J01055

(1)

1

KIPRAH POLITIK PARTAI GERINDRA

(Studi Tentang Str ategi Pemenangan Calon Legislatif Ter pilih Par tai Ger indr a dalam Pemilu 2014 di Kota Salatiga)

Oleh:

Carry Heart Kandowangko

1

, Pamerdi Giri Wiloso

2

, dan Elly E. Kudubun

3

ABSTRACT

Elect ions (elect ions) in addit ion t o t he cir culat ion successi on is under st ood as a fi ve-year ly polit ical as w ell as a means of popular sover eignt y, and "judgment day." The day of t he judgment in quest ion is t he decision of t he elect or at e t o choose or not choose a candidat e and a cer t ai n par t y in t he elect ions. Gener r a par t y in Salat iga is a new comer t o accept t he consequences of j udgment day in t he 2009 elect ion in t he absence of pr ospect ive member s t hat qualify as his legislat ive member s of DPRD Salat iga. But t he r eal it y of defeat t ur ned t he elect ions in 2014, w it h 4 chair s of DPRD of Salat iga. " It 's a vi ct or y st r at egy, candidat es become r elevant for t he invest igat ion. To get a clear pict ur e about t he st r at egy of penemangan candidat es, r esear cher s used t he concept of habit us, capit al, and t he r ealm of act or Pier r e Bour dieu as a t ool of analysis.

This r esear ch aims t o answ er t w o major pr oblems, namely, how t he st r at egy of w inning candidat e elected legislat ive member s fr om t he par t y of Gener r a, and fact or s t hat affect t he w inning st r at egy. To answ er t his r esear ch issue, t hen t he r esear ch met hod used w as qualit at ive r esear ch w it h t he kind of descr ipt ive and eksplanat or i. Bot h t ypes of r esear ch is used t o descr ibe t he w inning st r at egy and explai ning t he fact or s t hat affect ed it .

Based on t he r esult s of t he analysis, some impor t ant findings in t his st udy ar e: a). st r at egy of appeasement act or s lar gely det er mined by t he habit us and capit al ut ilizat ion of economic, social, cult ur al, and symbolic by t he act or s; b). capit al-capi t al ut il izat ion in or der t o seize t he capit al in a field looks in t w o pat t er ns, namely: fir st , t he act or uses t he pow er of capit al economic, cult ur al, and symbolic as t he base for m, build and exploit t he net w or k in or der t o gain r ecogni t ion and legit imacy of t he vot er s t o add and accumulat e capit al-capit al , t his pat t er n looks done by IR. Hj. Diah Sunar sasi, Hj. Riaw an Endar t iningr um Wor o, SE, and Dr . Sur yat ingsih, m. Kes, second, ut ilize act or of social capit al (net w or k)-based t r ust , symbolic, cult ur al , and economic to get r ecogni t ion and legit imacy of elect or s in or der t o add and accumulat e capit al w hich is spr ead i n t he field, t his st r at egy seemed done by Lenr oy Fat khi; and c). dominant fact or s affect i ng t he image of t he act or s is: vict or y par t y Ger indr a and figur e of Pr abow o, t he image of t he act or , and a solid t eam t o w in.

Keywords: Legislative Elections, Candidates Elected, Gener r a DPC, Winning Str ategies, Habit us, Capital, The

Realm Of The Act or

1. LATAR BELAKANG

Di negar a-negar a penganut demokr asi, gagasan mengenai par t isipasi r akyat mempunyai dasar ideologis bahw a r akyat ber hak unt uk t urut menent ukan w akil-w akilnya, bahkan per lu ber par t isipasi “mempengar uhi” per umusan public policy (Suw ondo, 2005). Dengan meluasnya hak pilih bagi r akyat , maka kegiat an polit ik mulai ber kembang di luar par lemen dengan t er bent uknya panitia-panitia pemilihan yang mengat ur pengumpulan suar a pendukung menjelang masa pemilihan umum, dengan demikian lahir lah par t ai polit ik (Dahl, 2001; Sanit , 1997). Dalam konsepsi seper t i ini, maka part ai politik umumnya dianggap sebagai manivest asi dar i suat u sist em politik yang sudah moder n at au yang sedang dalam pr oses memoder nisasikan diri.

Dalam kont eks Indonesia, kemunculan par t ai-par t ai (polit ik) pada aw alnya adalah ber t ujuan “memper cepat ” per ger akan nasional menuju cit a-cit a kemer dekaan, dan dalam banyak aspek menolak unt uk t er libat at au beker jasama dengan kolonial (Ingleson, 1993; Lecler c, 2001; Alam, 2003). Per kembangan selanjut nya, baik Or de Lama maupun Or de Bar u, demokr asi Indonesia sempat “t er kebir i”. Fenomena ini ber implikasi pada t unt ut an r efomasi dan per ombakan sist em

1

Lulusan Fakult as Ilm u Sosial dan Ilm u Kom unikasi (Fiskom ), Program St udi Sosiologi, Universit as Krist en Sat ya Wacana, 2014.

2

St aff pengajar Fiskom UKSW 3


(2)

2

polit ik dan demokr asi yang memihak r akyat , maka “lahir lah” ber agam par t ai sebagai suat u instr umen ut ama bagi demokr at isasi. Par pol pada hakikat nya mer upakan elemen pengger ak sist em polit ik, sekaligus alat unt uk memper oleh kekuasaan dalam pemer int ahan, dengan mew akili kepent ingan t ert ent u, memobilisasi masyar akat , dan melakukan kader isasi demi melahir kan pemimpin (Macr idis, 1998 dalam Koir idun, 2004: 68). Salah sat u dar i kemunculan par t ai it u adalah par t ai Ger akan Indonesia Raya (GERINDRA).

Par t ai GERINDRA mer upakan par t ai pendat ang bar u dalam panggung polit ik Indonesia, yang bar u t er bent uk bulan Desember t ahun 2007. Tokoh-t okoh pendir i par t ai ant ar a lain: Pr abow o Subiant o4, Hashim Djojohadikusumo5, Fadli Zon6 dan Muchdi PR77. Pr abow o Subiant o ket ika

diw aw ancar ai secar a ekslusif oleh Dalt on Tononaka, yang disiar kan Met r o TV 20098,

mengemukakan: “Par t ai Ger indr a didirikan dengan dasar pikir , mayor it as r akyat masih ber kubang dalam pender it aan; sist em polit ik t idak mampu mer umuskan dan melaksanakan per ekonomian nasional unt uk mengangkat har kat dan mar t abat bangsa Indonesia dar i kemelar at an; bahkan dalam upaya membangun bangsa, kit a t er jebak dalam sist em ekonomi pasar , yang ber akibat menggelembungnya jumlah r akyat miskin dan menganggur ”.

Dengan visi dan misi yang diembannya, par t ai Ger indr a kemudian ikut ber t ar ung dalam pemilu Legislat if 2009. Per t ar ungan per t ama ini menghasilkan suar a sebanyak 4.646.406 at au 4,46%. Per olehan suar a ini melew at i 2,5% par laiment ar y t r eshold yang disyar at kan UU No. 10 Tahun 2008. Selain it u, di t ingkat r egional, khususnya Jaw a Tengah, par t ai Ger indr a juga ber hasil memper oleh suar a sebanyak 800.959, yang dikonver si menjadi 9 kur si anggot a legislat if Pr ovinsi Jaw a Tengah per ide 2009-2014. Namun demikian, pada level lokal (Kot a Salat iga), per juangan par t ai Ger inda t anpa kemenangan.

Per t ar ungan kedua dalam pemilu Legislat if t ahun 2014, par t ai Ger indr a ber hasil sebagai pemenang ket iga set elah PDIP dan par t ai Golkar , dengan per olehan suar a 11,81% (14.760.371), sedangkan par t ai Demokr at yang mer upakan par t ai pemenang pemilu 2009, mengalami penur unan suar a yang sangat dr ast is. Kemenangan Ger indr a dalam pemilu ini t idak hanya t er jadi pada tingkat nasional, namun juga t er jadi pada t ingkat lokal, yakni Salat iga. Di Kot a Salat iga, par t ai Ger indr a memper oleh 3.746 suar a dan ber hasil menempat kan 4 or ang kader nya sebagai anggot a legislat if kot a Salat iga. Per olehan kur si ini melebihi hasil per olehan kur si par t ai Demokr at yang sejak pemilu t ahun 2004 di Salat iga per olehan kur sinya cender ung mengalami peningkat an, yakni t ahun 2004 memper oleh 2 kur si, 2009 memper oleh 4 kur si, namun pada pemilu 2014, Demokr at ber nasib sial kar ena hanya memper oleh 3 kur si, dengan jumlah suar a 2.573 (KPU Kot a Salat iga, 2014). Fenomena kemenangan Ger indr a di Salat iga membuat penelit ian ini menjadi r elevan.

4

Diberhent ikan (m ant an) dari jabat an Danjen Kopassus dan kem udian “ pindah” ke luar negeri dan m enjadi pengusaha selanjut nya kem bali ke Indonesia dan menjadi anggot a Dew an pem bina Part ai Golkar sekaligus Ket ua Him punan Kelom pok Tani Indonesia (HKTI).

5

Salah sat u pengusaha sukses di Indonesia, dia juga adalah adik m ant an Denjen Kopassus Let jen (Purn) Prabowo Subiant o.

6

M ant an akt ivis yang kem udian t erjun ke dunia politik. Fadli Zon juga adalah pendiri dan pemilik lem baga Inst itut e for Policy St udies (IPS), lem baga yang menjadi t empat berkum pulnya t okoh-t okoh yang m em bahas pem bentukan Gerindra.

7

M ant an petinggi TNI, berpangkat M ayjen, pernah juga m enjabat sebagai Kom andan Kopassus TNI AD ketika dit inggal Prabow o Subiant o, pernah juga m enjabat Deput i Badan Intelijen Indonesia. Dia juga menjadi salah sat u t ersangka dalam kasus pem bunuhan M unir (akt ivis HAM ) nam un divonis bebas oleh m ajelis Hakim PN Jakart a Selat an.

8

Hasil w aw ancara ini t elah diunggah ke YouTube, dan dapat diakses dengan judul “ waw ancara eksklusif dengan Prabow o Subiant o tent ang Part ai Gerindara”


(3)

3

Elabor asi lanjut t ent ang lat ar belakang di at as memunculkan per t anyaan penelit ian sebagai ber ikut : 1). Bagaimana st r at egi pemenangan calon anggot a legislat if t er pilih par t ai Ger indr a dalam memenangkan kur si DPRD pada pemilu legislat if 2014 di Kot a Salat iga?, 2). Fakt or -fakt or apakah yang mempengar uhi st r at egi pemenangan anggot a legislat if t er pilih par t ai Ger indr a dalam memenangkan pemilu Legislat if 2014 di Kot a Salat iga?.

Ber dasar kan per t anyaan di at as, maka t ujuan penelit ian ini adalah: 1) Mendiskr ipsikan st r at egi st r at egi pemenangan calon anggot a legislat if t er pilih Par t ai Ger indr a dalam memenangkan kur si DPRD pada pemilu legislat if 2014 di Kot a Salat iga; dan 2). Menjelaskan fakt or -fakt or yang mempengar uhi st r at egi pemenangan anggot a Legislat if t er pilih par t ai Ger indr a dalam memenangkan pemilu legislat if 2014 di Kot a Salat iga.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Makna Pemilihan Umum

Polit ik adalah suat u usaha yang selalu ber muka dua (seper t i Dew a Janus) ant ar a mengabdi kepada kepent ingan r akyat demi kebaikan ber sama at au mengabdi kepada kepent ingan individu at au kelompok yang dapat ber sifat menindas dan menyengsar akan or ang lain (Duver ger , 2000: 27-30). Dalam penger t ian seper ti ini, maka polit ik (pr akt is) –yang salah sat unya diupayakan lew at pemilu–pada intinya ber t ujuan mer ebut at au memper t ahankan kekuasaan unt uk kebaikan umum, maka Pemilihan Umum (Pemilu) dapat dimaknai sebagai pr oses politik yang ber t ujuan membat asi (w akt u) kekuasaan seseor ang at au sekelompok or ang.

Dengan “hadir nya” r efor masi, sist em pemilihan umun di Indonesia mengalami ber ubahan dar i yang t idak langsung menjadi langsung, ber beda dengan er a Orde Lama maupun Or de Bar u, yang mana pemilu legislat if maupun pemilu pr esiden dilakukan secar a t idak langsung kar ena kekuasaan penuh menent ukan calon ada pada par t ai polit ik dan r akyat hanya diper bolehkan memilih par t ai (Upe, 2008). Dengan demikian, pemilu baik langsung maupun t idak langsung, baik LUBER maupun gabungan LUBER dan JURDIL selalu per lu dimaknai sebagai: pr oses sir kulasi kekuasaan polit ik lima t ahunan, sar ana kedaulat an r akyat , dan har i penghakiman oleh r akyat (Suw ondo, 2005).

2.2 Pemilu Legislatif: Ar ena Per tar ungan Aktor

Ber angkat dar i pemikir an Bor diue t ent ang field (r anah), akt or at au calon legislat if ber t ar ung bukan hanya pada t ingkat an ekst er nal “dengan calon legislat if par t ai lain”, melainkan juga pada t ingkat an int er nal “ant ar calon legislat if par t ai”, maka, field memfasilit asi st r at egi, modal par a akt or . Bour dieu memahami r anah sebagai: 1). Tempat per saingan dan per juangan par a akt or ; dan 2). Medan kekuat an. Field menjadi t empat per juangan ant ar individu dan ant ar kelompok (Rit zer , 2009; Har yat moko, 2003; Takw in, 2003). Or ang biasanya t idak sengaja masuk ke dalam per mainan kar ena ket ika dilahir kan sudah menjadi bagian dar i per mainan it u. Or ang masuk ke dalam per mainan biasanya bukan sebagai tindakan penuh kesadar an, individu-individu sudah dilahir kan di dalam per mainan, dengan per mainan, dan hubungan keper cayaan (t r ust). Dalam konsepsi seper ti ini, akt or per lu membangun basis jar ingan at as dasar t r ust unt uk dapat selalu “ber main” dalam r anah.


(4)

4

Ranah mer upakan ar ena per t ar ungan simbolik, dalam r angka mendapat pengakuan at au legit imasi. Dalam r anah par a akt or mempr oduksi ber bagai w acana sebagai basis dir i unt uk mendapat kan legit imasi. Akt or yang menempat i posisi dominan at au memiliki ber bagai macam modal akan mempr oduksi or t hodoxa, yait u, w acana yang mendukung keber adaan w acana dominan at au doxa, sedangkan akt or yang menempat i posisi mar jinal (modalnya) akan mempr oduksi het er odoxa yait u w acana menent ang keber adaan doxa, (Har yat moko, 2003:14-15; Takw in, 2003, Rit zer , 2009). Dalam r ealit as polit ik (pemilu legislat if), pr oduksi w acana ini saling bert ar ung guna mendapat kan legit imasi kekuasaan polit ik.

2.2.1 Habitus: Modal Utama Aktor dalam Per tar ungan

Bour dieu memandang habit us sebagai hasil ket er ampilan yang t er bat inkan menjadi t indakan pr akt is (t idak har us selalu disadar i) yang kemudian dit er jemahkan menjadi suat u kemampuan yang kelihat annya alamiah dan ber kembang dalam lingkungan sosial t ert ent u. Dalam pr oses per olehan ket er ampilan it u st r ukt ur st r ukt ur yang dibent uk ber ubah menjadi st r ukt ur -st r ukt ur yang membent uk (Takw in, 2006; Fashr i, 2007; Rit zer , 2009). Cont ohnya, seor ang pianis selalu ber upaya membat inkan t andat anda dan pembat asanpembat asan musikalnya (st r ukt ur -st r ukt ur yang dibent uk), maka pianis it u dapat menyusun komposisi, mencipt a dan impr ovisasi (st r ukt ur -st r ukt ur yang membent uk). Intinya, habit us mer upakan ker angka penafsir an unt uk memahami dan menilai r ealit as sekaligus penghasil pr akt ik-pr akt ik kehidupan yang sesuai dengan st r ukt ur -st r ukt ur objekt if. Dengan demikian, akt or dengan habit us t ert ent u (yang dimilikinya) akan menent ukan kedudukannya di dalam r anah (field). Di sat u sisi, sangat memper hit ungkan hasil dar i ket er at ur an per ilaku dan di lain sisi modalit as pr akt iknya mengandalkan impr ovisasi dan bukan pada kepat uhan akan at ur an-at ur an, jadi ada ger ak t imbal-balik, objekt if yang dibat inkan dan ger ak subjekt if (per sepsi, pengelompokkan, evaluasi) yang menyingkap hasil pembat inan.

Ber dasar kan penger tian-pengert ian di at as, pemilu legislat if sebagai r anah (field) yang mer upakan ar ena per t ar ungan st r at egi har us didukung oleh jumlah dan st r ukt ur modal yang dimiliki oleh akt or . Modal-modal it u ant ar a lain : modal ekonomi, sosial, budaya dan simbolik (Har yat moko, 2003; Rit zer , 2009). Modal sebagai sar ana mencapai kekuasaan dapat dilihat dar i pembent ukan makna polit is yang mana di dalamnya mer epr esent asikan sosok akt or .

2.2.2 Habitus x Modal + Ranah = Pr aktek: Elabor asi Actor -Networ k-Theor y ( ANT) Dalam konsep t emat ik Bour dieu t ent ang “pr akt ek” yang mer upakan konsekuensi logis dar i habit us, modal dan r anah, maka upaya (pr akt ek) par a akt or (manusia) memanfaat kan habit us dan modal unt uk mendapat kan pengakuan sosial, salah sat u syar at nya, membangun jar ingan dengan memanfaat kan modal. Pendekat an ini ber beda dengan per spekt if ANT, kar ena it u, kemunculan ANT ber t ujuan “memper baiki” per spekt if Bour dieu yang mambat asi akt or hanya sebat as manusia, maka ANT melihat akt or t idak hanya sebat as manusia namun juga t er masuk non-manusia, yakni inst it usi-instit usi, mesin-mesin, dan or ganisasi-or ganisasi. Dengan demikian, Ke-akt or -an mer upakan pr oduk at au efek dar i suat u jejar ing mat er ial yang het er ogen, jadi, pr akt ik ANT mer upakan int er aksi melalui ber bagai jenis per angkat dalam sebuah t at anan sosial (Lat our , 2005: 243; Maanen, 2009: 84).

Ber dasar kan pemehaman di at as, maka konsepsi teor it ik Bour dieu t ent ang habit us per lu diper luas t idak hanya dimiliki akt or manusia, namun habit us per lu juga dilihat sebagai “milik”


(5)

5

akt or non-manusia, maka st r at egi yang dipakai par a akt or ber gant ung pada jumlah modal yang dimiliki dan st r ukt ur modal dalam posisinya di r uang sosial. Dalam ANT, manusia memiliki inner life seper t i kegiat an ment al dan kegiat an kognisi, tet api yang dit ekankan ANT adalah sejauh agen sosial menjadi per hat ian, agency it u dir aih bukan kar ena t er w ujud di dalam t ubuh, melainkan t er bent uk at as jejar ing dar i r elasi-r elasi het er ogen t er polakan at au mer upakan efek dar i jejar ing. Dengan kat a lain, suat u akt or juga selalu mer upakan jejar ing-jejar ing akt or . Hal ini juga ber laku bagi or ganisasi dan inst it usi yang semuanya mer upakan per anan ber pola yang dijalankan oleh or ang-or ang, mesin-mesin, dokumen-dokumen, at ur an-at ur an, gedung-gedung, dan lainnya, demikian pula mesin (M. Anggor ow at i, 2005).

Per spekt if dasar ANT adalah menggabungkan manusia dan non-manusia dalam sebuah fr amewor k konsept ual (pr inciple of gener at ed symmet r y). Art inya manusia dan non-manusia sama-sama pent ing dalam suat u jar ingan, dan dalam hal ini keduanya dapat ber t indak sebagai act ant (akt an)–akt or yang mampu mengontr ol akt or lain. Dengan kat a lain, akt an memiliki kemampuan unt uk ber ger ak masuk dan keluar suat u jar ingan ber dasar kan kemauan dan kepent ingannya. Kar ena it u akt an dipahami sebagai elemen ut ama dan menjadi pengger ak dalam jar ingan. Dalam t er minologi ini, t idak ada lagi per bedaan ant ar a subjek dan objek, at au subjekt if dan objekt if; akt or manusia dan akt or non-manusia, keduanya menjadi sama-sama pent ing dan set ar a (Maanen, 2009). Par t ai polit ik (Ger indr a), dalam per spekt if ANT akan dianalogikan sebagai sebuah mesin dengan elemen-elemennya, dan semuanya (t er masuk par t ai Ger indr a) memiliki kesempat an yang sama pula unt uk menjadi akt an (akt or pengendali), maka st r at egi masing-masing akt or unt uk ber jejar ing dan menjadi akt an akan menjadi penent u kemenangan dalam field–pemilu.

Ber dasar kan ur aian di at as, maka diasumsikan bahw a Pemilu Legislat if t ahun 2014 mer upakan ar ena (field) par a akt or unt uk ber t ar ung dengan st r at egi t er t ent u guna mengakumulasikan modal (kekuasaan–kekuasaan). Habit us dan modal aw al yang dimiliki akt or “dilepas” ke dalam r anah per t ar ungan guna membangun at au membent uk jar ingan sosial (st r at egi pemenangan). Tujuan akhir dar i pr oses ini adalah kekuasaan unt uk mengakumulasikan modal, kemudian kembali melepaskan modal ke dalam r anah dengan t ujuan memper t ahankan legit imasi konst it uen. Selain it u, mengikut i per spektif ANT, maka masing-masing elemen dalam field dimaknaipula sebagai akt or yang memiliki posisi setar a.

Ker angka Pikir Penelitian

3. METODE PENELITIAN

Penelit ian ini menggunakan pendekat an konst r uktivisme (Salim, 2006), guna mengkonst r uksi pemilu legislat if sebagai sebuah r ealit as per t ar ungan (field) par a akt or (calon) dalam memper ebut kan kekuasaan. Fokus analisisnya diupayakan pada konst r uksi r ealit as st r at egi

Kekuasaan Pemilu Legislatif 2014

Modal Aktor Habitus Aktor

Strategi Pemenangan


(6)

6

pemenangan calon t er pilih par t ai Ger indr a dalam pileg 2014 di Kot a Salat iga. Alasan ut ama memilih kot a Salat iga sebagai lokus penelit ian dikar enakan r ekam jejak par t ai Ger indr a yang mengalami kekalahan pada pemilu 2009, t et api pada pemilu 2014 ber hasil mer ai h 4 kur si DPRD Salat iga.

Kosekuensi logis dar i pendekat an ini, maka motede kualit at if dengan jenis penelitian deskr ipt if dan eksplanat or i digunakan sekaligus unt uk mendeskr ipsikan st r at egi pemenangan calon t er pilih dan fakt or -fakt or yang mempengar uhinya (Schult e, 1973: 78-79). Dengan demikian, pr oses pemilu legislat if 2014 di Salat iga, par t ai polit ik khususnya par t ai Ger indr a dan akt ivit as par a calonnya akan dijadikan unit amat an, dan st r at egi pemenangan calon t er pilih beser t a fakt or yang mempengar uhinya mer upakan fokus/ unit analisis (Ihalauw , 2003: 174-178) dalam penelit ian ini.

Teknik analisis dat a dilakukan mengikut i alur penelit ian kualit at if, yakni ber basis pada dat a lapangan. Ar t inya analisis dilakukan ber samaan pada saat pr oses penelitian ber langsung, dengan mendasar kan diri pada t iga t ahapan, yaitu: melakukan r eduksi dat a dilapangan– memper bandingkan hasil r eduksi t er sebut , kemudian menampilkan (display) dalam bent uk t opik-t opik analisis–memper bandingkan opik-t opik-opik-t opik analisis dengan r ealiopik-t as yang opik-t er jadi, selanjuopik-t nya melakukan ver ifikasi (Bungin, 2003) sebagai sebuah bent uk konst r uksi t er hadap r ealit as st r at egi pemenangan calon t er pilih dalam pemilu legislat if 2014 khususnya par t ai Ger indr a di Salat iga.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Str ategi dan Modal Aktor Calon Legislatif Ter pilih pada Pileg 2014 dan Faktor yang Mempengar uhinya

4.1.1 Tr ajektor i Aktor dan Per tar ungan Inter nal Par tai

Tr ajekt or i secar a seder hana dimaknai sebagai sejar ah kehidupan akt or dengan segala per lengkapan habit us dan modal yang dimilikinya dalam memasuki per t ar ungan di dalam field (r anah), baik r anah ekonomi, sosial, budaya maupun polit ik. Dalam kait an ini, analisis difokuskan pada t r ajekt or i akt or Par t ai Ger indr a yang menang dalam memper ebut kan kekuasaan dalam pemilu legislat if (pileg) t ahun 2014 di Salat iga, diantar anya:

Ir .Hj. Diah Sunar sasi, per empuan kelahir an Nganjuk Jaw a Timur , 25 Juli 1960 ini menikah dengan Ir .H. Mift ah Hudin Afandi, SE., SH., MH9, buah per nikahan mer eka adalah 3 or ang anak dan

saat ini ket iganya sedang t inggal di Jakar t a. Menur ut ibu Diah Sunar sasi, semua anaknya sedang melanjut kan pendidikan di luar Salat iga, bahkan di luar Jaw a Tengah. Dua or ang anaknya (anak

9

Suaminya adalah salah sat u elit di Perum Perhut ani, yang dalam t ut uran ibu Diah telah bert ugas di 16 w ilayah berbeda di Indonesia. Dengan kat a lain, keluarga yang berpindah-pindah. Selain itu m enurut beberapa sum ber suam i beliau memiliki kekuat an loby yang t inggi kepada part ai politik diant aranya Golkar dan PDIP baik dit ingkat pusat (DPP) m aupun dit ingkat regional (DPD). Saat ini, suam i Diah Sunarsasi m enem pati posisi Ket ua Dew an Penasihat DPC Gerindra.


(7)

7

per t ama dan kedua) t elah menyelesaikan pendidikan (kuliah) kedokt er an dar i Univer sit as Indonesia dan yang sat unya lagi masih at au sedang ber kuliah juga di Jakar t a.

Kesan per t ama dengan Ir .Hj. Diah Sunar sasi, t anggal 10 Sept ember 2014 adalah cant ik, menaw an dan fashionable. Namun per t emuan per t ama t idak ser t a-mer t a t er jadi w aw ancar a, beliau menyar ankan unt uk membuat janji dengan Sekr et ar is, selanjut nya per t emuan t anggal 15 Sept ember 2014, malam har i di r umah beliau. Rumah yang seder hana unt uk ukur an seor ang mant an Wakil Walikot a. Menur ut nya r umah t er sebut adalah r umah dikont r ak unt uk ditinggal ket ika ber ada di Salat iga, beliau pun t inggal sendiri kar ena sang suami di t empat t ugas dan anak-anak di Jakar t a. Dalam w aw ancar a selama 2,5 jam it u, ibu Diah memper lihat kan gaya bicar a yang blak-blakan, cuek, ar ogan dan jut ek at au boleh dikat akan komunikasinya kaku. “Mas, int inya saya t idak mau bilang besar annya ber apa, t api bayangkan saja t im sukses saya jumlahnya 30010 or ang

kir a-kir a dananya ber apa!?”. Kat a polit isi kelahir an Nganjuk ini.

Diah Sunar sasi sebenar nya mer upakan or ang bar u dipanggung polit ik, t er masuk polit ik Salat iga. Kehadir annya dipanggung polit ik Salat iga adalah ket ika secar a “ajaib” t er pilih sebagai Wakil Walikot a Salat iga at as dukungan PDIP kar ena meninggalnya Walikot a H. Tot ok Mint ar t o t anggal 9 Febr uar i 2007 dan John Manoppo secar a ot omat is menjadi Walikot a. Per empuan yang secar a t iba-t iba muncul dipanggung polit ik Salat iga ini ber alamat di Per um Salat iga Per mai Gg III No. 15. RT 02/ RW 12 Kelur ahan Blot ongan, Kot a Salat iga. beli au memegang jabat an w akil Walikot a sejak t ahun 2008-2011. Ket ika dit anyai t ent ang lat ar belakang dir inya yang “aw am” polit ik, dia mengat akan:

“Mas, saya punya keinginan untuk menjadi wakil walikota itu disebabkan karena saya ingin membangun Salatiga, suami saya kan or ang Salatiga. dan ketika pak John menjadi Walikota akibat pak Totok meninggal, saya diusulkan oleh berbagai pihak untuk maju, walau saya bukan PNS atau orang politik–tapi saya punya pengalaman panjang dengan suami yang sering pindah-pindah tempat tugas, sehingga saya menger ti berbagai karakter masyarakat di tempat tugas suami saya, saya mengerti pembangunan juga. Jadi karena pengalaman itulah akhirnya saya maju dan diusulkan ke DPRD untuk dipilih, dan didukung oleh PDIP yang kemudian menang dengan 17 suara, sedangkan calon dari PAN hanya mendapat 7 suara. Sayangnya waktu ikut pemilihan Walikota Salatiga 2011 yang juga didukung Golkar dan PDIP berpasangan dengan pak Tedy, dengan jargon DI HATI ternyata kalah”

DIHATI adalah calon pasangan hasil koalisi par t ai Golkar (yang mengusung Diah) dan PDIP (yang mengusung Tedy) diser t ai PAN dan PDS. Sebenar nya secar a int er nal par t ai Golkar t elah memiliki mekanisme per ekr ut an calon yang pada aw alnya menempat kan Rosa Mar ia Delima Sr i Dar w ant i, SH., M.Si yang memiliki suar a mayor i t as dan elit Golkar Salat iga, sedangkan Diah Sunar sasi ber ada pada posisi kedua sekaligus bukan anggot a par t ai Golkar , jadi Diah memiliki dua kekur angan dibanding Rosa. Namun hasil keput usan DPP Golkar t er nyat a yang didukung sebagai calon w alikot a Salat iga w akt u it u adalah Ir .Hj. Diah Sunar sasi. Hasil keput usan ini kemudian “dijaw ab” oleh Rosa dengan t et ap maju sebagai salah sat u calon ber pasangan dengan Bambang

10

Tim yang dim aksud adalah Badan Kem enangan Diah Sunarsasi (BKDS) yang dibent uk sejak t ahun 2010 unt uk suksesi Pilkada Salatiga 2011 yang diikut inya, namun kalah. Tim ini kem udian dihidupkan kem bali t ahun 2013 unt uk seksesi Pileg 2014. Sebelum nya di t ahun 2012 ket ika Diah Sunarsasi secara “ ajaib” memim pin DPC Gerindra Salat iga, beberapa anggot a BKDS juga dit arik unt uk m enduduki posisi st rukt ural DPC Gerindra.


(8)

8

Soet opo (POROS) yang didukung oleh PKPI dan PPRN. Hasilnya adalah baik DIHATI maupun POROS sama-sama kalah dalam suksesi pemilukada Salat iga 2011 t er sebut .

Mant an w akil Wali Kot a Salat iga ini memulai kehidupan or ganisasinya sebagai Ket ua Dar maw anit a di Jat i Rogo Tuban t ahun 1989–2007, dan Ket ua Yayasan Tunas Rimba pada t ahun yang sama dan w ilayah yang sama pula. Tahun 2004-2005 menjabat sebagai Bendahar a Koor dinasi Ker jasama Kesejaht er aan Sosial (BKKKS) Pr ovinsi Jaw a Tengah, yang ket uanya adalah ist r i (mant an) Guber nur Jaw a Tengah, Bibit Waluyo; t ahun 2010 menjabat Ket ua Yayasan Tunas Rimba Jaw a Timur . Kemudian t ahun 2010–2013 t er pilih sebagai Ket ua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kot a Salat iga, dan mulai t ahun 2012–sekar ang menjabat Ket ua DPC Ger indr a Salat iga.11

Ber dasar kan ur aian di at sa, sekalipun ber bagai pihak masih menilai bahw a Ir .Hj. Diah Sunar sasi masih “hijau” dalam polit ik maupun or ganisasi, namun tindakan beliau t er uji sebagai polit ikus yang per lu diancungi jempol, kemampuannya dalam membuat PDIP mendukungnya dalam pemilihan w akil w alikot a; menggeser posisi Rosa Mar ia Delima Sr i Dar w ant i yang not abene elit Golkar dalam per ebut an pencalonan sebagai w alikot a 2011 dan kemampuannya mer ebut kur si ket ua DPC Ger indr a dan lolos sebagai anggot a DPRD Salat iga per lu diper hit ungkan dalam ar ena polit ik Salat iga kedepannya.

Hj. Riawan Wor o Endar tiningr um, SE12. Per empuan kelahir an Salat iga 20 Apr il 1968 ini adalah seor ang olar agaw an yang ener gik. Ibu Wor o, begit u sapaan akr ab dar i kolega at au t eman seper juangannya di Ger indr a. Beliau mulai t er libat dibidang olar aga Salat iga sejak t ahun 2000– 2006 sebagai Ket ua Pokmas Tunas Tingkir , t ahun 2006-2011 sebagai Ket ua PABBSI (Per sat uan Angkat Besi, Angkat Ber at dan Binar aga) Salat iga per iode I, selanjut nya t er pilih kembali sebagai Ket ua PABBSI per iode II, masa bakt i 2011-2016. Selain it u, sejak t ahun 2009 ibu Wor o t er libat akt if sebagai anggot a KONI Salat iga sampai saat ini. Selain hobi angkat besi dan binar aga, per empuan ber st at us janda (cer ai hidup) dengan t anggungan 4 or ang anak ini, sejak t ahun 2010 sampai sekar ang memiliki hobi bar u yakni sebagai pet inju, yang t er cat at sebagai anggot a Per sat uan Tinju Amat ir Indonesia (PERTINA) Salat iga.

Di Salat iga, per empuan per kasa yang selalu mengenakan jilbab ini adalah seor ang pengusaha cukup sukses. Dia memulai kar ier nya sebagai pengepul kulit Sapi sejak t ahun 1990 sampai t ahun 2007, selain it u, t ahun 1994-2010 mengembangkan bidang usahanya ke konveksi, dan t ahun 2004 sampai ser akang, membuka usaha yang ber kait an dengan hobinya sebagai olahr agaw at i, yakni fit nes dan senam, dan juga memiliki st udio fot o.

Per empuan asli Salat iga ini berdomisili di Dusun Kr iyan, RT 003/ 004 Kelur ahan Tingkir Lor , Kecamt an Tingkir Kot a Salat iga. Kepeduliannya t ent ang usaha ekonomi khususnya pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mendor ong dirinya unt uk melanjut kan st udi pada Pendidikan Tinggi t ahun 2005, dan memper oleh gelar Sar jana Ekonomi (SE) dar i STIE AMA Salat iga t ahun 2009. Selain it u, per empuan lulusan SMA Dhar ma Put r a Salat iga t ahun 1987 dalam kesehar iannya juga t er libat di LSM Per cik Salat iga. ket er libat annya dengan Per cik dilat ar i oleh kepeduliannya t er hadap masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup, khususnya bagi masyar akat kecil.

11

Salah seorang inform an yang tidak ingin nam anya disebut kan, m engat akan bahw a Rekom endasi Ket ua DPC Gerindra Salatiga ke DPP saat it u hanya sat u nam a yakni Yuliant o–Walikot a Salat iga yg t erpilih t ahun 2011, nam un t idak t ahu m engapa yang “ dikem balikan” dari DPP kok m alah ibu Diah Sunarsasi yang kalah bert arung dalam Pilkada Salat iga 2011 it u.

12


(9)

9

Per empuan ener gik dan peker ja ker as yang suka senyum ini, menut ur kan bahw a t er pilihnya dirinya sebagai salah sat u caleg par t ai Ger indr a, kemudian menang, dikar enakan dir inya mampu beker ja ker as (pengusaha), ber pikir unt uk kemajuan par t ai, dan dalam kesehar iannya cukup dekat dengan ibu Diah Sunar sasi–ket ua DPC Ger indr a Salat iga. Khoir un, BA, yang diw aw ancar ai t anggal 20 Sept ember 2014 t ent ang sosok Hj. Riaw an Wor o Endart iningr um mengat akan bahw a:

“I bu Woro masuk sebagai salah satu caleg Gerindra sudah melalui tahapan mekanisme perekrutan yang dilakukan partai. Dia terpilih sebagai caleg karena kepeduliannya terhadap masalah sosial, lingkungan, ekonomi masyarakat kecil–beliaukan pengusaha, olahragawan, dan yang terpenting juga adalah beliau memiliki jaringan yang cukup baik dengan LSM khususnya Percik, dan beliau adalah salah satu caleg perempuan Gerindra yang hebat.”

dr . Sur yaningsih, M.Kes, adalah salah sat u bir okr at di Salat iga yang memiliki segudang pr est asi dibidangnya. Per empuan kelahir an Salat iga 20 Juli 1956 ini adalah dokt er t eladan t ingkat Kot a Salat iga t ahun 1992, dan dokt er t eladan t ingkat Kar isidenan t ahun 1993. Dokt er senior ini ber domisili di Tegalr ejo Per mai V/ 72, RT 002/ 009, Kelur ahan Tegalr ejo, Kecamat an Ar gomulyo, memiliki kepedulian yang t inggi t ent ang masalah kesehat an. Ket ika penelit i ber kunjung ke r umahnya t anggal 4 Okt ober 2014 unt uk melakukan w aw ancar a, kesan per t ama yang t ampak adalah or angnya r amah, baik hat i dan keibuan, sesuai dengan prfesinya sebagai dokt er yang memang dit unt ut unt uk selalu r amah t er hadap set iap pasien.

Dalam per t emuan it u, sat u jam lebih beliau gunakan hanya unt uk ber cer it a t ent ang pr ofesinya, upayanya dalam membant u masyar akat dibidang kesehat an, membant u dengan t ulus dan senyum. Baginya senyum kepada pasien adalah obat paling mujar ab bagi kesembuhan. Kat anya “kalau dokt er maupun per aw at set iap saat ket ika ber t emu pasien, dit unt ut unt uk har us r amah dan t er us t er senyum, sekalipun mungkin lagi ada masalah di r umah, sebab senyum it u akan membuat pasien mer asa aman, t er lindungi, dan ada aur a posit if yang muncul mengalahkan sakit der it a dan penyakit yang dihadapi pasien”.

Kemampuannya yang t er uji sebagai w anit a kar eir dibidangnya, ber implikasi pada jabat an lebih t inggi, yakni sebagai Dir ekt ur RSUD Salat iga t ahun 2010-2012. Sejak it ulah dia membangun hubungan baik dengan par t ai Ger indr a (w alau bukan anggot a par t ai), dan ber implikasi pada pr ogr am penyediaan ambulance gr at is yang disediakan par t ai Ger indr a baginya unt uk membant u masyar akat Salat iga yang membut uhan t r anspor t asi kesehat an yang mendadak. Kisah demi kisah hidup yang diur aikannya ber akhir dengan sebuah per nyat aan bahw a “mungkin dengan pengalaman it ulah saya bisa lolos seleksi par t ai Ger indr a unt uk menjadi salah sat u dar i caleg mer eka, w alau saya bukan anggot a par t ai, t er masuk anggot a par t ai Ger indr a”.

Per empuan lulusan Fakult as Kedokt er an UNS t ahun 1989, dan Magist er Kesehat an (M.Kes) t ahun 2003 memiliki segudang pr est asi dan pengalaman or ganisasi, yakni, sejak t ahun 2002 sampai sekar ang t er cat at sebagai Penasehat Ikat an Dokt er Indonesia (IDI), t ahun 1990 sampai sekar ang menjabat Wakil Ket ua TP. PKK Kot a Salat iga, dan sejak t ahun 2012 sampai sekar ang menjabat sebagai Ket ua Kesehat an Indonesia Raya (KESIRA) Salat iga. KESIRA mer upakan salah sat u or ganisasi sayap par t ai Ger indr a, kar ena it u, sekalipun t idak t er cat at sebagai pengur us DPC par t ai Ger indr a di Salat iga, namun ket er pilihannya sebagai Ket ua KESIRA adalah ikat an dir inya unt uk loyal kepada par t ai.


(10)

10

Wakil Sekr et ar is DPC Ger indr a, M. Sahibudin Al Amin yang diw aw ancar ai t anggal 24 Sept ember 2014, mengat akan bahw a:

“I bu Suryaningsih orangnya baik, ramah, jujur dan bertanggungjawab, makanya beliau diajukan sebagai salah satu calon anggota legislatif Gerindra, dan nyatanya beliau terpilih. Jadi dengan terpilihnya beliau maka program kesehatan dari Gerindra akan semakin gencar lagi dilakukan, itulah janji beliau ketika melakukan pendekatan dengan masyarakat pada saat kampanye. Pesan penting yang hendak kami berikan adalah masyarakat perlu diberdayakan untuk mampu memilih wakilnya dengan dasar pr ogram kerja yang mereka lakukan, jangan memilih karena dibayar. I bu Suryaningsih telah membuktikan itu.”

Supr iyadi Fatkhi, Sekalipun dikat egor ikan sebagai salah sat u pengusaha sukses, pemilik Wir asw ast a UD. Jayaw adina, memiliki Pondok Pesant r en (PonPes) Al-Madinah, juga seor ang t okoh agama Islam, lelaki yang suka senyum ini dalam kesehar ian hidupnya biasa-biasa saja–seder hana. Ket ika ber t emu di kant or DPC Ger indr a Salat iga t anggal 18 Sept ember 2014, beli au menyar ankan agar w aw ancar a dilakukan di r umahnya t api diupayakan sor e at au malam har i. Akhir nya kesepakat an ber kunjung ke r umahnya t er ealisasi t anggal 24 Sept ember 2014, set elah melakukan kont ak lew at handphone. Sor e it u udar a Salat iga t er asa cukup segar , apalagi ket ika memasuki w ilayah Cabean, Kelur ahan Magunsar i, Kecamat an Sidomukt i, t epat nya di RT. 005/ 001, r umah beliau. Supr iyadi boleh dikat akan sangat t er kenal di daer ah t er sebut , sebab st at usnya sebagai kiai dan memimpin pondok pesant r en. Rumah yang seder hana bagi seor ang t okoh agama, Kepala Sekolah MTS Plus dan MTK Plus Al-Madina, sekaligus juga pengusaha, begit u kesan per t ama ket ika memasuki r umahnya.

Dengan menggunakan kaos oblong ber w ar na put ih lengkap dengan peci di kepalanya, beliau menjelaskan ber bagai hal t ent ang dir inya. Lelaki yang ahli i lmu agama ini mengisahkan, selain mengajar dan membina anak-anak asuhannya dipondok pesant r en, juga sebagai pendir i dan pembina kelompok t ani “Pok Tan Ayam” dan Pok Tan Kambing” pada t ahun 2011. Bidang per t anian memang menjadi keahlian lain bagi lelaki kelahir an Maget an, 31 Mar et 1979 ini. Kepeduliannya dibidang per t anian dan kelompok t ani, menjadikannya sebagai Pengur us Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Salat iga t ahun 2009 sampai sekar ang.

Dalam papar annya, dikat akan bahw a dunia polit ik adalah hal bar u bagi dir inya, dan dia ber janji akan menjaga amanah yang t elah diber ikan masyar akat Salat iga at au konst it uen baginya. Keput usannya unt uk t er jun ke polit ik dilat ar i oleh per t emuan dir inya dengan ibu Diah Sunar sasi, sebab ibu Diah per nah menjadi Ket ua HKTI t ahun 2010-2013. Dalam ber bagai per t emuan it u, menur ut ibuh Diah, dir inya memiliki modal yang besar unt uk bisa t er jun ke dunia polit ik. Walaupun demikian, pujian it u t idak dipikir kannya, beliau mer asa sudah cukup menjadi Kepala Sekolah, dan kiai di Pondok Pesant r ennya.

Namuan demikian, “godaan polit ik” it u t er asa cukup kuat , ket ika dirinya t idak kuasa menolak per mint aan Diah Sunar sasi unt uk duduk dalam st r ukt ur DPC Ger indr a Salat iga 2012-2015, sebagai salah sat u w akil Ket ua. Konsekuansi dar i “st at us bar u” yang melekat padanya, dia kemudian diajukan sebagai salah sat u dar i 25 or ang calon anggot a legislat if par t ai Ger indr a, yang kemudian menang dalam pileg 2014.

Lelaki muda yang kece dan sukses ini memiliki r iw ayat pendidikan dar i sekolah yang ber basis agama Islam, hanya pendidikan SD-nya yang t idak ber basis agama, yakni SD Negr i


(11)

11

Sampung II Maget an, lulus t ahun 1992. Tahun 1992-1996 dia melanjut kan pendidikannya di Pondok Pesant r en Hidat at ullah Sur abaya, kemudian lulus. Pada t ahun yang sama (1996) menamat kan pendidikannya di MTS Syar if Hidayat ullah Cir ebon, dan t ahun 1999 lulus dar i Madr asah Aliah Negr i (MAN) Salat iga, kemudian melanjut kan st udi di STAIN, t ahun 2000-2002 mengikut i pendidikan di Ma’had Abu Bakar UMS Solo sambil pada r ent ang t ahun yang sama (2000-2003) menikut i pendidikan di UNDARIS.

Lelaki ber dar ah Jaw a Timur ini menikah dengan ibu Mahar lika, S.Pd.I. Per nikahan mer eka kemudian dikar uniai 3 or ang anak. Keseder hanaan, kejujur an, dan ker ja ker as dalam membangun usaha baik dibidang pendidikan maupun per t anian dan pembinaan kelompok t ani t elah membaw a dir inya t er libat akt if dalam dunia polit ik sejak t ahun 2012. Ket er libat an ini membaw a hasil posit if dengan mengat ar nya sebagai sat u-sat unya laki laki yang ber hasil mer aih kemenangan pada pileg 2014, “ber sanding” dengan 3 “sr ikandi” par t ai Ger indr a lainnya di DPRD Salat iga per iode 2014-2019.

4.1.2 Str ategi Pemenangan: Menjual Citr a Aktor Mengalahkan Lawan

Tr ajekt or i kehidupan par a akt or di at as, sudah sedikit t er gambar kan t ent ang habit us dan juga modal masing-masing akt or . Sekalipun modal (ekonomi) t idak secar a r inci dijelaskan, hal ini dikar enakan par a akt or keber at an menyebut kan besar an modal ekonomi yang dimilikinya. Namun yang jelas bahw a apabila mencer mat i t r ajekt or i akt or dengan modal simbolik dan sosial dimiliki set idaknya–w alau t idak secar a langsung t elah t er gambar kan kemampuan modal ekonomi mer eka, bahw a r at a-r at a par a akt or habit us dan modal sebagai: polit isi (Diah Sunar sasi), pengusaha (Wor o dan Supr iady), bir okr at (Sur yaningsih dan Diah Sunar sasi), agamaw an (Supr iyadi), dan lain sebagainya. Set iap habit us selalu membent uk hexis badania set iap akt or at au skema per sepsi bagi t indakan akt or .

Fokus bagian ini, selain st r at egi pemenangan, analisis akan diar ahkan pada seber apa besar polit ical cost, dan apakah biaya-biaya polit ik it u dapat pula dikat egor ikan sebagai money polit ic, yang dilar ang Undang-undang pemilu. Realit asnya kampanye menggunakan polit ik uang t idak diper bolehkan, namun t er kadang par a calon ber sembunyi dibalik biaya polit ik sehingga polit ik uang menjadi kabur definisinya (Suw ar t iningsih, 2006:95). Set iap akt or memiliki st r at egi polit ik yang ber beda, w alau hampir sama, sebab mer eka t er payungi oleh par t ai Ger indr a yang memiliki pola dan mekanisme kampanye. Selain it u, par t ai Ger indr a lew at DPC Ger indr a secar a t idak langsung juga ikut ber per an dalam st r at egi kemenangan masing-masing akt or . Dikat akan ber beda sebab pada t at ar an t akt ik masing-masing akt or dalam “mengamankan” suar a pemilihnya memanfaat kan “posisi” modal secar a t idak sama. Walaupun pola kampanye mer eka hampir sama, yakni: pola Open House, kampanye door t o door , pola silaht ur ahmi, dan pola kampanye ser angan fajar (Suw ondo, 2005; Suw ar t iningsih, 2006).

Ber dasar kan dat a yang dihimpun dar i KPU Salat iga, per olehan kur si par t ai Ger indr a mer at a unt uk semua daer ah pemilihan, yakni 1 kur si pada masing-masing dapil. Unt uk lebih jelasnya dapat dilihat pada t abel ber ikut ini:

Tabel 5.1

Per olehan Suar a Calon Anggota Legislatif Par tai Ger indr a Yang Memper oleh Kur si / Menang


(12)

12

No Nama Calon Dapil Jumlah Suar a

Calon

Jumlah Suar a Par tai13

1 dr . Sur yaningsih, M.Kes Ar gomulyo 1.111 459

2 Supr iyadi Fat khi Sidomukt i 470 455

3 Ir . Hj. Diah Sunar sasi Sidor ejo 2.444 595

4 Hj. Riaw an Wor o Endar t iningr um, SE Tingkir 964 392

Sumber : KPU Salat iga, 2014. Diolah

Kemenangan ini t ent u ber kor elasi dengan st r at egi kampanye yang digunakan sekaligus juga besar nya modal yang dikeluar kan. Selain it u, jumlah pemilih yang memilih unt uk mencont r eng lambang par t ai Ger indr a t anpa mencont r eng nama at au gambar calon, dapat “dibaca” dalam t iga makna: per t ama, pemilih mungkin belum memahami dengan benar car a pencont r engan, sekalipun yang dilakukan pemilih tidak salah, namun ket ika hanya mencont r eng lambang par t ai, maka suar a pemilih menjadi t idak ber makna. Kedua, t indakan pemilih yang hanya mencont r eng lambang par t ai dapat dimaknai par t ai Ger indr a memiliki pendukung yang loyal pada set iap dapil. Ket iga, apabila keput usan unt uk hanya mencont r eng lambang par t ai t er sebut adalah keput usan sadar , maka dapat pula dimaknai sebagai t indakan r esist ensi t er hadap set iap calon yang diajukan par t ai pada masing-masing dapil.

Hasil w aw ancar a yang dengan salah seor ang Wakil Sekr et ar is DPC Ger indr a, M.Sahibudin Al Amin, Amd14, beliau mengat akan bahw a:

“3 bulan sebelum hari penyontrengan, DPC dibantu oleh tim ibu Diah15 telah melakukan pendataan disemua daer ah pemilihan. Pendataan berkaitan dengan perilaku pemilih dalam menentukan pilihannya, hasinya dipetakan 3 pola perilaku pemilih, yakni: pemilih loyal, pemilih tidak pasti, dan pemilih galau. Pemilih Tidak Pasti adalah kelompok yang telah menentukan pilihannya kepada calon lain, baik calon dari partai Gerindr a maupun calon yang bukan dari Gerindra. Pemilih Galau adalah kelompok pemilih yang belum pasti menentukan pilihannya kepada calon manapun, sedangkan pemilih loyal adalah pemilih yang sudah pasti memilih calon dari Gerindra. Data ini kemudian dipaparkan pada semua calon anggota legislatif Gerindra dengan tujuan mengambil tindakan-tindakan strategis untuk mengamankan pemilih loyal, membujuk dan mempengaruhi pemilih tidak pasti, dan pemilih galau.”

Per t anyaannya adalah bagaimana st r at egi dan t akt ik yang dimainkan masing-masing akt or ? Mar i “ber kelana” dengan pola kampanye mer eka. Ir .Hj. Diah Sunar sasi, boleh dikat akan sangat r oyal dalam ber kampanye, sekalipun beliau t idak mengat akan secar a t er buka besar an modal ekonomi yang dikeluar kan. Dikat akan r oyal sebab jumlah t im sukses akt or adalah yang t er banyak diant ar a ket iga calon lainnya. Habit usnya sebagai mant an bir okr at dan politisi, membuat nya menjadikan kekuasaan sebagai t ujuan ut amanya. Ar gument asi ini didasar kan pada fakt a jumlah t im

13

Jum lah suara part ai disini bukan jum alah keseluruhan suara di dapil t ersebut , nam un jum lah pem ilih yang hanya m encont reng part ai t anpa m encont reng nam a calon.

14

Tanggal 1 Okt ober 2014 di rum ahnya. Dalam keseharian kerjanya di DPC beliau biasanya dipanggil dengan sebut an M as Udin, yang berst at us Sekret aris II, cukup dekat dengan ibu Diah Sunarsasi.

15


(13)

13

sukses yang dinamakan BKDS sebanyak 300 or ang unt uk “mengamankan” pemilih di Dapil Sidor ejo yang ber jumlah 37.216 or ang. Menur ut penut ur an ibu Diah, t anggal 15 Sept ember 2014, bahw a:

“tim ter sebut beker ja selama 6 bulan, yang dipilah dalam dua tahapan, yaitu:, 3 bulan per tama melakukan konsolidasi tim BKDS dan pembekalan tim tentang ar ah dan tujuan (visi dan misi-nya), untuk memenangkan pileg; 3 bulan ber ikutnya tim beker ja untuk pemenangan sampai dengan har i penyontr engan 9 Apr il 2014. Ker ja tim selain memetakan per ilaku pemilih di lapangan, tim juga membuat baju/ kaos kampanye, baliho, spanduk, alat tulis bagi anak-anak, kalender , dan lainnya.”16

Pola kampanye yang digunakan tim BKDS adalah pola door t o door , silat ur ahmi, pola open house, dan ser angan fajar . Beny Supr iyadi17 yang adalah ket ua t im BKDS mengat akan bahw a:

“Semua pola kampanye itu dilakukan untuk memenangkan ibu Diah, namun yang paling efektif adalah kolaborasi pola silatur ahmi dan pintu ke pintu, selain juga serangan fajar. Sedangkan open house sekalipun dilakukan setiap hari di rumah semua anggota tim di Sidorejo, tetapi peminatnya kurang bahkan tidak ada, yang datang hanyalah pemilih loyal ( keluarga dekat) , jadi pola ini sama sekali tidak efektif. Karena anggota timya banyak, maka open house tidak ada sembako dan uang. Kesepakatannya adalah yang datang didata ( dicatat) kebutuhan lainnya, yang diberikan untuk tahap itu hanyalah kaos, kalender, dan perlengkapan sekolah jika sudah punya anak. Sedangkan kebutuhan lain semisal sembako akan disusulkan, namun sekali lagi tidak efekti. Karena itu, tim yang menjemput bola, mendatangi rumah-rumah, memperkenalkan ibu Diah dan apabila cocok diberikan atribut kampanye dan bantuan biasanya berupa “uang pulsa” yang jumlahnya bervariasi Rp.30.000-100.000, ya ini biaya politik sebab yang kita katakan adalah ini ada sedikit buat beli pulsa, akan menjadi pelanggaran apabila kami katakan ini buat kamu tapi harus pilih ibu ya.”

Dengan demikian, apabila dalam ker ja t ahapan kedua (3 bulan) it u, diandaikan set iap anggot a tim diber i dana oper asional sebesar Rp. 1.000.000 saja, maka anggar an kampanye yang har us dikeluar kan hanya unt uk biaya oper asional masing-masing anggot a t im adalah sebanyak Rp. 300.000.000, belum t er masuk pembuat an kaos, kalender , pengadaan alat t ulis, sembako, konsumsi per t emuan, pembayar an saksi di TPS, biaya pulsa dan ser angan fajar . Semua biaya-biaya ini dalam pandangan calon dan t im suksesnya dikat ogor ikan sebagai polit ical cost, yang dalam definisinya ber beda dengan money polit ic yang dilar ang Undang-undang. Ber dasar kan it u, maka secar a hukum (Undang-undang) definisi t ent ang polit ik uang yakni “pember ian sesuat u bar ang dengan janji/ per mint aan unt uk memilih or ang lain”, per lu dipikir kan kembali.

Cit r a yang dibangun t im BKDS dalam “menjual” calonnya adalah: pemimpin per empuan, jujur , ber t anggungjaw ab, ber pengalaman dipolit ik maupun bir okr at , cant ik dan selalu t er senyum, r amah, dan keibuan. Cit r a ini mengkonfir masikan pemikir an Pier r e Bour dieu t ent ang modal budaya dan modal simbolik, modal budaya t ampak juga dalam penulisan gelar (Ir ., Hj). Cit r a ini “dijual” dengan w adah kalender , kaos kampanye, baliho, spanduk dan lebih pentingnya adalah set iap kali ber kunjung ke r umah pemilih cit r a inilah yang dijelaskan kepada calon pemilih dengan t ujuan membangun modal sosial. Unt uk memper kuat “penjualan” cit r a t er sebut , modal ekonomi (biaya polit ik?) dijadikan pengikat simpul jar ingan yang dibangun. Dengan demikian, dalam kont eks ini,

16

Hal senada juga dikat akan oleh Beny Supriyadi (ket ua t im pem enangan) ketika diw aw ancarai t anggal 3 Okt ober 2014, di rum ahnya.

17


(14)

14

biaya polit ik yang dimaknai sebagai akibat dar i kampanye, oleh penelit i diibar at kan sebagai st r at egi yang benar at au baik namun kelir u.

Jar ingan har usnya dibangun at as dasar t r ust pemilih t er hadap kapasit as dan kapabilit as (modal sosial dan simboliknya) akt or , bahw a pemilih membut uhkan sesuat u memang benar , namun pemilih yang cer das adalah pemilih yang menent ukan pilihannya at as dasar r ekam jejak, kapasit as, kapabilit as dan kemampuan memimpin akt or . Baju kaos dan kelender adalah biasa dan t epat jika diadakan, yang t idak t epat adalah “uang “pulsa”, jika r ekam jejak akt or menjadi per t imbangan, maka biaya polit ik dapat dit ekan seminimal mungkin.

Pember ian per lengkapan sekolah bagi anak-anak usia sekolah memang mer upakan t indakan mulia, namun dalam kont eks kampanye menjadi t idak t epat sasar an at au dapat dikat akan t indakan pencit r aan. Meminjam ist ilah or ang Manado “t er lalu makang puji.” Tindakan akt or yang member ikan bant uan per lengkapan sekolah bagi anak-anak akan menjadi mulia, miminjam ist ilah yang ber nada t eologis (Kr ist en) “upahnya besar di sor ga” apabila diber ikan pada saat / w akt u t idak dalam suasana kampanye at au set elah kampanye, maka bant uan it u dianggap benar -benar mur ni ingin membant u anak-anak yang or ang t uanya secar a ekonomi kur ang mampu. Menjadikan kebut uhan anak sebagai bagian dar i polit ik pengendalian or ang t ua yang memiliki hak pilih adalah t indakan akt or yang kur ang t er puji at au kur ang ber t anggungjaw ab, apapun alasannya. Anak usia sekolah t ent u “t idak diundang” ke pest a lima t ahunan it u, sebab Undang-undang memang t idak menghendakinaya.

Ser angan fajar adalah pola kampanye yang juga dilakukan oleh t im BKDS. Sekalipun dikat akan ser angan fajar , namun w akt u yang digunakan unt uk pola kampanye ini t idak hanya subuh saja. Pola ini mulai dilakukan pukul 22.00–05.30, namun dilakukan dengan dua car a ber beda: per t ama, kolabor asi dengan pola door t o door . Mendat angi r umah-r umah pemilih yang masih t idak past i dan galau, membuat kont r ak polit ik sesaat dengan indikat or : “akan pilih siapa?” “diber ikan ber apa oleh yang ber sangkut an?” “kalau saya member i lebih dar i it u mau gak mer ubah pilihan?” kalau yang dit anya ber sedia, maka t r ansaksi polit ik dilakukan dengan menyer akan fot ocoppy KTP, bahkan KTP yang asli bisa dijadikan jaminan dan tim member ikan amplop, yang masih diser t ai dengan janji apabila t er pilih dan menang akan dit ambah lagi. Var ian kedua, ber lanjut ker onda di daer ah pemilihan pukul 02.30-05.30 bahkan lebih. Pola kont r ak polit iknya sama dengan car a per t ama, hanya saja pada car a kedua ini masih dit ambahkan dengan per t anyaan “tinggal disini at au t idak–alamat KTPnya mana? Masuk daft ar pemilih t et ap at au t idak, jika yang dit anya ber alamat di dapil it u namun belum t er daft ar di DPT maka akan dilobi lebih lanjut dan kalau ber sediah memilih, t r ansaksi dilakukan. Demikian pula jika yang dit anya adalah w ar ga dapil t er sebut t et api sudah memiliki pilihan, maka t aw ar -menaw ar har ga dilakukan dan jika ada kesepakat an maka t r ansaksi t er jadi. Besar an biaya unt uk membeli suar a pada ser angan ‘malam-fajar ” ini adalah Rp. 100.000 – 150.000 per suar a.18

Tim BKDS yang dihidupkan kembali, mengkonfir masikan adanya keper cayaan (t r ust) yang kuat dar i anggot a jar ingan kepada akt or (Diah Sunar sasi). Dasar nya bisa kar ena kepentingan (jar ingan kepent ingan), power maupun sent imen (emosi) par a anggot a unt uk memenangkan calonnya. Dalam t er minologi Pier r e Bour dieu, dapat dikat akan sebagai st r ukt ur -st r ukt ur yang dibent uk dan st r ukt ur -st r ukt ur yang membent uk t indakan dan per ilaku akt or . Alasan ut ama kembali menggunakan st r ukt ur jar ingan lama it u, selain kar ena t elah t er bangun nor ma dan t r ust,

18

Waw ancara dengan Diah Sunarsasi, t anggal 15 Sept em ber 2014; Beny Supriyadi, 3 Okt ober 2014; dan M . Sahibudin Al Amin, 31 Okt ober 2014, m asing-m asing di rumah inform an.


(15)

15

BKDS adalah st r ukt ur jar ingan yang t elah mapan. Keber hasilan Ir .Hj. Diah Sunar sasi menjaga keut uhan jar ingan (tim BKDS), kemampuan t im dalam kampanye dan “ger akan baw ah t anah” dan kemampuannya dalam membangun komunikasi (lobi) dengan t okoh agama dan t okoh masyar akat lew at per t emuan-per t emuan dan diskusi 2 mingguan (1 kali per t emuan dalam 2 minggu) t ent ang bagaimana membangun manusia dan infr ast r ukt ur nya, ber buah sebagai kemenangan gemilang bagi dir inya, yakni 2.444 suar a. Kemenangan ini membukt ikan bahw a Ir .Hj Diah Sunar sasi adalah polit ikus yang mampu memanfaat kan habit us dan modal yang dimilikinya unt uk ber t ar ung dalam r anah. Selain it u, Diah Sunar sasi mampu membukt ikan bahw a keber adaannya per lu diper hit ungkan secar a mat ang oleh law an-law an polit iknya di panggung polit ik Salat iga kedepannya.

Supr iyadi Fatkhi, pak Kiai begit u sapaan akr ab dan sapaan penghor mat an dar i t eman dan sahabat nya, t er masuk mur ud-mur idnya. Lelaki yang dalam kesehar iannya ber pr ofesi sebagai Kepala Sekolah dan pemimpin pondok pesant r en ini, t er lihat biasa-bi asa saja, t idak ada ant usiasme ber lebihan dalam pest a demokr asi polit ik lima t ahunan. Pr ia yang sebelumnya t idak memiliki r ekam jejak di dunia polit ik ini, mengat akan bahw a:

“Mas, tujuan saya masuk ke situ ( politik) sama saja dengan tujuan dan har apan saya di sini ( pendidikan pondok pesantren) . Visi utama saya adalah membantu pendidikan bagi anak tidak mampu, dan mengembangkan sektor pertanian di Salatiga lewat pemberdayaan HKTI . Saya tidak memiliki misi politik yang berlebihan, hanya itu. Wong, saya maju aja didor ong-dorong oleh teman-teman kelompok tani kok, dan kecintaan saya kepada figur Prabowo kalau gak begitu mana mau. Kalau mau tanya soal kampanye, jangan ke saya, saya kayaknya tidak pernah kampanye dhe, kampanye itukan harus banyak keluar modal, iya gak mas. Saya cuma lakukan pertemuan dengan teman-teman kelompok tani saja, itupun saya diundang mereka, dan mer eka yang menyiapkan makanan dan minuman kecil buat saya, klo tidak percaya tanya aja sama teman-teman. Seingat saya dana yang saya keluarkan hanya Rp 2.000.000 untuk buat 30 baliho, ukuran balihonya juga kecil, uang itu dikelola bapak Rustam. Buat baliho saja karena “diejek” teman-teman. Katanya nyalon kokgak punya baliho. Tidak ada kaos, tidak ada kalender, tidak ada amplop, tidak ada kemauan hehehe kan didorong-dor ong, disuruh maju, juga tidak ada sumbangan ke partai, kalau tidak percaya cek aja di data sumbangan kepartai19. Tapi alhamdulillah menang juga. Modal saya cuma keper cayaan saja, teman-teman dikelompok tani percaya, masyarakat percaya walau yang milih hanya 470 suara tapi itu sudah suara terbanyak partai Gerindr a di dapil ini. Memang ada masyarakat yang bertanya dan meminta uang, tapi saya jawab saja saya tidak punya uang, maaf ya. Mungkin jawaban itu yang membuat perolehan suara saya cuma itu. Tapi atas kehendak Allah, nyatanya dengan doa saja saya menang.”20

Masyar akat memang menghar apkan sesuat u dar i caleg di w ilayah mer eka, namun masyar akat (pemilih) t idak memaksa caleg unt uk har us member ikan. Kar ena it u caleg yang memanfaat kan har apan masyar akat it u dapat dikatakan sebagai caleg yang sebenar nya t idak jujur

19

Dalam Daft ar Laporan Penerim aan Sum bangan Kampanye Part ai Gerindra periode 28 Desem ber 2013 s/ d 2 M aret 2014, ket ika dicek oleh penelit i m em ang benar yang dikat akan Supriyadi, dia t idak m enyum bang.

20


(16)

16

pada kemampuannya sendiri. Kampanye polit ik memang mengisyar at kan cost yang t inggi, begit u yang dikat akan oleh calon-calon anggot a legialat if, dan mungkin r ealit asnya demikian. Namun dalam kasus Supr iyadi Fat khi, asumsi it u bisa dipat ahkan, yang dibut uhkan membangun modal sosial, dan ini har us dilakukan jauh sebelum pemilu, it ulah r ekam jejak, bahkan modal budaya dalam penger t ian pencant uman gelar akademik (kesar jaan) juga menjadi t idak penting dalam kasus ini. Jadi modal sosial akan mengkonfir masikan modal simbolik dalam w ujud pr est ise, st at us, ot or it as dan legitimasi.

Ket ua t im pemenangan Supr iyadi Fat khi yang dit emui t anggal 27 Sept ember 2014 mengat akan keher anannya t ent ang “bosnya” yang tidak “menjual” dir i kepada pemilih. Lebih jelas t ent ang sosok Fat khi, dikat akan Rust am bahw a:

“Saya sendiri bingung apakah saya ketua tim pemenangan atau apa? Kalau ketua tim anggotanya siapa? Yang jelas tidak ada tim karena tidak ada anggota. Saya diminta tolong untuk buat baliho, katanya yang ukuran kecil saja. Saya dikasih uang Rp. 2.000.000, mana cukup dua juta buat 30 baliho, sekalipun ukuran kecil. Akhirnya teman-teman kelompok tani nombok. Kita mikirnya ini orang baik, jujur, dan berpengalaman di organisasi, sekalipun bukan organisasi politik. Lalu kita dukung, kayaknya tidak ada kampanye, pak Kiai cuma bertemunya dengan kelompok tani saja, itupun kita yang undang, pak Kiai menjelaskan apa yang akan dilakukan bagi kelompok tani ke depannya. Jadi beliau itu terpilih karena: beliau sudah lama membina kelompok tani, beliau itu tokoh agama, seorang Kiai, pemimpin pondok pesantren, jujur, ganteng sich relatif sajalah, dan baik hati. Yang ditunjukan oleh beliau itu adalah bahwa politik tidak harus mahal.”

St r at egi pemenangan yang biasa-biasa saja dimainkan oleh Supr iyadi Fat khi, mir ip dengan per empuan ber st at us dokt er , dan mant an Dir ekt ur RSUD Salat iga, dr . Sur yatingsih, M.Kes. Mant an bir okr at ini lebih menonjolkan habit usnya sebagai dokt er unt uk menar ik simpat ik pemilih. Sebagai dokt er t ent u sangat banyak dikenal or ang, apalagi pr ogr am ambulance gr atis dar i Ger indr a yang dikelolahnya menambah modal t er sendir i bagi dir inya unt uk “laku” dimat a masyar akat pemilih.

Ibu dr . Sur yat ingsih, M.Kes, dar i dua gelar kesar janaan yang dilekat kan pada namanya, jelas mengkonfir masikan modal budaya dalam t er minologi Bour dieu. Cit r a inilah yang dikemasnya unt uk dijual kepada khalayak pemilih. Selain it u modal sosial dan simbolik dimanfaat kan juga ket ika memper kenalkan dir i kepada masyar akat . Mant an bir okr at , dir ekt ur RSUD Salat iga, ada modal simbolik yang dijual olehnya. Per t ar ungan dalam r anah polit ik (dapil 1. Ar gomulyo) menjadi menar ik, sebab beliau har us ber t ar ung secar a i nt er nal melaw an 5 or ang calon lainnya dar i Ger indr a, dan secar a ekst er nal melaw an calon dar i par t ai lain. Ber modalkan keper cayaan dir i seor ang dokt er , Sur yat ingsih, ber t ar ung dan akhir nya menang dengan peolehan suar a 1.111, melebihi per olehan suar a nomor ur ut 1 yakni Suw ar no, SE yang hanya memper oleh 954 suar a.

Pola kampanye yang dilakukannya adalah memanfaat kan st r at egi “kampanye kekeluar gaan”, dar i pint u ke pint u menjelaskan pent ingnya kesehat an, pent ingnya menjaga keber sihan lingkungan kepada w ar ga Ar gomulyo. Selain it u melakukan per t emuan-per t emuan dengan w ar ga secar a umum, dan dana kampanye dalam bent u per t emuan w ar ga it u ber asal dar i dir inya sendir i. Pr oses kampanye dilakukan selama dua bulan dan per t emuan dengan w ar ga (dalam 2 bulan t er sebut ) sebanyak 4 kali . Walaupun demikin, menyangkut dana kampanye dir inya


(17)

17

sangat t ert ut up, tidak per nah mau menyebut kan jumlah uang, sekalipun dimint a per kir aannya saja. Lebih jelasnya hasil w aw ancar a dengan beliau adalah:

“Saya ini asalnya orang eksekutif, berprofesi dokter, berkecimpung di dunia itu sudah lama. Setiap hari saya bertemu dengan masyarakat entah itu masih di puskesmas atau sampai di rumah sakit, logikannya orang sakit aja saya tolong kok. I ntinya saya sudah banyak orang kenal. Kesempatan masuk Gerindra datang ketika saya kerjasama dengan partai di bidang kesehatan dan sejak itu saya banyak tau tentang politik, visi misi partai dan kader-kadernya. Waktu saya diajak masuk oleh ketua tanpa ragu saya masuk. Kalau soal kampanye saya lebih sering gunakan pintu ke pintu, tapi juga yang lainya, yaitu sering diskusi sama masyarakat tentang bidang kesehatan. Alat kampanye saya cuma baliho gak ada yang lain, kalau soal uang kampanye gak etis kan kalau saya bilang ke mas nanti mas perkirakan saja. Soal uang ini saya diskusi sama ketua kira-kira berapa perorang tapi itu kan rahasia perusahaan, gini aja mas logisnya ada beberapa orang yang belum yakin memilih saya itu yang saya kasih uang sembako atau uang pulsa aja, tapi kalau yang saya tau itu orang saya, gak saya kasih.”21

Pr oses kampanyenya, ikut “digaw angi” oleh t im BKDS, maka anggar an kampanyenya juga cukup besar , namun t idak mau disebut kan. Bedanya akt or ini hanya hanya membuat baliho dan member ikan dana sembako w akt u kampanye “kekeluar gaan” dan pola kampanye “malam fajar ”. Dengan demikian, dana kampanye kekeluar gaan yang dikeluar kan t im BKDS sebesar Rp. 30.000-100.000, dan dana kampaye “malam fajar ” sebesar Rp. 100.000-150.000, diduga juga t er jadi dan dilakukan oleh dr . Sur yat ingsih, M.Kes. Maka st r at eginya mir ip dengan yang dilakukan t im BKDS, yakni menjaga simpul jar ingan dengan memanfaat kan modal ekonomi.

Kekuat an dan kemenangan beliau dit ent ukan oleh besar nya modal ekonomi yang dikeluar kan, sekalipun beliau mengat akan bahw a “dir inya sudah banyak membant u or ang dan dikenal or ang”. Jadi, w alaupun ada kemir ipan gaya kampanye dengan Supr iyadi Fat khi, namun r uh at au daya pengikat kampanye it u ber beda jauh, yang sat u memanfaat kan modal sosial , sambunganya diikat dengan t r ust , yang lain memanfaat kan modal sosial yang tit ik-t itik simpulnya dijaga dengan kekuat an uang; yang sat u t er pilih at as dasar sent iment (emosi) kelompok, yang lain t er pilih at as dasar kepent ingan pemenuhan kebut uhan kelompok. Per samaannya ada pada alat per aga kamyanye ber upa baliho yang digunakan keduanya.

Ber dasar kan analisis st r at egi pemenangan ket iga akt or di at as, t er lihat jelas pola per ekat (bonding) yang t ampak mengikat kepent ingan akt or. Kesannya adalah pengikat it u didasar kan oleh gender yang sama, yakni sebagai per empuan. It ulah sebabnya pola kampanye yang dilakukan oleh Ir .Hj. Diah Sunar sasi menjadi sangat ber dekat an dengan dr . Sur yat ingsih, M.Kes, at au pola kampanye dr . Sur yat ingsih adalah “fot ocoppy” pola Diah Sunar sasi dengan sedikit per ubahan, dan sama-sama r oyal dalam ber kampanye. Sumbangan kampanye beli au unt uk par t ai adalah sebesar Rp. 3.000.000., jumlah ini lebih kecil dar i sumbangan Diah Sunar sasi, yakni Rp. 3.950.000., lebih kecil pula dar i sumbangan nomor ur ut 1 (yang dikalahkannya), yakni Suw ar no, SE yang menyumbang Rp. 7.000.000., ke par t ai.

Ter akhir adalah st r at egi kampanye yang dilakukan oleh Hj. Riawan Wor o Endar tiningr um, SE. Pola kampanye yang dilakukan ibu Wor o adalah pola kampanye

21


(1)

19

t er bangun ant ar a akt or dengan pemilih, t er kat egor ikan dalam t iga pola: per t ama, jar ingan t er jadi at as dasar int er est at au kepent ingan. Art inya par a pemilih memahami bahw a janji-janji par a akt or kebanyakan mer upakan janji “aspal” yang jika t er pilih akan dengan mudah mer eka lupakan. Namun par a akt or memaknai w acana it u secar a ber beda bahw a masyar akat t elah pint ar dan kalau t idak diber i uang mer eka t idak akan mendukungnya. Per bedaan pandangan ant ar a akt or dengan pemilih it u ber implikasi pada jar ingan yang dibangun at as dasar kepent ingan dan ber sifat sesaat , yang pent ing sama-sama happy saja. Kasus it u t er jadi ant ar a lain bagi tiga akt or per empuan yang t er pilih. Kedua, jar ingan yang t er bangun at as dasar kekuasaan (power) jar ingan ini hampir ber singgungan dengan jar ingan int er est di at as, bedanya adalah bahw a power dapat diembat kan pada baik akt or maupun ist it usi (par t ai). Power dalam penger t ian ini ber makna kemampuan seseor ang at au inst it usi unt uk mempengar uhi dan mengendalikan sebuah keput usan maupun mempengar uhi dan mengendalikan or ang lain unt uk menent ukan pilihannya. Model jar ingan ini aw alnya t ampak dalam r ekr ut men caleg par t ai, bai k Sur yat ingsih, Supr iyadi, dan Wor o, ket iganya mengaku diusulkan oleh ket ua unt uk maju sebagai caleg, kemudian lolos seleksi dan akhir nya t er pilih.

Pola lain dar i jar ingan yang dibangun at as dasar power adalah Ir .Hj Diah Sunar sasi secar a ot omat is maju sebagai caleg dar i Ger indr a t anpa mengikut i t ahapan seleksi. Bahkan jar ingan power yang didasar i kekuat an modal ekonomi ini t elah mengant ar dir inya unt uk memejang jabat an puncak par t ai Ger indr a di Salat iga, sekalipun ibu Diah aw alnya bukan kader Ger indr a. Demikian pula kekuat an jar ingan dengan basis power dimainkan Diah dalam menjaga keut uhan t im BKDS yang dibent uknya sejak t ahun 2010 dan kekuat an jar ingan it u pula yang mengant ar kan dir inya menduduki kur si DPRD Salat iga per iode ini. Apabila jar ingan ber basis power ini dit er jemahkan dalam bahasa Bour dieu dapat disejajar kan dengan konsep modal simbolik dan modal budaya, dimana t er dapat pr estise, st at us, ot or it as dan legit imasi. Kar ena it u, jar ingan ber basis power t idak har us selalu negat if, t er gant ung bagaimana akt or “mengger akan” powernya. Hal ini t ampak pada kasus Supr iyadi Fat khi yang t ampak lebih soft memainkan jar ingan ini, st at us dan ot or it asnya sebagai kepala sekolah, pengur us HKTI, pembina “Pok Tan” ayam dan kambing, Kiai dimainkan secar a lebih lembut dengan cit r a akt or seder hana guna mendapat kan simpatik dar i pemilih.

Sedangkan jar ingan ket iga adalah jar ingan yang ter bangun at as dasar sent imet (emosi). Jar ingan t er bangun at as dasar sent imen–emosional, ar t inya seseor ang at au sekelompok or ang memut uskan unt uk memilih seseor ang didasar kan pada t ert imbangan per t emanan, hubungan keker abat an, at au hubungan pat r on klain. Walau demikian, jejar ing yang t er bangun at as dasar sent imen biasanya ber sifat lebih per manen, sebab ant ar a akt or dan pemilih saling memahami. Pola ini t ampak pada kasus Supr iyadi Fat khi, Ir .Hj. Diah Sunar sasi dengan BKDS-nya, t er masuk juga dua akt or lainnya, namun pola jar ingan ini pada dua akt or lainnya t ampak lebih “longgar ” belum t ent u t er bukt i.

4.1.3 Faktor Yang Mempengar uhi

Ber dasar kan hasil analisis di at as, t ampak t iga faktor ut ama yang dianggap cukup dominan mempengar uhi kemenangan akt or , yakni: cit r a par t ai, cit r a akt or dan kemampuan t im kampanye. Lebih jelasnya ket iga fakt or ini ajan dijelaskan secar a t er pisah di baw ah ini:

Citr a Par tai. Par t ai Ger indr a sekalipun dikat egor ikan sebagai par t ai bar u dalam panggung

polit ik Indonesia, kemampuan pengur us dan kader nya dalam mencit r akan par t ai ini, khususnya pasca pilpr es 2009 har us diakui ber hasil. Ber bagai upaya pencit r aan par t ai yang ident ik dengan Pr abow o Subiant o it u, ber hasil mendapat kan simpat ik r akyat Indonesia yang kemudian mengant ar kan par t ai ini ke panggung ut ama polit ik nasional. Hasil ker ja kolekt if it u


(2)

20

menghant ar kan par t ai Ger indr a sebagai par t ai pemenang ket iga dalam pemilu 2014. Figur dan cit r a Pr abow o Subiant o yang “dijual” lew at media pasca pemilu 2009 diduga kuat t ur ut ber kont r ibusi positif t er hadap kemenangan par t ai it u. Tidak hanya pada level nasional, pada level lokal, salah sat unya Salat iga, figur Pr abow o Subiant o, dan upaya ker as DPC ser t a or ganisasi sayap par t ai t ur ut menent ukan kemenangan dalam pemilu legislat if 2014.

Di Salat iga, semua akt or yang masuk sebagai calon anggot a legislat if dan kemudian t er pilih mengat akan bahw a mer eka memilih ber gabung dengan part ai Ger indr a kar ena t er t ar ik Pr abow o Subiant o sebagai t okoh ber khar isma. Kar ena it u, keput usan pemilih unt uk memilih dan meloloskan keempat calon anggot a legislat if di at as, adalah t idak hanya dikar enakan oleh cit r a keempat nya, namun juga upaya ker as par t ai dan or ganisasi sayap par t ai yang t elah memper kenalkan Ger indr a kepada masyar akat umum. Selain it u, upaya yang t elah dilakukan oleh DPC Ger indr a Salat iga sejak t ahun 2008 sampai t ahun 2012, t idak bisa dieliminir begit u saja, demikian pula upaya dan or ganisasi sayap par t ai t er ut ama TIDAR dan SATRIA yang namanya cukup dikenal dikalangan anak muda Salat iga, khususnya kalangan mahasisw a.

Dengan demikian, kemenangan ini t ent u tidak dapat diklaim sebagai kemenangan sepihak milik salah sat u akt or , t et api per lu dimaknai sebagai kemenangan mesin par t ai Ger indr a, sebagai akt or dalam per spekt if ANT. Dikat akan demikian, sebab r elasi-r elasi yang t er banguan ber implikasi pada kemenangan pemilu legislat if 2014, dit ent ukan juga oleh jejar ing yang “dimot or i” ber bagai elemen par t ai, diant ar anya adalah figur Pr abow o Subiant o, iklan-iklan polit ik par t ai, kekuat an ekonomi par t ai, DPC Ger indr a lama dan bar u, pr ogr am-pr ogr am ker ja par t ai, or ganisasi-or ganisasi sayap yang juga ikut membesar kan nama Ger indr a, konst it uen yang loyal, dan t er masuk juga t im pemenangan yang dibent uk oleh par t ai. Akumulasi modal lew at jejar ing ini sekaligus memiliki dua makna, yakni: kemenangan bagi akt or manusia (calon legislat if), dan juga kemenangan bagi akt or non-manusia (Par t ai Ger indr a). Dalam kont eks inilah pr inciple of gener at ed symmet r y menjadi ber makna.

Citr a Aktor . Sebagus apapun visi misi par t ai Ger indr a kalau t idak didukung oleh akt or

-akt or yang baik dan ber t anggungjaw ab, maka sama saja dengan “membuang gar am ke laut ”. Ar t inya sekalipun pencit r aan par t ai it u t elah dilakukan sejak t ahun 2009 dan ber hasil, namun jika t idak ada akt or yang jujur dan ber t anggungjaw ab unt uk mengeksekusi dan memenejer iali pr ogr am dan kegiat an it u sama saja dengan t iada ar t inya.

Per lu diakui pula keempat calon yang t er pilih dar i par t ai Ger indr a memiliki cit r a yang baik bagi par a pemilih mer eka. Sekalipun ar gument asi ini masih har us diper debat kan. Sebab cit r a t er baik yang t ampak dalam st r at egi pemenangan yang tidak neko-neko dalam “menjual” keseder hanaan, kejujur an, dan kepemimpinan yang kuat hanyalah Supr iyadi Fat khi, yang diikut i oleh dr . Sur yaningsih, M.Kes, kemudian Hj. Riaw an Wor o Endar t iningr um, SE dan selanjut nya Ir .Hj. Diah Sunar sasi. Ar gument asi ini dibangun at as dasar logika pemanfaat an modal sosial, simbolik, budaya dan ekonomi yang dimiliki masing-masing akt or . Namun apabila logika cit r a akt or ini dibalik dengan asumsi pemanfaat an modal ekonomi , simbolik, budaya dan modal sosial, maka yang t ampak menempat i posisi t er at as adalah Ir .Hj. Diah Sunar sasi, diikut i Hj. Riaw an Wor o Endar t iningsih, SE, kemudian dr . Sur yat iningsih, dan selanjut nya Supr iyadi Fat khi.

Dalam set iap r ealit as sosial, logika cit r a akt or ini bisa dit er ima sebagai kebenar an pada dir inya dalam r ealit as sosial t er t ent u. Ar t inya st r at egi pemanfaat an modal oleh akt or unt uk memper ebut kan dan mengakumulasikan modalnya di dalam r ahan per t ar ungan adalah w ajar dan benar . Sebab t ujuan ut ama per t ar ungan it u adalah pengakumulasian modal. Walaupun demikian, keput usan per lu dibuat unt uk menent ukan posisi t ent ang st r at egi mana yang lebih ber manfaat dan


(3)

21

t idak mengakibat kan anomi, at au dengan kat a lai n st r at egi yang digunakan t idak ber ujung pada t er cabiknya har moni. Ber dasar kan pemikir an ini, maka bagi penelit i logika per t ama, yakni membangun modal sosial at as dasar t r ust unt uk mer ebut dan mengakumulasikan modal-modal dalam r anah. Sebab jika logika pemanfaat an modal ekonomi yang diut amakan, maka pengakumulasian modal dalam r anah bisa ber ujung pada keput usan mengambil hak or ang lain, at au dalam bahasa yang lebih t egas akt or (mungkin) akan kor upsi dengan t ujuan akumulasi modal bisa t er w ujud.

Tim Kampanye. Pemanfaat an modal sosial ber basis t r ust ber implikasi pada kur angnya modal ekonomi yang diper t ar ukan dalam r anah, sehingga t unt ut an akumulasi modal-modal lain bisa dilakukan t anpa kebingungan dan menyimpang dar i at ur an. Per an t im kampanye at au tim pemenangan dir asakan cukup dominan dipakai oleh ibu Ir .Hj. Diah Sunar sasi, dikut i ibu dr . Sur yaningsih, M.Kes, dan kemudia ibu Hj. Riaw an Wor o Endar t iningr um, SE, sedangkan unt uk Supr iyadi Fat khi per an t im pemenangan dalam st rat egi kampanyenya hampir tidak ada, dia lebih memanfaat kan modal sosial yang dimilikinya. Walaupun demikian, hasil penelit ian menunjukan bahw a pengar uh t im BKDS cukup kuat member i kont r ibusi t er hadap kemenangan set iap calon dan juga kemenangan par t ai Ger indr a. St r at egi pemet aan per ilaku pemilih yang dilakukan BKDS per lu diapr esiasi sebagai st r at egi yang ber hasil, t epat guna. Pemet aan per ilaku pemilih menjadi: pemilih loyal, pemilih t idak past i dan pemilih galau, adalah st r at egi menar ik yang per lu diadopsi t idak saja oleh par t ai polit ik lainnya, namun per lu juga oleh pemer int ah, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum.

Set idaknya dengan pola pemet aan pemilih seper t i it u, baik par t ai polit ik, pemer hat i pemilu maupun pemer int ah (KPU) dapat dengan mudah melakukan pendidikan polit ik bagi w ar ga. Dengan pola seper t i ini, golongan put ih (golput ) dalam pemilu bisa dit ekan at au diminimalisir , dan par t isipasi dalam pemilu bisa meningkat . Sekalipun demikian, penelit i mer asa per lu unt uk melakukan kr it ik bagi DPC Ger indr a Salat iga, sebab dat a t ent ang jumalh pemilih dengan tiga kat egor i it u t er nyat a t idak t er dokument asi dengan baik oleh DPC. Beber apa kali penelit i ber maksud memint a dat a ini namun t idak per nah dit emukan dalam ber kas (dokumen) mer eka. Waki l Sekr et ar is DPC Ger indr a yang dit emui mengat akan bahw a “dat a t er sebut langsung didist r ibusikan ke t im di lapangan dan (mungkin) belum t er dokument asi, soalnya hanya unt uk kepent ingan pemenangan saja, at au ber upa dat a t ambahan saja”. Walaupun demikian, bagi penelit i pola pemet aan pemilih yang dilakukan oleh Tim Kampanye BKDS per lu mejadi acuan bagi ist it usi pemer hat i pemilu.

5. KESIMPULAN

Bahw a st r at egi pemenangan calon legislat if t erpilih dar i par t ai Ger indr a dilakukan dengan memanfaat kan, baik habit us maupun modal ekonomi, budaya, sosial, dan simbolik yang dimiliki par a akt or . Sekalipun demikian, pemanfaat an modal oleh par a akt or unt uk memenangkan kur si DPRD Salat iga dalam pemilu legislat if 2014, t ampak dalam dua pola, yakni: per t ama, menggunakan kekuat an modal ekonomi, budaya, dan simbolik dalam membangun jar ingan guna mendapat kan pengakuan dan legit imasi pemilih unt uk menambah dan mengakumulasikan modal-modal yang t er sebar dalam r anah (field) pemilu, ber upa kur si DPRD. Pola ini t ampak dalam st r at egi pemenangan Ir .Hj. Diah Sunar sasi, dr . Sur yat iningsih, M.Kes, dan Hj. Riaw an Wor o Endar t iningr um, SE. Kesamaan pola ini dikar enakan per samaan gender per empuan, dan menggunakan tim sukses yang sama, yait u BKDS. Kedua, adalah bahw a st r at egi pemenangan dilakukan dengan car a pemanfaat an modal sosial (jar ingan) ber basis tr ust, simbolik, budaya, dan ekonomi unt uk


(4)

22

mendapat kan pengakuan dan legit imasi pemilih unt uk menambah dan mengakumulasikan modal yang t er sebar di dalam field pemilu. Pola ini t ampak digunakan oleh Supr iyadi Fat khi, sat u-sat unya lelaki dar i part ai Ger indr a yang menang dalam per t ar ungan memper ebut kan kur si DPRD, dengan pola kampanye hampir t anpa mengeluar an modal ekonomi.

Selain it u, beber apa fakt or dominan diant ar anya: fakt or cit r a par t ai Ger indar a dan “kebesar an” nama Pr abow o Subiant o, fakt or cit r a akt or yang dikemas secar a apik ber dasar kan modal yang dimiliki, dan fakt or tim kampanye at au t im pemenangan, dit emukan t ur ut mempengar uhi st r at egi pemenangan akt or . Khusus unt uk fakt or ket iga ini hanya dit emukan, ber laku dan digunakan oleh ket iga akt or per empuan yang menang, sedangkan Supr iyadi Fat khi t idak mengandalkan t im pemenangan. Walaupun demikian, upaya t im BKDS dalam memet akan per ilaku pemilih menjadi: pemilih loyal, pemilih t idak past i, dan pemilih galau per lu diapr esiasi dan diadopsi oleh pemer hat i pemilu unt uk melakukan pendidikan polit ik yang t epat sasar an.

Set iap r ealit as sosial adalah r anah, pemilu adalah r anah per t ar ungan akt or sekaligus pengakumulasian modal. Kemenangan sebagai w ujud akumulasi modal dalam field per t ama t elah selesai, namun bukan ber ar t i akumulasi modal ikut selesai. Akumulasi modal akt or akan ber lanjut pada r anah ber ikut nya, yakni r anah DPRD dan secar a luas pemer int ah daer ah Salat iga. Dalam kont eks seper t i ini, maka st r at egi pemenangan yang t ampak dalam dua pola di at as akan diuji dengan janji par a akt or , t et api kecender ungan akumulasi modal ini memer lukan penelit ian lanjut an dalam per spekt if pemenuhan janji kampanye akt or ket ika pemilu.

Ber dasar kan kesimpulan di at as, cat at an pent ing bagi pemikir an Pier r e Bour dieu adalah bahw a pemanfaat an habit us dan modal akt or sebagai “t ar uhan” dalam field unt uk kemudian kembali diakumulasikan per lu ada nilai dan nor ma yang menunt un pr oses it u. Hasil analisis yang t ampak dalam dua pola st r at egi di at as memper lihat kan bahw a penekanan pada penggunaan modal t er t ent u sebagai basis st r at egi pengakumulasian modal, dalam per spekt if t emat ik Bour dieu adalah w ajar dan per lu dit er ima. Akt or “di t angan” Bour dieu seolah akt or yang bebas, sebebas-bebasnya. Bagi penelit i, ber dasar kan hasil analisis dan kesimpulan penelit ian ini, cat at an t er hadap pemikir an Pier r e Bour dieu menjadi r elevan. Bahw a akt or per lu dit unt un oleh per t imbangan nilai kejujur an dan keadilan dalam mengakumulasikan modal-modalnya.

Bagi par a akt or yang ber t ar ung dalam r anah, dalam hal ini pemilu, st r at egi pemenangan yang dilakukan per lu didasar kan pada pemahaman bahw a set elah pengakuan dan legit imasi didapat kan, akumulasi modal t idak per lu dipaksakan sampai pada t ahap t indakan melanggar at ur an, hanya ker ena ber t ujuan mengembalikan modal. Unt uk it u, disar ankan agar dalam r anah per t ar ungan, yang per lu diut amakan adalah modal sosial ber basis t r ust .

Kepada pemer int ah, disar ankan per lu kir anya melakukan pembahasan kembali t ent ang makna money polit ics yang t elah dikabur kan dengan konsep polit ical cost. Sebab pengabur an konsep ini ber implikasi pada per ilaku polit ik akt or -akt or yang “ber t ar ung” dalam pest a demokr asi lima t ahunan, unt uk melakukan apa saja yang pent ing menang, t er masuk t indakan polit ik uang asalkan t idak diser t ai dengan janji/ ungkapan/ ajakan unt uk memlih dir inya at au calon t er t ent u. Definisi yang jelas dan t er ang t ent ang polit ical cost dan money polit ics per lu seger a disepakat i.

Bagi mer eka yang hendak melanjut kan penelit ian dengan t opik ser upa, disar ankan unt uk fokus pada: a). Realisasi janji kampanye akt or t erpilih ket ika mengunakan st r at egi pemenangan dengan dua pola yang dit emukan dalam penelit ian ini; b). Makna money polit ics dan polit ical cost dalam pemilu; c). Per t ar ungan st r at egi pemenangan ant ar a caleg dalam sat u par t ai; d). St r at egi


(5)

23

kampanye dengan penyediaan at au mengadaan per lengkapan sekolah bagi anak usia sekolah; dan e). Pandangan Caleg t idak t er pilih t ent ang st r at egi pemenangan Caleg t er pilih.

Daftar Pustaka

Agusyant o, R. 2007. Jar ingan Sosial Dalam Or ganisasi . Jakar t a: PT Raja Gr afindo Per sada.

Alam, Tunggul, Waw an. 2003. Demi Bangsaku: Per t engkar an Bung Kar no vs Bung Hat t a. Jakar t a: Gr amedia Pust aka Ut ama.

Apt er , David, 1988. Pengant ar Analisa Polit ik. Jakar t a: LP3ES, PT. Kincir Buana.

Basr i Alvin, 2013. Evaluasi Baur an Pemasar an Politik Pasangan Kepala Daer ah dalam Pemilukada: St udi Kasus Pasangan Ir .Hj. Diah Sunar sasi–Milhouse Teddy Sulist io, SE, dalam Pemilukada Kot a Salat iga Tahun 2011.

Bungin, Bur han, 2003. Met odologi Penelit ian Kualit at if : Akt ualisasi Mot odologis ke Ar ah Ragam Var ian Kont empor er , Jakar t a: PT. Raja Gr afindo.

Bahar i, Rachmad 2001. Par t ai dan Kit a; Petunjuk Pr akt is Memahami Par t ai Polit ik. Jakar t a: Inst it ut e for Policy and Communit y Developmet St udies (IPCOS).

Budiar djo, Mer iam. 1981. Par t isipasi dan Par t ai Polit ik. Jakar t a: PT. Gr amedia. ___ , 2008. Dasar -dasar Ilmu Polit ik, Jakar t a: Gr amedia Pust aka Ut ama. Cipt o, Bambang. 2000. Par t ai Kekuasaan dan Milit er isme. Yogyakar t a: Pust aka Pelajar .

Dahl, Rober t , A. 2001. Per ihal Demokr asi: Menjelajahi Teor i dan Pr akt ek Demokr asi secar a Singkat . Jakar t a: Yayasan Obor Indonesia.

Diet er Klingemann Hans, dan Richar d I. H. 1999. Par t ai Kebijakan dan Demokr asi. Yogyakar t a: Pust aka Pelajar .

Faisal, Sanapiah, For mat -For mat Penelit ian Sosial, Jakar t a: PT RajaGr afindo Per sada, 1999. Fashr i, Fauzi, 2007. Penyingkapan Kuasa Simbol:Apr opr iasi Reflekt if Pemikir an Pier r e Bour dieu,

Yogyakar t a: Juxt apose.

Har yat moko, 2003. Menyingkap Kepalsuan Budaya Penguasa: Lansdasa Teor it is Ger akan Sosial Menur ut Pier r e Bour dieu, Majalah BASIS, Nomor 1112 Tahun Ke52, November -Desember , 2003.

Ihalauw , John. 2003. BangunanTeor i. Salat iga: Sat yaWacana Univer sit y Pr ess.

Ingelson, John. 1993. Per himpunan Indonesia dan Per ger akan Kebangsaan. Jakar t a: Pust aka Ut ama Gr afit i.

Ir syam, Mahr us & Lili Romli. 2003. Manggugat Par tai Polit ik: Ser i Buku Polit ik. Jakar t a: LIP FISIP UI. Koir udin, 2004. Par t ai Polit ik dan Agenda Tr ansisi Menuju Demokr asi. Yogjakar t a: Pust aka Pelajar . Lat our , Br uno. 2005. Reassembling t he Social: An Int r oduct ion t o Act or -Net wor k-Theor y. New Yor k:

Oxfor d Univer sit y Pr ess Inc.

Lat if, Yudi. 2011. Negar a Par ipur na: Hist or it as, Rasionalit as, dan Akt ualit as Pancasila. Jakar t a: PT. Gr amedia Pust aka Ut ama.

Law , John, 1994. Or ganizing Moder nit y. Blackw ell: Oxfor d and Cambr idge

Lecler c, Jacques. 2011. MENCARI KIR: Kaum Revolusioner Indonesia dan Revolusi Mer eka, Tanger ang Selat an: Mar jin Kir i.

Maanen, Hans Van, 2009. How To St udy Ar t Wor lds: On The Societ al Funct ioning, Of Aest het ic Values. Amst er dam: Amst er dam Univer sit y Pr ess


(6)

24

M. Anggor ow at i (2005) St udi t ent ang Implement asi Mesin Scanner pada Sensus Penduduk 2000 melalui Analisis Pembingkaian Relasi Sosiot eknis. Lapor an Tesis, Pr ogr am Magist er St udi Pembangunan, ITB.

Moleong, J. Lexy, 2000. Met odologi Penelit ian Kualit at if, PT Remaja Rosdakar ya: Bandung.

Nur sal, Adnan, 2004. Polit ical Mar ket ing St r at egi Memenangkan Pemilu : Sebuah Pendekat an Bar u Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Pr esiden. Jakar t a : PT. Gr amedia Pust aka Ut ama.

Rit zer Geor ge dan Goodman J. Douglas. 2004. Teor i-Teor i Sosiologi Moder n, Edisi t er bar u McGr aw -Hill

Rit zer , Geor ge and Douglas J. Goodman, 2009. Teor i Sosiologi: Dar i Sosiologi Klasik Sampai Per kembangan Mut akhir Teor i Sosial Post moder n. Yogyakar t a: Kr easi Wacana, Edisi Ter bar u, cet akan ket iga.

Rissy Y. W. Yafet . 2000. Dukungan Ter hadap Par t ai Polit ik Dalam Pemilihan Umum 1999: suatu studi di desa Candir ejo Kab. Semar ang. Salat iga: Tesis Pr ogr am Pascasar jana Magist er Pembangunan, UKSW.

Salim, Agus, 2006. Teor i dan Par adigma Penelit ian Sosial, Tiar a Wacana. Yogyakar t a. Sanit , Ar bi. 1997. Par t ai Pemilu dan Demokr asi. Yogyakar t a: Pust akaPelajar .

Schult e Nor dholt , 1973. Nico, Met odologi dan Met odik Sosiologi. LPIS UKSW,

Suw ondo, Kut ut , 2005. Ot onomi Daer ah Dan Per kembangan Civil Societ y Di Ar as Lokal. FISIPOL – UKSW, Salat iga.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelit ian Kualt at if, Bandung: Alvebet a. Sukar na. 1977. Sist em Polit ik. Bandung: Alumni.

Sur yadi, Budi. 2007. Sosiologi Polit ik. Jogjakar t a: Ir CiSoD.

Suw ar t iningsih, Sr i. 2006. “Pendidikan Polit ik dan Masa Depan Bangsa (Sebuah Refleksi Pengalaman Kegagalan Seor ang Caleg).” Dalam Dinamika Sosial Pendidikan Indonesia. Jur nal Kaji an Sosial Int er disipliner , Vol. XXIV, No. 70, Januar i 2006. Salat iga: Yayasan Bina Dar ma dan UKSW.

Syafiie, Inu Kencana & Azhar i. 2005. Sist em Polit ik Indonesia. Bandung: PT. Refika Adit ama. Takw in, Bagus, 2003. Akar -Akar Ideologi: Pengant ar Kajian Konsep Ideologi dar i Plat o hingga

Bour dieu, Yogyakar t a: Jalasut r a,

____________, 2006. “Habit us: Per lengkapan dan Ker angka Panduan Gaya Hidup.” Dalam Resist ensi Gaya Hidup: Teor i dan Realit as, Yogyakar t a: Jalasut r a.

Upe, Ambo, 2008. Sosiologi Polit ik Kont empor er : Kajian Tent ang Rasionalit as Per ilaku Polit ik Pemilih di Er a Pemilihan Kepala Daer ah Secar a Langsung. Pr est asi Pust akar aya. Jakar t a. Widjadjant o, Loehoer . 2007. Bangunan Teor i dan Met odologi Penelit ian. Salat iga: Fakult as Ekonomi

UKSW.

Wellman, Bar r y. 1983. “Net w or k Analysis: Some Basic Pr inciples.” Dalam R. Collins (ed.) Sociological Theor y. Vol.1, hal. 155-200.

Daftar Per undang-Undangan:

Undang-Udang (UU) Nomer 31. t ahun 2002 Tentang Par t ai Polit ik Undang-undang Nomor 8 t ahun 2008. Tent ang Pemilu