113943 MQFM 2010 06 Fokus Hari Ini 19 Juni 2010

Assalamu'alaikum..// Rangkaian informasi aktual baik lokal/ nasional
maupun internasional/ terangkai dalam Fokus Hari Ini/ di kesempatan
Sabtu/ 19 Juni 2010// Kali ini bersama saya _____________/ dan
berikut informasi selengkapnya///
Kedaulatan Bahasa Indonesia Mulai Tergerus Bahasa Asing
Sabtu, 19 Juni 2010 11:50:00
YOGYA (KRjogja.com) - Derasnya pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia
menjadi satu hal yang meresahkan sekaligus menjadi tantangan. Pesatnya arus informasi
melalui berbagai media memudahkan memudahkan masuknya pengaruh asing kedalam
bahasa Indonesia yang makin hari makin sulit untuk dibendung.
"Di berbagai media luar ruang dan sebagian media massa yang ada, kita saksikan penggunaan
bahasa asing telah menjadi sesuatu hal yang lumrah. Kondisi demikian amat memprihatinkan bangsa
Indonesia yang cinta akan bahasa kebangsaannya. Sebaliknya mereka yang cenderung menggunakan
bahasa asing seakan-akan rasa kebangsaannya telah pudar," papar Peneliti Pusat Bahasa
Kementerian Pendidikan Nasional, Abdul Gaffar Ruskhan dalam saresehan bertema Pers Pancasila
dan Kedaulatan Bahasa Indonesia di kampus UTY, Sabtu (19/6).
Diterangkannya, didalam sosiologi bahasa memang terdapat dua pengaruh bahasa asing terhadap
suatu bahasa. Dalam hal ini, suatu bahasa dapat mengalami interferensi atau integrasi dari bahasa
lain. Interferensi terhadap bahasa inilah yang kini menjadi suatu hal yang cukup merisaukan.
"Ini karena hal tersebut akan mengganggu kemantapan kaidah Bahasa Indonesia. Paling tidak ada
kaidah leksikal, fonologis, morologis dan sintasis yang dipengaruhinya. Gangguan terhadap kaidah

leksikal dapat dipahami sebagai masuknya kosakata yang tidak sesuai dengan struktur kata bahasa
Indonesia. Sedangkan interferensi fonologis misalnya ditandai dengan pelafalan unsur serapan asing
yang tidak sesuai," terangnya.
Menurutnya, untuk mewujudkan bahasa Indonesia yang berdaulat ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi. Diantaranya adalah tersedianya peraturan perundangan, terwujudnya kemantapan
kaidah bahasa, terlaksananya ketertiban berbahasa masyarakat dan adanya kemampuan bahasa
Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Kesadaran masyarakat menggunakan bahasa Indonesia di berbagai ranah secara tertib akan
memperkuat perwujudan bahasa Indonesia yang berdaulat. Dalam hal ini media massa harus menjadi
mitra pusat bahasa yang penting termasuk dalam pengawasan pelanggaran penggunaan bahasa
Indonesia yang perlu untuk melibatkan berbagai pihak," imbuhnya. (Ran)
Perempuan Harus Dilibatkan dalam Pengambilan Kebijakan Negara
Sabtu, 19 Juni 2010 12:53 WIB
JAKARTA--MI: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD)Gusti Kanjeng Ratu Hemas
menekankan perempuan dan kebijakan negara tidakdapat dipisahkan. Oleh karena itu, perempuan
harus dilibatkan di dalamnya.
"kebijakan negara akan juga menyentuh perempuan. Tapi mengapa kita perempuan, ibu-ibu sekalian,
sering dianggap tidak perlu didengarkan," katanya dalam seminar perempuan Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (19/6).
Seminar perempuan tersebut menjadi rangkaian acara dalam musyawarah nasional yang diadakan

PKS dari sejak 16 hingga 20 Juni. Hadir pula dalam acara tersebut Sekjen PKS Anis Matta.

GKR Hemas yang juga istri Sri Sultan Hamenku Buwono X menekankan, perempuan harus bersisat
memainkan peran dengan baik. Perempuan harus sadar berperan ganda, yakni peran di rumah dan
peran di ruang publik.
GKR Hemas menceritakan bagaimana perjuangannya memainkan dua peran tersebut. Saat menjadi
Wakil Ketua DPD, ia mengaku ada pengorbanan yang harus diperlakukan. "Saya harus bolak-balik
Jakarta-Yogyakarta. Padahal saya juga harus urus anak-anak dan suami," tandasnya. (*/OL-01)

Dua Relawan MER-C Pulang ke Tanah Air
Sabtu, 19 Juni 2010 12:16 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Dibaca 245 kali
Bogor (ANTARA News) - Dua relawan Organisasi kegawatdaruratan kesehatan, Medical Emergency
Rescue Committee (MER-C) Indonesia, yakni Nur Fitri Moeslim Taher dan dr Arief Rachman
dijadwalkan kembali ke tanah air hari ini setelah mengikuti misi kemanusiaan "Flotilla to Gaza".
Anggota Presidium MER-C Indonesia dr Joserizal Jurnalis, Sp.BO saat menghubungi ANTARA,
Sabtu, menjelaskan bahwa Nur Fitri --yang karib disapa Upi--akan tiba dengan pesawat Turkish Air
dari Istanbul pada pukul 17.25 WIB, sedangkan Arief Rachman dengan pesawat Qatar Airways.
"Keduanya pulang setelah ikut dalam misi kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina di Jalur
Gaza bersama komunitas sipil berbagai negara, meski misi itu kemudian mendapat serangan oleh
tentara zionis Israel pada 31 Mei 2010," katanya.

MER-C Indonesia, mengirim empat relawan dan satu jurnalis, yakni Nur Fitri Moeslim Taher selaku
ketua tim dengan anggota dr Arief Rachman, Abdillah Onim, Nur Ikhwan Abadi, serta wartawan TV
One Muhammad Yasin.
Mereka ikut dalam misi bersama kelompok sipil dunia lainnya pada aksi yang digagas IHH (Insani
Yardim Vakfi), salah satu organisasi HAM dan kemanusiaan terbesar di Turki yang bermarkas di
Istanbul.
Joserizal juga menjelaskan bahwa MER-C Indonesia baru saja ditawari oleh Bulan Sabit Merah Iran
untuk misi pelayaran kemanusiaan membantu masyarakat Gaza, Palestina yang terus diblokade
Israel.
"Alhamdulillah Bulan Sabit Merah Iran mau bekerja sama. Mereka akan kirim kapal, kita (MER-C
dan Voice of Palestine/VOP) ditawarkan untuk ikut (misi pelayaran kemanusiaan ke Gaza)," katanya.
Ia baru saja pulang dari Teheran untuk berkoordinasi dengan pihak terkait di sana mengenai rencana
Iran mengirim kapal bantuan ke Gaza. Iran, katanya, juga menganjurkan kepada negara dengan
mayoritas penduduk Muslim untuk bisa berperan serta mengirim kapal dari negara masing-masing.
"Tentu, anjuran tersebut kita sambut baik," katanya.
Ia menjelaskan, ada dua misi MER-C Indonesia dalam isu Gaza, pertama kampanye pembukaan

blokade pelayaran dan mengadukan Israel ke Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa
Bangsa di Jenewa, serta mendesak pemerintah Indonesia mengadukan Israel ke Mahkamah
Kejahatan Antarbangsa di Brussel.

Sedangkan misi kedua, atau yang utama adalah mendirikan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza,
yang telah lama dirintis bersama antara masayarakat dan pemerintah Indonesia.
Misi membangun RS Indonesia di Gaza itu, berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan asal
Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga
Gaza, Palestina, akhir tahun 2008 hingga awal 2009.

AS Sumbang 60 Juta Dolar untuk Pengungsi Palestina
Sabtu, 19 Juni 2010, 06:40 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Menlu AS Hillary Clinton Jumat mengumumkan
bahwa AS akan menyumbang 60 juta dolar kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk
pengungsi Palestina."Sumbangan ini akan memberi pelayanan kritis seperti perawatan
kesehatan dan meningkatkan kehidupan 4,7 juta warga Palestina," kata pemimpin diplomat
AS itu pada upacara untuk menandai Hari Pengungsi Dunia.
Deplu AS mengatakan, dana itu akan membantu "pembangunan kembali dan rehabilitasi
sekolah-sekolah di Jordania, Suriah dan Tepi Barat, program setelah sekolah untuk anak-anak
pengungsi di Libanon, dan sistim penyerahan untuk membantu pengungsi menghadapi
kekerasan berdasar gender".
Bantuan baru itu menjadikan 95 juta dolar yang telah diberikan tahun ini. Departemen itu
mengatakan seluruh sumbangan AS akan meningkat menjadi 225 juta dolar pada Badan
Banuan dan Pekejaan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada akhir 2010.

Washington menyumbang 267 juta dolar pada UNRWA pada 2009.
Anggaran tahunan UNRWA adalah sekitar 600 juta dolar, tapi badan itu "sekarang ini
menghadapi kekurangan 161 juta dolar, termasuk 91 juta dolar untuk pengeluaran inti", kata
deplu AS.Dana itu termasuk gaji untuk guru-guru yang mendidik hampir 500.000 pengungsi
Palestina di wilayah tersebut.
Eric Schwarts, pembantu menlu untuk kependudukan, pengungsi dan migrasi, menyuarakan
kekhawatiran tentang kurangnya dana tersebut."Kami sangat khawatir akan sumber yang
tak memadai bagi UNRWA. Mereka sedang mengalami tantangan pembiayaan yang tinggi
dan signifikan," katanya.
"Kami akan bekerja ... untuk berupaya, sungguh-sungguh, untuk mendapatkan pemerintah
lain yang telah menyatakan kekhawatiran soal nasib pengungsi Palestina agar memberikan
bantuan lagi dengan murah hati," ia menambahkan.
Hillary Clinton menyatakan AS jelas sekali merupakan penyumbang bantuan terbesar dunia
pada pengungsi, dengan 1,74 miliar dolar yang dikeluarkan pada 2009.Ia mengatakan,
pengungsi merupakan "simbul semua tantangan yang kita hadapi". AS telah menyambut

sekitar 2,5 juta juta pengungsi sejak 1980.

Demikian seluruh rangkaian informasi dalam Fokus Hari Ini/ di
kesempatan Sabtu/ 19 Juni 2010// Atas nama Tim Kamar Berita yang

bertugas saya _______________/ mengucapkan terimakasih atas
perhatian sahabat/ Wassalamu'alaikum///