104821 MQFM 2009 09 Fokus Pagi 04 September 2009

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta
Edisi Jum'at, 4 September 2009
Tema: Ekonomi
Topik: Permasalahan Pangan di Indonesia

Sahabat MQ/ hari awal ramadhan para akademisi pertanian dihentakkan oelh pemberitaan/
yang menyatakan bangsa ini masuk dalam jebakan impor pangan// Jebakan tersebut
diberitaakn bahkan sampai menguras devisa sebanyak 5 miliar dolar AS/ atau sebanding
dengan 50 triliun rupiah devisa setiap tahunnya// Peringatan tersebut sebenarnya sudah
lama diteriakan oleh para pemerhati masalah pangan di Indonesia/ sayangnya peringatan
tersebuttidak terlalu ditanggapi serius oelh para pengambil kebijakan di negeri ini//
Sangat disayangkan memang/ setelah sekian tahun reformasi berjalan/ nyaris tak pernah
ada kebijakan yangberubah// Reformasi ekonomis tidak pernah menyentuh masyarakat tani
bagian bawah// Bahkan/ kebijakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah cenderung
emrugikan masyarakat tani miskin di Indonesia// Pemerintah dinilai sudah sangat kelewat
batas/ tanpa tanda tanda reorientasi kebijakan nasional yang mengarah kepada
perekonomian berbasis sumberdaya dalam negeri// Pemerintah dinilai masih saja
memanjakan Industri non-agro yang diperkirakan akan mengalami keterpurukan//
Sahabat MQ/ Hampir semua bahan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia
diperoleh dari IMPOR// Beras/ kedelai/ daging/ ayam/ telur/ gula/ sayuran/ dan buahbuahan dan bahkan garam yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dipenuhi oleh negara//
Meski Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber agraria/ hutan dan laut yang luas/ yang

merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya hewan dan tumbuhan yang menjadi sumber
makanan bagi umat manusia/ akan tetapi ketergantungan Indonesia terhadap pangan impor
semakin hari semakin menggila//
Dengan tidak menyadari bahwa kecenderungan semacam ini/ semakin mengancam kedaulatan
ekonomi nasional/ dan kehidupan mayoritas rakyat// Para pemegang kebijakan justru
semakin menggenjot impor pangan// Padahal impor pangan yang semakin menggila ini adalah
bentuk dis-insentif kepada masyarakat petani/ peternak/ masyarakat pedesaan/ dan bahkan
industri olahan makanan di dalam negeri// Saat ini terdapat sedikitnya 40,05 juta
pekerja sektor pertanian/ sebagian besar mengandalkan hasil ternak sebagai sumber
pendapatan tambahan di tengah sulitnya meraih keuntungan dari usaha tani tanaman
pangan// Sebanyak 2,57 juta bekerja di subsektor peternakan/ dalam pengertian sebagai
peternak sepenuhnya dan 2,56 juta di antaranya adalah peternak sapi potong//
Nah Sahabat MQ/ Sejauhmana bangsa ini mengalami keterpurukan masalah pangan?//
Bagaimana membenahi permasalahan pangan?// Untuk itu pada fokus pagi kali ini/ kiat
akan membahasnya dengan narasumber/ mereka adalah://
1. Pengamat Pertanian Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian –Prof. Dr. Mochammad Maksum
2. Sekretaris Desa Kabupaten Bantul -Gendut Sidarto-

3. Anggota Komisi VI DPR RI FPDIP – Aria Bima-


Nara Sumber 1 (8.15)
Pengamat Pertanian Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian
–Prof. Dr. Mochammad Maksum-

1. Tanggapan anda terhadap impor pangan yang selama ini tidak terkendali di
Indonesia seperti apa ?//
2. Dikatakan bangsa Indonesia telah terjebak masalah impor pangan// Dapat anda
artikan arti dari terjebak impor pangan kepada pendengar kami?//
3. Mengapa Indonesia yang jelas jelas negara maritim dan agraria namum masih
mengimpor pangan?//
4. Apakah dikarenakan jumlah penduduk di Indonesia tidak sebanding dengan pangan
yang tersedia?//
5. Bagaimana dengan kebijakan pemerintah terhadap permasalahan pangan ini?//
6. Diperkirakan devisa yang terkuras mencapi 50 triliun rupiah atas impor pangan di
Indoenesia// Tanggapan anda?//

7. Anda sebagai seorang yang berasal dari kalangan akademisi/ kira kira solusi apa
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan impor pangan ini?//
8. Bagaimana dengan swasembada pangan yang selama ini diiklankan/ apakah ini
merupakan penipuan tehadap masyarakat?//

9. Harapan anda terhadap para pembuat kebijakan?//

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Narasumber 3 (9.15)
Anggota Komisi VI DPR RI FPDIP
– Aria Bima-jam 8 beliau masih dipesawatBagaimana anda mengomentari masalah impor pangan yang melanda Indonesia?//
Seberapa parah permalahan impor ini?//
mengenai kedaulatan pangan Bangsa Indoensia/ anda melihatnya seperti apa?//
Apa yang menyebabkan ketergantungan impor pemerintah seolah olah tidak dapat
dilepas?//
Apakah adan melihat adanya pihak pihak yang dengan sengaja membiarkan hal ini?//
Dampak apa yang anda lihat akibat kebijakan impor ini terhadap para petani di

Indonesia?//
Indonesia sebagai negara agraris/ namun tidak mampu berswasembada pangan// Anda
melihat apa yang seharusnya dibenahi menghadapi permasalahan ini?//
Lalu dengan keadaan yang sudah seperti saat ini/ bagaimana cara terbaik untuk
membangkitkan kedaulatan pangan diIndonesia?//

Nara Sumber 2 (8.45)
Sekretaris Desa Kabupaten Bantul
-Gendut Sidarto1. Bantul dinilai sebagai daerah yang berhasil melakukan swasembada pangan/
sebenarnya langkah upaya apa yang telah dilakukan masyarakat bantul?//
2. Mengenai adanya impor pangan yang membanjiri indonesia/ apakah hal tersebut cukup
berpengaruh?//
3. Kebijakan kebiajakan apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten
Bantul dalam menciptakan kedaulatan pangan?//
4. Bagaimana dengan pendapat yang mengatakan sebenarnya kaum tani kurang mendapat
perhatian dari pemetintah?//
5. Lalu harapan anda terhadap pemerintah pusat agar nasib petani lebih baik lagi?//

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta
Edisi Jum'at, 4 September 2009

Tema: Ekonomi
Topik: Permasalahan Pangan di Indonesia

Sahabat MQ/ hari awal ramadhan para akademisi pertanian dihentakkan oelh pemberitaan/
yang menyatakan bangsa ini masuk dalam jebakan impor pangan// Jebakan tersebut
diberitaakn bahkan sampai menguras devisa sebanyak 5 miliar dolar AS/ atau sebanding
dengan 50 triliun rupiah devisa setiap tahunnya// Peringatan tersebut sebenarnya sudah
lama diteriakan oleh para pemerhati masalah pangan di Indonesia/ sayangnya peringatan
tersebuttidak terlalu ditanggapi serius oelh para pengambil kebijakan di negeri ini//
Sangat disayangkan memang/ setelah sekian tahun reformasi berjalan/ nyaris tak pernah
ada kebijakan yangberubah// Reformasi ekonomis tidak pernah menyentuh masyarakat tani
bagian bawah// Bahkan/ kebijakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah cenderung
emrugikan masyarakat tani miskin di Indonesia// Pemerintah dinilai sudah sangat kelewat
batas/ tanpa tanda tanda reorientasi kebijakan nasional yang mengarah kepada
perekonomian berbasis sumberdaya dalam negeri// Pemerintah dinilai masih saja
memanjakan Industri non-agro yang diperkirakan akan mengalami keterpurukan//
Sahabat MQ/ Hampir semua bahan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia
diperoleh dari IMPOR// Beras/ kedelai/ daging/ ayam/ telur/ gula/ sayuran/ dan buahbuahan dan bahkan garam yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dipenuhi oleh negara//
Meski Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber agraria/ hutan dan laut yang luas/ yang
merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya hewan dan tumbuhan yang menjadi sumber

makanan bagi umat manusia/ akan tetapi ketergantungan Indonesia terhadap pangan impor
semakin hari semakin menggila//
Nah Sahabat MQ/ Sejauhmana bangsa ini mengalami keterpurukan masalah pangan?//
Bagaimana membenahi permasalahan pangan?// Untuk itu pada fokus pagi kali ini/ kiat
akan membahasnya dengan narasumber/ mereka adalah://
2. Pengamat Pertanian Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian –Prof. Dr. Mochammad Maksum

3. Anggota Komisi VI DPR RI FPDIP – Aria Bima4. Sekretaris Desa Kabupaten Bantul -Gendut SidartoJangan lewatkan diskusid an pembahasan dalam focus pagi esok/ mulai dari pukul 8 hingga
pukul 10 pagi WIB/ hanya di 92,3 MQ FM Jogjakarta// Suarakan Jga saran dan aspirasi
Sahabat Melalui telpon 0274 884 205/ atau dengan SMS ke 0815 78 600 923//
FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta
Edisi Kamis, 3 September 2009
Tema: Ekonomi
Topik: Kisruh Penangan Bank Century

narsum I:

Pengamat Pertanian Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian
–Prof. Dr. Mochammad Maksum-


081.126.735.4
beliau minta diingatkan jam 8

narsum 2:
Sekretaris Desa Kabupaten Bantul
-Gendut Sidarto-

081.227.404.11; Flexi: 0274-747.705.6; R: 0274-388.824/367.509

narsum 3:
Anggota Komisi XI DPR RI – –

Anggota Komisi VI DPR RI FPDIP
– Aria Bima-

0811 990 179/ 021-7996486