| BMN BMKG PENGENALAN BMN

(1)

PENGELOLAAN DAN PENATAUSAHAAN

BARANG MILIK NEGARA

DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

Disampaikan Pada : Sosialisasi Pengelolaan BMN Oleh Biro Umum

Bagian Perlengkapan Sub Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara


(2)

Bahasan

Dasar Hukum

Pemahaman Barang Milik Negara

Pemahaman Jenis Belanja Terkait


(3)

Dasar Hukum

PP No. 27 Tahun 2014, tentang Pengelolaan BMN atau Daerah

PMK No. 33/PMK.06/2012, tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa

BMN

PMK No. 50/PMK.06/2014, tentang Tata Cara Penghapusan BMN

PMK No. 78/PMK.06/2014, tentang Tata Cara Pelaksanaan

Pemanfaatan BMN

PMK No. 102/PMK.05/2009, tentang Tata Cara Rekonsiliasi BMN

Dlm Rangka Penyusunan LKPP

PMK No. 109/PMK.06/2009, tentang Pedoman Pelaksanaan

Inventarisasi, Penilaian dan Pelaporan dalam Rangka Penertiban

BMN

PMK No. 120/PMK.06/2007, tentang Penatausahaan BMN

PMK No. 138/PMK.06/2010, tentang Pengelolaan BMN Rumah

Negara

PMK No. 150/PMK.06/2014, tentang Rencana Kebutuhan BMN

PMK No. 186/PMK.06/2009,tentang Pensertifikatan BMN berupa


(4)

Dasar Hukum

PMK No. 191/PMK.05/2011, tentang Mekanisme Pengelolaan HibahPMK No. 214/PMK.05/2013, tentang Bagan Akun Standar

PMK No. 244/PMK.06/2012, tentang Tata Cara Wasdal BMNPerka BMKG No. 3 Tahun 2014, tentang BAST di Lingk. BMKG

Perka BMKG No. 6 Tahun 2015, tentang Pengelolaan Rumah Negara di

Lingk. BMKG

SE DJKN No. SE-4/KN/2014, Petunjuk Penyelesaian Bonhkaran BMN karena

perbaikan (Renovasi, Rehabilitasi, atau Restorasi)

Instruksi Kepala BMKG, No. IKB.05/IX/2015, tentang Penertiban Distribusi

BMN di Lingk. BMKG

PMK 29/PMK.06/2010, tentang penggolongan dan kodefikasi

Surat Direktur APK Nomor S-6478/PB.6/2015, tentang Akun Persediaan

(Penjelasannya)

Peraturan KBMKG Nomor Kep 13 Tahun 2010, tentang Prosedur Operasi

Standar pemeriksaan fisik barang persediaan (stock opname)

Peraturan KBMKG Nomor 7 Tahun 2014, tentang Standar Teknis dan

Operasional Pemeliharaan Peralatan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika

Kep KBMKG No: Kep.7/BMN/KB/I/2016, tentang Komponen, Meteorologi,


(5)

Aset Lancar

Aset Lancar

Aset dlm bentuk barang atau perlengkapan, yg dimaksud

untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan

barang2 yg dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan

dalam rangka pelayanan kepada masyarakat

Aset Tetap

Aset Tetap

Aset berwujud yang memberi

manfaat ekonomis lebih dari satu periode akuntansi (12

bulan) serta melebihi batasan nilai minimum kapitalisasi

aset tetap dan aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.

Definisi / Pemahaman BMN

Aset Lainnya

Aset Lainnya

Aset pemerintah selain aset

lancar dan aset tetap, BMN yang masuk pos aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset lain-lain


(6)

Aset lancar

adalah aset yang diharapkan untuk

segera direalisasikan, dipakai, atau dimiliki

untuk

dijual dan/ diserahkan

dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat

,

dalam

waktu 12 (dua belas)

bulan

sejak tanggal pelaporan

.

BMN

yang masuk dalam kategori

aset lancar

adalah

persediaan

.

Persediaan

tidak

dapat

dilihat

dari

bentuk barangnya

,

melaikan

niat awal (intention

) pada saat penyusunan

RKAKL-nya, sehingga untuk barang-barang yang

memang direncanakan habis dalam satu kegiatan

tidak dialokasikan dari belanja barang persediaan

dan tidak menjadi persediaan.


(7)

Aset Tetap

Merupakan Aset berwujud yang memberi

manfaat

ekonomis

lebih

dari satu periode akuntansi

(

12 bulan

) serta

melebihi

batasan nilai

minimum

kapitalisasi

aset tetap dan aset lainnya yang

ditetapkan pemerintah

, atau untuk digunakan dalam

kegiatan pemerintah, atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum.

Aset tetap

tidak untuk dijual

.


(8)

Definisi / Pemahaman BMN

Aset Lancar

Aset Lancar

Pembentuk

Persediaan:

1. Barang Konsumsi

2. Amunisi

3. Bahan untuk

Pemeliharaan

4. Suku Cadang

5. Persediaan untuk

tujuan

strategis/jaga-jaga

6. Pita cukai dan leges

7. Bahan baku

8. Barang dalam proses

9. Aset untuk dijual atau

diserahkan kepada

masyarakat

Aset Tetap

Aset Tetap

1. Tanah/Bangunan 2. Peralatan dan Mesin

3. Jalan, Irigasi dan Jaringan 4. Aset Tetap Lainnya


(9)

Persedian diakui pada saat :

Potensi

ekonomi

masa depan

diperoleh

pemerintah dan mempunyai

nilai

atau

biaya

yang dapat

diukur

dengan andal.

Diterima

atau hak

kepemilikannya

dan/atau

kepenguasaannya

berpindah

Pada akhir periode akuntansi

,

persediaan

dicatat

berdasarkan

hasil

inventarisasi fisik

(stockopname).


(10)

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan serta melebihi batasan nilai minimum

kapitalisasi aset tetap ;

2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan

4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk Segera digunakan bukan untuk disimpan

5. Aset dalam kondisi siap dipakai

Pengakuan Aset Tetap

(PMK No. 120/PMK.06/2007)

Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran dalam rangka

memperoleh atau menambah aset tetap/aset lainnya yang

memberi manfaat ekonomis lebih dari 12 bulan serta melebihi batasan minimum kapitalisasi aset etap/aset lainnya yang ditetapkan pemerintah (PMK No. 214/PMK.05/2013)


(11)

6. Aset Tetap Tanah, Kepemilikan ditunjukkan dengan adanya

bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/ penguasaan secara hukum sep; sertifikat tanah. Apabila

belum didukung dengan bukti secara hukum maka tanah tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa

penguasaannya telah berpindah, misal: telah terjadi

pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya.

7. Aset Gedung Bangunan, diakui pada periode akuntansi ketika

aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

8. Aset Peralatan dan Mesin, mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bln, dan dalam kondisi siap pakai. Aset Peralatan dan Mesin diakui, ketika aset tersebut siap digunakan

berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Pengakuan Aset Tetap


(12)

9.

Aset Jalan, Irigasi, dan Jaringan (JIJ),

diakui

pada periode akuntansi ketika

aset

tersebut

siap digunakan

berdasarkan jumlah

belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

10.

Aset Tetap Lainnya,

mencakup

aset

tetap

yang

tidak

dapat

dikelompokkan

ke dalam

kelompok

Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung

Bangunan; Dan JIJ

, yang diperoleh dan

dimanfaatkan untuk kegiatan operasional

pemerintah dalam kondisi siap dipakai.

Diakui

pada periode akuntansi ketika

aset

tersebut

siap digunakan

berdasarkan jumlah belanja

modal yang diakui untuk aset tersebut.

Pengakuan Aset Tetap


(13)

11.

Kontruksi Dalam Pengerjaan,

adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan pd

tanggal laporan keuangan. KDP mencakup Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan,

Irigasi dan Jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya

membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai.

Suatu Aset berwujud diakui sebagai KDP jika biaya

perolehan tersebut dapat diukur secara andal dan masih dalam proses pengerjaan (aset belum dapat digunakan)

KDP dipindahkan ke aset tetap (aset definitif) yang bersangkutan setelah pekerjaan kontruksi tersebut

dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.

Pengakuan Aset Tetap


(14)

Pengakuan Aset Tetap

(PMK No. 120/PMK.06/2007)

Aset Tetap Dapat Digunakan Aset Definitif Aset Tetap Belum Dapat Digunakan Aset KDP (Kontruksi Dalam Pengerjaan) - Tanah - Gedung Bangunan - Peralatan Mesin - JIJ

- Aset Lainnya

Seluruh Aset Definitif untuk Gedung Bangunan, Peralatan dan Mesin, Jalan, Irigasi dan Jaringan, dan Aset Tetap Lainnya Setiap

Semester akan mengalami PENYUSUTAN Nilai Sesuai PMK. 01/PMK.06/2013

Aset KDP tidak melewati Tahun Anggaran, Kecuali pada Kontrak Tahun Jamak/pelaksanaan pekerjaan membutuhkan waktu melebihi


(15)

Pengakuan

aset tetap akan

sangat andal bila aset tetap

telah

diterima

atau

diserahkan

hak

kepemilikannya

dan atau

pada saat

penguasaannya


(16)

Tupoksi Pelaksanaan BMN

Pengelolaan:

1. Penggunaan

- Penetapan Status Penggunaan - Alih Status Penggunaan

- Penyerahan tanah/bangunan idle

2. Pemanfaatan

- Sewa

- Pinjam pakai

- Kerja Sama Pemanfaatan (KSP)

- Bangun Guna Serah (BGS) dan Bangun Serah Guna (BSG)

3. Pemindahtanganan

- Penjualan

- Tukar-menukar - Hibah


(17)

Tupoksi Pelaksanaan BMN

Pengelolaan:

4. Penghapusan

- Penyerahan BMN kpd Pengelola - Pengalihan status penggunaan - Pemusnahan

- Putusan pengadilan

5. Pelimpahan Kewenangan

6. Tindak Lanjut IP (inventarisasi dan penilaian)

Penatausahaan :

1. Pencatatan 2. Pelaporan, dan 3. Inventarisasi


(18)

1. Penggunaan BMN

Penggunaan BMN untuk menjalankan tupoksi (yang

dilakukan berdasarkan penetapan status

penggunaan)

Setiap BMN harus dilakukan Penetapan Status

Penggunaannya (PSP) yg ditetapkan oleh

Pengelolaan Barang atau Pengguna Barang sesuai

kewenangan masing-masing.

BMN yg telah ditetapkan status penggunaannya

pada Pengguna Barang, dapat digunakan sementara

oleh Pengguna Barang lain tanpa harus mengubah

status penggunaannya setelah terlebih dahulu


(19)

Subjek & Objek Penetapan Status

Penggunaan

Selain

Tanah/bangunan:

Tidak memiliki

bukti kepemilikan,

atau

Perolehannya ≤

Rp100jt.

1.Tanah/bangunan.

2.Selain

tanah/bangunan:

Memiliki bukti

kepemilikan, atau

Perolehannya >

Rp100jt.

3.BMN yg dari awal

pengadaan untuk

PMPP atau hibah, dgn

terlebih dahulu

diaudit aparat

pengawas fungsional.

PENGGUNA BARANG

PENGELOLA BARANG

Catatan:

PSP merupakan langkah awal dalam pengelolaan BMN,

sehingga memudahkan proses pengelolaan BMN lainnnya misal RKBMN, penghapusan dsb


(20)

2. Pemanfaatan BMN

Sewa

adalah pemanfaatan BMN oleh pihak

lain dalam jangka waktu tertentu dan

menerima imbalan uang tunai.

Ketentuan pokok sewa BMN:

BMN yang belum atau tidak digunakan

Pengguna/Pengelola Barang

Jangka waktu sewa paling lama 5 tahun dan

dapat diperpanjang

Pembayaran uang sewa paling lambat 2 hari


(21)

Pinjam Pakai BMN

adalah penyerahan penggunaan

BMN antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan

dan setelah jangka waktu berakhir, BMN diserahkan

kembali kepada Pemerintah Pusat.

Ketentuan Pokok:

Pihak peminjam : Pemerintah Daerah

BMN dlm kondisi belum atau tidak digunakan

Pengguna/Pengelola Barang untuk Tupoksi.

Jangka waktu pinjam pakai paling lama 2 tahun dan dpt

diperpanjang.

Permintaan perpanjangan diajukan paling lambat 3 bulan

sebelum waktu berakhir.

Tanah dan/ bangunan yg dipinjam pakaikan, harus

digunakan sesuai perjanjian, tidak boleh dirubah bentuk

dan pemeliharaan tanggungjawab peminjam, jika

masanya habis harus dikembalikan dalam kondisi sesuai

perjanjian.


(22)

Kerja Sama Pemanfaatan

adalah

pendayagunaan BMN oleh pihak lain dlm

jangka waktu tertentu dlm rangka peningkatan

PNBP dan sumber pembiayaan lainnya.

Jangka waktunya maksimal 30 tahun dan dpt

diperpanjang

Penerimaan negara yang wajib disetorkan

mitra terdiri dari: Kontribusi tetap dan

pembagian keuntungan hasil pendapatan KSP.

Mitra KSP ditentukan melalui tender.

IMB harus atas nama Pemerintah RI


(23)

Bangun Guna Serah (BGS)

adalah pemanfaatan

tanah pemerintah pusat oleh pihak lain dengan

mendirikan bangunan dan/ sarana berikut

fasilitasnya kemudian didayagunakan oleh pihak lain

tersebut dalam jangka waktu tertentu yg telah

disepakati dan selanjutnya diserahkan kembali

kepada Pengelola Barang setelah jangka waktu

berakhir.

Bangun Serah Guna (BSG)

adalah pemanfaatan

tanah pemerintah pusat oleh pihak lain dengan

mendirikan bangunan dan/ sarana berikut

fasilitasnya kemudian diserahkan kepada Pengelola

Barang untuk kemudian didayagunakan oleh pihak

lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yg telah

disepakati


(24)

2. Penjualan BMN

Penjualan

adalah pengalihan kepemilikan BMN

kepada pihak lain dengan menerima penggantian

dlm bentuk uang.

Tukar Menukar BMN

adalah pengalihan

kepemilikan BMN yang dilakukan antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

atau dengan pihak lain, dengan menerima

penggantian dlm benytuk barang,

sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.

Hibah

adalah Pengalihan kepemilikan BMN dari

Pemerintah Pusat kpd Pemerintah Daerah atau

pihak lain tanpa memperoleh penggantian.


(25)

Penghapusan BMN

adalah menghapus BMN

dari daftar barang dgn menerbitkan keputusan

dari pejabat yg berwenang untuk membebaskan

Pengguna/KuasaPengguna Barang atau Pengelola

Barang dari tanggung jawab administrasi & fisik

barang yg berada dalam penguasaannya.

Penghapusan dari Daftar Barang

Pengguna/Kuasa Pengguna;

Penyerahan kepada Pengelola

Alih Status

Pemindahtanganan

Pemusnahan


(26)

Penghapusan dari Daftar BMN;

Pemindahtanganan

Putusan Pengadilan

Pemusnahan

Sebab lain

Alasan Pemusnahan BMN

Tidak dapat

digunakan/dimanfaatkan/dipindahtangankan

Alasan lain sesuai UU

Cara Pemusnahan BMN

Dibakar, dihancurkan, ditimbun


(27)

Pemahaman Jenis Belanja

Terkait BMN

Belanja Modal dan Belanja Barang

Sesuai :

- PMK 214/PMK.05/2013, tentang BAS

- PMK 29/PMK.06/2010, tentang penggolongan dan

kodefikasi

- Perdirjen Nomor S-9070/PB/2014 , tentang

perubahan akun belanja barang persediaan

-

Surat Direktur APK Nomor S-6478/PB.6/2015, tentang Akun Persediaan


(28)

Klasifikasi Belanja Barang

Belanja Barang (52)

merupakan

pengeluaran

untuk menampung pembelian barang dan jasa

habis pakai

untuk memproduksi barang dan jasa

yang

dipasarkan

maupun yang

tidak dipasarkan

serta pengadaan barang yang dimaksudkan

untuk


(29)

Klasifikasi Belanja Modal

Belanja

Modal

(53)

merupakan

pengeluaran anggaran dalam rangka

memperoleh

atau

menambah

aset

tetap

dan/atau

aset

lainnya

yg

memberi

manfaat

ekonomis

lebih

dari

satu periode akuntansi (

12 bulan

) serta

melebihi

batasan

minimum

kapitalisasi

aset tetap atau aset lainnya yg

ditetapkan

pemerintah.

(PMK

No.

214/PMK.05/2013)


(30)

Pemilihan antara BB dan BM dlm pengadaan awal Memenuhi kriteria pengaku an aset tetap /lainnya Memenuhi Nilai Min kapitalisas i Belanja Barang sesuai peruntukannya

Belanja Modal sesuai peruntukannya

Ya

- Perdirjen No: S-6478/PB/2015 - PMK

214/PMK.05/2013

Tidak Ya Tidak

- PMK 29/PMK.06/2010

- PMK

214/PMK.05/2013


(31)

Jenis Belanja Terkait persediaan

Suatu Barang dikatakan sbg Persediaan jika Niat Awal (Intention) pada saat penyusunan RKAKL-nya memang direncanakan akan disimpan terlebih dahulu di gudang sebagai barang persediaan.

521111 521113 521116 521119 521211 521219

Tidak Membentuk

Persediaan MembentukBelanja Barang Persediaan

521811

521812 821813 521821 521822 521831

521832

Amunisi Pita cukai Bahan Baku Barang Proses Strategis/jaga-jaga

Psedia Lainnya

KONSUMS I

Diinput pada Aplikasi Persediaan

Tidak Diinput pada Aplikasi Persediaan

X


(32)

Jenis Belanja Terkait persediaan

Dalam Rangka Pemeliharaan Aset

523111 523119 523121 523129 523131

Tidak Membentuk Persediaan

Belanja Barang

Membentuk Persediaan

Peralatan dan Mesin

Diinput pada Aplikasi Persediaan

Tidak Diinput pada Aplikasi Persediaan

X

523112 523123 523134 523135 523136 523191 Gedung dan Bangunan 523132 523133 523199

Jalan dan Jembatan Irigasi

Jaringan

Lainnya

Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan :


(33)

Hubungan Akun Persediaan, Kode Barang dan

Uraian di Neraca Persediaan di Link. BMKG

Akun Persediaan Konsumsi 521811

Aplikasi Persediaan membedakan berdasarkan kode barang, yaitu: 1.22.33.44.55.xxx

Kode Barang digit ke 3 1.01.01.XX.XXX 1.01.02.XX.XXX 1.01.03.XX.XXX 1.01.04.XX.XXX 1.01.05.XX.XXX 1.01.06.XX.XXX 1.01.07.XX.XXX 1.01.08.XX.XXX 1.01.09.XX.XXX 1.01.10.XX.XXX Akun Persediaan Lainnya

521832 Akun Persediaan pemeliharaan 523112 523123 523134 523135 523136 523191 Konsumsi Suku Cadang Persediaan Lainnya

Uraian Neraca

Kode Barang

Akun Belanja


(34)

Sehingga...

Jika Suatu Persediaan yang seharusnya

diinput dengan kode Barang

Konsumsi

Namun....

diinput sebagai

suku cadang,

maka ....

atas pemakaian persediaan tersebut

akan dijurnal sebagai....

beban pemeliharaan!

34 Salah Penyajia n di LO !


(35)

Hubungan Antar Aplikasi

Persedia

an

Persedia

an

Input Transaksi Persediaan • Kirim Data

dan Jurnal ke SIMAK

SIMAK-BMN

Terima Data dan Jurnal dari Persediaan • Input Transaksi Aset Tetap/Lainn ya

Kirim Jurnal ke SAIBA

SAIBA

Terima Jurnal dari SIMAK • Input Transaksi Keuangan • Input Jurnal

Penyesuaia n

Cetak LRA, LO, LPE, Neraca


(36)

Akun:

521111 B Kep Kantor

521113 B Penambah Daya Tahan Tubuh 521119 BBOL

521211 B Bahan 521219 BBNOL

521811

521812 821813 521821 521822 521831 521832 Amunisi Pita cukai Bahan Baku Barang Proses Strategis/jaga-jaga Psedia Lainnya KONSUMS

I URAIAN PD NERACA PERSEDIAAN:

117111 Barang Konsumsi

117113 Bahan untuk Pemeliharaan 117114 Suku Cadang

117131 Bahan Baku

117191 Persediaan u Tujuan strategis/jagajaga 117199 Persediaan Lainnya

Hubungan Akun Dengan Uraian Neraca Persediaan


(37)

Aplikasi Keuangan

Aplikasi Persediaan

Aplikasi Simak BMN

Aplikasi SAIBA

Seluruh Aplikasi sekarang berbasis Akrual,

dan sudah terintegrasi

Beda Menu atau Beda Transaksi pada

Persediaan maka Jurnal pada SAIBA pun Akan

Berbeda Beda.


(38)

Transaksi Perolehan

Pembelian : Transaksi Penginputan untuk Perolehan barang

baru dengan sekali bayar/utk ATR yang akan di transfer keluar dengan sekali bayar.

Transfer Masuk : Transaksi penginputan untuk Perolehan

barang baru dari belanja modal coordinator/Balai/Pusat/

perolehan dari satker/KL lain yang menggunakan dana APBN .

Hibah masuk : Transaksi penginputan untuk perolehan

barang baru dari Pihak lain yang tidak menggunakan dana APBN.

Penyelesaian Pembangunan: Transaksi Penginputan untuk

Perolehan barang baru dengan pembayaran secara bertahap tidak sekali bayar/utk ATR yang akan ditransfer keluar dengan pembayaran bertahap tidak sekali bayar.


(39)

Reklasifikasi Masuk

: Transaksi Penginputan

untuk Perolehan barang baru yang disebabkan

karena kesalahan penginputan/penginputan yang

sebelumnya tidak ada kodefikasinya kemudian

sudah terakomodir kodefikasinya  lawannya

Reklasifikasi Keluar

Perolehan Lainnya :

Transaksi penginputan

untuk

Perolehan barang baru yang tidak diketahui

sumbernya atau disebabkan karena adanya

kelabihan antara barang dengan pencatatannya.


(40)

Transaksi Perubahan

Pengurangan : Transaksi penginputan yang diakibatkan

kelebihan nilai saat pencatatan sebelumnya Pengembangan :

Pengembangan Langsung : Transaksi penginputan untuk

mengembangkan barang yang sudah ada untuk sekali bayar.

Pengembangan KDP : Transaksi penginputan untuk

mengembangkan barang yang sudah ada dengan pembayaran secara bertahap tidak sekali bayar

Perubahan Kondisi : Transaksi penginputan untuk merubah

kondisi barang dari Baik ke rusak berat atau sebaliknya.

Koreksi Perubahan Nilai/kuantitas : Transaksi penginputan

dikarenakan adanya kesalahan nilai barang sebelumnya biasanya lawannya Koreksi Pencatatan.

Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi :

Transaksi Penginputan untuk pengembangan asset renovasi dari belanja modal Koordinator/Balai/Pusat/perolehan dari satker atau K/L lain yang menggunakan dana APBN.


(41)

Transaksi Penghapusan

Penghapusan : Transaksi Penginputan untuk menghapus barang dari

aplikasi SIMAK, tapi sebelumnya sudah di hentikan penggunaannya dan baru diinput penghapusannya setalah ada SK Penghapusan dari kantor pusat.

Transfrer Keluar : Transaksi Penginputan untuk menghilangkan barang

karena untuk satker lain, khusus untuk ATR di satker penerima di catat dipoin B butir 5.

Hibah Keluar : Transaksi Penginputan untuk menghilangkan barang

untuk diserahkan ke Pihak lain (Swasta,BUMN,Pemda)

Reklasifikasi Keluar : Transaksi Penginpitan untuk menghilangkan

barang dikarenakan kesalahan penginputan sebelumnya/transaksi

sebelumnya belum terakomodir kodefikasinya. Lawannya Reklasifikasi Masuk.

Koreksi Pencatatan : Transaksi penginputan untuk menghilangkan

barang dikarenakan kesalahan pencatatan sebelumnya. Biasanya lawannya  koreksi perubahan nilai/kuantitas.


(42)

Transaksi Lainnya

Perolehan ATR (Menambah masa manfaat) : Transaksi

penginputan untuk ATR yang menambah masa manfaat untuk satker lain.

Penghentian BMN dari Penggunaan : Transaksi penginputan

untuk tindak lanjut sebelum penghapusan. Jika sudah melakukan transaksi ini segera membuat SK panitia penghapusan beserta lampirannya dan 1. membuat surat permohonan persetujuan penghapusan untuk barang-barang yang nilainya dibawah 100 juta tanpa bukti kepemilikan. 2. Membuat surat permohonan ijin penghapusan untuk barang-barang yang nilainya diatas 100 juta/punya bukti kepemilikan.

Penggunaan kembali BMN yang dihentikan : Transaksi

penginputan untuk mengembalikan kembali BMN yang dihentikan.


(43)

Transaksi Lainnya

Usulan Barang Hilang :

Pengusulan barang hilang ke pengelola : Transaksi penginputan

untuk menghilangkan barang karena hilang, transaksi ini dinput setelah ada rekomendasi dari hasil Audit Khusus dari Inspektorat.

Transaksi ini akan menghilangkan nilai BMN dii neraca.

Penghapusan daftar Barang hilang yang sudah diusulkan ke

pengelola : Transaksi Penginputan atas tindak lanjut Pengusulan Barang Hilang ke Pengelola, transaksi ini diinput setelah ada SK Penghapusan Barang hilang dari pusat.

Usulan Barang Rusak Berat :

Usulan Barang RB ke pengelola : Transaksi penginputan untuk

menghilangkan barang karena sudah rusak berat, transaksi ini diinput setalah ada persetujuan penghapusan dari pusat untuk nilai BMN dibawah 100 juta tanpa bukti kepemilikan. Dan ada Persetujuan Penghapusan dari KPKNL/DJKN . Transaksi ini akan menghilangkan nilai BMN di neraca.

Penghapusan daftar barng RB : Transaksi penginputan atas tindak

lanjut Usulan Barang RB ke Pengelola, transaksi ini diinput setelah ada SK Penghapusan dari Pusat.


(44)

Transaksi Lainnya

Kartu Identitas Barang : Transaksi Penginputan untuk

mencatat identitas Barang yang sebelumnya tidak ada KIB nya/ ada perubahan KIB sebelumnya.

Daftar Barang Ruangan : Transaksi Penginputan untuk

mencatat lokasi barang dalam ruangan yang sebelumnya belum ada ruangannya agar mudah untuk melacaknya atau mangganti Ruangan karena barangnya pindah dari ruangan sebelumnya.

Daftar Barang lainnya : Transaksi Penginputan untuk

mencatat lokasi barang di luar Ruangan kantor, contoh : taman alat, barang yang lokasinya di Pemda/BPBD diluar lokasi

Gedung kantor.

Perubahan dari DBR ke DBL/sebaliknya : Transaksi


(45)

Langkah-Langkah Transaksi

KDP

1. Saldo Awal KDP : Transaksi Penginputan dikarenakan ada Transfer masuk KDP dari coordinator/Balai/Pusat yang belum terinput.

2. Perolehan KDP : Transaksi Penginputan untuk pembayaran pertamakali

3. Transfer Masuk KDP : Transaksi Penginputan akibat transfer keluar KDP dari Koordinator/Balai/Pusat yang masih dalam

bentuk KDP. Catatan : Transaksi ini hanya boleh dilakukan jika BMN tersebut belum jadi dan akan dilanjutkan di satker

penerima.

4. Hibah masuk KDP : Transaksi penginputan dikarenakan adanya Hibah dari pihak lain (Swasta,BUMN,Pemda) tetapi belum selesai dan belum dapat dipergunakan dan akan dilanjutkan disatker penerima.


(46)

Langkah-Langkah Transaksi

KDP

5. Pengembangan KDP : Transaksi Penginputan untuk

pembayaran tahap kedua dan seterusnya sampai selesai. Selanjutnya masuk 1. Penyelesaian pembangunan dengan KDP untuk barang baru/ATR dan 2.

Pengembangan KDP untuk merenovasi BMNnya sendiri. 6. Koreksi Perubahan Nilai KDP : Transaksi Penginputan

disebabkan karena ada kesalahan nilai pada KDP tersebut. 7. Transfer Keluar KDP : Transaksi Pengunputan untuk

mengeluarkan KDP disebabkan karena akan dilanjutkan sisanya oleh si penerima KDP (Satker).

8. Hibah Keluar : Transaksi Peginputan untuk menghilangkan KDP disebabkan akan dilanjutkan sisanya oleh si penerima (Swasta,BUMN,Pemda)

9. Penghapusan/Penghentian KDP : Transaksi Penginputan untuk menghentikan/ menghilangkan KDP disebabkan

karena sebelum selesai ada protes dari masyarakat/Force Major


(47)

Langkah Stategis Untuk Menghindari Terjadinya

Kesalahan Jenis Belanja

Saat penyusunan rencana kegiatan tahun yang akan

akan datang sesuaikan antara peraturan PMK 214

tahun 2013 ttg BAS, PMK 29 tahun 2010 ttg

penggolongan dan kodefikasi aset, Perdirjen

S-9070/PB/2014, tentang perubahan Akun Belanja

Barang Persediaan dan

Surat Direktur APK Nomor

S-6478/PB.6/2015, tentang Akun Persediaan

Awal tahun lakukan pengecekan kembali apakah

kegiatan yang akan dilakukan pd tahun berjalan ini

jenis belanjanya sudah sesuai? Jika ada yg belum

sesuai segera sesuaikan dan lakukan revisi jenis

belanja.

PPK

sebelum

melaksanakan

lelang

kegiatan

pengadaan barang/jasa wajib melakukan pengecekan

ulang terkait kesesuaian penggunaan jenis belanja.

Sesuaikan antara akun belanja dengan uraian output

barang sesuai dengan kodefikasinya


(48)

Ada

Pertanyaan

?


(1)

Transaksi Lainnya

Usulan Barang Hilang :

Pengusulan barang hilang ke pengelola : Transaksi penginputan

untuk menghilangkan barang karena hilang, transaksi ini dinput setelah ada rekomendasi dari hasil Audit Khusus dari Inspektorat.

Transaksi ini akan menghilangkan nilai BMN dii neraca.

Penghapusan daftar Barang hilang yang sudah diusulkan ke pengelola : Transaksi Penginputan atas tindak lanjut Pengusulan Barang Hilang ke Pengelola, transaksi ini diinput setelah ada SK Penghapusan Barang hilang dari pusat.

Usulan Barang Rusak Berat :

Usulan Barang RB ke pengelola : Transaksi penginputan untuk

menghilangkan barang karena sudah rusak berat, transaksi ini diinput setalah ada persetujuan penghapusan dari pusat untuk nilai BMN dibawah 100 juta tanpa bukti kepemilikan. Dan ada Persetujuan Penghapusan dari KPKNL/DJKN . Transaksi ini akan menghilangkan nilai BMN di neraca.

Penghapusan daftar barng RB : Transaksi penginputan atas tindak

lanjut Usulan Barang RB ke Pengelola, transaksi ini diinput setelah ada SK Penghapusan dari Pusat.


(2)

Transaksi Lainnya

Kartu Identitas Barang : Transaksi Penginputan untuk mencatat identitas Barang yang sebelumnya tidak ada KIB nya/ ada perubahan KIB sebelumnya.

Daftar Barang Ruangan : Transaksi Penginputan untuk mencatat lokasi barang dalam ruangan yang sebelumnya belum ada ruangannya agar mudah untuk melacaknya atau mangganti Ruangan karena barangnya pindah dari ruangan sebelumnya.

Daftar Barang lainnya : Transaksi Penginputan untuk

mencatat lokasi barang di luar Ruangan kantor, contoh : taman alat, barang yang lokasinya di Pemda/BPBD diluar lokasi

Gedung kantor.

Perubahan dari DBR ke DBL/sebaliknya : Transaksi penginputan untuk mencatat perpindahan lokasi.


(3)

Langkah-Langkah Transaksi

KDP

1. Saldo Awal KDP : Transaksi Penginputan dikarenakan ada Transfer masuk KDP dari coordinator/Balai/Pusat yang belum terinput.

2. Perolehan KDP : Transaksi Penginputan untuk pembayaran pertamakali

3. Transfer Masuk KDP : Transaksi Penginputan akibat transfer keluar KDP dari Koordinator/Balai/Pusat yang masih dalam

bentuk KDP. Catatan : Transaksi ini hanya boleh dilakukan jika BMN tersebut belum jadi dan akan dilanjutkan di satker

penerima.

4. Hibah masuk KDP : Transaksi penginputan dikarenakan adanya Hibah dari pihak lain (Swasta,BUMN,Pemda) tetapi belum selesai dan belum dapat dipergunakan dan akan dilanjutkan disatker penerima.


(4)

Langkah-Langkah Transaksi

KDP

5. Pengembangan KDP : Transaksi Penginputan untuk

pembayaran tahap kedua dan seterusnya sampai selesai. Selanjutnya masuk 1. Penyelesaian pembangunan dengan KDP untuk barang baru/ATR dan 2.

Pengembangan KDP untuk merenovasi BMNnya sendiri.

6. Koreksi Perubahan Nilai KDP : Transaksi Penginputan disebabkan karena ada kesalahan nilai pada KDP tersebut.

7. Transfer Keluar KDP : Transaksi Pengunputan untuk mengeluarkan KDP disebabkan karena akan dilanjutkan sisanya oleh si penerima KDP (Satker).

8. Hibah Keluar : Transaksi Peginputan untuk menghilangkan KDP disebabkan akan dilanjutkan sisanya oleh si penerima (Swasta,BUMN,Pemda)

9. Penghapusan/Penghentian KDP : Transaksi Penginputan untuk menghentikan/ menghilangkan KDP disebabkan

karena sebelum selesai ada protes dari masyarakat/Force Major


(5)

Langkah Stategis Untuk Menghindari Terjadinya

Kesalahan Jenis Belanja

Saat penyusunan rencana kegiatan tahun yang akan

akan datang sesuaikan antara peraturan PMK 214

tahun 2013 ttg BAS, PMK 29 tahun 2010 ttg

penggolongan dan kodefikasi aset, Perdirjen

S-9070/PB/2014, tentang perubahan Akun Belanja

Barang Persediaan dan

Surat Direktur APK Nomor

S-6478/PB.6/2015, tentang Akun Persediaan

Awal tahun lakukan pengecekan kembali apakah

kegiatan yang akan dilakukan pd tahun berjalan ini

jenis belanjanya sudah sesuai? Jika ada yg belum

sesuai segera sesuaikan dan lakukan revisi jenis

belanja.

PPK

sebelum

melaksanakan

lelang

kegiatan

pengadaan barang/jasa wajib melakukan pengecekan

ulang terkait kesesuaian penggunaan jenis belanja.

Sesuaikan antara akun belanja dengan uraian output

barang sesuai dengan kodefikasinya


(6)

Ada

Pertanyaan

?