ProdukHukum BankIndonesia
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS
SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 12/8/DASP
PERIHAL SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA (SKNBI)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------1.
Apa sajakah yang diatur dalam Surat Edaran ini?
Surat Edaran ini merupakan aturan pelaksana dari PBI No.12/5/PBI/2010 tanggal 12
Maret 2010 tentang Perubahan PBI No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia yang mencabut Surat Edaran No.10/15/DASP tanggal 27
Maret 2008 perihal perubahan ketiga atas Surat Edaran No.7/26/DASP tanggal 22
Juli 2005 perihal SKNBI, dan diberlakukan mulai tanggal 30 April 2010. Ketentuan
ini terdiri atas 15 Bab yang antara lain mengatur tentang Kepesertaan, Kewajiban
dan Tanggung Jawab Bank sebagai Peserta, Pendanaan Awal (Prefund), Penghentian
dan Pengikutsertaan Kembali Peserta dalam Kegiatan SKNBI dan Tata Cara
Pengenaan Sanksi.
2.
Apa yang baru dari Surat Edaran ini?
Yang baru dari Surat Edaran ini antara lain adalah:
a. mekanisme penyelenggaraan kliring debet dalam SKNBI dengan hanya
memperhitungkan Data Keuangan Elektronik (DKE) dari warkat debet yang
didukung oleh pendanaan awal (prefund) yang cukup;
b. adanya kewajiban bagi Bank penerima dalam Kliring Debet untuk
menyelesaikan warkat debet yang DKE-nya tidak diperhitungkan oleh
Penyelenggara karena Bank penerima tidak menyediakan dana prefund yang
cukup;
c. pengawasan oleh PKN terhadap PKL dan Peserta SKNBI yang disesuaikan
dengan prinsip member certification;
d. penyesuaian lainnya, seperti laporan yang wajib dicetak dan didistribusikan oleh
PKL, kepastian minimum prefund bagi bank hasil merger, konsolidasi dan
konversi, serta penambahan fasilitas download informasi penyelenggaraan
SKNBI bagi peserta.
3.
Apa yang dimaksud Pendanaan Awal (prefund)? Apakah terdapat perbedaan
dengan konsep prefund sesuai SE sebelumnya?
Pendanaan awal (prefund) merupakan sejumlah dana yang harus disediakan oleh
Peserta untuk dapat mengikuti SKNBI dan dijadikan sarana dalam penyelesaian
akhir (settlement). Pendanaan awal (prefund) terdiri dari pendanaan awal dalam
bentuk dana tunai (cash prefund) dan/atau agunan (collateral prefund). Dalam hal ini
tidak terdapat perubahan jenis prefund yang dapat disediakan oleh peserta SKNBI.
4.
Apa yang harus dilakukan Bank apabila potensi kewajiban Bank lebih besar
dari pada total pendanaan awal (prefund) Bank?
Bank harus menambah kekurangan prefund (top-up prefund) dalam bentuk dana
tunai (cash prefund) dan/atau agunan (collateral prefund). Penambahan prefund
(top-up prefund) dapat dilakukan setiap saat sampai dengan batas waktu sesuai
jadwal Kliring di masing-masing Wilayah Kliring. Penambahan prefund ini perlu
dilakukan untuk menghindari terjadinya DKE yang tidak diperhitungkan oleh
Penyelenggara.
5.
Apa konsekuensi dari penyempurnaan mekanisme kliring debet dalam SKNBI
yang tidak lagi memperhitungkan DKE dari warkat debet yang tidak didukung
dengan pendanaan awal yang cukup?
Kantor pusat Peserta SKNBI harus melakukan monitoring setiap saat terhadap
kewajiban yang timbul dalam Kliring Debet untuk seluruh kantornya di semua
wilayah kliring di Indonesia. Dalam hal terdapat kewajiban dalam kliring debet yang
belum didukung dengan prefund yang cukup, maka kantor pusat peserta tersebut
wajib melakukan penambahan pendanaan awal (top-up prefund).
6.
Apakah yang harus dilakukan oleh Bank penerima apabila telah
menyelesaikan warkat debet yang DKE Debetnya tidak diperhitungkan oleh
Penyelenggara?
Peserta penerima harus melaporkan hasil penyelesaian Warkat Debet dari DKE
yang tidak diperhitungkan tersebut kepada PKL paling lambat 2 (dua) hari kerja
sejak tanggal dilaksanakannya penyelesaian kewajiban pembayaran.
------------------------
SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 12/8/DASP
PERIHAL SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA (SKNBI)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------1.
Apa sajakah yang diatur dalam Surat Edaran ini?
Surat Edaran ini merupakan aturan pelaksana dari PBI No.12/5/PBI/2010 tanggal 12
Maret 2010 tentang Perubahan PBI No.7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia yang mencabut Surat Edaran No.10/15/DASP tanggal 27
Maret 2008 perihal perubahan ketiga atas Surat Edaran No.7/26/DASP tanggal 22
Juli 2005 perihal SKNBI, dan diberlakukan mulai tanggal 30 April 2010. Ketentuan
ini terdiri atas 15 Bab yang antara lain mengatur tentang Kepesertaan, Kewajiban
dan Tanggung Jawab Bank sebagai Peserta, Pendanaan Awal (Prefund), Penghentian
dan Pengikutsertaan Kembali Peserta dalam Kegiatan SKNBI dan Tata Cara
Pengenaan Sanksi.
2.
Apa yang baru dari Surat Edaran ini?
Yang baru dari Surat Edaran ini antara lain adalah:
a. mekanisme penyelenggaraan kliring debet dalam SKNBI dengan hanya
memperhitungkan Data Keuangan Elektronik (DKE) dari warkat debet yang
didukung oleh pendanaan awal (prefund) yang cukup;
b. adanya kewajiban bagi Bank penerima dalam Kliring Debet untuk
menyelesaikan warkat debet yang DKE-nya tidak diperhitungkan oleh
Penyelenggara karena Bank penerima tidak menyediakan dana prefund yang
cukup;
c. pengawasan oleh PKN terhadap PKL dan Peserta SKNBI yang disesuaikan
dengan prinsip member certification;
d. penyesuaian lainnya, seperti laporan yang wajib dicetak dan didistribusikan oleh
PKL, kepastian minimum prefund bagi bank hasil merger, konsolidasi dan
konversi, serta penambahan fasilitas download informasi penyelenggaraan
SKNBI bagi peserta.
3.
Apa yang dimaksud Pendanaan Awal (prefund)? Apakah terdapat perbedaan
dengan konsep prefund sesuai SE sebelumnya?
Pendanaan awal (prefund) merupakan sejumlah dana yang harus disediakan oleh
Peserta untuk dapat mengikuti SKNBI dan dijadikan sarana dalam penyelesaian
akhir (settlement). Pendanaan awal (prefund) terdiri dari pendanaan awal dalam
bentuk dana tunai (cash prefund) dan/atau agunan (collateral prefund). Dalam hal ini
tidak terdapat perubahan jenis prefund yang dapat disediakan oleh peserta SKNBI.
4.
Apa yang harus dilakukan Bank apabila potensi kewajiban Bank lebih besar
dari pada total pendanaan awal (prefund) Bank?
Bank harus menambah kekurangan prefund (top-up prefund) dalam bentuk dana
tunai (cash prefund) dan/atau agunan (collateral prefund). Penambahan prefund
(top-up prefund) dapat dilakukan setiap saat sampai dengan batas waktu sesuai
jadwal Kliring di masing-masing Wilayah Kliring. Penambahan prefund ini perlu
dilakukan untuk menghindari terjadinya DKE yang tidak diperhitungkan oleh
Penyelenggara.
5.
Apa konsekuensi dari penyempurnaan mekanisme kliring debet dalam SKNBI
yang tidak lagi memperhitungkan DKE dari warkat debet yang tidak didukung
dengan pendanaan awal yang cukup?
Kantor pusat Peserta SKNBI harus melakukan monitoring setiap saat terhadap
kewajiban yang timbul dalam Kliring Debet untuk seluruh kantornya di semua
wilayah kliring di Indonesia. Dalam hal terdapat kewajiban dalam kliring debet yang
belum didukung dengan prefund yang cukup, maka kantor pusat peserta tersebut
wajib melakukan penambahan pendanaan awal (top-up prefund).
6.
Apakah yang harus dilakukan oleh Bank penerima apabila telah
menyelesaikan warkat debet yang DKE Debetnya tidak diperhitungkan oleh
Penyelenggara?
Peserta penerima harus melaporkan hasil penyelesaian Warkat Debet dari DKE
yang tidak diperhitungkan tersebut kepada PKL paling lambat 2 (dua) hari kerja
sejak tanggal dilaksanakannya penyelesaian kewajiban pembayaran.
------------------------