Reinkarnasi Pada Mitos dan Legenda China

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
2.1Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah ,menyelidiki atau
mempelajari (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1198). Pustaka adalah kitab-kitab;
buku; buku primbon (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:912). Penulis menemukan
beberapa buku, skripsi yang isinya relevan dengan judul penelitian ini.
Ranelle Wallace, dalam bukunya berjudul “The Burning Within”. Dalam
bukunya ini, penulis menjelaskan pengalamannya mendekati kematian yang sangat
tidak biasa dan sangat menakjubkan. Ketika di surga, dia melihat anaknya yang belum
lahir ke dunia. Ini adalah aspek pengalaman yang membuatnya mengalami kematian
dengan sangat unik. Berikut ini adalah kutipan dari bukunya, The Burning Within, di
mana dia secara menakjubkan menggambarkan pengalaman menjelang kematiannya.
Stephen Petullo, dalam bukunya berjudul “Your Love Life & Reincarnation”.
Dalam buku ini penulis mengungkapkan untuk membantu para pembacanya menyadari
kehidupan masa lampau panjang kita yang terlupakan ternyata sangat mempengaruhi
kehidupan kita sekarang terutama kehidupan cinta kita, dan bagaimana kita dapat
memperbaikinya. Buku ini lebih menitikberatkan tentang penyembuhan diri daripada
membantu kita dalam menemukan pasangan kasih yang sempurna.
Tantra Tibet adalah buku yang ditulis oleh TIM EKAYANA dan diterbitkan
oleh yayasan PMVBI yang bekerjasama dengan penerbit Karaniya menjelaskan tentang

bagaimana perkembangan Budha Dharma, berbagai sekte Tantra termasuk tokoh dan

10

perkembangan sekte-sekte tersebut juga dijelaskan esensi ajaran dan ritual dalam
Tantra.
Tentang Reinkarnasi, Vicki Mackenzi menulis dalam bukunya Reinkarnasi :
Misteri Bocah Spanyol bernama Osel yang diterjemahkan oleh Lany Kristono,

memaparkan tentang Reinkarnasi Lama Thubten Yeshe pada seorang bocah Spanyol
bernama Osel yang berarti Cahaya Terang, yaitu keadaan fikiran/ kesadaran yang paling
murni. Dikisahkan tentang bagaimana akhir hidup Lama Yeshe, kematian dan kelahiran
kembali, pencarian bukti Reinkarnasi Lama serta penjelasan dan pengakuan dari dalai
lama ke-14 yang saat ini memimpin Tibet, juga dijelaskan bagaimana tanda-tanda untuk
menemukan Reinkarnasi dari Dalai Lama.
Dalam artikel yang berjudul Pionir Riset Reinkarnasi yang ditulis oleh Dr. Ian
Stevenson, Direktur Divisi Studi Persepsi di Universitas Virginia. Ia telah mengabdikan
40

tahun


karirnyakepada

dokumentasi

ilmiah

dari

ingatan

orang-orangdari

seluruhpenjuru dunia tentang hidupnya di masa lalu dan mempunyai lebih dari 3000
kasus. Dalam artikelnya disebutkan kemungkinan awal kemunculan dari reinkarnasi
terjadi pada tahun 1960. Ia juga menjelaskan tentang bukti-bukti adanya reinkarnasi.
Dengan membaca artikel ini, penulis dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya
reinkarnasi itu bisa terjadi. Penulis juga mengetahui bahwa tanda-tanda lahir dalam diri
seseoarang ternyata diduga terkait dengan pembunuhan atau kematian yang dialami
dalam suatu kehidupan sebelumnya dan tanda lahir atau cacat-cacat yang diderita

seseorang sejak lahir mempunyai arti penting tertentu untuk menjelaskan reinkarnasi.

11

2.2 Konsep
Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah
gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Peneliti akan menggambarkan
objek yang diteliti yaitu gambaran berupa pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
penelitian.

2.2.1 Kebudayaan
Kebudayaan merupakan kebiasaan yang dipelajari. Menurut Veegar dalam buku
Ilmu Budaya Dasar, kebudayaan adalah hasil pengungkapan diri manusia ke dalam
materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisannya.
Manusia harus menciptakan suatu kebudayaan, sebab tanpa kebudayaan ia makhluk
yang tidak berdaya, yang menjadi korban dari keadaannya yang tidak lengkap dan
naluri-nalurinya yang tidak terpadu.

2.2.2 Mitos dan Legenda China

Mitos adalah suatu cerita, pendapat atau anggapan dalam konteks sebuah
kebudayaan yang dianggap memiliki kebenaran mengenai suatu ihwal yang pernah ada
pada masa dahulu namun “kebenaran” itu sendiri masih diragukan atau belum tentu
benarnya. Mitos berasal dari kata mutos (Yunani) yang berarti cerita atau sejarah berisi
dongeng yang dibentuk serta diriwayatkan mengenai masa lalu. Dalam hal ini dapat
berupa cerita dewa, pahlawan di masa lalu, kejayaan orang masa lampau, mengenai asal
usul alam semesta dan sebagainya (Alkatiri, 1998: 2-6).

12

Sementara itu, W.J.S. Poerwadarminta merinci bahwa legenda (legend)
merupakan cerita dari zaman dahulu yang bertalian dengan peristiwa-peristiwa sejarah
(Poerwadarminta, 1995: 578).

2.2.3 Reinkarnasi
Seorang ahli agama-agama dunia Geoffrey Parrinder, mendefinisikan istilah
reinkarnasi sebagai “Keyakinan bahwa jiwa atau suatu kekuatan keluar sesudah
kematian dan masuk ke tubuh lain”. Bisa dari manusia bayi yang lahir pada saat
kematian atau sesudah kematian, atau pada tubuh yang lain yang bukan manusia (bisa
binatang atau tumbuhan) atau sebaliknya yang bukan manusia pada manusia.

Pandangan dunia dan pengharapan itu bahkan mempunyai nuansa kosmik dan
supranatural, yang menjadikan ajaran ini mempunyai kekuatan yang mengikat para
penganutnya (Norman Geisler, 1986:23).

2.3 Landasan Teori
Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Menurut
Koenjaraningrat (dalam jurnal, 2008) bahwa tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang
serangkaian fakta saja, tetapi tidak aka nada ilmu pengetahuan. Sebagai pedoman dalam
menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan
dengan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan Teori Dekonstruksi
Derrida yang mengemukakan bahwa “Sesuatu yang ada bersifat majemuk, tak
berstruktur, dan tak bersistem, hingga tak bisa dibenarkan melalui kata, tanda, dan
konsep tunggal.

Metafisika modern tersebut harus dibongkar (dekonstruksi) untuk
13

menemukan solusi atas permasalahan modernitas”. Ini mengartikan bahwa, Filsafat
modern (pemikiran) Barat identik dengan kebenaran yang tunggal, mutlak, dan absolut.

Melalui dekonstruksinya, Derrida ingin menyampaikan bahwa kebenaran lama bisa
dibongkar dan hal-hal alternatif lainnya bisa menjadi kebenaran baru.

14