Murni Disiplin dan Antar Disiplin
Jurnal llmiah Bidnng Sains - Teknologi
Murni Disiplin dan Antar Disiplin
IS$N No. : l9?S - 8819
Vol. Il, ITo. 6, Tahun
III,
September 2009
Analisis Distribusi Suhii denganComputntional Flaid Dynamics (CfD) padaProses
Pengeringan Gabah
Oleh M. Syaifhl, Slaf pe,nsaiar Teknik Mesin
UllB
_
The Utilization of Husk Ash and Sea-ShellAsh in Concrete mix Design,
Oleh Fepv Supriuni, Ade Sri Wah.vuni Staf pengajar Teknik Sipil (JNIB
l3
lenga5u.h Prosentase Sil_lkon Dioksida (Si02) terhadap Perubahan Derajat
Resistivitas Konduktor Tembasa.
Oleh Yuli Rodiah, Staf' PengajarTeknik ElektroUNIB
l8
Identifikasi Virus Komputer Menggunakan Case Base Reasoning
Oleh Ernswati, Staf'Pengajar Teknik Informatikc UNIB
28
Kaji Eksperimental PeLgandingar Performansi illesin Pendingin Kompresi l-ap
dengan Menggunakan Pipa Kapiler dan Katup Ekspansi.
oleh Ahmad Fauzan suryono, Hindri van Hotei. Sra.fPengajar Teknik Mesin tlNIB
34
Tundaan Lalu Lintas pada Simpang Lima Kotr Bengknlu,
oleh Samsul Bahri, Staf'pengajar Teknik Sipil IJNIB
40
Optimasi Penggunaan AC Sebagai Alat Pendingin Ruangano
Oleh Irnsnda Priyadi, Stsl'Pettgajar Teknik Elektro LINIB
47
Studi Pengaruh Perlakuan Normalizins terhadao Ketahanan Korosi Baja AISI
Hish Sult Baffer (f,SB)
0 I e h H e n d r i H e s t i av, u n,"S t al' P e n g;ii a r ie kn i ti M e s i n UI{IB
52
4340 dalam Lurutan
Ditcrbitkrn Oleh :
Fakultas Telmik - Universitns Bengkulu, Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu 381?3
Telp. : t0736) 21170.34406? Fax. : {0736} 22105 E-mail: teknosia@yahoo.com
l$,$N: t$?t-Sf9
Yol. lI, Na.6' Trhun IlI,, September 2{XX),
Jurnal Teknosia rnernpublikasikan karya tulis di bidang Sain * Teknolagi, Msrni Disiplin
dan Anrar Disiplin, berupa penelitian dasar" psrancsngan dan studi pengembangan
teknologi. Jurnal terbit be*ala enam bulsnan ( lvlaret dan September).
Pelindrng
Dr. lr. Muhammad Syaiful, M.S
Penyunting Ahli (*titr* Bet*ri)
DR. Eddy Herma*syah, (UNIB)
Dr. lr. Febrin Anas lmrail, M.Eng (U}{AND)
Prof. Mulyadi Bur* Dr-lng. (UNAND)
Dr lr" Reftlinal Nafsir (UNAND)
Rdsktur
Aniirar lndriani, ST,, h4T.
n
Redaktur Pelxksana
Elhus*a ST.M'[
b
p
ti
Oewlr RedsLsi
Drs. Btlka $usilo., M.Kom.
Ade Sri Wahyuni. ST. M"Hng
'I
IT
lrnanda Priyadi, ST." MT.
p(
Nurul lman Supardi, ST., MP.
tei
tal
20
Pencrbit
TAKULTAS TEKNIK * L'NIYARSTTAS BE!*GKTJLU
sel
pft
Sekretariat Redsksi
cedung v Fakultas 'teknik * universifirs Bengkulu, Jdan Rny* Ka*dang Limun
Bengkulu 38123 Telp. : {0376} 2 I 170, 344S6? Fax. : {03?6} 2210S E-mail:
teknmi@yahoo.canr
pet
pas
Jt
LIMA KOTA BENGKALA
TUNDAAN LALA LINTAS PAuA SIT.IPANG
Samsul Bahri
Prodi teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Jl. Kandang Limun, Bengkulu, Telp (0736) 21170, ext227
e-ruail:sbirhri I !l?iilvirha*.co.id
ABSTMCT
The objective of this study is to find how long the delay on lntersection 5 Bengkulu city controlled
by the traffic light. The method was splitting the monitoring time into 15 minutes only, counting the stopped
vehicle and all of moving vehicle allowing the stopline of the monitoring street.
The result indicate that eaeh traffic light at intersection 5 kota Bengkulu have B for the level of service.
There is no traffic jump. All of vehicle which is in the intsrsection can reach the stopline when the light is
green, and the residual time is about 5-10 sec. This sondition describes that the intErsection 5 traffic light at
Bengkulu cig having 215 sec cycle timO is too long.
K eywor
ds
: Dekq', Intersection
I. PENDAHI.JLUAI\T
Kota Bengkulu merupakan salah satu
Persimpangan merupaken lokasi yang
kota yang direncanakan tidak dalam struktur
kritis dalam suatu sistem lalulintas.
jalan
blok yang baik. Akibatnya keberadaarr
simpang 5 (lina) yang membelah Kota
menyebabkan suatu situasi yang kompleks.
Bengkulu tidak dapat dihindari. Simpang
Persimpangan bercabang banyak (nulti-leg
tersebut merupakan simpang
intersection), yaitu persimpangan jalan raya
dengan bundaran pada tengah sirnpang.
Pefiemuan beberapa
dengan
ujung
bersinyal
Efektifitas sinyal lalulintas
jumlah cabang tEbih dari ernpat, dari
pada
sudut parrdang teknik lalulintas merupakan
persimpangan bercabang banyak dengan
suatu kondisi yang sedapat mungkin
disain geometri yang kompleks
dihindari. Karena sernakin banyak cabang
dipe*aiiyakan, Itarena dengan tingginya
suatu persimpallgan, akumulasi dan konflik
volume lalulintas dan banyaknya cabang
jalan akan meugakibatkan slgnal phasing
lalulinras akan semakin besar.
yang
Secara teoritis pada volume lalulintas
yang rendah,
ini
kompleks dan panjang siklus yang
lebih lama. Konsekuensinya"
persirnpangan bercabang
perlu
kondisi
banyak tidak menimbulkan rnasalah. Tetapi
tersebut bisa mengakibatkau
dengan semakin berkembangnya lalulintas,
yang berlebihan dan tingkat pelayanan yang
timbul persoalan yang rumit, karena kapasitas
rendah.
persimpangan
tak mampu lagi
melayani
Tujuan penelitian
volume lalulintas yang ada. Akibatnya mulai
Sains
*
adalah untuk
mengotahui seberapa besar tundaan yang
timbul kemacetan lalulintas.
Jurnal llmiah Bidang
ini
penundaan
Tel*ologi ldurnt Ditiplin dan Anmr Disiplin, Vol
40
IL
No.
6, &ptenber 2009
F'
terfadipada simpang 5 (lima) Kota Bengkulu
1995) yang diikuti dengan diberlakukannya
yang dikontrol oleh sinyal
peraturan yield-ahenlry secar& nasiotral. L{al
lalu-lintas,
diikuti oleh Australia dan
negara-
selringga dapat diketahui tingkat pelayanan
ini
simpang dan kondisi pengaturan sinyal
negam lain, khususnya
lalulintas.
Serikat baru memulai membangun bundaran
segera
di
Eropa" Amerika
modern padatahun 1990.
Menurut Ourston dan Bared (1995)'
II. TINJAUAN PUSTAKA
terdapat beberapa karakteristik yang
rnembeclakan bundaran modem dengan
Persimpangan Dengan Bundaran
Suatu bundaran (ratary intersection
bundaran biasa disamping aturan )'ield-ut-
atav rowtrlubottt) terdiri dari suatu lingkaran
oleh suatu
jalan searah'
jalannya
mengarahkan
di tengah dikelilingi
Cabang-cabang
entry yang merupakatr eleman operasional
yang terpenting. Karakteristik penting )'arlg
lalulintasnya untuk memutar kekiri. Semua
lain adalah pembelokan lintasan kendaraan
dan pelebaran jalan masuk. Karakteristik
konflik yang terjadi pada persimpangan biasa
yang lain diantaranya adalah pulau-pularr
dirrbalr rnenjadi konflik weaving (menyilang)
jalan untuk mengontrol kecepatan masuk dau
pada bundaran.
mencegah
Di Inggris dan Australi4
bundann
pandangan, pencahayaan diwaktu malatn,
bukan merupakan prasarana Yalg
dan perambuan yang baik.
diperlengkapi dengan sinyal. Aturan yang
Sinyal Lalulintas
berlaku adalah, lalulintas yang memasuki
Pada prinsipnya sinyal lalulintns
mengalokasikan waktu secara bergantiatt
bundaran harus memberi kesempatan pada
lalulintas yang sudah berada
di
bundaran
(aturan yield-at-entryi. Aturan
untuk gerakan-gerakan lalulintas yang saling
ini
konflik untuk menggunakan ruangan yaog
disinrbolkan dengan marka jalan berupa
garis-garis melintang.
Di
belok kanan, serta jarak
sama. Apabila secara teknis dibenarkan dan
negara tersebut,
didisain dengan tepat, pemasangan
suatu
persimpangan dengan bundaran dilaporkan
sinyal lalulintas bisa menghasilkan satu atau
nrampu menurunkan kecelakaan
lebih
secaf,a
drastis, dan nrampu menampung lalulintas
pada persimpangan utama
di
berikut (Oreutt, 1993):
daerah
1)
perkotaan.
Sains
*
menurunkan frekuensi tipe kecelakaan
tertentu, khususrrya tipe right nngle
Era nrcdern roundabout di Inggris
dirnulai tahun 1966 dengan dibangunnya
yield-at-entry roundaboat (Ourston & Bared,
Jurnal ltmiah Bidang
keuntungan-keuntungan sebagai
(tabrakan siku-siku),
2) melancarkan arus lalulintas'
3) memungkinkan arus menerus iring-
Telowlogt Mumi Disiplin dan Attrar Disiplin, Vol
4t
ll'
No.
6, September 2009
a"
--..'
4)
iringan ksx:daraan (ptatoon) metalui
konsumsi bahan bakar, dan kehilangan walitu
kgpdrnasi sinyal-sinyal
perjalanan. Secara spesifik tingkat pelayanan
sepanjang
suatu rutejalan,
dinyatakan daiam istilah avarage stopped
memungkinkan lalulintas kendaraan
delay (penundaan karena berhenti rata-rata)
dan pejalan kaki untuk melintas atau
untuk tiap kendaraan untuk periode analisa
menyeberangi anrs lalulintas yang
15 menit
padat, dan dapat mengafur lalulintas
secara
Tabel
lebih ekonornis dibanding
(TRB, 1985).
1.
Kriteria Tingkat Pelayanan
Persimpangan Bersinyal
dengan metode manual.
Tingkat pelayanan
Stopped delay per
kendaraan (detik)
Sebalikny4 peniasangfii siriyal
lalulintas yang tidik didukung analisa
A
s 5.0
B
5.1
- 15.0
lalulintas yang benar, dengan disain yang
C
l5.l
- 2s.0
buruk, dioperasikan secara tidak tepat, atau
D
25.1 - 40.0
tidak dipelihara dengan baik
40.
bisa
> 60.0
rnenyebabkan hal-hal sebagai berikut (pline,
r
Sumber: (TRB, 1985)
e92):
l)
Peningkatan frekuensi kocelakaan,
2)
Penundaan yang berlebihan,
trI. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengetahui
3) Pelanggaran terhadap rarnbu lalulintas,
sebagai objek penelitian karena simpang ini
Beralihnya lalulintas ke jalur alternatif.
terletak di tengah kota dengan arus lalulintas
padat. Survai lapangan dilakukan untuk
mengamati kondisi geometri, kondisi
Tingkat Pelayanan Dan Penundaan
Tingkat
pelayanan
besarnya
penundaan, dipilih simpang 5 Kota Bengliulu
dan
4)
t - 60.0
langsung
operasional arus lalulintas
berhubungan dengan nilai penundaan. Dalam
di persimpangan,
dan kondisi sinyal. Geometri persimpangan
penentuan tingkat pelayanan, stopped deloy
dinyatakan secara diagrarnatik yalrg
mencakup informasi yang relevan.
rata-rata per kendaraan diukur untuk tiap
cabang. Tingkat Pelayanan suatu
Pengamatan kondisi lalulintas meliputi
persimpangan bersinyal diukur dari
penundaan yang terjadi. penundaan
pergerakan lalulintas
di
persimpangan dari
dan menuju tiap-tiap cabang jalan. Informasj
merupakan ukuran efektivitas bagi sinyal
yang lengkap berkaitan dengan sinyal
diperlukan, Hal ini meliputi informasi
lalulintas karena merupakan ukuran bagi
ketidaknyamanan pengemudi, rasa frustasi,
tentang fase, panjang siklus, rvaktu hijau,
Jurwl llmiah Bidwtg &,ins - Tebmlagl Murzi Disiplin dan Anrar Distptin
42
Vol
II,
No.
6, Seprember 2009
kuning, dan merah. Selain itu juga dilakukan
d-
penundaan rata-rata per kendaraarr
pengamatan terhadap junrlah kendaraan yang
karena berhenti di suatu sinyal, detik
berhenti untuk digunakan dalam perhitungan
per kendaraan
penundaan.
Penundaan berkaitan
erat
XVs= jumlah kendaraan yang
dengan
selama periode
tingkat pelayanan yang diberikan oleh sinyal
lalulintas. Tingkat pelayanan
[=
V-
ditentukan
Simpang
pengukuran
5
(lima) Kota
Jl.
Periode pengamatan untuk setiap sinyal
ant,ira Jl. Suprapto,
Basuki Rahma! Jl S. parman, Jl.
Fatmawati dan Jl. Soekarno-Hatta. Ruas
jalan tersebut melayani lalulintas dari
dan
didasarkan pada hasil survai pendahuluan,
ke
waktu arus lalulintas
arah masing-rnasing ruas jalan tersebut di
atas. Sebagai contoh Jl.suprapto melayani
optimum. Periode pengamatan ini dibigi
dalam interval waktu (I) selama 15 detik.
lalulintas dari dan ke arah Jl. Basuki Rahnrat,
Pada tiap-tiap interval ini jumlalr kendaraan
Jl S. Parman, Jl. Fatmawati dan Jl. Soekarno_
Hatta. Begitu juga sebaliknya.
(Vs) yang berhenti dihitung dan dicatat.
Volume kendaraan total (V) yaitu jurnlah
Simpang
kendaraan yang berjalan melewati garis stop
5
(lima) Kota
bundaran.
Besamya penundaan karena berhenti
rata-rata tiap kendaraan pada suatu sinyal
(l)
sebagai berikut:
(l)
dimana:
-
Tetnotogi
ser
masing simpang. Pengaturan waktu sinyal
(timtug signal) disajikan pada Tabel 2.
untuk tiap sinyal yang ada baik di setiap
cabang jalan maupun yang bemda di dalam
Jurnal llmiah Bidang fuins
5
sinyal lalulintas yang dipasang pada masing-
bundaran juga dicatat. pengamatan dilakukan
4=(XVsxI)/V
Bengkulu
dikontrol oleh sebuah bundaran dan
memasuki
lalulintas dihitung dengan persamaan
Bengkulu
merupakan pertemuan
penundaan langsung di lapangan.
dari cabang jalan y'ang ditidau
Volume kendaraan total selanra
ry. HASIL DAI{ PEMBAHASAN
Penundaan yang terjadi di persimpangan akan
dengan memperhatikan
interval waktu pengamatan. detik
periode pengarnatan.
rnasing sinyal lalulintas sesuai dengan
kategori yang tercantum pada Tabel l.
cara
pengamalan,
kendaraan
berdasarkan besarnya penundaan karena
berhenti rata-rata per kendaraan di masing-
ditentukan dengan
berhenti
Murni Disiprin dan Anrar Disiprin, vor IL
43
No.
6, &ptenber 2009
T'abel
2.
Sim
F
Kewajiban memutari bundqratr
Pengnturau waktu laiuiintss
5
Nama
H
K
M
PS
Jalan
(drk)
(drk)
(drk)
(dtk)
kendaraan belok kanan hanya dikhususkan
untuk waktu antara pukul 7.00
dengan dipandu oleh
I
2
$oerapto
42
J
170
2t5
Basuki Rahmat
4t
3
t7t
215
S. Par
4l
Fatma
Soe
tundaaan ditengah+engah simpang yang
29
3
beratlbat pada terganggunya pergerakan
2t5
183
kendaraan dari arah simpang lainnya yang
4l
17l
3
mendapat giliran waktu hijau saat
215
3.
F= Fase,
waktu antara kondaraan belok kanall yang
PS* Paqiarg Siklus
memberikan gambaran tentang selisih
rnemutari dengan yang tidak memutari
(Detit}
bundararr,
Model pengaturan Simpang lima Kota
Bengkuln menggunakan tipefxed time, yaitu
untuk sepanjang waktu pelayanan, masingmasing pendekat memiliki waktu pelayanan
yang same. Panjang siklusnya adalah sebesar
215 detik. Pada fase peftama sinyal lalulintas
jalan Jl, Soeprapto (fase
l)
menyala
hijau, sedangkan cabang jalan yang lain
menyala merah. Begitu juga untuk fase 2-3.
Untuk belok kiri, semua ruas jalan tersebut
rnembolehkan untuk langsung dengan hat!
hati. Dengan demikian tidak ada konflik
prirner untuk setiap fasenya.
Kendaraan arah betok kanan yang akan
I
I
I
melewati Simpang Lima Kota Bengkulu,
tidak dirvajibkan untuk memukri bundaran
ketika mendapat giliran waktu
hijau.
I
I
I
itu. Tabel
Hatta
H=Hijau, K= Kuning M=Meruh.
I
lima
iersebut. Disamping itu juga menimbulkan
215
karno-
pada
para
pengendar4 terutama pengendaraan yang
wati
5
lalulintas
tidak terbiasa melewati sirnpang
t7l
7.3g,
(polantas). Akibat dari pengaturan sepefii
man
4
polisi
-
tersebut, sering membingungkan
3
bagi
Jarnal llmiah Eidang fuins
*
Telwdogi
llwri
Dwpln dm Anwr Dislplin ltot Il,
44
No.
6, &ptenber 200g
dirasa kurang tepat karena wakru perjalanan
Tabel3. Selisih waktu kendaraan belok ksnan
yang memutari dan tidak memutari
untuk keluar dari sirnpang bertanrbah.
Disamping itu ketika waktu hijatr, konllik
bundaran
F
1
Dari
Menuju
Jalan
Jalan
Soeprapto
Selisih
kendaraan dari arah berlawanan tidak ada.
Fatmawati
l7 detik
Soekarno-
15
Pada tabel
Basuki
Rahmat
J
Soeprapto
9 detik
Soekarno-
3 detik
rnasing sinyal pada simpang lirna Kota
Bengkulu.
Tabel
4.
l4 detik
Basuki
Penundaan berhenti rata-rata dan
Tingkat Pelayanan sinyal lalu lintas
simpang lima Kota Bengkulu
Rahmat
Siklus
6 detik
Basuki
4
5
Fatmawati
Nama
Rata-
Jalan
rata
Rahmat
Soekarno-
Hatta
besarnYa
dan kriteria Tingkat Pelayanan pada rnasing-
Hatta
S. Parman
disajikan
penundaan berhenti rata-ratil per kendaraan
detik
Hatta
2
4.
tos
(dtk)
S. Parman
9 detik
I
Soeprapto
t2,82
B
S. Parman
10 detik
2
Basuki Rahmat
12,67
B
Fatmawati
18
3
S. Parman
12,68
B
4
Fatmawati
13,34
B
5
Soekarno-Hatta
13,
l9
B
detik*
:
Secara urnum, pengaturan simpang dengan
:
bundaran, menghanrskan kendaraan yang
Untuk Jl. Soeprapto besantya tundaan
It
bergerak ke arah kanan, memutari bundaran
rata-rata
dari arah sebelah kiri bundaran. Hal ini
Jl. Basuki
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
Jl.
kepada kendaraan dari aratr berlawanan untuk
Fatmawati 13,34 detiklkendaraan dan Jl.
keluar dari konflik. Bsrbeda dongan simpang
Soekarno-Hatta
lirna kota Bengkulu, dimana bundaran diatur
Menurut Highway Capacity Munuul (TRB,
juga dengan lampu lalulintas, pergerakan
kendaraan belok kanan yang memutari
sebesar rata-rata 60
keluar dari bundaran. Dengan
-
Rahmat
12,67
i:
ii
detiVkendaraan,
I
Parman 12,68 detillkendaraan, Jl,
13, l9
I
I
I
detilJkendaraan.
lampu lalulintas simpang lima
I
I
l.t
,;lt
tt
I
I
Kota
Bengkulu, berada pada tingkat pelayanan
I
I
13,
I
unfuk
arlinya arus lalulintas lansar.
demikan
Namun demikian dari
kebijakan bagi pengendara untuk memutari
bundaran pada pukul 07,00
S.
sebesar 12,82 detiVkendaraan"
1985), tingkat pelayarran yang diberikan olelt
bundaran, justru menambah waktu perjalanan
o/o bagi kendaraan
,l
I
pengamatan
terhadap kendaraan yang berhenti ketika
07.30 WIB,
I
I
Jurnal llmiah Bidang
Sains *
Tefuologi Murni Disiplin dan Anmr Disiplin, Vol U, No.
6, September 2009
I
f,
45
I
giliran rneraho kemudian mendapat giliran
hijau,
5 fase dirasa tedalu lama
4.
semua kendaraan tersebut dapat
Perlunya redesain yang baik menyangkut
melewati stop line dan tersisa waktu hijau
waktu sinyal dan desain geometrik agar
berkisar 5-10 detik. Sisa waktu hi$au tersebut
nantinya simpang lima kota Bengkulu
dimanfaatkan oleh kendaraan lain dari arah
dapat beroperasi lebih baik,
yang sama yang tidak berhenti karena tidak
mendapatkan waktu merah, untuk lolos dari
DAFTAR PUSTAKA
stop line dengan jumlah berkisar 10 % dari
[1]. Haryadi, 8., dkk., 2000, Peundaan tli
Persimprngan Bersinyal Bercabang
jumlah kendaraan yang berhenti.
Kondisi tersebut
memberikan
Banyai
Murni Disiplin dan Antar Disiplin
IS$N No. : l9?S - 8819
Vol. Il, ITo. 6, Tahun
III,
September 2009
Analisis Distribusi Suhii denganComputntional Flaid Dynamics (CfD) padaProses
Pengeringan Gabah
Oleh M. Syaifhl, Slaf pe,nsaiar Teknik Mesin
UllB
_
The Utilization of Husk Ash and Sea-ShellAsh in Concrete mix Design,
Oleh Fepv Supriuni, Ade Sri Wah.vuni Staf pengajar Teknik Sipil (JNIB
l3
lenga5u.h Prosentase Sil_lkon Dioksida (Si02) terhadap Perubahan Derajat
Resistivitas Konduktor Tembasa.
Oleh Yuli Rodiah, Staf' PengajarTeknik ElektroUNIB
l8
Identifikasi Virus Komputer Menggunakan Case Base Reasoning
Oleh Ernswati, Staf'Pengajar Teknik Informatikc UNIB
28
Kaji Eksperimental PeLgandingar Performansi illesin Pendingin Kompresi l-ap
dengan Menggunakan Pipa Kapiler dan Katup Ekspansi.
oleh Ahmad Fauzan suryono, Hindri van Hotei. Sra.fPengajar Teknik Mesin tlNIB
34
Tundaan Lalu Lintas pada Simpang Lima Kotr Bengknlu,
oleh Samsul Bahri, Staf'pengajar Teknik Sipil IJNIB
40
Optimasi Penggunaan AC Sebagai Alat Pendingin Ruangano
Oleh Irnsnda Priyadi, Stsl'Pettgajar Teknik Elektro LINIB
47
Studi Pengaruh Perlakuan Normalizins terhadao Ketahanan Korosi Baja AISI
Hish Sult Baffer (f,SB)
0 I e h H e n d r i H e s t i av, u n,"S t al' P e n g;ii a r ie kn i ti M e s i n UI{IB
52
4340 dalam Lurutan
Ditcrbitkrn Oleh :
Fakultas Telmik - Universitns Bengkulu, Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu 381?3
Telp. : t0736) 21170.34406? Fax. : {0736} 22105 E-mail: teknosia@yahoo.com
l$,$N: t$?t-Sf9
Yol. lI, Na.6' Trhun IlI,, September 2{XX),
Jurnal Teknosia rnernpublikasikan karya tulis di bidang Sain * Teknolagi, Msrni Disiplin
dan Anrar Disiplin, berupa penelitian dasar" psrancsngan dan studi pengembangan
teknologi. Jurnal terbit be*ala enam bulsnan ( lvlaret dan September).
Pelindrng
Dr. lr. Muhammad Syaiful, M.S
Penyunting Ahli (*titr* Bet*ri)
DR. Eddy Herma*syah, (UNIB)
Dr. lr. Febrin Anas lmrail, M.Eng (U}{AND)
Prof. Mulyadi Bur* Dr-lng. (UNAND)
Dr lr" Reftlinal Nafsir (UNAND)
Rdsktur
Aniirar lndriani, ST,, h4T.
n
Redaktur Pelxksana
Elhus*a ST.M'[
b
p
ti
Oewlr RedsLsi
Drs. Btlka $usilo., M.Kom.
Ade Sri Wahyuni. ST. M"Hng
'I
IT
lrnanda Priyadi, ST." MT.
p(
Nurul lman Supardi, ST., MP.
tei
tal
20
Pencrbit
TAKULTAS TEKNIK * L'NIYARSTTAS BE!*GKTJLU
sel
pft
Sekretariat Redsksi
cedung v Fakultas 'teknik * universifirs Bengkulu, Jdan Rny* Ka*dang Limun
Bengkulu 38123 Telp. : {0376} 2 I 170, 344S6? Fax. : {03?6} 2210S E-mail:
teknmi@yahoo.canr
pet
pas
Jt
LIMA KOTA BENGKALA
TUNDAAN LALA LINTAS PAuA SIT.IPANG
Samsul Bahri
Prodi teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Jl. Kandang Limun, Bengkulu, Telp (0736) 21170, ext227
e-ruail:sbirhri I !l?iilvirha*.co.id
ABSTMCT
The objective of this study is to find how long the delay on lntersection 5 Bengkulu city controlled
by the traffic light. The method was splitting the monitoring time into 15 minutes only, counting the stopped
vehicle and all of moving vehicle allowing the stopline of the monitoring street.
The result indicate that eaeh traffic light at intersection 5 kota Bengkulu have B for the level of service.
There is no traffic jump. All of vehicle which is in the intsrsection can reach the stopline when the light is
green, and the residual time is about 5-10 sec. This sondition describes that the intErsection 5 traffic light at
Bengkulu cig having 215 sec cycle timO is too long.
K eywor
ds
: Dekq', Intersection
I. PENDAHI.JLUAI\T
Kota Bengkulu merupakan salah satu
Persimpangan merupaken lokasi yang
kota yang direncanakan tidak dalam struktur
kritis dalam suatu sistem lalulintas.
jalan
blok yang baik. Akibatnya keberadaarr
simpang 5 (lina) yang membelah Kota
menyebabkan suatu situasi yang kompleks.
Bengkulu tidak dapat dihindari. Simpang
Persimpangan bercabang banyak (nulti-leg
tersebut merupakan simpang
intersection), yaitu persimpangan jalan raya
dengan bundaran pada tengah sirnpang.
Pefiemuan beberapa
dengan
ujung
bersinyal
Efektifitas sinyal lalulintas
jumlah cabang tEbih dari ernpat, dari
pada
sudut parrdang teknik lalulintas merupakan
persimpangan bercabang banyak dengan
suatu kondisi yang sedapat mungkin
disain geometri yang kompleks
dihindari. Karena sernakin banyak cabang
dipe*aiiyakan, Itarena dengan tingginya
suatu persimpallgan, akumulasi dan konflik
volume lalulintas dan banyaknya cabang
jalan akan meugakibatkan slgnal phasing
lalulinras akan semakin besar.
yang
Secara teoritis pada volume lalulintas
yang rendah,
ini
kompleks dan panjang siklus yang
lebih lama. Konsekuensinya"
persirnpangan bercabang
perlu
kondisi
banyak tidak menimbulkan rnasalah. Tetapi
tersebut bisa mengakibatkau
dengan semakin berkembangnya lalulintas,
yang berlebihan dan tingkat pelayanan yang
timbul persoalan yang rumit, karena kapasitas
rendah.
persimpangan
tak mampu lagi
melayani
Tujuan penelitian
volume lalulintas yang ada. Akibatnya mulai
Sains
*
adalah untuk
mengotahui seberapa besar tundaan yang
timbul kemacetan lalulintas.
Jurnal llmiah Bidang
ini
penundaan
Tel*ologi ldurnt Ditiplin dan Anmr Disiplin, Vol
40
IL
No.
6, &ptenber 2009
F'
terfadipada simpang 5 (lima) Kota Bengkulu
1995) yang diikuti dengan diberlakukannya
yang dikontrol oleh sinyal
peraturan yield-ahenlry secar& nasiotral. L{al
lalu-lintas,
diikuti oleh Australia dan
negara-
selringga dapat diketahui tingkat pelayanan
ini
simpang dan kondisi pengaturan sinyal
negam lain, khususnya
lalulintas.
Serikat baru memulai membangun bundaran
segera
di
Eropa" Amerika
modern padatahun 1990.
Menurut Ourston dan Bared (1995)'
II. TINJAUAN PUSTAKA
terdapat beberapa karakteristik yang
rnembeclakan bundaran modem dengan
Persimpangan Dengan Bundaran
Suatu bundaran (ratary intersection
bundaran biasa disamping aturan )'ield-ut-
atav rowtrlubottt) terdiri dari suatu lingkaran
oleh suatu
jalan searah'
jalannya
mengarahkan
di tengah dikelilingi
Cabang-cabang
entry yang merupakatr eleman operasional
yang terpenting. Karakteristik penting )'arlg
lalulintasnya untuk memutar kekiri. Semua
lain adalah pembelokan lintasan kendaraan
dan pelebaran jalan masuk. Karakteristik
konflik yang terjadi pada persimpangan biasa
yang lain diantaranya adalah pulau-pularr
dirrbalr rnenjadi konflik weaving (menyilang)
jalan untuk mengontrol kecepatan masuk dau
pada bundaran.
mencegah
Di Inggris dan Australi4
bundann
pandangan, pencahayaan diwaktu malatn,
bukan merupakan prasarana Yalg
dan perambuan yang baik.
diperlengkapi dengan sinyal. Aturan yang
Sinyal Lalulintas
berlaku adalah, lalulintas yang memasuki
Pada prinsipnya sinyal lalulintns
mengalokasikan waktu secara bergantiatt
bundaran harus memberi kesempatan pada
lalulintas yang sudah berada
di
bundaran
(aturan yield-at-entryi. Aturan
untuk gerakan-gerakan lalulintas yang saling
ini
konflik untuk menggunakan ruangan yaog
disinrbolkan dengan marka jalan berupa
garis-garis melintang.
Di
belok kanan, serta jarak
sama. Apabila secara teknis dibenarkan dan
negara tersebut,
didisain dengan tepat, pemasangan
suatu
persimpangan dengan bundaran dilaporkan
sinyal lalulintas bisa menghasilkan satu atau
nrampu menurunkan kecelakaan
lebih
secaf,a
drastis, dan nrampu menampung lalulintas
pada persimpangan utama
di
berikut (Oreutt, 1993):
daerah
1)
perkotaan.
Sains
*
menurunkan frekuensi tipe kecelakaan
tertentu, khususrrya tipe right nngle
Era nrcdern roundabout di Inggris
dirnulai tahun 1966 dengan dibangunnya
yield-at-entry roundaboat (Ourston & Bared,
Jurnal ltmiah Bidang
keuntungan-keuntungan sebagai
(tabrakan siku-siku),
2) melancarkan arus lalulintas'
3) memungkinkan arus menerus iring-
Telowlogt Mumi Disiplin dan Attrar Disiplin, Vol
4t
ll'
No.
6, September 2009
a"
--..'
4)
iringan ksx:daraan (ptatoon) metalui
konsumsi bahan bakar, dan kehilangan walitu
kgpdrnasi sinyal-sinyal
perjalanan. Secara spesifik tingkat pelayanan
sepanjang
suatu rutejalan,
dinyatakan daiam istilah avarage stopped
memungkinkan lalulintas kendaraan
delay (penundaan karena berhenti rata-rata)
dan pejalan kaki untuk melintas atau
untuk tiap kendaraan untuk periode analisa
menyeberangi anrs lalulintas yang
15 menit
padat, dan dapat mengafur lalulintas
secara
Tabel
lebih ekonornis dibanding
(TRB, 1985).
1.
Kriteria Tingkat Pelayanan
Persimpangan Bersinyal
dengan metode manual.
Tingkat pelayanan
Stopped delay per
kendaraan (detik)
Sebalikny4 peniasangfii siriyal
lalulintas yang tidik didukung analisa
A
s 5.0
B
5.1
- 15.0
lalulintas yang benar, dengan disain yang
C
l5.l
- 2s.0
buruk, dioperasikan secara tidak tepat, atau
D
25.1 - 40.0
tidak dipelihara dengan baik
40.
bisa
> 60.0
rnenyebabkan hal-hal sebagai berikut (pline,
r
Sumber: (TRB, 1985)
e92):
l)
Peningkatan frekuensi kocelakaan,
2)
Penundaan yang berlebihan,
trI. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengetahui
3) Pelanggaran terhadap rarnbu lalulintas,
sebagai objek penelitian karena simpang ini
Beralihnya lalulintas ke jalur alternatif.
terletak di tengah kota dengan arus lalulintas
padat. Survai lapangan dilakukan untuk
mengamati kondisi geometri, kondisi
Tingkat Pelayanan Dan Penundaan
Tingkat
pelayanan
besarnya
penundaan, dipilih simpang 5 Kota Bengliulu
dan
4)
t - 60.0
langsung
operasional arus lalulintas
berhubungan dengan nilai penundaan. Dalam
di persimpangan,
dan kondisi sinyal. Geometri persimpangan
penentuan tingkat pelayanan, stopped deloy
dinyatakan secara diagrarnatik yalrg
mencakup informasi yang relevan.
rata-rata per kendaraan diukur untuk tiap
cabang. Tingkat Pelayanan suatu
Pengamatan kondisi lalulintas meliputi
persimpangan bersinyal diukur dari
penundaan yang terjadi. penundaan
pergerakan lalulintas
di
persimpangan dari
dan menuju tiap-tiap cabang jalan. Informasj
merupakan ukuran efektivitas bagi sinyal
yang lengkap berkaitan dengan sinyal
diperlukan, Hal ini meliputi informasi
lalulintas karena merupakan ukuran bagi
ketidaknyamanan pengemudi, rasa frustasi,
tentang fase, panjang siklus, rvaktu hijau,
Jurwl llmiah Bidwtg &,ins - Tebmlagl Murzi Disiplin dan Anrar Distptin
42
Vol
II,
No.
6, Seprember 2009
kuning, dan merah. Selain itu juga dilakukan
d-
penundaan rata-rata per kendaraarr
pengamatan terhadap junrlah kendaraan yang
karena berhenti di suatu sinyal, detik
berhenti untuk digunakan dalam perhitungan
per kendaraan
penundaan.
Penundaan berkaitan
erat
XVs= jumlah kendaraan yang
dengan
selama periode
tingkat pelayanan yang diberikan oleh sinyal
lalulintas. Tingkat pelayanan
[=
V-
ditentukan
Simpang
pengukuran
5
(lima) Kota
Jl.
Periode pengamatan untuk setiap sinyal
ant,ira Jl. Suprapto,
Basuki Rahma! Jl S. parman, Jl.
Fatmawati dan Jl. Soekarno-Hatta. Ruas
jalan tersebut melayani lalulintas dari
dan
didasarkan pada hasil survai pendahuluan,
ke
waktu arus lalulintas
arah masing-rnasing ruas jalan tersebut di
atas. Sebagai contoh Jl.suprapto melayani
optimum. Periode pengamatan ini dibigi
dalam interval waktu (I) selama 15 detik.
lalulintas dari dan ke arah Jl. Basuki Rahnrat,
Pada tiap-tiap interval ini jumlalr kendaraan
Jl S. Parman, Jl. Fatmawati dan Jl. Soekarno_
Hatta. Begitu juga sebaliknya.
(Vs) yang berhenti dihitung dan dicatat.
Volume kendaraan total (V) yaitu jurnlah
Simpang
kendaraan yang berjalan melewati garis stop
5
(lima) Kota
bundaran.
Besamya penundaan karena berhenti
rata-rata tiap kendaraan pada suatu sinyal
(l)
sebagai berikut:
(l)
dimana:
-
Tetnotogi
ser
masing simpang. Pengaturan waktu sinyal
(timtug signal) disajikan pada Tabel 2.
untuk tiap sinyal yang ada baik di setiap
cabang jalan maupun yang bemda di dalam
Jurnal llmiah Bidang fuins
5
sinyal lalulintas yang dipasang pada masing-
bundaran juga dicatat. pengamatan dilakukan
4=(XVsxI)/V
Bengkulu
dikontrol oleh sebuah bundaran dan
memasuki
lalulintas dihitung dengan persamaan
Bengkulu
merupakan pertemuan
penundaan langsung di lapangan.
dari cabang jalan y'ang ditidau
Volume kendaraan total selanra
ry. HASIL DAI{ PEMBAHASAN
Penundaan yang terjadi di persimpangan akan
dengan memperhatikan
interval waktu pengamatan. detik
periode pengarnatan.
rnasing sinyal lalulintas sesuai dengan
kategori yang tercantum pada Tabel l.
cara
pengamalan,
kendaraan
berdasarkan besarnya penundaan karena
berhenti rata-rata per kendaraan di masing-
ditentukan dengan
berhenti
Murni Disiprin dan Anrar Disiprin, vor IL
43
No.
6, &ptenber 2009
T'abel
2.
Sim
F
Kewajiban memutari bundqratr
Pengnturau waktu laiuiintss
5
Nama
H
K
M
PS
Jalan
(drk)
(drk)
(drk)
(dtk)
kendaraan belok kanan hanya dikhususkan
untuk waktu antara pukul 7.00
dengan dipandu oleh
I
2
$oerapto
42
J
170
2t5
Basuki Rahmat
4t
3
t7t
215
S. Par
4l
Fatma
Soe
tundaaan ditengah+engah simpang yang
29
3
beratlbat pada terganggunya pergerakan
2t5
183
kendaraan dari arah simpang lainnya yang
4l
17l
3
mendapat giliran waktu hijau saat
215
3.
F= Fase,
waktu antara kondaraan belok kanall yang
PS* Paqiarg Siklus
memberikan gambaran tentang selisih
rnemutari dengan yang tidak memutari
(Detit}
bundararr,
Model pengaturan Simpang lima Kota
Bengkuln menggunakan tipefxed time, yaitu
untuk sepanjang waktu pelayanan, masingmasing pendekat memiliki waktu pelayanan
yang same. Panjang siklusnya adalah sebesar
215 detik. Pada fase peftama sinyal lalulintas
jalan Jl, Soeprapto (fase
l)
menyala
hijau, sedangkan cabang jalan yang lain
menyala merah. Begitu juga untuk fase 2-3.
Untuk belok kiri, semua ruas jalan tersebut
rnembolehkan untuk langsung dengan hat!
hati. Dengan demikian tidak ada konflik
prirner untuk setiap fasenya.
Kendaraan arah betok kanan yang akan
I
I
I
melewati Simpang Lima Kota Bengkulu,
tidak dirvajibkan untuk memukri bundaran
ketika mendapat giliran waktu
hijau.
I
I
I
itu. Tabel
Hatta
H=Hijau, K= Kuning M=Meruh.
I
lima
iersebut. Disamping itu juga menimbulkan
215
karno-
pada
para
pengendar4 terutama pengendaraan yang
wati
5
lalulintas
tidak terbiasa melewati sirnpang
t7l
7.3g,
(polantas). Akibat dari pengaturan sepefii
man
4
polisi
-
tersebut, sering membingungkan
3
bagi
Jarnal llmiah Eidang fuins
*
Telwdogi
llwri
Dwpln dm Anwr Dislplin ltot Il,
44
No.
6, &ptenber 200g
dirasa kurang tepat karena wakru perjalanan
Tabel3. Selisih waktu kendaraan belok ksnan
yang memutari dan tidak memutari
untuk keluar dari sirnpang bertanrbah.
Disamping itu ketika waktu hijatr, konllik
bundaran
F
1
Dari
Menuju
Jalan
Jalan
Soeprapto
Selisih
kendaraan dari arah berlawanan tidak ada.
Fatmawati
l7 detik
Soekarno-
15
Pada tabel
Basuki
Rahmat
J
Soeprapto
9 detik
Soekarno-
3 detik
rnasing sinyal pada simpang lirna Kota
Bengkulu.
Tabel
4.
l4 detik
Basuki
Penundaan berhenti rata-rata dan
Tingkat Pelayanan sinyal lalu lintas
simpang lima Kota Bengkulu
Rahmat
Siklus
6 detik
Basuki
4
5
Fatmawati
Nama
Rata-
Jalan
rata
Rahmat
Soekarno-
Hatta
besarnYa
dan kriteria Tingkat Pelayanan pada rnasing-
Hatta
S. Parman
disajikan
penundaan berhenti rata-ratil per kendaraan
detik
Hatta
2
4.
tos
(dtk)
S. Parman
9 detik
I
Soeprapto
t2,82
B
S. Parman
10 detik
2
Basuki Rahmat
12,67
B
Fatmawati
18
3
S. Parman
12,68
B
4
Fatmawati
13,34
B
5
Soekarno-Hatta
13,
l9
B
detik*
:
Secara urnum, pengaturan simpang dengan
:
bundaran, menghanrskan kendaraan yang
Untuk Jl. Soeprapto besantya tundaan
It
bergerak ke arah kanan, memutari bundaran
rata-rata
dari arah sebelah kiri bundaran. Hal ini
Jl. Basuki
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
Jl.
kepada kendaraan dari aratr berlawanan untuk
Fatmawati 13,34 detiklkendaraan dan Jl.
keluar dari konflik. Bsrbeda dongan simpang
Soekarno-Hatta
lirna kota Bengkulu, dimana bundaran diatur
Menurut Highway Capacity Munuul (TRB,
juga dengan lampu lalulintas, pergerakan
kendaraan belok kanan yang memutari
sebesar rata-rata 60
keluar dari bundaran. Dengan
-
Rahmat
12,67
i:
ii
detiVkendaraan,
I
Parman 12,68 detillkendaraan, Jl,
13, l9
I
I
I
detilJkendaraan.
lampu lalulintas simpang lima
I
I
l.t
,;lt
tt
I
I
Kota
Bengkulu, berada pada tingkat pelayanan
I
I
13,
I
unfuk
arlinya arus lalulintas lansar.
demikan
Namun demikian dari
kebijakan bagi pengendara untuk memutari
bundaran pada pukul 07,00
S.
sebesar 12,82 detiVkendaraan"
1985), tingkat pelayarran yang diberikan olelt
bundaran, justru menambah waktu perjalanan
o/o bagi kendaraan
,l
I
pengamatan
terhadap kendaraan yang berhenti ketika
07.30 WIB,
I
I
Jurnal llmiah Bidang
Sains *
Tefuologi Murni Disiplin dan Anmr Disiplin, Vol U, No.
6, September 2009
I
f,
45
I
giliran rneraho kemudian mendapat giliran
hijau,
5 fase dirasa tedalu lama
4.
semua kendaraan tersebut dapat
Perlunya redesain yang baik menyangkut
melewati stop line dan tersisa waktu hijau
waktu sinyal dan desain geometrik agar
berkisar 5-10 detik. Sisa waktu hi$au tersebut
nantinya simpang lima kota Bengkulu
dimanfaatkan oleh kendaraan lain dari arah
dapat beroperasi lebih baik,
yang sama yang tidak berhenti karena tidak
mendapatkan waktu merah, untuk lolos dari
DAFTAR PUSTAKA
stop line dengan jumlah berkisar 10 % dari
[1]. Haryadi, 8., dkk., 2000, Peundaan tli
Persimprngan Bersinyal Bercabang
jumlah kendaraan yang berhenti.
Kondisi tersebut
memberikan
Banyai