PENTINGNYA KEBERADAAN DPD RI SEBAGAI LEMBAGA PENYEIMBANG DI REPUBLIK INDONESIA | Darma | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 407 1708 1 PB
PENTINGNYA KEBERADAAN DPD RI SEBAGAI LEMBAGA
PENYEIMBANG DI REPUBLIK INDONESIA
Oleh : MAHYU DARMA*)
ABSTRACT
DPD which is representative of the area to be balancing on strengthening the
parliamentary system in Indonesia. DPD into mediation forum aspirations of the
community and region as well as other interests. If viewed from the constitutional
DPD also present to strengthen the parliamentary system in the legislative process.
DPR and DPD which together perform the functions of legislation, budget and
supervision, it is expected the two legislative branches can provide meaningful input
to the government so as to create synergies between national interests, political
interests of the Indonesian people and the regional interests in national policy
formulation.
ABSTRAK
DPD yang merupakan wakil dari daerah mampu menjadi penyeimbang dalam
penguatan sistem parlemen di Indonesia. DPD menjadi forum mediasi aspirasi
masyarakat dan daerah serta kepentingan lainnya. Jika dilihat dari ketatanegaraan
DPD juga hadir untuk menguatkan sistem parlemen dalam proses legislasi. DPR dan
DPD yang bersama-sama menjalankan fungsi-fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan, diharapkan kedua lembaga perwakilan rakyat ini dapat memberikan
masukan yang berarti bagi pemerintah sehingga tercipta sinergi antara kepentingan
nasional, kepentingan politik rakyat Indonesia dan kepentingan daerah dalam
perumusan kebijakan nasional.
Pendahuluan
urgensi
Undang-Undang Dasar Negara
tinggi
dalam
sistem
ketatanegaraan di Indonesia. DPD
1945
yang merupakan wakil dari daerah
(Undang-undang Dasar Tahun 1945)
mampu menjadi penyeimbang (kamar
menegaskan
kedua)
Republik
Indonesia
Tahun
fungsi,
tugas,
dan
dalam
penguatan
sistem
wewenang Dewan Perwakilan Daerah
parlemen di Indonesia. Sebagai kamar
Republik Indonesia (DPD RI) sebagai
kedua, DPD menjadi forum mediasi
lembaga negara (main state organ) di
aspirasi masyarakat dan daerah serta
ranah legislasi yang bersanding dengan
kepentingan lainnya. Jika dilihat dari
Dewan
ketatanegaraan DPD juga hadir untuk
Perwakilan
Rakyat
Republik
menguatkan sistem parlemen dalam
Indonesia (DPR RI).
Keberadaan
DPD
memiliki
proses legislasi.
urgensi tinggi dalam sistem
*)
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
10
DPD
Republik Indonesia dibagi atas daerah-
tidak terlepas dari : 1) adanya tuntutan
daerah provinsi dan daerah provinsi itu
demokratis, bahwa pengisian angggota
dibagi
lembaga
dapat
mempunyai pemerintah daerah.“ Hal
pemilih,
tersebut perlu ditegaskan, mengingat
sehingga keberadaan Utusan Daerah
saat ini dari 34 provinsi masih terdapat
dan Utusan Golongan dalam komposisi
perbedaan sumber daya alam dan
MPR yang semula ditunjuk oleh unsur
sumber daya manusia, bahkan sumber
pemerintah
dana
Gagasan
pembentukan
negara
senantiasa
mengikutsertakan
rakyat
digantikan
dengan
atas
kabupaten
yang
cukup
dan
signifikan
kota
bagi
pembentukan sebuah lembaga yaitu
terselenggaranya otonomi daerah yang
DPD.
relatif sama.
2)
melekat
pembentukan
dengan
tuntutan
DPD
juga
semakin
maraknya
penyelenggaraan
otonomi
Dalam kondisi demikan dapat
diasumsikan,
tiap
anggota
DPD
daerah, yang jika tidak dikendalikan
diembani dengan situasi, kondisi dan
dengan baik berujung pada tuntutan
kepentingan
separatisme. Dalam pada itu, DPD juga
yang juga sangat beragam yang pada
terembani
lembaga
akhirnya mungkin akan mempengaruhi
negara yang memiliki fungsi integrasi
keutuhan NKRI sehingga dibutuhkan
sebagaimana diamanatkan sila ketiga
antisipasi bagi terselenggaranya fungsi
Pancasila, yakni Persatuan Indonesia,
integrasi.
hakikat
sebagai
dalam
koridor
Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
provinsi
Dalam konteks ini, DPD secara
sehingga setiap kepentingan daerah
senantiasa
masing-masing
langsung menjalankan fungsi integrasi
bangsa dengan mencoba merekatkan
dan meningkatkan derajat kebersatuan
PENTINGNYA KEBERADAAN DPD RI
dari keragaman yang ada di nusantara
SEBAGAI LEMBAGA PENYEIMBANG
ini.
DI REPUBLIK INDONESIA.
relevan dengan wilayah tugas DPD
Hakikat
keberadaan
DPD
Persoalan-persoalan
lokal
yang
dicoba dinasionalkan (menasionalkan
disamping Pasal 22 Undang-undang
isu-isu
Dasar, juga harus mengalir dari pasal-
permasalahan
pasal yang terkait dengan Pemerintah
sehingga masyarakat daerah merasa
Daerah, antara lain Pasal 18 ayat (1)
diperhatikan dan melalui para wakilnya
Perubahan
Undang-undang
di DPD membahasnya sebagai agenda
Dasar 1945, bahwa: “Negara Kesatuan
nasional berbasis kepentingan daerah.
Ketiga
dan
lokal
permasalahanyang
relevan)
11
Sebaliknya, isu-isu srategis nasional
parlementer
dicoba
atau
kekuatan yang berusaha mempengaruhi
langsung
lembaga-lembaga politik formal, namun
dengan masyarakat daerah, sehingga
tidak terlibat langsung dalam proses
apa yang terjadi dan atau menjadi isu
pembuatan keputusan. DPD diharapkan
nasional bisa secara relatif dipahami
menjadi kekuatan parlementer yang
oleh masyarakat lokal (melokalkan atau
mempunyai pengaruh yang kuat dalam
membumikan isu dan agenda nasional).
proses pembuatan keputusan sehingga
disosialisasikan
dikomunikasikan
dan
secara
Salah satu masalah penting yang
DPD
yang
lebih
dapat
merupakan
mengakomodasikan
dihadapi oleh Indonesia (pasca Orde
berbagai kepentingan daerah ke dalam
Baru)
kebijakan-kebijakan pemerintah pusat.
adalah
pelaksanaan
otonomi
daerah dalam arti sesungguhnya, tidak
Dengan demikian, DPD menjadi
hanya sebagai pemanis di bibir seperti
lembaga penyeimbang bagi DPR dan
pada masa Orde Baru. Otonomi daerah
pemerintah.
merupakan
sebuah
cara
untuk
masalah
mengurangi
dampak
negatif
yang
kepentingan
ditimbulkan
oleh
manajemen
hubungan
kekeliruan
dalam
pusat-daerah
melihat
nasional
masalah-
dari
politik
sudut
tertentu
dari
sekelompok rakyat Indonesia (tanpa
memperhatikan
DPD
yang dilakukan oleh Orde Baru.
DPR
daerah).
berusaha
Sedangkan
memberikan
warna
Lebih jauh lagi, DPD diharapkan
kepentingan daerah dalam kebijakan-
dapat menyuarakan kepentingan daerah
kebijakan nasional sehingga tidak terjadi
dalam
benturan antara kepentingan nasional
pembicaraan
Undang-undang
Rancangan
(RUU)
pelaksanaan
dan
tugas-tugas
pengawasannya.
Sebelum
DPD
terbentuk, lembaga yang menjalankan
dan kepentingan daerah. Hal ini adalah
persyaratan
hubungan
bagi
yang
terbentuknya
harmonis
antara
pemerintah pusat dan daerah.
Pada
tugas tersebut adalah DPR, berbagai
tingkat
organisasi massa (ormas), dan warga
pemerintah
masyarakat tertentu. Namun, DPR yang
kepentingan nasional dapat terwujud.
“lebih” menyuarakan kepentingan partai
Dengan adanya DPR dan DPD yang
politik (parpol) diperkirakan tidak bisa
bersama-sama
terlalu fokus pada kepentingan daerah.
fungsi
Sedangkan
warga
pengawasan,
ekstra
lembaga perwakilan rakyat ini dapat
masyarakat
ormas
adalah
dan
kekuatan
pusat
nasional,
berusaha
menjalankan
legislasi,
anggaran,
diharapkan
agar
fungsidan
kedua
12
memberikan masukan yang berarti bagi
aspirasi seiring pemenuhan tuntutan
pemerintah sehingga tercipta sinergi
berbangsa dan bernegara.
nasional,
Wujud DPD sebagai representasi
kepentingan politik rakyat Indonesia dan
daerah sudah makin terlihat dengan
kepentingan daerah dalam perumusan
jelas. Total 52 dari 160 RUU dalam
kebijakan nasional.
Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
antara
kepentingan
usianya
Tahun 2015-2019 atau 32% substansi
yang memasuki 12 tahun di periode
atau materiilnya, sesuai dengan usulan
ketiga ini, telah terjadi evolusi fungsi
DPD.
Alhamdulillah,
dalam
dan
Adapun Prolegnas tahun 2015
artikulasi kepentingan. Paling mendasar
usulan DPD berjumlah 12 dari 37 RUU
ialah perwujudan proses legislasi model
atau 44%, sedangkan pada tahun 2015-
tripartit
bersama
2016 ada 3 RUU Inisiatif yaitu RUU
Presiden (Pemerintah). Pasca-putusan
Wawasan Nuasantara, RUU BUMN-
Mahkamah Konstitusi (MK) tanggal 27
BUMD, dan RUU Ekonomi kereatif yang
Maret 2013 Nomor 92/PUU-X/2012 di
direncanakan selesai pembahasannya
perkuat juga dengan putusan MK Nomor
pada tahun 2016 ini.
legislasi
DPD,
juga
antara
agregasi
DPR-DPD
79/PPUU-X/2014 tanggal 22 September
Kemudian, dalam kaitan dengan
2015 disamping ihwal konstitusionalitas,
Pemerintah Daerah sendiri, DPD terlibat
pembahasan tripartit juga kemandirian
langsung dalam revisi Undang-Undang
anggaran, fungsi legislasi DPD semakin
Pemerintah
memperkokoh keyakinan senator untuk
pembahasannya bersama DPR yang
membangun
kemudian melahirkan Undang-Undang
sinergitas
kelembagaan
:
Daerah
23/Tahun
2014
termasuk
legislatif di tingkat nasional dan lokal,
Nomor
Tentang
yaitu strategic alliance yang tepat guna
Pemerintah Daerah. Selain itu, para
mewujudkan checks and balances.
anggota DPD sudah melibatkan diri dan
ialah
hadir pada setiap Musyawarah Rencana
mewujudkan efektivitas dan efisiensi
Pembangunan (Musrenbang) di tingkat
mekanisme legislasi yang bermanfaat
Provinsi sebagai fungsi pengawasan
bagi masyarakat dan daerah, setelah
mulai
pimpinan/anggota
alat
penyerapan anggaran, baik yang dari
kelengkapannya (komite-komite, badan
APBN maupun APBD itu sendiri. Tidak
dan panitia) menyerap, menghimpun,
itu saja, DPD juga memberika advokasi
menampung,
politik, adapun hasil advokasi politik
Target
politiknya
dan
DPD
dan
menindaklanjuti
dari
penyusunan
hingga
13
tersebut
adalah
terwujudnya
pembangunan Bandara Kualanamu di
Medan
Provinsi
Pembangunan
Sumatera
jalan
tol
Utara,
Denpasar
Nusadua di Provinsi Bali, menginisiasi
penurunan tarif listrik, dan pemekaran
wilayah. Disamping itu pada tanggal 1
Oktober 2014 usul RUU inisiatif DPD
yaitu
Undang-Undang
Tahun
2014
Nomor
tentang
:
32
Kelautan
disetujui/disahkan dalam Paripurna DPR
RI.
Penutup
Banyak hal yang telah dilakukan
DPD
guna
mewujudkan
cita-citanya
dalam membangun serta mempercepat
kesejahteraan
daerah,
disamping
inisiasi pembuatan regulasi, advokasi
politik juga merupakan sebuah afirmasi
kebijakan
DPD.
Oleh
karena
itu
kehadiran DPD di Republik tercinta ini,
merupakan
kesatuan
wujud
dan
penting
persatuan
dalam
bangsa
Indonesia.
14
PENYEIMBANG DI REPUBLIK INDONESIA
Oleh : MAHYU DARMA*)
ABSTRACT
DPD which is representative of the area to be balancing on strengthening the
parliamentary system in Indonesia. DPD into mediation forum aspirations of the
community and region as well as other interests. If viewed from the constitutional
DPD also present to strengthen the parliamentary system in the legislative process.
DPR and DPD which together perform the functions of legislation, budget and
supervision, it is expected the two legislative branches can provide meaningful input
to the government so as to create synergies between national interests, political
interests of the Indonesian people and the regional interests in national policy
formulation.
ABSTRAK
DPD yang merupakan wakil dari daerah mampu menjadi penyeimbang dalam
penguatan sistem parlemen di Indonesia. DPD menjadi forum mediasi aspirasi
masyarakat dan daerah serta kepentingan lainnya. Jika dilihat dari ketatanegaraan
DPD juga hadir untuk menguatkan sistem parlemen dalam proses legislasi. DPR dan
DPD yang bersama-sama menjalankan fungsi-fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan, diharapkan kedua lembaga perwakilan rakyat ini dapat memberikan
masukan yang berarti bagi pemerintah sehingga tercipta sinergi antara kepentingan
nasional, kepentingan politik rakyat Indonesia dan kepentingan daerah dalam
perumusan kebijakan nasional.
Pendahuluan
urgensi
Undang-Undang Dasar Negara
tinggi
dalam
sistem
ketatanegaraan di Indonesia. DPD
1945
yang merupakan wakil dari daerah
(Undang-undang Dasar Tahun 1945)
mampu menjadi penyeimbang (kamar
menegaskan
kedua)
Republik
Indonesia
Tahun
fungsi,
tugas,
dan
dalam
penguatan
sistem
wewenang Dewan Perwakilan Daerah
parlemen di Indonesia. Sebagai kamar
Republik Indonesia (DPD RI) sebagai
kedua, DPD menjadi forum mediasi
lembaga negara (main state organ) di
aspirasi masyarakat dan daerah serta
ranah legislasi yang bersanding dengan
kepentingan lainnya. Jika dilihat dari
Dewan
ketatanegaraan DPD juga hadir untuk
Perwakilan
Rakyat
Republik
menguatkan sistem parlemen dalam
Indonesia (DPR RI).
Keberadaan
DPD
memiliki
proses legislasi.
urgensi tinggi dalam sistem
*)
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
10
DPD
Republik Indonesia dibagi atas daerah-
tidak terlepas dari : 1) adanya tuntutan
daerah provinsi dan daerah provinsi itu
demokratis, bahwa pengisian angggota
dibagi
lembaga
dapat
mempunyai pemerintah daerah.“ Hal
pemilih,
tersebut perlu ditegaskan, mengingat
sehingga keberadaan Utusan Daerah
saat ini dari 34 provinsi masih terdapat
dan Utusan Golongan dalam komposisi
perbedaan sumber daya alam dan
MPR yang semula ditunjuk oleh unsur
sumber daya manusia, bahkan sumber
pemerintah
dana
Gagasan
pembentukan
negara
senantiasa
mengikutsertakan
rakyat
digantikan
dengan
atas
kabupaten
yang
cukup
dan
signifikan
kota
bagi
pembentukan sebuah lembaga yaitu
terselenggaranya otonomi daerah yang
DPD.
relatif sama.
2)
melekat
pembentukan
dengan
tuntutan
DPD
juga
semakin
maraknya
penyelenggaraan
otonomi
Dalam kondisi demikan dapat
diasumsikan,
tiap
anggota
DPD
daerah, yang jika tidak dikendalikan
diembani dengan situasi, kondisi dan
dengan baik berujung pada tuntutan
kepentingan
separatisme. Dalam pada itu, DPD juga
yang juga sangat beragam yang pada
terembani
lembaga
akhirnya mungkin akan mempengaruhi
negara yang memiliki fungsi integrasi
keutuhan NKRI sehingga dibutuhkan
sebagaimana diamanatkan sila ketiga
antisipasi bagi terselenggaranya fungsi
Pancasila, yakni Persatuan Indonesia,
integrasi.
hakikat
sebagai
dalam
koridor
Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
provinsi
Dalam konteks ini, DPD secara
sehingga setiap kepentingan daerah
senantiasa
masing-masing
langsung menjalankan fungsi integrasi
bangsa dengan mencoba merekatkan
dan meningkatkan derajat kebersatuan
PENTINGNYA KEBERADAAN DPD RI
dari keragaman yang ada di nusantara
SEBAGAI LEMBAGA PENYEIMBANG
ini.
DI REPUBLIK INDONESIA.
relevan dengan wilayah tugas DPD
Hakikat
keberadaan
DPD
Persoalan-persoalan
lokal
yang
dicoba dinasionalkan (menasionalkan
disamping Pasal 22 Undang-undang
isu-isu
Dasar, juga harus mengalir dari pasal-
permasalahan
pasal yang terkait dengan Pemerintah
sehingga masyarakat daerah merasa
Daerah, antara lain Pasal 18 ayat (1)
diperhatikan dan melalui para wakilnya
Perubahan
Undang-undang
di DPD membahasnya sebagai agenda
Dasar 1945, bahwa: “Negara Kesatuan
nasional berbasis kepentingan daerah.
Ketiga
dan
lokal
permasalahanyang
relevan)
11
Sebaliknya, isu-isu srategis nasional
parlementer
dicoba
atau
kekuatan yang berusaha mempengaruhi
langsung
lembaga-lembaga politik formal, namun
dengan masyarakat daerah, sehingga
tidak terlibat langsung dalam proses
apa yang terjadi dan atau menjadi isu
pembuatan keputusan. DPD diharapkan
nasional bisa secara relatif dipahami
menjadi kekuatan parlementer yang
oleh masyarakat lokal (melokalkan atau
mempunyai pengaruh yang kuat dalam
membumikan isu dan agenda nasional).
proses pembuatan keputusan sehingga
disosialisasikan
dikomunikasikan
dan
secara
Salah satu masalah penting yang
DPD
yang
lebih
dapat
merupakan
mengakomodasikan
dihadapi oleh Indonesia (pasca Orde
berbagai kepentingan daerah ke dalam
Baru)
kebijakan-kebijakan pemerintah pusat.
adalah
pelaksanaan
otonomi
daerah dalam arti sesungguhnya, tidak
Dengan demikian, DPD menjadi
hanya sebagai pemanis di bibir seperti
lembaga penyeimbang bagi DPR dan
pada masa Orde Baru. Otonomi daerah
pemerintah.
merupakan
sebuah
cara
untuk
masalah
mengurangi
dampak
negatif
yang
kepentingan
ditimbulkan
oleh
manajemen
hubungan
kekeliruan
dalam
pusat-daerah
melihat
nasional
masalah-
dari
politik
sudut
tertentu
dari
sekelompok rakyat Indonesia (tanpa
memperhatikan
DPD
yang dilakukan oleh Orde Baru.
DPR
daerah).
berusaha
Sedangkan
memberikan
warna
Lebih jauh lagi, DPD diharapkan
kepentingan daerah dalam kebijakan-
dapat menyuarakan kepentingan daerah
kebijakan nasional sehingga tidak terjadi
dalam
benturan antara kepentingan nasional
pembicaraan
Undang-undang
Rancangan
(RUU)
pelaksanaan
dan
tugas-tugas
pengawasannya.
Sebelum
DPD
terbentuk, lembaga yang menjalankan
dan kepentingan daerah. Hal ini adalah
persyaratan
hubungan
bagi
yang
terbentuknya
harmonis
antara
pemerintah pusat dan daerah.
Pada
tugas tersebut adalah DPR, berbagai
tingkat
organisasi massa (ormas), dan warga
pemerintah
masyarakat tertentu. Namun, DPR yang
kepentingan nasional dapat terwujud.
“lebih” menyuarakan kepentingan partai
Dengan adanya DPR dan DPD yang
politik (parpol) diperkirakan tidak bisa
bersama-sama
terlalu fokus pada kepentingan daerah.
fungsi
Sedangkan
warga
pengawasan,
ekstra
lembaga perwakilan rakyat ini dapat
masyarakat
ormas
adalah
dan
kekuatan
pusat
nasional,
berusaha
menjalankan
legislasi,
anggaran,
diharapkan
agar
fungsidan
kedua
12
memberikan masukan yang berarti bagi
aspirasi seiring pemenuhan tuntutan
pemerintah sehingga tercipta sinergi
berbangsa dan bernegara.
nasional,
Wujud DPD sebagai representasi
kepentingan politik rakyat Indonesia dan
daerah sudah makin terlihat dengan
kepentingan daerah dalam perumusan
jelas. Total 52 dari 160 RUU dalam
kebijakan nasional.
Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
antara
kepentingan
usianya
Tahun 2015-2019 atau 32% substansi
yang memasuki 12 tahun di periode
atau materiilnya, sesuai dengan usulan
ketiga ini, telah terjadi evolusi fungsi
DPD.
Alhamdulillah,
dalam
dan
Adapun Prolegnas tahun 2015
artikulasi kepentingan. Paling mendasar
usulan DPD berjumlah 12 dari 37 RUU
ialah perwujudan proses legislasi model
atau 44%, sedangkan pada tahun 2015-
tripartit
bersama
2016 ada 3 RUU Inisiatif yaitu RUU
Presiden (Pemerintah). Pasca-putusan
Wawasan Nuasantara, RUU BUMN-
Mahkamah Konstitusi (MK) tanggal 27
BUMD, dan RUU Ekonomi kereatif yang
Maret 2013 Nomor 92/PUU-X/2012 di
direncanakan selesai pembahasannya
perkuat juga dengan putusan MK Nomor
pada tahun 2016 ini.
legislasi
DPD,
juga
antara
agregasi
DPR-DPD
79/PPUU-X/2014 tanggal 22 September
Kemudian, dalam kaitan dengan
2015 disamping ihwal konstitusionalitas,
Pemerintah Daerah sendiri, DPD terlibat
pembahasan tripartit juga kemandirian
langsung dalam revisi Undang-Undang
anggaran, fungsi legislasi DPD semakin
Pemerintah
memperkokoh keyakinan senator untuk
pembahasannya bersama DPR yang
membangun
kemudian melahirkan Undang-Undang
sinergitas
kelembagaan
:
Daerah
23/Tahun
2014
termasuk
legislatif di tingkat nasional dan lokal,
Nomor
Tentang
yaitu strategic alliance yang tepat guna
Pemerintah Daerah. Selain itu, para
mewujudkan checks and balances.
anggota DPD sudah melibatkan diri dan
ialah
hadir pada setiap Musyawarah Rencana
mewujudkan efektivitas dan efisiensi
Pembangunan (Musrenbang) di tingkat
mekanisme legislasi yang bermanfaat
Provinsi sebagai fungsi pengawasan
bagi masyarakat dan daerah, setelah
mulai
pimpinan/anggota
alat
penyerapan anggaran, baik yang dari
kelengkapannya (komite-komite, badan
APBN maupun APBD itu sendiri. Tidak
dan panitia) menyerap, menghimpun,
itu saja, DPD juga memberika advokasi
menampung,
politik, adapun hasil advokasi politik
Target
politiknya
dan
DPD
dan
menindaklanjuti
dari
penyusunan
hingga
13
tersebut
adalah
terwujudnya
pembangunan Bandara Kualanamu di
Medan
Provinsi
Pembangunan
Sumatera
jalan
tol
Utara,
Denpasar
Nusadua di Provinsi Bali, menginisiasi
penurunan tarif listrik, dan pemekaran
wilayah. Disamping itu pada tanggal 1
Oktober 2014 usul RUU inisiatif DPD
yaitu
Undang-Undang
Tahun
2014
Nomor
tentang
:
32
Kelautan
disetujui/disahkan dalam Paripurna DPR
RI.
Penutup
Banyak hal yang telah dilakukan
DPD
guna
mewujudkan
cita-citanya
dalam membangun serta mempercepat
kesejahteraan
daerah,
disamping
inisiasi pembuatan regulasi, advokasi
politik juga merupakan sebuah afirmasi
kebijakan
DPD.
Oleh
karena
itu
kehadiran DPD di Republik tercinta ini,
merupakan
kesatuan
wujud
dan
penting
persatuan
dalam
bangsa
Indonesia.
14