Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di Daerah Perbatasan Malaysia-Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat

(1)

1

EKSPLORASI UMUM MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI DAERAH PERBATASAN MALAYSIA-KABUPATEN SANGGAU

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh : 1) Kisman, 2) Bambang Pardiarto

Kelompok Program Penelitian Mineral Logam, Pusat Sumber Daya Geologi

Sari

Eksplorasi umum mineral logam di daerah perbatasan Sarawak-Malaysia dengan Kabupaten Sanggau - Kalimantan Barat dilakukan dengan metoda pemercontoan geokimia tanah, batuan, sedimen sungai aktif dan konsentrat dulang. Lokasi penyelidikan didaerah Gunung Rawan dan sekitarnya yang secara administratif bagian selatan termasuk wilayah Kecamatan Entikong dan Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Sedangkan bagian utara termasuk daerah Kedup, Sarawak.

Geologi daerah penyelidikan disusun oleh satuan batuan gunungapi, satuan batuan malihan dan intrusi dengan struktur geologi berupa sesar normal maupun sesar geser dengan arah umum baratlaut-tenggara dan utara selatan.

Gejala ubahan ditemukan pada batuan andesit dan meta sedimen berupa silisifikasi dan propilitisasi dengan kehadiran klorit dan mineralisasi pirit dan beberapa logam lainnya seperti kalkopirit dan bornit. Mineralisasi sulfida pirit baik tersebar maupun mengisi retakan teramati pada batuan breksi gunungapi. Selain itu dijumpai juga float urat kuarsa berwarna putih susu berongga hitam manganis dan terdapat mineral pirit mengisi bidang retakan

Hasil analisa geokimia unsur dari conto tanah menunjukan anomali As dan Sb terdapat di lereng bagian selatan Gunung Rawan. Unsur As dan Sb sebagai path finder element yang kuat terhadap terbentuknya mineralisasi emas. Pola sebaran ini mencerminkan adanya potensi mineralisasi logam mulia dilokasi ini. dimana kadar Au tertinggi dari conto tanah juga berlokasi di lereng yang sama Oleh karena itu perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut dengan metoda eksplorasi geofisika untuk mengetahui keadaan mineralisasi bawah permukaan.

Kata kunci : Gunung Rawan, mineralisasi, silisifikasi, intrusi PENDAHULUAN

Percepatan pengungkapan mineral strategis di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain merupakan salah satu program prioritas pemerintah. Hal ini dilakukan karena data dan informasi sumber daya mineral ke depan akan mampu untuk berkontribusi dalam kebijakan penataan ruang di wilayah perbatasan tersebut.

Sebagai implementasi dari program prioritas tersebut maka dilakukan eksplorasi umum mineral logam di daerah perbatasan Sarawak - Malaysia dengan Kabupaten Sanggau - Kalimantan Barat.

Kegiatan eksplorasi ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding

(MoU) antara Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia dengan Jabatan Mineral dan Geosains (JMG), Kementerian Sumber Asli dan Lingkungan, Malaysia dalam kerangka kerjasama ilmiah dan teknik bidang geologi , sumber daya mineral dan energi .

Lokasi kegiatan eksplorasi berada di daerah Gunung Rawan yang merupakan daerah perbatasan dimana area bagian selatannya termasuk dalam wilayah Kabupaten Sanggau, Kalimantan


(2)

2

Barat dan area bagian utara termasuk dalam wilayah Kedup, Sarawak-Malaysia (Gambar 1).

Gunung Rawan termasuk salah satu rangkaian gunung yang memanjang ke arah timur di wilayah Sarawak dimana terdapat indikasi mineralisasi logam mulia emas (JMG Sarawak, 2013). Eksplorasi yang dilakukan di daerah Gunung Rawan dan sekitarnya ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai indikasi mineralisasi di bagian wilayah Indonesia.

Gambar 1. Peta lokasi penyelidikan METODOLOGI

Eksplorasi yang dilakukan dengan cara pengamatan geologi konvensional disertai pengambilan conto tanah horizon B dengan metoda ridge and spur, conto batuan dengan chip sampling, conto konsentrat mineral berat dengan pendulangan dan conto endapan sungai aktif dengan saringan berukuran - 80 mesh. Analisis kimia unsur (Au, Ag, As, Sb, Hg, Cu, Pb, Zn, Fe, Mn dan Li) di

laboratorium dilakukan dengan metoda AAS. Pengolahan data hasil analisis laboratorium dengan statistik deskripsi sederhana menggunakan program excel dan plotting dalam peta dengan program Mapinfo-11.

GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

Morfologi daerah penyelidikan dapat dibagi dalam tiga satuan morfologi yaitu pedataran, bukit rendah bergelombang, perbukitan tinggi dan terjal. Umumnya satuan morfologi perbukitan rendah bergelombang dan satuan morfologi perbukitan tinggi menempati bagian utara daerah penyelidikan yang memanjang dari timur ke barat. Puncak Gunung Rawan dengan elevasi sekitar 955 meter terletak di bagian barat daerah penyelidikan (Gambar 2).

Gambar 2. Morfologi bukit rendah bergelombang, perbukitan tinggi dan terjal dengan puncak Gunung Rawan

Stratigrafi daerah penyelidikan tersusun oleh satuan batuan dari umur tua ke muda dengan susunan sebagai berikut (Gambar 11):


(3)

3

Satuan batuan malihan berupa batutanduk (hornfels) berwarna abu-abu tua. ( Gambar 3). Penyebaran satuan batuan ini dijumpai di bagian timur daerah penyelidikan yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Dusun Bungkang, Desa Bungkang Kecamatan Sekayam. Satuan batuan ini menempati satuan morfologi perbukitan tinggi dan terjal dengan puncak tertingginya adalah Bukit Sumut. Satuan batuan malihan ini dinisbikan sebagai anggota dari Kelompok Balai Sebut ( Supriatna, S., dkk, 1993).

Gambar 3. Singkapan batuan malihan (hornfels) dengan didaerah Dusun Bungkang

Satuan batuan gunungapi terdiri atas batuan andesit dan breksi tufa yang telah mengalami propilitisasi dengan mineral sulfida berupa pirit halus tersebar. Singkapan batuan andesit dijumpai di Bukit Sumut di daerah Bungkang.

Satuan batuan andesit dan tufa breksi andesitik yang dijumpai di daerah penyelidikan diduga sebagai bagian dari

Batuan Gunungapi Serian. Penyebaran satuan batuan ini yang tersingkap di bagian timur daerah penyelidikan terutama disekitar Bukit Sumut di wilayah Dusun Bungkang dan Bantan, Kecamatan Sekayam.

Satuan batuan diorit

penyebarannya lebih terkonsentrasi di sekitar daerah Gunung Rawan yang merupakan batuan intrusi seperti yang dijumpai di S. Pedunun (Gambar 4)

Gambar 4. Singkapan batuan diorit di Sungai Pedunun

Satuan endapan aluvial berupa kerakal-kerikil, pasir dan lumpur. Penyebaran satuan berda di daerah pedataran dan sepanjang meander

sungai. Daerah aluvial umumnya sudah dimanfatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian sawah maupun ladang/kebun. Struktur geologi yang terdapat didaerah penyelidikan berupa sesar normal maupun sesar geser dengan arah umum baratlaut-tenggara dan utara selatan.

Akibat adanya intrusi diorit ini maka diperkirakan terjadi ubahan batuan


(4)

4

pada batuan andesit dan meta sedimen berupa silisifikasi (RH14-33F) dan propilitisasi (RK14-19F) dengan kehadiran klorit , pirit dan beberapa logam lainnya seperti kalkopirit dan bornit. Mineralisasi sulfida pirit baik tersebar maupun mengisi retakan teramati pada batuan breksi gunungapi yang terpropilitkan dijumpai di Sungai Etama (Gambar 5). Selain itu pada anak Sungai Entenuh dijumpai float urat kuarsa berwarna putih susu berongga hitam manganis dan terdapat mineral pirit mengisi bidang retakan .

Gambar 5. Ubahan propilitik breksi gunungapi dengan mineral pirit di Sungai Etama

ANALISIS DAN HASIL

Mineralisasi sulfida yang teramati dilapangan dari float batuan berupa pirit, kalkopirit yang ditemukan pada lokasi dengan nomor conto RK14-19F. Namun hasil pemeriksaan mineragrafi dari sayatan poles batuan di bawah mikroskop cahaya pantul teridentifikasi mineral pirit, kalkopirit, bornit dan kalkosit, berbutir halus hingga + 0,3 mm, bentuk subhedral

hingga anhedral dengan paragenesa sebagai berikut : ( Gambar 6).

Paragenesa :

Pirit

Kalkopirit Bornit Kalkosit

Hidrous Iron Oxide Komposisi (% volume)

Pirit (2), Kalkopirit (trace)

Gambar 6a. Fotomikrograf sayatan poles pirit dan kalkopirit yang nampak tersebar dalam massa silikat Conto RK14-19F

Gambar 6b. Fotomikrograf sayatan poles kalkopirit yang nampak terubah menjadi bornit dan kalkosit dalam massa silikat

Analisis statistik deskriptif terhadap nilai unsur dari conto tanah berupa mean, standar deviasi, jumlah conto, nilai minimal, nilai maksimal dan tingkat


(5)

5

kepercayaan hasil pengukuran laboratorium untuk 146 conto tanah horizon B dari daerah Kecamatan Sekayam, Kecamatan Entikong dan sekitarnya disajikan dalam Tabel 1.

Setiap conto dianalisis sebanyak sebelas unsur logam yaitu :Au, Ag, As, Sb, Hg, Cu, Pb, Zn, Mn, Fe dan Li. Penyontohan didaerah penyelidikan terkumpul sebanyak 35 conto batuan, 146 conto tanah permukaan dan dari sumur uji atau bukaan dengan satuan kadar ppm kecuali Au dan Hg dalam ppb. Peta lokasi conto disajikan pada Gambar 7.

Penentuan besarnya anomali unsur kimia dibuat menjadi empat kelas yaitu :

 Kelas-1 nilai minimum s.d. mean

 Kelas-2 mean s.d. mean + Standar deviasi

 Kelas-3 mean + Standar deviasi s.d. mean + 2 Standar deviasi

 Kelas-4 mean + 2 Standar deviasi s.d. nilai maksimum.

Penggambaran peta sebaran unsur dibuat berdasarkan kelas yang ada dengan perbedaan warna dan besarnya lingkaran padat pada setiap titik-titik lokasi. Perbedaan warna yang kontras antar kelas dimaksudkan untuk memudahkan dalam pencarian anomali dalam setiap peta. Hasil proses pengolahan data tersebut ditampilkan dalam peta yang menunjukkan penyebaran unsur. Untuk unsur As dan

Sb diperlihatkan pada Gambar 8 dan Gambar 9.

Sedangkan hasil analisis conto batuan tidak dilakukan pengolahan data statistik sebagaimana conto pada tanah tetapi hanya dilakukan plotting langsung dalam peta (Gambar 10).

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis kimia terhadap 146 conto tanah maka karakteristik kandungan tiap unsur adalah sebagai berikut :

Unsur Cu kadarnya berkisar antara 3 ppm - 57 ppm dengan nilai mean 10,49 ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada conto RS14-03S merupakan conto tanah dipermukaan pada horizon B dengan koordinat lokasi (110.496; 0.85899). Lokasi tersebut menempati satuan batuan gunungapi disekitar Bukit Sumut.

Unsur Pb kadarnya berkisar antara 18 ppm - 211 ppm dengan nilai mean 48,57 ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada conto RK14-44S dengan koordinat lokasi (110.465; 0.891916). Lokasi tersebut menempati satuan batuan gunungapi sekitar Gunung Rawan sebelah timur.

Unsur Zn kadarnya berkisar antara 31 ppm - 364 ppm dengan nilai mean 95,94 ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada conto RS14-44S dengan koordinat lokasi (110.441; 0.88217). Lokasi tersebut menempati satuan batuan gunungapi sekitar Gunung Rawan sebelah selatan.


(6)

6

Unsur Mn kadarnya berkisar antara 27 ppm - 2200 ppm dengan nilai mean 208,77 ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada conto RH14 - 13S dengan koordinat lokasi (110.472; 0.86773). Lokasi tersebut menempati satuan batuan gunungapi sekitar Bukit Singampu sebelah selatan.

Unsur Ag kadarnya berkisar antara 1 ppm - 6 ppm dengan nilai mean 1,99 ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada conto RK14-03S2 merupakan conto tanah pada testpit lapisan kedua (-2,0 m) dengan koordinat lokasi (110.493; 0.851725). Lokasi tersebut menempati satuan batuan gunungapi yang berdekatan dengan intrusi diorite sekitar Dusun Bungkang sebelah utara.

Unsur Au kadarnya berkisar antara 0 ppb - 36 ppb dengan nilai mean 5,90 ppb. Hasil paling tinggi terdapat pada conto RH14-34S merupakan conto tanah dipermukaan pada horizon B dengan koordinat lokasi (110.455; 0.898138). Lokasi tersebut menempati satuan batuan andesit Gunung Rawan sebelah selatan.

Unsur As kadarnya berkisar antara 0 ppm - 26 ppm dengan nilai mean 1,76 ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada conto RK14-37S dengan koordinat lokasi (110.459; 0.904788). Lokasi tersebut menempati satuan batuan andesit di lereng Gunung Rawan sebelah tenggara.

Unsur Sb kadarnya berkisar antara 0 ppm - 10 ppm dengan nilai mean 1,09 ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada

conto RH14-28S dengan koordinat lokasi (110.459; 0.904788). Lokasi tersebut menempati satuan batuan andesit di lereng Gunung Rawan sebelah tenggara.

Unsur Hg kadarnya berkisar antara 33 ppb - 387 ppb dengan nilai mean 123,78 ppb. Hasil paling tinggi terdapat pada conto RH14-28S dengan koordinat lokasi (110.488; 0.848578). Lokasi tersebut menempati satuan batuan gunungapi di Dusun Bungkang sebelah utara.

Keterdapatan gejala ubahan seperti propilitisasi (RK14-19F) dan silisifikasi (RH14-33F) serta mineralisasi sulfida berupa pirit tersebar maupun mengisi retakan, kalkopirit dan bornit pada batuan andesit maupun metasedimen di beberapa lokasi baik berupa float maupun sebagai singkapan di daerah penyelidikan, menunjukkan adanya aktivitas hidrotermal yang menerobos batuan tersebut. Keadaan ini juga mengindikasikan kemungkinan pembentukan cebakan emas maupun logam dasar berkaitan dengan aktifitas hidrotermal.

Hasil analisa kimia batuan juga menunjukkan kandungan arsen, stibnit dan air raksa dengan kadar yang berbeda (Gambar 10). Beberapa conto batuan seperti RH14-33 F mengandung 14 ppb Au dan 125 Hg. Pada bagian punggungan yang berada pada hulu Sungai Entinuh (RK14-36F) ditemukan float berupa urat kwarsa dengan kandungan pirit halus tersebar dengan kadar 16 ppm As.


(7)

7

Berdasarkan data tersebut maka cebakan mineral logam yang terbentuk di daerah ini diperkirakan sebagai tipe epithermal berupa urat yang mengandung emas dan tembaga.

Hasil analisa geokimia unsur dari conto tanah menunjukan anomali As dan Sb terdapat di lereng bagian selatan Gunung Rawan. Unsur As dan Sb sebagai

path finder element yang kuat terhadap terbentuknya mineralisasi emas. Pola sebaran ini mencerminkan adanya potensi mineralisasi logam mulia dilokasi ini dimana kadar Au tertinggi dari conto tanah juga berlokasi di lereng yang sama.

Mineralisasi terjadi karena adanya kontak intrusi batuan diorit dengan satuan batuan yang lebih tua yaitu batuan malihan, andesit, breksi tufa yang secara regional dinisbikan sebagai Batuan Gunungapi Serian. Zona mineralisasi diduga berarah barat laut-tenggara yang dikontrol oleh struktur patahan.

Kompilasi data mineralisasi dan anomali geokimia unsur logam dari conto tanah diperoleh empat zona anomali yang perlu ditindak lanjuti dikemudian hari. Empat zona anomali adalah sebagai berikut :

1. Zona anomali Cu-Hg dengan mineralisasi kalkopirit.

2. Zona anomali Au-Sb-As dengan mineralisasi pirit.

3. Zona anomali Hg-As.

4. Zona anomali Cu-Au-As-Hg.

Berdasarkan evaluasi data geologi, geokimia dan mineralisasi maka

dapat ditentukan daerah prospek untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Plotting sebaran keseluruhan anomali terangkum dalam bentuk peta zona prospek mineralisasi sebagai akumulasi dari peta sebaran tiap unsur dari conto tanah yang digabungkan secara lengkap dengan keadaan geologinya (Gambar 11). Daerah prospek mempunyai luas kurang lebih 10.930 Ha yang berada pada bagian selatan Gunung Rawan.

Penyelidikan lanjutan yang disarankan adalah berupa eksplorasi geofisika dengan metoda ground magnetic dan IP untuk mendapatkan data zona mineralisasi logam mulia dan logam dasar dibawah permukaan.

KESIMPULAN

1. Cebakan mineral logam emas dan tembaga diduga merupakan tipe urat epithermal dengan zona mineralisasi berarah baratlaut-tenggara yang dikontrol oleh struktur patahan.

2. Mineralisasi terjadi karena adanya kontak intrusi batuan diorit dengan satuan batuan yang lebih tua yaitu batuan malihan, andesit, breksi tufa yang secara regional dinisbikan sebagai Batuan Gunungapi Serian. 3. Ubahan yang ditemukan di lapangan

berupa propilitisasi dan silisifikasi yang mengandung mineral pirit halus tersebar dan sebagian mengisi retakan.

4. Daerah prospek mineralisasi untuk penyelidikan lanjutan terdapat dibagian selatan Gunung Rawan


(8)

8

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada editor yang telah

memberikan saran dan koreksinya terhadap makalah ini sehingga dapat diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, Penyelidikan Mineral Logam di Daerah Perbatasan Malaysia Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Anonim, 2014, Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar di Daerah Perbatasan Malaysia-Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Supriatna, S., Margono U., Sutrisno, de Keyser F., Langford R.P., 1993, Geologi Lembar Sanggau, Kalimantan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.


(9)

9

Tabel 1. Rangkuman statistik sederhana dari hasil analisis conto tanah

Deskripsi Cu_ppm Pb_ppm Zn_ppm Mn_ppm Ag_ppm Li_ppm Fe_% Au_ppb As_ppm Sb_ppm Hg_ppb

Mean 10.49 48.57 95.94 280.77 1.99 9.49 5.69 5.90 1.76 1.09 123.78

Standard Error 0.677 1.508 3.341 31.797 0.033 0.305 0.246 0.538 0.368 0.187 4.127

Median 8 47 94.5 118.5 2 9 4.835 5 0 0 113.5

Mode 6 47 111 90 2 6 3.61 0 0 0 92

Standard Deviation 8.18 18.22 40.37 384.20 0.40 3.68 2.97 6.51 4.45 2.26 49.86 Sample Variance 66.969 331.806 1629.948 147609.583 0.159 13.576 8.803 42.327 19.770 5.089 2486.379 Kurtosis 13.451 43.080 13.266 7.884 72.580 3.533 2.899 5.868 17.101 7.388 5.681 Skewness 3.333 5.052 2.448 2.656 6.586 1.457 1.538 2.107 3.934 2.775 1.760

Range 54 193 333 2173 5 22 16.09 36 26 10 354

Minimum 3 18 31 27 1 4 1.53 0 0 0 33

Maximum 57 211 364 2200 6 26 17.62 36 26 10 387

Sum 1531 7091 14007 40993 291 1386 830.89 861 257 159 18072

Count 146 146 146 146 146 146 146 146 146 146 146


(10)

10


(11)

11


(12)

12


(13)

13


(14)

14


(1)

9

Tabel 1. Rangkuman statistik sederhana dari hasil analisis conto tanah

Deskripsi Cu_ppm Pb_ppm Zn_ppm Mn_ppm Ag_ppm Li_ppm Fe_% Au_ppb As_ppm Sb_ppm Hg_ppb

Mean 10.49 48.57 95.94 280.77 1.99 9.49 5.69 5.90 1.76 1.09 123.78

Standard Error 0.677 1.508 3.341 31.797 0.033 0.305 0.246 0.538 0.368 0.187 4.127

Median 8 47 94.5 118.5 2 9 4.835 5 0 0 113.5

Mode 6 47 111 90 2 6 3.61 0 0 0 92

Standard Deviation 8.18 18.22 40.37 384.20 0.40 3.68 2.97 6.51 4.45 2.26 49.86

Sample Variance 66.969 331.806 1629.948 147609.583 0.159 13.576 8.803 42.327 19.770 5.089 2486.379

Kurtosis 13.451 43.080 13.266 7.884 72.580 3.533 2.899 5.868 17.101 7.388 5.681

Skewness 3.333 5.052 2.448 2.656 6.586 1.457 1.538 2.107 3.934 2.775 1.760

Range 54 193 333 2173 5 22 16.09 36 26 10 354

Minimum 3 18 31 27 1 4 1.53 0 0 0 33

Maximum 57 211 364 2200 6 26 17.62 36 26 10 387

Sum 1531 7091 14007 40993 291 1386 830.89 861 257 159 18072

Count 146 146 146 146 146 146 146 146 146 146 146


(2)

10


(3)

11


(4)

12


(5)

13


(6)

14