KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM

Nama : Joice Bunga
Nim

: 201384204005

Tugas mata kuliah Kimia Organik Bahan Alam
TERPENOID
1. Asal usul Terpenoid dan senyawa Terpenoid
Pada mulanya, para ahli kimia mengajukan hipotesa bahwa sintesa terpenoid
in vivo dalam jaringan organism melibatkan secara langsung senyawa isoprene.
Hipotesa ini didukung oleh penemuan bahwa (+) atau (-) limonene dan (+) – limonene
(disebut juga dipenten) pada pirolisa dapat menghasilkan isoprene. Begitu pula dua
unit isoprene pada pemanasan dapat menghasilkan dipenten melalui reakasi DielsAlder.
-

Terpenoid

-

Monoterpen


-

Seskuiterpen

-

Politerpen

-

Terpenoid tidak teratur

Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari komponen minyak atsiri,
yaitu monoterpena dan sesquiterepena yg mudah menguap (C10 dan C15), diterpena
menguap, yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen karotenoid (C40). Masing-masing
golongan terpenoid itu penting, baik dalam pertumbuhan dan metabolisme maupun pada
ekologi tumbuha. Terpenoid merupakan unit isoprena (C5H8). Terpenoid merupakan
senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis

diturunkan dari hidrokarbon C30 siklik yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang

nisbi rumit, kebanyakan berupa alcohol, aldehid atau atom karboksilat. Mereka berupa
senyawa berwarna, berbentuk kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optic yang
umumnya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya.
2. Manfaat Senyawa Terpenoid
Kegunaan terpenoid bagi tumbuhan antara lain :
a. Fitoaleksin
b. Insect antifectan, repellant
c. Pertahanan tubuh dari herbifora
d. Feromon
3. Klasifikasi Terpenoid
Terpen-terpen adalah suatu golongan senyawa yang sebagian besar terjadi
dalam dunia tumbuh-tumbuhan. Hanya sedikit sekali terpen-terpen yang diperoleh
dari sumber-sumber lain. Monoterpen-monoterpen dan seskuiterpen adalah komponen
utama dari minyak menguap atau minyak atsiri. Minyak menguap ini diperoleh dari
daun atau jaringan-jaringan tertentu dari tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan.
Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap, sehingga ia mudah dipisahkan dari
bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Salah satu cara yang paling
popular untuk memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuh-tumbuhan ialah
penyulingan. Senyawa-senyawa di dan triterpen tidak dapat diperoleh dengan jalan
destilasi uap, tapi diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan tanaman karet atau resin

dengan jalan isolasi serta metoda pemisahan tertentu. Secara umum terpenoid terdiri
dari unsur-unsur C dan H dengan rumus molekul umum (C5H8)n. Klasifikasi
biasanya tergantung pada nilai n.
Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh
dua atau lebih unit C-5 yang disebut isopren. Klasifikasi terpenoid ditentukan dari
unit isopren atau unit C-5 penyusun senyawa tersebut. Senyawa umum biosintesa
terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:




Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam
mevalonat.
Penggabungan senyawa dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-



, seskui-, di-, sester-, dan poli-terpenoid.
Pengabungan ekor dan ekor dari unit C15 atau C20 menghasilkan
terpenoid atau steroid.


Senyawa terpenoid dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Nama

rumus

Sumber

monoterpen

C10H16

Minyak atsiri

seskuiterpen

C15H24

Minyak atsiri


Diterpen

C20H32

Resin pinus

Triterpen

C30H48

Saponin, damar

Tetraterpen

C40H64

Pigmen, karoten

Politerpen


(C5H8 )n

Karet alam

a. Monoterpenoid
Monoterpeoid merupakan senyawa essence dan memiliki dan memiliki bau
yang spesifik yang dibangun oleh 2 unti isopren atau dengan jumlah atom karbon 10.
Lebih dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat
tinggi, binatang laut, serangga, dan jenis vertebrata dan struktur senyawanya telah
diketahui.
Struktur dari senyawa monoterpenoid yang telah dikenal merupakan
perbedaan dari 38 jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prinsip dasar
penyusunannya tetap sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit isoprene.
Struktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa
monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolotik,
dan sedatif. Disamping itu monoterpenoid yang sudah banyak dikenal banyak
dimanfaatkan sebagai bahan pemberi aroma makanan dan parfum dan ini banyak
digunakan komersial dalam perdagangan.
Dari segi biogenetik, perubahan geraniol nerol dan linaol dari salah satu
menjadi yang lain berlangsung sebagai akibat reaksi isomerisasi. Ketiga alkohol ini

yang berasal dari hidrolisa geranil pirofosfat (GPP) dapat menjadi reaksi-reaksi
sekunder, misalnya dehidrasi menghasilkan mirsen, oksidasi menghasilkan sitral dan
oksidasi reduksi menghasilkan sitronelal.
Peubahan GPP in vivo menjadi senyawa-senyawa monoterpen siklik dari segi

biogenetic disebabkan reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder.
Senyawa seperti monoterpenoid mempunyai kerangka karbon yang banyak
variasinya. Oleh karena itu penetapan struktur merupakan hal yang penting. Jenis
kerangka karbon monoterpenoid antara lain dapat ditetapkan oleh reaksi
dehidrogenasi menjadi senyawa aromatik. Penetapan struktur selanjutnya adalah
melalui penetapan gugus fungsi dari senyawa yang bersangkutan.
b. Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit
isoprene yang terdiri dari kerangka unit asiklik atau bisiklik dengan kerangka
naphtalen. Senyawa terpenoid mempunyai boiaktifitas yang cukup besar, diantaranya
sebagai antifeedant, hormone, antimikroba, antibiotic dan toksin sebagai regulator
pertumbuhan tanaman dan pemanis.
Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis-farnesil pirofosfat dan
trans farnesil piropospat melaului reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lain. Kedua
isomer farnesil piropospat ini dihasilkan dari melalui mekanisme yang sama seperti

isomerisasi abtara geranil dan nerol.
c. Diterpenoid
Diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon yang
dibangun oleh 4 unti isoprene. Senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas
yaitu sebagai hormone pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan
tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, abtifouling dan anti
karsinogenik. Senyawa diterpenoid dapat membentuk asiklik, bisiklik, trisiklik, dan
tetrasiklik. Tata nama yang digunakan merupakan tata nama trivial.
4. Keteraturan struktur
Berdasarkan klasifikasi terpenoid, sebagian besar terpenoid mengandung atom
karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima. Penyelidikan kimia selanjutnya
menunjukkan bahwa sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang
dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 ini dinamakan karena kerangka karbonnya
sama seperti isopren.
Penyelidikan yang lebih seksama lagi mengenai struktur molekul terpenoid
telah mengungkapkan bagaimana unit-unit isoprene tersebut saling berkaitan secara
teratur, dimana “kepala” dari unit yang satu berkaitan dengan “ekor” dari unit lain.

Cara penggabungan “kepala ke ekor” dari unit-unit isoprene dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa kaidah ini merupakan cirri khas
dari sebagian besar terpenoid sehingga dapat digunakan sebagai hipotesa dalam
menentukan struktur terpenoid. Tetapi pada beberapa monoterpen tidak mengikuti
kaidah isoprene.
5. Cara mendapatkan / isolasi serta asal tumbuhan
Telah dilakukan screening fitokimia dan uji aktivitas antiradikal bebas ekstrak
metanol daun gaharu (Gyrinops versteegii). Screening fitokimia dilakukan dengan
metoda uji warna dengan beberapa pereaksi. Aktivitas antiradikal bebas ditentukan
dengan metode difenil pikril hidrazil (DPPH) secara spektrofotometri UV-Vis dengan
mengukur % peredamannya pada panjang gelombang 497, 517 dan 537 nm. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun gaharu (Gyrinops versteegii)
mengandung metabolit sekunder seperti senyawa fenol, flavonoid dan terpenoid dan
besarnya aktivitas antiradikal bebas dengan % peredamannya = 106,32 % ( 5 menit)
dan 111,31% (60 menit).

Acuan
http://arianapekanbaaru.blospot.co.id/2012/10/keteraturan-dan-asal-usulterpenoid.html
googleweblight.com/?lite_url=http://willipharmacist.blogspot.com/2010/09/terpenoid-i-pendahuluan-dan-sintesis-.html
SCREENING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIRADIKAL BEBAS
EKSTRAK METANOL DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii) (I Made Mega1)

dan Dewa Ayu Swastini2) 1)Fakultas Pertanian Universitas Udayana, PB
Sudirman Denpasar 2)Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran )