Metode Penelitian dan Penulisan Hukum MP

Tugas:
1. Abstrak: Artikel Ilmiah, Laporan Penelitian dan
Peraturan Perundang-Undangan
2. Timbangan Buku

Oleh:

Meidana Pascadinianti

1306 3806 13

MPPH C - Reguler

Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Depok
2015

Abstrak Artikel Ilmiah
Sastrawidjaja, H. Man S. dan Richard C. Adam. “Langkah Menuju Konglomerasi
Koperasi di Indonesia.” Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 2 No. 2, (Agustus
2015): 209-231.

Dalam kelembagaan, Koperasi rakyat ditempatkan sebagai subjek (people
based) sekaligus pusat kegiatan ekonomi (people centered). Koperasi menjadi
lembaga yang mengatur perekonomian berdasarkan semangat kekeluargaan dan
gotong royong. Hal ini tertera dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 yang
menempatkan Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional serta bagian
integral tata perekonomian nasional. Melalui Koperasi, masyarakat secara kolektif dan
nyata dapat menciptakan dan memperoleh nilai tambah, keuntungan dan kesempatan
usaha yang lebih besar. Apabila Koperasi masih bertahan dengan pola kelembagaan
dan pengelolaan manajemen seperti 20 tahun lalu, maka Koperasi tidak akan mampu
bersaing. Kondisi Koperasi tetap berkembang dari tahun ke tahun, namun kontribusi
terhadap perekonomian nasional tidak signifikan. Mengadopsi sistem ekonomi
konglomerasi dengan dibentuknya konglomerasi Koperasi, berarti mengadopsi model
Koperasi dengan usaha-usaha besar dan beragam sehingga diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Mewujudkan konglomerasi Koperasi dapat
melindungi kepentingan masyarakat lokal di tengah arus globalisasi dan kapitalisme
karena Koperasi menjadi organisasi yang modalnya dimiliki oleh anggotanya.
Kepemilikan ini yang menyebabkan Koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi
sulit yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk
bersama-sama Koperasi menghadapi kesulitan tersebut. (Meidana Pascadinianti)
Kata kunci: Koperasi, konglomerasi, kapitalisme.


2

Abstrak Laporan Penelitian
Aditya, M. Rinaldo. “Analisa Hukum Perbandingan Prosedur Penggabungan Badan
Usaha Koperasi dengan Prosedur Penggabungan Perseroan Terbatas.” Skripsi,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010, ix + 106 halaman.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum
normatif. Adapun data yang digunakan yakni data primer melalui wawancara
langsung dengan narasumber serta data sekunder. Permasalahan yang dibahas adalah
bagaimana prosedur penggabungan badan usaha Koperasi dan penggabungan
Perseroan Terbatas; dan bagaimana perbandingan prosedur penggabungan badan
usaha Koperasi dan Perseroan Terbatas. Dari penelitian ini didapatkan persamaan dan
perbedaan dari prosedur penggabungan Koperasi dan Perseroan Terbatas.
Persamaannya adalah:
1. Diperlukan persetujuan berbagai pihak yang ada pada badan usaha
tersebut.
2. Diperlukan suatu persiapan penggabungan.
3. Memuat hak-hak untuk para pihak yang terkait dengan
penggabungan badan usaha tersebut.

4. Setelah dilakukan penggabungan, harus dilakukan pengesahan dari
pejabat yang berwenang serta diadakan pengumuman penggabungan.
Perbedaannya yaitu:
1. Pada penggabungan Koperasi tidak didapati rancangan
penggabungan, pada Perseroan Terbatas ada rancangan
penggabungan.
2. Pada penggabungan Koperasi terdapat rapat penggabungan dan rapat
anggota penggabungan yang merupakan rapat seluruh anggota
Koperasi-Koperasi yang akan melaksanakan penggabungan, pada
Perseroan Terbatas tidak ada.
3. Pada penggabungan Koperasi tidak ada ketentuan membuat akta
penggabungan di depan notaris.
4. Secara umum, prosedur penggabungan Koperasi lebih panjang
dibanding prosedur penggabungan Perseroan Terbatas.
Koperasi dapat melakukan proses penggabungan layaknya Perseroan Terbatas, tapi
tidak banyak orang yang mengetahuinya. Mengenai penggabungan Koperasi terdapat
di dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Keputusan Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI Nomor: 361/Kep/M/II/1998. Koperasi
yang akan melakukan penggabungan harus memenuhi syarat-syarat tertentu,
diantaranya Koperasi tersebut harus berbadan hukum dan haruslah memiliki tingkatan

yang sama. (Meidana Pascadinianti)

3

Abstrak Peraturan Perundang-undangan
UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN,
LN NOMOR 116 TAHUN 1992, TLN NO. 3502
Abstrak

: -Untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata
perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi, Koperasi perlu
membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan mandiri sehingga
mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional.
Pembangunan Koperasi merupakan tugas seluruh elemen bangsa, baik
pemerintah maupun rakyat Indonesia.
- Undang-Undang yang terdiri dari 67 pasal ini mengatur tentang
Ketentuan Umum; Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi; Fungsi,
Peran dan Prinsip Koperasi; Pembentukan; Keanggotaan; Perangkat
Organisasi; Modal; Lapangan Usaha; Sisa Hasil Usaha; Pembubaran

Koperasi; Lembaga Gerakan Koperasi; Pembinaan; Ketentuan
Peralihan.
Dasar Hukum : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 33 UUD 1945.
Catatan
: Dengan terbitnya UU No. 25 Tahun 1992 ini, maka UU Nomor 12
Ta-hun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, LN Tahun 1967
Nomor 23, dan TLN Tahun 1967 Nomor 2832 dinyatakan tidak
berlaku. (Meidana Pascadinianti)

4

Timbangan Buku
Pachta W., Andjar, Et al. Hukum Koperasi Indonesia dalam Lingkup Pemahaman,
Regulasi, Pendirian, dan Modal Usaha, cet. 4. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2012, xiv + 147 halaman.
Buku yang diterbitkan atas kerja sama dengan Badan Penerbit Fakultas Hukum
Indonesia ini terdiri atas 4 bab. Adapun bab-babnya itu berjudul pemahaman dasar
mengenai Koperasi, kronologi dan sejarah regulasi tentang Koperasi di Indonesia,
pendirian Koperasi dan status badan hukum, dan modal-modal dan prinsip keuangan.
Permulaan buku ini menjelaskan tentang ideologi perekonomian yang mengantarkan

kita pada ideologi Koperasi. Dijelaskan bahwa jika kapitalisme berpijak pada paham
tentang pentingnya peranan modal, maka Koperasi lebih mengutamakan peranan
manusia dalam memupuk modal.
Mohammad Hatta mengemukakan bahwa Koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Buku ini
juga memaparkan tujuan, sifat, nilai-nilai dan prinsip Koperasi, serta jenis-jenis
Koperasi. Koperasi pada awalnya didirikan sebagai kerja sama antara orang-orang
yang masuk golongan kurang mampu dalam hal kekayaan yang ingin meringankan
beban hidup atau beban kerjanya. Pada buku ini, Koperasi pertama yang didirikan di
dunia adalah Koperasi kaum buruh bengkel kapal di Chatam and Woolwich,
Scotlandia pada abad ke-18. Berbeda dengan kebanyakan buku atau literatur lain yang
menyebutkan bahwa Koperasi Rochdale, Inggris lah yang merupakan Koperasi
pertama di dunia. Mungkin Koperasi kaum buruh bengkel kapal di Chatam and
Woolwich dianggap tidak semodern Koperasi Rochdale atau mungkin juga karena
belum ditemukan catatan detail tentang Koperasi ini.
Adapun sejarah berdirinya Koperasi di Indonesia adalah E. Siedeburgh
(Kepala Daerah Purwokerto) dan De Wolf van Westerrede yang memiliki banyak
kaitan dengan perintisan berdirinya Koperasi pertama di Indonesia yakni di
Purwokerto. Sedangkan orang pribumi pertama yang tercatat dalam sejarah perintisan
Koperasi di Indonesia adalah Raden Aria Wiria Atmadja, seorang pegawai negeri di

Purwokerto yang tergugah untuk memperbaiki kondisi para pegawai negeri yang
kebanyakan terlilit utang rentenir.

5

Dijelaskan dalam buku ini kronologi regulasi Koperasi dimulai dengn Stb. 431
tahun 1915, Stb. 91 tahun 1927, Stb. 108 tahun 1933, Stb. 179 tahun 1949, UU No. 79
tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi, PP No. 60 tahun 1959 tentang
Perkembangan Gerakan Koperasi, hingga akhirnya diterbitkan UU No. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian.
Koperasi merupakan subjek hukum karena sebagai badan usaha pendiriannya
disahkan oleh Pemerintah atau dapat didirikan oleh Pemerintah itu sendiri.
Disebabkan kedudukannya sebagai subjek hukum, maka hak dan kewajiban serta
harta kekayaan Koperasi terpisah dari pengurusnya, Koperasi harus memiliki nama,
logo, bidang usaha dan domisili hukum.
Buku ini sangat kaya akan materi, penjelasan yang bagus dan sistematika yang
rapi dimulai dengan ideologi perekonomian, sejarah Koperasi dunia hingga bagaimana
keberlangsungan Koperasi di Indonesia. Penggunaan tata bahasanya tidak rancu dan
konsisten seperti selalu mencetak miring penggunaan bahasa asing. Namun, spasi
antartulisan dan paragrafnya terlalu dekat yang membuat jenuh jika terlalu lama

melihatnya. Selain itu, buku ini tidak ditunjang dengan gambar-gambar yang membuat
orang semakin semangat untuk membacanya.

6