ASURANSI SOSIAL ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 7 TAHUN 1 9 9 1
TENTANG
ASURANSI SOSIAL ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Praj urit Angkat an Bersenj at a Republik Indonesia dan
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Depart emen Pert ahanan
Keamanan dan Angkat an Bersenj at a Republik Indonesia selaku
aparat ur Negara, perlu dibina kesej aht eraannya agar mampu secara
akt ip mengamankan dan melancarkan pelaksanaan pembangunan
nasional kearah t erwuj udnya ket ahanan nasional yang t angguh;
b. bahwa usaha pembinaan kesej aht eraan dimaksud memiliki sif at
yang khas, karena it u bent uk yang sesuai unt uk mewuj udkannya
adalah dengan menyelenggarakan Asuransi Sosial Angkat an
Bersenj at a Republik Indonesia;
c. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut , Asuransi Sosial Angkat an
Bersenj at a Republik Indonesia perlu dit et apkan dengan Perat uran

Pemerint ah;

Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1966 t ent ang Pemberian Pensiun,
Tunj angan Bersif at Pensiun dan Tunj angan kepada Milit er Sukarela
(Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2812);
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 t ent ang Pensiun Pegawai dan
Pensiun Janda/ Duda Pegawai (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2906);
4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041);

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


2

-

5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan
Pokok Pert ahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Lembaran
Negara Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3234) sebagaimana t elah diubah dengan Undang-undang Nomor I
Tahun 1988 (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3368);
6. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1988 t ent ang Praj urit Angkat an
Bersenj at a Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor
4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3369);
7. Perat uran Pemerint ah Nomor 36 Tahun 1968 t ent ang Pemberian
Pensiun kepada Warakawuri, Tunj angan kepada Anak Yat im/ Piat u
dan Anak Yat im Piat u Milit er Sukarela (Lembaran Negara Tahun
1968 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2863),
sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 51
Tahun 1970 (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 69, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 2948);
8. Perat uran Pemerint ah Nomor 6 Tahun 1990 t ent ang Administ rasi
Praj urit Angkat an Bersenj at a Republik Indonesia (Lembaran Negara
Tahun 1990 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3402);
MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG ASURANSI
SOSIAL ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1. Ment eri adalah Ment eri Pert ahanan Keamanan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3


-

2. Praj urit Angkat an Bersenj at a Republik Indonesia (Praj urit ABRI)
adalah Praj urit Tent ara Nasional Indonesia Angkat an Darat (Praj urit
TNI- AD), Praj urit Tent ara Nasional Indonesia Angkat an Laut
(Praj urit TNI- AL), Praj urit Tent ara Nasional Indonesia Angkat an
Udara (Praj urit TNI-AU), dan Praj urit Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Praj urit POLRI).
3. PegawaiNegeri Sipil (PNS) adalah PNS yang dipekerj akan di
lingkungan Depart emen Pert ahanan Keamanan (Dephankam) dan
Angkat an Bersenj at a Republik Indonesia (ABRI) selanj ut nya disebut
PNS Dephankam ABRI.
4. Asuransi Sosial Angkat an Bersenj at a Republik Indoneia selanj ut nya
disingkat ASABRI adalah suat u j aminan sosial bagi praj urit ABRI dan
PNS Dephankam-ABRI yang memberikan perlindungan t erhadap
resiko karena berkurang at au hilangnya penghasilan praj urit ABRI
dan PNS yang bersangkut an yang dilaksanakan secara waj ib
berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
5. Tabungan Hari Tua/ Perumahan (THT/ P) adalah t abungan yang
bersumber dari iuran waj ib yang dikenakan t erhadap penghasilan

persert a set iap bulan dan dikelola guna melaksanakan program
ASABRI.
6. Penghasilan adalah penerimaan set iap bulan yang meliput i gaj i
pokok, t unj angan ist eri, t unj angan anak dan t unj angan perbaikan
penghasilan yang dipergunakan sebagai dasar perhit ungan iuran
pesert a.
BAB II
ASURANSI SOSIAL
ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA
Pasal 2
Asuransi Sosial Angkat an Bersenj at a Republik Indonesia (ASABRI)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-


t erdiri dari sant unan asuransi , sant unan resiko kemat ian, sant unan
nilai t unai asuransi dan biaya pemakaman.
BAB III
KEPESERTAAN
Pasal 3
(1)

Set iap praj urit ABRI dan
menj adi pesert a ASBRI.

PNS Dephankam-ABRI

diwaj ibkan

(2)

Dalam hal PNS Dephankam-ABRI dipekerj akan at au dit ugaskan
pada inst ansi di luar lingkungan Dephankam-ABRI, kewaj iban dan
asuransi sosialnya akan mengikut i.

Pasal 4

(1)

Saat
menj adi pesert a ASABRI t erhit ung mulai t anggal
pengangkat annya sebagai praj urit ABRI at au Calon PNS
Dephankam-ABRI.

(2)

Bagi mereka yang pada t anggal berlakunya Perat uran Pemerint ah
ini sudah mempunyai kedudukan sebagai praj urit ABRI at au calon
PNS Dephankam-ABRI menj adi persert a t erhit ung mulai t anggal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 5

Kedudukan sebagai pesert a ASABRI berakhir karena:
a. gugur, t ewas at au meninggal dunia;
b. diberhent ikan dengan

bersif at pensiun;

hormat

dengan

hak

pensiun/ t unj angan

c. t idak lagi menj adi pesert a karena alasan-alasan lain berdasarkan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-


perat uran perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 6
Pesert a waj ib memberi ket erangan secara t epat dan benar mengenai
diri besert a seluruh anggot a keluarganya.
Pasal 7
(1)

Iuran waj ib THT/ P bagi set iap pesert a dit et apkan sebesar 3 1/ 4%
(t iga seperempat persen) dari penghasilan set iap bulan.

(2)

Besarnya iuran waj ib dan perunt ukannya at as usul Ment eri dapat
diubah dengan Keput usan Presiden.

(3)


Pengenaan iuran waj ib sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan
t erhit ung mulai
bulan
pesert a menerima
penghasilan dan berakhir pada akhir bulan saat yang
bersangkut an berhent i sebagai pesert a.
BAB V
HAK PESERTA
Pasal 8

Hak pesert a t erdiri dari:
a. sant unan asuransi;
b. sant unan resiko kemat ian;
c. sant unan nilai t unai asuransi; dan
d. biaya pemakaman.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

6

-

Pasal 9
(1)

Sant unan asuransi dit erimakan kepada pesert a yang berhent i
dengan hormat sebagai praj urit ABRI at au PNS Dephankam-ABRI
dengan memperoleh hak pensiun/ t unj angan bersif at pensiun.

(2)

Sant unan resiko kemat ian dan sant unan nilai t unai asuransi
dit erimakan kepada ahli waris yang sah dari pesert a yang gugur,
t ewas at au meninggal dunia dalam t ugas dalam dinas akt ip.

(3)

Sant unan nilai t unai asuransi dit erimakan kepada pesert a yang
diberhent ikan t anpa hak pensiun/ t unj angan bersif at pensiun.

(4)

Biaya pemakaman dit erimakan kepada ahli waris yang sah dari
pesert a yang meninggal dunia dalam st at us pensiun/ t unj angan
bersif at pensiun.
Pasal 10

Ket ent uan mengenai persyarat an, besarnya dan t at a cara penyerahan
sant unan asuransi, sant unan resiko kemat ian, sant unan nilai t unai
asuransi, dan biaya pemakaman diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
BAB VI
BADAN PENYELENGGARA
Pasal 11
(1)

Unt uk menyelenggarakan ASABRI didirikan suat u Badan Usaha
Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor
9 Tahun 1969.

(2)

Pendirian badan usaha milik Negara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

BAB VII
JAMINAN NEGARA
Pasal 12
(1)

Dalam hal badan usaha milik Negara sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
11
ayat
(1)
t idak
dapat
memenuhi
kewaj iban-kewaj ibannya
t erhadap
pesert a
berdasarkan
Perat uran Pemerint ah ini, maka Negara menj amin pemenuhan
t erhadap hak-hak persert a.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri Keuangan.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 13

Pada saat berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, semua perat uran
pelaksanaan yang menyangkut at au berkait an dengan administ rasi
ASABRI yang sudah ada t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan
dengan ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini dan belum digant i
dengan ket ent uan baru yang dikeluarkan berdasarkan Perat uran
Pemerint ah ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Ket ent uan lebih lanj ut yang diperlukan bagi pelaksanaan Perat uran
Pemerint ah ini, diat ur oleh Ment eri set elah berkonsult asi dengan
Ment eri Keuangan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

Pasal 15
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, maka Perat uran
Pemerint ah Nomor 44 Tahun 1971 t ent ang Asuransi Sosial Angkat an
Bersenj at a Republik Indonesia, dinyat akan t idak berlaku.
Pasal 16
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 17 Desember 1991
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 17 Desember 1991
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOEDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 67 TAHUN 1991
TENTANG
ASURANSI SOSIAL
ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA
UMUM
Praj urit Angkat an Bersenj at a Republik Indoneisa sebagai bhayangkari
Negara dan bangsa Indonesia adalah aparat ur Negara yang t aat dan
set ia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sert a
ber-Sumpah Praj urit dan ber-Sapt a Marga. Sebagai konsekwensi at as
kedudukan ini, maka t erhadap set iap Praj urit ABRI dit unt ut dan
diwaj ibkan secara t erus menerus membina kepribadiannya sedemikian
rupa sehingga dapat menj alankan peranan sebagai praj urit dengan
penuh rasa t anggung j awab dalam mengemban t ugas di bidang
pert ahanan keamanan Negara sert a mengamankan j alannya
pembangunan nasional.
Karena kedudukan dan peranan praj urit t ersebut , sert a pemahaman
at as kait an t imbal balik ant ara kesej aht eraan dengan disiplin dan
kemampuan prof esionalnya, maka perlu dibina dan dikembangkan
kesej aht eraan Praj urit ABRI secara layak.
Oleh karena it u dalam pelaksanaan pemberian kesej aht eraan t erhadap
Praj urit ABRI dipandang perlu unt uk lebih dit ingkat kan lagi baik dalam
macam at au besarnya sarana kesej aht eraan, maupun t at a cara
penyelenggaraan dan pelayanannya.
Sist em
yang dit erapkan
dalam
penyelenggaraan
pemberian
kesej aht eraan adalah dengan sist em asuransi. Sist em ini dipandang
paling t epat karena dapat melindungi dan menj amin Praj urit ABRI

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

akan t ingkat kesej aht eraannya.
Terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Depart emen
Pert ahanan Keamanan ABRI, karena kedudukan, t ugas dan f ungsinya
yang t idak dapat dipisahkan dari t ugas dan f ungsi Depart emen
Pert ahanan
Keamanan
ABRI,
maka
dalam
hal
pembinaan
kesej aht eraan dengan sist em asuransi (ASABRI) dit erapkan ket ent uan
yang sama bagi Praj urit ABRI sebagaimana diat ur dalam Perat uran
Pemerint ah ini.
Juga dengan memperhat ikan ket ent uan Pasal 2 ayat (1) Perat uran
Pemerint ah Nomor 25 Tahun 1981 t ent ang Asuransi Sosial PNS, yang
mengecualikan PNS Depart emen Pert ahanan Keamanan ABRI sebagai
pesert a asuransi sosial PNS.
PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup j elas

Pasal 2
Sant unan Asuransi adalah sant unan yang diberikan kepada pesert a
ASABRI yang diberhent ikan dengan hormat dari praj urit , ABRI at au
PNS Dephankam ABRI dengan hak pensiun/ t unj angan bersif at
pensiun.
Sant unan Resiko Kemat ian adalah sant unan yang diberikan kepada
pesert a ASABRI yang diberhent ikan dengan hormat dari praj urit
ABRI at au PNS Dephankam ABRI karena gugur, t ewas at au meninggal
dunia dalam dinas akt if .
Nilai Tunai Asuransi adalah sant unan yang diberikan kepada pesert a
ASABRI yang diberhent ikan dengan t idak hormat / dengan hormat

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

t anpa hak pensiun/ t unj angan bersif at pensiun maupun kepada
pesert a ASABRI yang diberhent ikan dengan hormat karena gugur,
t ewas at au meninggal dunia dalam dinas akt if .
Biaya Pemakaman adalah sant unan yang diberikan kepada ahli waris
yang sah dari praj urit ABRI at au PNS Dephankam ABRI yang t elah
menj adi
pesert a
ASABRI
dan
meninggal
dunia
set elah
pensiun/ t unj angan bersif at pensiun.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 5
Cukup j elas

Pasal 6
Ket erangan ini dapat meliput i nama, umur, t empat t inggal, j umlah
dan perubahan st at us keluarga sert a ket erangan lain yang sangat
diperlukan.
Ket erangan ini dibuat / disahkan oleh pej abat yang berwenang pada
inst ansi yang bersangkut an.
Pasal 7

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Ket ent uan ini memungkinkan dilakukannya perubahan baik
mengenai besarnya iuran maupun perunt ukannya sesuai dengan
perkembangan yang ada.
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 8
Cukup j elas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 10
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 13
Cukup j elas
Pasal 14
Cukup j elas
Pasal 15
Cukup j elas
Pasal 16
Cukup j elas

13

-