Fakultas Sains dan Teknologi 1 (3)

Makalah

FAKIR DAN SABAR
DISUSUN:
Fadli Ependi Sagala
NIM : 0705162014

Dosen Pengampu :
Dr. Jafar, MA

Fakultas Sains dan Teknologi
UIN SUMATERA UTARA
FISIKA-1
T.A 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada
pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui
tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta

mengamalkan secara benar.
Di dalam ilmu tasawuf terdapat yang namanya tingkatantingkatan spiritual untuk menuju
pendekatan kepada Allah (al-maqamat). Di dalam tingkatan tersebut dimulai dengan tobat (altaubah), warak (wara’), zuhud(al-zuhud), kefakiran (al-faqr), dan sabar (al-sabr).
Faqir dapat berarti sebagai kekurangan harta yang diperlukan seseorang dalam menjalankan
kehidupan didunia. Sikap faqr sangat penting dimiliki orang yang berjalan menuju Allah Swt.
karena kekayaan atau kebanyakan harta memungkinkan manusia dekat pada kejahatan dan
sekurang-kurangnya membuat jiwa menjadi terhambat pada selain Allah Swt.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan fakir/al-faqr ?
2. Apa yang dimaksud dengan sabar/al-shabr ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian fakir/al-faqr ?
2. Pengertian sabar/al-shabr ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kefakiran (al-Faqr)
Dalam

terminologi

Al-quran,

istilah

fakir

berasal

dari

bahasa

Arab,faqura,yafquru,faqran yang artinya miskin. Istilah faqr bermakna kemiskinan. Dalam
bahasa Indonesia, fakir berarti “orang yang sangat kekurangan, orang yang terlalu miskin, atau
orang yang dengan sengaja membuat dirinya menderita kekurangan untuk mencapai

kesempurnaan batin.” 1Alquran menyebutkan istilah fakir dalam berbagai bentuk sebanyak 14
kali. Dalam al-Mu’jam al-Mufahrasy, Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi menyebutkan bahwa kata
fakir disebut dalam berbagai bentuk, seperti al-faqra sebanyak 1 kali, al-faqir sebanyak 3
kali, faqira sebanyak 2 kali, al-fuqara sebanyak 7 kali, dan faqirah sebanyak 1 kali.
Secara harfiah al-faqr biasanya diartikan sebagai orang yang berhajat, memerlukan
sesuatu atau orang miskin. Sedangkan dalam pandangan sufi,faqr adalah tidak meminta lebih
dari apa yang telah ada pada diri kita. Faqr berarti tidak meminta rezeki kecuali hanya untuk
dapat menjalankan kewajiban-kewajiban kepada-Nya. Sifat ini juga bermakna bahwa kita tidak
meminta sungguhpun hal itu tidak ada pada diri kita. Namun demikian kita menerima jika diberi,
tidak meminta tetapi tidak menolak. Lebih dari itu, sikap ini adalah merasa cukup dengan apa
yang telah ada.
Faqr (al-faqr) pada prinsipnya mengandung makna sikap yang tidak memaksakan diri untuk
mendapatkan sesuatu. Sikap ini berarti tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dipunyai
dan merasa puas dengan apa yang telah dimiliki sehingga tidak meminta sesuatu yang lain.
Seorang sufi tidak menuntut lebih dari apa yang telah dimiliki atau melebihi dari kebutuhan
bahan pokok. Hal ini sesuai dengan pandangan Abu Muhammad al-Jariri yang dikutip oleh alKalabazi, yaitu bahwa kefakiran adalah tidak menuntut rezeki kecuali ketika takut merasa lemah
untuk melaksanakan kewajiban.
Menurut Al-Ghazali, fakir dapat bermakna tidak memiliki harta. Menurutnya, ada lima
tingkatan fakir, dua diantaranya yang paling tinggi derajatnya, yakni seorang hamba yang tidak
1


Dr. Ja’far, MA, Gerbang Tasawuf, (Medan: Perdana Publishing,2016), hlm.68-70

suka diberi harta, merasa tersiksa dengan harta, dan menjaga diri dari kejahatan dan kesibukan
untuk mencari harta; dan seorang hamba tidak merasa senang bila mendapatkan harta, dan tidak
merasa benci bila tidak mendapatkan harta.

b. Sabar (al-Shabr)
Sabar berasal dari bahasa Arab yaitu shabaa, yashbiru, shabran yang maknanya adalah
mengikat, bersabar, menahan dari larangan hukum, dan menahan diri dari kesedihan, kata sabar
disebutkan di dalam Al-Qur’an sebanyak 103 kali. Al-Shabr merupakan sifat sabar seorang sufi
untuk melakukan perjuangan atau pengorbanan dalam maqamat dan meraih kesucian hati.
Sabar (as-shabr) adalah sikap yang dimiliki seseorang untuk menjalankan perintahperintah Allah ,menjauhi segala larangannya dan bersedia menerima cobaan-cobaan yang
diberikan Allah ,dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Suatu kesabaraan memang
dibutuhkan oleh seseorang,terutama seorang sufi yang ingin mencapai tujuannya. Namun
demikian, kata al-gazali kesabaran itu baru dapat timbul apabila adanya iman yang kuat. Sebab
itu, menurut al-gazali, sabar itu merupakan kondisi jiwa yang timbul karena dorongan iman.
Sabar secara harfiah, berarti tabah hati.dikalangan para sufi, sabar diartikan sabar dalam
menjalankan perintah-perintah allah, menjauhi segala larangannya, dan dalam menerima segala
cobaan yang ditimpakannya pada diri kita. Sabar dalam menunggu datangnya pertolongan tuhan

dan tidak menunggu-nunggu datangnya pertolongan. 2
Dengan demikian sabar itu erat hubungannya dengan pengendalian diri, pengendalian
sikap, dan pengendalian emosi. Apabila seseorang telah mampu mengontrol dan mengendalikan
nafsunya, maka sikap dan daya sabar itu akan tercipta.

2

M. Iqbal Irham. Membangun moral bangsa melalui akhlak tasawuf. Ciputat : Pustaka al-Ihsan. 2013.
Hal . 139

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara harfiah al-faqr biasanya diartikan sebagai orang yang berhajat, memerlukan
sesuatu atau orang miskin. Sedangkan dalam pandangan sufi,faqr adalah tidak meminta lebih
dari apa yang telah ada pada diri kita. Faqr berarti tidak meminta rezeki kecuali hanya untuk
dapat menjalankan kewajiban-kewajiban kepada-Nya. Sifat ini juga bermakna bahwa kita tidak
meminta sungguhpun hal itu tidak ada pada diri kita. Namun demikian kita menerima jika diberi,
tidak meminta tetapi tidak menolak. Lebih dari itu, sikap ini adalah merasa cukup dengan apa
yang telah ada.

Sabar (as-shabr) adalah sikap yang dimiliki seseorang untuk menjalankan perintahperintah Allah ,menjauhi segala larangannya dan bersedia menerima cobaan-cobaan yang
diberikan Allah ,dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Suatu kesabaraan memang
dibutuhkan oleh seseorang,terutama seorang sufi yang ingin mencapai tujuannya.

DAFTAR PUSTAKA
Jafar, Gerbang Tasawuf Dimensi Teoritis dan Praktis Ajaran Kaum Sufi, (Medan:

Perdana

Publishig, 2016).
Irham, Iqbal .Membangun moral bangsa melalui akhlak tasawuf. 2013.Ciputat : Pustaka al-Ihsan