanda yang
mengarah

pada

retinopati

hipertensi,

walaupun

pasien

tidak

mengetahui bahwa ia menderita hipertensi dan bersedia dilakukan
pemeriksaan mata dan pemeriksaan tekanan darah.
Kriteria Eksklusi

-

Pasien hipertensi dengan kelainan segmen anterior mata

-

Pasien hipertensi dengan kekeruhan lensa

-

Pasien hipertensi dengan tekanan intraokular > 21 mmHg

-

Pasien hipertensi dengan keadaan umum jelek (lemah) sehingga tidak
kooperatif dan tidak sanggup untuk dilakukan pemeriksaan

Universitas Sumatera Utara

3.6.


Identifikasi Variabel

1.

Variabel terikat adalah hipertensi

2.

Variabel bebas adalah retinopati hipertensi

3.7.

Bahan



Pulpen




Kertas folio



Senter



Slit lamp



Snellen chart



Oftalmoskopi direk




Oftalmoskopi indirek



Mydriatil 1% tetes mata



Tono non kontak

3.8.

Cara Kerja

-

Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan pada penderita hipertensi

-


Pemeriksaan segmen anterior

-

Pengukuran TIO, bila < 21 mmHg mata diberi tetes midriatyl 1% untuk
melebarkan pupil.

-

Pemeriksaan oftalmoskopi direk

-

Pemeriksaan oftalmoskopi indirek

-

Penilaian dan interpretasi kelainan retina pada penderita hipertensi
dicatat sebagai data penelitian untuk dijadikan sebagai hasil penelitian


Universitas Sumatera Utara

-

Data akan disimpan dan dikomputerisasi dengan menggunakan SPSS
versi 17

3.9.

Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskripsi dan disajikan dalam bentuk

tabulasi data. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 17

3.10. Pertimbangan Etika
Usulan penelitian ini terlebih terlebih dahulu disetujui oleh rapat
bagian Ilmu Kesehatan Mata FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan dan
kemudian akan diajukan ke Komite Etika Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran USU

3.11. Lama Penelitian
Dilakukan pengambilan data selama dua minggu pada bulan
februari 2012 - Agustus 2012
Bulan/Minggu

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

Usulan Penelitian
Penelitian
Penyusunan
Laporan
Presentasi

Universitas Sumatera Utara

3.12. Personal Penelitian
Peneliti : dr. Erfitrina

3.13. Biaya Penelitian
Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti

3.14. Ethical Clearance dan Informed Consent
Ethical

clearance

diperoleh

dari

Komite

Penelitian

Bidang

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Informed consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang
bersedia untuk ikut dalam penelitian setelah mendapat penjelasan
mengenai maksud dan tujuan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Karakteristik Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dalam kurun

waktu Pebruari 2012 sampai dengan Juni 2012. Pasien diseleksi di
poliklinik Nefrologi dan Hipertensi bagian Ilmu Penyakit Dalam dan poli
Ilmu Kesehatan Mata R.S.U.P H Adam Malik Medan dan selanjutnya
dilakukan pemeriksaan oftalmoskop direk dan indirek di poli Ilmu
Kesehatan Mata R.S.U.P H Adam Malik Medan. Data yang ditampilkan
dalam tulisan ini merupakan data dari 51 pasien, 102 mata. Berdasarkan
subjek penelitian diperoleh data dasar yang ditampilkan dalam bentuk
tabulasi.

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

n

%

Laki-laki

25

49

Perempuan

26

51

Dari jenis kelamin pada penelitian ini tampak jumlah penderita
perempuan lebih banyak dari pada jumlah penderita laki-laki.
Dari subjek penelitian yang berjumlah 51 pasien retinopati
hipertensi jumlah penderita perempuan lebih banyak dari pada jumlah
penderita laki-laki. Beberapa literatur menyatakan bahwa penderita
retinopati hipertensi didominasi oleh wanita.

Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan umur
Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Umur
Umur (tahun)

n

%

≤ 35

3

5.88

36 – 45

5

9.80

46 – 55

22

43.13

56 – 65

14

27.45

66 – 75

5

9.80

≥ 76

2

3.92

Total

51

100

Seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas, kategori umur 46 – 55
tahun menempati urutan tertinggi sebanyak 22 orang (43.13%).
Kemudian diikuti oleh kelompok umur 56 – 65 tahun yaitu sebanyak 14
orang (27.45%). Ini mempunyai makna bahwa memang retinopati
hipertensi banyak terjadi pada individu berusia di atas 40 tahun.

4.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Suku
Tabel 4.3 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Suku
Suku

n

%

Minang

2

3.9

Batak

14

27.5

Jawa

9

17.6

Mandailing

6

11.8

Karo

15

29.4

Melayu

3

5.9

Aceh

2

3.9

Total

51

100.0

Universitas Sumatera Utara

Subjek penelitian berasal dari berbagai suku bangsa, pada
penelitian ini tampak jumlah penderita suku karo dan batak paling banyak
menderita retinopati hipertensi dibandingkan dengan suku lainnya. Data
ini menggambarkan variasi subjek yang mengikuti penelitian dan
menunjukkan heterogenitas populasi penelitian.

4.1.4 Karakteristik

Subjek

Penelitian

Berdasarkan

Lamanya

Menderita Hipertensi
Tabel 4.4 Distribusi Sampel Menurut Lamanya Menderita Hipertensi
Lama menderita HT

n

%

10

18

35.29

Total

51

100.0

(tahun)

Dari data penelitian berdasarkan lamanya hipertensi yang dialami
subjek, lebih banyak jumlah yang mengalami hipertensi

dalam kurun

waktu 6-10 tahun yaitu 21 subjek (41.17%). Referensi menyatakan bahwa
kejadian retinopati hipertensi sangat erat kaitannya dengan peningkatan
tekanan darah. Penderita hipertensi memiliki kemungkinan 50 – 70 %
mengalami retinopati hipertensi. Komplikasi bisa terjadi 10 – 15 tahun
setelah menderita hipertensi. Akan tetapi perubahan pembuluh darah
retina yang terjadi juga tidak selalu berurutan atau berangkai. Contohnya
perubahan tekanan darah yang terjadi mendadak dapat langsung

Universitas Sumatera Utara

menimbulkan hard exudat tanpa perlu mengalami perubahan perubahan
lain terlebih dahulu. Dari penelitian ini didapatkan besar subjek penelitian
yang mengalami hipertensi retinopati selama kurun waktu 6 - 10 tahun
sebanyak 21 subjek (41,17%) dibandingkan subjek yang mengalami
hipertensi retinopati 10 tahun ke atas sebanyak 18 subjek (35,29%).
Lamanya subjek penelitian mengalami hipertensi memberikan pengaruh
gambaran kelainan retinopati hipertensi yang dialaminya, meskipun tidak
dapat disingkirkan kemungkinan hipertensi telah berlangsung lebih lama
dari yang diketahui subjek.

4.1.5 Karakteristik

Subjek

Penelitian

Berdasarkan

Diagnosa

(Stadium Retinopati Hipertensi)
Tabel 4.5 Distribusi Kasus Menurut Diagnosa
Diagnosa

n

%

4

3.92

II

49

48.0

III

47

47.0

IV

2

1.96

Total

102

100.0

I

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa stadium retinopati hipertensi
paling banyak yaitu stadium II sebanyak 49 mata

(48.0%) kemudian

stadium III sebanyak 47 mata ( 47.0%). Data ini menunjukkan bahwa ratarata subjek penelitian mempunyai klasifikasi diagnosis retinopati hipertensi
stadium II dan III, artinya sejalan dengan lama subjek menderita hipertensi
yaitu 5 tahun ke atas.

Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Karakteristik

Subjek

Penelitian

Berdasarkan

Diagnosa

(Stadium Hipertensi)
Tabel 4.6 Distribusi Kasus Menurut Diagnosa Penyakit Dalam
Diagnosa

n

%

Normal

2

3.92

Pre Hipertensi

5

9.80

Hipertensi Tahap I

16

31.37

Hipertensi Tahap II

28

54.90

Total

51

100.0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa stadium retinopati hipertensi
paling banyak yaitu Hipertensi Tahap II sebanyak 28 subyek (54.90%),
kemudian Hipertensi Tahap I sebanyak 16 subyek (31.37%). Dan 2
subyek mempunyai tekanan darah normal setelah pengobatan hipertensi
yang terkontrol tetapi telah mengalami kelainan pada retinanya (retinopati
hipertensi).

Universitas Sumatera Utara

4.1.7 Hubungan antara Lamanya Menderita Hipertensi dengan
Stadium Retinopati Hipertensi
Tabel 4.7 Hubungan antara Lamanya Menderita Hipertensi dengan
Stadium Retinopati Hipertensi
Diagnosa

Lama menderita HT
n

P

X ± SD

I

4

7.00 ± 2.309

II

49

10.10 ± 6.820

III

47

12.57 ± 5.424

IV

2

9.00 ± 0.000

Total

51

0.111

Keterangan :
Dari uji statistik yang dilakukan (ANOVA) menunjukkan hubungan
antara lamanya menderita hipertensi dengan stadium

retinopati

hipertensi tidak bermakna. Dimana p = 0.111 (p > 0.05)

Universitas Sumatera Utara

4.1.8 Hubungan antara Tekanan Darah Sistole dengan Stadium
Retinopati Hipertensi
Tabel 4.8 Hubungan antara Tekanan Darah Sistole dengan Stadium
Retinopati Hipertensi
Diagnosa

TDS

I

n
4

x ± SD
150.00 ± 23.094

II

49

152.29 ± 18.958

III

47

170.04 ± 23.773

IV

2

240.00 ± 0.000

Total

51

P

0.0001*

Keterangan : * Signifikans
Dari uji statistik yang dilakukan (ANOVA) menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara tingginya tekanan darah sistole
dengan stadium retinopati hipertensi. Dari tabel dapat dilihat
tekanan darah sistole signifikan untuk mengetahui terjadinya
retinopati hipertensi dimana p = 0.0001 (p < 0.05)

Universitas Sumatera Utara

4.1.9 Hubungan antara Tekanan Darah Diastole dengan Stadium
Retinopati Hipertensi
Tabel 4.9 Hubungan antara Tekanan Darah Diastole dengan Stadium
Retinopati Hipertensi
Diagnosa

TDD
n

P

x ± SD

I

4

95.00 ± 5.774

II

49

94.53 ± 8.636

III

47

101.40 ±16.636

IV

2

160.00 ± 0.000

Total

51

0.0001*

Keterangan : * Signifikans
Dari uji statistik yang dilakukan (ANOVA) menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara tingginya tekanan darah diastole
dengan stadium retinopati hipertensi. Dari tabel dapat dilihat
tekanan darah diastole signifikan untuk mengetahui terjadinya
retinopati hipertensi dimana p = 0.0001 (p < 0.05)
Referensi menyatakan bahwa penyempitan arteri berhubungan
nyata dengan peningkatan diastole pada pengukuran tekanan
darah. Pada penelitian ini didapati bahwa tekanan darah diastole
signifikan untuk mengetahui terjadinya retinopati hipertensi

Universitas Sumatera Utara

Pada penelitian ini tekanan darah sistole yang dapat menyebabkan
retinopati hipertensi adalah pada 163.5 mmHg

1,2
1
0,8
0,6

Sensitivity
1 - Specificity

0,4

Point 17 : 163.5
0,2
0
1

3

5

7

9 11 13 15 17 19 21 23 25

Sedangkan pada tekanan darah diastole yang dapat menyebabkan
retinopati hipertensi pada penelitian ini adalah 93.5 mm Hg

1,2
1
0,8
0,6

Sensitivity
1 - Specificity

0,4

Point 9 : 93.5
0,2
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12 13 14 15

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :
-

Penelitian ini mendapatkan penderita retinopati hipertensi pada
perempuan lebih banyak dari laki-laki. Dan kelainan ini banyak
ditemukan pada usia 40 tahun ke atas yaitu pada kelompok umur
subjek 46 – 55 tahun menempati urutan tertinggi sebanyak 22
orang (43.13%).

-

Peningkatan tekanan darah terutama tekanan darah diastole
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan atau
kelainan pada retina mata dan dipengaruhi oleh lamanya menderita
hipertensi.

-

Pemeriksaan oftalmoskop direk dan inderek dapat menentukan
derajat keparahan retinopati hipertensi. Retinopati hipertensi telah
lama dianggap sebagai indikator resiko dari morbiditas dan
mortalitas sistemik. Data ini menunjukkan bahwa rata-rata subjek
penelitian mempunyai klasifikasi diagnosis retinopati hipertensi
stadium II Dan III

5.2.
-

Saran
Perlu dilakukan penyuluhan untuk deteksi dini dan penanganan
yang tepat terhadap penderita hipertensi. Diharapkan pasienpasien hipertensi mempunyai pengetahuan yang lebih baik

Universitas Sumatera Utara

mengenai kemungkinan kelainan mata yang dapat terjadi akibat
hipertensi sehingga lebih disiplin untuk berobat dan mengontrol
tekanan darahnya juga memeriksa mata di poli mata.
-

Perlunya Sarana dan Prasarana Kesehatan yang lebih lengkap dan
efektif di Rumah Sakit Daerah atau Kabupaten untuk memberikan
pelayanan dalam mengatasi berbagai kasus dengan komplikasi
akibat hipertensi seperti retinopati hipertensi.

-

Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan. Pasien
dinasehati untuk menurunkan berat badan jika sudah melewati
standar berat badan ideal seharusnya. Konsumsi makanan dengan
kadar lemak jenuh harus dikurangi sementara asupan lemak tak
jenuh dapat menurunkan tekanan darah. Konsumsi alkohol dan
garam perlu dibatasi dan pasien memerlukan kegiatan olahraga
yang teratur.

Universitas Sumatera Utara