Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum Sekolah Dasar 2013 pada subtema pekerjaan orang tuaku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PEKERJAAN ORANG TUAKU UNTUK SISWA KELAS

IV SEKOLAH DASAR

Marianus Suciatno Daba Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian otentik dalam setiap pembelajarannya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini hanya meliputi lima langkah menurut Borg and Gall yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan, studi dokumen dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1, Sleman, studi dokumen digunakan untuk menelaah buku guru dan buku siswa dalam pembuatan produk pengembangan perangkat pembelajaran dan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh satu orang pakar kurikulum 2013 dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar.

Berdasarkan hasil validasi pakar kurikulum 2013 menghasilkan skor 174 (Baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 202 (Sangat Baik) dan 198 (Sangat Baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 191,3 dengan kategori “Sangat

Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2)

perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak diujicobakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(2)

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME PEKERJAAN ORANG TUAKU FOR FOURTH

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL. Marianus Suciatno Daba

Universitas Sanata Dharma 2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1)

potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5)

design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview, study document and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the first grade of

SD Negeri Kalasan 1 Sleman, study documents used to examine teacher’s books and student’s books in making learn product development and while the questionnaire was used

to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the first grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 174 (good), and the two teachers of the first grade of elementary school showed result on the score of 202 (very good) and 198 (very good). The learning instrument got mean score 191,3 and it was categorized as “very good”. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be tested in the learning instrument referring to 2013 curriculum.


(3)

i

SEKOLAH DASAR 2013 PADA SUBTEMA PEKERJAAN ORANG TUAKU UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

MARIANUS SUCIATNO DABA NIM. 111134296

PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

Karya tulis ini saya persembahkan untuk,

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu setia menopang saya ketika saya hampir terjatuh dan mengangkat saya kembali ketika jatuh.

Mama Ndak dan Bapa Njiuk tercinta yang selalu berdoa demi keberhasilan saya dan selalu memberikan saya dukungan dan semangat.

Weta ca mongko (saudari tersayang) Eleonora yang selalu setia mendengar dan berbagi keluh kesah.

Adik-adik terganteng Tino dan Reno yang selalu menemani saya dengan tawa walaupun hanya melalui telephone.

Little bro Lino yang memberikan semangat tersendiri bagi saya dengan kelahirannya.

Teman-teman PPGT ‘011 yang tercinta Almamaterku: Universitas Sanata Dharma


(7)

v MOTTO

Aku terjatuh karena terlahir untuk berdiri kembali.

Pijakan dalam langkah pertama adalah Tuhan, sebut nama-Nya dan yakin langkah seterusnya adalah milikmu.

Apa yang engkau kerjakan adalah jalan menuju kesuksesanmu, engkau hanya memilih pekerjaan apa yang harus engkau kerjakan.


(8)

(9)

(10)

viii

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PEKERJAAN ORANG TUAKU UNTUK SISWA KELAS

IV SEKOLAH DASAR

Marianus Suciatno Daba Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian otentik dalam setiap pembelajarannya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini hanya meliputi lima langkah menurut Borg and Gall yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan, studi dokumen dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1, Sleman, studi dokumen digunakan untuk menelaah buku guru dan buku siswa dalam pembuatan produk pengembangan perangkat pembelajaran dan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh satu orang pakar kurikulum 2013 dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar.

Berdasarkan hasil validasi pakar kurikulum 2013 menghasilkan skor 174 (Baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 202 (Sangat Baik) dan 198 (Sangat Baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 191,3 dengan kategori “Sangat Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak diujicobakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(11)

ix

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME PEKERJAAN ORANG TUAKU FOR FOURTH

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL. Marianus Suciatno Daba

Universitas Sanata Dharma 2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview, study document and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the first grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman, study documents used to examine teacher’s books and student’s books in making learn product development and while the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the first grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 174 (good), and the two teachers of the first grade of elementary school showed result on the score of 202 (very good) and 198 (very good). The learning instrument got mean score 191,3 and it was categorized as “very good”. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be tested in the learning instrument referring to 2013 curriculum.


(12)

x

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia dan rahmatnya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir studi penulis dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum Sekolah Dasar 2013 pada Subtema Pekerjaan Orang Tuaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari tulisan ini tidak akan berhasil tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D; selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,B.S.T.,M.A., selaku Kepala Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si; selaku koordinator Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Universitas Sanata Dharma

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang sudah merelakan waktu dan tenaga untuk membimbing dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini dengan baik.

5. Sarjono, S.Pd., selaku kepala sekolah SDN Kalasan Satu yang sudah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan observasi tentang kurikulum 2013 pada kelas IV.

6. Budi Rahmanto, S.Pd., selaku wali kelas IV SDN Timbulharjo dan Kartika Kirana, S.S., selaku wali kelas IV SDKE Mangunan yang sudah meluangkan


(13)

xi sesuai Kurikulum 2013.

7. Kedua orang tuaku Bapak Blasius Daba dan Mama Daria Jaya beserta adik-adikku Eleonora, Tino dan Reno serta litle bro yang baru lahir Lino, karena selalu memberikan bantuan dan motivasi di saat peneliti mengalami kesulitan.

8. Enu Irin Hades terkasih yang selalu setia memberi motivasi dan semangat.

9. Teman-teman PPGT I yang selalu memberikan semangat dan menunjukkan kekompakkan serta kerja samanya.

10.Sahabat seperjuangan Aleksander dan Thomas yang selalu kompak mengerjakan tugas.

11.Teman-teman PPGT Kabupaten Manggarai (Louis, Ivon, Ketrin, Ronn dan Anni) yang selalu kompak.

12.Adik-adik PPGT 2 (Susi dan Vera) dan PPGT 3 (Irin, Liliput, Olla, Agustine, Upik, Nona, Hilda, Ovin, Yanti dll) yang selalu membantu peneliti.

13.Teman-teman Loyola Community (Olland, Pops, Virgilius, dll) yang selalu memberikan kata-kata mutiara pembangkit semangat.

14.Bunda Yuni yang selalu baik dan Mbak Atus yang selalu menyiapkan makanan penuh nutrisi dengan “porsi timur” namun tetap terjangkau.

15.Pamong dan teman-teman Student Recidence Sanata Dharma yang selalu menjadi tempat teraman untuk bertukar pikiran.

16.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung peneliti.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan penulisan karya tulis ini. Untuk itu penulis sangat terbuka terhadap kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak.


(14)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESEHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013 ... 13

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 15

b. Penguatan Pendidikan Karakter ... 22

c. Pendekatan Tematik Integratif ... 27

d. Pendekatan Saintifik ... 28


(15)

xiii

b. RPPTH ... 41

c. Lembar Kerja Siswa ... 44

d. Bahan Ajar ... 45

e. Penilaian ... 46

B. Penelitian yang Relevan ... 49

C. Kerangka Pikir ... 52

D. Pertanyaan Penelitian ... 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 56

B. Prosedur Pengembangan ... 59

1. Potensi dan Masalah ... 61

2. Pengumpulan Data ... 61

3. Desain Produk ... 62

4. Validasi Desain ... 63

5. Revisi Desain ... 64

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 64

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 65

E. Teknik Pengumpulan Data ... 66

F. Instrumen Penelitian ... 67

G. Teknik Analisis Data... 72

1. Data Kualitatif ... 73

2. Data Kuantitatif ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 78

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan... 79

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 84

B. Deskripsi Produk Awal ... 87

1. Silabus ... 87

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 88

3. Bahan Ajar ... 90

4. Penilaian ... 92


(16)

xiv

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 98

1. Kajian Produk Akhir ... 98

2. Pembahasan... 101

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 103

B. Keterbatasan Penelitian ... 104

C. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum ... 21

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 65

Tabel 3. Instrumen Survei Kebutuhan ... 69

Tabel 4. Instrumen Lembar Kuesioner yang dilakukan untuk Validasi Pakar Kurikulum SD dan guru SD ... 70

Tabel 5. Konvensi Nilai Skala Lima ... 74

Tabel 6. Kriteria Skor Skala Lima ... 76

Tabel 7. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 94

Tabel 8. Saran Bapak BR Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 96

Tabel 9. Saran Ibu KK Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 97

Tabel 10. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 102


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 34

Gambar 2. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 60

Gambar 3. Format Silabus ... 88

Gambar 4. Format RPPTH SD ... 90


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 116

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 118

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan ... 119

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 124

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013... 128

Lampiran 9 Biodata Penulis ... 136


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang masalah

Indonesia sudah beberapa kali melakukan pergantian kurikulum. Pergantian kurikulum ini tentunya memiliki tujuan yang baik bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Mendikbud menyatakan, “tidak ada kurikulum yang abadi. Kurikulum berubah karena perubahan zaman, bukan kerena kurikulum yang sekarang jelek atau salah. Sudah benar itu sudah di zamannya. Tapi zaman berubah dan kita harus ikut berubah,” (Kompas, 5/9/ 2012 dalam Forum Mangunwijaya VII, 2013: XVII). Kurikulum yang baru selalu menuntut siswa dan guru sebagai subjek pendidikan menyesuaikan pola belajar mengajarnya sesuai dengan kurikulum tersebut. Semua tuntutan tersebut adalah proses untuk mencapai perkembangan pendidikan yang lebih maju di Indonesia. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi, tanpa kurikulum maka pendidikan sekolah tidak akan mampu berjalan dengan baik dan tepat. Oleh karena itu, pemerintah jelas mempunyai alasan dalam mengganti kurikulum yaitu untuk mencapai pendidikan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada tahun 2013 pemerintah melalui kementerian pendidikan menyusun kurikulum yang baru lagi untuk menyempurnakan kurikulum KTSP


(21)

tahun 2006, yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sangat menonjolkan perkembangan karakter siswa. Di Indonesia pelaksanaan pendidikan karakter saat ini dirasakan mendesak. Gambaran situasi masyarakat bahkan situasi pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok pengarusutamaan (mainstreming) implementasi pendidikan karakter di Indonesia. (Samani dan Harianto, 2013:2). Karakter yang baik tentunya mempengaruhi perkembangan proses belajar anak sehingga memperoleh prestasi yang baik pula. Kurikulum 2013 sebenarnya tidak berbeda jauh dengan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP. Keduanya sama-sama mengedepankan kegiatan pembelajaran yang kontekstual. Bila pada kurikulum KTSP perangkat pembelajarannya terdiri dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, pada kurikulum 2013 Standar Kompetensi diganti dengan Kompetensi Inti. Siswa dituntut aktif dan kreatif, guru hanya sebagai fasilitator.

Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar (Mulyasa, 2013:41). Oleh karena itu, Kurikulum 2013 menuntut guru agar benar-benar kreatif. Terutama dengan berubahnya beberapa bagian perangkat pembelajaran, seperti Standar Kompetensi diganti menjadi Kompetensi Inti, guru harus bisa mengaitkan keempat elemen yaitu sikap religius, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan dengan materi pelajaran. Tidak jarang banyak guru yang mengeluh dengan perubahan kurikulum tersebut. Para guru juga masih gagap memahami tentang Kompetensi Inti dan


(22)

kompetensi Dasar serta bingung cara mengajar dan menilai, pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru lebih aktif ceramah di depan siswa. sedangkan kurikulum 2013 ini dituntut aktif siswanya (Kedaulatan Rakyat, 4 Desember 2013 : hal 14). Sejatinya guru adalah kekuatan dalam pembelajaran jadi, guru harus bisa menyelesaikan setiap persoalan yang menerpanya. Guru harus mampu beradaptasi dengan semua hal baru dalam pendidikan. Kurikulum yang jelek ditangan guru yang jelek hasilnya jelek. Kurikulum yang baik ditangan guru yang jelek hasilnya jelek. Harapannya, kurikulum yang baik ditangan guru yang baik hasilnya pasti baik. Jadi kurikulum baik dan buruk kuncinya ditangan guru (kedaulatan Rakyat, 5 Desember 2013: hal 10). Jadi, guru harus benar-benar mempelajari setiap seluk beluk dari kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 dan mulai mengganti kebiasaan lama dengan habitus baru yang niscaya lebih baik dari sebelumnya. Guru harus kreatif dalam setiap pembelajaran, mampu mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan benar dan matang, misalnya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan mempraktekkannya dengan tepat saat proses belajar mengajar. dengan itu standar pencapaian kurikulum 2013 pun dapat tercapai karena kualitas guru yang baik. Selain itu pada kurikulum 2013, perkembangan karakter siswa merupakan tujuan yang harus terealisasi maka, guru harus berkepribadian yang baik dengan karakter yang baik pula karena bagaimanapun guru akan menjadi contoh bagi siswa dalam kehidupannya. karakter guru yang baik akan dicontoh, karakter buruk guru pun akan dicontoh.


(23)

Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan perencanaan dan persiapan dalam setiap prosesnya. Pada kurikulum 2013 perangkat pembelajaran sangat penting karena dengan perencanaan yang baik maka, pembelajaran akan berjalan dengan baik. Pada kurikulum 2013 perangkat pembelajaran RPP harus disusun guru dengan kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan tema dan sub tema mata pelajaran. Guru harus kreatif. Media pembelajaran harus dibuat guru sekreatif mungkin agar terlihat menarik bagi siswa. Di samping itu guru juga lebih mudah membuat perangkat pembelajaran karena pemerintah sudah menyediakan buku pegangan guru. Pembelajaran menjadi lebih mudah dan tepat dengan keterpaduan mata pelajaran melalui pembelajaran terpadu. Namun, semua itu harus melalui perencanaan dalam setiap perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran dalam kurikulum 2013 meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tingkat Harian (RPPTH), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran, penilaian, buku guru dan buku siswa. pada kurikulum KTSP, silabus dan perangkat pembelajaran lainnya disiapkan oleh guru tetapi pada kurikulum 2013 silabus dan perangkat pembelajaran lainnya sudah dipersiapkan oleh kementrian pendidikan dan tugas guru adalah mengkaji ulang untuk disamakan dengan kebutuhan peserta didik di sekolah. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti mengacu pada tema 4, subtema 3 yaitu pekerjaan orang tuaku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini, penulis menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif


(24)

sebagai pedoman, karena menurut penulis kedua pendekatan ini sangat sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu penulis juga menggunakan penilaian otentik untuk menilai seluruh aspek (sikap, pengetahuan dan keterampilan) peserta didik agar dengan mudah mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan.

Hasil survei kebutuhan di kelas IV SDN Kalasan Satu menunjukkan bahwa sekolah sudah memiliki perangkat pembelajaran seperti: silabus, RPP, buku guru dan buku siswa, namun belum memiliki perangkat pembelajaran yang lain seperti: media pembelajaran, LKS, instrumen penilaian. Berdasarkan hasil survei tersebut penulis membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan sub tema 3 pekerjaan orang tuaku yang terdiri dari silabus, RPPTH, media pembelajaran, LKS dan instrumen penilaian.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada tema 4, subtema 3 Pekerjaan Orang Tuaku untuk siswa kelas IV SD” untuk tulisan ini.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran tema 4, subtema 3 “Pekerjaan Orang Tuaku” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2. Berapa tinggi kualitas produk perangkat pembelajaran tema 4, subtema 3 “Pekerjaan Orang Tuaku” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?


(25)

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran tema 4, subtema 3 “Pekerjaan Orang Tuaku” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran tema 4, subtema 3 “Pekerjaan Orang Tuaku” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D.Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013.

2. Bagi guru

Bagi guru, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan merupakan salah satu referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

3. Bagi siswa

Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa kelas IV SD tahun ajaran 2014/2015.


(26)

4. Bagi Sekolah

Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

5. Bagi prodi PGSD

Bagi prodi penelitian ini bermanfaat menambah bahan bacaan terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013 pada siswa kelas IV SD tahun ajaran 2014/2015

E.Batasan Istilah Kurikulum SD 2013 1. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan untuk membentuk kepribadian, budi pekerti dan akhlak mulia dalam diri siswa melalui proses pembelajaran.

2. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang dilakukan dengan berpijak pada tema dan sub tema tertemtu dengan memadukan atau mengintegrasikan setiap bahan pelajaran.

3. Pendekatan saintifik

Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruks konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,


(27)

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

4. Penilaian autentik

Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilai.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan 1. Silabus

a. Komponen silabus yang disusun lengkap mulai dari Satuan Pendidikan, Kelas/semester, Tema/subtema, Alokasi waktu, Mata pelajaran dan KD, Indikator, Materi pembelajaran, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, Alokasi waktu, dan Sumber belajar.

b. Silabus disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator


(28)

c. Silabus disusun menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

d. Silabus disusun sesuai dengan ketentuan EYD dimana penyusunannya memperhatikan tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat dan juga tanda tata penghubung.

2. Rencana Pelaksanaan Tematik Harian (RPPTH)

a. Komponen RPPTH yang disusun lengkap mulai dari Satuan Pendidikan, Kelas/semester, Tema/subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran, LKS, Sumber dan Bahan, serta Penilaian.

b. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

c. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Dalam kurikulum 2013 RPPTH disusun dengan menggunakan pendekatan tematik integratif. Dalam pendekatan tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh muatan pelajaran. Kompetensi dari berbagai muatan pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema yang mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.


(29)

d. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati (observating), mananya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan.

e. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan tertulis. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Kinerja siswa dinilai melalui pengamatan menggunakan lembar pengamatan. Penilaian proyek digunakan untuk menilai tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa menurut periode waktu tertentu berupa investigasi yang dilakukan oleh siswa mulai perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Penilaian portofolio merupakan kumpulan hasil kerja yang sengaja dibuat dan mencerminkan runtutan upaya siswa. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.


(30)

f. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD dimana penyusunannya memperhatikan penulisan tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat dan juga tanda tata penghubung.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS ini disusun secara sistematis dengan memperhatikan beberapa komponen berikut; Pertama, pemetaan kompetensi dasar 1 dan 2 kemudian kompetensi dasar 3 dan 4. Kedua, ruang lingkup pembelajaran selama satu minggu. Ketiga, pemetaan indikator pembelajaran untuk KI 1 dan KI 2. Keempat, pemetaan indikator pembelajaran untuk KI 3 dan KI 4. Kelima, tujuan pembelajaran. Keenam, kolom identitas siswa seperti nama dan kelas. Ketujuh, petunjuk kegiatan yang dapat digunakan sebagai acuan siswa dalam mengerjakan LKS. Kedelapan, soal atau latihan yang diujikan kepada siswa berguna untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa selama satu pembelajaran. Kesembilan, berisi lembar refleksi.

4. Pedoman Penilaian

Pedoman penilaian ini berisi instrumen penilaian per muatan pelajaran. Pedoman penilaian disusun mencakup kompetensi inti 1 sampai 4. Setiap jenis penilaian memuat indikator, teknik penilaian, instrumen, tugas, rubrik penilaian, dan pedoman penskoran yang mengacu pada indikator pencapaian. Penilaian yang digunakan dalam RPPTH adalah penilaian otentik. Penilaian otentik terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan tertulis. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Kinerja


(31)

siswa dinilai melalui pengamatan menggunakan lembar pengamatan. Penilaian proyek digunakan untuk menilai tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa menurut periode waktu tertentu berupa investigasi yang dilakukan oleh siswa mulai perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Penilaian portofolio merupakan kumpulan hasil kerja yang sengaja dibuat dan mencerminkan runtutan upaya siswa. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian yang memuat ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.


(32)

13 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Ada berbagai macam pengertian kurikulum yang dikemukan oleh para pakar. Istilah kurikulum itu sendiri muncul untuk pertama kalinya di dalam kamus Webster tahun 1856. Pada tahun itu penggunaan kurikulum dipakai pada bidang olahraga, yakni suatu alat yang membawa seseorang dari “start” sampai “finish”. Baru pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi (Ibrahim, 1990 :1). Menurut kamus Webster dalam Ibrahim (1990:1), kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu: (1) Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu. (2) Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen. Selanjutnya menurut Ladjid (2005: 1) pengertian kurikulum antara lain: (1) Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. (2) Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis untuk digunakan para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. (3) Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah. (4) Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran,


(33)

pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. (5) Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.

Dari pengertian kurikulum yang dikemukan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu bahan tertulis yang berisikan program pendidikan yang mencakup mata pelajaran, pedoman perencanan pembelajaran, alat-alat pelajaran, cara-cara penilaian dan bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksaaan pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Jadi, Kurikulum SD 2013 adalah bahan tertulis yang berisikan program pendidikan Sekolah Dasar yang mencakup mata pelajaran, pedoman perencanaan pembelajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan Sekolah Dasar yang dikembangkan dan ditata dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006) Sekolah Dasar pada tahun 2013.

Kurikulum SD 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Melalui pengembangkan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global (Mulyasa , 2013:7). Hal tersebut dapat tercapai apabila semua


(34)

pihak dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 sehingga mampu menghasilkan individu yang cerdas, mampu bersaing, inovatif, kreatif, produktif, berkpriadian baik, berbudi pekerti luhur, dan berahklak mulia.

Dalam implementasi kurikulum SD 2013 nilai-nilai karakter dalam pendidikan karakter dapat dipadukan dalam setiap matapelajaran di sekolah sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum. Menurut Suwarsono (2013:1), ada tiga hal yang dipandang sangat penting dan sangat ditekankan dalam pencapaian setiap pembelajaran, yaitu: sikap, pengetahuan dan keterampilan. Maka, dalam implementasi Kurikulum SD 2013, sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa harus mampu diintegrasikan dalam setiap matapelajaran atau bidang studi di Sekolah Dasar sehingga tanpa siswa sadari mereka juga dididik untuk mengembangkan ketiga hal tersebut.

a. Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013

Menurut Kunandar (2014:22) rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor diantaranya:

1) Tantangan internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan


(35)

penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.

2) Tantangan eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan.


(36)

3) Penyempurnaan pola pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

a) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama

b) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya).

c) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

d) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains).

e) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim). f) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis

alat multimedia.

g) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.


(37)

h) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

i) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis 4) Penguatan tata kelola kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.

b) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran

5) Penguatan materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:


(38)

a) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemempuan intelektual dan psikomotorik.

b) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

c) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. d) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan

berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan.

e) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

f) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

g) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriced) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam perjalanannya pendidikan nasional dihadapkan dengan berbagai tantangan


(39)

yang harus segera diatasi dan harus dihadapi. Kurikulum 2013 hadir sebagai salah satu jalan untuk menghadapi tantangan tersebut, dalam Kurikulum 2013 tujuan yang hendak dicapai pada setiap akhir pembelajaran atau pada setiap akhir jenjang kelas dinamakan kompetensi inti. Kompetensi inti dibentuk tahap demi tahap melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan dengan kompetensi inti, artinya guru harus kreatif dan mampu berkolaborasi dengan siswa untuk menemukan kompetensi dasar yang relevan dengan kompetensi inti. Kompetensi inti yang berisikan pengembangan sikap spiritual, sikap sosial, rasa ingin tahu (pengetahuan) dan kreativitas (keterampilan) harus seimbang dengan kemampuan yang dikembangkan dalam kompetensi dasar yaitu kemampuan intelektual dan psikomotorik.

Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi empat elemen yang menjadi dasar perubahan Kurikulum 2013. Mulyasa ( 2014:77 ) menyatakan bahwa terdapat empat elemen penting yang menjadi dasar perubahan kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada table berikut,


(40)

Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ELEMEN DESKRIPSI SD Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Struktur

Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains

- Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6

- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajaran

- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat - Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan

Tematik dan terpadu

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) - Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan)

yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)


(41)

- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib) - UKS

- PMR

- Bahasa Inggris

b. Penguatan pendidikan karakter

Menurut Samani dan Hariyanto (2012:41) karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama baik dalam lingkungan keluarga, bangsa dan negara. Sejalan dengan itu, Mulyasa mengungkapkan pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik (2011:1). Sejalan dengan pendapat Mulyasa, Megawangi memaparkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Kesuma, 2011 :5). Hidayatulloh (2010:55) menambahkan bahwa pendekatan pendidikan karakter sebaiknya dilakukan secara terintegrasi ke dalam seluruh kehidupan sekolah karena pendidikan karakter memang tidak dapat dipisahkan dengan aspek lain dan merupakan landasan dari seluruh aspek termasuk seluruh matapelajaran

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan karakter di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan suasana dan proses belajar yang baik


(42)

dan efektif dengan mengedepankan pengembangan potensi siswa agar berakhlak mulia, berkepribadian baik dan berbudi pekerti luhur maka pendidikan karakter sangat baik dan harus dilaksanakan disetiap sekolah sehingga setiap siswa mampu dan siap menuju ke arah peradaban manusiawi yang lebih maju dan mampu berkonstribusi untuk kemajuan lingkungannya.

Kemendiknas 2011 telah mengidentifikasi 25 nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Berikut adalah 25 butir nilai karakter sebagai prioritas penanaman di SD yaitu: (1) Kereligiusan, (2) Kejujuran, (3) Kecerdasan, (4) Tanggung-jawab, (5) Kebersihan dan Kesehatan, (6) Kedisiplinan, (7) Tolong menolong, (8) Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, (9) Kesantunan, (10) Ketangguhan, (11) Kedomkratisan, (12) Kemandirian, (13) Keberanian mengambil resiko, (14) Berorientasi pada tindakan, (15)Berjiwa kepemimpinan, (16) Kerja keras, (17) Percaya diri, & (18) Keingintahuan, (19) Cinta ilmu, (20) Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, (21) Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, (22) Menghargai karya dan prestasi orang lain, (23) Kepedulian terhadap lingkungan, (24) Nasionalisme, (25) Menghargai keberagaman (Kemendiknas, 2011). Ke-25 nilai karakter ini diharapkan mampu dipadukan dalam setiap mata pelajaran disekolah sehingga siswa mampu mempraktikkannya dalam kehidupannya.

Nilai-nilai karakter di atas merupakan nilai-nilai karakter yang diharapkan dapat dikembangkan dan dimiliki oleh setiap siswa dalam setiap jenjang pendidikan, terutama pendidikan dasar yang merupkan fondasi dari


(43)

pendidikan. Setiap nilai karakter tersebut harus ditanamkan sejak siswa berada pada jenjang pendidikan dasar.

Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan ahklak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2013:7). Peningkatan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengedepankan pembentukkan budi pekerti dan ahklak mulia ini bukan hal yang mudah, perlu adanya penguatan pendidikan karakter bagi sekolah karena pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/ atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara.

Doni Koesoema (2007: 208) menyatakan bahwa pendidikan karakter juga memiliki nilai dan prinsip:

1. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah a) Nilai keutamaan

Manusia memiliki keutamaan kalau ia menghayati dan melaksanakan tindakan-tindakan yang utama, yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

b) Nilai keindahan

Nilai keindahan ini ditafsirkan terutama pada keindahan fisik berupa hasil karya seni, patung, bangunan, dan sastra. Nilai keindahan


(44)

dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh interioritas manusia itu sendiri yang menjadi penentu kualitas dirinya sebagai manusia.

c) Nilai kerja

Jika ingin berbuat adil, manusia harus bekerja. Penghargaan atas nilai kerja inilah yang menentukan kualitas diri seorang individu. d) Nilai cinta tanah air

Pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai patriotisme secara mendalam (bukan chauvinis sempit) tetaplah relevan, mengingat ikatan batin seseorang senantiasa terpaku pada tanah tumpah kelahirannya, dan Ibu Pertiwi yang membesarkannya.

e) Nilai demokrasi

Nilai demokrasi termasuk di dalamnya, kesedian untuk berdialog, berunding, bersepakat, dan mengatasi permasalahan dan konflik dengan cara-cara damai, bukan kekerasan, melainkan melalui sebuah dialog bagi pembentukan tata masyarakat yang lebih baik.

f) Nilai kesatuan

Dalam konteks berbangsa dan bernegara di Indonesia, nilai kesatuan ini menjadi dasar pendirian Negara.

g) Menghidupi nilai moral

Nilai inilah yang oleh Sokrates diacu sebagai sebuah panggilan untuk merawat jiwa. Jiwa inilah yang menentukan apakah seorang itu sebagai individu merupakan pribadi yang baik atau tidak.


(45)

h) Nilai-nilai kemanusian

Manusia sungguh-sungguh manusiawi itu merupakan bagian dari keprihatinan setiap orang. Menghayati nilai-nilai kemanusiaan mengandaikan sikap keterbukaan terhadap kebudayaan lain, termasuk disini kultur agama dan keyakinan yang berbeda.

2. Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah

a) Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau kamu yakini.

b) Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu.

c) Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, seba mengandung resiko.

d) Jangan pernah mengambil prilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagaipatokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih baik dari mereka.

e) Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformatif. Seorang individu bisa mengubah dunia.

f) Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni.


(46)

c. Pendekatan tematik integratif

Menurut Joni dalam Trianto (2011:56) menyatakan bahwa pembelajaran intergratif (terpadu) sebagai suatu sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Lebih lanjut, Ahmadi & Amri (2014: 221) menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang dirancang melalui tema-tema yang menggabungkan beberapa indikator yang berasal dari beberapa mata pelajaran yang memungkinkan untuk digabungkan. Pendekatan tematik integratif ini sudah dikenal pada kurikulum 1984. Intinya, tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema tertentu, dan tiap bahan pelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan dipadukan (diintegrasikan) dengan bahan pelajaran yang lain. Sejalan dengan Ahmadi & Amri tersebut, Sutirjo dan Mamik (2004:6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.

Pembelajaran tematik integratif memiliki ciri-ciri antara lain, (1)berpusat pada anak, (2)memberikan pengalaman langsung, (3)pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas, (4)menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran, (5)bersifat fleksibel, (6)hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan peserta didik. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tematik integratif yaitu, (1)memilih atau menetapkan tema, (2)melakukan analisis SKL, KI, KD, dan membuat


(47)

indikator, (3)melakukan pemetaan KD, indikator, dan tema, (4)membuat jaringan KD, (5)menyusun silabus, dan (6) menyusun RPP tematik terpadu (Modul Guru Kelas SD, 2013:197-199).

Berdasarkan pengertian dan penjelasan teori di atas, dapat disimpulankan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadukan indikator satu bahan pelajaran atau satu mata pelajaran dengan bahan pelajaran yang lain, yang relevan sesuai dengan tema atau sub-tema yang sudah ditentukan dan mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk memecahkan masalah yang diberikan.

d. Pendekatan saintifik

a) Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Daryanto (2014: 82) Pendekatan saintifik yaitu pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran sains dan teknologi dalam konteks pengalaman yang nyata. Selanjutnya dalam Kemendikbud (2013) menyatakan konsepsi tersendiri bahwa proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruks konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan dalam konteks pengalaman yang nyata,


(48)

maksudnya siswa secara langsung terlibat dalam pembelajaran dengan menggunakan prinsip “ditemukan”, siswa secara langsung berusaha menenemukan masalah dan mencoba memecahkannya. Siswa menemukan masalah dan memecahkannya.

b) Tujuan pembelajaran dalam pendekatan saintifik

Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: 1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa.

2. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah

6. Mengembangkan karakter siswa c) Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Dalam PERMENDIKBUD (81A), proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

1. Mengamati

Kegiatan belajar dari mengamati adalah: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat peraga). Kompetensi yang


(49)

di kembangkan dari mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

2. Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari menanya kompetensi yang di kembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

3. Mengumpulkan informasi

Kegiatan belajar dari hasil mengumpulkan informasi adalah: melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas dan wawancara dengan nara sumber

Dari kegiatan belajar mengumpulkan informasi kompetensi yang dikembangkan adalah: sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.


(50)

4. Menalar

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Kegiatan belajar dari hasil menalar. Kompetensi yang dikembangkan adalah: sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

5. Mengkomunikasikan

Kegiatan belajar mengkomunikasikan berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dari hasil menalar adalah : jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

e. Penilaian Otentik

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan


(51)

secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.

Teknik dan instrument penilaian adalah sebagai berikut :

1. Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian sejawat (peer assessment), dan jurnal. 2. Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes

lisan, dan penugasan.

3. Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui pengamatan kinerja yang meminta peserta didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu, melalui praktik, projek, atau portofolio.

Selanjutnya, Sri Handayani menyatakan bahwa penilaian otentik pada pembelajaran tematik yaitu :

a. Karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut:

1. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-word experience) 2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung.

3. Mencakup penilaian pribadi (self assessment) dan refleksi.

4. Yang diukur ketrampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. 5. Berkesinambungan.

6. Terintegrasi.

7. Dapat digunakan sebagai umpan balik.


(52)

b. Tujuan penilaian otentik

1. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu. 2. Menentukan kebutuhan pembelajaran.

3. Membantu dan mendorong siswa.

4. Membantu dan mendorong guru untuk membelajarkan lebih baik. 5. Menentukan strategi pembelajaran.

6. Akuntabilitas lembaga.

7. Meningkatkatkan kualitas pendidikan. c. Prinsip-prinsip penilaian otentik

1. Keeping track, penilaian otentik mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Checking up, penilaian otentik mampu mengecek ketercapaian kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Finding out, penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses pembelajaran.

4. Summing up, penilaian harus mampu menyimpulkan apakah

peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan. 2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut Kemp (1994) dalam Trianto


(53)

(2011 :81) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model Kemp (Trianto, 2011:81):

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan


(54)

atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

b. Analisis siswa (Learning Characteristics)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2011: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2) Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2011: 83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp mengatakan dalam Trianto (2011: 83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan


(55)

model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d. Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik. e. Uratan Isi (Content Sequencing)

Menurut Kemp (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran .

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat


(56)

memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.

g. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery) Menurut Kemp (2011: 16-17) menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.

h. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran. i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche)

Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan


(57)

keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.

j. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.

k. Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari. l. Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir


(58)

pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu.

m.Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah.

Unsur-unsur di atas diperlukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan identifikasi kebutuhan awal akan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru kelas IV SD/MI. Model pengembangan Jerold E. Kemp sangat mudah untuk dipelajari dibandingkan model-model pengembangan yang lain. Pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti yakni Silabus, RPPTH, Instrumen Penilaian, dan LKS.

a. Silabus

Menurut Daryanto & Aris Dwicahyono (2014: 6) menyatakan bahwa silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan Penilaian. Sedangkan menurut kemendikbud (2013:12) silabus


(59)

merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum sekolah dasar. Dalam kurikulum 2013, memang silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, tetapi peranan seorang pendidik sangat dibutuhkan dalam mengkaji silabus tersebut agar tema/sub tema serta langkah-langkah pembelajaran yang dipersiapkan bersentuhan langsung dengan kebutuhan peserta didik.

Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut.

a) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).

b) Materi pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi.

c) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu berintekrasi dengan objek belajar.

d) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi.

e) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai. f) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi


(60)

g) Sumber belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu.

Jadi, silabus adalah perangkat yang berisikan rencana dan tujuan pelaksanaan pembelajaran yang ingin dicapai dari sebuah tema pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum sekolah dasar.

b.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Menurut Sanjaya (2008:173) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Lebih lanjut, dalam kemendikbud (2013:37) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan sebuah bentuk pedoman pelaksanaan dan prosedur pembelajaran yang disusun sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPPTH adalah sebuah bentuk pedoman pelaksanaan pembelajaran yang disusun sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran harian dari suatu materi pokok atau tema tertentu.

Seorang guru harus mengetahui setiap komponen yang membangun RPPTH. Komponen-komponen tersebut tidak bisa dilepas pisahkan dari RPPTH. Adapun komponen-komponen yang perlu diperhatikan oleh guru


(61)

adalah Identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Tujuan pembelajaran, materi pokok, pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, penilaian, evaluasi, dan refleksi.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dan pendekatan saintifik. Dalam pembelajaran tematik integratif ini, pendidik diharapkan mampu kreatif dalam mendesain proses pembelajaran agar peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, selain itu guru juga harus efektif dalam memanfaatkan poin-poin dalam pendekatan saintifik agar penanaman karakter semakin mudah dilakukan. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mendidik siswa-siswinya. Proses pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Tujuannya, agar pendidik lebih aktif mempersiapkan diri dalam proses belajar mengajar.

Menurut kemendikbud (2013:12) RPP tematik adalah rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara rinci dari suatu tema. RPP tematik dikembangkan oleh seorang pendidik dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut, mengkaji silabus tematik, mengkaji buku guru, mengkaji


(62)

buku siswa. Dalam mengkaji hal -hal tersebut, seorang pendidik harus memperhatikan kebutuhan peserta didik sehingga pembelajaran yang tersaji benar-benar menarik perhatian peserta didik dan tidak menimbulkan kejenuhan peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui media pembelajaran yang nyata dialami serta bisa diindrakan oleh peserta didik,

Berdasarkan Permendikbud (2013:6) dalam menyusun RPP, seorang pendidik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Perbedaan individual peserta didikantara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Partisipasi aktif peserta didik. Pendidik harus mampu menyusun kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa sehingga siswa benar-benar berpartisipasi dalam pembelajaran.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.


(63)

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjutRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Trianto (2009: 223) menyatakan bahwa LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Sedangkan berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional dalam lampiran Panduan Pengembangan Bahan Ajar Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2008 Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi


(64)

singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.

Jadi, Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran-lemberan yang berisikan kegiatan-kegiatan mendasar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dan pembentukkan kemampuan dasar sesuai indikator pembelajaran yang harus ditempuh. Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut, judul, petunjuk belajar (Petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja dan penilaian.

d. Bahan Ajar

Berdasarkan Daryanto & Aris Dwicahyono (2014:23) menyatakan bahwa bahan ajar merupakan sebuah informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan untuk membantu guru/insektor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Selain itu, bahan ajar juga merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan: 1) Kurikulum, 2) Karakteristik sasaran, dan 3) Tuntutan pemecahan masalah belajar

Jadi, bahan ajar merupakan seperangkat materi atau teks berisikan informasi yang disusun secara sistematis sehingga dapat membantu guru


(65)

dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga tercipta suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

e. Penilaian

Menurut Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2014: 240) penilaian merupakan pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik. Lebih lanjut Trianto (2009: 87) menyatakan penilaian juga dimaksudkan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan kesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sedangkan berdasarkan Daryanto & Aris Dwicahyono (2014;141) menyatakan bahwa penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Penilaian dilaksanakan melalui berbagai bentuk anatara lain: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan penilaian diri.

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa, penilaian adalah pengumpulan informasi untuk menentukan proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan kesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.


(66)

1. Prinsip penilaian

a) Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu b) Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat

penilaian sebagai cermin diri

c) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik

d) Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik e) Mengembangkan dan menyediakan system pencatatan yang

bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik f) Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian

dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamata tingkah laku.

g) Melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam bentuk: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

h) Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan pihak sekolah dan institusi Pasangan/Asosiasi Profesi, dan pihak lain terutama DU/DI. Idealnya, lembaga yang menyelenggarakan uji kompetensi ini independen; yakni lembaga yang tidak dapat diintervensi oleh unsur atau lembaga lain.


(67)

2. Kegunaan penilaian

a) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses pencapaian kompetensi.

b) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.

c) Untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

d) Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.

e) Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan Daerah) dalam meningkatkan kualitas penilaian yang digunakan.

3. Fungsi penilaian

a) Menggambarkan sejauh mana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.

b) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk perencanaan program belajar, pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).


(1)

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

BIODATA PENULIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

BIODATA PENULIS

Marianus Suciatno Daba lahir di Ruteng, 3 Mei 1992. Pendidikan TK di TK Katolik Inviolata Ruteng, SD di SD Katolik St. Yohanes Don Bosko Ruteng II pada tahun 1998-2004, SMP Katolik St. Klaus Kuwu pada tahun 2004-2007, sempat mengenyam pendidikan di Seminari Menengah Beato Yohanes Paulus II Labuan Bajo pada tahun 2007-2009 sebelum pindah ke SMA Katolik Setia Bhakti Ruteng dan menamatkan SMA di sana pada tahun 2011. Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yaitu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Mahasiswa PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.