PROFIL KABUPATEN BANGKA SELATAN
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
BAB 2
PROFIL KABUPATEN BANGKA SELATAN
BAB
2
PROFIL KABUPATEN BANGKA SELATAN
2.1
GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI WILAYAH
2.1.1 Batas Administrasi
Kabupaten Bangka Selatan merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
yang merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
pembentukannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Barat, dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kabupaten Bangka Selatan terletak di bagian Selatan Pulau Bangka. Dimana secara
administratif Wilayah Kabupaten Bangka Selatan mempunyai luas ± 3.607,08 Km² yang
meliputi 7 (tujuh) kecamatan yaitu Kecamatan Simpang Rimba, Payung, Air Gegas,
Toboali, Lepar Pongok, Tukak Sadai dan Pulau Besar. PERDA No.26 Tahun 2007.
Kabupaten Bangka Selatan terletak pada 2° 26' 27" sampai 3° 5' 56" Lintang Selatan dan
107° 14' 31" sampai 105° 53' 09" Bujur Timur. Kabupaten Bangka Selatan berada di
Selatan Pulau Bangka dan berbatasan langsung dengan perairan laut (sebelah selatan,
timur dan barat) serta tidak jauh dari jalur pelayaran internasional, memiliki posisi yang
sangat strategis dalam pengembangan ekonomi kawasan barat Indonesia pada masa
mendatang.
Kawasan di Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari daerah pesisir (Kecamatan Tukak
Sadai) dan kepulauan (Kecamatan Lepar Pongok dan Kecamatan Kepulauan Pongok)
serta kawasan yang merupakan daerah pertanian, perkebunan dan hutan lindung serta
kawasan pertambangan (KP) timah.
2-1
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Selatan berbatasan langsung dengan
daratan wilayah kabupaten lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu :
Utara
: Wilayah Kabupaten Bangka Tengah
Barat
: Selat Bangka
Timur
: Selat Gaspar
Selatan
: Selat Bangka
Tabel 2-1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Bangka Selatan
1
.
2
.
3
4
.5
.6
.7
.
8
.
Luas Wilayah
Km2
%
Jumlah
Desa/Kelurahan
1.460,34
853,64
40,49
23,67
11
10
Payung
372,95
10,34
9
Simpang Rimba
362,30
10,04
7
Lepar Pongok
172,31
4,78
4
Tukak Sadai
126,00
4,71
5
Pulau Besar
169,87
3,49
5
Kepulauan Pongok
89,67
2,49
No.
Kecamatan
Toboali
Air Gegas
Bangka Selatan
3.607,08
100
Sumber : BPS, Daerah Dalam Angka Kabupaten Bangka Selatan
2
53
2.1.2 Klimatologi
Kabupaten Bangka Selatan dalam klasifikasi iklim Schimd Ferguson termasuk kedalam
katagori berikilim tropis tipe A dengan variasi curah hujan tahunan sekitar 56,2 mm
hingga 292 mm tiap bulannya, dengan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus
dan tertinggi pada bulan Januari. Suhu rata-rata pada berada pada kisaran 25,90 C
sampai 280 C, sedangkan tingkat kelembabannya bervariasi antara 76 sampai 88 %.
Tingkat intensitas penyinaran matahari berkisar antara 2,4 hingga 7,6 jam dengan tekana
udara antara 1009,2 sampai 1011,1 milibar.
Iklim merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk pertumbuhan tanaman
maupun terhadap faktor lingkungan lainnya. Dalam evaluasi lahan iklim menjadi salah
satu parameter penentu, selain faktor tanah dan terrain. Sesuai dengan letak geografis,
maka Kabupaten Bangka Selatan beriklim Tropis Tipe A dengan variasi curah hujan
antara 0,8 mm hingga 311 mm ditahun 2014 dengan curah hujan terendah pada bulan
September.
2-2
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Berdasarkan pola curah hujan dan data curah hujan di stasiun pengamat iklim
Pangkalpinang, menunjukkan bahwa keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten
Bangka Selatan tergolong cukup baik untuk pertumbuhan berbagai komoditi pertanian.
Gambar 2.1 Peta Administrasi Wilayah Bangka Selatan
2-3
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Tabel 2-2 Kondisi Klimatologi Kabupaten Bangka Selatan
No
Bulan
Suhu Udara (0 c)
Tekanan
Udara
(mB)
Minimum
Maksimum
Ratarata
Kelembaban
Udara (%)
Curah
Hujan
(mm)
Hari
Hujan
1
Januari
1.011,10
30,10
23,50
26,20
88
233,5
26
2
Februari
1.010,10
30,20
23,30
26,10
57
255,1
18
3
Maret
1.010,10
31,70
23,70
26,90
85
292,0
17
4
April
1.009,40
31,60
23,90
26,80
87
280,7
17
5
Mei
1.009,20
32,20
24,90
28,00
80
78,3
17
6
Juni
1.009,60
32,40
24,40
27,00
76
78,7
9
7
Juli
1.010,30
31,60
24,50
27,50
77
192,2
6
8
Agustus
1.010,10
32,00
24,40
27,60
76
56,2
6
9
September
1.010,50
31,90
24,20
27,40
79
97,2
12
10
Oktober
1.010,30
31,40
23,80
26,80
82
283,6
17
11
November
1.009,80
31,10
23,80
26,78
85
188,1
17
12
Desember
1.010,50
29,90
23,30
25,90
88
237,9
24
Sumber : Berdasarkan Data Curah Hujan Diatas Nilai Rata-Rata Curah Hujan
Per Hari Hujan Sebesar 12,22 Mm/Hari
Hujan
2.1.3 Fisiografi
Pulau Bangka secara fisiografi merupakan bagian dari Zona Kepulauan Paparan Sunda.
Bentuk struktural dengan arah barat laut-tenggara secara umum merupakan bentuk
busur kepulauan dari bagian barat Malaysia yang menerus ke Kepulauan Riau sampai ke
Kepulauan Bangka-Belitung (Bemmelen, 1949). Adanya proses erosi dan naiknya muka
air laut pada awal Kuarter menyebabkan Paparan Sunda terpisah menjadi beberapa
kepulauan dan lembah sungai.
Pulau Bangka secara umum berbentuk huruf S terbalik (inverted S-shaped). Daerah ini
memiliki kondisi morfologi yang hampir rata (peneplain) dengan luas sekitar 80%,
selebihnya merupakan perbukitan rendah membulat (low rounded hill) dengan elevasi
sekitar 50 meter dan lembah-lembah yang luas dan datar. Puncak tertinggi di Gunung
Maras dengan ketinggian 692 meter. Dataran hampir rata (peneplain) didominasi oleh
batuan metasedimen dan aluvium sedangkan daerah perbukitan didominasi oleh granit.
Pola kelurusan morfologi di Pulau Bangka tidak terlepas dari kontrol struktur post-Trias
yang memotong unsur struktur sebelumnya dan eksistensi pluton-pluton granit. Plutonpluton granit ini di Kepulauan Bangka Belitung selalu berhubungan dengan struktur
antiklin. Hal ini juga berlaku di Pulau Bangka dimana struktur lipatan yang terjadi selalu
berhubungan dengan Pluton Granit, dengan arah kelurusan barat laut-tenggara pada Jura
2-4
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Atas. Gugusan pluton Granit yang memanjang dari Malaya Peninsula terus ke tenggara
sampai ke Kepulauan Bangka-Belitung merupakan batuan sumber dari endapan timah
placer yang lebih dikenal dengan Mandala Metallogenik Timah Asia Tenggara (Katili,
1966). Kabupaten Bangka Selatan secara fisiografi dapat dibedakan menjadi 6 wilayah
fisiografi yaitu :
1) Fisiografi dataran rendah pesisir aluvium rawa.
2) Fisiografi dataran rendah aluvium sungai.
3) Fisiografi perbukitan granit.
4) Fisiografi dataran metamorf
5) Fisiografi dataran metasedimen.
6) Fisiografi dataran sedimen.
Adapun penjelasan yang lebih rinci dari gambaran fisiografi ini adalah:
1) Fisiografi dataran rendah pesisir aluvium rawa mempunyai bentuk morfologi
pedataran dengan kemiringan lereng 0-2, terletak pada dataran rendah sekitar
pantai di bagian utara Kabupaten Bangka Selatan di Bangka Kota bagian barat, bagian
timur Kabupaten Bangka Selatan di sebelah selatan yang berbatasan dengan laut dari
Desa Gudang, Desa Batubetumpang dan Desa Serdang.
Daerah di bagian timur
Kabupaten Bangka Selatan hampir seluruhnya termasuk dalam fisiografi dataran
rendah pesisir aluvium sungai yang meliputi bagian timur dari Desa Kepoh. Di Pulau
Lepar daerah dengan fisiografi ini terletak di bagian utara dan timur.
2) Fisiografi dataran rendah aluvium sungai mempunyai bentuk morfologi pedataran
dengan kemiringan lereng 0-2, terletak pada dataran sungai-sungai utama yang
memiliki tingkat erosi lateral yang tinggi dengan morfologi pedataran. Daerah dengan
fisiografi ini terutama terdapat di Sungai Kepoh mulai dari hulu di Tabau, Airgegas
sampai bertemu dengan Air Resungriga di tenggara Brunuk, Sungai Ulin mulai dari
hulu di Tuwik sampai bagian barat Kerunding, Sungai Bangkaujung mulai dari hulu di
bagian barat Pinang sampai bagian barat Kelubi, Air Pelawan mulai dari hulu di bagian
timur Jelutung sampai bagian timur Malumut.
3) Fisiografi perbukitan granit mempunyai bentuk morfologi perbukitan dengan
kemiringan lereng 7-15 sampai lebih dari 15, terletak pada bagian utara Kabupaten
Bangka Selatan di Bukit Nangka, Bukit Batang, Bukit Murup, Bukit Burang, Bukit
2-5
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Mudung, Gunung Gebang, Gunung Neneh, Gunung Berah, Bukit Terubuk Manawar,
Bukit Keledang, dan Bukit Tebas. Pada bagian selatan Kabupaten Bangka Selatan
terletak di Bukit Gunung, Gunung Toboali, Gunung Muntai, Gunung Namak dan Daerah
Tanjung Baginda serta Tanjung Ru. Sedangkan di Pulau Lepar terdapat di Bukit
Modiuk serta sekitar Tanjung Merun dan Tanjung Labu.
4) Fisiografi dataran metamorf terletak di bagian utara Kabupaten Bangka Selatan
di bagian selatan Kindeng dengan bentuk morfologi pedataran landai dengan
kemiringan lereng antara 2-7.
5) Fisiografi dataran metasedimen terletak menyebar merata pada setiap daerah
dengan bentuk morfologi pedataran landai dengan kemiringan lereng 2-7.
6) Fisiografi dataran sedimen terletak di bagian selatan Kabupaten Bangka Selatan di
daerah Lesat dengan bentuk morfologi pedataran landai dengan kemiringan lereng
2-7.
2.1.4 Geologi
Stratigrafi Kabupaten Bangka Selatan dapat dibagi menjadi 5 formasi yaitu : Kompleks
Malihan Pemali, Formasi Tanjung Genting, Granit Klabat, Formasi Ranggam dan Endapan
Alluvial (Margono, 1995).
1) Kompleks Malihan Pemali merupakan kompleks batuan metamorf yang terdiri dari
filit, sekis dan kuarsit yang merupakan produk metamorfisme dinamotermal berumur
Perm, terkekarkan, terlipatkan, tersesarkan dan diterobos Granit Klabat. Filit
berwarna kelabu kecoklatan, struktur mendaun dan berurat kuarsa. Sekis berwarna
kelabu kehijauan, stuktur mendaun, terkekarkan, setempat kekarnya terisi kuarsa
atau oksida besi, berselingan dengan kuarsit. Kuarsit berwarna putih kotor
kecoklatan, keras tersusun oleh kuarsa dan felsfar, perlapisannya mencapai 1 cm.
2) Formasi Tanjung Genting terdiri dari perselingan batupasir, batulempung pasiran
dengan lensa batugamping.
Batupasir umumnya berwarna abu-abu kecoklatan,
berbutir halus-sedang, terpilah baik, keras, tebal 2-60 cm dengan struktur sedimen
silang siur dan laminasi bergelombang. Lensa batugamping ditemukan dengan
ketebalan 1,5 m. Batulempung berwarna kelabu kecoklatan, berlapis baik dengan
tebal 15 cm.
2-6
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
3) Granit Klabat terdiri dari granit biotit, granodiorit dan granit genesan. Granit biotit
berwarna kelabu, tekstur porfiritik dengan butiran kristal berukuran sedang-kasar,
fenokris feldsfar panjangnya 4 cm dan memperlihatkan struktur foliasi. Granodiorit
berwarna putih kotor, berbintik hitam,
berstruktur daun.
Granit genesan berwarna kelabu dan
4) Formasi Ranggam terdiri dari perselingan batupasir, batulempung dan konglomerat.
Batupasir berwarna putih kotor, berbutir halus-kasar, menyudut-membundar
tanggung, mudah diremas, berlapis baik, struktur sedimen pada batupasir silang-siur,
perlapisan sejajar dan perlapisan bersusun, setempat ditemukan lensa-lensa
batubara dengan tebal 0,5 m dan mengandung
dengan pasir kuarsa.
timah sekunder yang bercampur
Batulempung mengandung sisa-sisa tumbuhan dan lensa
gambut. Konglomerat, komponen terdiri dari pecahan granit, kuarsa, dan batuan
malihan.
5) Endapan Alluvial umumnya terdiri dari lumpur, lempung, pasir kerikil, kerakal dan
gambut yang terendapkan sebagai endapan sungai, rawa dan pantai. Endapan ini
mengandung residual gravel yang kaya akan timah dengan ketebalan mencapai 2
meter. Bentuk butir menyudut tanggung-membundar, mengandung fosil kayu, fosil
tumbuhan dan fosil cangkang.
Struktur geologi yang dijumpai di Kabupaten Bangka Selatan berupa lipatan, patahan dan
kelurusan. Veerbek (1897) menyebutkan bahwa di Bangka Selatan ditemukan sesar
mayor berarah utara-selatan melalui Teluk Klabat yang menurut Zwierzycki (1928)
memanjang sampai ke arah timur sampai Ke Pulau Sumatera.
Ukoko (1984)
mengemukakan adanya strike slip fault pada sedimen Tersier yang terbentuk pada
Mesozoik Bawah-Tersier Awal.
2-7
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Gambar 2.2 Peta Curah Hujan Wilayah Bangka Selatan
2-8
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Gambar 2.3 Peta Geologi Wilayah Bangka Selatan
2.1.5 Hidrogeologi
2-9
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Kabupaten Bangka Selatan mempunyai 3 jenis sistem akuifer berdasarkan kriteria
komposisi litologi batuan dan kelulusan air serta kriteria keterdapatan air tanah dan
produktifitas akuifernya yaitu :
1.
Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir.
a.
Akuifer dengan produktifitas sedang.
Akuifer dengan keterusan rendah sampai sedang mempunyai kedalaman muka
air tanah beragam, umumnya kurang dari 2 meter, dengan debit sumur kurang
dari 5 liter/detik. Air tanah umumnya bersifat asam (PH < 6,5). Di daerah
pantai sebagian airnya bersifat payau atau asin diakibatkan pengaruh intrusi air
b.
laut sehingga tidak dapat dipakai untuk air minum ataupun irigasi.
Akuifer dengan produktifitas terbatas.
Pada wilayah ini umumnya akuifer tidak menerus, tipis dan rendah
keterusannya. Kedalaman muka air tanah kurang dari 3 meter, dengan debit
sumur kurang dari 5 liter/detik.
Air umumnya bersifat asam (PH
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
BAB 2
PROFIL KABUPATEN BANGKA SELATAN
BAB
2
PROFIL KABUPATEN BANGKA SELATAN
2.1
GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI WILAYAH
2.1.1 Batas Administrasi
Kabupaten Bangka Selatan merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
yang merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
pembentukannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Barat, dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kabupaten Bangka Selatan terletak di bagian Selatan Pulau Bangka. Dimana secara
administratif Wilayah Kabupaten Bangka Selatan mempunyai luas ± 3.607,08 Km² yang
meliputi 7 (tujuh) kecamatan yaitu Kecamatan Simpang Rimba, Payung, Air Gegas,
Toboali, Lepar Pongok, Tukak Sadai dan Pulau Besar. PERDA No.26 Tahun 2007.
Kabupaten Bangka Selatan terletak pada 2° 26' 27" sampai 3° 5' 56" Lintang Selatan dan
107° 14' 31" sampai 105° 53' 09" Bujur Timur. Kabupaten Bangka Selatan berada di
Selatan Pulau Bangka dan berbatasan langsung dengan perairan laut (sebelah selatan,
timur dan barat) serta tidak jauh dari jalur pelayaran internasional, memiliki posisi yang
sangat strategis dalam pengembangan ekonomi kawasan barat Indonesia pada masa
mendatang.
Kawasan di Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari daerah pesisir (Kecamatan Tukak
Sadai) dan kepulauan (Kecamatan Lepar Pongok dan Kecamatan Kepulauan Pongok)
serta kawasan yang merupakan daerah pertanian, perkebunan dan hutan lindung serta
kawasan pertambangan (KP) timah.
2-1
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Selatan berbatasan langsung dengan
daratan wilayah kabupaten lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu :
Utara
: Wilayah Kabupaten Bangka Tengah
Barat
: Selat Bangka
Timur
: Selat Gaspar
Selatan
: Selat Bangka
Tabel 2-1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Bangka Selatan
1
.
2
.
3
4
.5
.6
.7
.
8
.
Luas Wilayah
Km2
%
Jumlah
Desa/Kelurahan
1.460,34
853,64
40,49
23,67
11
10
Payung
372,95
10,34
9
Simpang Rimba
362,30
10,04
7
Lepar Pongok
172,31
4,78
4
Tukak Sadai
126,00
4,71
5
Pulau Besar
169,87
3,49
5
Kepulauan Pongok
89,67
2,49
No.
Kecamatan
Toboali
Air Gegas
Bangka Selatan
3.607,08
100
Sumber : BPS, Daerah Dalam Angka Kabupaten Bangka Selatan
2
53
2.1.2 Klimatologi
Kabupaten Bangka Selatan dalam klasifikasi iklim Schimd Ferguson termasuk kedalam
katagori berikilim tropis tipe A dengan variasi curah hujan tahunan sekitar 56,2 mm
hingga 292 mm tiap bulannya, dengan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus
dan tertinggi pada bulan Januari. Suhu rata-rata pada berada pada kisaran 25,90 C
sampai 280 C, sedangkan tingkat kelembabannya bervariasi antara 76 sampai 88 %.
Tingkat intensitas penyinaran matahari berkisar antara 2,4 hingga 7,6 jam dengan tekana
udara antara 1009,2 sampai 1011,1 milibar.
Iklim merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk pertumbuhan tanaman
maupun terhadap faktor lingkungan lainnya. Dalam evaluasi lahan iklim menjadi salah
satu parameter penentu, selain faktor tanah dan terrain. Sesuai dengan letak geografis,
maka Kabupaten Bangka Selatan beriklim Tropis Tipe A dengan variasi curah hujan
antara 0,8 mm hingga 311 mm ditahun 2014 dengan curah hujan terendah pada bulan
September.
2-2
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Berdasarkan pola curah hujan dan data curah hujan di stasiun pengamat iklim
Pangkalpinang, menunjukkan bahwa keadaan iklim khususnya curah hujan di Kabupaten
Bangka Selatan tergolong cukup baik untuk pertumbuhan berbagai komoditi pertanian.
Gambar 2.1 Peta Administrasi Wilayah Bangka Selatan
2-3
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Tabel 2-2 Kondisi Klimatologi Kabupaten Bangka Selatan
No
Bulan
Suhu Udara (0 c)
Tekanan
Udara
(mB)
Minimum
Maksimum
Ratarata
Kelembaban
Udara (%)
Curah
Hujan
(mm)
Hari
Hujan
1
Januari
1.011,10
30,10
23,50
26,20
88
233,5
26
2
Februari
1.010,10
30,20
23,30
26,10
57
255,1
18
3
Maret
1.010,10
31,70
23,70
26,90
85
292,0
17
4
April
1.009,40
31,60
23,90
26,80
87
280,7
17
5
Mei
1.009,20
32,20
24,90
28,00
80
78,3
17
6
Juni
1.009,60
32,40
24,40
27,00
76
78,7
9
7
Juli
1.010,30
31,60
24,50
27,50
77
192,2
6
8
Agustus
1.010,10
32,00
24,40
27,60
76
56,2
6
9
September
1.010,50
31,90
24,20
27,40
79
97,2
12
10
Oktober
1.010,30
31,40
23,80
26,80
82
283,6
17
11
November
1.009,80
31,10
23,80
26,78
85
188,1
17
12
Desember
1.010,50
29,90
23,30
25,90
88
237,9
24
Sumber : Berdasarkan Data Curah Hujan Diatas Nilai Rata-Rata Curah Hujan
Per Hari Hujan Sebesar 12,22 Mm/Hari
Hujan
2.1.3 Fisiografi
Pulau Bangka secara fisiografi merupakan bagian dari Zona Kepulauan Paparan Sunda.
Bentuk struktural dengan arah barat laut-tenggara secara umum merupakan bentuk
busur kepulauan dari bagian barat Malaysia yang menerus ke Kepulauan Riau sampai ke
Kepulauan Bangka-Belitung (Bemmelen, 1949). Adanya proses erosi dan naiknya muka
air laut pada awal Kuarter menyebabkan Paparan Sunda terpisah menjadi beberapa
kepulauan dan lembah sungai.
Pulau Bangka secara umum berbentuk huruf S terbalik (inverted S-shaped). Daerah ini
memiliki kondisi morfologi yang hampir rata (peneplain) dengan luas sekitar 80%,
selebihnya merupakan perbukitan rendah membulat (low rounded hill) dengan elevasi
sekitar 50 meter dan lembah-lembah yang luas dan datar. Puncak tertinggi di Gunung
Maras dengan ketinggian 692 meter. Dataran hampir rata (peneplain) didominasi oleh
batuan metasedimen dan aluvium sedangkan daerah perbukitan didominasi oleh granit.
Pola kelurusan morfologi di Pulau Bangka tidak terlepas dari kontrol struktur post-Trias
yang memotong unsur struktur sebelumnya dan eksistensi pluton-pluton granit. Plutonpluton granit ini di Kepulauan Bangka Belitung selalu berhubungan dengan struktur
antiklin. Hal ini juga berlaku di Pulau Bangka dimana struktur lipatan yang terjadi selalu
berhubungan dengan Pluton Granit, dengan arah kelurusan barat laut-tenggara pada Jura
2-4
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Atas. Gugusan pluton Granit yang memanjang dari Malaya Peninsula terus ke tenggara
sampai ke Kepulauan Bangka-Belitung merupakan batuan sumber dari endapan timah
placer yang lebih dikenal dengan Mandala Metallogenik Timah Asia Tenggara (Katili,
1966). Kabupaten Bangka Selatan secara fisiografi dapat dibedakan menjadi 6 wilayah
fisiografi yaitu :
1) Fisiografi dataran rendah pesisir aluvium rawa.
2) Fisiografi dataran rendah aluvium sungai.
3) Fisiografi perbukitan granit.
4) Fisiografi dataran metamorf
5) Fisiografi dataran metasedimen.
6) Fisiografi dataran sedimen.
Adapun penjelasan yang lebih rinci dari gambaran fisiografi ini adalah:
1) Fisiografi dataran rendah pesisir aluvium rawa mempunyai bentuk morfologi
pedataran dengan kemiringan lereng 0-2, terletak pada dataran rendah sekitar
pantai di bagian utara Kabupaten Bangka Selatan di Bangka Kota bagian barat, bagian
timur Kabupaten Bangka Selatan di sebelah selatan yang berbatasan dengan laut dari
Desa Gudang, Desa Batubetumpang dan Desa Serdang.
Daerah di bagian timur
Kabupaten Bangka Selatan hampir seluruhnya termasuk dalam fisiografi dataran
rendah pesisir aluvium sungai yang meliputi bagian timur dari Desa Kepoh. Di Pulau
Lepar daerah dengan fisiografi ini terletak di bagian utara dan timur.
2) Fisiografi dataran rendah aluvium sungai mempunyai bentuk morfologi pedataran
dengan kemiringan lereng 0-2, terletak pada dataran sungai-sungai utama yang
memiliki tingkat erosi lateral yang tinggi dengan morfologi pedataran. Daerah dengan
fisiografi ini terutama terdapat di Sungai Kepoh mulai dari hulu di Tabau, Airgegas
sampai bertemu dengan Air Resungriga di tenggara Brunuk, Sungai Ulin mulai dari
hulu di Tuwik sampai bagian barat Kerunding, Sungai Bangkaujung mulai dari hulu di
bagian barat Pinang sampai bagian barat Kelubi, Air Pelawan mulai dari hulu di bagian
timur Jelutung sampai bagian timur Malumut.
3) Fisiografi perbukitan granit mempunyai bentuk morfologi perbukitan dengan
kemiringan lereng 7-15 sampai lebih dari 15, terletak pada bagian utara Kabupaten
Bangka Selatan di Bukit Nangka, Bukit Batang, Bukit Murup, Bukit Burang, Bukit
2-5
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Mudung, Gunung Gebang, Gunung Neneh, Gunung Berah, Bukit Terubuk Manawar,
Bukit Keledang, dan Bukit Tebas. Pada bagian selatan Kabupaten Bangka Selatan
terletak di Bukit Gunung, Gunung Toboali, Gunung Muntai, Gunung Namak dan Daerah
Tanjung Baginda serta Tanjung Ru. Sedangkan di Pulau Lepar terdapat di Bukit
Modiuk serta sekitar Tanjung Merun dan Tanjung Labu.
4) Fisiografi dataran metamorf terletak di bagian utara Kabupaten Bangka Selatan
di bagian selatan Kindeng dengan bentuk morfologi pedataran landai dengan
kemiringan lereng antara 2-7.
5) Fisiografi dataran metasedimen terletak menyebar merata pada setiap daerah
dengan bentuk morfologi pedataran landai dengan kemiringan lereng 2-7.
6) Fisiografi dataran sedimen terletak di bagian selatan Kabupaten Bangka Selatan di
daerah Lesat dengan bentuk morfologi pedataran landai dengan kemiringan lereng
2-7.
2.1.4 Geologi
Stratigrafi Kabupaten Bangka Selatan dapat dibagi menjadi 5 formasi yaitu : Kompleks
Malihan Pemali, Formasi Tanjung Genting, Granit Klabat, Formasi Ranggam dan Endapan
Alluvial (Margono, 1995).
1) Kompleks Malihan Pemali merupakan kompleks batuan metamorf yang terdiri dari
filit, sekis dan kuarsit yang merupakan produk metamorfisme dinamotermal berumur
Perm, terkekarkan, terlipatkan, tersesarkan dan diterobos Granit Klabat. Filit
berwarna kelabu kecoklatan, struktur mendaun dan berurat kuarsa. Sekis berwarna
kelabu kehijauan, stuktur mendaun, terkekarkan, setempat kekarnya terisi kuarsa
atau oksida besi, berselingan dengan kuarsit. Kuarsit berwarna putih kotor
kecoklatan, keras tersusun oleh kuarsa dan felsfar, perlapisannya mencapai 1 cm.
2) Formasi Tanjung Genting terdiri dari perselingan batupasir, batulempung pasiran
dengan lensa batugamping.
Batupasir umumnya berwarna abu-abu kecoklatan,
berbutir halus-sedang, terpilah baik, keras, tebal 2-60 cm dengan struktur sedimen
silang siur dan laminasi bergelombang. Lensa batugamping ditemukan dengan
ketebalan 1,5 m. Batulempung berwarna kelabu kecoklatan, berlapis baik dengan
tebal 15 cm.
2-6
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
3) Granit Klabat terdiri dari granit biotit, granodiorit dan granit genesan. Granit biotit
berwarna kelabu, tekstur porfiritik dengan butiran kristal berukuran sedang-kasar,
fenokris feldsfar panjangnya 4 cm dan memperlihatkan struktur foliasi. Granodiorit
berwarna putih kotor, berbintik hitam,
berstruktur daun.
Granit genesan berwarna kelabu dan
4) Formasi Ranggam terdiri dari perselingan batupasir, batulempung dan konglomerat.
Batupasir berwarna putih kotor, berbutir halus-kasar, menyudut-membundar
tanggung, mudah diremas, berlapis baik, struktur sedimen pada batupasir silang-siur,
perlapisan sejajar dan perlapisan bersusun, setempat ditemukan lensa-lensa
batubara dengan tebal 0,5 m dan mengandung
dengan pasir kuarsa.
timah sekunder yang bercampur
Batulempung mengandung sisa-sisa tumbuhan dan lensa
gambut. Konglomerat, komponen terdiri dari pecahan granit, kuarsa, dan batuan
malihan.
5) Endapan Alluvial umumnya terdiri dari lumpur, lempung, pasir kerikil, kerakal dan
gambut yang terendapkan sebagai endapan sungai, rawa dan pantai. Endapan ini
mengandung residual gravel yang kaya akan timah dengan ketebalan mencapai 2
meter. Bentuk butir menyudut tanggung-membundar, mengandung fosil kayu, fosil
tumbuhan dan fosil cangkang.
Struktur geologi yang dijumpai di Kabupaten Bangka Selatan berupa lipatan, patahan dan
kelurusan. Veerbek (1897) menyebutkan bahwa di Bangka Selatan ditemukan sesar
mayor berarah utara-selatan melalui Teluk Klabat yang menurut Zwierzycki (1928)
memanjang sampai ke arah timur sampai Ke Pulau Sumatera.
Ukoko (1984)
mengemukakan adanya strike slip fault pada sedimen Tersier yang terbentuk pada
Mesozoik Bawah-Tersier Awal.
2-7
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Gambar 2.2 Peta Curah Hujan Wilayah Bangka Selatan
2-8
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Gambar 2.3 Peta Geologi Wilayah Bangka Selatan
2.1.5 Hidrogeologi
2-9
RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah
LOKASI : KABUPATEN BANGKA SELATAN
Kabupaten Bangka Selatan mempunyai 3 jenis sistem akuifer berdasarkan kriteria
komposisi litologi batuan dan kelulusan air serta kriteria keterdapatan air tanah dan
produktifitas akuifernya yaitu :
1.
Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir.
a.
Akuifer dengan produktifitas sedang.
Akuifer dengan keterusan rendah sampai sedang mempunyai kedalaman muka
air tanah beragam, umumnya kurang dari 2 meter, dengan debit sumur kurang
dari 5 liter/detik. Air tanah umumnya bersifat asam (PH < 6,5). Di daerah
pantai sebagian airnya bersifat payau atau asin diakibatkan pengaruh intrusi air
b.
laut sehingga tidak dapat dipakai untuk air minum ataupun irigasi.
Akuifer dengan produktifitas terbatas.
Pada wilayah ini umumnya akuifer tidak menerus, tipis dan rendah
keterusannya. Kedalaman muka air tanah kurang dari 3 meter, dengan debit
sumur kurang dari 5 liter/detik.
Air umumnya bersifat asam (PH