MAKALAH BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF (1)

MAKALAH BAHASA INDONESIA
“KALIMAT EFEKTIF”

Dosen Pengampu: bapak Ahmad Bahtiar

Oleh:
Adis Suciawati
Farangga Harki
Rasyid Rahmat
Arsyilla Destriana

Jurusan Ilmu Hukum
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2015/2016
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan
yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat

mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat
diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik
disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Jika gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca
tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus
lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi
dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

B. Rumusan Masalah
1.

Apakah pengertian kalimat?


2.

Apa yang dimaksud kalimat efektif?

3.

Apa saja ciri-ciri kalimat efektif?

4.

Apa saja pola kesalahan dalam membentuk kalimat efektif?

C. Tujuan Pembahasan Masalah
1.

Dapat menjelaskan pengertian kalimat

2.

Dapat memahami kalimat efektif


3.

Dapat mengetahui ciri - ciri kalimat efektif

4.

Dapat mengetahui pola kesalahan dalam membentuk kalimat efektif

BAB II
PEMBAHASAN
1.

Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam
hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran
pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh

penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai
pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan
kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi
kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang
lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas,
dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu
persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP:
2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu
sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.


Syarat-syarat kalimat efektif sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
, “sebuah kalimat dapat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik sebagai alat komunikasi.
Secara garis besar, ada dua syarat kalimat efektif, yaitu
(1) Syarat awal yang meliputi pemilihan kata atau diksi dan penggunaan ejaan,
(2) Syarat utama yang meliputi struktur kalimat efektif dan ciri kalimat efektif
Keraf (1984: 36) berpendapat, kalimat efektif tidak hanya sanggup memenuhi kaidah-kaidah atau
pola-pola sintaksis, tetapi juga harus mencakup beberapa aspek lainnya yang meliputi, sebagai
berikut:
(1) Penulisan secara aktif sejumlah perbendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut,
(2) Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif,
(3) Kemampuan mencantumkan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan,
(4) Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.

2.

Ciri Kalimat Efektif


a.

Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P),
objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam
pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

b.

Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan
tafsiran ganda).
Contoh:

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidakefektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

c.

Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini
dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a.Menghilangkan pengulangan subjek.
b.Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c.Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)


d.

Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang
logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

e.

Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu,
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:

a.

Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.


b.

Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat
kalimat yang berpredikat pasif persona.

c.

Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara
predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yangtelah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

f.


Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam
kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika
kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus
menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

g.

Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.
Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a.


Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b.

Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anakanak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anakanak terlantar. (benar)

c.

Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e.

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

4.

Pola Kesalahan dalam Membentuk Kalimat Efektif
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta
perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

a.

Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :

-

Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

-

Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)

b.
-

Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah / Menurut berita
yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah).

-

Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

c.
-

Penggunaan imbuhan yang kacau :
Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari
perpustakaan harap dikembalikan)

-

Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.)

d.
-

Kalimat tak selesai :
Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)

-

Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)

e.

Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan,
menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan
lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk,
mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.



Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.



(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)



Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.



(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)



ketinggal menjadi tertinggal, dll.

f.

Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :

-

Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)

-

Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

g.
-

Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)

-

Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)

h.

Pilihan kata yang tidak tepat :

-

Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)

i.

Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan
damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah
atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali
pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa?
Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

j.

Pengulangan kata yang tidak perlu :

-

Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)

k.

Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :

-

Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang kalimat efektif, dapat disimpulkan bahwa
kailmat efektif adalah kalimat yang memiliki kekuatan atau kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca.
Namun, pengertian kalimat efektif yang dijelaskan di atas berarti hal terpenting dalam
tulisan adalah dapat diterima atau dimengertinya sebuah kalimat oleh pembaca tanpa
menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar.
Padahal, terdapat perbedaan penggunaan bahasa tulisan dan bahasa lisan. Bahasa tulisan
harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar dapat mudah diterima dan dimengerti oleh
pembaca.
Didalam materi makalah ini menyangkut tentang kalimat efektif karena kalimat efektif
adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penulis atau pembicaraan
dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Dan kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur
penting yang ada dalam kalimat tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam
mendukung gagasan/ide yang dikandung kalimatnya.

B.

SARAN
Pemahaman tentang penggunaan kalimat efektif bahasa Indonesia bagi pendidik, selain dapat
menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan seharihari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa. Banayak terjadi salah
kaprah dengan tatanan Bahasa yang digunakan oleh pendidik. Sehingga, materi ini harus benarbenar dikuasai dan dipahami.

\

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1982. Tatabahasa Indonesia. EndeFlores: Nusa Indah
Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
http://nadiachya.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesiakalimat.htmlhttp://kumpulanmakalahdanskripsi.blogspot.com/2010/05/makalah-tentangkalimat.html
https://nurkholismzzstimkpringsewu.wordpress.com/tugas/b-b-indo/penyusunan-kalimat-efektif/
http://www.academia.edu/9556556/Kalimat_Efektif_Pengertian_Ciri-ciri_Contoh