HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI ANGGOTA KE

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI ANGGOTA KELOMPOK
TERHADAP FUNGSI KELOMPOK DENGAN FAKTOR INTERNAL DAN
EKSTERNAL PETANI
(Studi Kasus pada Gapoktan Ngudi Makmur Desa Kataan Kecamatan
Ngadirejo Kabupaten Temanggung)
CORRELATION OF GROUP MEMBER’S MOTIVATION ACHIEVEMENT
TOWARDS GROUP FUNCTION ALSO FARMER’S INTERNAL AND
EXTERNAL FACTORS
(Case study at Ngudi Makmur Farmer Group Association, Kataan Village,
Ngadirejo sub-district, Temanggung)
Amin Murtofiq, Sri Widarni, Akhmad Rizqul Karim
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
Alamat Korespondensi: amin.murtofiq7@gmail.com
ABSTRAK
Petani diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
dalam mengelola usaha tani. Pendekatan kelompok dipandang lebih efisien dan
dapat menjadi media belajar dan berinteraksi bagi para petani, sehingga
diharapkan terjadi perubahan perilaku petani ke arah yang lebih baik. Kelompok
tani diharapakan mampu mewadahi kegiatan usaha tani yang bersifat kerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu sehingga menimbulkan manfaat bagi anggotanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) motivasi berprestasi anggota

kelompok terhadap fungsi kelompok, dan 2) hubungan motivasi berprestasi
anggota kelompok terhadap fungsi kelompok dengan faktor internal dan eksternal
petani. Penelitian ini dilaksanakan di Gapoktan Ngudi Makmur Desa Kataan,
Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung pada tanggal 27 Januari sampai
dengan 20 Februari 2016. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu
Simple Random Sampling. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis motivasi
berprestasi dan analisis korelasi Kendall Tau.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) motivasi berprestasi anggota
kelompok terhadapat fungsi kelompok secara keseluruhan berada dalam kategori
tinggi yang digambarkan oleh motivasi berprestasi aspek kesediaan
mengorbankan waktu (tinggi), motivasi berprestasi aspek kesediaan
mengorbankan biaya (tinggi), motivasi berprestasi aspek kesediaan menanggung
resiko atas adopsi inovasi (tinggi) dan motivasi berprestasi aspek kesediaan
mencari informasi (tinggi), dan 2) faktor internal petani yang mempunyai
hubungan signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap
fungsi kelompok yaitu umur dan pendidikan, sedangkan jumlah tanggungan
dalam keluarga, luas lahan dan pengalaman usaha tani mempunyai hubungan
yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap
fungsi kelompok. Faktor eksternal petani baik peran pamong desa maupun peran


1

petugas penyuluh lapangan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan
motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Kata kunci : motivasi berprestasi, kelompok tani, fungsi kelompok
ABSTRACT
Farmers are expected to possessed well-knowledge and skills for managing
cultivation. Group approach is considered as more efficient method and could
become a medium of learning and interaction for farmers, so there’ll be any
improvements on their behavior. Farmer group is expected to become medium for
conducting farming activity which has teamwork characteristic towards certain
aim which creates benefits for every member.
This study aims to find out that: 1) correlation of group member’s
motivation achievement towards group function, and 2) correlation of group
member’s motivation achievement towards group function, also farmer’s internal
and external factors. The study conducted at Ngudi Makmur Farmer Group
Association, Kataan Village, Ngadirejo sub-district, Temanggung, on January 27 th
– February 20th 2016. The sampling technic used in this study is simple random
sampling. The Analysis method that used in this study are Motivation
Achievement Analysis, and Kendall Tau Analysis.

The result of this study shows that: 1) correlation of group member’s
motivation achievement towards group function overall, are in the high category
which described by motivation achievement on willingness of time sacrificing
(high), motivation achievement on willingness of cost sacrificing (high),
motivation achievement on willingness of taking risk from innovation adoption
(high), and motivation achievement on willingness of seeking information (high),
and 2) farmer’s internal factor which has significant correlation with motivation
achievement are age and education, while total liabilities, land, and farming
experiences have insignificant correlation with member’s motivation achievement
towards group function. The role of village officers and also agricultural
counselor, have insignificant correlation with member’s motivation achievement
towards group function.
Key words: motivation achievement, farmer group, group function.
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh kemampuan
atau sumberdaya manusia sebagai pelaku utama khususnya petani. Petani
diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam
mengelola usaha tani. Pendekatan kelompok dipandang lebih efisien dan dapat

2


menjadi media belajar dan berinteraksi bagi para petani, sehingga diharapkan
terjadi perubahan perilaku petani ke arah yang lebih baik. Menurut Hariadi
(2011), pendekatan kelompok dilakukan karena masyarakat Indonesia sebagian
besar berorientasi pada kelompok dalam setiap kehidupannya.
Kelompok tani (Poktan) adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan
kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber
daya)

dan

keakraban

untuk

bekerjasama

dalam

meningkatkan


atau

mengembangkan produktivitas usaha tani, memanfaatkan sumberdaya pertanian,
mendistribusikan hasil produksinya dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya
(Departemen Pertanian, 2007). Beberapa kelompok tani bergabung ke dalam
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Penggabungan ini dilakukan oleh
kelompok tani yang berada dalam satu wilayah administrasi pemerintahan untuk
menggalang kepentingan bersama secara kooperatif.
Kelompok tani dewasa ini sudah berkembang secara kuantitas. Jumlah
kelompok tani di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Desember 2011 tercatat
ada 299.759 kelompok, yang tersebar hampir pada setiap desa bahkan dusun.
Perkembangan kelompok tani sebesar 2,52 % di tahun 2012 menambah jumlah
kelompok tani menjadi 307.309 kelompok. Data terakhir mengenai jumlah
kelompok tani pada bulan Agustus 2013 tercatat sebanyak 318.453 kelompok
dengan perkembangan sebesar 3,61 % dari tahun sebelumnya (Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian, 2013).
Jumlah kelompok tani meningkat dari tahun ke tahun, namun tidak disertai
dengan peningkatan keaktifan anggotanya. Menurut Hariadi (2011), beberapa
studi mengungkapkan keaktifan kelompok tani disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain dipengaruhi oleh anggota kelompok, pemimpin kelompok dan faktor
eksternal kelompok. Keaktifan kelompok tani tersebut dapat memberikan
gambaran bagaimana fungsi suatu kelompok bagi anggotanya. Keaktifan
kelompok tani juga akan memberikan dorongan atau memberikan motivasi bagi
anggotanya dalam rangka memenuhi kebutuhan melalui kegiatan kelompok.
Anggota kelompok tani tentunya mempunyai motivasi tersendiri dalam
memenuhi kebutuhan atau mencegah kegagalan melalui fungsi kegiatan

3

kelompok. Salah satu motivasi tersebut yaitu motivasi berprestasi. Menurut
Winardi (2007), motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan
untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan, dan untuk berusaha melakukan
sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.
Gapoktan Ngudi Makmur merupakan salah satu Gabungan Kelompok Tani
yang terdapat di Kabupaten Temanggung, tepatnya di Desa Kataan Kecamatan
Ngadirejo. Kelompok tersebut mempunyai laboratorium mini agensia hayati dan
pertanian organik yang dibentuk secara resmi pada tanggal 1 Agustus 2004.
Laboratorium mini tersebut diharapkan berfungsi sebagai wahana pembelajaran
kemandirian petani untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta

kemampuan dalam budidaya tanaman yang sehat dan perlindungan tanaman.
Fungsi kelompok yang dimiliki Gapoktan Ngudi Makmur tentunya
mempunyai pengaruh terhadap tingkat motivasi berprestasi anggotanya. Melalui
Gapoktan tersebut, anggota diharapkan akan melakukan kegiatan kelompok yang
didasari oleh motivasi tertentu untuk mencapai tujuan baik tujuan individu atau
kelompok. Petani sebagai anggota kelompok, mempunyai motivasi untuk berhasil
atau tidak mengalami kegagalan dalam usaha taninya.
Menurut Departemen Pertanian (2007), kelompok tani dibentuk dengan
fungsi sebagai unit belajar, unit kerjasama dan unit produksi pertanian. Namun,
apabila ketiga fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kemudian
diarahkan menjadi unit kelompok usaha atau bisnis. Berdasarkan uraian tersebut,
maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian motivasi berprestasi anggota
kelompok terhadap fungsi kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1) motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok, dan 2)
hubungan motivasi berprestasi anggota kelompok

terhadap fungsi kelompok

dengan faktor internal dan eksternal petani.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Gapoktan Ngudi Makmur Desa Kataan,
Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung pada tanggal 27 Januari sampai

4

dengan 20 Februari 2016. Sasaran penelitian ini yaitu anggota Gapoktan yang
terbagi ke dalam lima kelompok tani yang masih aktif. Data mengenai kelompok
tani dan jumlah anggotanya selengkapnya tersaji pada Lampiran 1. Metode
pengambilan sampel yang digunakan yaitu Simple Random Sampling. Petani
responden yang didapat sebanyak 46 orang dan terbagi ke dalam 5 kelompok tani.
Data mengenai jumlah sampel pada tiap kelompok tani selengkapnya tersaji pada
Lampiran 2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.
1. Motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok
Kebutuhan akan prestasi merupakan refleksi dari dorongan rasa tanggung
jawab untuk memecahkan masalah. Variabel pembetuk motivasi berprestasi
yang digunakan pada penelitian ini yaitu : a) kesediaan mengorbankan waktu,
b) kesediaan mengorbankan biaya, c) kesediaan menanggung resiko atas
adopsi inovasi, dan d) kesediaan petani mencari informasi inovasi.
2. Faktor internal dan eksternal petani
Faktor internal yang dikaji dalam penelitian ini yaitu : a) umur, b) tingkat

pendidikan, c) tanggungan dalam keluarga, d) luas lahan, dan e) pengalaman
usaha tani. Faktor eksternal yang dikaji dalam penelitian ini yaitu : a) peran
pamong desa, dan b) peran petugas penyuluh lapangan.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok
Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dengan alat bantu pengukuran
Likert Summated Ratings, operasionalnya dinyatakan dalam daftar pernyataan
(items). Kriteria pernyataan terdiri atas : (1) tidak pernah, (2) jarang, (3)
kadang, (4) sering dan (5) selalu. Penentuan posisi motivasi berprestasi
anggota kelompok terhadap fungsi kelompok dapat dilihat pada skor yang
diperoleh petani, dan dikonfirmasikan dengan batasan posisi pada Gambar 1.
sangat rendah

1

rendah

2

tinggi


3

Gambar 1. Kriteria pengukuran metode skala Likert.
2. Analisis Korelasi Kendall Tau

5

sangat tinggi

4

5

Korelasi Kendall Tau (τ) digunakan untuk mencari hubungan antara dua
variabel atau lebih, apabila data yang digunakan berbentuk ordinal atau
rangking (Sugiyono, 2004). Rumus dasar yang digunakan adalah sebagai
berikut:
τ=


τ

∑ A−∑ B

N ( N−1)
2
Keterangan :
= Koefisien Korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1 < 0 < 1)
ƩA = Jumlah rangking atas
ƩB = Jumlah rangking bawah
N = Jumlah anggota sampel
Uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus

Z,

karena

distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusnya adalah sebagai berikut :
τ
Z=
2( 2 N +5)
9 N (N−1)



Keeratan hubungan dapat dilihat pada pedoman interpretasi terhadap koefisien
korelasi yang tersaji pada Tabel 1. (Sugiyono, 2012).
Tabel 1. Pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19
Sangat rendah
0,20 – 0,39
Rendah
0,40 – 0,59
Sedang
0,60 – 0,79
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat kuat

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Motivasi Berprestasi Anggota Kelompok Terhadap Fungsi Kelompok
Motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok diukur
berdasarkan

kesediaan

petani

dalam

beberapa

aspek

sebagai

variabel

pembentuknya. Aspek-aspek tersebut yaitu aspek kesediaan mengorbankan waktu,

6

aspek kesediaan mengorbankan biaya, aspek kesediaan menanggung resiko atas
adopsi inovasi dan aspek kesediaan mencari informasi. Data mengenai variabel
pembentuk motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok
selengkapnya tersaji pada Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Variabel pembentuk motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap
fungsi kelompok
No
Variabel pembentuk
Rataan skor
Kategori
1
Aspek kesediaan mengorbankan waktu
3,638
Tinggi
2
Aspek kesediaan mengorbankan biaya
3,891
Tinggi
3
Aspek kesediaan menanggung resiko
3,109
Tinggi
atas adopsi inovasi
4
Aspek kesediaan mencari informasi
3,065
Tinggi
Rataan total skor
3,426
Tinggi
Sumber : Data primer diolah, 2016.
Tabel 2. menunjukkan bahwa motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap
fungsi kelompok mempunyai nilai skor motivasi yang tinggi dengan rataan total
skor sebesar 3,426. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggota kelompok tani telah
bersedia untuk mengikuti kegiatan kelompok tani sebagai wujud dorongan untuk
berhasil dalam berusaha tani melalui fungsi kelompok tani.
Hasil pengukuran motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi
kelompok secara keseluruhan dalam bentuk rentang skala tersaji pada Gambar 2.
berikut.
sangat rendah

1

rendah

2

tinggi

3

sangat tinggi

4

5

3,426
Gambar 2. Rentang skala motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi
kelompok.
Perincian hasil penelitian untuk setiap aspek variabel pembentuk motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok, selengkapnya dijelaskan
sebagai berikut.
1. Aspek kesediaan mengorbankan waktu
Aspek kesediaan mengorbankan waktu ini dibagi menjadi beberapa komponen
pembentuk.

Data

mengenai

komponen

pembentuk

aspek

kesediaan

mengorbankan waktu tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Komponen pembentuk aspek kesediaan mengorbankan waktu

7

Komponen pembentuk aspek kesediaan
Rataan
mengorbankan waktu
skor
1 Kehadiran anggota dalam rapat rutin 4,630
kelompok selama 1 tahun terakhir
2 Keikutsertaan anggota dalam uji demplot 2,804
serta penanggulangan HPT oleh PPL dalam 2
tahun terakhir
3 Keikutsertaan anggota dalam kerja bakti 3,478
kelompok tani dalam 2 tahun terakhir
Rataan total skor
3,638
Sumber : Data primer diolah, 2016.
No

Kategori
Sangat
tinggi
Rendah

Tinggi
Tinggi

Hasil pengukuran pada aspek kesediaan mengorbankan waktu dalam bentuk
rentang skala selengkapnya tersaji pada Lampiran 3. Kehadiran anggota dalam
rapat rutin kelompok selama 1 tahun terakhir mempunyai skor tinggi, hal ini
dikarenakan

masing-masing

kelompok

tani

mempunyai

kohesi

atau

keterikatan yang kuat antar anggotanya. Keikutsertaan anggota dalam uji
demplot serta penanggulangan HPT oleh PPL dalam 2 tahun terakhir termasuk
dalam kategori rendah karena pelaksanaan uji demplot di Gapoktan Ngudi
Makmur tidak dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan anggotanya.
Keikutsertaan

anggota dalam kerja bakti kelompok tani dalam 2 tahun

terakhir mempunyai skor tinggi. Mereka beranggapan dengan kerja bakti
mampu memberikan manfaat bagi petani secara bersama–sama semisal dalam
perbaikan saluran irigasi dan sebagainya.
2. Aspek kesediaan mengorbankan biaya
Aspek kesediaan mengorbankan biaya dibagi menjadi beberapa komponen
pembentuk.

Data

mengenai

komponen

pembentuk

aspek

kesediaan

mengorbankan biaya tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4. Komponen pembentuk aspek kesediaan mengorbankan biaya
Komponen pembentuk aspek kesediaan
Rataan
No
Kategori
mengorbankan biaya
skor
1 Kesediaan anggota untuk mengeluarkan iuran 4,457
Sangat
anggota tiap kali mengikuti rapat rutin dalam
tinggi
1 tahun terakhir
2 Kesediaan anggota untuk membeli benih/bibit 3,783
Tinggi

8

varietas unggul pada 4 musim tanam terakhir
Kesediaan anggota untuk membeli produk
organik di laboratorium milik Gapoktan pada
4 musim tanam terakhir
Rataan total skor
Sumber : Data primer diolah, 2016.
3

3,435

Tinggi

3,891

Tinggi

Hasil pengukuran pada aspek kesediaan mengorbankan biaya dalam bentuk
rentang skala selengkapnya tersaji pada Lampiran 4. Kesediaan anggota untuk
mengeluarkan iuran anggota tiap kali mengikuti rapat rutin dalam 1 tahun
terakhir tergolong sangat tinggi. Setiap kelompok tani mempuyai peraturan
atau norma yang kuat bagi anggotanya, salah satunya yaitu mengenai uang
iuran wajib rutin anggota yang diserahkan setiap kali rapat rutin dilaksanakan.
Kesediaan anggota untuk membeli benih/bibit varietas unggul pada 4 musim
tanam terakhir mempunyai skor tinggi. Varietas unggul memberikan manfaat
teknis dan ekonomis yang banyak bagi perkembangan suatu usaha pertanian,
diantaranya mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gangguan hama dan
penyakit serta adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat
memperkecil penggunaan input seperti pupuk dan pestisida. Kesediaan
anggota untuk membeli produk organik di laboratorium milik Gapoktan pada
4 musim tanam terakhir berada pada kategori tinggi. Kesadaran petani di
Desa Kataan untuk membeli pupuk organik untuk bercocok tanam mulai
tumbuh seiring berkembangnya laboratorium mereka.
3. Aspek kesediaan menanggung resiko atas adopsi inovasi
Aspek kesediaan menanggung resiko atas adopsi inovasi dibagi menjadi
beberapa komponen pembentuk. Data mengenai komponen pembentuk aspek
kesediaan menanggung resiko atas adopsi inovasi tersaji pada Tabel 5.
Tabel 5. Komponen pembentuk aspek kesediaan menanggung resiko atas
adopsi inovasi
Komponen pembentuk aspek kesediaan
Rataan
No
Kategori
menanggung resiko atas adopsi inovasi
skor
1 Kesediaan anggota untuk menerapakan 3,783
Tinggi
inovasi baru yang didapat dari diskusi
kelompok pada 10 kali rapat rutin (1 tahun)
terakhir
2 Kesediaan anggota untuk menerapkan 2,783
Rendah

9

teknologi inovasi baru dari hasil uji demplot
oleh PPL dalam 2 tahun terkahir
3 Kesediaan anggota untuk menggunakan pupuk
organik yang diproduksi di laboratorium mini
Gapoktan pada 4 kali musim tanam terakhir
4 Kesediaan anggota untuk menggunakan
pestisida nabati dan ZPT (Zat Pengatur
Tumbuh) yang diproduksi di laboratorium
mini Gapoktan pada 4 kali musim tanam
terakhir
Rataan total skor
Sumber : Data Primer Diolah, 2016.

3,348

Tinggi

2,522

Rendah

3,109

Tinggi

Hasil pengukuran pada aspek kesediaan menanggung resiko atas adopsi
inovasi dalam bentuk rentang skala selengkapnya tersaji pada Lampiran 5.
Kesediaan anggota untuk menerapakan inovasi baru yang didapat dari diskusi
kelompok pada 10 kali rapat rutin (1 tahun) terakhir tergolong tinggi. Anggota
dapat mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya melalui diskusi kelompok. Solusi tersebut biasanya disampaikan
saat diskusi dalam rapat rutin oleh beberapa narasumber dalam hal ini petugas
penyuluhan dan tidak jarang juga ketua Gapoktan Ngudi Makmur. Kesediaan
anggota untuk menerapkan teknologi inovasi baru dari hasil uji demplot oleh
PPL dalam 2 tahun terkhir tergolong rendah. Anggota kelompok kurang
termotivasi untuk menerapkan inovasi dari kegiatan demplot karena metode
yang digunakan dalam penyampaian teknologi baru kurang menarik antusias
anggota kelompok.
Kesediaan anggota untuk menggunakan pupuk organik yang diproduksi di
laboratorium mini Gapoktan pada 4 kali musim tanam terakhir tergolong
tinggi. Adanya Laboratorium Mini Agens Hayati dan Pertanian Organik di
Desa Kataan telah mempengaruhi kebiasaan petani untuk menggunakan pupuk
organik karena salah satu kegiatan kelompok tani difokuskan untuk mengubah
pola bercocok tanam menuju pertanian organik. Kesediaan anggota untuk
menggunakan pestisida nabati dan ZPT yang diproduksi di laboratorium mini
gapoktan pada 4 kali musim tanam terakhir cenderung rendah. Beberapa

10

anggota kelompok tani belum bersedia menggunakan pestisida nabati dan ZPT
karena petani menginginkan perubahan atau pertumbuhan yang cepat
bercocok tanam. Sedangkan dilihat dari perubahan atau keberhasilannya,
bahan organik lebih lama untuk diketahui hasilnya dari pada bahan kimia.
4. Aspek kesediaan mencari informasi
Aspek kesediaan mencari informasi dibagi menjadi beberapa komponen
pembentuk. Data mengenai komponen pembentuk aspek kesediaan mencari
informasi tersaji pada Tabel 6. Hasil pengukuran pada aspek kesediaan
mencari informasi dalam bentuk rentang skala selengkapnya tersaji pada
Lampiran 6. Kesediaan anggota untuk bertanya/mencari informasi terhadap
permasalahan usahatani yang dihadapi setiap rapat rutin anggota kelompok
yang dihadiri, termasuk dalam kategori tinggi. Kelompok tani yang para
anggotanya sering berkomunikasi dan membicarakan hal-hal yang berkaitan
dengan aktivitas kelompok menunjukan adanya interaksi yang kuat. Interaksi
petani diluar kegiatan kelompok tani bisa dikatakan lebih banyak dari pada di
dalam kegiatan kelompok, namun interaksi tersebut jarang menimbulkan tukar
menukar informasi yang bertujuan untuk menjalin kerjasama.

Tabel 6. Komponen pembentuk aspek kesediaan mencari informasi
No
1

2

3

Komponen pembentuk aspek kesediaan
Rataan
menanggung resiko atas adopsi inovasi
skor
Kesediaan anggota untuk bertanya/mencari 3,804
informasi terhadap permasalahan usahatani
yang dihadapi setiap rapat rutin anggota
kelompok yang dihadiri
Kesediaan anggota untuk bertanya/mencari 3,022
solusi kepada anggota lain terhadap
permasalahan usaha tani yang dhadapi, diluar
rapat rutin anggota kelompok pada 1 kali
musim tanam terakhir
Kesediaan anggota bertanya kepada pengurus 2,913
kelompok tani apabila mengalami kesulitan
dalam hal admisnistrasi kebutuhan kelompok
disetiap rapat rutin kelompok dilaksanakan

11

Kategori
Tinggi

Tinggi

Rendah

4

Kesediaan
anggota
kelompok
untuk
berkonsultasi dengan anggota kelompok lain
serta PPL mengenai saprodi usahatani pada 4
kali musim tanam terakhir
5 Kesediaan anggota untuk bertanya kepada
PPL apabila kurang memahami materi disetiap
pelaksanaan uji demplot
Rataan skor
Sumber : Data primer diolah, 2016.

2,804

Rendah

2,783

Rendah

3,065

Tinggi

Kesediaan anggota untuk bertanya/mencari solusi kepada anggota lain
terhadap permasalahan usaha tani yang dihadapi, diluar rapat rutin anggota
kelompok pada 1 kali musim tanam terakhir masuk dalam kategori tinggi.
Diskusi di dalam rapat rutin kelompok biasanya lebih variatif karena lebih
banyak anggota yang bisa bertukar ide serta pendapatnya, sehingga bisa
ditarik kesepakatan secara bersama-sama. Pencarian informasi atau solusi
anggota di luar rapat rutin tersebut dapat dikatakan sebagai interaksi yang
menjembatani diskusi petani terkait permasalahannya untuk dibawa ke dalam
diskusi kelompok tani.
Kesediaan anggota untuk bertanya pengurus kelompok tani apabila mengalami
kesulitan dalam hal admisnistrasi kebutuhan kelompok disetiap rapat rutin
kelompok dilaksanakan termasuk dalam kategori rendah. Administrasi
merupakan salah satu modal dasar dalam penerapan manajemen yang baik
dalam kelembagaan atau organisasi, termasuk kelompok tani. Anggota
kelompok tani di dalam Gapoktan Ngudi Makmur cenderung masih belum
terlalu memperhatikan masalah administrasi meskipun mengalami kendala
dalam memahaminya. Kesediaan anggota kelompok untuk berkonsultasi
dengan anggota kelompok lain serta PPL mengenai saprodi usaha tani pada 4
kali musim tanam terakhir termasuk dalam kategori rendah. Saprodi pertanian
dapat berupa benih, bibit, pupuk, alat pertanian dan sebagainya. Curahan dari
setiap anggota kelompok untuk menggunakan saprodi di dalam usahataninya
cenderung berbeda-beda antar satu dengan yang lain. Hal ini karena sifat
usaha tani yang mereka lakukan berkaca pada pengalaman dari hasil
sebelumnya yang mereka lakukan, sehingga dalam hal bertanya kepada

12

anggota lain mempunyai frekuensi yang cenderung rendah. Petugas peyuluhan
yang membawa inforamsi /inovasi, terkadang tidak sesuai dengan apa yang
dibutuhkan petani saat itu. Kesediaan anggota untuk bertanya kepada PPL
apabila kurang memahami materi disetiap pelaksanaan uji demplot termasuk
dalam kategori rendah. Pelaksanaan uji demplot di Gapoktan Ngudi Makmur
mempunyai beberapa kendala, salah satunya belum ada lahan kelompok yang
bisa dikelola secara bersama-sama dan diperoleh manfaatnya secara bersamasama juga. Hal tersebut membuat inovasi yang diberikan melalui kegiatan
lapang menjadi kurang intensif dan menurunkan respon petani untuk
menyerap suatu inovasi.
B. Hubungan Motivasi Berprestasi Anggota Kelompok Terhadap Fungsi
Kelompok dengan Faktor Internal dan Eksternal Petani
Hubungan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi
kelompok dengan faktor internal dan eksternal petani selengkapnya tersaji pada
Tabel 7.

Koefisien Signifikansi
Keterangan
Korelasi
(2-tailed)
Umur
-0,309
0,008
Signifikan
Pendidikan
0,256
0,032
Signifikan
Tanggungan dalam Keluarga
-0,151
0,188
Tidak Signifikan
Luas Lahan
0,095
0,412
Tidak Signifikan
Pengalaman Usahatani
-0,135
0,239
Tidak Signifikan
Peran Pamong Desa
0,217
0,076
Tidak Signifikan
Peran PPL
0,206
0,101
Tidak Signifikan
Tabel 7. Hubungan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi
kelompok dengan faktor internal dan eksternal petani
Sumber : Data Primer Diolah, 2016.
Variabel

Perincian hubungan pada setiap faktor internal dan faktor eksternal petani
disajikan sebagai berikut.
1. Hubungan umur dengan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap
fungsi kelompok.

13

Umur mempunyai hubungan dengan kemampuan fisik dan respon petani
terhadap inovasi baru. Nilai koefisien korelasi sebesar –0,309 dan nilai
signifikansi sebesar 0,008 lebih kecil dari alpha 5 % (0,05), hal ini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi umur anggota kelompok tani maka motivasi
berprestasi anggota kelompok akan semakin rendah. Nilai koefisien korelasi
juga menunjukkan tingkat keeratan hubungan yang rendah. Umur mempunyai
hubungan negatif atau terbalik dan signifikan dengan motivasi berprestasi
anggota kelompok.
2. Hubungan tingkat pendidikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok
terhadap fungsi kelompok.
Petani yang pendidikannya lebih tinggi biasanya lebih dinamis, cepat dan
tepat dalam pengambilan keputusan dari setiap alternatif usahanya
dibandingkan dengan petani yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Tabel
7. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan positif dan
signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok. Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,256 dan nilai signifikansi sebesar 0,032 lebih kecil dari
alpha 5 % (0,05), hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tinggi tingkat
pendidikan maka motivasi berprestasi anggota kelompok akan semakin tinggi.
Nilai koefisien korelasi juga menunjukkan tingkat keeratan hubungan yang
rendah.
3. Hubungan tanggungan dalam keluarga dengan motivasi berprestasi anggota
kelompok terhadap fungsi kelompok.
Tabel 7. menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar -0,151 dan nilai
signifikansi sebesar 0,188 lebih besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini dapat
dikatakan bahwa besar kecilnya tanggungan dalam keluarga mempunyai
hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota
kelompok. Jumlah tanggungan keluarga tidak mendorong petani sebagai
anggota untuk berprestasi. Artinya besar kecil tanggungan keluarga tidak ada
hubungannya dengan kesediaan anggota kelompok dalam rangka mengikuti
kegiatan kelompok tani dan upayanya untuk meningkatkan usaha tani melalui
kegiatan kelompok yang diikutinya.

14

4. Hubungan luas lahan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap
fungsi kelompok.
Menurut Rifki (2011) petani yang lahannya lebih luas membutuhkan investasi
yang lebih besar dalam usaha taninya, sehingga cenderung lebih cermat dalam
memperhitungkan setiap alternatif yang ada. Tabel 7. menunjukkan bahwa
nilai koefisien korelasi sebesar 0,095 dan nilai signifikansi sebesar 0,412 lebih
besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini dapat dikatakan bahwa besar kecilnya luas
lahan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi
anggota kelompok. Perbedaan luas tersebut tidak berhubungan dengan tingkat
motivasi berprestasi anggota kelompok, hal itu salah satunya dikarenakan
kepemilikan lahan garapan tersebut. Petani yang menyewa lahan baik dalam
kategori lahan sempit, sedang atau luas tentunya akan berpikir matang untuk
menerima teknologi baru. Petani akan berpikir apakah hal tersebut
menimbulkan resiko yang lebih besar atau tidak karena keterbatasan waktu
dalam penguasaan lahan tersebut.
5. Hubungan pengalaman usaha tani dengan motivasi berprestasi anggota
kelompok terhadap fungsi kelompok.
Tabel 7. menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar -0,135 dan nilai
signifikansi sebesar 0,239 lebih besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini dapat
dikatakan bahwa lama tidaknya pengalaman usaha tani mempunyai hubungan
yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok. Petani
dengan pengalaman usaha tani yang lama biasanya cenderung susah untuk
menerima hal baru dalam usaha taninya karena mereka menganggap bahwa
selama ini mereka telah merasakan pahit manisnya berusaha tani dan merasa
lebih berpengalaman. Akan tetapi ada pula petani yang memiliki pengalaman
usaha tani yang banyak namun merasa belum menemukan kepuasan dalam
berusaha tani sehingga perlu mencoba hal-hal baru yang akan memberikan
hasil yang lebih tinggi dari hasil usaha taninya selama ini.
6. Hubungan peran pamong desa dengan motivasi berprestasi anggota kelompok
terhadap fungsi kelompok.

15

Pamong desa merupakan pejabat yang juga sebagai pembina kelompok tani di
wilayahnya. Kehadiran pamong desa merupakan social fasilitation bagi petani
anggota kelompok. Tabel 7. menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi
sebesar 0,217 dan nilai signifikansi sebesar 0,076 lebih besar dari alpha 5 %
(0,05). Hal ini dapat dikatakan bahwa peran pamong desa mempunyai
hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota
kelompok. Pamong desa di Desa Kataan pada umumnya kurang mendampingi
pelaksanaan kegiatan kelompok tani. Hal ini dikarenakan

pamong desa

menyerahkan langsung ke setiap kelompok tani untuk melaksanakan kegiatan
secara mandiri.
7. Hubungan peran petugas penyuluh lapangan dengan motivasi berprestasi
anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
Tabel 7. menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,206 dan nilai
signifikansi sebesar 0,101 lebih besar dari alpha 5 % (0,05). Hal ini dapat
dikatakan bahwa peran petugas penyuluh lapangan mempunyai hubungan
yang tidak signifikan dengan motivasi berprestasi anggota kelompok. Metode
penyuluhan yang digunakan PPL di Gapoktan Ngudi Makmur kurang
memberikan respon yang positif kepada anggota kelompok tani. PPL kurang
dapat mempengaruhi petani sebagai anggota kelompok karena selama ini
metode penyuluhan yang digunakan jarang menyinggung aspek teknis
dilapangan. Petani anggota membutuhkan informasi serta inovasi yang
disajikan secara nyata dalam bentuk bimbingan lapangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Motivasi berprestasi anggota kelompok terhadapat fungsi kelompok secara
keseluruhan berada dalam kategori tinggi yang digambarkan oleh motivasi
berprestasi aspek kesediaan mengorbankan waktu (tinggi), motivasi

16

berprestasi aspek kesediaan mengorbankan biaya (tinggi), motivasi berprestasi
aspek kesediaan menanggung resiko atas adopsi inovasi (tinggi) dan motivasi
berprestasi aspek kesediaan mencari informasi (tinggi).
2. Faktor internal petani yang mempunyai hubungan signifikan dengan motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok yaitu umur dan
pendidikan, sedangkan jumlah tanggungan dalam keluarga, luas lahan dan
pengalaman usaha tani mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan
motivasi berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok. Faktor
eksternal petani baik peran pamong desa maupun peran petugas penyuluh
lapangan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan motivasi
berprestasi anggota kelompok terhadap fungsi kelompok.
B. Saran
1. Bagi kelompok tani, sebaiknya tidak hanya mengedepankan pengembangan
kelompok tani pada kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan produksi
saja, namun juga lebih meningkatkan hubungan koordinasi serta sistem
komunikasi antar kelompok dan beberapa kontak tani serta instansi atau
lembaga yang terlibat di dalamnya.
2. Petugas penyuluh lapangan sebaiknya memahami pengetahuan praktis usaha
tani sehingga mampu menarik respon anggota kelompok untuk menerima
suatu informai dan inovasi, serta menggunakan motode penyuluhan dengan
strategi pelatihan yang sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Pembinaan Kelompok Tani. (On-line),
http://www.deptan.go.id/bpsdm/peraturan/permentan
%202732007%20lampiran%201. diakses 21 Oktober 2015.
Hariadi, S.S. 2011. Dinamika Kelompok. Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

17

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Statistik SDM Pertanian dan
Kelembagaan Petani. Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian, Jakarta.
(On-line), http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Stat_
SDM%26Kelemb_Pert_2013.pdf diakses 21 Oktober 2015.
Rifki, A.N. 2011.
Respon Petani terhadap Kegiatan Sekolah Lapangan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di Kecamatan Ajibarang
Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu – ilmu Pertanian. Vol 7. No. 2, 2011:
Hal 48 – 60. (On-line), http://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah
/index.php/Mediagro/article/download/574/695 diakses 20 Maret 2016.
Sugiyono. 2004. Statistik Nonparametris. Alfabeta, Bandung.
. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Winardi, J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

18

LAMPIRAN
Lampiran 1.
Tabel Jumlah anggota Gapoktan Ngudi Makmur
No
Nama Kelompok Tani
1.
2.
3.
4.
5.

Jumlah Anggota

Ngudi Makmur I
Ngudi Makmur III
Ngudi Makmur IV
Ngudi Makmur VI
Ngudi Makmur VII

39
30
19
26
34

Total Jumlah Anggota
Sumber : RDKK Kelompok Tani 2015.

148

Lampiran 2.
Tabel Jumlah sampel setiap kelompok tani
No
Kelompok Tani
1. Ngudi Makmur I
2. Ngudi Makmur III
3. Ngudi Makmur IV
4. Ngudi Makmur VI
5. Ngudi Makmur VII
Total Jumlah Sampel
Sumber : Data primer diolah, 2016.

Jumlah Sampel
12
9
6
8
11
46

Lampiran 3.
sangat rendah

1

rendah

2

tinggi

3

sangat tinggi

4
3,638

Gambar rentang skala aspek kesediaan mengorbankan waktu.

19

5

Lampiran 4.
sangat rendah

1

rendah

2

tinggi

3

sangat tinggi

4
3,891

5

Gambar Rentang skala aspek kesediaan mengorbankan biaya.
Lampiran 5.
sangat rendah

1

rendah

2

tinggi

3

sangat tinggi

4

5

3,109
Gambar Rentang skala aspek kesediaan menanggung resiko atas adopsi
inovasi.
Lampiran 6.
sangat rendah

1

rendah

2

tinggi

3
3,065

sangat tinggi

4

Gambar Rentang skala aspek kesediaan mencari informasi

20

5