Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

Apa itu Motivasi ?
• Apa itu “motivasi”? Ditinjau dari etimologinya, “motivasi”
berasal dari kata Latin motivus atau motum yang berarti
menggerakkan atau memindahkan. Dari asal-usul kata ini,
Lorens Bagus, dalam Kamus Filsafat, mengartikan motivasi
atau motif sebagai dorongan sadar dari suatu tindakan untuk
merumuskan kebutuhan-kebutuhan tertentu manusia. Motivasi
memainkan peranan penting dalam menilai tindakan manusia,
karena pada motif-motif itulah terkandung arti subyektif dari
tindakan tertentu bagi orang tertentu.
• Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang
yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya
dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari
dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari
luar individu (motivasi ekstrinsik).

suat
u
yan kondi
g
si

men
y
atau ebabk
an
men
i
peri mbulk
an
laku
tert
e
mem ntu da
n
dan beri ar yang
a
k
pad etahan h
a t in
an
ters

g
ebu kah la
t
ku

AP Photo/ Rocky Mountain News, Judy Walgren

Alan Ralston
termotivasi untuk
terus bertahan
hidup, memotong
lengannya untuk
membebaskan diri
dari batu yang
menjepitnya pada
saat panjat tebing.
Alan Ralston

Klasifikasi motive
Berdasarkan asalnya:

1. Motive dasar/primer/drive/need: motive yang dibawa sejak
lahir. Berhubungan dengan kelangsungan hidup individu dan
erat hubungannya dengan kebutuhan biologis, misal: makan,
minum, hubungan seksual.
2. Motive yang dipelajari/sekunder/psikologis: motive yang
dipelajari dari lingkungannya, misal: motif untuk mentaati
sopan santun, bergaul,
Akibat motive yang dipelajari:





Tujuan menjadi lebih khusus
Motive dapat digabung menjadi lebih kompleks
Cara untuk mencapai tujuan dapat berubah menjadi tujuan itu sendiri
Stimulus yang baru mampu membangkitkan suatu motive

Klasifikasi menurut Woodworth
1. Motive yang berdasarkan kebutuhan internal dan

jasmani, misal: lapar timbul motive mencari
makanan.
2. Motive darurat/emergensi: motive yang muncul
bila situasi menuntut aktivitas yang cepat dan
kuat.
3. Motive yang obyektif: motive yang diarahkan
pada penanganan obyek/manusia yang berada
dalam lingkungannya secara efektif, misal:
motive untuk melalukan eksplorasi

Klasifikasi berdasarkan terjadinya
1. Motive intrinsik: motive yang timbul dari
dalam diri seseorang tanpa ada pengaruh
dari luar. Misal: siswa belajar karena ingin
pandai.
2. Motive ekstrinsik: motive yang timbul
karena pengaruh dari luar. Misal: belajar
karena disuruh

Motive dan tingkah laku

Hubungan antara motive dan tingkah laku
manusia sering tidak begitu jelas.
• Motive yang sama dapat muncul dalam
tingkah laku yang berbeda
• Tingkah laku yang sama bersumber dari
motive yang berbeda.
• Berbagai motive yang berbeda muncul di
dalam satu tingkah laku yang sama (tingkah
laku yang terjadi dalam waktu bersamaan)

Direction
= arah

Motivasi ?

Intensity
= keseriusan

I was
saying

"I'm the
greatest”

Persistence
= ketekunan

It's not that
I'm so
smart, it's
9
just that
I
stay with

Teori-teori Motivasi
Teori-Teori
Kebutuhan:
• Drive-Reduction
Theory
• Homeostasis

• Incentives
• Teori kebutuhan
Maslow
• Teori Dua Faktor
Herzberg

Process
theories
• Expectancy
Theory
• Goal Setting
Theory

Teori Motivasi









Teori Hierarki (Abraham H.Maslow, 1943)
Teori ERG (Clayton Alderfer, 1972)
Teori Kesehatan – motivator / Dua Faktor (Frederick Herzberg,1966)
Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregor)
Teori Motivasi kebutuhan (McClelland)
Teori Harapan (Victor H.Vroom, 1964)
Teori penetapan tujuan / goal setting theory (Edwin Locke)

Maslow

Alderfer

Herzberg

Mcgregor

Mc Clelland


vroom

Locke

Teori Psikologi Insting &
Evolusi
Insting atau Naluri adalah perilaku kompleks yang
mempunyai pola tetap pd seluruh spesies yang
berbeda dan tidak dipelajari (Tinbergen, 1951).

Tony Brandenburg/ Bruce Coleman, Inc.

© Ariel Skelley/ Masterfile

Wanita membangun berbagai jenis rumah
burung membangun hanya satu jenis sarang.

Drive-Reduction Theory

Drive-Reduction Theory

•Teori Reduksi Dorongan

gagasan bahwa kebutuhan fisiologis menciptakan dorongan
(drive) yang memotivasi organisme untuk memenuhi
kebutuhan
Ketika teori naluri motivasi gagal ia digantikan oleh teori
pengurangan dorongan. (Hull, 1951).

Arousal Theory =
Teori Gairah
• Orang-orang mencari
tingkat optimal gairah
yang bisa
memaksimalkan
kinerja mereka.

Teori Psikososial :
1. Incentive -motivation =
motivasi Insentif - hasil dari
“tarikan" rangsangan

lingkungan eksternal

2. Cognitive -motivation =
motivasi Kognitif dipengaruhi
oleh atribusi dan harapan.

Incentive
Where our needs push, incentives (positive
or negative stimuli) pull us in reducing our
drives.
Dimana kebutuhan kita dorong, insentif (rangsangan positif atau
negatif) menarik kita dalam mengurangi drive kita.
A food-deprived person who smells baking bread
(incentive) feels a strong hunger drive.

Teori Biopsikososial:
1. Hierarki kebutuhan Maslow:
interaksi kebutuhan biologis,
psikologis, dan sosial; motif
yang lebih rendah (fisiologis
dan keamanan) harus
dipenuhi sebelum kebutuhan
yang lebih tinggi (milik,
harga diri)

Hirarki Kebutuhan

Joe Skipper/ Reuters/ Corbis

Mario Tama/ Getty Images

David Portnoy/ Getty Images for Stern

Menahem Kahana/ AFP/ Getty Images

Hurricane Survivors

Teori Hierarki
Abraham H. Maslow (1943,1954)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)





Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat
bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan
intelektual;
kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol
status; dan
aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan
sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan
kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam
mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah
memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada
kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

Maslow
Theory hierarchy of needs

Teori Kesehatan – motivator
/ Dua Faktor
Frederick Herzberg (1966)


Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber
dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene
atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang
berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan seseorang.



Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain
ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan
bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan
faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status
seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan
atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik
penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi,
sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan
yang berlaku.

Teori Dua Faktor Herzberg

Jetidak puasan
dan
Tidak termotivasi

Tidak puas
tetapi
Tidak termotivasi

Faktor Kebersihan
•Kebijakan perusahaan
•Kualitas pengawasan

Kepuasan positif
dan termotivasi

Faktor Motivasi
•Achievement = prestasi
•Career advancement = kemajuan karir

• Hubungan dengan orang lain

•Personal growth = pertumbuhan pribadi

•kehidupan pribadi

•Job interest = minat pekerjaan

•Tingkat gaji

•Recognition = pengakuan

•keamanan pekerjaan

•Responsibility = tanggung jawab

• kondisi kerja

Perbedaan teori Maslow (1943) &
teori kesehatan Motivasi Herzberg (1966)

Teori Kebutuhan
Maslow

Herzberg

Self-Actualisation
Motivators

Esteem

Social
Safety
Physiological

Hygiene
Factors

Expectancy Theory =
Teori Pengharapan
(Vroom)

Individual
Effort

1

Individual
Performance

2

Organisational
Rewards
3

1. Effort-Performance relationship = Expectancy
2. Performance-Rewards relationship = Instrumentality

Personal
Goals

3. Rewards-Personal goals relationship = Valence

Prentice Hall, 2001

Chapter 6

27

Teori Goal Setting = Penetapan Tujuan
Tujuan
khusus
Sulit
Diterima

Dampak pd Diri
Directs attention
Energises
Encourages persistency
New strategies developed

Feedback

Performansi

Sumber motivasi :
- Internal
- Eksternal

Motivasi

Motivasi
internal
 dorongan dari
dalam diri untuk
melakukan
sesuatu.

Nick Vujivic

Motivasi eksternal
 dorongan yang diperoleh dari faktor luar
dalam melakukan sesuatu.

Pikirkan !!!
Apa bakat dan minatmu?
Apa tujuan karirmu yang ingin
dicapai?
Apa yang ingin kau raih dalam 2 tahun
ini?
Apa tujuan pribadimu?

Memotivasi Diri Sendiri
• Lakukan sekarang
• Mulailah dari yang ringan
• jangan menunggu datangnya mood
atau inspirasi
• Solusi akan datang jika sudah dicoba

Teori ERG
Clayton Alderfer (1972)








Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan hurufhuruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness
(kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat
persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence”
dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada
dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna
sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai
jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak.
Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih
rendah telah dipuaskan;
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan
untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena menyadari
keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara
lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.

ERG Theory
Clayton Alderfer (1972)

Teori Motivasi X dan Y
(Douglas McGregor)
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai
sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung
membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.





Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X:
Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan
sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat
asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.





Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat
berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang
menduduki posisi manajemen.

Teori Motivasi X dan Y
(Douglas McGregor)

Teori Motivasi kebutuhan
(McClelland)




Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori
kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement
(N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang
akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut
sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi,
atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat
mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai
standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan
pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”

Teori Harapan
Victor H.Vroom (1964)


Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori
ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya.



Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara
tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu
tersebut.

Teori penetapan tujuan
/ goal setting theory
(Edwin Locke)


Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan
mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model
instruktif tentang penetapan tujuan.



Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan
merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan
apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.

Konflik Motive
Ini terjadi jika seseorang dalam waktu yang
bersamaan menghadapi berbagai motive, sehingga
di dalam dirinya akan terjadi pertentangan

1. Konflik Approach – Approach
individu menghadapi 2 motive yang samasama mengandung nilai-nilai positip dan
kadar nilainya hampir sama kuat.

+

O

+

Konflik Motive
2. Konflik Approach – Avoidance
individu menghadapi satu obyek yang mengandung
nilai positip dan nilai negatif.

+
-

O

3. Konflik Avoidance – Avoidance
individu menghadapi situasi yang sama-sama
mempunyai nilai negatif. Yang menjadi konflik
adalah individu harus menerima salah satu.

O

Konflik Motive
4. Konflik Approach – Avoidance
individu menghadapi 2 motive yang samasama mengandung sekaligus nilai positip dan
nilai negatif, hal ini menimbulkan respon
untuk menghindari atau mendekati.

+

O

+

Reaksi terhadap konflik
1.
2.

3.

Mengadakan seleksi/pemilihan, akan mudah dilakukan
bila perbedaan nilainya sangat jelas.
Mengadakan kompromi, misalnya menggabungkan
keduanya, tetapi tidak semua konflik dapat
dikompromikan, atau memilih satu obyek dahulu untuk
dipuaskan, kemudian pindah ke obyek lain (shifting).
Sikap meragukan, sering terjadi bila orang menghadapi
konflik double approach – avoidance.

Prinsip Goal Gradient >< Gradient of
Avoidance
• Prinsip goal gradient: semakin dekat individu
pada tujuan semakin besar motivenya.
• Tindak lanjutnya: tujuan yang panjang dibagibagi menjadi beberapa unit tujuan yang lebih
kecil.
• Prinsip gradient of avoidance: semakin dekat
individu pada tujuan, semakin besar motive
untuk menghindari  perlu diterapi.

Mengukur Motive
• Motive juga mempunyai aspek kuantitatif, sehingga
kekuatan motive dapat diukur, tetapi motive tidak
dapat diukur secara langsung, melainkan dengan cara
tidak langsung, misalnya dengan mengukur tingkah
lakunya.
• Motive dikatakan lebih kuat apabila motive itu dapat
mengalahkan atau melemahkan motive yang lain.

Metode untuk mengukur motive
1. Metode Obstruction/rintangan
percobaan untuk mengukur beberapa motive
antara lain motive maternal, haus, lapar, seksual,
eksplorasi

A

B

C

D

A : diletakkan tikus yang dilaparkan
B : bagian yang diberi kisi-kisi yang dialiri listrik
D : diletakkan incentif yang diperlukan tikus

Jalannya percobaan metode rintangan
• Ada 2 motive secara bersamaan yang diukur,
kedua motive harus berlawanan, misalnya
motive mendapatkan makanan/air dengan
motive menghindari rasa sakit.
• Motive mana yang paling kuat? Bila motive
mencari makanan lebih kuat daripada
menghindari rasa sakit tikus mampu
melewati rintangan untuk mendapatkan
makanan.

Hasil penelitian metode rintangan


Beberapa kali percobaan dengan
menggunakan waktu 20 menit, hasil
kekuatan motive dapat diurutkan:
1.
2.
3.
4.
5.

Motive maternal
: 22,4 %
Motive haus
: 20,4 %
Motive lapar
: 18,2 %
Motive seksual : 13,8 %
Motive eksplorasi
: 6,0 %

• Motive2 saling berhubungan, apabila motive
lapar sangat kuat, ternyata motive seksual
menurun. Jadi hubungannya saling
melemahkan.
• Tikus yang berada dalam kondisi sangat haus
dan sangat lapar, ternyata motive haus lebih
besar dari motive lapar.
• Pada manusia, motive untuk berprestasi turun
dalam belajar apabila individu sedang dalam
keadaan jatuh cinta.

2. Metode Belajar




Metode untuk mengukur kekuatan motive tentang
kesiapan terhadap tugas2 yg dipelajari dlm kondisi
motivasi berbeda. Dlm kondisi motive kuat subyek
lebih cepat belajar.
Jalannya percobaan:
 Dalam percobaan ini, tikus dibagi dalam 3 kelompok:
1. Tikus dlm kondisi sangat lapar dan sangat haus
2. Tikus dlm kondisi sangat lapar dan agak haus
3. Tikus dlm kondisi agak lapar dan sangat haus

 Waktu yang digunakan untuk penelitian 9 hari.
 Selama 9 hari, tikus diberi makanan campuran bekatul. 9 hr
kmd incentifnya air. Ternyata kelompok yg belajar lbh cepat adl
kelp pertama, yi tikus dlm kondisi sangat lapar dan sangat haus.
Mereka mengalami kesiapan dlm mempelajari dan
menyesuaikan diri dg kondisinya, krn lbih cepat mendapatkan
incentifnya.

3. Metode Kuesioner



Metode kuesioner digunakan untuk
mengukur motive pada manusia.
Hasil penelitian, ternyata dlm kehidupan
sehari-hari, urutan kekuatan motive pada
manusia:
a.
b.
c.
d.

Motive lapar
Motive cinta pada keturunan (maternal)
Motive kesehatan (menghindari kesakitan)
Motive seksual