BERAGAM TINDAK PIDANA LAUT DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA | Setiawan | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 415 1715 1 PB
BERAGAM TINDAK PIDANA LAUT DALAM HUKUM PIDANA
INDONESIA
Oleh : IWAN SETIAWAN, S.H., M.H. *)
ABSTRACT
Indonesia is a country that has the greatest area of ocean in the world, made
up of thousands of islands, both large and small islands island occurrence of
disturbance in the territorial waters or marine jurisdictions Indonesia the most
important is the disruption cruise passengers and goods. Definition of criminal acts at
sea is a criminal offense that could only happen at sea and can not happen on land,
distinguished by a general criminal offense that occurred at sea. The criminal acts at
sea consists of the Crime of Piracy / Piracy at Sea, Crime Fishing, Crime Valuable
Origin Cargo Ship Sinking in Seabed, Environmental Criminal, Crime Sailing, Crime
Conservation of Biological Resources and its ecosystem, Follow criminal Customs,
Crime Forestry, Crime Immigration, Crime Sand Mining Marine, Crime Abuse region
(No Security Clearance), Crime Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, Crime
Firearms and Explosives, the Crime in the EEZ of Indonesia, criminal Acts of
Terrorism, criminal acts at sea that do occur in the region classified as illegal and sea
waters in the region that has the character berbada depending on his actions.
ABSTRAK
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki wilayah laut yang paling
besar di dunia, terdiri dari ribuan pulau, baik pulau besar maupun pulau kecil
Terjadinya gangguan yang terjadi di wilayah perairan atau wilayah yurisdiksi laut
Indonesia yang paling utama yaitu terhadap gangguan pelayaran penumpang serta
barang. Pengertian tindak pidana di laut adalah tindak pidana yang hanya bisa terjadi
di laut saja dan tidak bisa terjadi di darat, dibedakan dengan tindak pidana umum
yang terjadi di laut. Tindak pidana di laut terdiri dari Tindak Pidana
Perompakan/Pembajakan di Laut, Tindak Pidana Perikanan, Tindak Pidana Benda
Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam di Dasar Laut, Tindak Pidana
Lingkungan Hidup, Tindak Pidana Pelayaran, Tindak Pidana Konservasi Sumber
Daya Hayati dan Ekosistimnya, Tindak Pidana Kepabeanan, Tindak Pidana
Kehutanan, Tindak Pidana Keimigrasian, Tindak Pidana Penambangan Pasir Laut,
Tindak Pidana Pelanggaran wilayah (Tanpa Security Clearance), Tindak Pidana
Narkotika dan Psikotropika, Tindak Pidana Senjata Api dan Bahan Peledak, Tindak
Pidana di ZEE Indonesia, Tindak Pidana Terorisme. tindak pidana di laut yaitu
perbuat melwan hukum terjadi diwilayah laut maupun diwilayah perairan yang
memiliki karakter berbada-beda di setiap perbuatannya.
*)
Dosen Fakultas Hukum Universitas Galuh
115
PENDAHULUAN
sebagai poros maritim dunia. (Yudi N.
Indonesia
merupakan
suatu
Ihsan,3:2015).
negara yang memiliki wilayah laut yang
Potensi geografi dan sumber
paling besar di dunia, terdiri dari ribuan
daya alam laut 17.508 pulau besar dan
pulau, baik pulau besar maupun pulau
kecil, Panjang pantai 81.000 Km2 Luas
kecil
wilayah darat 2.027.087 Km2; laut:5,8
Identitas
Negara
Kelautan
Kepulauan
Indonesia.
Fakta
geografis
Km2
(3.166.163Km2
PerNus-PerTer),
wilayah Indonesia, Negara Kelautan
ZEE 2.500.000 Km2 (sebelum Timtim
Fakta biofisik, 70% wilayah adalah laut,
lepas dari NKRI)
Negara Maritim Pengelolaan laut untuk
terbaharukan dan tidak terbaharukan
kepentingan bangsa Indonesia total luas
melimpah,Terapit oleh Benua Asia dan
laut : 5,8 (5,9) juta km2, Luas laut
Australia,
berada
diantra
Samudera
teritorial:
Hindia
dan
Pasifik.
(Munsi
3,1
juta
km2
Luas
ZEE
Indonesia : 2,7 (2,9) juta km2, Luas
Sumber Daya Alam
Lampe,2:2015)
daratan : 1,89 juta km2,Panjang garis
Gambaran potensi ESDM di
pantai : 95.181 km, Jumlah pulau:
dasar laut Minyak bumi; Terukur (86,9
17.000 (13.466) (Zainal Arifin; 2-3:
bb); Terbukti (9 bb) = 10.36% Gas bumi:
2015).
Terukur (384,7 tcf); Terbukti (90 tcf) =
negara
kepulauan
23.39%Sumber Daya Mineral: timah,
dunia
dengan
kerak dan nodul mangaan, kobal, pasir
serta
kekayaan
besi, kromit, zirkon, monasit. (Noor
sumberdaya perairannya. Bukan hal
Cahyo D. Aryanto, 7 : 2015). Indonesia
yang mustahil pembangunan kelautan
Negara
(blue economy) ditempatkan sebagai
Kepulauan :
mainstream
ekonomi
1) Menurut Deklarasi Djuanda 1957 dan
mengembalikan
Konvensi Hukum Laut PBB 1982
Sebagai
terbesar
di
keanekaragaman
pembangunan
nasional
untuk
kejayaan
Indonesia
sebagai
negara
serta
Maritim
UU
dan/atau
Indonesia,
Negara
Indonesia
maritim seperti yang disampaikan oleh
disebut sebagai Negara Kepulauan,
Presiden Jokowi ketika terpilih sebagai
bukan/belum negara maritim
pemimpin
bangsa
merencanakan
ini.
Beliau
menjadikan
maritim
2) Menurut hemat saya, diIndonesia
adalahNegara
Kepulauan
sebagai kekuatan ekonomi masa depan,
mempunya
bahkan
kelautan yang sedang menuju menja
akan
menjadikan
Indonesia
hak-hak
tertentu
yang
atas
di Negara Maritim.
116
3) Negara Maritim, menurut hemat saya
memiliki panjang area kurang lebih 900
mampu
km dengan lebar seluas 1,2 km menjadi
laut walaupun dia
salah satu jalur pelayaran yang paling
tidakpunya laut, seperti Singapura,
padat di dunai. Pada saat ini setiap
Belanda, dll (HasjimDjalal 2:2015)
tahunnya terdapat kurang lebih 50 ribu
adalah
negara
memanfaatkan
Potensi
lainnya
yang
Sumber
Hampir
biodiversity
37%
hayati
laut
kapal melintasi selat yang mengangkut
kekayaan
sepertiga nilai perdagangan dunia dan
ada
setengah produksi minyak
Daya
laut
di
dan gas
17,95%
dunia, selain itu tindak kejahatan di
Terumbu karang di dunia, 910 jenis
wilayah perairan (piracy) seperti halnya
karang (corals) atau 75% dari total
tindak perampokan, dan penculikan,
spesies
dunia,Indonesia
serta tindak kejahatan lainnya yang
memiliki 30% hutan mangrove dunia 13
terjadi di selat Malaka merupakan yang
spesies
paling
Indonesia,Indonesia
karang
memiliki
di
lamun
(seagrass)
dari
20
tinggi
di
dunia
apabila
spesies lamun dunia,Indonesia memiliki
dibandingkan wilayah perairan lainnya.
berbagai potensi keragaman hayati laut
Berdasarkan data yang diperoleh pada
lainnya seperti 35.000 spesies biota
bulan Febuari-Agustus 2010 di selat
laut, 850 spesies sponges, 682 spesies
Malaka sedikitnya sudah terjadi lebih
rumput laut (seaweed), 2500 spesies
dari 16 kali terjadi perompakan terhadap
moluska, 1502 spesies krustasea, 745
beberapa kapal baik tanker kimia, kapal
spesies ekinodermata, 6 spesies penyu,
penarik, kapal pengangkut kapal tanker
29 spesies paus dan dolphin, 1 spesies
minyak, kapal serbaguna, dan kapal
dugong, dan lebih dari 2000 spesies
nelayan. (Didik Heru Purnomo,2014).
ikan
hidup,
(Dahuri,
2003).
Dari
Terjadinya
tindak
kejahatan
pendapat dan data tersebut bahwa
yang tinggi terjadi di wilayah perairan
wilayah perairan maupun laut Indonesia
Indonesia
sangat potensial terjadinya kejahatan-
keamanan maritim. Sitem keamanan
kejahatan yang terjadi di laut.
maritim yaitu Sistem Pertahanan dan
Terjadinya
gangguan
yang
keamanan
memerlukan
yang
mencakup
sistem
wilayah
terjadi di wilayah perairan atau wilayah
kedaulatan negara
yurisdiksi laut Indonesia yang paling
perairan Indonesia dan juga kedaultan
utama
negara yang mencakup kapal nasional
yaitu
terhadap
gangguan
yang berada
di
barang
berbendera Indonesia yang berada di
cukup tinggi. Di selat Malaka yang
perairan Internasional maupun wilayah
pelayaran
penumpang
serta
117
negara lain. Yang dapat melindungi
banyak delik-delik yang terpencar di luar
kapal nasional dari penangkapan atau
KUHP hal ini karena disebabkan antara
penahanan di luar wilayah Indonesia
lain :
(Chandra
1. Adanya
perobahan
Kejahatan yang terjadi di peraira atau
cepat
sehingga
dilaut bisa menggunakan hukum pidana
perobahan itu perlu disertai dan
atau
diikuti
Motik
Yusuf,
menggunakan
5 :
hukum
2015).
perdata
dengan
sosial
secara
perobahan-
peraturan-peraturan
tergantung kasus yang terjadi.Penulis
hukum pula dengan sanksi pidana.
membatasi tulisan ini terhadap hukum
Hukum disini telah berfungsi sebagai
pidana yang terjadi di perairan atau laut.
“social engineering” maupun “social
control”.
PEMBAHASAN
2. Kehidupan
Moeljatno mengartikan hukum
pidana sebagai bagian dari keseluruhan
hukum yang berlaku di suatu negara,
yang
mengadakan
dasar-dasar
dan
aturan-aturan untuk :
1. Menentukan
yang dilarang, yang disertai ancaman
atau sanksi pidana tertentu bagi siapa
saja yang melanggarnya.
melakukan
mereka
yang
telah
larangan-larangan
sebagaimana yang telah diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana
pidana
dilaksanakan
apabila
disamping
adanya peraturan hukum (pidana)
berupa unifikasi yang tahan lama
diperlukan
3. Pada
pula
banyak
berupa
peraturan
pidana
peraturan
hukum
perundang-undangan
di
lapangan perdata, tata negara, dan
terutama administrasi negara perlu
itu
orang
mengawasi peraturan-peraturan itu
supaya ditaati.
itu
dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
pengenaan
sehingga
dikaitkan dengan sanksi pidana untuk
2. Menentukan kapan dan dalam hal
kepada
kompleks
semakin
yang bersifat temporer.
perbuatan-perbuatan
mana yang tidak boleh dilakukan,
apa
modern
dapat
yang
diduga telah melanggar ketentuan
tersebut. (Moeljatno, 1: 2008).
Andi Hamzah mengatakan suatu
kenyataan bahwa semakin hari semakin
Antara KUHP dengan delik-delik
yang tersebar di luar KUHP itu ada titik
pertalian. Titik pertalian itu terletak pada
aturan umum Buku I KUHP. Hal ini jelas
tercaantum dalam pasal 103 KUHP
yang
berbunyi
sebagai
“ketentuan-ketentuan
berikut
dalam
bab
:
I
sampai dengan bab VIII buku ini juga
berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang
oleh
ketentuan
perundang-undangan
118
lain diancam dengan pidana kecuali jika
namun baik KUHP maupun KUHAP
oleh undang-undang ditentukan lain.”
masih tetap melingkupi tindak pidana di
(Andi Hamzah, 9 : 1980).
laut. (Soepadi : 1-2, 2013).
Pengertian tindak pidana di laut
Pengertian tindak pidana di laut
adalah tindak pidana yang hanya bisa
menurut prosedur tetap penanganan
terjadi di laut saja dan tidak bisa terjadi
(Protap) Tindak Pidana di laut oleh TNI
di
AL, yang termasuk jenis-jenis tindak
darat,
dibedakan
dengan
tindak
pidana umum yang terjadi di laut.
pidana di laut adalah :
Berawal dari pengertian tersebut maka
1. Tindak
Pidana
Perompakan/
timbullah akibatnya yaitu bahwa tindak
Pembajakan di Laut Perompakan/
pidana di laut menjadi suatu tindak
pembajakan adalah setiap tindakan
pidana khusus yang mengandung arti
kekerasan/
bahwa tindak pidana di laut mempunyai
penahanan yang tidak sah, atau
kekhususan tersendiri. Kekhususan itu
setiap
bisa terjadi meliputi seluruh unsur tindak
terhadap orang atau barang, yang
pidana
bersifat
dilakukan untuk tujuan pribadi oleh
melawan hukum, bertentangan dengan
awak kapal atau penumpang dari
undang-undang, maupun unsur-unsur
suatu kapal.
lainnya
(subyek,
misal
kesalahan,
tempat,
waktu
dan
perampasan
tindakan
atau
memusnahkan
2. Tindak Pidana Perikanan
keadaan lainnya). Karena merupakan
Tindak pidana perikanan adalah
tindak pidana khusus disebut juga delik
tindak atau perbuatan penangkapan
khusus,
delik
tersebar,
ikan
KUHP,
maka
penyelesaiannya
delik
diluar
yang
melawan
hukum
pun
sebagaimana diatur dan diancam
yang
dengan sanksi pidana oleh undang-
menyimpang dari tindak pidana umum
undang atau peraturan perikanan
(KUHP) sedangkan hukum acara juga
lainnya.
ada
KUHAP
merupakan kegiatan yang bertujuan
bahkan aparat penegak hukum, hukum
untuk memperoleh ikan di perairan
yang
yang
mempunyai
kekhususan
penyimpangan
dengan
ditegakkan
juga
ada
Penangkapan
tidak
dalam
ikan
keadaan
penyimpangan dan medianya juga lain
dibudidayakan dengan atau cara
yaitu berupa laut yang mempunyai sifat
apapun, termasuk kegiatan yang
internasional
mengunakan kapal untuk memuat,
sedangkan
tata
cara
melakukan tindak pidana di laut pun
mengangkut,
menyimpan,
berbeda karena menggunakan kapal,
119
mendinginkan,
mengolah
atau
serta
keamanan
keselamatannya,
mengawetkannya.
dan
berdasarkan
3. Tindak Pidana Benda Berharga Asal
kualifikasi Undang-Undang Nomor
Muatan Kapal yang Tenggelam di
21 Tahun 1992 tentang Pelayaran,
Dasar
yang mencakup antara lain :
Laut
(Benda
Cagar
1) Pelanggaran
Budaya/BCB)
terhadap
sarana
yang
bantuan navigasi pelayaran dan
mempunyai nilai sejarah budaya,
fasilitas alur pelayaran (pasal
ekonomi dan lainnya. BCB berasal
100);
BCB
adalah
benda
dari muatan kapal yang tenggelam
2) Pelanggaran
oleh
nakhoda,
di perairan Indonesia dan telah
terhadap tata cara pelayaran
berusia
tahun.
(pasal 101);
Pengangkatan adalah kegiatan yang
3) Pelanggaran
lebih
dari
50
berupa
tidak
dan
menggunakan pandu di perairan
pengangkatan BCB. Pemanfaatan
wajib pandu dan melaksanakan
adalah
pemanduan
meliputi
penelitian,
kegiatan
survei
yang
meliputi
penjualan kepada pihak ketiga dan
pemanfaatan lain untuk kepentingan
memenuhi
persyaratan (pasal 102);
4) Pelanggaran
oleh
nakhoda
dan/atau pemilik kapal tentang
pemerintah.
4. Tindak Pidana Lingkungan Hidup
Tindak
tidak
pidana lingkungan
hidup
pelaporan
dan
penyingkiran
kerangka kapal (pasal 103);
adalah perusakan lingkungan dan
5) Pelanggaran terhadap ketentuan
pencemaran lingkungan baik yang
pengoperasian pelabuhan umum
disengaja
dan khusus (pasal 104, 105,
maupun
karena
kealpaannya melakukan perbuatan
yang mengakibatkan pencemaran
dan/atau
perusakan
lingkungan
106, 107);
6) Pelanggaran tentang perubahan
kapal
yang
kepada
hidup.
Secara garis besar tindak pidana
adalah
perbuatan
pelanggaran
terhadap
sesuatu
berkaitan
yang
pejawab
dilaporkan
berwenang
(pasal 108);
5. Tindak Pidana Pelayaran
pelayaran
tidak
segala
7) Pelanggaran
pelayaran
terhadap
dan
daerah
kelaiklautan
(pasal 109);
dengan
angkutan di perairan, ke pelabuhan,
120
8) Tidak mematuhi tata tertib lalu
dan
tidak
melakukan
lintas kapal dan tanpa surat izin
penanggulangan
(pasal 110);
dari kapalnya (pasal 119, 120);
9) Pelanggaran
terhadap
17) Pelanggaran
pencemaran
perizinan
persyaratan peti kemas (pasal
dan
111);
angkutan di perairan (pasal 121);
10) Pelanggaran
terhadap
tanda
kegiatan
usaha
penunjang
18) Pelanggaran terhadap kewajiban
pendaftaran kapal (pasal 112);
asuransi dan tanggung jawabnya
11) Pelanggaran berkenaan dengan
terhadap pencemaran kapalnya,
pengalihan hak milik atas kapal
atau kewajiban asuransi atas
tanpa nama (pasal 113);
usaha dan kegiatan penunjang
12) Pelanggaran terhadap ketentuan
angkutan di perairan (pasal 122);
pengibaran bendera kebangsaan
19) Pelanggaran terhadap kewajiban
pelaporan
kecelakaan,
tanpa
pemberian
pertolongan
paksa
semampunya,
(pasal 114);
13) Meninggalkan
alasan,
kapal
secara
dan
tidak
melayarkan kapal yang tidak laik
mencegah
laut dan menghalangi nakhoda
berita kepada pihak lain (pasal
kapal
123);
melaksanakan
terhadap
Pelanggaran
kewajiban
kewajibannya (pasal 115);
14) Pelanggaran
penyebarluasan
tidak
terhadap
pemberian
pertolongan
semampunya
melaporkan buku harian kapal
terhadap orang di perairan dan
dengan ukuran tertentu kepada
di menara suar atau tubrukan
pejabat berwenang (pasal 116);
dengan kapal lain (pasal 124 jo
15) Pelanggaran berkaitan dengan
pasal 98 UNCLOS 1982);
ABK, seperti tanpa disijil, tanpa
20) Pelanggaran terhadap kewajiban
kemampuan dan tanpa dokumen
melaporkan kecelakaan kapal-
pelaut, atau ABK tidak mentaati
nya
perintah nakhoda (pasal 117,
mengakibatkan kerusakan pada
118);
alur laut/bangunan di perairan
16) Pelanggaran
ngan
kapal
berupa
limbah/bahan
yang
pembualain
dari
mengakibatkan
pencemaran lingkungan hidup,
atau
kapal
lain
yang
yang membahayakan keselamatan (pasal 125);
21) Pelanggaran
pengoperasian
kapal/pesawat udara yang tidak
121
membantu SAR, walaupun telah
diberitahu
secara
patut
b) Mengeluarkan
yang dilindungi atau bagian-
oleh
bagiannya
pejabat berwenang (126);
22) Pembuatan
surat
atumbuhan
dalam
keadaan
hidup atau mati dari suatu
keterangan
palsu oleh nakhoda dan ABK
tempat
atau
tempat lain di dalam atau di
orang
lain
selain
tanpa
hak
dan
menyamar
Indonesia
ke
luar Indonesia.
nakhoda/ABK kapal Indonesia;
23) Pemakaian bendera Indonesia
di
2) Kegiatan yang terkait dengan
pelanggaran
terhadap
satwa
sebagai sekoci atau perahu kecil
yang dilindungi atau terhadap
guna membantu orang sakit;
bagian
24) Melakukan pemngintaian tanpa
25) Menggambar/memotret
laut
satwa
tersebut
seperti kulit, tubuh atau bagianbagian
izin;
lain
dilindungi,
satwa
ataupun
yang
barang-
barang yang dibuat dari bagian
termasuk pantai tanpa izin;
26) Pengumpulan keterangan untuk
kepentingan hankam tanpa izin;
27) Mengambang tanpa alasan yang
satwa tersebut.
3) Kegiatan pelanggaran terhadap
zona inti taman nasional, atau
zona pemanfaatan dan zona lain
sah.
6. Tindak Pidana Konservasi Sumber
1) Kegiatan
yang
dapat
mengakibatkan
perubahan
keutuhan
kawasan
taman
nasional,
taman
alam.
7. Tindak Pidana Kepabeanan
Tindak pidana kepabeanan adalah
pengangkutan
suaka alam, yaitu :
a) Mengambil,
dari
hutan raya dan taman wisata
Daya Hayati dan Ekosistimnya
terhadap
dari
barang
yang
menebang,
keluar/masuk dalam negeri melalui
merusak,
laut tanpa dilindungi atau tidak
memiliki,
memusnahkan, memelihara,
sesuai
mengangkut
dan
kepabeanan. Daerah pabean ini
tumbuhan
adalah wilayah RI yang meliputi
yang dilindungi atau bagian-
darat, perairan dan ruang udara di
bagiannya
atasnya,
memperniagakan
dalam
hidup atau mati;
keadaan
tertentu
dengan
serta
di
ZEE
dokumen
tempat-tempat
dan
Landas
122
Kontinen yang didalamnya berlaku
Tindak pidana penambangan pasir
undang-undang ini.
laut
adalah
kegiatan
yang
berhubungan dengan pengerukan,
8. Tindak Pidana Kehutanan
Tindak pidana kehutanan adalah
pengangkutan
pengangkutan hasil hutan tanpa
ekspor
dilindungi dokumen yang sah, atau
memiliki/dilindungi dokumen yang
tidak
sah.
melaksanakan
pelelangan
terhadap kekayaan negara berupa
perdagangan
pasir
laut
dan
tanpa
11. Tindak Pidana Pelanggaran wilayah
hasil hutan dan barang lainnya
(Tanpa Security Clearance)
berupa temuan dan/atau rampasan
Tindak pidana pelanggaran wilayah
dari
atau
adalah tindakan kapal-kapal asing
pelanggaran dan tidak memberikan
yang dengan sengaja berlayar atau
insentif dari hasil lelang kepada
mengambang untuk tujuan-tujuan
pihak-pihak terkait. Dalam hala ini
tertentu yang mempunyai pengaruh
perbuatan
pelanggaran
terhadap segi keamanan dan/atau
terhadapSurat Keterangan Sahnya
melalui daerah tertutup di daerah
Hasil
yaitu
perairan Indonesia tanpa izin, kapal-
dokumen kehutanan yang harus
kapal asing tersebut meliputi kapal
melekat bersama-sama pada saat
perang/militer
pengangkutan,
atau
asing, kapal asing yang melakukan
karena
survei hidrografi, kapal asing dalam
hasil
Hutan
pemilikan
SKSHH
kejahatan
(SKSHH),
penguasaan
hasil
hutan
berfungsi
sebagai
bukti
kegiatan
asing,
kapal
ikan
eksploitasi/eksplorasi,
kapal-kapal Yacht asing dan kapal-
legalitasnya.
kapal asing
9. Tindak Pidana Keimigrasian
Tindak pidana keimigrasian adalah
kedatangan atau kehadiran orang di
yang akan
melalui
daerah tertutup di wilayah RI.
12. Tindak
Pidana
Narkotika
dan
wilayah RI dimana orang tersebut
Psikotropika
tidak
Warga
Tindak
pidana
tidak
bentuk
pengangkutan
memiliki/dilindungi dengan dokumen
adalah
setiap
keimigrasian.
serangkaian kegiatan memindahkan
Negara
terdaftar
sebagai
Indonesia
dan
10. Tindak Pidana Penambangan Pasir
Laut
narkotika
dalam
narkotika
kegiatan
atau
narkotika dari satu tempat ke tempat
lain
dengan
cara
atau
sarana
angkutan apapun.
123
Tindaka pidana psikotropika dalam
dan/atau penggunaan pulau buatan
bentuk
atau
pengankutan
psikotropika
instalasi
atau
bangunan-
adalah serangkaian kegiatan dalam
bangunan lainnya di ZEEI tanpa izin
rangka memindahkan psikotropika
atau tidak memenuhi syarat, (ii)
dari satu tempat ke tempat lain
eksplorasi
dengan cara moda, atau sarana
sumber daya alam atau kegiatan-
angkut
kegiatan
apapun
dalam
rangka
dan/atau
lainnya
eksploitasi
yang
bernilai
produksi dan peredaran. Sedangkan
ekonomis tanpa izin atau tanpa
transit
pengangkutan
persetujuan dengan pemerintah RI,
psikotropika di wilayah RI dengan
(iii) Kegiatan penelitian ilmiah di
atau
ZEEI
adalah
tanpa
berganti
sarana
angkutan antara dua negara lintas.
13. Tindak Pidana Senjata Api dan
tanpa
persetujuan
dari
pemerintah RI, dan (iv) merusak
atau memusnahkan dengan sengaja
barang bukti yang digunakan untuk
Bahan Peledak
dan
melakukan tindak pidana eksplorasi
bahan peledak adalah perbuatan
dan eksploitasi di ZEEI dengan
tanpa
maksud
Tindak
pidana
hak
membuat,
senjata
untuk
memasukkan,
menerima,
memperoleh,
api
mencoba
menyerahkan
atau
mencoba menyerahkan, menguasai,
menghindari
diri
dari
tindakan penyitaan terhadap barang
bukti tersebut.
15. Tindak Pidana Terorisme
membawa, mempunyai persediaan,
Tindak
menyimpan,
perbuatan yang dengan sengaja
mengangkut,
pidana
terorisme
adalah
menyembunyikan, mempergunakan
menggunakan
atau mengeluarkan dari Indonesia
ancaman kekerasan menimbulkan
sesuatu senjata api, amunisi atau
suasana
bahan peledak.
terhadap orang secara meluas atau
terror
kekerasan
atau
rasa
atau
takut
menimbulkan korban yang bersifat
14. Tindak Pidana di ZEE Indonesia
Tindak pidana di ZEE Indonesia
masal,
adalah perbuatan melawan hukum
kemerdekaan atau hilangnya nyawa
sebagaimana
dan harta benda orang lain, atau
diancam
yang
sesuai
diatur
dan
Undang-Undang
dengan
mengakibatkan
cara
merampas
kerusakkan
atau
Nomor 5 Tahun 1983 tentang ZEEI
kehancuran terhadap
beserta
vital yang strategis atau lingkungan
peraturan
pelaksanaan
lainnya, yang meliputi (i) pembuatan
objek-objek
hidup atau fasilitas publik
atau
124
fasilitas
internasional.
disimpulkan
Narkotika
dan
Psikotropika,
Tindak Pidana Senjata Api dan Bahan
(www.tu.bphn.go.id, hal.25-33).
Apabila
Pidana
dari
Peledak,
Tindak
Pidana
di
ZEE
menurut
Indonesia, Tindak Pidana Terorisme.
pendapat penulis tindak pidana di laut
tindak pidana di laut yaitu perbuat
yaitu perbuatan melawan hukum terjadi
melwan hukum terjadi diwilayah laut
diwilayah
laut
maupun
perairan
yang
pendapat-pendapat
tersebut
maupun
diwilayah
memiliki
karakter
berbada-beda di setiap perbuatannya.
diwilayah
perairan
yang
memiliki karakter berbada-beda di setiap
perbuatannya.
Tindak pidana laut memiliki banyak
sanksi pidana baik yang di atur dalam
KUHP maupun Undang-undang di luar
KUHP.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah, Delik-delik Tersebar Di
Luar KUHP, Pradnya Paramita,
1992.
adalah tindak pidana yang hanya bisa
Chandra,
Motik Yusuf,
Lokakarya
Kelautan
Nasional
2015
:
Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia, Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran.
terjadi di laut saja dan tidak bisa terjadi
Didik
KESIMPULAN
Pengertian tindak pidana di laut
di
darat,
dibedakan
dengan
tindak
pidana umum yang terjadi di laut. Tindak
pidana di laut terdiri dari Tindak Pidana
Perompakan/Pembajakan
Tindak
Pidana
di
Perikanan,
Laut,
Tindak
Pidana Benda Berharga Asal Muatan
Kapal yang Tenggelam di Dasar Laut,
Tindak
Pidana
Lingkungan
Hidup,
Tindak
Pidana
Pelayaran,
Tindak
Pidana Konservasi Sumber Daya Hayati
dan
Ekosistimnya,
Tindak
Pidana
Kepabeanan, Tindak Pidana Kehutanan,
Tindak Pidana Keimigrasian, Tindak
Pidana
Penambangan
Pasir
Laut,
Tindak Pidana Pelanggaran wilayah
(Tanpa
Security
Clearance),
Tindak
Heru Purnomo, Pengamanan
Wilayah Laut, Jurnal Hukum
Internasional, Desember, 2014.
Munsi Lampe, Seminar dan Lokakarya
Kelautan
Nasional
2015
:
Memahami Kebudayaan Maritim
Nusantara/Indonesia, Disampaikan Pada Acara Seminar dan
Lokakarya Kelautan Nasional
2015 : Mewujudkan Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia,
tanggal
9–10
Juni
2015
diselenggarakan oleh Universitas
Padjadjaran Bandung.
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana,
Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2008.
Noor Cahyo D. Aryanto Pengelolaan
Sumber Daya Laut Sebagai
Salah
Satu
Pilar
Dalam
Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran
Bandung 9-10 Juni 2015.
125
Yudi N. Ihsan Menuju Indonesia sebagai
Poros
Maritim
Lokakarya
Kelautan
Nasional
2015
:
Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran
Bandung 9-10 Juni 2015.
Zainal
Arifin, Sumber Daya Laut
Indonesia, Lokakarya Kelautan
Nasional
2015
Mewujudkan
Indonesia sbg Poros Maritim
Dunia
Fakultas
Hukum
Universitas
Padjadjaran,
Bandung 9-10 Juni 2015.
Internet :
http://fh.hangtuah.ac.id/index.php?optio
n=com_content&view=article&id=
87:artikeltrialku&catid=32:akadem
ika&Itemid=47
www.tu.bphn.go.id, hal. 25-33.
126
INDONESIA
Oleh : IWAN SETIAWAN, S.H., M.H. *)
ABSTRACT
Indonesia is a country that has the greatest area of ocean in the world, made
up of thousands of islands, both large and small islands island occurrence of
disturbance in the territorial waters or marine jurisdictions Indonesia the most
important is the disruption cruise passengers and goods. Definition of criminal acts at
sea is a criminal offense that could only happen at sea and can not happen on land,
distinguished by a general criminal offense that occurred at sea. The criminal acts at
sea consists of the Crime of Piracy / Piracy at Sea, Crime Fishing, Crime Valuable
Origin Cargo Ship Sinking in Seabed, Environmental Criminal, Crime Sailing, Crime
Conservation of Biological Resources and its ecosystem, Follow criminal Customs,
Crime Forestry, Crime Immigration, Crime Sand Mining Marine, Crime Abuse region
(No Security Clearance), Crime Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, Crime
Firearms and Explosives, the Crime in the EEZ of Indonesia, criminal Acts of
Terrorism, criminal acts at sea that do occur in the region classified as illegal and sea
waters in the region that has the character berbada depending on his actions.
ABSTRAK
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki wilayah laut yang paling
besar di dunia, terdiri dari ribuan pulau, baik pulau besar maupun pulau kecil
Terjadinya gangguan yang terjadi di wilayah perairan atau wilayah yurisdiksi laut
Indonesia yang paling utama yaitu terhadap gangguan pelayaran penumpang serta
barang. Pengertian tindak pidana di laut adalah tindak pidana yang hanya bisa terjadi
di laut saja dan tidak bisa terjadi di darat, dibedakan dengan tindak pidana umum
yang terjadi di laut. Tindak pidana di laut terdiri dari Tindak Pidana
Perompakan/Pembajakan di Laut, Tindak Pidana Perikanan, Tindak Pidana Benda
Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam di Dasar Laut, Tindak Pidana
Lingkungan Hidup, Tindak Pidana Pelayaran, Tindak Pidana Konservasi Sumber
Daya Hayati dan Ekosistimnya, Tindak Pidana Kepabeanan, Tindak Pidana
Kehutanan, Tindak Pidana Keimigrasian, Tindak Pidana Penambangan Pasir Laut,
Tindak Pidana Pelanggaran wilayah (Tanpa Security Clearance), Tindak Pidana
Narkotika dan Psikotropika, Tindak Pidana Senjata Api dan Bahan Peledak, Tindak
Pidana di ZEE Indonesia, Tindak Pidana Terorisme. tindak pidana di laut yaitu
perbuat melwan hukum terjadi diwilayah laut maupun diwilayah perairan yang
memiliki karakter berbada-beda di setiap perbuatannya.
*)
Dosen Fakultas Hukum Universitas Galuh
115
PENDAHULUAN
sebagai poros maritim dunia. (Yudi N.
Indonesia
merupakan
suatu
Ihsan,3:2015).
negara yang memiliki wilayah laut yang
Potensi geografi dan sumber
paling besar di dunia, terdiri dari ribuan
daya alam laut 17.508 pulau besar dan
pulau, baik pulau besar maupun pulau
kecil, Panjang pantai 81.000 Km2 Luas
kecil
wilayah darat 2.027.087 Km2; laut:5,8
Identitas
Negara
Kelautan
Kepulauan
Indonesia.
Fakta
geografis
Km2
(3.166.163Km2
PerNus-PerTer),
wilayah Indonesia, Negara Kelautan
ZEE 2.500.000 Km2 (sebelum Timtim
Fakta biofisik, 70% wilayah adalah laut,
lepas dari NKRI)
Negara Maritim Pengelolaan laut untuk
terbaharukan dan tidak terbaharukan
kepentingan bangsa Indonesia total luas
melimpah,Terapit oleh Benua Asia dan
laut : 5,8 (5,9) juta km2, Luas laut
Australia,
berada
diantra
Samudera
teritorial:
Hindia
dan
Pasifik.
(Munsi
3,1
juta
km2
Luas
ZEE
Indonesia : 2,7 (2,9) juta km2, Luas
Sumber Daya Alam
Lampe,2:2015)
daratan : 1,89 juta km2,Panjang garis
Gambaran potensi ESDM di
pantai : 95.181 km, Jumlah pulau:
dasar laut Minyak bumi; Terukur (86,9
17.000 (13.466) (Zainal Arifin; 2-3:
bb); Terbukti (9 bb) = 10.36% Gas bumi:
2015).
Terukur (384,7 tcf); Terbukti (90 tcf) =
negara
kepulauan
23.39%Sumber Daya Mineral: timah,
dunia
dengan
kerak dan nodul mangaan, kobal, pasir
serta
kekayaan
besi, kromit, zirkon, monasit. (Noor
sumberdaya perairannya. Bukan hal
Cahyo D. Aryanto, 7 : 2015). Indonesia
yang mustahil pembangunan kelautan
Negara
(blue economy) ditempatkan sebagai
Kepulauan :
mainstream
ekonomi
1) Menurut Deklarasi Djuanda 1957 dan
mengembalikan
Konvensi Hukum Laut PBB 1982
Sebagai
terbesar
di
keanekaragaman
pembangunan
nasional
untuk
kejayaan
Indonesia
sebagai
negara
serta
Maritim
UU
dan/atau
Indonesia,
Negara
Indonesia
maritim seperti yang disampaikan oleh
disebut sebagai Negara Kepulauan,
Presiden Jokowi ketika terpilih sebagai
bukan/belum negara maritim
pemimpin
bangsa
merencanakan
ini.
Beliau
menjadikan
maritim
2) Menurut hemat saya, diIndonesia
adalahNegara
Kepulauan
sebagai kekuatan ekonomi masa depan,
mempunya
bahkan
kelautan yang sedang menuju menja
akan
menjadikan
Indonesia
hak-hak
tertentu
yang
atas
di Negara Maritim.
116
3) Negara Maritim, menurut hemat saya
memiliki panjang area kurang lebih 900
mampu
km dengan lebar seluas 1,2 km menjadi
laut walaupun dia
salah satu jalur pelayaran yang paling
tidakpunya laut, seperti Singapura,
padat di dunai. Pada saat ini setiap
Belanda, dll (HasjimDjalal 2:2015)
tahunnya terdapat kurang lebih 50 ribu
adalah
negara
memanfaatkan
Potensi
lainnya
yang
Sumber
Hampir
biodiversity
37%
hayati
laut
kapal melintasi selat yang mengangkut
kekayaan
sepertiga nilai perdagangan dunia dan
ada
setengah produksi minyak
Daya
laut
di
dan gas
17,95%
dunia, selain itu tindak kejahatan di
Terumbu karang di dunia, 910 jenis
wilayah perairan (piracy) seperti halnya
karang (corals) atau 75% dari total
tindak perampokan, dan penculikan,
spesies
dunia,Indonesia
serta tindak kejahatan lainnya yang
memiliki 30% hutan mangrove dunia 13
terjadi di selat Malaka merupakan yang
spesies
paling
Indonesia,Indonesia
karang
memiliki
di
lamun
(seagrass)
dari
20
tinggi
di
dunia
apabila
spesies lamun dunia,Indonesia memiliki
dibandingkan wilayah perairan lainnya.
berbagai potensi keragaman hayati laut
Berdasarkan data yang diperoleh pada
lainnya seperti 35.000 spesies biota
bulan Febuari-Agustus 2010 di selat
laut, 850 spesies sponges, 682 spesies
Malaka sedikitnya sudah terjadi lebih
rumput laut (seaweed), 2500 spesies
dari 16 kali terjadi perompakan terhadap
moluska, 1502 spesies krustasea, 745
beberapa kapal baik tanker kimia, kapal
spesies ekinodermata, 6 spesies penyu,
penarik, kapal pengangkut kapal tanker
29 spesies paus dan dolphin, 1 spesies
minyak, kapal serbaguna, dan kapal
dugong, dan lebih dari 2000 spesies
nelayan. (Didik Heru Purnomo,2014).
ikan
hidup,
(Dahuri,
2003).
Dari
Terjadinya
tindak
kejahatan
pendapat dan data tersebut bahwa
yang tinggi terjadi di wilayah perairan
wilayah perairan maupun laut Indonesia
Indonesia
sangat potensial terjadinya kejahatan-
keamanan maritim. Sitem keamanan
kejahatan yang terjadi di laut.
maritim yaitu Sistem Pertahanan dan
Terjadinya
gangguan
yang
keamanan
memerlukan
yang
mencakup
sistem
wilayah
terjadi di wilayah perairan atau wilayah
kedaulatan negara
yurisdiksi laut Indonesia yang paling
perairan Indonesia dan juga kedaultan
utama
negara yang mencakup kapal nasional
yaitu
terhadap
gangguan
yang berada
di
barang
berbendera Indonesia yang berada di
cukup tinggi. Di selat Malaka yang
perairan Internasional maupun wilayah
pelayaran
penumpang
serta
117
negara lain. Yang dapat melindungi
banyak delik-delik yang terpencar di luar
kapal nasional dari penangkapan atau
KUHP hal ini karena disebabkan antara
penahanan di luar wilayah Indonesia
lain :
(Chandra
1. Adanya
perobahan
Kejahatan yang terjadi di peraira atau
cepat
sehingga
dilaut bisa menggunakan hukum pidana
perobahan itu perlu disertai dan
atau
diikuti
Motik
Yusuf,
menggunakan
5 :
hukum
2015).
perdata
dengan
sosial
secara
perobahan-
peraturan-peraturan
tergantung kasus yang terjadi.Penulis
hukum pula dengan sanksi pidana.
membatasi tulisan ini terhadap hukum
Hukum disini telah berfungsi sebagai
pidana yang terjadi di perairan atau laut.
“social engineering” maupun “social
control”.
PEMBAHASAN
2. Kehidupan
Moeljatno mengartikan hukum
pidana sebagai bagian dari keseluruhan
hukum yang berlaku di suatu negara,
yang
mengadakan
dasar-dasar
dan
aturan-aturan untuk :
1. Menentukan
yang dilarang, yang disertai ancaman
atau sanksi pidana tertentu bagi siapa
saja yang melanggarnya.
melakukan
mereka
yang
telah
larangan-larangan
sebagaimana yang telah diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana
pidana
dilaksanakan
apabila
disamping
adanya peraturan hukum (pidana)
berupa unifikasi yang tahan lama
diperlukan
3. Pada
pula
banyak
berupa
peraturan
pidana
peraturan
hukum
perundang-undangan
di
lapangan perdata, tata negara, dan
terutama administrasi negara perlu
itu
orang
mengawasi peraturan-peraturan itu
supaya ditaati.
itu
dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
pengenaan
sehingga
dikaitkan dengan sanksi pidana untuk
2. Menentukan kapan dan dalam hal
kepada
kompleks
semakin
yang bersifat temporer.
perbuatan-perbuatan
mana yang tidak boleh dilakukan,
apa
modern
dapat
yang
diduga telah melanggar ketentuan
tersebut. (Moeljatno, 1: 2008).
Andi Hamzah mengatakan suatu
kenyataan bahwa semakin hari semakin
Antara KUHP dengan delik-delik
yang tersebar di luar KUHP itu ada titik
pertalian. Titik pertalian itu terletak pada
aturan umum Buku I KUHP. Hal ini jelas
tercaantum dalam pasal 103 KUHP
yang
berbunyi
sebagai
“ketentuan-ketentuan
berikut
dalam
bab
:
I
sampai dengan bab VIII buku ini juga
berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang
oleh
ketentuan
perundang-undangan
118
lain diancam dengan pidana kecuali jika
namun baik KUHP maupun KUHAP
oleh undang-undang ditentukan lain.”
masih tetap melingkupi tindak pidana di
(Andi Hamzah, 9 : 1980).
laut. (Soepadi : 1-2, 2013).
Pengertian tindak pidana di laut
Pengertian tindak pidana di laut
adalah tindak pidana yang hanya bisa
menurut prosedur tetap penanganan
terjadi di laut saja dan tidak bisa terjadi
(Protap) Tindak Pidana di laut oleh TNI
di
AL, yang termasuk jenis-jenis tindak
darat,
dibedakan
dengan
tindak
pidana umum yang terjadi di laut.
pidana di laut adalah :
Berawal dari pengertian tersebut maka
1. Tindak
Pidana
Perompakan/
timbullah akibatnya yaitu bahwa tindak
Pembajakan di Laut Perompakan/
pidana di laut menjadi suatu tindak
pembajakan adalah setiap tindakan
pidana khusus yang mengandung arti
kekerasan/
bahwa tindak pidana di laut mempunyai
penahanan yang tidak sah, atau
kekhususan tersendiri. Kekhususan itu
setiap
bisa terjadi meliputi seluruh unsur tindak
terhadap orang atau barang, yang
pidana
bersifat
dilakukan untuk tujuan pribadi oleh
melawan hukum, bertentangan dengan
awak kapal atau penumpang dari
undang-undang, maupun unsur-unsur
suatu kapal.
lainnya
(subyek,
misal
kesalahan,
tempat,
waktu
dan
perampasan
tindakan
atau
memusnahkan
2. Tindak Pidana Perikanan
keadaan lainnya). Karena merupakan
Tindak pidana perikanan adalah
tindak pidana khusus disebut juga delik
tindak atau perbuatan penangkapan
khusus,
delik
tersebar,
ikan
KUHP,
maka
penyelesaiannya
delik
diluar
yang
melawan
hukum
pun
sebagaimana diatur dan diancam
yang
dengan sanksi pidana oleh undang-
menyimpang dari tindak pidana umum
undang atau peraturan perikanan
(KUHP) sedangkan hukum acara juga
lainnya.
ada
KUHAP
merupakan kegiatan yang bertujuan
bahkan aparat penegak hukum, hukum
untuk memperoleh ikan di perairan
yang
yang
mempunyai
kekhususan
penyimpangan
dengan
ditegakkan
juga
ada
Penangkapan
tidak
dalam
ikan
keadaan
penyimpangan dan medianya juga lain
dibudidayakan dengan atau cara
yaitu berupa laut yang mempunyai sifat
apapun, termasuk kegiatan yang
internasional
mengunakan kapal untuk memuat,
sedangkan
tata
cara
melakukan tindak pidana di laut pun
mengangkut,
menyimpan,
berbeda karena menggunakan kapal,
119
mendinginkan,
mengolah
atau
serta
keamanan
keselamatannya,
mengawetkannya.
dan
berdasarkan
3. Tindak Pidana Benda Berharga Asal
kualifikasi Undang-Undang Nomor
Muatan Kapal yang Tenggelam di
21 Tahun 1992 tentang Pelayaran,
Dasar
yang mencakup antara lain :
Laut
(Benda
Cagar
1) Pelanggaran
Budaya/BCB)
terhadap
sarana
yang
bantuan navigasi pelayaran dan
mempunyai nilai sejarah budaya,
fasilitas alur pelayaran (pasal
ekonomi dan lainnya. BCB berasal
100);
BCB
adalah
benda
dari muatan kapal yang tenggelam
2) Pelanggaran
oleh
nakhoda,
di perairan Indonesia dan telah
terhadap tata cara pelayaran
berusia
tahun.
(pasal 101);
Pengangkatan adalah kegiatan yang
3) Pelanggaran
lebih
dari
50
berupa
tidak
dan
menggunakan pandu di perairan
pengangkatan BCB. Pemanfaatan
wajib pandu dan melaksanakan
adalah
pemanduan
meliputi
penelitian,
kegiatan
survei
yang
meliputi
penjualan kepada pihak ketiga dan
pemanfaatan lain untuk kepentingan
memenuhi
persyaratan (pasal 102);
4) Pelanggaran
oleh
nakhoda
dan/atau pemilik kapal tentang
pemerintah.
4. Tindak Pidana Lingkungan Hidup
Tindak
tidak
pidana lingkungan
hidup
pelaporan
dan
penyingkiran
kerangka kapal (pasal 103);
adalah perusakan lingkungan dan
5) Pelanggaran terhadap ketentuan
pencemaran lingkungan baik yang
pengoperasian pelabuhan umum
disengaja
dan khusus (pasal 104, 105,
maupun
karena
kealpaannya melakukan perbuatan
yang mengakibatkan pencemaran
dan/atau
perusakan
lingkungan
106, 107);
6) Pelanggaran tentang perubahan
kapal
yang
kepada
hidup.
Secara garis besar tindak pidana
adalah
perbuatan
pelanggaran
terhadap
sesuatu
berkaitan
yang
pejawab
dilaporkan
berwenang
(pasal 108);
5. Tindak Pidana Pelayaran
pelayaran
tidak
segala
7) Pelanggaran
pelayaran
terhadap
dan
daerah
kelaiklautan
(pasal 109);
dengan
angkutan di perairan, ke pelabuhan,
120
8) Tidak mematuhi tata tertib lalu
dan
tidak
melakukan
lintas kapal dan tanpa surat izin
penanggulangan
(pasal 110);
dari kapalnya (pasal 119, 120);
9) Pelanggaran
terhadap
17) Pelanggaran
pencemaran
perizinan
persyaratan peti kemas (pasal
dan
111);
angkutan di perairan (pasal 121);
10) Pelanggaran
terhadap
tanda
kegiatan
usaha
penunjang
18) Pelanggaran terhadap kewajiban
pendaftaran kapal (pasal 112);
asuransi dan tanggung jawabnya
11) Pelanggaran berkenaan dengan
terhadap pencemaran kapalnya,
pengalihan hak milik atas kapal
atau kewajiban asuransi atas
tanpa nama (pasal 113);
usaha dan kegiatan penunjang
12) Pelanggaran terhadap ketentuan
angkutan di perairan (pasal 122);
pengibaran bendera kebangsaan
19) Pelanggaran terhadap kewajiban
pelaporan
kecelakaan,
tanpa
pemberian
pertolongan
paksa
semampunya,
(pasal 114);
13) Meninggalkan
alasan,
kapal
secara
dan
tidak
melayarkan kapal yang tidak laik
mencegah
laut dan menghalangi nakhoda
berita kepada pihak lain (pasal
kapal
123);
melaksanakan
terhadap
Pelanggaran
kewajiban
kewajibannya (pasal 115);
14) Pelanggaran
penyebarluasan
tidak
terhadap
pemberian
pertolongan
semampunya
melaporkan buku harian kapal
terhadap orang di perairan dan
dengan ukuran tertentu kepada
di menara suar atau tubrukan
pejabat berwenang (pasal 116);
dengan kapal lain (pasal 124 jo
15) Pelanggaran berkaitan dengan
pasal 98 UNCLOS 1982);
ABK, seperti tanpa disijil, tanpa
20) Pelanggaran terhadap kewajiban
kemampuan dan tanpa dokumen
melaporkan kecelakaan kapal-
pelaut, atau ABK tidak mentaati
nya
perintah nakhoda (pasal 117,
mengakibatkan kerusakan pada
118);
alur laut/bangunan di perairan
16) Pelanggaran
ngan
kapal
berupa
limbah/bahan
yang
pembualain
dari
mengakibatkan
pencemaran lingkungan hidup,
atau
kapal
lain
yang
yang membahayakan keselamatan (pasal 125);
21) Pelanggaran
pengoperasian
kapal/pesawat udara yang tidak
121
membantu SAR, walaupun telah
diberitahu
secara
patut
b) Mengeluarkan
yang dilindungi atau bagian-
oleh
bagiannya
pejabat berwenang (126);
22) Pembuatan
surat
atumbuhan
dalam
keadaan
hidup atau mati dari suatu
keterangan
palsu oleh nakhoda dan ABK
tempat
atau
tempat lain di dalam atau di
orang
lain
selain
tanpa
hak
dan
menyamar
Indonesia
ke
luar Indonesia.
nakhoda/ABK kapal Indonesia;
23) Pemakaian bendera Indonesia
di
2) Kegiatan yang terkait dengan
pelanggaran
terhadap
satwa
sebagai sekoci atau perahu kecil
yang dilindungi atau terhadap
guna membantu orang sakit;
bagian
24) Melakukan pemngintaian tanpa
25) Menggambar/memotret
laut
satwa
tersebut
seperti kulit, tubuh atau bagianbagian
izin;
lain
dilindungi,
satwa
ataupun
yang
barang-
barang yang dibuat dari bagian
termasuk pantai tanpa izin;
26) Pengumpulan keterangan untuk
kepentingan hankam tanpa izin;
27) Mengambang tanpa alasan yang
satwa tersebut.
3) Kegiatan pelanggaran terhadap
zona inti taman nasional, atau
zona pemanfaatan dan zona lain
sah.
6. Tindak Pidana Konservasi Sumber
1) Kegiatan
yang
dapat
mengakibatkan
perubahan
keutuhan
kawasan
taman
nasional,
taman
alam.
7. Tindak Pidana Kepabeanan
Tindak pidana kepabeanan adalah
pengangkutan
suaka alam, yaitu :
a) Mengambil,
dari
hutan raya dan taman wisata
Daya Hayati dan Ekosistimnya
terhadap
dari
barang
yang
menebang,
keluar/masuk dalam negeri melalui
merusak,
laut tanpa dilindungi atau tidak
memiliki,
memusnahkan, memelihara,
sesuai
mengangkut
dan
kepabeanan. Daerah pabean ini
tumbuhan
adalah wilayah RI yang meliputi
yang dilindungi atau bagian-
darat, perairan dan ruang udara di
bagiannya
atasnya,
memperniagakan
dalam
hidup atau mati;
keadaan
tertentu
dengan
serta
di
ZEE
dokumen
tempat-tempat
dan
Landas
122
Kontinen yang didalamnya berlaku
Tindak pidana penambangan pasir
undang-undang ini.
laut
adalah
kegiatan
yang
berhubungan dengan pengerukan,
8. Tindak Pidana Kehutanan
Tindak pidana kehutanan adalah
pengangkutan
pengangkutan hasil hutan tanpa
ekspor
dilindungi dokumen yang sah, atau
memiliki/dilindungi dokumen yang
tidak
sah.
melaksanakan
pelelangan
terhadap kekayaan negara berupa
perdagangan
pasir
laut
dan
tanpa
11. Tindak Pidana Pelanggaran wilayah
hasil hutan dan barang lainnya
(Tanpa Security Clearance)
berupa temuan dan/atau rampasan
Tindak pidana pelanggaran wilayah
dari
atau
adalah tindakan kapal-kapal asing
pelanggaran dan tidak memberikan
yang dengan sengaja berlayar atau
insentif dari hasil lelang kepada
mengambang untuk tujuan-tujuan
pihak-pihak terkait. Dalam hala ini
tertentu yang mempunyai pengaruh
perbuatan
pelanggaran
terhadap segi keamanan dan/atau
terhadapSurat Keterangan Sahnya
melalui daerah tertutup di daerah
Hasil
yaitu
perairan Indonesia tanpa izin, kapal-
dokumen kehutanan yang harus
kapal asing tersebut meliputi kapal
melekat bersama-sama pada saat
perang/militer
pengangkutan,
atau
asing, kapal asing yang melakukan
karena
survei hidrografi, kapal asing dalam
hasil
Hutan
pemilikan
SKSHH
kejahatan
(SKSHH),
penguasaan
hasil
hutan
berfungsi
sebagai
bukti
kegiatan
asing,
kapal
ikan
eksploitasi/eksplorasi,
kapal-kapal Yacht asing dan kapal-
legalitasnya.
kapal asing
9. Tindak Pidana Keimigrasian
Tindak pidana keimigrasian adalah
kedatangan atau kehadiran orang di
yang akan
melalui
daerah tertutup di wilayah RI.
12. Tindak
Pidana
Narkotika
dan
wilayah RI dimana orang tersebut
Psikotropika
tidak
Warga
Tindak
pidana
tidak
bentuk
pengangkutan
memiliki/dilindungi dengan dokumen
adalah
setiap
keimigrasian.
serangkaian kegiatan memindahkan
Negara
terdaftar
sebagai
Indonesia
dan
10. Tindak Pidana Penambangan Pasir
Laut
narkotika
dalam
narkotika
kegiatan
atau
narkotika dari satu tempat ke tempat
lain
dengan
cara
atau
sarana
angkutan apapun.
123
Tindaka pidana psikotropika dalam
dan/atau penggunaan pulau buatan
bentuk
atau
pengankutan
psikotropika
instalasi
atau
bangunan-
adalah serangkaian kegiatan dalam
bangunan lainnya di ZEEI tanpa izin
rangka memindahkan psikotropika
atau tidak memenuhi syarat, (ii)
dari satu tempat ke tempat lain
eksplorasi
dengan cara moda, atau sarana
sumber daya alam atau kegiatan-
angkut
kegiatan
apapun
dalam
rangka
dan/atau
lainnya
eksploitasi
yang
bernilai
produksi dan peredaran. Sedangkan
ekonomis tanpa izin atau tanpa
transit
pengangkutan
persetujuan dengan pemerintah RI,
psikotropika di wilayah RI dengan
(iii) Kegiatan penelitian ilmiah di
atau
ZEEI
adalah
tanpa
berganti
sarana
angkutan antara dua negara lintas.
13. Tindak Pidana Senjata Api dan
tanpa
persetujuan
dari
pemerintah RI, dan (iv) merusak
atau memusnahkan dengan sengaja
barang bukti yang digunakan untuk
Bahan Peledak
dan
melakukan tindak pidana eksplorasi
bahan peledak adalah perbuatan
dan eksploitasi di ZEEI dengan
tanpa
maksud
Tindak
pidana
hak
membuat,
senjata
untuk
memasukkan,
menerima,
memperoleh,
api
mencoba
menyerahkan
atau
mencoba menyerahkan, menguasai,
menghindari
diri
dari
tindakan penyitaan terhadap barang
bukti tersebut.
15. Tindak Pidana Terorisme
membawa, mempunyai persediaan,
Tindak
menyimpan,
perbuatan yang dengan sengaja
mengangkut,
pidana
terorisme
adalah
menyembunyikan, mempergunakan
menggunakan
atau mengeluarkan dari Indonesia
ancaman kekerasan menimbulkan
sesuatu senjata api, amunisi atau
suasana
bahan peledak.
terhadap orang secara meluas atau
terror
kekerasan
atau
rasa
atau
takut
menimbulkan korban yang bersifat
14. Tindak Pidana di ZEE Indonesia
Tindak pidana di ZEE Indonesia
masal,
adalah perbuatan melawan hukum
kemerdekaan atau hilangnya nyawa
sebagaimana
dan harta benda orang lain, atau
diancam
yang
sesuai
diatur
dan
Undang-Undang
dengan
mengakibatkan
cara
merampas
kerusakkan
atau
Nomor 5 Tahun 1983 tentang ZEEI
kehancuran terhadap
beserta
vital yang strategis atau lingkungan
peraturan
pelaksanaan
lainnya, yang meliputi (i) pembuatan
objek-objek
hidup atau fasilitas publik
atau
124
fasilitas
internasional.
disimpulkan
Narkotika
dan
Psikotropika,
Tindak Pidana Senjata Api dan Bahan
(www.tu.bphn.go.id, hal.25-33).
Apabila
Pidana
dari
Peledak,
Tindak
Pidana
di
ZEE
menurut
Indonesia, Tindak Pidana Terorisme.
pendapat penulis tindak pidana di laut
tindak pidana di laut yaitu perbuat
yaitu perbuatan melawan hukum terjadi
melwan hukum terjadi diwilayah laut
diwilayah
laut
maupun
perairan
yang
pendapat-pendapat
tersebut
maupun
diwilayah
memiliki
karakter
berbada-beda di setiap perbuatannya.
diwilayah
perairan
yang
memiliki karakter berbada-beda di setiap
perbuatannya.
Tindak pidana laut memiliki banyak
sanksi pidana baik yang di atur dalam
KUHP maupun Undang-undang di luar
KUHP.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah, Delik-delik Tersebar Di
Luar KUHP, Pradnya Paramita,
1992.
adalah tindak pidana yang hanya bisa
Chandra,
Motik Yusuf,
Lokakarya
Kelautan
Nasional
2015
:
Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia, Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran.
terjadi di laut saja dan tidak bisa terjadi
Didik
KESIMPULAN
Pengertian tindak pidana di laut
di
darat,
dibedakan
dengan
tindak
pidana umum yang terjadi di laut. Tindak
pidana di laut terdiri dari Tindak Pidana
Perompakan/Pembajakan
Tindak
Pidana
di
Perikanan,
Laut,
Tindak
Pidana Benda Berharga Asal Muatan
Kapal yang Tenggelam di Dasar Laut,
Tindak
Pidana
Lingkungan
Hidup,
Tindak
Pidana
Pelayaran,
Tindak
Pidana Konservasi Sumber Daya Hayati
dan
Ekosistimnya,
Tindak
Pidana
Kepabeanan, Tindak Pidana Kehutanan,
Tindak Pidana Keimigrasian, Tindak
Pidana
Penambangan
Pasir
Laut,
Tindak Pidana Pelanggaran wilayah
(Tanpa
Security
Clearance),
Tindak
Heru Purnomo, Pengamanan
Wilayah Laut, Jurnal Hukum
Internasional, Desember, 2014.
Munsi Lampe, Seminar dan Lokakarya
Kelautan
Nasional
2015
:
Memahami Kebudayaan Maritim
Nusantara/Indonesia, Disampaikan Pada Acara Seminar dan
Lokakarya Kelautan Nasional
2015 : Mewujudkan Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia,
tanggal
9–10
Juni
2015
diselenggarakan oleh Universitas
Padjadjaran Bandung.
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana,
Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2008.
Noor Cahyo D. Aryanto Pengelolaan
Sumber Daya Laut Sebagai
Salah
Satu
Pilar
Dalam
Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran
Bandung 9-10 Juni 2015.
125
Yudi N. Ihsan Menuju Indonesia sebagai
Poros
Maritim
Lokakarya
Kelautan
Nasional
2015
:
Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran
Bandung 9-10 Juni 2015.
Zainal
Arifin, Sumber Daya Laut
Indonesia, Lokakarya Kelautan
Nasional
2015
Mewujudkan
Indonesia sbg Poros Maritim
Dunia
Fakultas
Hukum
Universitas
Padjadjaran,
Bandung 9-10 Juni 2015.
Internet :
http://fh.hangtuah.ac.id/index.php?optio
n=com_content&view=article&id=
87:artikeltrialku&catid=32:akadem
ika&Itemid=47
www.tu.bphn.go.id, hal. 25-33.
126