Profil Penderita Kanker Serviks Di Rsud Dr. Pirngadi Kota Medan

(1)

PROFIL PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

HOTMAIDA NASUTION 145102201

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

(5)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

yang berjudul Profil Penderita Kanker Serviks Di RSUD.dr. Pirngadi Kota Medan

Tahun 2014

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk

menyelesaikan program pendidikan D-IV Bidan pendidik di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapat bantuan, bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan sekaligus dosen penguji II dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan

Pendidik

3. Bapak Ismayadi S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen pembimbing Karya Tulis

Ilmiah ini yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan

arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

4. Ibu dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen penguji I dalam Karya Tulis Ilmiah

ini.

5. Direktur RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan.

6. Seluruh dosen, staff dan pegawai administrasi program study D-IV Bidan


(6)

ii

tersayang Dahlina Nasution, serta kakak, abang dan kedua adik tercinta, yang

tak henti-hentinya memberikan semangat, serta dorongan serta dukungan moral

dan material.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun

dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga bantuan, kritik

dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi

pembaca umumnya.

Medan, Juli 2015

Penulis

( Hotmaida Nasution)

NIM.145102201


(7)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR SKEMA vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan 6

2. Bagi tempat penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

1. Defenisi wanita 7

2. Defenisi kanker 7

3. Defenisi kanker serviks 7

B. Penyebab Kanker serviks 8

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kanker leher Rahim 8

1. Umur 8

2. Frekuensi Kehamilan atau Paritas 8

3. Aktifitas Seksual Pertama Kali 9

4. Jumlah Pasangan Seksual 9

5. Merokok 9

6. Penggunaan Pil Kontrasepsi 10

D. Gejala Kanker Serviks 11

E. Perkembangan kanker Serviks 12

1. Lesi Tingkat Rendah 12

2. Lesi Tingkat Tinggi 13

F. Stadium Perkembangan Kanker Serviks 13

1. Stadium 0 13

2. Stadium 1 14

3. Stadium 2 14

4. Stadium 3 15

5. stadium 4 15

G. Pengobatan Kanker Serviks 16

1. Pembedahan 16

2. Terapi penyinaran 16

3. Kemoterapi 17

4. Terapi biologis 17

H. Pencegahan terhadap kanker serviks 17

1. Imunisasi HPV 17

2. Pap Smear 18

3. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) 18


(8)

iv BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Design Penelitian 23

B. Populasi dan Sampel 23

C. Tempat Penelitian 23

D. Waktu Penelitian 23

E. Etika Penelitian 23

F. Instrumen Penelitian 24

G. Prosedur Pengumpulan Data 24

H. Pengolahan dan Rencana Analisa data...24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...27 B. Pembahasan...31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...37 B. Saran...37

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Defenisi Operasional...20

Tabel 4.6 : Hasil Pengkodean... 25

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan umur di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun2014...27

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan paritas di

RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014...28

Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan jarak

persalinan di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 ...28

Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan riwayat

komplikasi persalinan di RSUD. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 ...29

Tabel 5.5 : Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan usia

pertama berhubungan sex di RSUD. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 ...29

Tabel 5.6 : Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan alat

kontrasepsi yang digunakan di RSUD. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 ...29

Tabel 5.7 : Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan kebiasaan


(10)

vi


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada

kaum hawa dari seluruh penyakit kanker yang ada. Setiap dua menit seorang wanita

meninggal dunia karena penyakit ini, secara global estimasi sekitar tahun 2000-an

menunjukkan bahwa insidensi penyakit ini kurang lebih 493.243 jiwa per tahun,

sedangkan kematian karena kanker serviks sebanyak 273.505 jiwa per tahun,

sebanyak 80% dari jumlah penderita berasal dari negara-negara sedang berkembang,

karena memang penyakit ini merupakan urutan pertama pembunuh wanita akibat

kanker di negara-negara berkembang. WHO mencatat selama 2005 lebih dari

250.000 wanita meninggal akibat kanker serviks dan utamanya berasal dari

negara-negara berkembang (Wijaya,2010 dan Setiati,2009)

Secara global diperkirakan telah di diagnosis sebanyak 1.401.400 kasus

kanker serviks dan 3.860.300 kasus penderita kanker payudara. Dari angka tersebut,

kanker serviks dari negara sedang berkembang berjumlah 1.064.000 kasus,

sedangkan untuk kanker payudara adalah 1.522.000 kasus. Berdasarkan data statistik

di Indonesia, kanker leher rahim atau kanker serviks (Cervical Cancer) adalah

kanker yang dialami wanita dan jumlah penderitanya tinggi. Kanker serviks adalah

salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada kaum wanita. Setiap satu

jam, satu wanita meninggal di indonesia karena kanker serviks. Fakta menunjukkan

bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi virus HPV yaitu sekitar 99,7%. (Setiati,2009

dan Tilong, 2012)

Di indonesia kanker serviks merupakan kasus terbanyak dan hampir 70 % nya


(12)

pelaksanaan skrining, yaitu < 5 %. Padahal, pelaksanaan skrining yang ideal adalah

80 %. Coba kita bandingkan dengan populasi penduduk Indonesia tahun2008 yang

berjumlah 230 juta. Angka 5 % adalah angka yang kecil sekali. Padahal wanita yang

beresiko terkena kanker serviks adalah 58 juta (pada usia 15-64 tahun) dan 10 juta

(pada usia 10-14 tahun). Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika jumlah kasus baru

kanker serviks mencapai 40-45/hari dan jumlah kematian yang disebabkan kanker

serviks mencapai 20-25/hari (Samadi, 2010)

Program pengendalian penyakit kanker dilakukan untuk semua jenis kanker,

tetapi saat ini masih di prioritaskan pada dua kanker tertinggi di Indonesia yaitu

kanker leher rahim dan kanker payudara. Program deteksi dini dan tatalaksana yang

dilakukan masih di prioritaskan pada 2 kanker ini. Deteksi dini kanker leher rahim

menggunakan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA

(lesi pra kanker leher rahim ), untuk kanker payudara menggunakan metode Clinical

Breast Examination (CBE). Sampai dengan tahun 2013, Program deteksi dini kedua kanker tersebut telah berkembang di 207 kabupaten pada 32 provinsi, yang

dilaksanakan oleh 717 dari 9500 Puskesmas. Jumlah di skrining sebanyak 644.951

perempuan atau 1,75 % dari target perempuan usia 30-50 tahun, 28.850 (4,47 %)

IVA positif, curiga kanker leher rahim 840 (1,3 per 1000), benjolan pada payudara

1.682 yaitu2,6 per 1000 (profil Kesehatan Indonesia 2013)

Semua jenis penyakit kanker adalah silent killer termasuk kanker serviks,

umumnya penyakit ini tidak menunjukkan gejala awal yang bisa dirasakan namun

sangat mematikan. Berhubung tidak mengeluhkan gejala apapun, penderita kanker

serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium

lanjut. Kanker serviks ini dapat muncul pada perempuan usia 35 sampai 55 tahun.


(13)

3

tahunnya sekitar 500.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih

dari 250.000 meninggal dunia. Total 2,2 juta perempuan di dunia menderita kanker

serviks. Mendeteksi kanker dengan pap smear dianjurkan untuk semua wanita yang

berseksualitas aktif dan hendaknya secara teratur. Pap smear untuk pertama kali

harus dilakukan segera setelah wanita tersebut mulai melakukan hubungan seksual.

Setelah itu harus ada pengulangan pemeriksaan setelah 1 tahun karena sel-sel

abnormal dapat terluput dari sekali pemeriksaan. Jika tidak didapati kelainan pada

salah satu hasil pemeriksaan Pap Smear, pemeriksaan akan diulang. Hal ini

dilakukan secara teratur dengan interval minimal 2 tahun (Aminati 2013, Wijaya

2010)

Di RSUD.dr.Pirngadi di Kota Medan pada tahun 2006, jumlah penderita

kanker serviks sebanyak 28, tahun 2007 sebanyak 32 orang, tahun 2008 sebanyak 35

orang, tahun 2009 sebanyak 25 orang, dan pada tahun 2010 sebanyak 40 orang.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kasus kanker serviks mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tingginya kasus kanker serviks disebabkan minimnya

kesadaran untuk melakukan deteksi dini, dikarenakan upaya promosi dan preventif

dalam pencegahan terhadapkasus kanker serviks masih kurang digalakkan oleh

pemerintah yang mengakibatkan masyarakat menjadi kurang informasi mengenai

bahaya kanker serviks dan berbagai upaya pencegahannya. Selain itu, rasa

keingintahuan masyarakat Indonesia juga dinilai masih rendah, khususnya ibu-ibu.

Ditambah lagi masih berkembangnya persepsi di setiap masyarakat kita bahwa

sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit hanya sebagai tempat

untuk berobat saja, itu artinya masyarakat hanya datang ke pusat pelayanan


(14)

sudah masuk pada stadium lanjut dan menyebabkan kematian karena kanker serviks

tidak menunjukkan gejala (Adiati,2010)

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90 % kanker mulut

rahim disebabkan oleh Human papilloma Virus (HPV). Dan 70 % di antaranya

disebabkan oleh tipe 16 dan 18. Dari kedua tipe ini HPV 16 sendiri menyebabkan

lebih dari 50 % kanker mulut rahim. Seseorang yang sudah terkena infeksi HPV 16

memiliki kemungkinan terkena kanker mulut rahim sebesar 5%. Kanker mulut rahim

yang disebabkan HPV umumnya berjenis keganasan sel gepeng (Rasjidi dan

Sulistiyanto, 2007)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurdesri tahun 2006 di

RSUD.dr.Djasamen Saragih P.Siantar bahwa wanita yang menderita kanker serviks

memiliki karakteristik; berusia >35 tahun, status perkawinan, paritas, jarak

persalinan, riwayat persalinan dan penanganan.

Survei awal yang dilaksanakan pada bulan Januari 2015 Di RSUD.dr. Pirngadi

Kota Medan menemukan 75 orang menderita kanker serviks Tahun 2014 yang

dirawat inap.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul Profil Penderita Kanker Serviks di RSU.dr.Pirngadi Kota

Medan Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah Bagaimana Profil Penderita Kanker Serviks Di RSUD.dr. Pirngadi Kota


(15)

5 C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui profil penderita kanker serviks di RSUD. dr.Pirngadi Kota

Medan Tahun 2014

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui distribusi frekuensi profil penderita kanker

serviks yang dirawat inap di RSUD. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun

2014 berdasarkan Umur

2) Untuk mengetahui distribusi frekuensi profil penderita kanker

serviks di RSUD. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 berdasarkan

Paritas

3) Untuk mengetahui distribusi frekuensi profil penderita kanker

serviks di RSUD. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 berdasarkan

jarak persalinan

4) Untuk mengetahui distribusi frekuensi profil penderita kanker

serviks RSUD. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 berdasarkan

riwayat komplikasi persalinan

5) Untuk mengetahui distribusi frekuensi profil penderita kanker

serviks di RSUD. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 berdasarkan

usia pertama kali melakukan hubungan seksual

6) Untuk mengetahui distribusi frekuensi profil penderita kanker

serviks di RSU. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 berdasarkan


(16)

7) Untuk mengetahui distribusi frekuensi profil penderita kanker

serviks di RSU. dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 berdasarkan

kebiasaan merokok.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk menambah bahan bacaan yang dapat dijadikan sebagai informasi

bagi pengembangan mutu pelayanan kesehatan lebih lanjut bagi yang

membutuhkan.

2. Bagi tempat Penelitian

Sebagai tempat penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat dan

dasar dalam melakukan kebijakan dalam menurunkan angka kematian dan

kesakitan kanker serviks, serta perawatan dan pengobatan yang


(17)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

1. Defenisi wanita

Seorang wanita memiliki beberapa organ di dalam tubuhnya yang tidak

dimiliki oleh laki-laki. Organ-organ tersebut sangat banyak dan memiliki fungsi yang

berbeda-beda, yang saling berkaitan. Organ-organ tersebut secara bersama-sama

membentuk suatu sistem kerja yang sangat unik. Susunan organ pada sistem tersebut

juga sangat rumit dan sangat kompleks (Yahya, 2011)

2. Defenisi kanker

Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme

normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. Kanker bisa terjadi

dari berbagai organ tubuh. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya,

sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke

jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) keseluruh tubuh. (Amalia, 2009)

3. Defenisi Kanker serviks

Kanker serviks merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human

Papilloma Virus onkogenik, mempunyai persentase yang cukup tinggi, kanker serviks terjadi

pada bagian organ reproduksi wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah

bawah antara vagina dan rahim. Dibagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker

serviks (Tilong,2012)

Kanker serviks berawal di dalam sel pada permukaan serviks. Sering kali, kanker

serviks dapat menyerang lebih dalam lagi kebagian dalam serviks dan jaringan sekitarnya.

Sel kanker dapat menyebar dengan cara membelah dari tumor asal(primer). (Wijaya,2010)

Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher

rahim/ serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker


(18)

dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10 % sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil

lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim ( Amalia, 2009 )

B. Penyebab Kanker Serviks

Peristiwa kanker serviks diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi oleh HPV

(Human Papilloma Virus). Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan

hubungan seksual. Human Papilloma Virus, sampai saat ini telah diketahui memiliki lebih

dari 100 tipe, dari 100 tipe HPV tersebut, hanya 30 di antaranya yang beresiko kanker

serviks. Tipe 16 dan 18 merupakan penyebab tersering kanker serviks yang terjadi di seluruh

dunia. (Wijaya,2010)

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kanker leher Rahim (Wijaya,2010)

1. Umur

Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia

35-50 tahun dan masih aktif berhubungan seksual.Menurut Aminati(2013) menopause

memang akan dialami semua wanita. Pada masa itu sering terjadi perubahan sel-sel

abnormal pada mulut rahim.

2. Frekuensi Kehamilan atau Paritas

Jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita juga meningkatkan risiko terjadinya

kanker serviks. Sehingga, wanita yang mempunyai banyak anak atau sering melahirkan

mempunyai resiko terserang kanker serviks lebih besar.

Menurut Aminati(2013)paritas yang berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak lebih

dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat. Sebab dapat menyebabkan timbulnya

perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah anak yang dilahirkan melalui

jalan normal banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel


(19)

9

3. Aktifitas Seksual Pertama Kali

Prevalensi atau angka kejadian tertinggi kanker serviks (sekitar 20%) terutama

dijumpai pada perempuan yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan

seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker serviks dua kali

lebih besar dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20

tahun. Menurut Aminati(2013) menikah dini mempunyai beberapa resiko. Selain

kurangnya kesiapan mental juga mempunyai resiko lebih besar mengalami perubahan

sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada usia muda, sel-sel-sel-sel rahim masih belum matang. Sel-sel-sel

tersebut tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma. Segala macam

perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak

seimbang dengan sel yang mati. Dengan begitu maka kelebihan sel ini bisa berubah sifat

menjadi sel kanker.

4. Jumlah Pasangan Seksual (berganti-ganti pasangan)

Ada lebih dari 100 jenis HPV dan beberapa di antaranya dapat ditularkan melalui

hubungan seksual. Dengan demikian, kanker serviks juga berkaitan dengan jumlah partner

seksual. Semakin banyak partner seksual yang dimiliki oleh seorang wanita, maka semakin

meningkat pula resiko terjadinya kanker serviks pada wanita itu.

Menurut Aminati(2013) tinjauan kepustakaan mengenai etiologi kanker leher rahim

menunjukkan bahwa faktor resiko lain yang penting adalah hubungan seksual suami dengan

wanita tuna susila (WTS). Dari WTS itu suami dapat membawa virus dan menularkan pada

isterinya.

5. Merokok

Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker serviks jenis karsinoma sel

skumosa. Faktor risiko meningkat dua kali dibandingkan orang yang tidak merokok dengan

resiko tertinggi terdapat pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama serta intensitas

yang tinggi(jumlah yang banyak). Wanita perokok lebih tinggi terkena kanker serviks.

Bahkan perokok pasif yang menghirup asap rokok orang lain 3 jam atau lebih dalam sehari,


(20)

rokok dapat menyebabkan defesiensi folate dalam darah. Juga terbukti nikotin ditemukan

dalam lendir serviks yang menjadi penyebab kanker.

Menurut Aminati(2013)tembakau adalah bahan pemicu kaersiogenik yang paling baik. Asap

rokok menghasilkan polycylic aromatic hydrocarbon heterocylic nitrosamines. Efek

langsung dari bahan-bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal

sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus. Lendir serviks pada wanita perokok

mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada dalam rokok. Zat-zat tersebut akan

menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-karsinogen infeksi virus.

Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan

infeksi HPV pada serviks.

6. Penggunaan Pil Kontrasepsi

Penggunaan kontrasepsi pil (kombinasi estrogen dan progesteron) dalam jangka

waktu lama, yakni 5 tahun atau lebih, dapat meningkatkan risiko kanker serviks dua kali

lipat lebih besar. Sedangkan jika menggunakan metode kontrasepsi barier (penghalang),

terutama yang menggunakan kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan penurunan

angka kejadian kanker leher rahim yang diperkirakan karena penurunan paparan terhadap

agen penyebab infeksi.

Selain yang telah disebutkan diatas faktor yang mendukung mempengaruhi kanker serviks

adalah:

Menurut Manan (2011) :

1) Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara rutin).

2) Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil.

Wanita hamil yang menggunakan DES guna mencegah keguguran (banyak digunakan

pada tahun 1940-1970) bisa mengalami kanker serviks


(21)

11

Menurut Tilong (2012) :

1) Riwayat keluarga. Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga dengan kanker

serviks mempunyai risiko yang sangat besar untuk menderita kanker serviks.

2) Seringnya mencuci vagina dengan antiseptik yang tidak dianjurkan oleh dokter. Hal ini

tentu saja banyak yang kurang mengerti sehingga banyak para wanita yang tidak sadar

akan bahaya sebagai resiko nya. Hal itu sebenarnya merupakan suatu tindakan yang

keliru karena penggunaan antiseptik mempunyai resiko yang sangat besar untuk

terserang kanker serviks.

3) Seringnya menaburi vagina dengan bedak sehingga menimbulkan iritasi

4) Kurang mengkonsumsi vitamin C,E, dan asam folat.

5) Penggunaan hormon estrogen bagi wanita yang telah menopause tidak sesuai aturan.

6) Gaya hidup yang buruk

7) Riwayat infeksi berulang di daerah kelamin atau radang panggul

8) Pembalut berkualitas buruk

9) Pekerjaan, diperkirakan bahwa paparan bahan tertentu dari suatu pekerjaan contoh

debu, logam, bahan kimia, tar, atau oli mesin dapat menjadi faktor resiko kanker servik

(Rasjidi, 2008)

10) Mengonsumsi makanan serta minuman yang komposisinya mengandung lebih banyak

bahan sintesis daripada bahan alami (Joe, 2012)

D. Gejala Kanker Serviks (Tilong,2012)

1. Perdarahan rahim yang abnormal

2. Siklus menstruasi yang abnormal

3. Perdarahan di antara dua siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami

menstruasi)


(22)

5. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia di atas 40

tahun)

6. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul

7. Nyeri atau sulit berkemih

8. Nyeri dan perdarahan saat melakukan hubungan seksual

9. Penurunan berat badan secara drastis (Wijaya,2012)

10. Terjadi perdarahan setelah menopause (Mangan, 2009)

Tanda-tanda sebagai gejala umum kanker serviks yang patut dicurigai (Setiati,2009)

1. keputihan yang sulit sembuh dan berbau busuk

2. sering terjadi perdarahan dan nyeri saat bersenggama

3. pada stadium dini, keadaan penderita masih baik, tetapi pada stadium lanjut, keadaan

umum penderita dapat mengalami kemerosotan kesehatan

E. Perkembangan kanker Serviks

Kanker serviks membutuhkan waktu untuk perkembangannya. Kalau ada penderita

berumur 35 tahun, maka sebetulnya sudah terkena pra-kanker sejak umur 20-an tahun namun

tidak dirasakan, tentu saja karena gejala ketika itu belum terlihat.

Terkadang sel-sel pada permukaan serviks tampak abnormal,tetapi tidak ganas.

Perubahan abnormal pada sel-sel serviks merupakan langkah awal dari serangkaian

perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker

(Manan,2011)

Perubahan pada sel-sel bisa dibedakan menjadi dua, yakni lesi tingkat rendah dan

lesi tingkat tinggi :

1. Lesi Tingkat Rendah

Lesi tingkat rendah merupakan perubahan dini pada ukuran, bentuk, dan jumlah sel


(23)

13

sendirinya, tetapi lesi tingkat rendah lainnya tumbuh menjadi lebih besar dan abnormal, serta

membentuk lesi tingkat tinggi.

Lesi tingkat rendah juga disebut displasia ringan atau neoplasiaintraepitel servikal 1

(NIS 1). Lesi tingkat rendah sring ditemukan pada wanita yang berusia 25-35 tahun. Namun,

lesi jenis itu juga bisa dialami oleh semua kelompok umur.

2. Lesi Tingkat Tinggi

Pada lesi tingkat tinggi, ditemukan sejumlah besar sel prakanker yang tampak sangat

berbeda ketimbang sel yang normal. Perubahan prakanker ini hanya terjadi pada sel di

permukaan serviks. Selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sel-sel tersebut tidak

akan menjadi ganas dan tidak menyusup ke lapisan serviks yang ebih dalam. Lesi tingkat

tinggi juga disebut displasia menengah atau displasia berat, NIS 2 atau 3, maupun

Karsinoma in situ .

Lesi tingkat tinggi sering kali ditemukan pada wanita yang berusia 30-40 tahun. Jika

sel-sel abnormal menyebar lebih jauh ke dalam serviks, jaringan, maupun organ lainnya,

maka kondisinya disebut kanker serviks atau kanker serviks invasif .

F. Stadium Perkembangan Kanker Serviks

Menurut Wijaya (2010) berdasarkan tingkat keganasannya, perkembangan kanker

serviks terbagi dalam beberapa stadium :

1. Stadium 0

Tingkat 0 juga disebut carcinoma in situ. Pada stadium ini, sel-sel kanker belum

menyebar ke jaringan lain (noninvasif). Kanker masih kecil dan hanya terbatas pada

permukaan serviks. Selain itu, kanker hanya ditemukan di lapisan atas dari sel-sel pada

jaringan yang melapisi serviks. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam


(24)

2. Stadium 1

Pertumbuhan kanker hanya terbatas pada serviks. Namun, kanker telah menyerang

serviks di bagian bawah lapisan atas dari sel-sel serviks dan ini ditemukan hanya di leher

rahim (serviks). Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini lima tahun adalah 85%.

Kanker pada stadium ini masih dibagi lagi dalam empat tingkat, yaitu :

a. Stadium 1A1

Perkembangan kanker tahap ini mengalami peningkatan ukuran. Kedalamannya

kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7 mm. Namun, dokter tidak dapat melihat

sel kanker ini tanpa mikroskop.

b. Stadium 1A2

Sama halnya dengan stadium 1A1, dokter tidak dapat melihat sel kanker tanpa

mikroskop. Hanya saja ukuran kanker pada stadium ini bertambah lebar. Kedalamannya

antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.

c. Stadium 1B1

Pada stadium ini, dokter sudah mulai dapat melihat kanker dengan mata

telanjang karena ukuran sel kanker kian membesar. Namun, ukurannya tidak lebih besar

dari 4 cm.

d. Stadium 1B2

Serupa dengan stadium 1B1, ukuran sel kanker sudah lebih besar dari 4 cm.

3. Stadium 2

Kanker serviks meluas melewati leher rahim ke dalam jaringan-jaringan yang

berdekatan dan kebagian atas dari vagina. Kanker serviks tidak menyerang kebagian ketiga

yang lebih rendah dari vagina atau dinding pelvis ( lapisan dari bagian tubuh antara

pinggul). Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah


(25)

15

a. Stadium 2A

Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar kejaringan yang

lebih dalam dari vagina. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium)

sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina.

b. Stadium 2B

Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum

sampai ke dinding panggul. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan

dinding samping panggul.

4. Stadium 3

Kanker meluas ke bagian bawah vagina. Kanker juga telah menyebar ke dinding

pelvis dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan. Angka harapan hidup penderita

kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 30%. Tahap perkembangan kanker stadium ini

dibagi dalam dua tingkatan, yakni :

a. Stadium 3A

Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan sepertiga vagina

bagian bawah.

b. Stadium 3B

Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menghambat proses berkemih,

sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan ginjal

5. Stadium 4

Kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian-bagian lain

tubuh. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 5%.

Perkembangan kanker stadium ini terbagi dalam dua tahapan, yakni :

a. Stadium 4A

Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rektum.

b. Stadium 4B


(26)

G. Pengobatan Kanker Serviks

Tidak semua kanker yang telah dideteksi atau ditemukan dapat disembuhkan.

Namun, semakin dini kanker ditemukan dan diobati, semakin besar kemungkinan untuk

sembuh (Mangan, 2009). Jika kanker dapat dideteksi pada tahap prakanker awal, sel kanker

dapat diatasi dengan mudah , yaitu dengan cara membekukan atau memananaskan sel kanker

hingga hancur (Ghofar,2009).

Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung pada lokasi dan ukuran

tumor, stadium penyakit, usia, kondisi umum penderita :

1. Pembedahan

Operasi sederhana dilakukan pada tingkat stadium awal (prakanker) dari nol

hingga 1A. Operasi tersebut disebut konisasi (pemotongan rahim seperti kerucut).

Karena berada dalam stadium awal, kanker masih berada di sel-sel selaput lendir.

Operasi juga dapat dilakukan bila pasien masih ingin hamil. Bila pasien sudah tidak

ingin hamil lagi, maka histerektomi simple (pengangkatan rahim secara keseluruhan)

akan dilakukan. Tujuannya adalah agar kanker tidak tumbuh lagi. (Setiati,2009)

2. Terapi penyinaran

Terapi penyinaran (radioterapi) dianggap efektif untuk mengobati kanker invasif

yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi

tinggi guna merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.

Radioterapi dibedakan menjadi dua macam. Pertama, radiasi eksternal penderita

tidak perlu dirawat di rumah sakit. Penyinaran dilakukan 5 hari/minggu selama 5-6

minggu. Kedua, radiasi internal (zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul yang

dimasukkan langsung kedalam serviks). Kapsul tersebut dibiarkan selama 1-3 hari.

Selama itu penderita mesti dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini dapat diulang

beberapa kali selama 1-2 minggu. Efek samping radioterapi yakni iritasi rektum dan

vagina, kerusakan kandung kemih dan rektum, serta ovarium berhenti


(27)

17

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang menggunakan

obat-obatan untuk menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker, baik dengan membunuh sel

kanker maupun menghentikan sel kanker dari pembelahan. Kemoterapi dilakukan

melalui mulut atau diinjeksikan ke dalam pembuluh darah atau otot, obat-obatan akan

memasuki aliran darah dan dapat mencapai sel kanker di seluruh tubuh. Kemoterapi

jenis ini dinamakan kemoterapi sistemik. Dan, ketika kemoterapi ditempatkan secara

langsung ke dalam tulang belakang, suatu organ tertentu, atau rongga tubuh seperti

perut, obat-obatan akan sangat mempengaruhi sel kanker di area-area tersebut

(kemoterapi regional). Metode kemoterapi yang diberikan kepada pasien di dasarkan

pada jenis dan stadium kanker yang sedang di obati. (Wijaya,2010)

4. Terapi Biologis

Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh

dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar

ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa

dikombinasikan dengan kemoterapi (Manan, 2011)

H. Pencegahan terhadap kanker serviks

1. Imunisasi HPV

Telah ditemukan imunisasi untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Gardasil

adalah satu-satunya vaksin yang dapat mencegah 4 tipe HPV (6,11,16,18). Vaksin ini

diperuntukkan bagi wanita muda yang berusia 9-26 tahun. Saat mereka para wanita muda

secara teori belum terpapar dengan virus tersebut. Imunisasi HPV akan diberikan melalui

suntikan sebanyak tiga kali berturut-turut tiap dua bulan sekali dan dilakukan pengulangan

satu kali lagi pada sepuluh tahun kemudian. Kemudahan dalam hal pemberian vaksin dan

tingginya angka keberhasilan menjadi keunggulan pencegahan metode ini. (Ghofar,2009 ;


(28)

2. Pap Smear

Cara untuk mencegah kanker serviks, yakni mencegah terjadinya infeksi HPV dapat

melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur. Pap smear adalah suatu pemeriksaan

mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan pap

smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu

atau plastik (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal ). Dan sebuah sikat kecil (yang

dimasukkan ke dalam saluran servikal). Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu

diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. Pap smear sangat efektif

dalam mendeteksi perubahan prakanker pada serviks. Jika hasil pap smear menunjukkan

displasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan kolposkopi dan biopsi (Rahayu,

2009)

Anjuran untuk melakukan pap smear secara teratur :(Manan, 2011)

1. Setiap tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.

2. Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual ataupun pernah

menderita infeksi HPV dan kutil kelamin.

3. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB

4. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun jika 3 kali pap smear

secara berturut-turut menunjukkan hasil negatif. Atau , bagi wanita yang telah

menjalani histerektomi bukan karena kanker.

5. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal

6. Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker

serviks.

3. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Menurut Rasjidi (2009) Cara pencegahan kanker serviks dapat dengan inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA). Tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan


(29)

19

dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai

salah satu metode skrining kanker mulut rahim. Apabila dikatakan IVA positif bila

ditemukan adanya area berwarna putih dan permukaannya meninggi dengan batas yang

jelas di sekitar zona transformasi.

Memperhatikan permasalahan dalam penanggulangan kanker srviks di Indonesia,

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dapat menjadi metode alternatif untuk skrining.

Pertimbangan ini berdasarkan bahwa :

1. Mudah dan praktis

2. Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan nondokter ginekologi, bahkan oleh

bidan praktik swasta maupun ditempat-tempat terpencil.

3. Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana hanya untuk pemeriksaan

ginekologi dasar

4. Biaya murah, sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

5. Hasil langsung diketahui


(30)

20 A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka antara konsep-konsep yang ingin di amati

atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010)

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang ada,

maka kerangka konsep penelitian tentang profil penderita kanker seviks di RSUD.dr.

Pirngadi Kota Medan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Profil Penderita :

• Usia

• Paritas

• Jarak persalinan

• Riwayat persalinan

• Usia pertama kali

melakukan hubungan seksual

• kontrasepsi yang

digunakan dalam jangka panjang

• Kebiasaan merokok


(31)

21

B. Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, ,memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena.(Hidayat,2007)

Tabel 3.1 : Defenisi Operasional

No .

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Profil penderita

Kanker serviks

1. Usia

Usia adalah usia wanita saat dilakukan penelitian 2. Paritas Paritas adalah jumlah kelahiran (baik kelahiran dengan bayi hidup maupun kelahiran dengan bayi meninggal)

3. Jarak persalinan

Jarak persalinan adalah batasan waktu untuk melahirkan anak pertama dengan berikutnya 4. Riwayat komplikasi persalinan adalah adanya kelainan pada saat persalinan Lembar Checklist Lembar Checklist Lembar Checklist Lembar Checklist Tidak dilakukan

• Nullipara

• Primipara

• Secondipar

• Multipara

• Grandemulti

para

• Tidak ada

• <2 Tahun

• ≥2 Tahun

• Abortus

• Perdarahan

• Infeksi

Ordinal

Ordinal

Ordinal


(32)

5. Usia pertama kali melakukan hubungan seksual adalah usia dimana seseorang melakukan hubungan seksual yang pertama kali. 6. Kontrasepsi

adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan 7. Kebiasaan Merokok adalah suatu kegiatan menghisap asap yang mengandung zat nikotin Lembar Checklist Lembar Checklist Lembar Checklist

• < 20 Tahun

• ≥ 20 Tahun

• Pil

• Suntik

• Implan

• IUD

• Tubektomi

• Merokok

• Tidak

merokok

Ordinal

Ordinal


(33)

23 BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan

crossectional untuk mengetahui pofil penderita kanker serviks di RSUD.dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rekam medik penderita kanker

serviks di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 yaitu berjumlah 66 rekam

medik.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total populasi yaitu

seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 66 rekam medik.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2015

E. Etika Penelitian

Pertimbangan etik yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini yaitu

etika penelitian beneficence :

1. Untuk menjaga kerahasiaan, maka peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden ( respect for privacy )

2. Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti dan kelompok data


(34)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan

lembar checklist.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan peneliti yaitu setelah menerima surat izin

penelitian dari Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatra Utara dan telah mendapat izin dari RSUD.dr.Pirngadi Kota

Medan. Setelah mendapat izin peneliti melaksanakan pengumpulan data, metode

pengumpulan data berupa data sekunder dari rekam medik. Setelah mendapat jadwal

2 hari dari ruangan rekam medik yaitu pada tanggal 27-28 April 2015 , peneliti

diarahkan keruangan khusus penelitian untuk pengumpulan data. Satu lembar

checklist diisi berdasarkan isi data dari satu rekam medik selama ± 10 menit. Setelah

semua lembar checklist diisi, maka peneliti melakukan pengolahan dan analisa data.

H. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Pengeditan (editing)

Pada tahap pengeditan data yang akan dilakukan dengan memeriksa

kelengkapan data dari rekam medik yang bertujuan agar data yang

diperoleh dapat diolah dengan benar sehingga pengolahan data

memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang akan diteliti.

2. Pengkodean (coding)

Setelah data diperoleh, peneliti melakukan pengkodean untuk


(35)

25

Tabel 4.6 : Hasil Pengkodean

3. Pemasukan data (entering)

Pemasukan data merupakan kegiatan memasukkan data yang telah selesai di

coding dari lembar checklist. Pemasukan data ke komputer merupakan

kegiatan yang menuntut ketelitian oleh peneliti sehingga data tidak menjadi

bias meskipun hanya memasukkan data saja.

Variabel Hasil Pengkodean

Umur <20 tahun = 1

20 – 35 tahun = 2 > 35 tahun = 3

Paritas Nullipara = 1

Primipara = 2 Secundipara = 3 Multipara = 4

Grandemultipara = 5

Jarak persalinan Tidak ada = 1

<2 tahun = 2

≥2 tahun = 3

Riwayat komplikasi persalinan Tidak ada = 1

Abortus = 2 Perdarahan = 3 Infeksi = 4

Usia pertama berhubungan sex <20 Tahun = 1

≥20 Tahun = 2

Alat kontrasepsii yang digunakan Tidak ada = 1

Pil = 2 Suntik = 3 Implan = 4 Tubektomi = 5

Kebiasaan merokok Merokok = 1


(36)

4. Pembersihan (cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dimasukkan ke dalam komputer apakah ada kemungkinan kesalahan atau

tidak misalnya kesalahan pengkodean, ketidaklengkapan data atau

sebagainya. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi saat memindahkan

data ke dalam komputer. Apabila ada data yang salah maka akan dilakukan

editing data.

5. Pentabulasian (tabulating)

Penyusunan data sedemikian rupa agar mempermudah analisa data dan

pengolahan data serta pengambilan kesimpulan untuk dimasukkan ke dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

Untuk mengetahui profil penderita kanker serviks di RSUD.dr.Pirngadi

Medan tahun 2014 dilakukan dengan menggunakan analisis Univariat yaitu

analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmodjo, 2010). Analisis

univariat berfungsi untuk meringkas data hasil pengukuran sedemikian rupa

sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.

Semua variabel yang ada dianalisa secara deskriptif dengan menghitung

distribusi frekuensi, kemudian dibandingkan dengan teoritis dalam tinjauan


(37)

27 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Berdasarkan teknik pengolahan data yang telah penulis kemukakan pada Bab IV,

maka penulis akan mengemukakan tentang profil penderita kanker serviks di

RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014.

Selama tahun 2014 di RSUD.dr.Pirngadi ditemukan kasus kanker serviks pada

ibu sebanyak 66 kasus dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

populasi, maka data tersebut diolah dan dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi.

Adapun hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Umur Di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

No. Umur F %

1. < 20 tahun - -

2. 20-35 tahun 2 3,0

3. > 35 tahun 64 97,0

Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 5.1 bahwa hasil penelitian di dapatkan bahwa mayoritas umur

wanita adalah >35 tahun yaitu 64 orang (97,0%), dan minoritas umur wanita 20-35


(38)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Paritas Di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

No. Paritas f %

1. Nullipara 3 4,5

2. Primipara - -

3. Secondipara 4 6,1

4. Multipara 36 54,5

5. Grandemultipara 23 34,9

Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa paritas mayoritas adalah multipara

sebanyak 36 orang (54,5%), dan minoritas adalah nullipara sebanyak 3 orang

(4,5%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Jarak Persalinan Di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

No. Jarak Persalinan f %

1. Tidak ada 3 4,5

2. <2 Tahun 58 87,9

3. ≥ 2 Tahun 5 7,6

Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa jarak persalinan mayoritas adalah < 2

tahun sebanyak 58 orang(87,9%), dan minoritas yaitu ≥ 2 Tahun sebanyak 5 orang


(39)

29 Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Riwayat Komplikasi Persalinan Di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

No. Riwayat Komplikasi Persalinan f %

1. Tidak ada 3 4,5

2. Abortus 48 72,7

3. Perdarahan 5 7,6

4. Infeksi 10 15,2

Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa riwayat komplikasi persalinan mayoritas

adalah abortus dengan jumlah 48 orang (72,7%), sedangkan riwayat persalinan

minoritas adalah perdarahan 5 orang ( 7,6%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Usia Pertama Berhubungan Sex Di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

No. Usia Pertama Berhubungan Sex f %

1. <20 Tahun 53 80,3

2. ≥ 20 Tahun 13 19,7

Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa usia pertama berhubungan sex mayoritas

adalah <20 Tahun dengan jumlah 53 orang (80,3%), sedangkan minoritas adalah


(40)

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Alat Kontrasepsi Yang Digunakan Di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

No. Alkon yang Digunakan f %

1. Tidak ada 10 15,2

2. Pil 47 71,2

3. Suntik 9 13,6

4. Implan - -

5. Tubektomi - -

Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa alat kontrasepsi yang digunakan mayoritas

adalah pil dengan jumlah 47 orang (71,2%), sedangkan minoritas adalah suntik

dengan jumlah 9 orang (13,6%)

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Kebiasaan Merokok Di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

No. Kebiasaan Merokok f %

1. Ya 45 68,2

2. Tidak 21 31,8

Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa kebiasaan merokok tertinggi adalah

merokok dengan jumlah 45 orang (68,2%), sedangkan tidak merokok berjumlah 21


(41)

31 B. Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian maka akan dibahas mengenai profil wanita

dengan kejadian kanker serviks yang di rawat inap di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan

Tahun 2014.

1. Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan umur

Hasil penelitian bahwa distribusi frekuensi penderita kanker serviks di

RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 berdasarkan umur ditemukan mayoritas

adalah >35 tahun yaitu 64 orang (97%).

Hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan teori menurut Aminati (2013)

yang menyatakan pada usia 35-55 tahun memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk

menderita kanker serviks, semakin tua umur seseorang akan mengalami proses

kemunduran. Proses tersebut tidak terjadi pada suatau alat saja tetapi pada seluruh

organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut

lebih banyak kemungkinan jatuh sakit atau mudah mengalami infeksi. Sedangkan

teori menurut Wijaya (2010) juga menyatakan prevalensi atau angka kejadian

tertinggi kanker serviks (sekitar 20%) terutama dijumpai pada perempuan yang telah

aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Pada saat melakukan hubungan seksual

pertama kali meningkat 10-12 kali lipat dari pada yang melakukan hubungan seksual

pertama kali di atas 20 tahun. Hal ini disebabkan karena pada masa transisi dari masa

kanak-kanak menjelang dewasa, terjadilah menstruasi yang menyebabkan hormon

estrogen meningkat menyebabkan sel-sel pada dinding vagina menjadi tebal. Begitu

pula dengan glikogen, yang oleh bakteri bermanfaat diubah menjadi asam vagina.

Pada dasarnya asam vagina ini berfungsi untuk melakukan proteksi terhadap infeksi.

Namun akibat suasana vagina yang menjadi asam, jaringan epitel disekitarnya


(42)

sperma, maka perubahan akan semakin besar. Apalagi jika terdapat luka akibat

gesekan, sel-sel epitel akan terganggu dan menjadi tidak normal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan terdahulu oleh

Dhinessvaran Vasu mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang faktor-faktor

resiko kanker serviks pada penderita kanker serviks di RSUP H.Adam Malik Medan

menunjukkan hasil dari 155 Orang sebanyak 134 orang yang berusia > 35 Tahun

menderita kanker serviks.

2. Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan paritas

Hasil penelitian bahwa distribusi frekuensi penderita kanker serviks di

RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2014 berdasarkan paritas ditemukan mayoritas

adalah multipara berjumlah 36 orang (54,5%).

Hal ini sesuai dengan dengan teori menurut Wijaya (2010) yang menyatakan bahwa

jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita dapat meningkatkan resiko terjadinya

kanker serviks sehingga wanita yang mempunyai banyak anak atau sering

melahirkan mempunyai resiko terserang kanker serviks lebih besar. Paritas

berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak

persalinan yang terlampau dekat. Sebab dapat menyebabkan timbulnya perubahan

sel-sel abnormal pada mulut rahim. Hal ini dikarenakan terjadi perlukaan pada leher

rahim selama persalinan, pengaruh hormonal selama kehamilan atau perubahan

epitel leher rahim berbentuk silindris yang akan sangat banyak mengalami

perubahan pada wanita yang sering melahirkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan terdahulu oleh

Dhinessvaran Vasu mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang faktor-faktor


(43)

33

menunjukkan hasil dari 155 pasien kanker serviks, sebanyak 145 pasien yang

memiliki anak > 3 orang.

3. Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan jarak persalinan

Hasil penelitian bahwa distribusi frekuensi penderita kanker serviks di RSUD.dr.

Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 berdasarkan jarak persalinan mayoritas adalah <2

tahun berjumlah 58 orang (87,9%).

Hal ini sesuai dengan teori menurut Aminati (2013) menyatakan bahwa paritas yang

berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak

persalinan terlampau dekat. Sebab dapat menyebabkan timbulnya perubahan sel-sel

abnormal pada mulut rahim. Jumlah kelahiran dengan jarak pendek pada wanita yang

bersalin (melahirkan) tentulah bagian kemaluan wanita yang merupakan jalan lahir

dengan mudah akan terpapar oleh dunia luar, banyak hal terjadi selama proses

persalinan secara tidak sadar virus bisa masuk sehingga mengakibatkan infeksi.

Dikarenakan infeksi tersebut bisa mengakibatkan perubahan-perubahan pada sel-sel

mukosa serviks (displasia). Sama seperti pada paritas, persalinan yang terlalu dekat

jaraknya, dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel serviks. Jarak persalinan dapat

menjadi factor risiko terhadap kesehatan ibu apabila melahirkan dengan jarak kurang

dari 2 tahun.

4. Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan riwayat komplikasi

persalinan.

Hasil penelitian bahwa distribusi frekuensi penderita kanker serviks di

RSUD.Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2014 berdasarkan riwayat komplikasi

persalinan ditemukan mayoritas adalah sebanyak 48 orang (72,7%).

Hal ini sesuai dengan teori menurut Prawihardjo (2005) menyatakan bahwa ibu


(44)

hal ini disebabkan oleh meningkatnya kejadian lesi pra-kanker serviks dan kanker

serviks yang disebabkan infeksi berulang.

Rasjidi (2009) mengatakan perlukaan- perlukaan jalan lahir akibat komplikasi dari

abortus pada saat melakukan kuretase dapat mengakibatkan sel-sel yang ada di

sekitar serviks mengalami displasia disebabkan infeksi karena tidak dirawat dengan

baik pada saat proses dan penyembuhan pasca abortus.

5. Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan usia pertama berhubungan

sex.

Hasil penelitian bahwa distribusi frekuensi penderita kanker serviks di

RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2014 berdasarkan usia pertama berhubungan

sex ditemukan mayoritas adalah <20 tahun dengan jumlah 53 orang (80,3%).

Hal ini sesuai dengan teori menurut Aminati (2013) menyatakan bahwa semakin

muda seseorang perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar resikonya

untuk terkena kanker serviks. Perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia

kurang 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar dari pada yang menikah usia

lebih dari 20 tahun. Menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda

(kurang dari 17 tahun). Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia

20 tahun ke atas. Seorang wanita yang menjalani hubungan seks pada usia remaja,

paling rawan bila dilakukan pada usia dibawah 16 tahun. Pada usia ini, sel-sel

mukosa pada serviks wanita belum matang. Artinya, masih rentan terhadap

rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat

yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi

kanker. Sedangkan sifat sel sendiri selalu berubah setiap saat, mati dan tumbuh lagi.


(45)

35

sehingga perubahannya tidak seimbang. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat

menjadi sel kanker.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan terdahulu oleh

Dhinessvaran Vasu mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang faktor-faktor

resiko kanker serviks pada penderita kanker serviks di RSUP H.Adam Malik Medan

menunjukkan hasil dari 155 pasien kanker serviks, sebanyak 81 pasien yang

menikah <20 Tahun.

6. Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan alat kontrasepsi yang

digunakan

Hasil penelitian bahwa distribusi frekuensi penderita kanker serviks di

RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2014 berdasarkan alat kontrasepsi ditemukan

mayoritas adalah pil berjumlah 47 orang (71,2%).

Hal ini sesuai dengan teori menurut Wijaya (2010) bahwa penggunaan kontrasepsi

pil ( kombinasi estrogen dan progesteron) dalam jangka waktu lama, yakni 5 tahun

atau lebih, dapat meningkatkan resiko kanker serviks dua kali lipat lebih besar.

Secara bersamaan, penggunaan kontrasepsi pil kombinasi tersebut terbukti dapat

mencegah terjadinya kanker indung telur (ovarium) dan kandungan (uterus). Oleh

karena itu pemakai kontrasepsi pil kombinasi tidak perlu menghentikan penggunaan

pil karena keuntungannya jauh lebih besar dibandinkan kekurangan yang ada.

Namun, apabila hasil pemeriksaan secara mendalam ternyata seorang wanita

memiliki resiko tinggi terhadap kanker serviks, maka tidak diperkenankan

menggunakan pil kontrasepsi tersebut. Apalagi dari hasil pemeriksaan skrining

seorang wanita positif mengalami prakanker atau kanker serviks. Meskipun demikia,


(46)

kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan penurunan angka kejadian kanker

serviks yang diperkirakan karena paparan terhadap agen penyebab infeksi menurun.

7. Distribusi frekuensi penderita kanker serviks berdasarkan kebiasaan merokok

Hasil penelitian bahwa distribusi frekuensi penderita kanker serviks di

RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2014 berdasarkan kebiasaan merokok

ditemukan mayoritas dalah 45 orang (68,2%) .

Hal ini sesuai dengan teori menurut Setiati (2009) bahwa menjauhi kegiatan merokok

sangatlah penting bagi kaum wanita, terutama bagi mereka yang merokok. Akibat

yang ditimbulkan dari kegiatan merokok bukan saja dapat menyebabkan terjadinya

penyakit paru-paru dan jantung, tetapi kadar nikotin yang terdapat dalam rokok juga

dapat mengakibatkan kanker serviks (kanker leher rahim). Hal itu terjadibkarena

nikotin yang masuk ke dalam tubuh akan menempel pada semua seaput lendir

sehingga sel-sel darah dalam tubuh bereaksi atau terangsang, baik pada mukosa

tenggorokan, paru-paru, juga serviks.

Menurut Rasjidi (2009) menyatakan bahwa tembakau mengandung bahan-bahan

karsinogen baik yang dihisap sebagai rokok/sigaret maupun yang dikunyah. Asap

rokok menghasilkan polycylic aromatic hydrocarbons heterocyclic amine yang

sangat karsinogen dan mutagen, sedang bila dikunyah ia menghasilkan netrosamine.

Bahan yang berasal dari tembakau yang dihisap terdapat pada getah serviks wanita

perokok dan dapat menjadi ko karsinogen infeksi virus. Ali dkk, bahkan


(47)

37 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian terhadap penderita kanker serviks di

RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2014 dengan menggunakan data sekunder

dari catatan rekam medik, maka kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase umur yang terbanyak adalah >35

tahun yaitu 64 orang (97%).

2. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase paritas yang terbanyak adalah

multipara yaitu 36 orang (54,5%).

3. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase jarak persalinan yang terbanyak

adalah <2 tahun yaitu 58 orang (87,9%).

4. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase riwayat komplikasi persalinan

yang terbanyak adalah abortus yaitu 48 orang (72,7%).

5. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase usia pertama berhubungan sex

yang terbanyak adalah <20 tahun yaitu 53 orang (80,3%).

6. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase alat kontrasepsi yang digunakan

yang terbanyak adalah pil yaitu 47 orang 71,2%).

7. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase kebiasaan merokok yang

terbanyak adalah merokok yaitu 45 orang (68,2%).

B. SARAN

1. Diharapkan kepada petugas kesehatan terutama bidan agar dapat melaksanakan

tugasnya dan lebih giat memberi penyuluhan kepada PUS/WUS tentang masa

kurun waktu reproduksi sehat dengan frekuensi kehamilan yang dibatasi, jarak


(48)

seksual di usia dini, penggunaan alat kontrasepsi yang aman dan melakukan

penyuluhan tentang bahaya merokok.

2. Diharapkan kepada masyarakat terutama ibu-ibu yang telah aktif melakukan

hubungan seksual diharapkan memeriksakan diri dengan menjalani pemeriksaan

Paps Smear ke dokter dan IVA Test secara rutin kepada petugas kesehatan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan

dengan aspek lebih luas dan metode yang lebih lengkap untuk lebih


(49)

39

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L. (2009). Kanker Serviks dan 32 Jenis Kanker Lainnya. Jogjakarta: Landscape

Aminati, D. (2013). Cara Bijak Menghadapi Dan Mencegah Kanker Leher Rahim(Serviks). Yogyakarta: Briliant Books.

Emilia, dkk. (2010). Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: MedPress.

Ghofar, A. (2009). Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Jogjakarta: Flamingo

Hidayat, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Joe, W. (2012). Makanan Pembunuh Kanker. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Machfoedz, (2008). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Fitramaya

Manan, E. (2011). Miss V. Yogyakarta: Bukubiru.

Mangan, Y. (2009). Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka

Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Prandana, D, A. (2013). e- Jurnal Fakultas Kedokteran USU. 27 november 2014. pukul10.00Wib.http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ejurnalfk/article/view/1353 Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Rahayu, U, W. (2009). Mengenali Mencegah dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Jogjakarta: Victory Inti Cipta

Rasjidi, I. (2009). Manual Prakanker Serviks. Jakarta: CV Sagung Seto

Samadi, H, P. (2010). Yes, I Know Everything About Kanker Serviks. Jakarta: Tiga Kelana

Setiati, E. (2009). Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: C.V. Andi Offset


(50)

Tilong, A, D. (2012). Bebas Dari Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Flash Books.

Wijaya, D. (2010). Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker serviks. Yogyakarta: Sinar Kejora.

Yahya, N. (2011). Kesehatan Reproduksi Pranikah. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri


(51)

(52)

LEMBAR CHECKLIST

PROFIL PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUD.dr. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2014

A. DATA UMUM

No. Medical Record :

Inisial :

B. DATA KHUSUS

Profil wanita dengan kejadian kanker serviks yang dirawat inap di RSUD.dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

1. Umur ibu

a. <20 tahun :

b. 20-35 tahun :

c. >35 tahun :

2. Paritas

a. Nullipara :

b. Primipara :

c. Secundipara :

d. Multipara :

e. Grandemultipara :

3. Jarak persalinan

a. Tidak ada :

b. < 2 tahun :

c. ≥ 2 tahun :

4. Riwayat komplikasi persalinan


(53)

b. Perdarahan :

c. Infeksi :

5. Usia Pertama Kali melakukan hubungan seksual

a. < 20 Tahun :

b. ≥ 20 Tahun :

6. Alat kontrasepsi yang digunakan

a. Pil :

b. Suntik :

c. Implan :

d. IUD :

e. Tubektomi :

7. Kebiasaan Merokok

a. Merokok :


(54)

Profil Wanita Dengan Kejadian Kanker Serviks Yang Dirawat Inap Di RSUD.dr.Pirngadi Kota Medan Tahun 2014

No Rekam

Medis

Umur (Tahun) Paritas Jarak Persalinan Riwayat Komplikasi Persalinan Usia pertama berhubungan

sex

Alkon yang digunakan Kebiasaan Merokok <20 20-35 >35 Nulli

para Primi para Secun dipara Multy para Grand emulti para Tdk ada <2 Thn ≥ 2 Thn Tdk ada Abort us Perda rahan

Infeksi <20 Thn

≥ 20

Thn Tdk

ada

Pil Suntik Implan Tubek tomi mer okok Tdk mer okok

1 3 5 2 2 1 2 2

2 3 3 2 4 1 2 2

3 3 1 1 1 1 1 1

4 3 5 2 2 1 2 1

5 3 4 2 2 1 3 1

6 3 4 3 2 1 2 1

7 3 5 2 2 1 1 1

8 3 4 2 4 1 2 1

9 3 4 2 4 2 3 1

10 2 3 2 4 2 2 2

11 3 4 2 2 1 2 1

12 3 4 2 2 1 2 1

13 3 5 2 2 1 2 2

14 3 5 2 2 3 1 2 2

15 3 5 2 2 1 2 2

16 3 4 3 3 1 2 1

17 3 5 2 2 3 1 2 1

18 3 5 2 2 2 2 1

19 3 5 2 2 1 2 1

20 3 3 2 4 2 2 1

21 3 4 3 4 1 2 1

22 3 4 2 4 1 2 1

23 3 5 2 2 1 3 2

24 3 5 2 2 1 3 2

25 3 4 3 2 1 3 1

26 3 4 2 2 1 2 2

27 3 4 2 2 1 2 1

28 3 4 2 2 1 2 1

29 3 5 2 2 1 1 2

30 3 5 3 2 1 2 2

31 3 4 2 2 1 2 1

32 3 5 2 2 1 2 1

33 3 5 2 2 1 1 1

34 3 4 2 2 2 2 1


(55)

36 3 4 2 2 1 1 2

37 3 4 2 2 2 2 1

38 3 4 2 2 2 2 2

39 3 5 2 2 1 2 1

40 3 5 2 2 1 2 1

41 3 4 2 2 1 2 2

42 2 4 2 2 2 3 1

43 3 1 1 1 1 1 1

44 3 4 2 4 1 2 1

45 3 4 2 4 1 2 1

46 3 4 2 4 1 2 1

47 3 4 2 3 1 2 1

48 3 3 2 2 1 2 1

49 3 5 2 3 2 3 1

50 3 4 2 2 1 2 2

51 3 4 2 3 2 2 1

52 3 1 1 1 1 1 1

53 3 4 2 2 2 2 1

54 3 4 2 2 1 2 1

55 3 4 2 2 1 2 1

56 3 5 2 2 1 1 2

57 3 4 2 2 2 2 2

58 3 5 2 3 1 2 2

59 3 4 2 2 1 3 1

60 3 5 2 2 1 1 1

61 3 4 2 2 1 2 2

62 3 4 2 2 1 2 1

63 3 5 2 2 1 2 1

64 3 4 2 2 2 2 1

65 3 5 2 2 1 1 2

66 3 4 2 2 1 2 1

Ket :

Umur : <20 tahun = 1 20 – 35 tahun =2 > 35 tahun = 3

Paritas : Nullipara = 1 Primipara = 2 Secundipara = 3 Multipara = 4 Grandemultipara = 5

Jarak persalinan : Tidak ada = 1 <2 tahun = 2 ≥2 tahun = 3

Riwayat komplikasi persalinan : Tidak ada = 1 Abortus = 2 Perdarahan = 3 Infeksi = 4

Usia pertama berhubungan sex : <20 Tahun = 1 ≥20 Tahun = 2

Alat kontrasepsii yang digunakan :

Tidak ada = 1 Pil = 2 Suntik = 3 Implan = 4 Tubektomi = 5

Kebiasaan merokok : Merokok = 1


(56)

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-35 tahun 2 3,0 3,0 3,0

>35 64 97,0 97,0 100,0

Total 66 100,0 100,0

paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid nullipara 3 4,5 4,5 4,5

secundipara 4 6,1 6,1 10,6

multipara 36 54,5 54,5 65,2

grandemultipara 23 34,8 34,8 100,0

Total 66 100,0 100,0

jarak persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 3 4,5 4,5 4,5

<2 thn 58 87,9 87,9 92,4

<=2 thn 5 7,6 7,6 100,0

Total 66 100,0 100,0

riwayat komplikasi persalinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 3 4,5 4,5 4,5

abortus 48 72,7 72,7 77,3

perdarahan 5 7,6 7,6 84,8

infeksi 10 15,2 15,2 100,0


(57)

usia pertama berhubungan sex

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 thn 53 80,3 80,3 80,3

>/=2 thn 13 19,7 19,7 100,0

Total 66 100,0 100,0

alkon yang digunakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 10 15,2 15,2 15,2

pil 47 71,2 71,2 86,4

suntik 9 13,6 13,6 100,0

Total 66 100,0 100,0

kebiasaan merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid merokok 45 68,2 68,2 68,2

tidak merokok 21 31,8 31,8 100,0


(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hotmaida Nasution

Tempat / Tanggal lahir : Sosopan, 27 Nopember 1991

Agama : Islam

Alamat : Kota Pinang

Riwayat Pendidikan :

1. 1997-2003 : Mengikuti Pendidikan dan Lulus dari SD NEGERI 112225

Hadundung, Kota Pinang

2. 2003-2006 : Mengikuti Pendidikan danLulus dari SMP NEGERI 1 KotaPinang

3. 2006-2009 : Mengikuti Pendidikan dan Lulus dari SMA NEGERI 1 Kota

Pinang

4. 2010-2013 : Mengikuti Pendidikan Diploma III dan Lulus dari POLTEKKES

KEMENKES MEDAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN

PEMATANG SIANTAR

5. 2014-2015 : Mengikuti Pendidikan Diploma IV dan Lulus dari UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA FAKULTAS KEPERAWATAN


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hotmaida Nasution

Tempat / Tanggal lahir : Sosopan, 27 Nopember 1991

Agama : Islam

Alamat : Kota Pinang

Riwayat Pendidikan :

1. 1997-2003 : Mengikuti Pendidikan dan Lulus dari SD NEGERI 112225

Hadundung, Kota Pinang

2. 2003-2006 : Mengikuti Pendidikan danLulus dari SMP NEGERI 1 KotaPinang

3. 2006-2009 : Mengikuti Pendidikan dan Lulus dari SMA NEGERI 1 Kota

Pinang

4. 2010-2013 : Mengikuti Pendidikan Diploma III dan Lulus dari POLTEKKES

KEMENKES MEDAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN PEMATANG SIANTAR

5. 2014-2015 : Mengikuti Pendidikan Diploma IV dan Lulus dari UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK