Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajar

1. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran TGT
Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan
oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari tinjuan psikologis, terdapat
dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode pembelajaran kooperatif yang
menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian
prestasi siswa. Dua teori utama yang mendukung pembelajaran kooperatif adalah teori motivasi
dan teori kognitif.
Dari pespektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di mana satusatunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka
sukses. Oleh karena itu, mereka harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apa pun
agar kelompok berhasil dan mendorong anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal.
Sedangkan dari perspektif teori kognitif, Slavin (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
Asumsi dasar dari teori pembangunan kognitif adalah bahwa interaksi di antara para siswa
berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai mengingkatkan penguasaan mereka terhadap konsep
kritik. Pengelompokan siswa yang heterogen mendorong interaksi yang kritis dan saling
mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan atau kognitif. Penelitian
psikologi kognitif menemukan bahwa jika informasi ingin dipertahankan di dalam memori dan
berhubungan dengan informasi yang sudah ada di dalam memori, orang yang belajar harus
terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif, atau elaborasi dari materi. Salah satu cara
elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan materinya kepada orang lain.
Namun demikian, tidak ada satupun model pembelajaran yang cocok untuk semua materi, situasi

dan anak. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang menjadi penekanan dalam
proses implementasinya dan sangat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Secara
psikologis, lingkungan belajar yang diciptakan guru dapat direspon beragama oleh siswa sesuai
dengan modalitas mereka. Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif dengan teknik TGT, memiliki
keunggulan dan kelemahan dalam implementasinya terutama dalam hal pencapaian hasil belajar
dan efek psikologis bagi siswa.
Slavin (2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran
kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan
dan kelemahan pembelajaran TGT, sebagai berikut:


Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara
signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam
kelas tradisional.



Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari
kinerja dan bukannya pada keberuntungan.




TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri
akademik mereka.



TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonberbal,
kompetisi yang lebih sedikit)



Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang
lebih banyak.



TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan
emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain.


Sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran TGT adalah bahwa nilai
kelompok tidaklah mencerminkan nilai individual siswa. Dengan demikian, guru harus
merancang alat penilaian khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara
individual.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGT Metode pembelajaran kooperatif Team Games
Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10)
dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6) Motivasi belajar lebih tinggi
7) Hasil belajar lebih baik
8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1. Bagi Guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis.
Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam
menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup

banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru
mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

1. Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan
kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan
baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan
pengetahuannya kepada siswa yang lain.
Kesimpulan
Dari pembahasan materi model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tersebut, maka
dapat disimpulkan
1. Dengan model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournaments ) dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa. Karena siswa dapat belajar lebih rileks, serta dapat
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar.
2. Dengan model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournaments ) dapat menambah
wawasan tentang berbagai model pembelajaran serta dapat meningkatkan kompetensi
guru.

Model kooperatif tipe NHT ini memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut: a)

Kelebihan Model Kooperatif tipe NHT Setiap peserta didik menjadi siap belajar semua. Peserta
didik dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Peserta didik yang pandai dapat
mengajari yang kurang pandai. b) Kekurangan Model Kooperatif tipe NHT Kemungkinan nomor
yang sudah dipanggil dapat dipanggil lagi oleh guru. Tidak semua anggota kelompok yang
memiliki nomor yang sama terpanggil oleh guru untuk presentase mewakili kelompoknya
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

TPS
Kelompok Berpasangan
Kelebihan:
• meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana
• lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok
• interaksi lebih mudah
• lebih mudah dan cepat membentuknya.
Kekurangan:
• banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
• lebih sedikit ide yang muncul
• jika ada perselisihan,tidak ada penengah
Kelebihan dan kekurangan dari metode kooperatif tipe STAD

Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa
keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai berikut:
1)
Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma
kelompok.
2)
Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4)
Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangankekurangan diantaranya sebagai berikut:
1)
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target

kurikulum.
2)
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau
menggunakan pembelajaran kooperatif.
3)

Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan
pembelajaran kooperatif.
4)
Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada pembelajaran kooperatif masih dapat diatasi atau
diminimalkan. Penggunaan waktu yang lebih lama dapat diatasi dengan menyediakan lembar
kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien. Sedangkan
pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan
sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran
tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas.
Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru, namun hal ini dapat
diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu. Sedangkan kekurangan-kekurangan yang
terakhir dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja sama dan
berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.

Model Pembelajaran Group Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa
kekurangannya, yaitu:
a)


Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan

b)

Sulitnya memberikan penilaian secara personal

c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk
diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman
yang dialami sendiri
d)

Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan
model ini (Setiawan, 2006:9).
Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, jelas bahwa model pembelajaran GI
mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir
tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri secara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka
akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan
pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama (Setiawan, 2006:9).