Index of /ProdukHukum/kehutanan

LAPORAN KEUANGAN

DEPARTEMEN KEHUTANAN
BAGIAN ANGGARAN 999.06
999.06
TAHUN 2009
(Audited)
Untuk periode yang
berakhir 31 Desember 2009

Gedung Manggala
Wanabhakti
Jl Jend Gatot Subroto
Jakarta

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999 Tahun 2009 (Audited)

KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, dan Undang-Undang APBN Nomor 26 Tahun 2009 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Tahun Anggaran 2009, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Departemen Kehutanan adalah salah satu Kementerian Negara/Lembaga yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan
keuangan berupa Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Peraturan Menteri Keuangan nomor
196/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Belanja
Subsidi dan Belanja Lain-Lain pada Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan,
Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.27/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Pelaporan
Keuangan Pemerintah Lingkup Departemen Kehutanan serta Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan nomor PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sehubungan dengan Laporan Keuangan Tahunan ini, perlu kami kemukakan halhal sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan dan
belanja. Berdasarkan laporan ini, realisasi Penerimaan Negara dan Hibah Tahun

2009 adalah sebesar Rp396,211,816,700,-. Tidak terdapat Estimasi Pendapatan
Negara dan Hibah pada DIPA BA 999.06 Tahun 2009. Sementara itu, realisasi
Belanja Negara adalah sebesar Rp309,328,265,474,- atau 78.45% dari anggaran
sebesar Rp394,296,894,000,-.
2. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas
kementerian negara/lembaga Tahun 2009. Dari Neraca tersebut diinformasikan
bahwa nilai Aset adalah sebesar Rp5,324,096,666,- dan Kewajiban sebesar
Rp3,216,600,916,- sehingga Ekuitas Dana (kekayaan bersih) Departemen
Kehutanan per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp2,107,495,750,-.
3. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan
dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat
dalam laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi uraian tentang
kebijakan fiskal, kebijakan akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan,
daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran
dan Neraca;
Kata Pengantar - i

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999 Tahun 2009 (Audited)

4.


Laporan Keuangan Tahun 2009 ini berstatus sebagai laporan keuangan yang
telah diperiksa (audited).

Kami menyadari bahwa Laporan Keuangan Tahun 2009 ini masih belum
sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang
membangun dari para pengguna laporan keuangan ini. Kami akan terus berupaya untuk
dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan akurat
sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Diharapkan
penyusunan Laporan Keuangan ini dapat meningkatkan akuntabilitas publik.

Jakarta,
Mei 2010
Sekretaris Jenderal,
Ttd.
Boen M. Purnama
NIP 19511026 197903 1 001

Kata Pengantar - ii


 u t
  tu


.06 Tahun 2009 (Audited)

 

Halaman
Kata Pengantar
Indeks Isi
Indeks Tabel
Indeks Grafik
Indeks Singkatan
Indeks Catatan atas Laporan Keuangan
Pernyataan Tanggung Jawab
Pernyataan Telah Direvieu
I. Ringkasan
II. Laporan Realisasi Anggaran ( LRAKT perbandingan 2009 dan 2008)
III. Neraca (NSAIKPT perbandingan 2009 dan 2008)

IV. Catatan atas Laporan Keuangan
A. Penjelasan Umum
A.1. Dasar Hukum
A.2. Kebijakan Teknis Kementerian Negara/Lembaga
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.4. Kebijakan Akuntansi
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B.1. Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran
B.2. Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
C.1. Penjelasan Umum Neraca
C.2. Penjelasan Per Pos Neraca
D. Pengungkapan Lainnya
Laporan-laporan Pendukung sesuai Peraturan Dirjen Perbendaharaan
Nomor PER-51/PB/2008
 LRA Pendapatan
 LRA Belanja
 Neraca Percobaan
Laporan Barang Pengguna
 Laporan Barang Pengguna Tahunan

 Laporan Kondisi Barang
Lampiran-lampiran lainnya sebagai pendukung CaLK

i
ii
iii
iv
v

1

3
3
3
3
9
12
17
17
17

21
21
21
27

  – i

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

&'()*+ ,-.)/

Halaman
Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2009 dan 2008
Tabel 2. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008
Tabel 3. Rekapitulasi Jumlah Satker Menurut Wilayah
Tabel 4. Rekapitulasi Jumlah Satker Menurut Wilayah
Tabel 5. Realisasi Pendapatan dan Belanja
Tabel 6. Rincian Pendapatan Tahun 2009 dan Tahun 2008
Tabel 7. Komposisi Neraca Tahun 2009 dan Tahun 2008
Tabel 8. Rincian Persediaan Tahun 2009

Tabel 9. Rincian Tanah Tahun 2008
Tabel 10. Rincian Peralatan dan Mesin Tahun 2008
Tabel 11. Rincian Peralatan dan Mesin Tahun 2009
Tabel 12. Rincian Gedung dan Bangunan Tahun 2008
Tabel 13. Rincian Jalan, Irigasi dan Jaringan Tahun 2008
Tabel 14. Rincian Jalan, Irigasi dan Jaringan Tahun 2009

1
2
10
11
17
19
21
22
23
23
24
25
25

26

 ! "#$% – ii

0123415 67815915 :7214;7? @@@ A1=85 BCC@ (?8DE;7D)
RSTUVW XYZFIK
[\]\^\_
`a\bcd ef gh_i\j\k\_ lhm\a\ i\_ [cn\o p\oq_ rsst i\_ rss8
Grafik 2. Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2009

18
20

FGHIJK LMNOPJ Q iii

uvwxyvz {|}vz~vz |wvy€||z {|‚}€vzvz ƒ„ ……… †v‚}z ‡ˆˆ… („}‰Š€|‰)
—˜™š›œ SINGKATAN
žŸ 
PŸN¬P


¡ ¢££¤¥¤¢ P¦¢§¤¨¤©¤¢ §¤¢ Ÿ¦ª¤¢«¤ N¦£¤¥¤
u¤®¤¢
¡ ¢££¤¥¤¢ P¦¢§¤¨¤©¤¢ §¤¢ Ÿ¦ª¤¢«¤ N¦£¤¥¤ P¦¥­

ŸP¯
ŸUN
´µ

¡ Ÿ¤§¤¢ P¦°¦¥±²¤s ¯¦¤u¢£¤¢
¡ Ÿ¦¢§¤®¤¥¤ U°³° N¦£¤¥¤
u£¤±
¡ ´¤¦¥¤® ª±¥¤¢ µ¢

´¶P
¶¶UP¸
¶¸P¸
¯ž¯NL

¡
¡

¡
¡

´¤·¤t¥ ¶s±¤¢ P¦ª¤²¤s ¢¤¤¢ ¢££¤¥¤¢
¥¤¢ ¶«±¢ Us¤®¤ P¦°¤¢·¤¤©¤¢ ¸u
¤t¢
¶u
¥¤¢ ¸¤² P¦¢£³¤s ®¤¤¢ ¸¤u

¶u
¯¤¢to
¥ P¦ª¤¹¤¢¤¢ ¯¦²¤¹¤¤¢ N¦£¤¥¤ §¤¢ L¦ª¤¢£

LR

PNŸP
RLPµ

¡
¡
¡
¡

L¤¨o¥¤¢ R¦¤ª±º¤º± ¢££¤¥¤¢
M¤©¤ ¢££¤¥¤¢ P¦¢¦¥±°¤¤¢ » P¦¢£¦ª¤u¥¤¢
P¦¢¦¥±°¤¤¢ N¦£¤¥¤ Ÿ²u¤¢ P¤«¤²
R¦®¤­±ª±¤tº± L¤®¤¢ §¤¢ P¦¥®¤t
u¢¤¢ µos±¤ª

µ¶
µ¯
µP
µ¶M¯¬ŸMN
µ¯ž
¼
¼Ÿ
¼½L
¼¾R
¼P

¡
¡
¡
¡
¡
¡
¡
¡
¡
¡
¡

¦° ²¢
u¤t¢s± ¶¢s¤t¢s±
µ±st
u¤t¢s± ¯¦¤u¢£¤¢
¦° ²¢
µ±st
u¤t¢±s P¦°¦¥±¢¤t®¤¢
µ©¤¢§¤¥ ²¢
u¤t¢±s Ÿ¤¥¤¢£ M±ª±² N¦£¤¥¤
¦° ¶¢·o¥°¤s± M¤¢¤«¦°¦¢ §¤¢ ²¢
µ±ºt
µ³¥¤© ¯³¤º¤ P¦¢££³¢¤ ¢££¤¥¤¢
u ¢££¤¥¤¢
¼¤®¢
¼¤®¢
u ¢££¤¥¤¢ Ÿ¦¥«¤ª¤¢
¼¤®¢
u ¢££¤¥¤¢ ½¤¢£ L¤ªu
u¤¢
tu
t ¾¤¢t
¼¢
± Ru
£±
¼¤£±®¤¢ P¦¢«³¤ª¤¢ ¢£º¥u¤¢
U¤¢£ P¦¥¦s §±¤¤¢

UP

‹ŒŽ ‘’Œ“”•”Œ – iv

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN REALISASI APBN
Hal.

Pendapatan Negara dan Hibah
Catatan
Catatan

B.2.1
B.2.1.1

Belanja Negara
Catatan
B.2.2

Pendapatan Negara dan Hibah
Penerimaan Negara Bukan Pajak

18
18

Belanja Negara

20

NERACA
ASET
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan

KEWAJIBAN
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan

C.2.1
C.2.1.1
C.2.1.2
C.2.1.3
C.2.2
C.2.2.1
C.2.2.2
C.2.2.3
C.2.2.3

Aset Lancar
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas Lainnya dan Setara Kas
Persediaan
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Bangunan

C.2.4
C.2.4.1
C.2.4.2
C.2.5
C.2.5.1
C.2.6
C.2.6.1

Kewajiban Jangka Pendek
Uang muka dari KPPN
Pendapatan yang Ditangguhkan
Ekuitas Dana Lancar
Cadangan Persediaan
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Aset Tetap

21
21
22
22
22
22
23
24
25

26
26
5 26
26
26
27
27

¿ÀÁÂÃÄ ÅÆÇÈ É v

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

RINGKASAN
ÑÒÓÔÕÖÕÓ×ÕØ ÙÕÖÕÚ 55 ÕÛÕÜ (2) ÝØÔÕØÞ-ÝØÔÕØÞ (ÝÝ) ßàáàÓ 1 âÕãäØ 2004 ÜÒØÜÕØÞ
ÙÒÓåÒØÔÕãÕÓÕÕØ ßÒÞÕÓÕ ÔÕØ ÙÒÓÕÜäÓÕØ æÒØÜÒÓç èÒäÕØÞÕØ ßàáàÓ 171/Ùæèé05/2007,
áÒØÜÒÓçêëçáëçØÕØ ÚÒáåÕÞÕ ÖÒÚÕ×ä ÙÒØÞÞäØÕ ìØÞÞÕÓÕØ/ÙÒØÞÞäØÕ ÑÕÓÕØÞ áÒØyäÖäØ ÔÕØ
áÒØyÕáëÕç×ÕØ íÕëàÓÕØ èÒäÕØÞÕØ èÒáÒØÜÒÓçÕØ ßÒÞÕÓÕêíÒáåÕÞÕ (íèèí) yÕØÞ áÒÚçëäÜç
íÕëàÓÕØ îÒÕÚçÖÕÖç ìØÞÞÕÓÕØ, ßÒÓÕïÕð ÔÕØ ñÕÜÕÜÕØ ÕÜÕÖ íÕëàÓÕØ èÒäÕØÞÕØ ×ÒëÕÔÕ æÒØÜÒÓç
èÒäÕØÞÕØ ÖÒÚÕ×ä ëÒØÞÒÚàÚÕ òçÖ×ÕÚð ÔÕÚÕá ÓÕØÞ×Õ ëÒØyäÖäØÕØ íÕëàÓÕØ èÒäÕØÞÕØ ÙÒáÒÓçØÜÕã
ÙäÖÕÜ (íèÙÙ). íÕëàÓÕØ èÒäÕØÞÕØ óÒëÕÓÜÒáÒØ èÒãäÜÕØÕØ Ñì 999.06 âÕãäØ 2009 çØç ÜÒÚÕã
ÔçëÒÓç×ÖÕ àÚÒã ÑÕÔÕØ ÙÒáÒÓç×ÖÕ èÒäÕØÞÕØ.
íÕëàÓÕØ èÒäÕØÞÕØ óÒëÕÓÜÒáÒØ èÒãäÜÕØÕØ Ñì 999.06 âÕãäØ 2009 Audited çØç ÜÒÚÕã
ÔçÖäÖäØ ÔÕØ ÔçÖÕôç×ÕØ ÖÒÖäÕç ÔÒØÞÕØ ÙÒÓÕÜäÓÕØ ÙÒáÒÓçØÜÕã ßàáàÓ 24 âÕãäØ 2005 ÜÒØÜÕØÞ
õÜÕØÔÕÓ ì×äØÜÕØÖç ÙÒáÒÓçØÜÕãÕØ (õìÙ).
íÕëàÓÕØ èÒäÕØÞÕØ óÒëÕÓÜÒáÒØ èÒãäÜÕØÕØ Ñì 999.06 âÕãäØ 2009 Audited çØç
ÔçÖäÖäØ ÔÕÓç íÕëàÓÕØ èÒäÕØÞÕØ ÖÒÚäÓäã ÖÕÜäÕØ ×ÒÓôÕ yÕØÞ åÒÓÕÔÕ Ôç åÕwÕã óÒëÕÓÜÒáÒØ
èÒãäÜÕØÕØ ÔÕØ ÔçÖäÖäØ ÖÒïÕÓÕ åÒÓôÒØôÕØÞ.

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
íÕëàÓÕØ îÒÕÚçÖÕÖç ìØÞÞÕÓÕØ áÒØÞÞÕáåÕÓ×ÕØ ëÒÓåÕØÔçØÞÕØ ÕØÜÕÓÕ óÕòÜÕÓ öÖçÕØ
ÙÒÚÕ×ÖÕØÕÕØ ìØÞÞÕÓÕØ (óöÙì) âì 2009 ÔÒØÞÕØ ÓÒÕÚçÖÕÖçØyÕ, yÕØÞ áÒØïÕ×äë äØÖäÓ-äØÖäÓ
ëÒØÔÕëÕÜÕØ, åÒÚÕØôÕð ÖÒÚÕáÕ ëÒÓçàÔÒ 1 ÷ÕØäÕÓç Ö.Ô. 31 óÒÖÒáåÒÓ 2009.
îÒÕÚçÖÕÖç ÙÒØÔÕëÕÜÕØ ßÒÞÕÓÕ ÔÕØ øçåÕã ëÕÔÕ âì 2009 åÒÓÕÖÕÚ ÔÕÓç ÙÒØÒÓçáÕÕØ
ßÒÞÕÓÕ Ñä×ÕØ ÙÕôÕ× ÖÒåÒÖÕÓ îë 396,211,816,700,-. âçÔÕ× ÜÒÓÔÕëÕÜ ÒÖÜçáÕÖç ÙÒØÔÕëÕÜÕØ
ßÒÞÕÓÕ ÔÕØ øçåÕã ëÕÔÕ âì 2009.
îÒÕÚçÖÕÖç ÑÒÚÕØôÕ ßÒÞÕÓÕ ëÕÔÕ âì 2009 ÕÔÕÚÕã ÖÒåÒÖÕÓ îë 309,328,265,474,- ÕÜÕä
áÒØïÕëÕç 78,45% ÔÕÓç ÕØÞÞÕÓÕØØyÕé ÷äáÚÕã ÓÒÕÚçÖÕÖç ÑÒÚÕØôÕ ÜÒÓÖÒåäÜ åÒÓÕÖÕÚ ÔÕÓç
ÓÒÕÚçÖÕÖç ÑÒÚÕØôÕ îäëçÕã æäÓØç.
îçØÞ×ÕÖÕØ íÕëàÓÕØ îÒÕÚçÖÕÖç ìØÞÞÕÓÕØ âì 2009 ÔÕØ 2008 ÔÕëÕÜ ÔçÖÕôç×ÕØ ÖÒåÕÞÕç åÒÓç×äÜ:
âÕåÒÚ 1. îçØÞ×ÕÖÕØ íÕëàÓÕØ îÒÕÚçÖÕÖç ìØÞÞÕÓÕØ âì 2009 ÔÕØ 2008
(dalam rupiah)
TA 2009

ùúûüýþýÿýû
úýý üýû
ý
úýû ý
þý
û
úýû ý
ùû ý
ýû  ý
úú
úýû ý ý
JUMLAH

Anggaran

Realisasi

0

396,211,816,700

394,296,894,000

TA 2008
Anggaran

Realisasi

0 1,759,044,517,938

309,328,265,474 1,961,364,824,000

1,935,247,042,044

0

0

0

0

0

0

0

0

309,328,265,474 1,961,364,824,000

1,935,247,042,044

394,296,894,000

ÊËÌÍÎÏÐÏÌ - 1

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

2. NERACA

  !"#"# $ %#%" # "%, w&#, '
$#%" ' ' %( ( ! ' '#'# ' %( ( !
"($y)
*$(+ ,"% '(+ "" - 5,324,096,666,- y %'## '# ,"% . ""
- 3,885,4747,166,- ' ,"% /% "" - 1,438,349,500,-.
*$(+ 0w&# '(+ "" - 3,216,600,916,- y $  0w&#
* 1'.
2% #%$ &$(+ 3$#%" 4 '(+ "" - 2,107,495,750,- y %'##
'# 3$#%" 4 . "" - 669,146,250,- ' 3$#%" 4 5vestasi sebesar
Rp1,438,349,500,-.
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 dapat disajikan sebagai
berikut:
Tabel 2. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008
Uraian

Tanggal Neraca
31 Desember
2009

31 Desember
2008

(dalam rupiah)
Nilai kenaikan/
(penurunan)

Aset
Aset Lancar

3,885,747,166

3,047,057,920

838,689,246

Aset Tetap

1,438,349,500

104,868,701,473

(103,430,351,973)

0

394,023,657,000

(394,023,657,000)

3,216,600,916

397,070,714,920

(393,854,114,004)

669,146,250

-394,023,657,000

394,692,803,250

1,438,349,500

498,892,358,473

(497,454,008,973)

Aset Lainnya
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi

3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menguraikan dasar hukum, metodologi
penyusunan Laporan Keuangan, dan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Selain itu,
dalam CaLK dikemukakan penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran, pendapatan, dan belanja diakui
berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas
Umum Negara (KUN). Sementara itu, dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan
ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset
dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dikeluarkan oleh dan dari KUN.
Dalam CaLK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan
keuangan serta informasi tambahan yang diperlukan.

 - 2

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum

A.1. DASAR HUKUM
rBK LFMn
uNOOP Qt Fn
t GH RQu
BC DEnFGH IDEnFHn Jom
FGHFnJQHFSFT

NC DEnFGH IDEnFHn Jom
rB LFMu
nNOOU tQn
tFHn VQW
r QE
nFMFFr FG JQHFSFT
PC VQrFXurFG VQYQZrntFM Jom
rNU LFMu
nNOO[
VQYQrZntFMFGC

Ft Hn \XFGEFS ]^unFt Zns
tQn

UC VQrFXurFG VQQmrZGtFM Jom
r8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
6. Peraturan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
171/PMK.05/2008 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
7. Peraturan Menteri Keuangan No. 196/PMK.05/2009 tentang Tata Cara
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja
Lain-Lain pada Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-51/PB/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

A.2. KEBIJAKAN TEKNIS DEPARTEMEN KEHUTANAN
Rencana
Strategis

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KEHUTANAN
a. Gambaran Umum.

Hutan Indonesia seluas 120,35 juta hektar merupakan kelompok
hutan tropis ketiga terbesar di dunia setelah Brasil dan Zaire,
mempunyai fungsi utama sebagai paru-paru dunia serta
penyeimbang iklim global. Dalam tataran global, keanekaragaman
hayati Indonesia menduduki posisi kedua di dunia setelah
Columbia sehingga keberadaannya perlu dipertahankan.
Selama tiga dekade terakhir, sumber daya hutan telah menjadi
modal utama pembangunan ekonomi nasional, yang memberi
dampak positif antara lain terhadap peningkatan devisa,
penyerapan tenaga kerja dan mendorong pengembangan wilayah
dan pertumbuhan ekonomi. BPS (2000) menunjukkan devisa
sektor kehutanan pada pelita VI /1992 - 1997 tercatat sebesar US$
16.0 milyar, atau sekitar 3,5% dari PDB nasional (Gambar 1).
Namun demikian pemanfaatan hasil hutan kayu secara berlebihan
dan besarnya perubahan kawasan hutan untuk kepentingan non

6787879 787: ;77u?n79

@A

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

klmunt nno pllnyqnqkno trpqnnyul qlqr nsnr lprpntnunm
nn
urosksunnov lkonprv wnnorsnux ylqnsnr nkrqnznyn un{| wls}nwntr
mnuto nont }n nt mnu~€
 ‚ƒƒ„ wr…lkr r}nkno ls qlns } ‚v83 juta
hektar per tahun dengan devisa hanya sebesar US$ 13.24 milyar,
atau terjadi penurunan sebesar 16,6 persen (Bappenas, 2003).
Pemerintah telah berupaya menangani permasalahan di bidang
Kehutanan antara lain dengan menetapkan kebijakan
pemberantasan pencurian dan perdagangan kayu illegal,
penanggulangan kebakaran hutan, restrukturisasi sektor
Kehutanan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan, serta
desentralisasi sektor kehutanan. Kebijakan tersebut dituangkan
dalam rencana - rencana kehutanan.
Dengan mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 41 tahun
1999.06, UU No. 25 tahun 2004, UU Nomor 32 tahun 2004,
Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2004 tentang Rencana
Kerja Pemerintah, PP No. 44 tahun 2004 tentang Perencanaan
Kehutanan dan peraturan lain yang terkait, disusun Rencana
Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra-KL) Departemen
Kehutanan Tahun 2005-2009, yang akan memberi arah
pembangunan kehutanan periode tersebut.
Renstra-KL ini juga memperhatikan lima kebijakan prioritas
pembangunan kehutanan 2005-2009 sebagaimana ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.456/MenhutVII/2004, yaitu:
a) Pemberantasan pencurian kayu di hutan negara dan perdagangan
kayu illegal;
b) Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan;
c) Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan;
d) Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan
hutan;
e) Pemantapan Kawasan Hutan.

b.

Visi dan Misi Departemen Kehutanan.
Sesuai dengan UU No. 41 tahun 1999.06 tentang Kehutanan pasal
3, kondisi hutan dan kehutanan Indonesia serta persetujuan DPRRI periode 2004-2009, visi pembangunan kehutanan ditetapkan
sebagai berikut :
Terwujudnya Penyelenggaraan Kehutanan untuk Menjamin
Kelestarian Hutan dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat.
Berdasarkan
visi
tersebut,
Departemen
Kehutanan
menyelenggarakan pengurusan hutan untuk memperoleh
manfaat yang optimal dan lestari serta untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Sasaran prioritas pencapaian visi jangka menengah Departemen

_`a`a`b `a`c d`eor̀b fgùnh`b

ij

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

’“”t•u–•n—˜™™š

›˜™™œ “s ž•Ÿ•  ž“ r¡t¢u

£¤ ¥“¦ž“•r –t•§•– “pn̈ur •n¡•©uª•– “pªr •Ÿ•–Ÿ•n¡•©u ««“Ÿ•«¬
˜¤ ¥““n•r ­•n pr – sp “pŸn“«lo••– ”ut•n «“ts•®  •–t•®• «• n
ª“nŸ•n¦“¦ž•nŸ¯n¦ n ¦•« £ —•s °u ±n ° ¥“nŸ“«lo••– ²ut•n
ª  s“t •­ p rovn s¬
³¤ ¥“¦ž•nŸ¯n•– ”•tunt•–•¦•– “s u•l § š ´ut• ²• ª•n“r ”•ž « t•§ 
”u•t – ª•– «•”•n“s u•l § š ´¯•t ²•¬
µ¤ ¥“¦ž“¡unt•– ˜™ un t¶•¦•– ·•§ ¸n•« ¦•–ª ® ¬
𤠥“n nŸ¡•°•– “pnª•p•°•n ¦•§•y®•¡•° ª  ª•«•¦ ª•– “s ¡ °•®
”u•t – “s ž“s•® ³™ ¹¬
6. Pengukuhan kawasan hutan minimal 30 % dari luas kawasan
hutan yang ada.
Berdasarkan UU No. 41 tahun 1999.06 tentang Kehutanan dan UU
No. 5 tahun 1990 tentang Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya serta persetujuan DPR-RI periode 2004-2009
tanggal 1 Desember 2004 misi Departemen Kehutanan dalam
pembangunan kehutanan ditetapkan sebagai berikut:
1. Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan
sebaran yang proporsional;
2. Mengoptimalkan aneka fungsi hutan dan ekosistem perairan
yang meliputi fungsi konservasi, lindung dan produksi kayu,
non kayu dan jasa lingkungan untuk mencapai manfaat
lingkungan sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan
lestari;
3. Meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS);
4. Mendorong peran serta masyarakat;
5. Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan
berkelanjutan;
6. Memantapkan koordinasi antara pusat dan daerah.
c.

Kondisi Yang Diinginkan.
Pembangunan kehutanan ke depan ditujukan untuk mewujudkan
pengelolaan hutan lestari yang dapat memberikan kesejahteraan
masyarakat yang secara umum tercermin pada kondisi ekologi,
sosial, ekonomi dan kelembagaan. Dengan memperhatikan
kondisi sumberdaya hutan saat ini, kondisi umum yang diinginkan
adalah:
1. Sumberdaya hutan dikelola secara optimal sesuai dengan daya
dukungnya;
2. Ekonomi masyarakat terutama pada masyarakat yang terlibat
dalam pengelolaan sumberdaya hutan meningkat sampai
dengan taraf sejahtera;
3. Produk hukum di bidang kehutanan yang berkeadilan
ditegakan dan diterapkan secara konsisten;

†‡ˆ‡ˆ‡‰ ‡ˆ‡Š ‹‡Œ‡or‰ Ž‡un‡‰

‘

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

4. Kewenangan dan tanggungjawab di bidang kehutanan
didelegasikan secara bertahap kepada pemerintah daerah
untuk meningkatkan pelayanan di bidang kehutanan ;
5. Pengelolaan sumberdaya hutan yang optimal didukung
dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(iptek), sumberdaya manusia yang profesional dan
sarana/prasarana yang memadai.
d.

Kebijakan, Program dan Kegiatan Pokok.
1. Kebijakan
Untuk mencapai sasaran pembangunan jangka menengah
sebagaimana di uraikan sebelumnya, Departemen Kehutanan
menetapkan 5 (lima) kebijakan prioritas periode 2005-2009
(Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.456/Menhut-VII/2004),
sebagai berikut:
1) Pemberantasan pencurian kayu di hutan negara dan
perdagangan kayu illegal;
2) Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri
kehutanan;
3) Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan;
4) Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar
kawasan hutan;
5) Pemantapan kawasan hutan.
2. Program
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan,
Departemen Kehutanan menetapkan 6 (enam) program
pembangunan kehutanan periode 2005-2009 yang telah
diintegrasikan kedalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. Program-program
pokok tersebut adalah sebagai berikut :
1) Program Pemantapan Keamanan Dalam Negeri;
2) Program Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumberdaya
Hutan;
3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam;
4) Program Rehabilitasi dan
Pemulihan Cadangan
Sumberdaya Alam;
5) Program
Pengembangan
Kapasitas
Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup;
6) Program Peningkatan Akses Informasi Sumberdaya Alam
dan Lingkungan Hidup.
3. Kegiatan pokok
Kegiatan pokok yang mendukung kebijakan prioritas
pembangunan Departemen Kehutanan adalah sebagai berikut:

º»¼»¼»½ »¼»¾ ¿»À»or½ Á»uÃn»½

Ä6

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

ÑÒ ÓÔÕÖÔ×r Øt×Ùר ÔpÚnÛurר Ü×Ýu ÞÛßßÔà×ß loààÛØàÒ á×n
p
Ôrá×à×nàר Ü×ÝuÛßßÔà×ßâ áÔnà×nÜÔàÛ×ãר ÜpoÜo רt×ä×
ß×ÛØ å
×Ò æÔnyÔáÛ×Üר ÛØçÕ
o
r ×ÙÛ Üo
l ×ÙÛ
èÜlo×Ù Û r×éר pÔÚnÛur×n
Ü×Ýêu
ÖÒ æÔnàà×ß×nà Õ×Ù×yä×Ü×ã pÔáßuÛ pÔÖmÔr××ntÙר
ÔÚnÛurר Ü×Ýëu
p
ÚÒ æÔÜunr ר à×nàì×nÔt rí×á×pítuרê
áÒ æÔnàÛntÔÛnsçÜר ß×nàÜ×í
èßרàÜ×í Üáor ÛØ×ÙÛ áÔnàר
Óîïðñèòóñâ ôÔõ×Üs×ר öàìnà á×nÔs ÜrtotÔÜr ×Ût ß×ÛØ
á×ß×Õ pÔnרà×nר ÛßßÔà×ß loààÛØà u
Ôor×ÙÛ áר
n
tÜu p
ÔÔnyßÔ×s Ûר ÛtØá×Ü Ûpá×n× ÜÔíut×nרê
p
p
o
p
ÔÒ æÔß×ÜÜuר
×uÝ× èup×Ý×
Ôr×ÙÛ
èÔop×r ÙÛ
p
ÔÕÖÔrרt×Ùר ÛßßÔà×ß àloàÛØà á×nÛßßÔà×l×rt áÔë
÷Ò ðÔÛvã×ßÛÙ×ÙÛ Ôs Ütor ÜÔít×uØ×n Üíu×sny ÛØáÛutsr
ÜÔíut×nרâ áÔnàר ÜÔàÛ×tר pÜoÜo רt×ä× ß×ÛØ å
×Ò æÔß×ÜÜuר ç×ÙÛßÛã×ÙÛ pÔÛnnàÜ×ãר pÔçroÕ
r ×ÚnÔ ÛØáÛu
tsr
ÜÔíut×nרê
ÖÒ æÔnàup×Ý×Üר Ôpß×Üsר×ר pÔnàÔßlo××níut×nÔl ts×äÛ
p
×á× ÷øø Ûnuã ñùÓúúô íut×n×ß×Õ áר ñùÓúúô úut×n
tר×Õ×ên
ÚÒ æÔnàup×Ý×Üר pÔÛnØàÜ×ãר oáprÜu ÖÜuר Ü×ÝuÞno
ÛtÕÖÔrçorÔtsáoprÚutÒê
áÒ æÔnàûpt ÛÕ×ßÜר ÓóBÓ áר ü×Ø× ðÔÖÛoÙ×ÙÛ ÞüðÒê
ÔÒ æÔçn×ÙÛßÛã×ÙÛ pÔÖmרànuר úòñ Ôs lu×Ù Ûm
ØÛÕ×ß ý õìt×
ú×ê
çÒ æÔçn×ÙÛßÛã×ÙÛ pÔÖmרànuר ítuר r×Üy×ã sÔlu×Ù ÷ õì×t
ú×ê
þÒ ðÔí×ÖÛßÛt×ÙÛ áר ÜoÔns×vr ÙÛ usÕÖÔár ×Ý× íut×ân áÔnàר
ÜÔàÛ×ãר pÜoÜo רt×ä× ß×Ûnå
×Ò æÔánnoàr ÔçÔÜÛtÿÛã
×Ù pÔß×Ü×s Ø×ר ðúï p×á× ×äÔ×l
Ôs lu×Ù ý õì×t ú× tÔrÕ×ÙÜu Ôr í×ÖÛßÛã×ÙÛ ítuר Õ×ànäovÔ
áר ítuר pרt×Û Þ60 % dalam kawasan hutan, 40 %
b)
c)
d)
e)

f)

luar kawasan hutan);
Pengelolaan dan pemanfaatan kawasan konservasi di
200 unit KSA/KPA;
Membentuk 20 unit model Taman Nasional dan dapat
beroperasi;
Penanggulangan kebakaran hutan;
Mengupayakan berfungsinya 282 DAS prioritas secara
optimal, termasuk berfungsinya daerah tangkapan air
dalam melindungi obyek vital (al: waduk, pembangkit
listrik tenaga air);
Mendorong peningkatan pengelolaan jasa lingkungan
melalui pengelolaan hutan wisata.

4) Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar
kawasan hutan, dengan kegiatan pokok antara lain :

ÅÆÇÆÇÆÈ ÆÇÆÉ ÊÆËÆorÈ ÌÍÆuÎnÆÈ

ÏÐ

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

a) Mendorong pengembangan ekonomi masyarakat di
dalam dan sekitar hutan;
b) Peningkatan iklim usaha kecil dan menengah serta
akses masyarakat kepada hutan;
c) Memberikan jaminan akan ketersediaan bahan baku
untuk UKM kehutanan;
d) Melanjutkan upaya pengembangan pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
(community
economic
empowerment).
5) Pemantapan kawasan hutan, dengan kegiatan pokok
antara lain :
a) Menfasilitasi terbentuknya unit pengelolaan hutan
KPHP, KPHL dan KPHK;
b) Mengupayakan penyelesaian penunjukan kawasan
hutan;
c) Mendorong penyelesaian penetapan kawasan hutan
pada 30 % luas kawasan hutan yang telah ditata batas;
d) Melakukan koordinasi, sinkronisasi dengan sektor lain
dalam proses penatagunaan kawasan hutan;
e) Mempertahankan keberadaan kawasan hutan yang
ada;
f) Menyediakan kelengkapan informasi SDHA, meliputi al:
potensi penutupan lahan, kayu komersiil dan non
komersiil, potensi non kayu, hidupan liar, jasa
lingkungan dan wisata;
6) Menyediakan data/informasi spatial dan non spatial
kehutanan.
e.

Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan atau GERHAN yang telah
dilaksanakan sejak tahun 2003 merupakan salah satu gerakan
moral yang mengajak semua pihak untuk mengubah pola pikir
(mind set) dari kebiasaan menebang pohon menjadi cinta
menanam dan memelihara pohon.
GERHAN merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan dan
lahan, yang ditempatkan pada kerangka Daerah Aliran Sungai
(DAS). Rehabilitasi mengambil posisi untuk mengisi kesenjangan
ketika sistem perlindungan tidak dapat mengambil sistem
budidaya hutan dan lahan, sehingga terjadi deforestrasi dan
degradasi fungsi hutan dan lahan.
GERHAN bertujuan untuk menanggulangi bencana banjir, tanah
longsor, kekeringan dan kebakaran hutan/lahan secara terpadu
dengan peran serta semua pihak (pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, pengusaha, LSM dan lain-lain).

  or u n


8

Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

o
p
r 
 u
!
!

u
s " "u
n
t pn  w!"u#
 ! "!

! !$u
 p n
t

w!
u" "!
ro& !nsnr p
%u
 p
'"
s

" ()* 
su
s !n p!
n"t


+
 ()*t "n& ()*$ ! pn
t  ",
m pn
y n

Pendapatan

PENDAPATAN DEPARTEMEN KEHUTANAN
n/t t'u
n0112 t!" !ts &" p! s"3r4.5.!

(&s
" .%" p
! 7p

 5'n
Bu
t n8'u
tn
u0112
!' 
s ,s  (p ( p9 2 6,211,816,700, - sedangkan Pendapatan Negara Bukan
Pajak pada tahun 2008 adalah sebesar Rp1,759,044,517,938,- sehingga terjadi
penurunan sebesar Rp1,362,832,701,238 (77,48%). Penurunan tersebut
dikarenakan antara lain karena adanya Pendapatan lain-lain yang berupa
Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL sebesar Rp.1,758,653,223,000,berupa escrow pada tahun 2008, sedangkan pada tahun 2009 escrow sebesar
Rp394,023,745,582,- diklasifikasikan pada Pendapatan dari Gerakan Nasional
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL).

.
nr  6

Belanja

BELANJA DEPARTEMEN KEHUTANAN
Realisasi belanja Departemen Kehutanan per 31 Desember 2009 sebesar
Rp309,328,265,474,- atau tercapai 78,45% apabila dibanding dengan
anggarannya sebesar Rp394,296,894,000,-. Sedangkan realisasi belanja pada
tahun 2008 adalah sebesar Rp1,935,247,042,044,- atau tercapai 98,67% apabila
dibandingkan dengan anggarannya sebesar Rp1,961,364,824,000,-. Dengan
demikian terjadi penurunan realisasi belanja pada tahun 2009 dibandingkan
tahun 2008 sebesar R1,625,918,776,570,- (84%).

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Departemen Kehutanan Tahun 2009 merupakan
laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas
pelaporan Departemen Kehutanan seperti satuan kerja dan Dinas Kehutanan
yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan
kepadanya. Laporan Keuangan Departemen Kehutanan disusun berdasarkan
penggabungan data/laporan keuangan satuan kerja Departemen Kehutanan
Tahun 2009 ini memperoleh anggaran yang berasal dari APBN sebesar
Rp394,296,894,000,- meliputi:
 Satuan kerja pusat/KP sebesar Rp394,296,894,000, Satuan kerja daerah/KD sebesar Rp. 0, Satuan kerja tugas pembantuan/TP sebesar Rp. 0, Satuan kerja tugas pembantuan/TP sebesar Rp. 0,Jumlah satuan kerja di lingkup Departemen kehutanan adalah 256 satker.
Dari jumlah tersebut satker yang menyampaikan laporan keuangan dan
dikonsolidasikan sejumlah 256 satker (100%). Rincian satuan kerja tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3.




   or  un 



Laporan Keuangan Departemen Kehutanan BA 999.06 Tahun 2009 (Audited)

trnXPQHHyU
GHIJlKL MJNHOPtQuHRP STQm
HU VHtNJrWJu
Yo

o\
Z[
l y_`
]^_

ab_^_n
p
ren^
]^l_y
_`cd^o

u
l_` f\n
w_ngn_n
fm
^sZ\\
Zd
l

Zj

jZ

u
l_`
fm
t \r
h_i

kd

kl

l

kl

l

kl

l

kl

m

nmnn

r
jZo f_i_t_

8

-

-

-

-

-

-

-

2

0200

Jawa Barat

10

-

-

-

-

-

-

-

3

0300

Jawa Tengah

3

-

-

-

-

-

-

-

4

0400

D.I. Yogyakarta

2

-

-

-

-

-

-

-

5

0500

Jawa Timur

4

-

-

-

-

-

-

-

6

0600

NAD

12

-

-

-

-

-

-

-

7

0700

Sumatera Utara

15

-

-

-

-

-

-

-

8

0800

Sumatera Barat

9

-

-

-

-

-

-

-

9

0900

Riau

3

-

-

-

-

-

-

-

10

1000

Jambi

2

-

-

-

-

-

-

-

11

1100

Sumatera Selatan

5

-

-

-

-

-

-

-

12

1200

Lampung

2

-

-

-

-

-

-

-

13

1300

Kalimantan Barat

8

-

-

-

-

-

-

-

14

1400

11

-

-

-

-

-

-

-

15

1500

3

-

-

-

-

-

-

-

3

16

1600

2

-

-

-

-

-

-

-

2

17

1700

Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
Sulawesi Utara

8
10
3
2
4
12
15
9
3
2
5
2
8
11

11

-

-

-

-

-

-

-

18

1800

Sulawesi Tengah

2

-

-

-

-

-

-

-

19

1900

Sulawesi Selatan

27

-

-

-

-

-

-

-

20

2000

10

-

-

-

-

-

-

-

21

2100

Sulawesi
Tenggara
Maluku

11
2
27
10

11

-

-

-

-

-

-

-

22

2200

Bali

7

-

-

-

-

-

-

-

23

2300

NTB

11

-

-

-

-

-

-

-

24

2400

NTT

18

-

-

-

-

-

-

-

25

2500

Papua

15

-

-

-

-

-

-

-

26

2600

Bengkulu

7

-

-

-

-

-

-

-

27

2800

Maluku Utara

6

-

-

-

-

-

-

-

28

2900

Banten

3

-

-

-

-

-

-

-

29

3000

Bangka Belitung

2

-

-

-

-

-

-

-

30

3100

Gorontalo

6

-

-

-

-

-

-

-

31

3200

Kep. Riau

5

-

-

-

-

-

-

-

32

3300

Papua Barat

9

-

-

-

-

-

-

-

33

3400

Sulawesi Barat

7

-

-

-

-

-

-

-

Jumlah

256

11
7
11
18
15
7
6
3
2
6
5
9
7
256

:;