Peranan Asuhan Keperawatan Dalam Penyembuhan Luka Gangren Pada Penderita DM di RSUD dr. Pirngadi Medan Chapter III VI

64

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yang digunakan adalah metode kuantitatif dan
kualitatif, dengan menggunakan desain eksperimen semu (quasi experiment),
dengan rancangan The Separate-Sample Pretest-Posttest Control Group Design,
yang dilakukan pada 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Desain ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan
adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel
bebas (Polit dan Hungler, 1999).
Rancangan ini juga berupaya mengungkapkan pengaruh antara variabel
bebas dan variabel terkait dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan
kelompok intervensi. Pengukuran dilakukan pada kelompok kontrol dan
kelompok intervensi yaitu penyembuhan luka kadar gula darah, ukuran luka. DM
dengan Gangren. Kontrol tidak diberikan intervensi (Burn dan Grobe, 2001).
Desain penelitian diuraikan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Desain Penelitian The Separate-Sample Pretest-Posttest Control Group Design
(Polit dan Hungler, 1999)

Measurement of

Measurement of

Independent variable

Dependent variabel

Experimental Pretes

Treatment

Group (OIA)

(I)

Posttest
(O2-A)

64

Universitas Sumatera Utara

65

Nonequivalent
Control group (OIB)

Posttest
(-)

(O2-B)

Keterangan :
K-A

: Kelompok intervensi (Diet, olahraga, penyembuhan luka, pengobatan
dokter).

K-B


: Kelompok kontrol (pengobatan dokter)

I

: Intervensi Peran Asuhan Keperawatan dalam penyembuhan luka
gangren pada penderita DM yaitu diet, latihan jasmani, perawatan luka
dan pengobatan.

-

: Dilakukan perlakuan/intervensi

O1-A :

Penyembuhan luka : kadar gula darah, ukuran luka, sebelum intervensi.

O2-A : Penyembuhan luka : kadar gula darah, ukuran luka, sesudah intervensi
selama 12 minggu.
O1-B :


Penyembuhan luka : kadar gula darah, ukuran luka, awal kontrol.

02-B : Penyembuhan luka : kadar gula darah, ukuran luka, 12 minggu
perlakuan sesudah kontrol.
Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah membandingkan
hasil/nilai akhir kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.
Tabel 3.1 Intervensi Peran Asuhan Keperawatan dalam Penyembuhan
Luka Gangren pada Penderita DM di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Sasaran
Pasien
langsung

Tujuan
Pendekatan
Pemberdayaan Menunjang
pasien
perubahan perilaku
untuk meningkatkan
pemahaman pasien
akan pencegahan dan

penyesuaian
keadaan psikologi
serta kwalitas yang

Intervensi
Melakukan asuhan
keperawatan
merupakan suatu
tindakan kegiatan
atau proses dalam
praktek keperawat
an yang diberikan
secara langsung

Frekuensi
45 menit
1 kali
dalam
seminggu


Universitas Sumatera Utara

66

Tabel 3.1 (Lanjutan)
Sasaran

Pendekatan

Tujuan

Intervensi

Frekuensi

lebih baik.

kepada pasien
untuk memenuhi
kebutuhan objek

pasien, sehingga
dapat mengatasi
masalah yang
sedang dihadapinya
dan asuhan keperawatan dilaksanakan
berdasar kan
kaidah-kaidah ilmu
keperawatan.

Sekunder: Dukungan
Dukungan sosial dan
keluarga
keluarga

Untuk mendapatkan
interaksi dengan
pasien lain bahwa ia
di cintai dan diperhatikan secara fisik dan
psikologis lebih dari
pasangan hidup,

orang tua pasien,
saudara, anak, kerabat, teman, rekan
kerja, staf medis
serta kelompok
masyarakat.

Dilakukan
sosialisasi dengan
keluarga, pasien,
pertemuan,
konsultasi.

Dilakukan 4
kali
dalam 12
minggu

Tesier :
Advokasi
Dukungan

pelayanan
kesehatan

Mendapatkan
dukungan
pelayanan dari
kesehatan antara
lain: Pelayanan
preventif
(pencegahan),
promotif
(peningkatan
kesehatan), kuratif
(pengobatan),
dan rehabilitatif
(pemulihan)

Dilakukan
pertemuan antara
pasien dokter,

perawat, keluarga.

Dilakukan
4 kali
dalam 12
minggu

Universitas Sumatera Utara

67

Faktor

psikologis yang dilakukan, bertujuan untuk

membudayakan

perilaku pasien DM dalam peran asuhan keperawatan dalam penyembuhan luka
DM dengan gangren.
Karena dukungan sosial memungkinkan individu untuk berinteraksi

dengan pasien lain. Selain itu individu dapat mengembangkan kepribadiannya
serta menyadari siapa dirinya dan dimana posisinya dalam hierarki sosial,
sehingga dapat menentukan self identity dan self esteem individu tersebut.
Dukungan sosial juga berfungsi untuk mengurangi stress karena melalui interaksi,
pasien dapat berpikir lebih realistis dan mendapatkan perspektif lain sehingga
dapat lebih memahami masalahnya (Lieberman, 1992).
Pada tahap advokasi peneliti juga melakukan advokasi dengan tenaga
kesehatan tentang Pelayanan preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelas III Ruang 14 serta ruang mawar A dan
Mawar B RSUD Dr.Pirngadi Medan, dengan alasan rumah sakit tersebut
merupakan rumah sakit tipe B, dan sebagai rumah sakit pendidikan dan rujukan
bagi penderita DM.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yang dimulai pada 27 Juni
sampai dengan 27 September Tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara

68

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien luka gangren pada

penderita DM di RSUD Dr. Pirngadi Medan dirawat di Kelas III Ruang 14 dan
ruang mawar A dan B sebanyak 60 pasien.
3.3.2

Sampel
Sampel penelitian ini yang dijadikan subjek sebanyak 60 luka gagren pada

penderita DM. Subjek penelitian ini diambil berdasarkan kriteria penelitian dan
persetujuan dari pasien secara sukarela. Subjek penelitian untuk masing-masing
kelompok perlakuan sebanyak 30 pasien. Alasan penentuan sampel 30 pasien
untuk masing-masing kelompok untuk membandingkan dua metode perlakuan
minimal sampelnya 60 pasien sudah bisa mewakili data penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan tehnik consecutive
sampling dimana semua subyek penelitian yang datang dan memenuhi kriteria
inklusif dimasukan ke penelitian sampai batas waktunya terpenuhi. Adapun
kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
a. Pasien DM Tipe 2
b. Pasien DM dengan komplikasi luka ganggren
c. Pasien berusia 18 – 45 tahun
46-55 tahun
55 tahun keatas
d. Pasien dapat baca, tulis, dan dapat berkomunikasi secara wajar

Universitas Sumatera Utara

69

Kriteria eksklusi :


Pasien DM Tipe 2 yang tidak bersedia diikutsertakan sebagai responden
penelitian.



Mengundurkan diri setelah diberikan penjelasan.



Tidak datang kontrol sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan.

3.4 Cara Kerja dan Alur Penelitian
a.

Mendapatkan perizinan untuk melakukan penelitian di tempat pelayanan
kesehatan yang telah ditetapkan.

b.

Mendapatkan persetujuan dan kesediaan menjadi subjek penelitian dari
bapak/ibu yang datang berobat.

c.

Melakukan pemeriksaan kadar gula darah pada Bapak/Ibu yang datang
berobat.

d.

Melakukan pengumpulan data dengan wawancarai Bapak/Ibu mengenai
karakteristik sosial budaya, umur, jenis kelamin, psikologis, sosial,
pendidikan dan penghasilan.

e.

Melaksanakan perawatan luka pada pasien DM dengan gangren secara steril.

Universitas Sumatera Utara

70

Populasi Target

Sampel dibagi dua dengan masingmasing kelompok kontrol sebanyak
30 pasien, dan kelompok perlakuan
sebanyak 30 pasien dengan
menggunakan consecutive sampling
dimana semua subyek penelitian
yang datang dan memenuhi kriteria
inklusif dan ekslusif.

Sampel : 60 pasien

Perlakuan
30 pasien

Kontrol
30 pasien

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengambilan Sampel

3.5 Pemeriksaan Kadar Gula dalam Darah
Pada awal penelitian kadar gula darah semua sampel 60 pasien yang terdiri
dari kelompok perlakuan 30 pasien, kelompok kontrol 30 pasien. Sampel darah
diambil berupa darah vena sebanyak 10 cc yang dilakukan secara steril oleh
petugas

laboratorium

RSUD.

Dr.Pirngadi

Medan.

Penelitian

dilakukan

pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan ukuran luka baik dari kelompok
perlakuan maupun kelompok kontrol.

3.6 Pemeriksaan Bentuk dan Ukuran Luka DM
a) Mengetahui bentuk luka dan melakukan pengukuran luka, adalah :
i. Komponen penting pada awal pengkajian luka.
ii. Sebagai pedoman untuk mengetahui kemajuan atau kemunduran pada
luka.

Universitas Sumatera Utara

71

iii. Penting dilakukan secara teratur untuk mengetahui keakuratan,
misalnya setiap 3 hari atau seminggu sekali.
b) Pengkajian bentuk dan ukuran luka dapat dilakukan dengan langsung.
Bertujuan untuk lebih memudahkan petugas maupun pasien/keluarga
untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan proses penyembuhan luka (yakni,
memahami kondisi luka, apakah luka dalam kondisi kemajuan dan
kemunduran). Pengukuran dilakukan dengan stadium. Pengukuran luka
bisa menggunakan kapas lidi steril untuk menilai ada tidaknya goa dengan
mengukur berputar searah jarum jam, pinset untuk mengukur kedalaman
luka.
c) Alat ukur harus sesuai dan bila alat ukur tersebut digunakan berulang kali,
hindari terjadinya insfeksi silang (nosokomial).
d) Lakukan inspeksi dan palpasi pada kulit sekitar luka untuk menilai apakah
pada luka terdapat selulitis, edenam benda asing, dermatitis kontak atau
maserasi.

3.7 Ethical Clearance dan Informed Consent
Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan :
a. Diusulkan pelaksanaan penelitian di Health Research Ethical Clearance of
North Sumatera Utara pada April 2014. Informed Consent diminta secara
tertulis dari subjek penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr.Pirngadi
Medan dengan memakai manusia sebagai objek penelitian, syarat-syarat
penelitian harus dipenuhi (ethical clearance).

Universitas Sumatera Utara

72

b. Informed Consent
Setiap peserta penelitian mendatangani formulir persetujuan untuk ikut
dalam penelitian, setelah mendapat penjelasan dari Tim Peneliti.
Penjelasan tersebut meliputi :


Dilakukan perawatan luka pada penderita DM dengan steril.



Akan dilakukan pengambilan contoh darah.



Bagi kelompok perlakuan harus makan obat secara teratur.



Responden harus datang setiap minggu untuk kontrol.



Penelitian ini tidak akan menimbulkan gangguan pada kesehatan.



Kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan agar responden datang
memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat.

3.8 Metode Pengumpulan Data
3.8.1 Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket yang disusun
oleh peneliti berdasarkan konsep teoritis, berupa pertanyaan-pertanyaan yang
terdiri dari diet, olahraga fisik, perawatan luka dan pengobatan pada pasien DM
dengan gangren terhadap penyembuhan luka gangren.
Responden merupakan pasien DM yang mengalami komplikasi berupa
luka gangren, yang bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Responden
diberi penjelasan, diminta untuk mengisi identitas dan menandatangani
persetujuan menjadi responden.

Universitas Sumatera Utara

73

3.9 Variabel dan Definisi Operasional
3.9.1 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel - variabel dalam penelitian ini dijelaskan
dalam Tabel 3.2. sebagai berikut :
Tabel 3.2 Definisi Operasional
No.

Variabel

Definisi Operasional

1.

Diet

Mengonsumsi
makanan sesuai jenis,
jadwal dan aturan
makan

2.

3.

4.

5.

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala
Ukur
Ordinal

Kuesioner 0. Terpenuhi
(3-5)
(observasi)
1. Tidak
terpenuhi
(0-2)
Olahraga Suatu kegiatan
Kuesioner 0. Teratur:
Ordinal
Fisik
aktivitas tubuh dengan
(3-5)
cara menggerak1. Tidak
gerakan anggota tubuh
teratur :
terutama bagian kaki.
(0-2)
Perawatan Perawatan luka dengan Kuesioner 0. Baik :
Ordinal
menggunakan obat
luka
(3-5)
antiseptik atau
gangren
1. Tidak
desinfektan, dimana
baik :
luka biasanya sukar
(0-2)
untuk disembuhkan
dan cenderung
meninggalkan bekas
atau putus.
Pemberian Suatu pengobatan yang Kuesioner 0. Baik :
Ordinal
Insulin
diberikan secara
(3-5)
teratur untuk
1. Tidak
menurunkan kadar
baik :
gula darah baik
(0-2)
melalui oral ataupun
injeksi sesuai anjuran
dokter
Umur
Lama hidup responden Kuesioner 0. 18-45
Ordinal
sampai ulang tahun
tahun
terakhir pada saat
1. 46-55
wawancara
tahun
2. >55
tahun

Universitas Sumatera Utara

74

Tabel 3.2 (Lanjutan)
No.

Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Hasil Ukur

6.

8.

Sosial

Perbedaan jenis
kelamin responden
Memahami dan
memprediksi perilaku
sehat melalui aspek
sikap dan keyakinan
individu terhadap DM
Dukungan yang
responden dapatkan
dari orang-orang yang
ada disekitar

Kuesioner

7.

Jenis
kelamin
Psikologis

9.

Pendidikan Pendidikan terakhir
yang dimiliki
responden pada saat
wawancara

Kuesioner

10.

Penghasilan Jumlah uang yang
diterima atas usaha
yang dilakukan
responden yang dapat
digunakan untuk
aktivitas ekonomi
Kadar
Normalnya kadar gula
dalam darah berkisar
Gula
antara
Darah
80 – 109 mg/dL

Kuesioner

0. Laki-laki
1. Perempuan
0. Baik :
(5-9)
1. Tidak
baik :
(0-4)
0. Baik:
(4-6)
1. Tidak
baik :
(0-3)
0. Tinggi
(Diploma,
Perguruan
Tinggi)
1. Rendah
(SD,
SMP,
SMA)
0. Tinggi
(>1.800.0
00)
1. Rendah
(109)

11.

12.

Ukuran
luka

Mengetahui bentuk
luka dan melakukan
pengukuran luka

Kuesioner

Kuesioner

Nesco
Multichec
k-White
(darah
vena)
Observasi

Skala
Ukur
Ordinal
Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal
0. Baik:
Stadium
1
1. Buruk
Stadium
II, III, IV,
V

Universitas Sumatera Utara

75

Tabel 3.2 (Lanjutan)

No.
13.

Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Penyembuh Dilihat dari ukuran Observasi
an luka
luka dan kadar gula
darah responden

Hasil Ukur
0. Baik :
ababila
stadium I
ukuran
luka
KGD 109
kembali
ke
normal.
1. Buruk :
ukuran
luka
stadium
1-5, KGD
:120

Skala
Ukur
Ordinal

3.10 Metode Pengukuran
3.10.1 Validitas dan Reliabilitas
Kualitas data ditentukan oleh validitas dan reliabilitas alat ukur. Validitas
adalah kesahihan, yaitu seberapa dekat alat ukur mengatakan apa yang seharusnya
diukur (Hastono, 2001; Sastroasmoro dan Ismail, 2002). Sementara itu reliabilitas
adalah kehandalan atau ketepatan pengukuran. Suatu pengukuran disebut handal,
apabila ia memberikan nilai yang sama atau hampir sama bila pengukuran
dilakukan berulang-ulang (Sastroasmoro, 2002).
Pengukuran langsung melihat hasil yang diberikan pada pasien antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang dilakukan pada kelompok
intervensi, peran asuhan keperawatan dalam penyembuhan luka DM dengan
gangren terdiri dari diet, latihan jasmani, perawatan luka, pengobatan sedangkan

Universitas Sumatera Utara

76

kelompok kontrol terdiri dari penyembuhan luka, kadar gula darah, ukuran luka,
maka peneliti melakukan uji coba instrumen pada 20 pasien DM yang sedang
memeriksa kesehatannya di RSUD Dr.Pirngadi Medan dan didapatkan nilai r
(Cronbach’s Alpha) 0.813 untuk instrumen ukur diet, perawatan luka, pengobatan
nilai r (cronbach’s Alpha) 0.831 untuk instrumen ukur, olahraga fisik dan nilai r
(Cronbach’s

Alpha)

0.864

untuk

instrumen

ukur

pengobatan

setelah

membuang/mengganti beberapa item pernyataan dalam instrumen penelitian.
Hasil uji validitas seluruh item pertanyaan

yang dipergunakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Kuesioner
Variabel/Indikator
A.1. Pemberian Diet
Diet1
Diet2
Diet3
Diet4
Diet5
A.2. Olahraga Fisik
Fisik1
Fisik2
Fisik3
Fisik4
Fisik5
A.3. Perawatan Luka
Luka1
Luka2
Luka3
Luka4
Luka5
A.4. Pemberian Insulin
Insul1
Insul2
Insul3

r hitung

r tabel

Kesimpulan

0.649
0.785
0.695
0.725
0.784

0.444
0.444
0.444
0.444
0.444

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0.939
0.856
0.939
0.785
0.499

0.444
0.444
0.444
0.444
0.444

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0.674
0.746
0.716
0.453
0.795

0.444
0.444
0.444
0.444
0.444

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0.688
0.732
0.628

0.444
0.444
0.444

Valid
Valid
Valid

Universitas Sumatera Utara

77

Tabel 3.3 (Lanjutan)
Variabel/Indikator

r hitung

Insul4
0.666
Insul5
0.728
A.5. Faktor Psikologis
Psiko1
0.735
Psiko2
0.801
Psiko3
0.677
Psiko4
0.755
Psiko5
0.735
Psiko6
0.808
Psiko7
0.787
Psiko8
0.769
Psiko9
0.761
A.6. Faktor Sosial
Sos1
0.726
Sos2
0.764
Sos3
0.677
Sos4
0.701
Sos5
0.726
Sos6
0.746
Sumber: Hasil penelitian tahun 2014 (data diolah)

r tabel

Kesimpulan

0.444
0.444

Valid
Valid

0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0.444
0.444
0.444
0.444
0.444
0.444

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Hasil uji validitas tersebut di atas memperlihatkan bahwa seluruh item
pertanyaan memiliki nilai r-hitung >r-table (0.444), sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh item pertanyaan adalah valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui sebuah
instrumen yang dilakukan telah reliabel (Notoatmodjo, 2002). Uji Reliabilitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alpha cronbach. Instrumen
penelitian dikatakan reliabel jika diperoleh alpha lebih atau sama dengan 0.7. Uji
reliabilitas terhadap kuesioner untuk melihat konsistensi jawaban. Sugiono (2006)
menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliable atau konsisten jika

Universitas Sumatera Utara

78

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data atau jawaban yang sama, dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam
penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan
metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali
pengukuran, dengan ketentuan : jika nilai r-Alpha > r-table maka dinyatakan reliable
Hasil uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
penelitian reliabel atau tidak dengan hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Alpha
Cronbach’s
Pemberian diet
0.886
Olahraga fisik
0.922
Perawatan luka
0.855
Pemberian insulin
0.866
Faktor psikologis
0.835
Faktor sosial
0.897
Sumber: Hasil penelitian tahun 2014 (data diolah)
Variabel

Batas
Reliabilitas
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Tabel 3.4 di atas memperlihatkan bahwa hasil uji reliabilitas menunjukkan
alpha cronbach’s lebih besar dari 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel /indikator penelitian adalah reliabel.

3.11 Pengolahan Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Pengolahan
data kuantitatif menggunakan perangkat lunak statistik, mulai dari editing, coding,
scoring, transferring, dan cleaning. Jenis data yang diolah adalah data numerik
dan kategorik. Secara garis besar pengolahan data kuantitatif adalah sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

79

3.11.1 Editing Data
Data yang sudah terkumpul diperiksa kelengkapan pengisian, konsistensi
jawaban serta keterbacaan (kejelasan) jawaban dari setiap kuesioner.
3.11.2 Koding Data
Adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam kategori yang sama. Dalam lembaran tiap responden yang
menjawab “ya” nilainya = 1, “Tidak” nilainya = 0.
Contoh:
Item pertanyaan ke-1 pada variabel pemberian diet. Apakah anda selalu menuruti
keinginan/nafsu makan tanpa mengindahkan aturan makan yang telah ditetapkan.
Jika responden menjawab Ya, maka di input 1 dalam program SPSS. Jika
responden menjawab Tidak, maka di input 0 dalam program SPSS .
0 : Terpenuhi : Jika total jawaban responden 3 – 5
1 : Tidak terpenuhi : Jika total jawaban responden 0 – 2
3.11.3 Entri Data
Memasukkan data jawaban yang telah dilakukan pengkodean dan
memasukkan data nomor jawaban yang telah diisi responden ke dalam komputer
dengan menggunakan program SPSS yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian. Disebabkan masih memungkinkan untuk terjadinya kesalahan dalam
mengentri data maka dilakukan pembersihan data. Salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai
kelogisannya.

Universitas Sumatera Utara

80

Tabel 3.5 Indikator Pengukuran Variabel Peran Asuhan Keperawatan
dalam Penyembuhan Luka Gangren Pada Penderita DM di RSUD Dr.
Pirngadi Medan
Variabel
1. Pemberian
diet

Dimensi
Pasien dianjurkan
untuk diet yang
sehat.

Indikator
Konsumsi makanan
yang seimbang dengan
kecukupan gizi yang
baik yaitu karbohidrat
60-70 % kemudian
protein 10-15%, 2025% lemak baik apabila
BB dan TB ideal tidak
baik berat badan
obesitas.
Pasien senam kaki
Memengaruhi
2. Melakukan
sambil :
pasien untuk
olahraga
mengajak senam
- Duduk dan tidur
kaki/ senam
kaki dalam
sebanyak 5 x/hari
kaki secara
perawatan pasien
mengikuti
teratur
pergerakan yang
exercise pada luka gangren
harus dilakukan
dibantu oleh
pasien
oleh perawat yang
perawat,
ditempat
menanganinya (di
menggerakkan
tidur yang
rumah sakit tidak
- kaki keatas dan
tidak bisa
dilakukan)
kebawah sampai 5 x
bangkit dari
- Menggerakan ujung
tempat tidur.
jari kaki ke bawah
dan keatas,
kesamping, memutar
5 x, menggerakan
pergelangan kaki ke
kanan dan ke kiri
sampai 5 x. baik : 5x,
tidak baik kurang
dari 5x.

Item
Dilakukan selama
12 minggu
Interval :
Minggu 1 s/d 4
Minggu 5 s/d 9
Minggu 10 s/d 12

Dilakukan selama
12 minggu
Interval :
Minggu 1 s/d 4
Minggu 5 s/d 9
Minggu 10 s/d 12

Universitas Sumatera Utara

81

Tabel 3.5 (Lanjutan)
Variabel
3. Melakukan
perawatan
luka gangren
dengan
protap
ditutup
dengan kain
kasa tipis.

Dimensi
Kerjasama
dengan pasien
keluarga dalam
melaksanakan
perawatan luka
steril mencuci
luka,
memperbaiki dan
mempercepat
proses
penyembuhan dan
menghindari
infeksi,
pencucian luka
untuk kebersihan
serta membuang
jaringan yang
mati mencuci
luka dengan
cairan luka NaCl
0,9% dilakukan
debridement
(nikrotomi)
membuang
jaringan nektrotik
yang menempel
di luka.lalu diberi
salep cukup
efektif untuk
melindungi kulit
sekitar luka dari
cairan/eksudat
jika eksudat
berlebihan
mengganti
balutan 2-3 x
sehari untuk kulit
yang kering beri
lotion atau
minyak.

Indikator

Item

Melaksanakan
perawatan luka seharihari dapat mengatasi
kemampuan diri sendiri
untuk lebih terampil
antara lain tercapainya
penyembuhan luka
dengan kriteria :
berkurangnya oedema
sekitar luka, pus tidak
ada dan jaringan baru
mulai terlihat warna
merah mudah. Baik
dilakukan perawatan
luka pergantian kain
kasa 3x dalam 1 hari,
tidak baik kurang dari
3x.

Dilakukan selama
12 minggu
Interval :
Minggu 1 s/d 4
Minggu 5 s/d 9

Minggu 10 s/d 12

Universitas Sumatera Utara

82

Tabel 3.5 (Lanjutan)
Variabel
4. Mengkonsumsi
obat sesuai
anjuran
dokter/perawat
(untuk melihat
kadar gula
darah kembali
normal)

Dimensi
Mengontrol
pasien minum
obat kerjasama
dengan keluarga
sesuai anjuran
dokter dalam
waktu 1x24 jam.

Indikator
Sisa obat yang habis
diminum pasien
minum obat
sebanyak 90 tablet
dalam 12 minggu.

Item
Selama 12
minggu jumlah
obat yang
dikonsumsi habis
atau tidak habis
dihitung
berdasarkan
pemberian
dokter.

5. Mengontrol
kadar gula
darah

Pasien dianjurkan
untuk kontrol
kadar gula darah
ke rumah sakit 2
minggu sekali di
laboratorium.

Frekwensi kadar
gula darah mg/dl
- Puasa
Baik 80-109
Sedang 110-125
Buruk ≥ 126
- 2 jam
Baik : 80-144
Sedang : 145-179
Buruk : ≥ 180
HbA1c %
< 6,5 baik
6,5-8 sedang
> 8 buruk
Kolesterol (mg/dl)
- Total
Baik < 200, sedang
200-239
Buruk ≥ 240
- LDL < 100 baik
Sedang : 100-129
Buruk > 130
HDL
Baik > 40
Sedang > 40
Buruk > 40
Trigliserida < mg/dl
Baik < 150

Dilakukan 6x
dalam 12 minggu
cek kadar gula
darah.

Universitas Sumatera Utara

83

Tabel 3.5 (Lanjutan)
Variabel

6. Ukuran luka

Dimensi

Stadium luka
2,3,4,5

Indikator

Item

Sedang 150-199
Buruk ≥ 200
Indek massa tubuh
kg/m2
Baik : 18,5 – 23
Sedang : 23-25
Buruk > 25
Tekanan darah
(mmHg)
Baik ≤ 130/80
Sedang :
130-140/80-90
Buruk > 140/90
Naik : tidak baik
Dilihat stadium
mulai 2 – 5 yaitu :
Hilangnya lapisan
kulit hingga dermis,
Lesi terbuka sampai
ke tulang atau
tendon (dengan goa),
Penetrasi dalam,
osteo, ileitis,
pyarthrosis, abses
plantar atau infeksi
hingga tendon,
Gangren sebagian,
menyebar dari jari
kaki, kulit sekitar
selulitis, gangren
lembab/ kering.
Baik kembali ke
stadium 1, tidak
terdapat lesi kulit
dalam keadaan baik.

Dilakukan selama
12 minggu
Interval :
Minggu 1 s/d 4
Minggu 5 s/d 9
Minggu 10 s/d 12

Universitas Sumatera Utara

84

3.12 Metode Analisis Data
Untuk menjawab tujuan penelitian dilakukan analisis data sebagai berikut :
3.12.1 Analisis Univariat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing
variabel independen, variabel dependen dan variabel perancu.
3.12.2 Analisis Bivariat
Merupakan analisis hasil dari variabel independen yang diduga
mempunyai

pengaruh

terhadap

variabel

dependen,

dilakukan

dengan

uji chi-square dengan kasus kontrol karena variabel indipenden dan dependen
menggunakan 2 kategori yaitu : baik dan buruk untuk melihat faktor risiko dengan
tabel 2x2 dengan skala ukur ordinal.
3.12.3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk menganalisis pengaruh intervensi
diet, olahraga fisik, senam kaki, perawatan luka, pengobatan dokter pemberian
insulin sedangkan kelompok kontrolnya penyembuhan luka, kadar gula darah,
ukuran luka, di RSUD Dr.Pirngadi Medan dengan menggunakan uji regresi
logistik berganda pada taraf kepercayaan 95% dengan metode backward stepwise,
sehingga dapat diperoleh model estimasi dan

besarnya pengaruh terhadap

penyembuhan luka gangren pada penderita DM.

Universitas Sumatera Utara

85

BAB 4
HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian adalah meliputi karakteristik responden,

asuhan

keperawatan dan penyembuhan luka gangren pada penderita DM berdasarkan
indikatornya masing masing.

4.1. Karakteristik Responden
Analisis univariat dilakukan untuk menentukan distribusi frekuensi
karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan, psikologi dan sosial sebagai berikut :

4.2

Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin,
pendidikan, penghasilan, psikologi dan sosial.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Penghasilan,
Psikologi dan Sosial di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014
Karakteristik
Responden
Umur
18 – 45 Tahun
46 – 55 Tahun
55 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Psikologi
Baik
Tidak baik

Intervensi

Kontrol

p

n

%

n

%

6
14
10

20,0
46,7
33,3

8
9
13

20,7
30,0
43,3

0,414

7
23

23,3
76,7

13
17

43,4
56,7

0,100

17
13

56,7
43,3

12
18

40,0
60,0

0,196

85

Universitas Sumatera Utara

86

Tabel 4.1 (Lanjutan)
Sosial
Baik
Tidak baik
Pendidikan
Tinggi
Rendah
Penghasilan
Tinggi
Rendah

17
13

56,7
43,3

11
19

36,7
63,3

11
19

36,7
63,3

5
25

16,7
83,3

0,080

10
20

33,3
66,7

13
17

43,3
56,7

0,426

0,121

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi,
mayoritas responden berusia 46-55 tahun sebanyak 46,7%, jenis kelamin
perempuan sebanyak 76,7%, psikologi baik sebanyak 56,7%, sosial baik sebanyak
56,7%, pendidikan rendah sebanyak 63,3% dan penghasilan rendah sebanyak
66,7%.
Pada kelompok kontrol mayoritas berumur >55 tahun 43,3%, jenis
kelamin perempuan 56,7%, psikologi tidak baik sebanyak 60%, sosial tidak baik
sebanyak 63,3%, pendidikan rendah sebanyak 83,3% dan penghasilan rendah
sebanyak 56,7%. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variabel umur,
jenis kelamin, psikologi, sosial, pendidikan dan penghasilan tidak berbeda baik
pada kelompok intervensi maupun kontrol.

Universitas Sumatera Utara

87

Tabel 4.2 Deskripsi Jawaban Item Pertanyaan Diet
Kelompok Intervensi dan Kontrol

No
1.

2.

3.

4.

5.

Item Pertanyaan
Apakah anda selalu
menuruti keinginan/nafsu
makan tanpa mengindahkan
aturan makan yang telah
ditetapkan
Apakah anda makan nasi
pada saat pagi, siang &
malam dengan porsi 1
piring.
Apakah anda tidak mau
mengikuti petunjuk tentang
jadwal & aturan makan
Apakah hanya pada siang
hari saja anda makan
dengan nasi + lauk pauk
Apakah keluarga turut
mendukung anda dalam
perencanaan makan yang
telah ditetapkan.

Intervensi
Ya
Tidak
n
%
n
%

Kontrol
Ya
Tidak
n
%
n
%

28

93,3

2

6,7

26

86,7

4

13,3

21

70,0

9

30,0

15

50,0

15

50,0

23

76,7

7

23,3

13

43,3

17

56,7

23

76,7

7

23,3

9

30,0

21

70,0

22

73,3

8

26,7

16

53,3

14

46,7

Tabel 4.2 di atas memperlihatkan hasil responden terhadap ke-5 item
pertanyaan tentang pemberian diet pada kelompok intervensi dan kontrol. Pada
kelompok intervensi responden terbanyak yang menjawab “ya” dari pertanyaan
item ke-1 yaitu responden selalu menuruti keinginan/nafsu makan tanpa
mengindahkan aturan makan yang telah ditetapkan sebanyak 28 responden
(93,3 %), sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas responden menjawab “ya”
dari item pertanyaan ke-1 juga sebanyak 26 responden (86,7%). Berarti bahwa
lebih banyak responden pada kelompok intervensi yang mengindahkan aturan
makan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Universitas Sumatera Utara

88

Tabel 4.3 Deskripsi Jawaban Item Pertanyaan Olahraga Fisik
Kelompok Intervensi dan Kontrol

No
1.

2.

3.

4.
5.

Item Pertanyaan
Menurut anda, apakah
olahraga itu penting bagi
penderita diabetes
mellitus.
Apakah anda mau untuk
memulai latihan olahraga
fisik dengan berjalanjalan disekitar rumah
selama 30 menit.
Apakah latihan olahraga
fisik harus dilakuan
secara teratur.
Apakah anda setiap hari
melakukan olahraga fisik
Melakukan jenis olahraga
fisik sesuai yang
dianjurkan

Intervensi
Ya
Tidak
n
%
n
%

Kontrol
Ya
Tidak
n
%
n
%

26

86,7

4

13,3

23

76,7

7

23,3

20

66,7

10

33,3

11

36,7

19

63,3

20

66,7

10

33,3

11

36,7

19

63,3

20

66,7

10

33,3

11

36,7

19

63,3

20

66,7

10

33,3

11

36,7

19

63,3

Tabel 4.3 di atas memperlihatkan hasil responden terhadap ke-5 item
pertanyaan tentang olahraga fisik pada kelompok intervensi dan kontrol. Pada
kelompok intervensi responden terbanyak yang menjawab “ya” dari pertanyaan
item ke-1 yaitu responden menganggap penting berolahraga bagi penderita
diabetes mellitus sebanyak 26 responden (86,7%), sedangkan pada kelompok
kontrol mayoritas responden menjawab “ya” dari item pertanyaan ke-1 juga
sebanyak 23 responden (76,7%). Berarti bahwa kelompok intervensi lebih banyak
yang mengetahui bahwa olahraga itu penting bagi penderita diabetes mellitus
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Pertanyaan ke-5, jenis olah raga yang dianjurkan pada penderita DM
adalah olah raga aerobik seperti jogging, berenang, senam kelompok dan
bersepeda.

Dari

20

responden

kelompok

intervensi

maupun

11

Universitas Sumatera Utara

89

responden kelompok kontrol, ada yang melakukan lebih dari 1 jenis olahraga.
Pada kelompok intervensi, olahraga jogging sebanyak 20 responden (100,0%),
olahraga berenang 1 responden (5,0%), senam kelompok 4 responden (20,0%),
bersepeda 2 responden (10,0%). Pada kelompok kontrol, olahraga jogging
sebanyak 11 responden (100,0%) dan olahraga senam kelompok 4 responden
(36,4%).
Tabel 4.4 Deskripsi Jawaban Item Pertanyaan Perawatan Luka
Kelompok Intervensi dan Kontrol

No

Ya

Item Pertanyaan
n

1.

2.

3.

4.

5.

Apakah anda tahu cara
perawatan luka pada
penderita Diabetes
mellitus.
Apakah anda tahu bahwa
luka pada penderita
Diabetes mellitus sukar
untuk disembuhkan dan
cenderung meninggalkan
bekas atau putus
Apakah petugas kesehatan
memberitahukan cara
perawatan luka lanjutan di
rumah
Menurut anda apabila
luka gangren dirawat
dengan baik dan benar
maka pasti akan sembuh.
Apakah pengobatan luka
gangren anda
menggunakan obat
antiseptik atau
desinfektan

Intervensi
Tidak
%
n
%

Ya
n

Kontrol
Tidak
%
n
%

25

83,3

5

16,7

25

83,3

5

16,7

21

70,0

9

30,0

16

53,3

14

46,7

21

70,0

9

30,0

19

63,3

11

36,7

23

76,7

7

23,3

18

60,0

12

40,0

25

83,3

5

16,7

21

70,0

9

30,0

Tabel 4.4 di atas memperlihatkan bahwa mayoritas responden menjawab
ya terhadap

ke-5 item pertanyaan tentang perawatan luka pada kelompok

intervensi dan kontrol.

Pada kelompok intervensi responden terbanyak yang

Universitas Sumatera Utara

90

menjawab “ya” dari pertanyaan item ke-1 dan ke-5 yaitu responden tahu cara
perawatan luka pada penderita diabetes mellitus dan responden melakukan
pengobatan luka ganggrennya

menggunakan obat antiseptik atau desinfektan

masing-masing sebanyak 25 responden (83,3 %), sedangkan pada kelompok
kontrol mayoritas responden menjawab “ya” dari item pertanyaan ke-1 juga yaitu
responden tahu cara perawatan luka pada penderita diabetes mellitus sebanyak 25
responden (83,3 %). Berarti bahwa baik kelompok kontrol maupun intervensi
telah mengetahui perawatan luka pada penderita diabetes mellitus.
Tabel 4.5 Deskripsi Jawaban Item Pertanyaan Pemberian Insulin
Kelompok Intervensi dan Kontrol

No
1.

2.

3.

4.

5.

Item Pertanyaan
Apakah setiap hari
mendapatkan terapi
insulin.
Apakah terapi insulin
yang anda lakukan
mempunyai waktu yang
teratur.
Yang dikatakan terapi
insulin dengan
pemberian suntikan
apakah sama dengan
pemberian oral.
Apakah anda tahu
lokasi penyuntikan
insulin.
Apakah anda teratur
mengkonsumsi jenis
obat insulin berupa oral.

Intervensi
Ya
Tidak
n
%
n
%

Kontrol
Ya
Tidak
n
%
n
%

26

86,7

4

13,3

25

83,3

5

16,7

18

60,0

12

40,0

17

56,7

13

43,3

20

66,7

10

33,3

18

60,0

12

40,0

19

63,3

11

36.7

14

46,7

16

53,3

21

70,0

9

30,0

13

43,3

17

56,7

Tabel 4.5 di atas memperlihatkan hasil responden terhadap ke-5 item
pertanyaan tentang pemberian insulin pada kelompok intervensi dan kontrol.
Pada kelompok intervensi responden terbanyak yang menjawab “ya” dari

Universitas Sumatera Utara

91

pertanyaan item ke-1 yaitu setiap hari responden mendapatkan terapi insulin
sebanyak 26 responden (86,7 %), sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas
responden menjawab “ya” dari item pertanyaan ke-1 juga sebanyak 25 responden
(83,3 %). Berarti bahwa kelompok intervensi lebih banyak mendapatkan terapi
insulin dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Item Pertanyaan Psikologi
Kelompok Intervensi dan Kontrol
No

Ya

Item Pertanyaan
n

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Saya kesulitan untuk
menjalankan diet DM seperti
yang dianjurkan dokter.
Saya dapat mengendalikan
keluarga ketika saya
membutuhkan bantuan untuk
mengikuti diet DM.
Saya percaya bahwa diet DM
dapat membantu mencegah saya
menderita komplikasi penyakit
Saya percaya bahwa diet DM
dapat membantu saya
mengontrol penyakit diabetes.
Mengontrol BB adalah sesuatu
yang harus dijalankan, tidak
peduli betapapun sulitnya.
Saya percaya bahwa
mengkonsumsi obat DM dapat
membantu mencegah saya
menderita komplikasi penyakit.
Mengkonsumsi obat DM adalah
sesuatu yang harus dilakukan,
tidak peduli betapapun sulitnya.
Saya yakin bahwa
mengkonsumsi obat DM dapat
membantu saya mengontrol
penyakit diabetes
Saya percaya bahwa.
mengkonsumsi obat DM dapat
membantu saya merasa lebih
baik.

Intervensi
Tidak
%
n
%

Ya
n

Kontrol
Tidak
%
n
%

28

93,3

2

6,7

28

93,3

2

6,7

8

26,7

22

73,3

16

53,3

14

46,7

9

30,0

21

70,0

9

30,0

21

70,0

24

80,0

6

20,0

18

60,0

12

40,0

26

86,7

4

13,3

16

53,3

14

46,7

26

86,7

4

13,3

14

46,7

16

53,3

13

43,3

17

56,7

13

43,3

17

56,7

16

53,3

14

46,7

15

50,0

15

50,0

15

50,0

15

50,0

20

66,7

10

33,3

Tabel 4.6 di atas memperlihatkan hasil responden terhadap ke-9 item
pertanyaan tentang faktor psikologi pada kelompok intervensi dan kontrol. Pada

Universitas Sumatera Utara

92

kelompok intervensi responden terbanyak yang menjawab “ya” dari pertanyaan
item ke-1 yaitu responden kesulitan untuk menjalankan diet DM seperti yang
dianjurkan dokter. Sebanyak 28 responden (93,3 %), sedangkan pada kelompok
kontrol mayoritas responden menjawab “ya” dari item pertanyaan ke-1 juga
sebanyak 28 responden (93,3 %).
Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Item Pertanyaan Sosial
Kelompok Intervensi dan Kontrol

No

Ya

Item Pertanyaan
n

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Saya banyak menerima
dukungan dari teman-teman
untuk penyembuhan luka
gangren saya .
Tetangga saya selalu
menyarankan agar saya tetap
menjalani proses
penyembuhan luka gangren
dengan disiplin .
Keperdulian sanak saudara
membuat saya terus
bersemangat menjalani proses
penyembuhan luka gangren.
Dukungan semangat yang saya
terima dari responden lain
membuat saya tidak pernah
putus asa menjalani proses
penyembuhan luka gangrene.
Pihak lain yang tidak saya
kenal juga sering membuat
dukungan semangat selama
menjalani proses
penyembuhan luka gangren.
Saya tidak pernah merasa
ditinggalkan selama proses
penyembuhan berkat adanya
dukungan sosial dari berbagai
pihak.

Intervensi
Tidak
%
n
%

Ya
n

Kontrol
Tidak
%
n
%

26

86,7

4

13,3

26

86,7

4

13,3

22

73,3

8

26,7

17

56,7

13

43,3

13

43,3

17

56,7

12

40,0

18

60,0

18

60,0

12

40,0

18

60,0

12

40,0

16

53,3

14

46,7

18

60,0

12

40,0

17

56,7

13

43,3

15

50,0

15

50,0

Tabel 4.7 di atas memperlihatkan hasil responden terhadap ke-6 item
pertanyaan tentang faktor sosial pada kelompok intervensi dan kontrol. Pada

Universitas Sumatera Utara

93

kelompok intervensi responden terbanyak yang menjawab “ya” dari pertanyaan
item ke-1 yaitu responden banyak menerima dukungan dari teman-teman untuk
penyembuhan luka gangrennya sebanyak 26 responden (86,7 %), sedangkan pada
kelompok kontrol mayoritas responden menjawab “ya” dari item pertanyaan ke-1
juga sebanyak 26 responden (86,7 %).
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Diet Pre Test dan Post Test pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan
Diet
Terpenuhi
Tidak
Terpenuhi
Total

Pre Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
12 40,0
14
46,7
18 60,0
16
53,3
30

100,0

30

100,0

p

0,602

Post Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
24 80,0
11 36,7
6
20,0
19 63,3
30

100,0

30

p

0,001

100,0

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa pada waktu Pre Test ada
18 responden (60,0%) yang berada dalam kelompok intervensi dan dietnya tidak
terpenuhi dan ada 16 responden (53,3%) yang berada dalam kelompok kontrol
dan dietnya tidak terpenuhi. Kemudian, pada waktu Post Test ada 6 responden
(20,0%) yang berada dalam kelompok intervensi dan dietnya tidak terpenuhi dan
ada 19 responden (63,3%) yang berada dalam kelompok kontrol dan dietnya tidak
terpenuhi. Pada waktu Pre Test, tidak ada perbedaan proporsi pemberian diet yang
terpenuhi untuk pasien antara kelompok intervensi dan kontrol. Sedangkan pada
waktu Post Test, ada perbedaan proporsi pemberian diet yang terpenuhi untuk
pasien antara kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi diberikan
perlakuan pemberian diet. Namun, sebagian responden melaksanakan diet yang
terpenuhi dan sebagian responden dietnya tidak terpenuhi. Kelompok kontrol
tidak diberikan perlakuan.

Universitas Sumatera Utara

94

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Olahraga Fisik Pre Test dan Post Test pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol di Rumah Sakit Umum
Pirngadi Medan
Olahraga
Fisik
Teratur
Tidak
Teratur
Total

Pre Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
19 63,3
14
46,7
11 36,7
16
53,3
30

100,0

30

100,0

p

0,194

Post Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
23 76,7
10 33,3
7
23,3
20 66,7
30

100,0

30

p

0,001

100,0

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pada waktu Pre Test ada
11 responden (36,7%) yang berada dalam kelompok intervensi dan olahraga
fisiknya tidak teratur dan ada 16 responden (53,3%) yang berada dalam kelompok
kontrol dan olahraga fisiknya tidak teratur. Kemudian, pada waktu Post Test ada 7
responden (23,3%) yang berada dalam kelompok intervensi dan olahraga fisiknya
tidak teratur dan ada 20 responden (66,7%) yang berada dalam kelompok kontrol
dan olahraga fisiknya tidak teratur. Pada waktu Pre Test, tidak ada perbedaan
proporsi olahraga fisik yang teratur untuk pasien antara kelompok intervensi dan
kontrol. Sedangkan pada waktu Post Test, ada perbedaan proporsi olahraga fisik
yang teratur untuk pasien antara kelompok intervensi dan kontrol.
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perawatan Luka Pre Test dan Post Test pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol di Rumah Sakit Umum
Pirngadi Medan
Pre Test
Post Test
p
p
Intervensi
Kontrol
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
n
%
n
%
Baik
1 3,3
6
20,0
23 76,7
10 33,3
Tidak Baik
29 96,7
24
80,0
23,3
20 66,7
0,044 7
0,001
Total
30 100,0
30 100,0
30 100,0 30 100,0
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa pada waktu Pre Test
Perawatan
Luka

ada 29 responden (96,7%) yang berada dalam kelompok intervensi dan perawatan

Universitas Sumatera Utara

95

lukanya tidak baik dan ada 24 responden (80,0%) yang berada dalam kelompok
kontrol dan perawatan lukanya tidak baik. Kemudian, pada waktu Post Test ada 7
responden (23,3%) yang berada dalam kelompok intervensi dan perawatan
lukanya tidak baik dan ada 20 responden (66,7%) yang berada dalam kelompok
kontrol dan perawatan lukanya tidak baik. Pada waktu Pre Test dan Post Test, ada
perbedaan proporsi perawatan luka yang baik untuk pasien antara kelompok
intervensi dan kontrol.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pengobatan Dokter (Pemberian Insulin)
Pre Test dan Post Test pada Kelompok Intervensi dan Kontrol
di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan
Pemberian
Insulin
Baik
Tidak Baik
Total

Pre Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
1 3,3
2
6,7
29 96,7
28
93,3
30 100,0
30 100,0

p

0,554

Post Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
24 80,0
11 36,7
6
20,0
19 63,3
30 100,0 30 100,0

p

0,001

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa pada waktu Pre Test
ada 29 responden (96,7%) yang berada dalam kelompok intervensi dan pemberian
insulinnya tidak baik dan ada 28 responden (93,3%) yang berada dalam kelompok
kontrol dan pemberian insulinnya tidak baik. Kemudian, pada waktu Post Test ada
6 responden (20,0%) yang berada dalam kelompok intervensi dan pemberian
insulinnya tidak baik dan ada 19 responden (63,3%) yang berada dalam kelompok
kontrol dan pemberian insulinnya tidak baik. Pada waktu Pre Test, tidak ada
perbedaan proporsi pemberian insulin yang baik untuk pasien antara kelompok
intervensi dan kontrol. Sedangkan pada waktu Post Test, ada perbedaan proporsi
pemberian insulin yang baik untuk pasien antara kelompok intervensi dan kontrol.

Universitas Sumatera Utara

96

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kadar Gula Darah Pre Test dan Post Test
pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Rumah Sakit Umum
Pirngadi Medan

KGD
Baik
Buruk
Total

Pre Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
1 3,3
3
10,0
29 96,7
27
90,0
30 100,0
30 100,0

Post Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
26 86,7
14 46,7
13,3
16 53,3
0,301 4
30 100,0 30 100,0
p

p

0,001

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa pada waktu Pre Test
ada 29 responden (96,7%) yang berada dalam kelompok intervensi dan KGD
buruk dan ada 27 responden (90,0%) yang berada dalam kelompok kontrol dan
KGD buruk. Kemudian, pada waktu Post Test ada 4 responden (13,3%) yang
berada dalam kelompok intervensi dan KGD buruk dan ada 16 responden (53,3%)
yang berada dalam kelompok kontrol dan KGD buruk. Pada waktu Pre Test, tidak
ada perbedaan proporsi KGD yang baik untuk pasien antara kelompok intervensi
dan kontrol. Sedangkan pada waktu Post Test, ada perbedaan proporsi KGD yang
baik untuk pasien antara kelompok intervensi dan kontrol.
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Ukuran Luka Pre Test dan Post Test pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol di Rumah Sakit Umum
Pirngadi Medan
Ukuran
Luka
Baik
Buruk
Total

Pre Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
11 36,7
9
30,0
19 63,3
21
70,0
30 100,0
30 100,0

p

0,584

Post Test
Intervensi
Kontrol
n
%
n
%
26 86,7
7
23,3
4
13,3
23 76,7
30 100,0 30 100,0

p