PENGEMBANGAN BUSUR DARI PRALON UNTUK PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER PANAHAN SISWA SEKOLAH DASAR.

PENGEMBANGAN BUSUR DARI PRALON UNTUK PEMBELAJARAN
EKSTRAKURIKULER PANAHAN SISWA SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Shaquila Awalia Fajri
11601241009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

i


PERSETUJUAI\

Skripsi ini berjudul "Pengembangan Busur dari halon untuk pemberajaran
Ekstrakurikuler Panahan Siswa sekolah Dasaf, yang disusun oleh shaquila

Awalia Fajri

NIM

11601241009

ini telah disetujui oleh pembimbing untuk

diujikan.

Yogyakarta 30 September 2015
Pembimbing

Yudik Prasetvo. M.Kes.

NrP. 19820815 200501 I 002

aPENGESAHAN

Slaipsi ini berjudul "Pengembangan Busur Dari Pralon Untuk Pembelajaran
Ekstrakurikuler Panahan Siswa Sekolah Dasat''

yang

disusun oleh Shaquila

Awalia Faj{ NIM. 11601241009 ini telah dipertahankan di depan Derran Penguji
pada tanggal 19 Oktober 2015 dan dinyatakan lulus.

DEWAI\ PENGUJI
Nama

Jab*tan

Yudik Prasetyo, M.Kes.


KetraPenguji

Yudanto, M.Pd.

SekarisPenguji

Dr. Subaryo, M.Pd.

Penguji I {Utama)
Penguji

Drs. Amat Komari M.Si.

TandaTangan f2nggal

II

{Pendanping)


tb/
I l0

71/
/(o

ls

t/P!'
Y,,''

Yogyakarta OlGober 2015
Fakultas Ilmu Keolahragaan

Prof, Dr. Wawan S. Suherman M.Ed.
NIP. 196407A7 1988t2100 I A

Ilt

B


SURAT PERI{YATAAI{
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi denganjudul "PengembanganBusur

Dari Pralon Untuk Pembelajaran Eksrakurikuler Panahan Siswa Sekolah Dasat''
benar-benar karyasaya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya
atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oftmg lain kecuali sebagai acuan atau

kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.

Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.

Yogyakarta 28 September 2015
Yang Menyatakan

Shasuila Awalia Fajri

NIM.


IV

11601241009

MOTTO
Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan
negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan
pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa
setelah lelah berjuang. (Imam Syafi’i)
Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya
kebodohan (Imam Syafi’i)
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. (Q.S. Al-‘Alaq: 1-4)

Demi masa. Sesungguhnya, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran
dan saling menasihati untuk kesabaran. (Q.S. Al-‘Asr: 1-3)


Pemanah harus membidik sasaran dengan tepat
Sehingga menang di kemudian hari
Seorang muslimah yang taat
Akan disenangi Illahi Robi (Shaquila Awalia Fajri)

v

PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tidak
terbendung rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan, kekuatan serta keteguhan untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini. Karya ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua, Bapak Samsul Zuhri, S.Pd dan Ibu Sulastri. Terimakasih
atas segala bentuk kasih sayang dan perhatian yang diberikan selama ini.
Atas doa’- do’a yang selalu dipanjatkan.

vi

PENGEMBANGAN BUSUR DARI PRALON UNTUK PEMBELAJARAN
EKSTRAKURIKULER PANAHAN SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh:
Shaquila Awalia Fajri
11601241009
ABSTRAK
Pengembangan produk busur pada penelitian ini dikembangkan
berdasarkan permasalahan yang ada yaitu busur yang digunakan dalam
pembelajaran tidak sesuai kemampuan siswa, kurangnya peralatan yang dimiliki
sekolah, dan mahalnya peralatan panahan. Agar proses pembelajaran berjalan
optimal maka perlu dilakukan pengembangan yang mengarah pada modifikasi
busur. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa busur
modifikasi yang berbahan dasar pralon untuk siswa sekolah dasar khususnya kelas
1-3 SD dengan rentang usia antara 6-9 tahun.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian dan
pengembangan atau Research and Development (R&D). Adapun langkah-langkah
yang ditempuh dalam penelitian ini yakni: analisis kebutuhan lapangan, desain
modifikasi busur, pengembangan busur, tinjauan ahli praktisi dan akademisi,
revisi produk pertama, uji coba lapangan, dan produksi akhir. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler panahan di Madrasah Ibtidaiyah
Ashidiqy Sleman. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara dan lembar

penilaian. Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif persentase.
Hasil penelitian yakni berupa busur dari pralon untuk siswa sekolah dasar
kelas 1-3 SD. Ahli materi panahan menyatakan bahwa produk masuk dalam
kategori sangat baik dengan persentase sebesar 92,3%. Ahli sarana penjas
menyatakan bahwa produk masuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar
76,8%. Adapun hasil penilaian dari uji coba kelompok kecil masuk dalam kategori
sangat baik dengan persentase sebesar 84,3%. Serta hasil penilaian dari uji coba
kelompok besar masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase sebesar
85,0%. Dengan demikian busur dari pralon yang dikembangkan, layak digunakan
sebagai alat pembelajaran panahan bagi siswa sekolah dasar.
Kata Kunci: Alat Pembelajaran, Modifikasi busur, Panahan, Sekolah Dasar.

vii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, karunia, hidayah, serta kekuatanNYA, sehingga penyusunan Tugas Akhir
Skripsi dengan judul “Pengembangan Busur Dari Pralon Untuk Pembelajaran
Ekstrakurikuler Panahan Siswa Sekolah Dasar” dapat terlaksana dengan lancar

dan selesai sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan kali disampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menuntut ilmu di UNY.
2. Prof. Dr. Wawan

S.

Suherman, M.Ed., Dekan

Fakultas

Ilmu

Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian ini.
3. Drs. Amat Komasi, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Ketua
Prodi PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

atas segala bantuan yang diberikan.
4. Drs. Agus S. Sumhendartin, M.Pd., selaku dosen penasehat akademik
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat selama kuliah di
FIK UNY.
5. Yudik Prasetyo, M.Kes., selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen ahli
materi panahan yang telah banyak memberikan sumbangsih baik berupa

viii

tenaga dan pikiran, saran, nasehat, serta dorongan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
6.

Tri Ani Hastuti, M.Pd., selaku dosen ahli sarana pendidikan jasmani yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan penilaian selama
proses validasi.

7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah banyak memberikan pelajaranpelajaran berarti selama kuliah, serta telah memberikan pelayanan yang
baik demi kelancaran penulisan skripsi ini.
8. Rina Yuliana, selaku Kepala Sekolah MI Ashidiqy, yang telah bersedia
siswa-siswanya menjadi subjek dalam penelitian ini.
9. Bapak Samsul Zuhri, S.Pd. dan Ibu Sulastri, kedua orang tua yang selalu
memberikan do’a dan dorongan sehingga skripsi ini dapat selesai
sebagaimana mestinya.
10. Teman-teman di UKM Panahan UNY, yang telah memberikan masukan
serta bantuan dalam penelitian ini. Ayo implementasikan jargon “Bongkar,
terobos, menang” di kehidupan sehari-hari.
11. Teman-teman FIK terutama kelas PJKR A 2011, yang telah banyak
memberikan banyak pembelajaran dan warna dalam kehidupan penulis.
12. Teman-teman PPM Sekolah Indonesia Singapura. Dinda, Eva, dan Revan,
teman satu perjuangan ketika berada di Singapura. Ayo berjuang untuk
menggapai mimpi-mimpi kita, tetaplah menginspirasi lingkaran orangorang di sekitar kalian.

ix

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi.
Mohon maaf tidak dapat disebutkan satu-persatu karena terbatasnya ruang
penulisan.
Dalam penyususan skripsi ini, disadari bahwa masih banyak kekurangankekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis
harapkan demi perbaikan pada karya selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan panahan pada khususnya.
Terimakasih.

Yogyakarta, September 2015
Peneliti

x

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................

i

LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................

iii

PERNYATAAN .........................................................................................

iv

MOTTO .....................................................................................................

v

PERSEMBAHAN ......................................................................................

vi

ABSTRAK .................................................................................................

vii

KATA PENGANTAR ...............................................................................

viii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xvii

DAFTAR DIAGRAM ...............................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xix

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
B. Identifikasi Masalah ............................................................
C. Batasan Masalah..................................................................
D. Rumusan Masalah ...............................................................
E. Tujuan Penelitian ................................................................
F. Manfaat Penelitian ..............................................................

1
6
6
6
7
7

KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ....................................................................
1. Modifikasi .....................................................................
2. Pembelajaran .................................................................
3. Ekstrakurikuler ..............................................................
4. Pengertian Panahan .......................................................
5. Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar .......................
6. Penelitian yang Relevan ................................................

8
8
13
15
18
30
36

xi

7. Kerangka Berpikir .........................................................
BAB III

BAB IV

BAB V

37

METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................
B. Prosedur Pengembangan .....................................................
1. Analisis Kebutuhan Lapangan ......................................
2. Rancangan Desain Produk ............................................
3. Pembuatan Produk Awal ...............................................
4. Tinjauan Ahli Materi Panahan dan
Ahli Sarana Penjas ........................................................
5. Revisi Produk Pertama ..................................................
6. Uji Coba Lapangan .......................................................
7. Revisi Produk Akhir......................................................
8. Hasil Akhir ....................................................................
C. Uji Coba Produk..................................................................
D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................
E. Teknik Analisis Data ...........................................................

42
42
42
43
43
43
46
50

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Produk .................................................................
B. Data Uji Coba ......................................................................
a. Data Validasi Ahli Materi Panahan ..............................
1) Validasi Produk Aspek Komponen Busur ..............
2) Validasi Produk Aspek Pemilihan Bahan ...............
3) Validasi Produk Aspek Ukuran Busur ....................
4) Saran dan Komentar ................................................
b. Data Validasi Ahli Sarana Penjas .................................
1) Validasi Produk Aspek Syarat Modifikasi ..............
2) Saran dan Komentar ................................................
c. Data Uji Coba Kelompok Kecil ....................................
d. Data Uji Coba Kelompok Besar ....................................
C. Analisis Data .......................................................................
a. Analisis Data Hasil Validasi Ahli Materi Panahan .......
1) Tahap I ....................................................................
2) Tahap II ...................................................................
b. Analisis Data Hasil Validasi Ahli Sarana Penjas ..........
1) Tahap I ....................................................................
2) Tahap II ..................................................................
c. Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil.............
d. Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Besar ............
D. Produk Busur Modifikasi ....................................................
E. Pembahasan .........................................................................

53
53
54
54
55
56
57
58
59
60
60
62
63
63
63
65
67
68
69
70
74
79
79

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .........................................................................
B. Implikasi ..............................................................................

83
84

xii

39
41
41
42
42

C. Keterbatasan Penelitian .......................................................
D. Saran ....................................................................................

84
85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

86

LAMPIRAN ...............................................................................................

89

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.

Ukuran Panjang Panah ..............................................................

29

Tabel 2.

Ukuran Panjang Busur ..............................................................

29

Tabel 3.

Kisi-Kisi Penilaian Aspek Komponen Busur oleh
Ahli Materi Panahan .................................................................

48

Kisi-Kisi Penilaian Aspek Pemilihan Bahan oleh Ahli
Materi Panahan..........................................................................

49

Kisi-Kisi Penilaian Aspek Ukuran Busur oleh Ahli
Materi Panahan..........................................................................

49

Kisi-Kisi Penilaian Aspek Syarat Modifikasi oleh
Ahli Sarana Penjas ....................................................................

50

Tabel 7.

Kisi-Kisi Instrumen Untuk Peserta Ekstrakurikuler Panahan ...

50

Tabel 8.

Skor Penilaian Kualitas Busur .................................................

51

Tabel 9.

Skor Penilaian Tanggapan Siswa ..............................................

51

Tabel 10. Tabel Konversi Penilaian ..........................................................

52

Tabel 11. Skor Penilaian Aspek Komponen Busur oleh
Ahli Materi Panahan .................................................................

55

Tabel 12. Skor Penilaian Aspek Pemilihan Bahan oleh
Ahli Materi Panahan .................................................................

56

Tabel 13. Skor Penilaian Aspek Ukuran Busur oleh
Ahli Materi Panahan .................................................................

56

Tabel 14. Skor Penilaian oleh Ahli Materi Panahan Tahap I dan II .........

57

Tabel 15. Skor Penilaian Aspek Syarat Modifikasi oleh
Ahli Sarana Penjas ....................................................................

59

Tabel 16. Kualitas Produk Pada Uji Coba Kelompok Kecil .....................

61

Tabel 17. Kualitas Produk Pada Uji Coba Kelompok Besar.....................

62

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Komponen Busur oleh
Ahli Materi Panahan Tahap I ....................................................

64

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Pemilihan Bahan oleh
Ahli Materi Panahan Tahap I ...................................................

64

Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.

xiv

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Ukuran Busur oleh
Ahli Materi Panahan Tahap I ....................................................

65

Tabel 21. Kualitas Modifikasi Busur Panahan Hasil Validasi Ahli Materi
Panahan Tahap I ........................................................................

65

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Komponen Busur oleh
Ahli Materi Panahan Tahap II ...................................................

66

Tabel 23. Distribusi Frekueni Penilaian Aspek Pemilihan Bahan oleh
Ahli Materi Panahan Tahap II ...................................................

66

Tabel 24. Distribusi Frekueni Penilaian Aspek Ukuran Busur oleh Ahli
Materi Panahan Tahap II ...........................................................

67

Tabel 25. Kualitas Modifikasi Busur Panahan Hasil Validasi Ahli Materi
Panahan Tahap II.......................................................................

67

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Penilaian oleh Ahli
Sarana Penjas Tahap I ...............................................................

68

Tabel 27. Kualitas Modifikasi Busur Panahan Hasil Validasi dari Ahli
Sarana Penjas Tahap I ...............................................................

68

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Penilaian oleh Ahli
Sarana Penjas Tahap II ..............................................................

69

Tabel 29. Kualitas Produk Validasi oleh Ahli Sarana Penjas Tahap II.....

69

Tabel 30. Penilaian Aspek Komponen Busur pada Uji Coba
Kelompok Kecil ........................................................................

70

Tabel 31. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Komponen Busur
Pada Uji Coba Kelompok Kecil ................................................

70

Tabel 32. Penilaian Aspek Ukuran Busur Pada Uji Coba
Kelompok Kecil ........................................................................

71

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Ukuran Busur
pada Uji Coba Kelompok Kecil ................................................

71

Tabel 34. Penilaian Aspek Syarat Modifikasi pada Uji Coba
Kelompok Kecil ........................................................................

72

Tabel 35. Distribusi Frekuensi ..................................................................

73

Tabel 36. Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ...............................

73

Tabel 37. Penilaian Aspek Komponen Busur pada Uji Coba
Kelompok Kecil ........................................................................

74

xv

Tabel 38. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Komponen Busur
pada Uji Coba Kelompok Besar ................................................

75

Tabel 39. Penilaian Aspek Ukuran Busur Pada Uji Coba
Kelompok Besar ........................................................................

76

Tabel 40. Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Ukuran Busur
pada Uji Coba Kelompok Kecil ................................................

76

Tabel 41. Penilaian Aspek Syarat Modifikasi pada Uji Coba
Kelompok Besar ........................................................................

77

Tabel 42. Distribusi Frekuensi ..................................................................

78

Tabel 43. Kualitas Produk Modifikasi Busur pada Uji Coba
Kelompok Besar ........................................................................

78

xvi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Gambar 18.
Gambar 19.
Gambar 20.
Gambar 21.
Gambar 22.
Gambar 23.
Gambar 24.
Gambar 25.

Busur Tradisional ...................................................................
Busur Standard Bow ..............................................................
Busur Recurve ........................................................................
Busur Compound ...................................................................
Bagian-Bagian Busur .............................................................
Bagian-Bagian Anak Panah ...................................................
Pelindung Jari .........................................................................
Pelindung Lengan...................................................................
Alat Pembidik ........................................................................
Alat Peredam Getaran ............................................................
Kantong Anak Panah..............................................................
Bagan Skor oleh Ahli Materi Panahan Tahap I dan II ...........
Bagan Skor oleh Ahli Sarana Penjas Tahap I dan II ..............
Kualitas Produk Busur pada Uji Coba Kelompok Kecil ........
Kualitas Produk Busur pada Uji Coba Kelompok Besar .......
Bahan-Bahan ..........................................................................
Proses Pembuatan Busur ........................................................
Proses Pembuatan Busur ........................................................
Proses Pembuatan Busur ........................................................
Validasi Ahli Materi Panahan ................................................
Uji Coba Kelompok Kecil......................................................
Pemanasan Sebelum Uji Coba Kelompok Besar ...................
Uji Coba Kelompok Besar .....................................................
Uji Coba Kelompok Besar .....................................................
Pengisian Lembar Penilaian ...................................................

xvii

23
24
24
24
25
25
26
27
27
28
28
57
60
61
63
124
124
124
124
125
125
125
126
126
126

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Metode Penelitian dan Pengembangan ..................................

xviii

41

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.

Surat Ijin Penelitian .............................................................
Surat Keterangan Penelitian ................................................
Pedoman Wawancara ..........................................................
Validasi Instrumen Ahli Materi Panahan ............................
Validasi Instrumen Ahli Sarana Penjas ..............................
Validasi Ahli Materi Tahap I ..............................................
Validasi Ahli Materi Tahap II .............................................
Validasi Ahli Sarana Penjas Tahap I ...................................
Validasi Ahli Sarana Penjas Tahap II .................................
Lembar Evaluasi Siswa .......................................................
Dokumentasi .......................................................................

xix

90
92
93
95
100
105
109
113
117
121
124

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan sarana
gerak atau aktivitas jasmani dalam mencapai perkembangan siswa. Tujuan
yang ingin dicapai meliputi perkembangan dalam ranah psikomotor, kognitif,
dan afektif. Ranah-ranah yang menjadi fokus tujuan dalam pendidikan jasmani
dijabarkan menjadi perkembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan
bersih melalui aktivitas jasmani (Kemendikbud, 2014: 2).
Tiga ranah yang menjadi fokus tujuan pada pendidikan jasmani
menjadi sulit untuk dicapai manakala alokasi waktu yang digunakan dalam
pembelajaran terlalu singkat. Waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran
pendidikan jasmani adalah 2 jam pelajaran pada kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan sedangkan 3 jam pelajaran pada Kurikulum 2013 dalam satu
minggu. Hal ini dirasa kurang jika semua ruang lingkup pendidikan jasmani
harus dipelajari oleh siswa. Ruang lingkup pendidikan jasmani yang luas,
menjadikan banyak materi yang disampaikan oleh guru dilakukan secara
singkat dan tidak mendalam. Adapun ruang lingkup materi dalam pendidikan
jasmani meliputi permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas
senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan.
Salah satu cara untuk menjembatani kekurangan jam dalam proses
pembelajaran dan memberi wadah bagi siswa yang ingin mengembangkan
1

potensi, maka dilakukan pembelajaran diluar jam belajar wajib yang disebut
dengan ekstrakurikuler. Tambahan materi dalam pendidikan jasmani bisa
dilakukan dalam pembelajaran ekstrakurikuler olahraga. Ekstrakurikuler
pendidikan jasmani atau olahraga merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan diluar jam belajar sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi bakat dan minat siswa pada bidang olahraga. Kegiatan ekstrakurikuler
yang dilakukan oleh sekolah dilakukan secara mandiri tanpa terikat oleh jam
dan kurikulum. Selain itu, bentuk kegiatan esktrakurikuler juga mengacu pada
prinsip partisipatif aktif dan menyenangkan. Setiap sekolah mempunyai
kewenangan untuk mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang diminati
dan dibutuhkan oleh siswa pada sekolah tersebut. Penentuan kegiatan
ekstrakurikuler tambahan dilakukan dengan cara identifikasi kebutuhan,
analisis sumber daya, pemenuhan kebutuhan sumber daya, penyusunan
program kegiatan, dan penetapan bentuk kegiatan. Hal ini bisa dilakukan
dengan melihat minat dan bakat siswa. Pada konteks olahraga, kegiatan
ekstrakurikuler dapat juga disesuaikan dengan kemampuan sekolah dalam hal
sarana dan prasarana.
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada sekolah dasar diatur dalam
Permendikbud Nomor 62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Prestasi tidak selalu menjadi
tolak ukur kegiatan ekstrakurik,uler olahraga. Nilai-nilai pendidikan yang
terkandung dalam aktivitas olahraga lebih banyak ditekankan dalam

2

ekstrakurikuler pada tingkat sekolah dasar. Adapun nilai-nilai yang diberikan
antara lain kedisiplinan, sportivitas, fair play, dan kejujuran.
Ekstrakurikuler olahraga pada sekolah dasar yang saat ini sedang
berkembang salah satunya dalah panahan. Mitchell, Oslin, dan Griffin (dalam
Saryono &Soni 2009: 93) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, panahan termasuk dalam kategori permainan target
dimana pemain akan mendapatkan skor apabila tepat mencapai sasaran yang
sudah ditentukan, “permainan ini sangat mengandalkan akurasi dan
konsentrasi yang tinggi” (Saryono&Soni, 2009: 93). Olahraga ini semakin
banyak diminati oleh sekolah-sekolah, terutama sekolah yang memiliki basis
pendidikan Islam. Alasan yang menjadikan sekolah berbasis Islam mulai
tertarik dengan olahraga panahan karena olahraga ini disunnahkan oleh
Rasulullah SAW. Berdasarkan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan at-Tirmidzi, Rasulullah SAW menganjurkan para orang tua untuk
mengajarkan olahraga panahan kepada anak-anak untuk melatih kekuatan dan
hati mereka.
Saat ini, di Daerah Istimewa Yogyakarta telah berkembang
ekstrakurikuler panahan dan salah satunya adalah di MI Ashidiqy Sleman.
Sekolah-sekolah negeri kurang berminat mengadakan ekstrakurikuler panahan
karena kurangnya minat siswa. Selain itu dana yang diperlukan untuk
pengadaan sarana dan prasarana juga relatif mahal. Satu set lengkap peralatan
memanah dengan model standard bow dipasarkan dari harga 2-3 juta rupiah.

3

Berdasarkan observasi di MI Ashidiqy, pembelajaran ekstrakurikuler
panahan diselenggarakan selama satu kali dalam satu minggu. Peralatan yang
dimiliki oleh sekolah terbilang lengkap walaupun hanya 2 set. Peralatan
panahan lengkap yang dimaksud adalah satu set busur beserta string (tali), dan
satu lusin anak panah. Busur yang dimiliki merupakan busur dengan model
standart bow berbahan kayu, bambu, serta campuran fiber pada bagian limbs

(bagian busur yang melengkung). Adapun anak panah yang digunakan
memakai anak panah dengan bahan dari bambu. Meskipun memiliki peralatan
yang lengkap namun jumlah yang dimiliki tidak memadai untuk semua peserta
ekstrakurikuler yang berjumlah 25 anak. Ketika pembelajaran berlangsung,
terlihat bahwa anak-anak lebih lama mengantri untuk menunggu giliran
memanah daripada praktik memanah. Kegiatan pembelajaran pun terlihat
bahwa anak-anak sering bertengkar dan berebut untuk saling mendahului
karena tidak sabar menunggu giliran memanah. Hal ini membuat proses
pembelajaran kurang efektif, kurang menyenangkan, membosankan dan
mengakibatkan siswa kurang memiliki pengalaman belajar.
Hasil dari wawancara dengan pelatih ekstrakurikuler panahan dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran sudah berjalan secara lancar namun
kurang efektif karena busur yang dimiliki sekolah sangat terbatas. Selain itu,
beberapa siswa mengaku bahwa busur yang dipakai terlalu berat dan ada
beberapa bagian busur seperti arrow rest yang mempersulit proses memanah.
Busur yang dimiliki MI Ashidiqy memiliki berat tarikan berkisar antara 18-20

4

pound hal ini juga menjadi kendala karena kekuatan anak-anak belum mampu

untuk menarik busur dengan berat tarikan seperti ini.
Berdasarkan wawancara dengan pelatih panahan, karena peserta
ekstrakurikuler panahan adalah siswa kelas 1-3 SD seharusnya berat tarikan
busur adalah 15-18 pound, dengan tinggi busur 130 cm. Namun untuk saat ini
busur dengan kualifikasi tersebut masih belum tersedia. Selain itu, busur yang
digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler memiliki warna dan tampilan
yang monoton yaitu putih dan coklat. Busur ini kurang sesuai dengan
karekteristik anak-anak yang lebih menyukai warna-warna cerah.
Solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan ini
adalah dengan melakukan modifikasi. Modifikasi merupakan upaya untuk
melakukan perubahan pada bentuk fisik maupun metode agar lebih mudah
untuk diterima atau dilakukan. Dalam konteks pendidikan jasmani, modifikasi
dapat dilakukan oleh guru apabila sarana dan prasarana tidak memadai dan
tidak sesuai dengan karakteristik siswa.
Bertolak dari permasalahan-permasalahan yang sudah diuraikan diatas,
maka peneliti ingin melakukan penelitian dan pengembangan terhadap
modifikasi busur. Busur yang akan dimodifikasi merupakan busur yang
diperuntukkan bagi siswa kelas 1-3 SD dengan rentang umur antara 6-9 tahun.
Hasil dari modifikasi busur ini diharapkan dapat digunakan dalam
pembelajaran ekstrakurikuler panahan siswa sekolah dasar.

5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Harga peralatan panahan relatif mahal sehingga pihak sekolah masih
memiliki keterbatasan dalam pengadaan sarana untuk ekstrakurikuler
panahan.
2. Busur dan panah yang dimiliki sekolah terbatas sehingga pembelajaran
tidak berjalan efektif karena siswa banyak menghabiskan waktu untuk
mengantri menunggu giliran memanah.
3. Busur yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler tidak sesuai
dengan kemampuan dan kekuatan siswa.
4. Belum adanya modifikasi busur yang digunakan untuk pembelajaran
ekstrakurikuler panahan siswa sekolah dasar.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah yang akan
menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu belum adanya modifikasi busur yang
digunakan untuk pembelajaran ekstrakurikuler panahan siswa sekolah dasar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang
dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah model
modifikasi busur yang tepat untuk pembelajaran ektrakurikuler panahan siswa
Sekolah Dasar ?”.

6

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah terciptanya suatu
produk

berupa

modifikasi

busur

dari

pralon

untuk

pembelajaran

ekstrakurikuler panahan siswa Sekolah Dasar
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Secara teoritis,
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan
bagi dunia pendidikan khususnya pembelajaran panahan.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian, referensi, dan
informasi untuk penelitian selanjutnya.
c. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan agar
peneliti-peneliti lain semakin banyak yang termotivasi untuk
melakukan penelitian berupa modifikasi alat-alat panahan.
2. Secara praktis,
a. Hasil produk dari penelitian ini dapat digunakan sebagai alat
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa jadi lebih baik.
b. Hasil modifikasi busur dapat menjadikan siswa yang lain tertarik untuk
belajar panahan
c. Hasil produk yang berupa modifikasi busur dapat dipasarkan ke
berbagai daerah untuk alat belajar panahan bagi anak-anak umur 6-9
tahun.

7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Modifikasi
Keadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di berbagai
sekolah di Indonesia termasuk dalam kategori kurang memadai untuk
proses pembelajaran. Seperti apa yang digambarkan oleh Agus S.
Suryobroto (2004: 1) “…fasilitas olahraga atau pendidikan jasmani di
Indonesia sangat memprihatinkan, karena secara nyata banyak lapangan
olahraga yang beralih fungsi menjadi bangunan”. Keterbatasan ini
seringkali menjadi alasan oleh guru untuk tidak memberikan salah satu
materi pembelajaran yang ada di silabus. Contohnya, sebuah sekolah tidak
memiliki matras. Pada beberapa kasus guru mungkin tidak akan pernah
menyampaikan materi senam lantai kepada siswa dengan alasan tidak
adanya matras.
Agus S. Suryobroto (2004: 2) menjelaskan bahwa keterbatasan
sarana dan prasarana pendidikan jasmani disekolah dapat diakali dengan
melakukan modifikasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan optimal. Seorang guru pendidikan
jasmani dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam menyiasati
keterbatasan sarana dan prasarana dengan melakukan modifikasi.
Modififkasi merupakan suatu hal yang harus mampu dilakukan dan
dikuasai oleh guru pendidikan jasmani. Terlepas apakah jenis modifikasi
yang dilakukan berupa alat-alat olahraga, lapangan, ataupun jenis
8

permainan pastilah seorang guru pendidikan jasmani akan menghadapi
keterbatasan sarana prasana.
Modifikasi dilakukan manakala terdapat beberapa alat-alat
pendidikan jasmani yang tidak sesuai dengan kondisi siswa. Asep (2011:
293) menyatakan bahwa “modifikasi tersebut timbul berdasarkan tuntutan
pengembangan untuk memecahkan beberapa masalah yang dijumpai di
lapangan seperti kejenuhan anak, kurang tereksploitasinya kemampuan
gerak anak, dan karakteristik anak usia dini yang berbeda dengan anak
usia dewasa”.
Kata “modifikasi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diartikan sebagai “pengubahan”, “perubahan”. Dimana hal ini berarti
merubah dari bentuk yang lama menjadi bentuk yang baru sehingga
memiliki kualitas dan nilai yang lebih. Rusli Lutan (1996: 4)
mendefinisikan modifikasi sebagai “perubahan dari keadaan lama menjadi
keadaan baru. Perubahan itu dapat berupa bentuk, fungsi, cara penggunaan
dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangakan karakteristik semula”.
Pengertian lebih lanjut dijelaskan oleh Depdikbud (1988) bahwa
modifikasi adalah pengubahan. Pengubahan terhadap sarana dan prasarana
permainan merupakan penyederhanaan bahan, bentuk, maupun ukuran
sarana dan prasarana tanpa adanya penyimpangan fungsi dalam
penguasaan teknik-teknik dasar dalam bermain.
Terdapat beberapa pengurangan atau perubahan dari struktur
semula dalam melakukan modifikasi. Menurut Yoyo Bahagia dan Adang

9

Suherman (2000: 31) perubahan tersebut meliputi (1) ukuran lapangan, (2)
Bentuk, ukuran, dan jumlah peralatan yang digunakan, (3) jenis skill yang
digunakan, (4) aturan permainan, (5) jumlah pemain, (6) organisasi
pemain, dan (7) tujuan permainan. Modifikasi dilakukan dengan melihat
kondisi siswa serta situasi ketika pembelajaran. Guru seharusnya memiliki
kemampuan dan kreativitas yang baik untuk melakukan modifikasi agar
proses pembelajaran dapat berjalan menyenangkan dan sesuai tujuan.
Modifikasi

dalam

pembelajaran

pendidikan

jasmani

dapat

dilakukan dengan cara membagi tujuan materi dalam beberapa komponen.
Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000: 2) dapat dibagi ke
dalam tiga komponen, yaitu:
a. Tujuan perluasan
Tujuan perluasan adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan
melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang dapat
dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitas.
b. Tujuan Penghalusan
Tujuan penghalusan merupakan tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan
melakukan efisiensi gerak atau keterampilan yang dipelajarinya.
c. Tujuan penerapan
Tujuan penerapan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang
lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan
melakukan efektivitas gerak atau keterampilan yang dipelajarinya.
Guru pendidikan jasmani perlu memahami beberapa asas yang
perlu dilakukan ketika melakukan modifikasi. Pelaksanaan modifikasi
pada pembelajaran penjas terdapat beberapa asas yang harus diperhatikan.
Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000: 16) asas-asas
tersebut meliputi: (1) mendorong partisipasi maksimal, (2) memperhatikan
keselamatan, (3) mengajar efektivitas dan efisiensi gerak, (4) memenuhi
10

tuntutan

perbedaan

anak,

(5)

sesuai

dengan

pertumbuhan

dan

perkembangan anak, (6) memperkuat keterampilan yang sudah dipelajari
sebelumnya,

(7)

mengajar

menjadi

pemain

yang

cerdas,

(8)

mengembangkan perkembangan emosional dan sosial.
Alat modifikasi dalam pendidikan jasmani diperlukan agar siswa
memperoleh kepuasan, meningkatkan keberhasilan dalam berpartisipasi,
dan siswa dapat melakukan gerak secara benar. Modifikasi sarana dalam
pembelajaran pendidikan jasmani harus memperhatikan syarat-syarat
sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani. Hal ini bertujuan agar
sarana modifikasi yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan siswa dan
meningkatkan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. Adapun syaratsyarat sarana dan prasarana dalam pendidikan jasmani menurut Agus S.
Suryobroto (2004: 17): antara lain :
a. Aman
Keadaaan lingkungan yang akan digunakan untuk pembelajaran
pendidikan jasmani haruslah aman dari segala bahaya. Seperti
genangan air pada lapangan basket, kelayakan kayu pada tiang
lompat tinggi, dan lain sebagainya. Bahan-bahan yang akan
digunakan untuk melakukan modifikasi selayaknya dipikirkan
secara baik agar hasil produk modifikasi tetap aman jika digunakan
oleh siswa.

11

b. Mudah dan Murah
Sarana dan prasarana pendidikan jasmani di sekolah sebaiknya
mudah didapatkan dan memiliki harga yang murah. Sehingga
jumlah sarana-dan prasarana mampu memenuhi kebutuhan siswa.
Meskipun mudah dan murah bukan berarti menghiraukan kualitas.
c. Menarik
Sarana dan prasarana yang baik haruslah menarik sehingga siswa
senang untuk menggunakannya. Contohnya adalah penggunaan
tongkat estafet yang berwarna-warni. Siswa akan lebih senang dan
tertarik daripada menggunakan tongkat estafet yang satu warna
saja.
d. Memacu untuk bergerak
Sarana dan prasarana yang memadai akan memacu siswa untuk
bergerak. Sarana dan prasarana ini akan memberikan tantangan
tersendiri bagi siswa.
e. Sesuai dengan kebutuhan
Ketika menggunakan sarana dan prasarana di sekolah seharusnya
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa SD tentu saja berbeda
dengan siswa SMP ataupun SMA.
f. Sesuai dengan tujuan
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran
pendidikan jasmani hendaknya mempertimbangkan tujuan yang

12

ingin dicapai. Apakah kemampuan teknik, taktik, ataukah untuk
kebugaran siswa.
g. Tidak mudah rusak
Bahan-bahan yang digunakan untuk sarana dan prasarana
pendidikan jasmani haruslah dari bahan yang tidak mudah rusak
meskipun harganya murah dan hasil dari modifikasi.
h. Sesuai dengan lingkungan
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran
pendidikan jasmani seharusnya disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekolah. Hal ini agar menjamin keselamatan siswa dan
masa penggunaan sarana dan prasarana.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa modifikasi dalam
pendidikan jasmani merupakan pengubahan struktur permainan, sarana
dan prasarana, serta tujuan permainan. Modifikasi perlu memperhatikan
beberapa hal antara lain tujuan memodifikasi, asas-asas modifikasi, faktorfaktor struktur permainan yang akan dimodifikasi, serta syarat sarana dan
prasarana dalam pendidikan jasmani.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang identik dengan guru,
siswa, dan lingkungan. Ada beberapa pengertian yang menjabarkan apa itu
pembelajaran. UU no 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah “proses interaksi siswa dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Proses

13

pembelajaran dapat terjadi di dalam kelas maupun luar kelas, langsung
maupun tidak langsung, serta formal maupun nonformal.
Pengertian lain dikemukakan oleh Sugihartono (2007: 81) bahwa
pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik/ guru yang bertujuan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan
dengan menciptakan dan mengorganisir lingkungan dengan berbagai
metode sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Lebih
lanjut, Jogiyanto (2007: 12) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan
keadaan dimana seseorang mengalami perubahan disebabkan karena
bereaksi terhadap situasi atau kejadian yang dihadapi.
Dalam pembelajaran, terdapat tiga konsep pengertian. Menurut
Biggs dalam Sugihartono (2007: 80) konsep-konsep tersebut yaitu :
a. Pembelajaran dalam pengertian kuantitatif
Secara kuantitatif pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari
guru kepada siswa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menguasai
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikannya
kepada siswa dengan sebaik-baiknya.
b. Pembelajaran dalam pengertian institusionl
Secara
institusional, pembelajaran berarti penataan segala
kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan efisien. Dalam
pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan
berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang
memiliki berbagai perbedaan individual.
c. Pembelajaran dalam pengertian kualitatif
Secara kualitatif pembelajaran berarti upaya guru untuk
memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam pengertian ini peran
guru dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan
kepada siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar
yang efektif dan efisien.
Pembelajaran yang baik selayaknya mempunyai sasaran-sasaran
yang memiliki fokus pada hal-hal berikut ini (Jogiyanto, 2007: 20) :

14

1. Mampu meningkatkan kualitas berpikir yakni berpikir dengan
efisien, konstruktif, mampu melakukan judmen, dan kearifan.
2. Mampu meningkatkan sikap berpikir, yaitu menekankan pada
keingintahuan, aspirasi-aspirasi, dan penemuan-penemuan.
3. Mampu meningkatkan kualitas personal, yakni karakter,
sensivitas, integritas, dan tanggung jawab.
4. Mampu meningkatkan kemampuan untuk menerapkan konsepkonsep dan pengetahuan-pengetahuan pada situasi tertentu.
Dari ketiga pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran merupakan proses interaksi yang disengaja antara guru,
siswa, dan lingkungan belajar yang bertujuan untuk mentrasfer ilmu serta
informasi-informasi lainnya dengan menggunakan metode/cara yang
dirancang oleh guru agar siswa dapat belajar dengan optimal sehingga
tujuan dari pendidikan dapat tercapai.
3. Ekstrakurikuler
1) Pengertian Ekstrakurikuler
Pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah telah diatur dalam Pasal
3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Kemudian pedoman pelaksanaannya dijelaskan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum. Meskipun pelaksanaannya
telah diatur dalam Undang-Undang, namun sekolah memiliki
kewenangan

dalam

hal

15

pengadaan

jenis

ekstrakurikuler.

Pelaksanaannya memang harus disesuaikan dengan kemampuan
sekolah, serta minat dan potensi siswa.
Tidak

banyak

yang

memberikan

pengertian

tentang

ekstrakurikuler, namun peneliti akan menyajikan beberapa pengertian
dari sisi Undang-Undang dan akademisi. Berdasarkan Permendikbud
(2013) Ekstrakurikuler dijelaskan sebagai:
Kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh siswa di luar jam
belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum
dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan siswa
yang lebih luas atau di luar miat yang dikembangkan oleh kurikulum.
Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002: 291) yaitu “suatu kegiatan yang berada di luar
program

yang

tertulis

di

dalam

kurikulum

seperti

latihan

kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler itu
sendiri dilakukan diluar jam belajar wajib. Siswa bebas untuk memilih
jenis ekstrakurikuler yang diminati. Meskipun dilakukan di luar jam
belajar, namun kegiatan ekstrakurikuler merupakan satu perangkat
operasional kurikulum, maka dari itu perlu disusun dan dituangkan
dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan
(Permendikbud: 2013).
Pengertian selanjutnya, dijelaskan oleh Rusli Lutan (1986: 12)
bahwa ekstrakurikuler adalah:
Bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada
pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan
ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan
16

intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan
potensi anak didik mencapai tarap maksimal.
Berdasarkan

paparan

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar dalam pendidikan formal
dimana pelaksanaanya dilakukan diluar jam belajar wajib. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemenuhan kebutuhan, bakat dan
minat siswa dan

merupakan perluasan dari kegiatan kurikulum

sehingga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan intrakurikuler.
2) Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Suatu kegiatan yang terstruktur pasti memiliki tujuan-tujuan
tertentu. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler. Mengenai fungsi
dan tujuan ekstrakurikuler, oleh Permendikbud (2013) dijelaskan
sebagai berikut:
Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi dan bertujuan untuk :
1. Fungsi
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki
fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.
a. Fungsi Pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
berfungsi untuk mendukung perkembangan personal siswa melalui
perluasan minat, perkembangan potensi, dan pemberian
kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan
kepemimpinan.
b. Fungsi Sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab
sosial siswa. Kompetensi sosial dikembangkan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperluas
pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi
nilai moral dan nilai sosial.
c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan
dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan
sehingga menunjang proses perkembangan siswa. Kegiatan
ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer
sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi siswa.
17

d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir siswa melalui
pengembangan kapasitas.
2. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan
pendidikan adalah :
a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan
minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan
manusia seutuhnya.
3) Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki jenis kegiatan yang berbedabeda. Dengan kegiatan yang berbeda-beda siswa dapat dengan bebas
memilih jenis kegiatan yang mereka senangi. Tergantung dengan
bakat, minat, dan kemampuan masing-masing. Beberapa jenis kegiatan
ekstrakurikuler

yang

diprogramkan

disekolah

dijelaskan

oleh

Permendikbud (2013) sebagai berikut:

1.

2.

3.

4.

Jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk,
Krida: Meliputi kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnnya.
Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan
lainnya.
Latihan/olah bakat/ prestasi, meliputi pengembangan bakat
olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater,
keagamaan dan lainnya, atau
Jenis lainnya.

4. Pengertian Panahan
Panahan adalah permainan individu yang termasuk dalam kategori
permainan target. Kegiatan panahan dilakukan dengan cara menembakkan
anak panah ke target sasaran dengan menggunakan busur. Dalam

18

kompetisi panahan, cara menentukan pemenang adalah dengan mencari
pe