Status Gizi Balita | Karya Tulis Ilmiah Status Gizi Balita

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:36:32 2017 / +0000 GMT

Status Gizi Balita
LINK DOWNLOAD [39.08 KB]
A. Pengertian
Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah lima tahun. Kelompok anak ini menjadi istimewa karena menuntut curahan
perhatian yang intensif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya (Khomsan, 2003). Lima tahun pertama dari
kehidupan seorang manusia adalah fondasi bagi seluruh kehidupan di dunia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik,
psikis, maupun intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Balita adalah anak usia dibawah lima tahun yang berumur 0-4 tahun
11 bulan (Depkes, 2005).
Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau
keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh (Supariasa, 2002). Jadi, status gizi merupakan keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih
(William, 2010).
Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang sangat kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi
yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan
makanan (Supariasa, 2002).

Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional
imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk
disantap (Arisman, 2009).
B. Faktor Status Gizi
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita yaitu :
1. Faktor Genetik
Faktor genetik ditentukan oleh pembawa faktor keturunan (gen) yang terdapat dalam sel tubuh. Gen akan diwariskan orang tua pada
keturunannya. Orang tua yang bertubuh besar akan mempunyai anak yang posturnya menyerupai dirinya sebaliknya orang tua yang
bertubuh kecil akan memiliki anak yang tubuhnya relative kecil. Hal ini disebabkan oleh gen yang diturunkan orang tua kepada
anaknya.
Kelainan genetik pada wanita yang mengganggu pertumbuhan adalah sindrom turner, keadaan ini disebabkan kehilangan satu
kromosom X. Wanita normal memiliki kromosom seks XX dengan jumlah kromosom 46, namun pada penderita sindrom turner
hanya memiliki kromosom X0 dan total kromosom 45. Wanita sindrom turner memiliki kelenjar gonad yang tidak berfungsi dengan
baik dan dilahirkan tanpa ovari atau uterus. Gejalanya yaitu rahang bawah kecil, langit-langit sempit, kelopak terkulai, tangan
pendek, pembengkakan pada tangan dan kaki terutama saat kelahiran, bertubuh pendek, kehilangan lipatan kulit disekitar leher dan
wajah menyerupai anak kecil (Mufida, 2013).
2. Faktor Lingkungan

- Nutrisi
Balita yang mendapatkan asupan gizi yang seimbang baik kualitas maupun kuantitasnya meliputi air, karbohidrat, lemak, protein,

vitamin dan mineral akan memperoleh energi yang cukup untuk pertumbuhan yang akan mempengaruhi peningkatan pada berat
badannya.
Kekurangan salah satu nutrisi seperti yodium berdampak serius terhadap pertumbuhan balita yaitu balita dapat mengalami
kretinisme. Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormone tiroid dalam tubuh. Hormone tiroid diproduksi oleh
kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel tiroid. Penyebab paling sering dari kekurangan hormone tiroid adalah akibat kurangnya
bahan baku pembuat. Bahan baku terpenting untuk produksi hormone tiroid adalah yodium yang biasanya terdapat pada garam yang
beryodium (Setyawan, 2011).

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:36:32 2017 / +0000 GMT

- Tingkat kesehatan orang tua
Balita yang dilahirkan dari pasangan suami istri yang sehat dan senantiasa dijaga kesehatannya, akan dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik/normal. Namun bagi balita yang memiliki penyakit bawaan dari orang tuanya atau sedang sakit maka gizi yang
dimakannya akan digunakan terlebih dahulu untuk mengatasi berbagai penyakit tadi. Kemudian sisanya baru digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangannya sehingga balita tertentu terhambat dalam peningkatan berat badannya / tumbuh kembangnya.


- Status ekonomi sosial
Tubuh balita atau anak yang dibesarkan dalam kondisi sosial ekonomi yang kurang cenderung akan lebih kecil dibandingkan dengan
balita-balita yang kondisi sosial ekonominya cukup terjamin.

- Suku bangsa
Suku bangsa akan mempengaruhi variasi ukuran tubuh individu, balita di Amerika lebih besar dan tinggi dibandingkan dengan balita
Indonesia.

- Pendidikan ayah / ibu
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang balita. Karena dengan pendidikan yang
baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara perawatan anak yang baik.

- Jenis kelamin
Anak laki ? laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan anak perempuan. Akan tetapi jenis kelamin bagi balita 0 ? 1
tahun belum menunjukkan perbedaan yang nyata karena sistem hormonalnya belum tumbuh baik.

- Umur
Umur yang paling rawan adalah pada masa balita, oleh karena pada masa itu mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.


- Tempat tinggal
Balita yang tinggal ditempat yang udaranya segar (cukup oksigen) dapat melakukan proses pembakaran yang lebih baik
dibandingkan dengan balita yang tinggal ditempat yang udaranya penuh dengan polusi. Demikian pula, apabila suhu panas / dingin
dan tidak terlalu lembab / kering akan mempengaruhi proses metabolisme tubuh secara tidak langsung akan mempengaruhi
peningkatan berat badan pada balita (Widyastuti, 2009).
3. Infeksi

- Diare
Angka kematian yang tinggi pada bayi, balita, ibu melahirkan, menurunnya daya kerja fisik, terganggunya perkembangan mental
dan kecerdasan jika ditelusuri adalah akibat langsung maupun tidak langsung dari kekurangan gizi. Penyebab langsung adalah tidak

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:36:32 2017 / +0000 GMT

sesuainya jumlah zat gizi yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh, serta adanya penyakit infeksi. Diare menyebabkan
anoreksia atau kurangnya nafsu makan, sehingga dapat mengurangi asupan gizi, di samping itu diare mengurangi daya serap usus

terhadap sari makanan, sehingga mempengaruhi status gizinya (Nugraha, 2013).

- ISPA/Pneumonia
Penyakit infeksi seperti ISPA/pneumonia menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan mengakibatkan kekurangan gizi.
Pada keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang ?ISPA berat? bahkan serangannya lebih lama (Rochimah, 2013).
Penyakit infeksi lainnya menyerang sistem pernafasan yaitu primer kontak tuberkulosis (PKTB). Penyakit TB pada anak merupakan
penyakit sistemik yang dapat bermanifestasi pada berbagai organ, baik organ paru maupun ekstra paru. Keadaan ini menyebabkan
nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan gizi kurang. Penyakit TB pada anak di dapatkan dari penularan oleh orang dewasa.
Penularan dari orang dewasa yang menderita TB ini, biasanya melalui inhalasi butir sputum penderita yang mengandung kuman TB,
ketika penderita dewasa batuk, bersin atau berbicara (Rahmawati, dkk (2008).

- Kelainan Bawaan
Kelainan bawaan dapat mempengaruhi status gizi balita, hal ini berhubungan dengan kemampuan balita dalam mengolah makanan
maupaun kemampuan tubuh untuk menyerap makanan. Menurut Judarwanto (2013) kelainan bawaan yang dapat
mempengaruhi status gizi yaitu bibir sumbing. Bibir sumbing terjadi jika selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau
bibir tidak terbentuk sebagaimana mestinya.
C. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi secara langsung dibagi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing
penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut.
1. Antropometri


- Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

- Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
2. Klinis

- Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid.

- Penggunaan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com


| Page 3/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:36:32 2017 / +0000 GMT

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi
secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui
tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3. Biokimia

- Pengertian
Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, seperti darah, urine, tinja, jaringan otot, hati.

- Penggunaan
Penggunaan metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah
lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik


- Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan)
dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

- Penggunaan
Metode ini secara umum digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara
yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Supariasa, 2002).
D. Standar Penilaian Status Gizi
Penilaian Status Gizi (PSG) adalah sebuah metode mendeskripsikan kondisi tubuh sebagai akibat keseimbangan makanan yang
dikonsumsi dengan penggunaannya oleh tubuh, yang biasanya dibandingkan dengan suatu nilai normatif yang ditetapkan (WHO,
2005).
Status gizi balita diukur dengan indeks antropometri BB/U, TB/U, dan BB/TB. Berat badan adalah salah satu parameter yang
memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena
terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah
parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara
konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.
Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau
lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan
sebagai salah satu cara pengukuran statu gizi. Meningat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Supariasa, 2002).


- Menurut Supariasa (2002) kelebihan menggunakan BB/U yaitu.
- Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum
- Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis
- Berat badan dapat berfluktuasi

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:36:32 2017 / +0000 GMT

- Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil
Dapat mendeteksi kegemukan (over weight)
Menurut Soekirman (2000 dalam William 2010) untuk menilai status gizi balita dengan menggunakan indeks BB/U yang
dikonversikan dengan baku rujukan WHO-NCHS, status gizi dapat dibagi menjadi empat kategori:

- Status gizi lebih, bila nilai Z-Score >+2 SD
- Status gizi baik, bila nilai Z-Score terletak antara -2 s/d +2 SD

- Status gizi kurang, bila nilai Z-Score terletak antara -3 < -2 SD
- Status gizi buruk, bila nilai Z-Score terletak < -3 SD
Sedangkan menurut Depkes RI (2005) Parameter berat badan / tinggi badan berdasarkan kategori Z-Score diklasifikasikan menjadi 4
yaitu:

- Gizi Buruk ( Sangat Kurus) :