Potensi zakat sebagai pemberdayaan

http://epserv.fe.unila.ac.id

ABSTRAK
POTENSI ZAKAT SEBAGAI SARANA UNTUK MEMBERDAYAKAN
MASYARAKAT MISKIN MELALUI PERMODALAN BAGI
PEMBENTUKAN USAHA KECIL
(KASUS ZAKAT PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KOTA
METRO PADA TAHUN 2005)
Oleh
Tri Alendra

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat yang
dikeluarkan oleh pemerintah merupakan bentuk dari keseriusan pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan serta bentuk pengakuan pemerintah bahwa zakat
merupakan suatu ajaran Islam yang layak dikedepankan bersama-sama dengan
elemen lain dari kebijakan pengentasan kemiskinan. Undang-Undang tersebut
merupakan suatu format pengelolaan zakat secara terkoordinir sehingga
diharapkan bahwa zakat yang terealisasi akan menyamai potensi yang ada.
Terobosan baru yang terdapat dalam Undang-Undang tersebut adalah munculnya
zakat baru yang belum pernah diatur sebelumnya, yakni zakat profesi yang
bersama-sama dengan jenis zakat lainnya akan menjadi sumber-sumber materi

untuk menolong penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Namun
realisasi setelah enam tahun dikeluarkannya Undang-Undang tersebut sangat jauh
dibawah yang diharapkan sebelumnya.

Pada tahun 2005, di kota Metro Provinsi Lampung, zakat yang dapat
direalisasikan hanyalah sebesar Rp. 41.070.000.00. Jumlah tersebut hanya berasal
dari satu jenis zakat saja, yakni Zakat Fitrah ditambah dengan Infaq, Zakat profesi
sama sekali belum terlaksana. Pemerintah kota Metro belum dapat
mengoptimalkan pembayaran zakat profesi, bahkan dari dalam lingkungannya
sendiri padahal terdapat 2487 orang PNS setempat yang beragama Islam dan
tergolong wajib membayar zakat Profesi. Kalaupun potensi zakat tersebut dapat
terealisasi, maka telah menjadi suatu kebiasaan untuk menyalurkannya untuk
memenuhi kebutuhan konsumtif bagi penduduk miskin dan bukannya
memberdayakan produktivitas mereka.

Permasalahan yang diajukan disini adalah sebesar apakah potensi zakat profesi
PNS daerah kota Metro pada tahun 2005, dan bila potensi tersebut disalurkan
sebagai pemodalan pembentukan industri-industri kecil bagi penduduk miskin
sebagai bagian dari pemberdayaan mereka maka berapa unit usahakah yang dapat
terbentuk. Berdasarkan hasil perhitungan, pada tahun 2005 yang lalu terdapat

potensi zakat Profesi PNS kota Metro sebesar Rp. 917.453.095.00 dari
Rp 36.698.123.800.00 jumlah total pendapatan PNS setempat yang beragama
Islam dan tergolong wajib membayar zakat. Setelah memperkirakan kebutuhan
investasi dari unit-unit industri kecil setempat, maka dana tersebut mencukupi
bagi kebutuhan pembentukan 186 unit usaha. 186 keluarga miskin yang
memperoleh masing-masing satu dari unit-unit usaha tersebut hanyalah 3.8 % dari
keseluruhan keluarga miskin. Jumlah 3.8 % memang sedikit namun memiliki arti
yang besar, karena terdapat sekitar 744 jiwa dalam keluarga-keluarga tersebut.