Teori perkembangan Kognitif Piaget 2

Lanjutan dari 1

Object Permanence

The A-not-B effect




Ages 2 – 6 years
Very egocentric, only their
perception
– cover eyes and you are
gone
– Cannot see world from
others point of view
1. Centration- fixed on one point.
Example: Height of container
over
width.
2. State-Can only focus on the looks

of an object
3. Appearance- appears rather than
reality
4. Lack of reversibility- cannot
reverse steps, or skip steps. No
logic to do so.
5. Lack of Conversation- Something
can have properties even if it
appears differently.
Schema development involves
speech, language and
vocabulary and is characterized
by:

PREOPERATIONAL

• Make-believe play is
used to create and
express all kinds of
mental images


Failure of Conservation

Failure of Conservation

Reversibility
Figure 7.1
Reversibility is an important
cognitive operation that
develops during middle
childhood.

Egocentric Conversations : berbahasa egosentris, yaitu
berdialog dengan diri sendiri artinya tertuju pada diri sendiri

Piaget’s Three-Mountain Task

Kemajuan pada stadium preoperasional



Penguasaan bahasa, anak sudah bisa berbahasa
sistematis walaupun sederhana, yaitu Ada Subyek,
Predikat atau Obyek. Misalnya : “Ibu pergi ke pasar”,
“Saya memukul anjing”.



Pemahaman simbolis. Simbol adalah sesuatu hal yang
abstrak menunjuk hal yang sebenarnya. Misal: anak
melihat gambar tengkorak, bila diajarkan anak akan
mengerti bahwa itu tanda bahaya. Di TK juga anak
diperkenalkan dengan simbol-simbol lalu lintas. Begitu
juga anak diperkenalkan simbol bilangan, angka dan
huruf.



Imitasi yaitu dapat meniru atau melakukan permainan
pura-pura yang memerankan suatu peran tertentu.
Misalnya main dokter-dokteran, main pasar-pasaran.




Bayangan dalam mental/Image. Image adalah kesankesan yang tertinggal diu dalam ingatan. Anmak
mudah membuat image biasanya mulai usia 4 tahun.
Contohnya : anak mencium bau minyak wangi ibunya.
Dilain waktu ketika mencium bau yang sama dia tahu
bahwa itu bau minyak wangi ibunya.







Ages 6 – 11 yrs.
7-11 years
Intelligence is symbolic and logical
Operations and strategy
Physical and mental process can be reversed,

and can cancel out each other.
– Can do these things:
• Seriation: Putting items in height order
• Classification: daisies and roses
• Conversation: same properties even if it appears
different.
• Numbers, volumes, shapes, spatial developments




Ability to reason logically with concrete but not
abstract concepts
Characterized by:







reversibility
decentration
ability to “conserve”
multiple classification
seriation

CONCRETE
OPERATIONS









Operasional kongkrit artinya anak hanya mampu
berpikir dengan logika jika memecahkan
persoalan-persoalan yang sifatnya kongkrit atau

nyata.
Cara berpikir ini dilakukan dengan cara
mengamati atau melakukan sesuatu yang
berkaitan dengan persoalan itu. Dalam
memahami konsep akan mudah bila pengertian
konsep tersebut dapat diamati, misalnya
seorang anak dapat mengerjakan matematika
bila divisualisasikanm baik berupa bentuk,
warna maupun ujud benda.
Pada tahap ini, kemampuan konservasi anak
sudah berkembang bersama-sama dengan
kemampuan mengklasifikasikan, merangkai
berdasar urutan dan kemampuan tentang
konsep angka.
Sekalipun pada tahap ini anak telah mampu
menggunakan operasi yang cukup kompleks
dalam memecahkan masalah, namun proses
berpikir anak masih terbatas pada kejadiankejadian yang bersifat konkrit.

OPERASIONAL

FORMAL







11-16 years
– Formulate hypothesis, then
testing
• Abstract thought
• Formulate outcome of
problems (predict)
• Deductive reasoning
• Death, freedom, infinity, and
justice
Kemampuan berpikir deduktifinduktif
Kemampuan berpikir berdasarkan
berbagai alternatif

Kemampuan mengembangkan suatu
proposisi
Kemampuan menarik generalisasi
dan inferensi dari berbagai obyek
kategori yang beragam

Piaget’s Theory of Cognitive Development:
Formal Operations
• Early Adolescence and
Adulthood
• Characterized by:





Propositional thinking
Experimental reasoning
Idealistic Egocentrism
Conceptualizes combos


“EVERY TIME WE TEACH A CHILD SOMETHING, WE KEEP
HIM FROM REINVENTING IT. ON THE OTHER HAND,
EVERY TIME A CHILD DISCOVERS IT FOR HIMSELF, IT
REMAINS WITH HIM FOR THE REST OF HIS LIFE.”
Jean Piaget

Implikasi
• Lingkungan belajar harus mendukung aktivitas anak – bersifat
penemuan, eksperimen (discovery learning)
• Anak harus aktif melakukan percobaannya sendiri. Ia mampu
membangun konsepnya sendiri, dan tidak semata-mata
mengadopsi konsep gurunya. anak melakukan percobaan
terhadap benda-benda, melihat apa yang terjadi, memanipulasi
simbolsimbol, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari
jawaban oleh dirinya sendiri, mencocokkan apa yang ditemukan
pada saat itu dengan apa yang ditemukan pada saat lain, serta
membandingkan hasil penemuannya dengan yang ditemukan
anak-anak lain
• Interaksi anak dengan kelompok sebayanya merupakan

sumber penting bagi perkembangan kognitif
• Mengadopsi/menggunakan strategi pengajaran yang
membuat anak sadar akan konflik (pertentangan) dan
ketidakajegan dalam berpikirnya