Makalah ilmiah osn 26 2072

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi mempunyai peranan yang penting terhadap kehidupan manusia. Ditinjau
dari sudut penyediaannya, sumber energi dari bumi dapat dikelompokkan dalam 2
jenis yaitu energi terbarukan atau energi non fosil dan energi tak terbarukan atau energi
fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Energi terbarukan adalah sumber
energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alammiah tidak akan habis
dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain: energi panas bumi, energi
matahari, biofuel, aliran air sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas, ombak laut dan
suhu kedalaman laut.
Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama Negara .
Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
dan pertambahan penduduk. Terbatasnya sumber energi fosil menyebabkan perlunya
pengembangan energi terbarukan. Yang dimaksud dengan energi terbarukan di sini
adalah energi non-fosil yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui. Bila dikelola
dengan baik, sumber daya itu tidak akan habis.
Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kategori.
Yang pertama adalah energi yang sudah dikembangkan secara komersial, seperti
biomassa, panas bumi dan tenaga air. Yang kedua adalah energi yang sudah
dikembangkan tetapi masih secara terbatas, yaitu energi surya dan energi angin. Dan

yang terakhir adalah energi yang sudah dikembangkan, tetapi baru sampai pada tahap
penelitian, misalnya energi pasang surut.
Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola
dan dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negaranegara yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari bersinar
sepanjang tahun. Untuk memanfaatkan potensi energi surya ada dua macam teknologi
yang sudah diterapkan, yaitu energi surya fotovoltaik dan energi surya fototermik.
Memasak menjadi suatu kegiatan rutin dalam kehidupan manusia. Kompor tenaga
surya dapat menjadi alat memasak alternatif yang dapat digunakan oleh penduduk yang
mengalami kesulitan akses terhadap kompor gas, listrik, minyak tanah dan kayu bakar.
Demikian juga dalam bidang pertanian. Salah satu keberhasilan hasil panen adalah
pada proses pengeringan. Pengeringan yang tidak maksimal akan mempengaruhi hasil
panen tersebut. Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih
1

dilakukan secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi
surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung. Karena jika
memakai mesin pengering maka akan memakan biaya yang mahal.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan
a) Mengetahui manfaat energi surya melalui teknologi energi surya termal

(Phototermic) bagi kehidupan khususnya pada kegiatan memasak dan
mengeringkan hasil pertanian.
b) Mengetahui cara kerja dari alat pemasak dan pengering hasil pertanian yang
2.

memanfaatkan energi surya.
Manfaat
a) Mendapatkan salah satu solusi mengurangi pemakaian energi fosil dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Mengenal beberapa aplikasi teknologi energi surya termal dan cara kerja masingmasing alat.

.

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi Surya
Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya
(matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Untuk

memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada dua macam teknologi yang sudah
diterapkan, yaitu teknologi energi fototermik dan energi surya fotovoltaik. Energi surya
fototermik atau energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor
surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman
pangan) dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingini.
2.2 Energi Surya non-photovoltaic (Energi surya termal)
Surya termal adalah teknologi yang mengubah radiasi matahari menjadi energi
panas dengan menggunakan alat pengumpul panas atau yang biasa disebut Kolektor
surya.
1. Kolektor Surya
Kolektor surya merupakan piranti utama dalam system surya termal yang
berfungsi mengumpulkan dan menyerap radiasi sinar matahari dan mengkonversinya
menjadi energi panas. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor
surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan
sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas
tersebut dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk
kemudian dimanfaatkan pada berbagai aplikasi yang membutuhkan panas. Kolektor
surya yang pada umumnya memiliki komponen-komponen utamaii, yaitu
a) Cover, berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju

lingkungan
b) Absorber, berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari.
c) Kanal, berfungsi sebagai saluran transmisi fluida kerja.
d) Isolator, berfungsi meminimalisasi kehilangan panas secara konduksi dari

2.

absorber menuju lingkungan
e) Frame, berfungsi sebagai struktur pembentuk dan penahan beban kolektor
Tipe Kolektor Surya
Kolektor surya dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran tergantung pada
aplikasi yang dibutuhkan.
a) Kolektor Surya Plat Datar
Kolektor surya plat datar merupakan jenis kolektor yang saat ini sudah banyak
dipasaran. Kolektor ini umumnya digunakan untuk memanaskan air atau udara
3

dengan suhu operasi yang cukup rendah yaitu dibawah 80oC. Ciri khas kolektor
pelat datar adalah berupa kotak logam/baja terisolasi yang memiliki pelat
penyerap (absorber) berwarna hitam dan ditutupi oleh laisan kaca/plastic

transparan dan kemudian mentransfernya ke fluida cair atau udara. Keuntungan
kolektor surya jenis ini adalah tidak membutuhkan biaya yang tinggi dan dapat
menerima radiasi surya langsung maupun radiasi sebaran.

Gambar 1 – Bentuk umum pemanas air dengan kolektor plat datar
Cara kerjanya Kolektor plat datar untuk pemas air adalah ketika pagi hari air
dipompa dari sumur ke tangki penyimpan hingga penuh. Kemudian saat
matahari bersinar, pompa dibawah kolektor dihidupkan untuk menggerakkan
fluida kerja. Fluida kerja yang bersirkulasi tersebut akan mentransfer kalor dari
kolektor ke tangki penyimpan air. Setelah sore hari maka air hangat dari tangki
penyimpan dapat digunakan untuk mandi atau keperluan yang lainiii.

Gambar 2 – Kolektor Surya Plat Datar untuk Pemanas Udara
Dari gambar 1, prinsip kerja kolektor surya pemanas udara tenaga matahari
dapat dijelaskan sebagai berikut. Berkas radiasi matahari yang menimpa
kolektor pertama akan menembus penutup transparan kemudian menimpa pelat.
Sebaguian radiasi akan dipantulkan kembali menuju penutup transparan dan
4

sebagian lagi akan diserap oleh pelat penyerap. Radiasi yang dipantulkan ke

penutup beberapa akan dipantulkan kembali ke pelat penyerap, sehingga terjadi
pemantulan berulang. Radiasi yang diserap olep pelat penyerap, akan dirubah
menjadi energi panas dan ditransmisikan ke fluida kerja yang mengalir di bawah
pelat penyerapiv.
b) Kolektor Tabung Hampa
v
Penemuan yang paling kontemporer di abad 21 adalah pemanas air dengan
kolektor penyerap panas Sistem Tabung Vacuum yang sangat sensitif (cepat)
menyerap panas dan sangat efisien menyimpan panas. Tabung vacuum terdiri
dari dua tabung kaca yang membentuk lapisan. Tabung lapisan dalam dilapisi
dengan lapisan penyerap terbaik yang menyerap energi surya dengan sempurna
dan menahan pembuangan panas. Antara dua lapisan tersebut terbentuk suatu
ruang vacuum (hampa udara), yang dapat meminimalisasi pembuangan panas.
Tabung-tabung ini bekerja sangat baik dalam segala kondisi cuaca bahkan pada
saat mendung dan temperatur rendah (bersalju). Tabung ini terbuat dari 100%
kaca borosilicate (pyrex). Penyerapan panas pada sistem tabung vacuum
diterima secara radiasi. Sehingga, persentase kehilangan panas sangat kecil.

Gambar 3 – Kolektor Surya Tabung Hampa
c) Kolektor Parabola / Konsentrator

Jenis ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada
temperatur tinggi > 100oC. Kolektor surya jenis ini mampu memfokuskan energi
radiasi cahaya matahari pada suatu receiver sehingga dapat meningkatkan
kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber. Komponen konsentrator
harus terbuat dari material dengan transmisivitas tinggi.

5

Gambar 4 – Kolektor Parabola/Konsentrator
2.3 Pentingnya Manfaat Energi Surya Termal untuk Pemasak dan Pengering
1.

Hasil Pertanian
Untuk Pemasak
Kompor surya sangat menguntungkan bagi keluarga yang setiap hari memasak
dengan menggunakan kompor. Dengan menggunakan kompor surya ini maka

2.

kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.

Untuk Pengering Hasil Penelitian
Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan menjemur hasil
panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan bagi para
petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil
panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara empat musim yang harus
mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan menggunakan oven

yang menggunakan bahan bakar fosil maupun menggunakan listrikvi.
2.4 Mekanisme Kerja Alat Pemasak dan Pengering Hasil Pertanian dengan Energi
Surya Termal
1. Kompor Surya
Ketergantungan masyarakat pedesaan terhadap kebutuhan bahan bakar seperti
minyak tanah, gas dan dan kayu bakar untuk memasak dapat diatasi dengan
memanfaatkan kompor/oven surya. Kompor surya adalah salah satu bentuk kolektor
surya yang digunakan sebagai perangkat memasak.
Secara umum kompor surya dibedakan atas beberapa tipe, yaitu
a) Kompor Surya Tipe Kotak
Kompor surya tipe ini berbentuk kotak kedap udara dengan interior berwarna
gelap dan penutup bagian atas yang terbuat dari kaca/cermin untuk menjebak
panas matahari didalam kotak. Prinsip kerjanya sama dengan kolektor surya

pelat datar. Kompor tipe ini disebut juga oven surya karena bentuknya
menyerupai oven.

Gambar 5 – Kompor Surya Tipe Kotak
Pengoperasian oven surya sangat simple dan mudah, tetapi waktu yang
diperlukan untuk memasak nasi sekitar 3-5 jam. Meskipun suhu didalam oven
surya tidak sepanas oven konvensional, hanya bisa mencapai 150°C tetapi
6

masih dapat mematangkan makanan dalam waktu yang lebih lama. Makanan
yang mengandung air tidak akan dapat mencapai panas lebih dari 100°C.
Kompor juga dapat digunakan untuk menghangatkan makanan dan minuman
serta untuk mempasturisasi air dan susu. Karena tidak dapat mencapai
temperatur yang tinggi, makanan dapat dimasak sepanjang hari tanpa khawatir
menjadi hangus. Kelebihan oven suryavii : tidak menghasilkan asap sehingga
pemakaian kompornya sama sekali tidak membahayakan kesehatan orang yang
sedang memasak, apalagi kecelakaan seperti kebakaran atau ledakan gas dan
sebagainya, bisa memasak beberapa makanan sekaligus, ringan dan portable,
mudah pengoperasian dan perawatannya, bisa menyimpan makanan hangat
hingga malam, mudah dibuat dan bahan untuk membuatnya terjangkau.

Kelemahan oven surya : proses memasak dibutuhkan 2 sampai 3 kali lebih lama
daripada kompor minyak, lamanya tergantung pada awan dan penyinaran
matahari, tidak bisa digunakan untuk menggoreng dan memanggang.
b) Kompor Surya Tipe Parabola

Gambar 6 – Kompor Surya Tipe Parabola
Prinsip kerja kompor parabola ini mirip dengan kolektor parabola/konsentrator.
Kompor parabola terdiri atas sekumpulan cermin pemantul yang disusun
berbentuk para bola dan dilengkapi dengan tempat panci di titik focus parabola
yang berfungsi sebagai receiver. Cermin parabola akan memfokuskan sinar
radiasi surya ke arah panic untuk memasak makanan yang ada di dalam panic.
Kompor jenis ini biasanya digunakan untuk memasak dalam skala besar.
Kolektor parabola berukuran 1.25 m2 dapat memasak 1 liter air selama lebih
kurang 15 menit. Energi yang dihasilkan setara dengan daya 350 W pada hari
cerah. Kelebihan kompor surya parabola antara lain proses memasak cepat, bisa
memasak hampir semua jenis makanan dan bisa untuk memanggang.
c) Efisiensi Kompor Surya
7

Energi panas yang digunakan untuk menaikkan temperature dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan berikutviii :
Qu = m x Cp x t
Dengan Qu adalah besar energi panas yang dimanfaatkan oleh kolektor surya
(J), m adalah massa zat yang masuk ke kolektor (kg/s), Cp merupakan kalor
jenis zat (J.Kg/oC) dan t adalah perubahan temperatur (oC).
Energi radiasi matahari yang diterima kolektor dapat ditentukan dengan
persamaan berikut :
Qradiasi = I x Akolektor
Dengan I adalah intensitas radiasi matahari (W/m 2) dan A merupakan luas
permukaan kolektor (m2).
Dari kedua persamaan di atas maka efisiensi kompor surya tipe kotak dapat di
hitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Dengan
2.

adalah efisiensi kompor surya (%)

Pengering Tenaga Surya
Energi surya dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan hasil-hasil pertanian. Pada
dasarnya, prinsip kerja pengering tenaga surya terbagi menjadi dua yaitu;
1) Pengeringan secara langsung
Pengeringan dengan cara langsung dimana produk yang akan dikeringkan
langsung menerima paparan sinar matahari. Contoh teknologi ini antara lain :
a. Rak terbuka (penjemuran tradisional)
b. Rak tertutup (efek rumah kaca)
c. Boks yang diisolasi dan dilengkapi dengan bahan penyerap (menggunakan
prinsip kolektor surya plat datar)

Gambar 7 – Sistem Pengering Surya secara Langsung
2) Pengeringan secara tidak langsung
Pada pengeringan secara tidak langsung, udara dipanaskan terpisah kemudian
baru dialirkan ke produk yang akan dikeringkan. Jadi produk tidak langsung
terpapar sinar matahari. Rancangan konstruksi untuk sistem pengering ini dapat
bervariasi, diantaranya dengan menambahkan komponen kipas/ blower dan
cerobong guna meningkatkan sirkulasi udara dan efisiensi.
8

Gambar 8 – Sistem Pengering Surya secara Tidak Langsung
3) Efisiensi Pengering Surya
Efisiensi pengeringan pada hasil pertanian (diambil dari hasil penelitian oleh
Ismail Thamrin dan Anton Kharisandi) dinyatakan sebagai perbandingan kalor
yang digunakan untuk pengupan kandungan air dari ubi kayu terhadap energi
radiasi surya yang tiba di alat pengeringix. Kalor yang digunakan untuk
pengeringan kandungan air dari ubi kayu dinyatakan :
Qe = (mb – mk) hfg
Dimana :
mb = massa ubi kayu yang akan dikeringkan (kg)
mk = massa ubi kayu yang sudah dikeringkan (kg)
hfg = entalpi penguapan pada temperatur rata-rata (KJ/Kg)
Energi radiasi yang tiba di alat pengering dinyatakan dalam persamaan :
Qrs = A . Ir . t
Dimana :
A = luas pelat kolektor (m2)
Ir = Intensitas radiasi matahari (W/m2)
t = selisih antara waktu akhir pengeringan dengan waktu awal pengeringan (s)
sehingga persamaan efisiensi pengeringan dapat ditulis sebagai berikut :
p

= (Qe/Qrs) x 100%

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Ismail Thamrin dan Anton
Kharisandi adalah sebagai berikut :
a) Alat pengering ini dalam segi penangkapan sinar matahari dapat dikatakan
b)

cukup baik.
Efisiensi pengeringan tertinggi terjadi pada rak I yaitu sebesar 17,33 % dan
yang terendah sebesar 9,46 % yang terjadi pada rak V, dengan efisiensi

c)

keseluruhan alat pengering ini yaitu sebesar 61,47 %
laju pengeringan akan lebih cepat pada terjadi pada rak I yaitu sebesar 1,89
gram/menit dibandingkan dengan rak lainnya dan yang terendah pada rak V

sebesar 0,73 gram/menit
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Energi Surya Termal dibandingkan dengan

1.

Energi Sel Surya (Photovoltaic)
Keunggulan

9

a) Aplikasi teknologi energi surya termal mudah ditemukan di pasaran

2.

dibandingkan energi sel surya yang masih impor.
b) Harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan energi sel surya
c) Bisa dibuat sederhana oleh masyarakat (cth : Kompor surya)
d) Bahan dan material yang dibutuhkan cukup murah dan mudah ditemukan
Kekurangan
a) Teknologi energi surya termal untuk memasak dan mengeringkan hasil
pertanian masih sangat terbatas. Akan tetapi, sebagai pemanas air, energi surya
termal sudah mencapai tahap komersial. Teknologi surya termal masih belum
berkembang karena sosialisasi ke masyarakat luas masih sangat rendah
b) Belum terdapat teknologi yang pernah digunakan untuk menyimpan panas pada
alat kompor surya dan pengering hasil pertanian sehingga tidak bisa digunakan
pada malam hari.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ditinjau dari sudut penyediaannya, energi dapat dikelompokkan menjadi energi
terbarukan dan energi tak terbarukan (fosil) seperti minyak, gas dan batu bara. Energi
terbarukan adalah sumber energi yang secara alamiah tidak akan habis dan berkelanjutan
jika dikelola dengan baik seperti energi surya, energi angin, aliran air sungai, ombak laut,
panas bumi dan suhu kedalaman laut. Untuk memanfaatkan potensi energi surya ada dua
macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu energi surya fotovoltaik (PV) dan energi
surya fototermik (surya termal).
Energi surya termal merupakan salah satu energi terbarukan yang diperlukan bagi
masyarakat karena memiliki keunggulan-keunggulan dan dapat mengurangi pemakaian
energi fosil yang saat ini semakin berkurang. Energi surya termal berfungsi menyerap
panas dari radiasi matahari melalui kolektor surya. Energi surya termal sangat berguna
bagi kebutuhan rumah tangga seperti memasak dan juga bagi pertanian yang salah satu
teknologinya dapat membantu mengeringkan hasil-hasil pertanian. Energi surya termal
dapat dijangkau daripada energi sel surya karna harganya yang ekonomis dan juga salah
satu teknologinya bisa dibuat sendiri di rumah yaitu kompor surya tipe kotak.
Teknologinya bertahan lama sampai 25 tahun dan cara merawat teknologi tersebut juga
mudah.
B. Saran dari Penulis
Pemanfaatan energi surya melalui teknologi surya termal untuk pemasak dan
pengering hasil-hasil pertanian masih belum optimal karna masih belum bisa digunakan
pada malam hari yaitu pada saat matahari tenggelam ataupun saat cuaca berawan. Saat
ini telah ditemukan teknologi untuk menyimpan panas yang disebut Solar Pond. Solar
Pond merupakan tempat berkumpulnya air garam yang berfungsi untuk “menangkap”
dan “menyimpan” energi panas sinar matahari. Namun teknologi ini belum diterapkan
pada alat kompor surya dan pengering hasil pertanian. Selanjutnya peneliti ingin
mengembangkan penelitian lebih lanjut lagi agar bisa ditambahkan teknologi untuk
menyimpan panas pada kompor surya dan juga alat pengering hasil pertanian supaya
aplikasi teknologi tersebut tidak hanya digunakan pada siang hari tetapi juga dapat
digunakan pada saat cuaca berawan atau pada malam hari.

11

Kebutuhan akan energi dalam tahun kedepan akan semakin meningkat untuk itu
energi alternatif diperlukan sebagai cadangan energi mengingat energi fosil misalnya
minyak bumi yang semakin berkurang, bisa jadi energi fosil dalam tahun-tahun kedepan
tidak dapat memenuhi kebutuhan energi dunia. Sebaiknya, teknologi energi terbarukan
ini disosialisasikan secara global agar masyarakat mengetahui bahwa masih ada energi
lain yang dapat menggantikan energi fosil.
C. Saran dari Juri tingkat propinsi
1.
Meneliti tentang efisiensi pengering surya hasil pertanian atau mengambil hasil
penelitian yang telah diteliti sebelumnya tentang efisiensi pengering surya hasil
2.

pertanian.
Mencari teknologi untuk menyimpan panas agar kompor surya dan pengering surya
dapat digunakan pada malam hari atau cuaca berawan.

12

DAFTAR PUSTAKA
Duffie, John A. dan Beckman, William A, 1991, Solar Engineering of Thermal Processes, John
Willey dan Sons, Inc New York
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2010. Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia. Ditjen
LPE-ESDM.

Ismail Thamrin, Anton Kharisandi. 2011. Rancang bangun alat pengering ubi
kayu tipe rak
dengan memanfaatkan energi surya . Palembang :
Prosiding Seminar Nasional
Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa. 2010. Analisis Performa Kolektor Surya Pelat
Bersirip dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Matilda M. Gati dkk. 2006. Desain Kolektor Plat Datar untuk Pemanas Air. Makalah Energi Surya
Marwani. 2011. Potensi Penggunaan Kompor Energi Surya untuk Kebutuhan
Rumah Tangga. Palembang : Prosiding Seminar Nasional ke 3
Petra Widmer. 2006. Pangan, Papan dan Kebun berguna. Yogyakarta : Kanisius
Dari Internet :
Intisolar.com.
2010.
Tipe
Kolektor
Pemanas
http://www.intisolar.com/pemanas_air/tipe_kolektor_pemanas_air_tenaga_matahari.html
(Diakses 07102012 pukul 12.33 PM)
Mhharismansur.
2012.
Berbagai
Aplikasi
Energi
http://tanjungsyam.blogspot.com/2012/07/berbagai-aplikasi-energi-matahari.html
07102012 pukul 01.33 PM)

Air.

Matahari.
(Diakses

13

i

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2010. Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia. Ditjen LPE-

ESDM.
Duffie, John A. dan Beckman, William A, 1991, Solar Engineering of Thermal Processes, John Willey dan
Sons, Inc New York.
iii
Matilda M. Gati dkk. 2006. Desain Kolektor Plat Datar untuk Pemanas Air. Makalah Energi Surya.
iv
Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa. 2010. Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip
dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
v
Intisolar.com. 2010. Tipe Kolektor Pemanas Air.
http://www.intisolar.com/pemanas_air/tipe_kolektor_pemanas_air_tenaga_matahari.html (Diakses
07102012 pukul 12.33 PM)
vi
Mhharismansur. 2012. Berbagai Aplikasi Energi Matahari.
http://tanjungsyam.blogspot.com/2012/07/berbagai-aplikasi-energi-matahari.html (Diakses 07102012
pukul 01.33 PM)
vii
Petra Widmer. 2006. Pangan, Papan dan Kebun berguna. Yogyakarta : Kanisius
viii
Marwani. 2011. Potensi Penggunaan Kompor Energi Surya untuk Kebutuhan Rumah Tangga.
Palembang : Prosiding Seminar Nasional ke 3
ix
Ismail Thamrin, Anton Kharisandi. 2011. Rancang bangun alat pengering ubi kayu tipe rak dengan
memanfaatkan energi surya. Palembang : Prosiding Seminar Nasional
ii