LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Pemisahan

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
KIMIA DASAR 1

DISUSUN OLEH
NAMA : SITI HEDIYANTI
NIM : G1B014039

PRODI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2014

ACARA I
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

A.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.

Tujuan Praktikum


: Untuk mempelajari teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat
dari campurannya.

2.

Waktu Praktikum

: Jumat, 10 Oktober 2014

3.

Tempat Praktikum

: Laboratorium Kimia Dasar, lantai III, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B.

LANDASAN TEORI

Zat tunggal adalah materi yang memiliki susunan partikel yang tidak mudah dirubah
dan memiliki komposisi yang tetap. Zat tunggal dapat diklasifikasikan sebagai unsur dan
senyawa. unsure didefinisikan sebagai zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang
lebih sederhana. Senyawa definisikan sebagai zat yang dibentuk dari berbagai jenis unsur yang
saling berikatan secara kimia dan memiliki komposisi yang tetap. Senyawa terdiri dari
beberapa unsur, maka senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsurnya dengan proses
tertentu. Campuran adalah materi yang disusun oleh beberapa zat tunggal baik berupa unsur
atau senyawa dengan komposisi yang tidak tetap. Dalam campuran sifat dari penyusun materi
tidak berubah. Campuran dapat kita bagi menjadi dua jenis, yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen (Barsasella, 2012 : 12).
Komposisi dan sifat unsur atau senyawa seragam diseluruh sample dan dari satu
sample ke sample yang lain. Campuran zat dapat memiliki komposisi dan sifat bervariasi dari
satu sample ke sample yang lain. Campuran dengan komposis dan sifat yang seragam
diseluruh sample dikatakan sebagai campuran homogen. Air biasa adalah campuran homogen
dari beberapa gas, terutama unsur nitrogen dan oksigen. Bensin adalah campuran homogen
atau larutan dari berlusin-lusin senyawa. dalam campuran heterogen misalnya, pasir dan air,
komponen-komponennya terpisah secara tegas. Dengan demikian, komposisi dan sifat fisisnya
beragam dari satu bagian campuran dengan bagian lainnya. Biasanya mudah membedakan
antara campuran homogen (Penrucci, 2008 : 6).


Dalam reaksi kimia menghasilkan endapan, padatan yang dihasilkan dapat
dipisahkan dari cairannya menggunakan teknik penyaringan. Dalam penyaringan, zat yang
lolos dari saringan dinamakan filtrate dan yang tersaring namanya residu. Salah stau campuran
yang paling penting dalam kimia adalah larutan, yaitu campuran serbasama antara dua atau
lebih zatyang memiliki komposisi dapat diukur dan sifat masing-masing zat penyusunnya. Ada
dua istilah yang digunakan dalam larutan, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut adalah zat
yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain. Zat terlarut adalah komponen dari
larutan yang memiliki jumlah atau kadar yang lebih sedikit dalam system larutan (Sunarya,
2010 : 17).
Rekristalisai, suatu dari metode yang paling ampuh untuk memurnikan zat padat,
didasarkan atas perbedaan antara kelarutan zat yang diinginkan dan kotorannya. Sebuah
produk tidak murni dilarutkan dan diendapkan kembali, berulang kali jika perlu, dengan
pengawasan yang hati-hati terhadap factor yang mempengaruhi kelarutan. Dalam
rekristalisasi, sebuah larutan mulai mengendapkan sebuah senyawa bila larutan tersebut
mencapai titik jenihnya terhadap senyawa tersebut (Oxtoby, 2001 : 344).
Setiap campuran, apakah homogen atau heterogen, dpat dibuat dan kembali
dipisahkan dengan cara fisika menjadi komponen-komponen murninya tanpa mengubah
identitas dari setiap komponen campuran (Chang, 2003 : 7)

C.


ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat – Alat Praktikum
a. Corong kaca besar 100 mm
b. Corong kaca kecil 10 mm
c. Dongkrak
d. Ember
e. Gelas arloji
f.

Gelas erlenmeyer 50 ml

g. Gelas kimia 100 ml
h. Gelas kimia 250 ml
i.

Gelas ukur 25 ml

j.


Gelas ukur 50 ml

k. Hot plate

l.

Kondensor bola

m. Labu alas bulat
n. Lap
o. Pipet tetes
p. Rak tabung reaksi
q. Selang saluran keluar
r.

Selang saluran masuk

s. Set alat sentrifugasi
t.


Spatula

u. Statif
v. Stopwatch
w. Tabung reaksi
x. Termometer
y. Timbangan analitik
2. Bahan – Bahan Praktikum
a. Aquades ( H2O (l) )
b. Batu didih
c. Bubuk kapur ( CaCO3 (s) )
d. Es batu
e. Etanol ( C2H5OH (l) ) 96 %
f.

Gram dapur kotor ( NaCl (s) )

g. Iodium ( I2 (s) )
h. Kertas label
i.


Kertas saring

j.

Kloroform ( CHCl3 (l) )

k. Tembaga (II) sulfat ( CuSO4 (s) )
l.

Tissue

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Filtrasi dan sentrifugasi
a. Dimasukkan dan diukur aquades sebanyak 25 ml kedalam gelas ukur 100 ml. kemudian
dimasukkan kedalam gelas kimia.
b. Dimasukkan 3 sendok bubuk kapur (CaCO3) kedalam gelas kimia yang berisi aquades 25
ml.

c. Diaduk, kemudian larutan kapur (CaCO3) dituangkan kedalam 2 tabung reaksi masingmasing sebanyak 5 ml.

d. Disentrifugasi tabung reaksi dengan alat sentrifugasi selama 2 menit.
e. Dipisahkan sentrat dengan endapan dengan cara dekantasi.
f.

Disaring sisa larutan kapur sebanyak 15 ml kedalam tabung reaksi dengan kertas saring.

g. Dibandingkan hasil sentrat dengan filtrate.
h. Dicatat hasil pengamatan.
2. Rekristalisasi garam dapur kotor ( NaCl (s) )
a. Dilarutkan garam dapur (NaCl) dengan aquades (H2O) secukupnya.
b. Disaring larutan garam dengan kertas saring.
c. Dipanaskan larutan tersebut dengan hot plate sampai mengkristal.
d. Dihentikan pemanasan jika telah mengkristal.
e. Dibandingkan garam dapur sebelum dan sesudah dipanaskan.
f.

Dicatat hasil pengamatan.

3. Rekristalisasi tembaga (II) sulfat ( CuSO4 (s) )
a. Ditimbang dan diukur tembaga (II) sulfat sebanyak 5 gram.

b. Dilarutkan dengan aquades 25 ml.
c. Ditambahkan batu didih 3 butir.
d. Dipanaskan menggunakan hot plate sampai mengkristal.
e. Didinginkan tembaga (II) sulfat jika telah mengkristal.
f.

Dibandingkan CuSO4 sebelum dan sesudah panaskan.

g. Dicatat hasil pengamatan.
4. Ekstraksi Iodium ( I2 (s) )
a. Dimasukkan 5 ml aquades kedalam tabung reaksi.
b. Dimasukkan beberapa butir Iodium kedalam tabung reaksi yang berisi aquades, dikocok
dan diperhatikan warnanya.
c. Ditetesi 3 tetes kloroform ( CHCl3 (l) ) kedalam iodium.
d. Dikocok larutan dengan cara dibenturkan dasar tabung pada telapak tangan.
e. Diamati perubahan warna yang terjadi.
f.

Dicatat perubahan warna yang diamati.


5. Destilasi alkohol ( C2H5OH (l) ) 96%
a. Dipasang set alat destilasi.
b. Diukur 10 ml etanol dan15 ml aquades.
c. Dimasukkan etanol dan aquades yang telah diukur kedalam labu alas bulat.

d. Dipanaskan dengan suhu teratur dibawah 90 oC.
e. Dihitung berapa ml etanol yang didapatkan pada saat destilasi yang terkumpul didalam
gelas Erlenmeyer.
f.

Dibandingkan volume sebelum dan sesudah pemanasan.

g. Dicatat hasil pengamatan.

E. HASIL PENGAMATAN
No

PROSEDUR PERCOBAAN

HASIL PENGAMATAN


Sentrifugasi dan Filtrasi Bubuk Kapur (CaCO3 (s) )
:
a. Dilarutkan 3 sendok bubuk kapur dengan air a. Warna campuran bening keruh.
25 ml.
1.

b. Disentrifugasi 5 ml larutan selama 2 menit.
b. Warna menjadi bening.
c. Difiltrasi sisa 15 ml larutan.

c. Warna menjadi bening sedikit keruh.
d. Didekantasi

sentrat

dan

dibandingkan
d. Sentrat berwarna bening, sedangkan

dengan filtrat.
Filtrat berwarna bening keruh.
Rekristalisasi garam dapur (NaCl (s) ) kotor :
a. NaCl sebelum rekristalisasi warna
a. Dilarutkan garam dapur secukupnya dengan
putih kecoklatan, butiran besar dan
2.

aquades secukupnya, diasring dan diuapkan
tekstur kasar.
filtratnya.
b. NaCl sesudah rekristalisasi memiliki
b. Dibandingkan garam dapur sebelum dan
butiran kecil - kecil, tekstur lebih halus
sesudah dipanaskan.
dan berwarna puith bersih.
Rekristalisasi tembaga (II) sulfat ( CuSO4 ) :
a. Ditimbang 5 gram CuSO4 dan dilarutkan a. Sebelumnya bubuk CuSO4 berwarna

3.

kedalam aquades secukupnya, ditambahkan
3 butir batu didih dan diuapkan.
b. Dibandingkan

CuSO4

sesudah dipanaskan.

sebelum

biru muda
b. Setelah ditambahkan batu didih dan

dengan

diuapkan, kristal CuSO4 berwarna biru.

Ekstraksi Iodium ( I2 (s) ) :
a. Dimasukkan Iodium kedalam tabung reaksi a. Sebelum dicampurkan CHCl3 warna
4

dan ditambahkan 5 ml aquades, dikocok dan
diamati warnanya.
b. Ditambahkan 3 tetes CHCl3 kedalam larutan
tadi, dikocok dan diamati warnanya.

larutan adalah kuning.
b. Setelah ditambahkan CHCl3, warnanya
menjadi

bening

kekuningan

dan

terdapat endapan berwarna merah.

Destilasi alkohol (C2H5OH (l) ) 96% :
a. Dipasang set alat destilasi, diukur 10 ml

a. Setelah larutan dipanaskan sampai

alkohol dan 15 ml aquades kemudian

suhu 84 oC, larutan mendidih dan

dimasukkan kedalam labu alas bundar.

terdapat

Didestilasi larutan sampai suhu dibawah 90

kondensor dan menetes di gelas

o

erlenmeyer.

5

C.

b. Diukur volume destilat.

F. ANALISIS DATA
1. Gambar set alat destilasi sederhana

uap

yang

melalui

b. Didapatkan volume destilat 2 ml.

Keterangan gambar
1. Pemanas

: Berfungsi sebagai pemanas dan pengatur suhu labu alas
bulat dalam proses distalasi.

2. Labu alas bulat : Berfungsi sebagai wadah larutan yang akan di destilasi.
3. Termometer

: Berfungsi sebagai pengukur suhu pada saat destilasi.

4. Sumbat

: Berfungsi untuk menutup ujung labu alas bulat

dan pada
sambungan labu alas bulat dengan kondensor bola.
5. Tiang statif

: Berfungsi sebagai penyokong kondensor bola.

6. Kondensor bola

: Berfungsi sebagai pendingin, sehingga uap dari gas yang
didestilasi dalap mencair kembali.

7. Klem

: Berfungsi sebagai penjepit kondensor dengan kuat pada
tiang statif.

8. Selang air keluar

: Berfungsi sebagai tempat keluarnya air selama proses
Destilasi.

9. Selang air masuk

: Berfungsi sebagai tempat masuknya air selama proses
destilasi.

10. Erlenmeyer

: Berfungsi sebagai penampung hasi destilasi atau destilat.

11. Ember

: Berfungsi sebagai wadah penyuplai air pada saat proses
destilasi.

2. Perhitungan
Diketahui :

1.

Volume awal etanol

:

10 ml

Volume air

:

15 ml

Konsentrasi etanol

:

96 %

Volume alkohol murni
V

= Volume awal alkohol x konsentrasi alkohol %

2.

=

9,6 ml

x

96%

= Volume awal alkohol + Volume air
=

10 ml

=

25 ml

+

15ml

Volume Destilat
V

4.

10 ml

Volume Campuran
V

3.

=

=

2 ml

Persen (%) Alkohol dalam Campuran
V

=

x 100 %

=
=
5.

38,4 %

Persentase (%) alkohol setelah destilasi
V

x 100 %

=

=

x 100 %

=

0,208 x 100 %

=

20,8 %

G. PEMBAHASAN
Pemisahan dan pemurnian suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan zat murni
dengan cara memisahkan dan memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berikatan. Pada dasarnya pemisahan dilakukan untuk
memisahkan dua zat atau lebih. Sedangakan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni
dari suatu zat yang telah tercampur oleh zat lain.

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari teknik pemisahan dan pemurnian zat
dari campurannya. Terdapat berbagai cara untuk memisahkan dan memurnikan zat dari
campurannya yaitu dengan filtrasi, sentrifugasi, kristalisasi, rekristalisasi, destilasi dan
sebagainya.
Percobaan pertama, yaitu sentrifugasi dan filtrasi larutan kapur ( CaCO3

(s)).

Dimana

sentrifugasi adalah metode yang digunakan untuk memepercepat proses pengendapan dengan
memberi gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Pemisahan sentrifugasi menggunakan
prinsip-prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek
berotasi dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka cairan
tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi. Namun hal tersebut tidak terjadi dikarenakan
adanya gaya yang berlawanan arah dengan gaya yang mengarah ke dinding luar tabung, gaya
tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju ke
dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan. Sedangkan filtrasi adalah suatu cara
pemisahan yang biasa dilakukan untuk memisahkan suatu pelarut terhadap pengotornya yang
berupa padatan atau memisahkan suatu padatan terhadap pelarutnya.
Pada percobaan ini ketika bubuk kapur dilarutkan dalam aquader sebanyak 25 ml, larutan
menjadi keruh. Hal ini disebabkan karena bubuk kapur yang berdifusi tersebar merata didalam
aquades, namun ketika larutan tidak diaduk larutan mengendap. Setelah di sentrifugasi, bubuk
kapur mengendap didasar tabung reaksi. Ini disebabkan oleh gaya sentrifugasi yang membawa
partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan. Dan pada bagian atas
tabung terdapat air yang jernih yang disebut sentrat. Lalu sentrat dipisahkan dengan
endapannya dengan cara dekantasi. Bagian larutan kapur lainnya disaring atau di filtrasi dengan
menggunakan kertas saring. Kertas saring memiliki pori-pori yang kecil sehingga bubuk kapur
menjadi tersaring dan menumpuk pada kertas saring dan diperoleh air jernih. Berdasarkan hasil
pengamatan, sentrat lebih jernih dibandingkan filtrat. Hal ini disebabkan karena dalam proses
penyaringan ada bubuk kapur yang lolos dari kertas saring, sehingga pada filtrat masih terdapat
bubuk kapur.
Percobaan kedua yaitu rekristalisasi garam dapur kotor (NaCl (s)). Dimana rekristalisasi
adalah proses pembentukan kristal-kristal baru dari kristal-kristal sebelumnya yang telah
mengalami deformasi. Dalam percobaan ini garam dapur kotor dicampurkan dengan aquades
dan dilarutkan dengan diaduk. Kemudian larutan garam diuapkan menggunakan pemanas.
Larutan garam dapur merupakan campuran heterogen karena terdiri dari satu fase saitu fase
cair dan kotorannya dari fase padat. Pemanasan dilakukan untuk mendapatkan penguapan,

dimana penguapan ini didasarkan pada perbedaan titik didih zat padat lebih tinggi dibandingkan
dengan zat cair. Oleh karena itu pelarut akan menguap terlebih dahulu dan meninggalkan
padatan garam. Sehingga didapatkan hasil padatan garam dapur yang lebih bersih.
Percobaan ketiga yaitu rekristalisasi tembaga (II) sulfat (CuSo4(s)). Sebelum proses
rekristalisasi, tembaga (II) sulfat berwarna biru tua dengan tekstur yang kasar. Setelah dilarutkan
dalam aquades, diproleh larutan tembaga (II) sulfat berwarna biru. Dalam proses penguapan
ditambahkan 3 butir batu didihyang berfungsi untuk mengurangi letupan dan meratakan panas
saat dilakukan pemanasan. Batu didih adalah benda yang bentuknya tidak rata dan berpori-pori
yang biasanya dimasukkan kedalam cairan yang dipanaskan. Biasanya batu didih terbuat dari
kalium karbonat, proseten maupun karbon. Setelah penguapan diperoleh kristal-kristal halus
tembaga (II) sulfat berwarna biru.
Percobaan keempat yaitu ekstraksi iodium, pada percobaan ini iodium dilarutkan dalam
aquades namun campuran tidak larut. Kemudian setelah itu ditetesi dengan 3 tetes kloroform.
Kloroform brsifat nonpolar sehingga dapat larut pada campuran iodium dan air. Hal ini
dikarenakan suatu larutan akan tercampur jika dilarutkan kedalam larutan yang sifatnya sama,
yang berarti senyawa yang bersifat nonpolar akan dapat melarutkan atau dilarutkan oleh
senyawa yang sifatnya nonpolar. Dalam percobaan ini diketahui iodium memiliki tingkat
keplaran yang rendah sehingga sebagian dari unsur ini dapat bereaksi dengan kloroform. Hal ini
juga yang menyebabkan suatu endapan berwarna merah, sedangkan warna larutan saat
dimasukkan iodium adalah berwarna kuning dan setelah dimasukkan kloroform warnanya
bening kekuningan. Ini dikarenakan iodium dan kloroform sama-sama memiliki sifat nonpolar,
sehingga warna larutan campuran yang didapatkan hanya mengalami sedikit perubahan warna.
Percobaan keliama yaitu destilasi. Destilasi adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komposen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Larutan
yang akan didestilasikan pada percobaan ini adalah etanol dengan konsentrasi 96% dan
aquades. Kedua larutan ini sngat sulit dipisahkan saat sudah tercampur. Oleh karena itu
pemisahan campuran dilakukan dengan destilasi. Proses ini juga didasarkan pada perbedaan titik
didih antara etanol dengan aquades. Etanol memiliki titik didih 78 oC sedangkan aquades
memiliki titk didih 100 oC. apabila dipanaskan maka etanol akan lebih dahulu menguap
dibandingkan dengan aquades. Oleh karena itu pada saat destilasi suhu pada labu alas bulat
dikisarkan kurang dari 90 oC agar tidak terjadi penguapan dari larutan campuran etanol dan
aquades. Pada bercobaan ini dihasilkan destilat hanay 2 ml.

H.

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, zat-zat yang
telah tercampur dapat dipisahkan dengan metode pemisahan dan pemurnian. Pemisahan
dilakukan untuk memisahkan campuran, sedangkan pemurnian dilakukan untuk memurnikan
suatu campuran. Beberapa teknik pemisahan dan pemurnian, yaitu filtrasi merupakan
pemisahan zat cair dari partikel padat dengan menggunakan penyaringan, sentrifugasi
merupakan metode untuk mempercepat pengendapan, rekristalisasi merupakan proses
pembentukan kristal baru dan destilasi merupakan teknik pemisahan untuk komponen yang
memiliki perbedaan titik didih yang jauh.

DAFTAR PUSTAKA

Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta : TIM.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Jakarta : Eralangga.
Petrucci, R.H. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta : Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.