Sekilas Tentang Side Scan Sonar

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:54:59 2017 / +0000 GMT

Sekilas Tentang Side Scan Sonar
Teknologi Side Scan Sonar telah dikembangkan pada awal tahun 1960 oleh Dr.Harold Edgerton dari Massachusetts Institute of
Technology. Beliau disana sebagai Professor di bidang teknik elektro. Sebelumnya Edgerton telah membuat alat high-speed flash
photography pada tahun 1930-an. Dia menemukan bahwa fotografi elektrik tersebut tidak dapat bekerja dalam air, oleh karena itu
dia mencoba mengganti denyut pulsa elektrik dengan pulsa akustik. Dengan mengirim energy pulsa akustik dan merekam hasil
pantulannya, Edgerton mulai menarik tow dengan kapal dan membuat gambar secara berkelanjutan dari permukaan dasar laut Dr
Harold Edgerton yang sedang berada di labnyaPada tahun 1963, Edgerton menggunakan Side scan sonar untuk menemukan kapal
Vineyard diteluk Buzzards, Massachusetts. Selanjutnya pada tahun 1963-1967, bersama timnya yang di pimpin oleh Martin Klein
membuat tow dengan system dual-channeldengan system side scan sonar untuk pertama kalinya. Alat ini telah menolong Alexander
Mckfee untuk mencari Raja Henry VIII yang tenggelam bersama kapalnya Mary rose pada tahun 1967. (Tritech International
Limited, 2008)Side Scan sonar (SSS)Side Scan Sonar (SSS) adalah sebuah sistem peralatan survey kelautan yang menggunakan
teknologi akustik. Peralatan ini digunakan untuk memetakan dasar laut yang juga dapat digunakan untuk mempelajari kehidupan di
dasar laut. Sistem peralatan ini merupakan strategi penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat
media dasar laut yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara. Gelombang suara yang digunakan
dalam teknologi side scan sonar biasanya mempunyai frekuensi antara 100 dan 500 KHz. Pulsa gelombang dipancarkan dalam pola
sudut yang lebar mengarah ke dasar laut, dan gemanya diterima kembali oleh receiver dalam hitungan detik. Untuk mencari suatu
lokasi tertentu, perekaman perlu mengikuti pola lintasan survey tertentu dengan menggunakan peralatan penentu posisi GPS dan
video plotter. Side scan sonar mampu membuat liputan perekaman dasar laut dari kedua sisi lintasan survey. Dalam kondisi laut

yang tenang dan haluan kapal yang lurus, sonogram dapat memberikan gambar atau image yang sangat tajam dan rinci seperti
layaknya sebuah foto. Side Scan Sonar mempunyai kemampuan menggandakan (menduplikasikan) beam yang diarahkan pada satu
sisi ke sisi lainnya. Sehingga kita bias melihat ke kedua sisi, memetakan semua area penelitian secara efektif dan menghemat waktu
penelitian. SSS menggunakan Narrow beam pada bidang horizontal untuk mendapatkan resolusi tinggi di sepanjang lintasan dasar
laut (Klien Associates Inc, 1985).SSS menggunakan prinsip backscatter akustik dalam mengindikasikan atau membedakan
kenampakan bentuk dasar laut atau objek di dasar laut (Russel, 2001 dalam Edi, 2009). Material seperti besi, bongkahan, kerikil atau
batuan vulkanik sangat efisien dalam merefleksikan pulsa akustik (backscatter kuat). Seimen halus seperti tanah liat, lumpur tidak
merefleksikan pulsa suara dengan baik (backscatter lemah). Reflektor kuat akan menghasilkan pantulan backscatter yang kuat
sedangkan rflektor lemah menghailkan backscatter yang lemah. Dengan pengetahuan akan karakteritik ini, pengguna SSS dapat
menguji komposisi dasar laut atau objek dengan mengamati pengembalian kekuatan akustik (Tritech International Limited, 2008)
Prinsip pendeteksian dan interpretasiSide Scan Sonar (SSS) dapat dipasang pada lunas kapal atau ditarik di belakang kapal.
Ilustrasi pemasangan SSS menggunakan towed body dapat dilihat pada gambar 3 (a). Pada gambar tersebut terlihat bahwa SSS
mentransmisikan pulsa akustik secara menyamping terhadap arah perambatan. Dasar laut dan objek merefleksikan kembali
(backscatter) gelombang suara pada system sonar. Instrumen SSS mendekati objek tiga dimensi dan menampilkan objek tersebut
dalam bentuk citra dua dimensi. Oleh karena itu, SSS tidak hanya menampilkan objek, melainkan juga bayangan objek tersebut.
Pembentukan objek bayangan SSS di ilusrasikan pada gambar 3 (b).Pengolahan data SSS terdiri dari dua tahapan, yakni real time
processing dan post processing. Tujuan real time processing adalah untuk memberikan koreksi selama pencitraan berlangsung
sedangkan tujuan post processing adalah meningkatkan pemahaman akan suatu objek melalui interprestasi (Mahyuddin, 2008 dalam
Edi, 2009). Penelitian yang dilakukan ini, pengolahan datanya adalah post processing.Interpretasi pada post processing dapat
dilakukan secara kulaitatif maupun kuantitatif. Interprestai secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan sifat fisik material dan

bentuk objek, baik dengan mengetahui derajat kehitaman (hue saturation), bentuk (shape) maupun ukuran (size) dari objek atau
target.Secara umum, berdasarkan bentuk eksternalnya, target dapat dibedakan menjadi buatan manusia (man made targets) atau
objek alam (natural targets). Pada umunya, objek buatan manusia memiliki bentuk yang tidak beraturan (Klien Associates Inc,
1985).Interprestasi secara kuantitatif bertujuan untuk mendefinisikan hubungan antara posisi kapal, posisi towfish dan posisi objek
sehingga diperoleh besaran horisontal dan besaran vertikal. Besaran horisontal meliputi nilai posisi objek ketika lintasan towfish
sejajar dengan lintasan kapal maupun ketika lintasan dengan towfish membentuk sudut. Besaran vertikal meliputi tinggi objek dari
asar laut serta kedalaman objek (Mahyuddin, 2008).Source : indonesianship.comSurvey Side Scan SonarSurvei investigasi bawah
air (side scan sonar) dimaksudkan untuk mendapatkan kenampakan dasar laut, termasuk lokasi dan luasan obyek-obyek yang
mungkin membahayakan. Dual-channel Side Scan Sonar System dengan kemampuan cakupan jarak minimal hingga 75m digunakan
untuk mendapatkan data kenampakan dasar-laut (seabed features) di sepanjang koridor yang sama dengan survei Batimetri. Skala
penyapuan yang digunakan diatur sedemikian rupa sehingga terjadi overlap minimal 50% untuk area survei yang direncanakan.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:54:59 2017 / +0000 GMT

Lajur-lajur survei side scan sonar dapat dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan survei Batimetri dan/atau disesuaikan dengan

kedalaman laut sehingga cakupan minimal tersebut dapat terpenuhi.Apabila menggunakan towfish yang ditarik, panjang kabel
towfish tersedia cukup agar tinggi towfish di atas dasar laut dapat dijaga kira-kira 10% dari lebar cakupan/ penyapuan yang dipilih.
Towfish sebaiknya dioperasikan dari winch bermotor lengkap dengan electrical slip rings. Rekaman data sonar dikoreksi untuk tow
fish lay back dan slant range. Apabila menggunakan towfish yang dipasang pada lambung kapal (vessel-mounted), sistim dilengkapi
dengan heave compensator untuk mereduksi pengaruh gelombang. Sistem yang digunakan mampu menghasilkan clear record dari
keadaan dasar laut, identifikasi adanya wrecks, obstacles, debris, sand waves, rock outcrops, mud flows atau slides dan
sedimen.Kemungkinan adanya bahaya atau keadaan dasar laut yang perlu mendapatkan perhatian khusus dilakukan investigasi
untuk memperjelas jenis dan ukuran bahaya tersebut. Investigasi tersebut dapat dilaksanakan dengan menjalankan lajur yang lebih
rapat pada arah yang berbeda dengan lajur umum yang telah dijalankan sebelumnya. Penentuan posisi menggunakan jarak atau
waktu tertentu ditandai pada rekaman sonar. Data jarak antara towfish dan antena GPS, termasuk setiap perubahan jarak ini, harus
dicatat secara tertib pada Operator's Log selama survei berlangsung untuk keperluan pengolahan data lebih lanjut.Keterangan pada
gambar 3 adalah ebaga berikut. (1) nilai kedalaman dari lintasan akustik, (2) sudut beam vertikal, (3) jarak akustik maksimum, (4)
lebar sapuan lintasan dasar laut, (5) jarak SSS dengan permukaan air, (6) jarak pemisah antara port channel dan starboard channel,
(7) lebar beam horizontal, (8) panjang bayangan akustik yang disesuaikan dengan tinggi target, (A) area sebelum pengambilan first
bottom (pada daerah ini tidak ada suara yang dihamburkan dan ditandai dengan warna hitam), (B) dan (F) tekstur dasar laut, (C)
sudut objek yang bersifat sangat memantulkan dengan intensitas yang paling terang, (D) objek yang memantulkan dan (E) bayangan
dari target akustik (tidak ada pantulan disini).Gambar Ilustrasi (a) pendektesian objek oleh SSS, (b) pembentukan objek dan
bayangan pada SSS (Tritech International Limited, 2008)Daftar Pustaka Edi, B.P. 2009. Aplikasi Instrumen Akustik Multibeam
dan Side Scan Sonar Di Perairan Sekitar Teluk Mandar Dan Selat Makasar. Skripsi (tidak dipublikasikan). Bogor. Institut Pertanian
Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan.Klien Associates, Inc. 1985. Side Scan

Sonar Record Interpretation. New Hampshire. USA.Russel, Ian. 2001. Basic Principles Of Hydrographic Surveying. Hydrographic
Awarness. Seminar and Course: The Importance of Hydrographic Survey for Management and Development of The Coastal Zone;
Jakarta, 24-27 April 2001Tritech International Limited. 2008. Side Scan Sonar.
http://www.starfishsonar.com/technology/sidescan-sonar.htm [28 Juni 2009]

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |