TESIS IMPLEMENTASI MODEL SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI (Studi Kasus Atas Pelaksanaan Kepengawasan di Kabupaten Gunungkidul DIY) - Test Repository

  

TESIS

  

IMPLEMENTASI MODEL SUPERVISI KLINIS

DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI

(Studi Kasus Atas Pelaksanaan Kepengawasan di Kabupaten Gunungkidul DIY)

oleh

SUJIYATI, S.Ag.

  

NIM : M214021

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan Islam

  

PROGRAM BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI/ PENGAWAS PAI

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2016

  ABSTRAK

Sujiyati, 2016. Implementasi Model Supervisi Klinis dalam Meningkatkan Kompetensi

  Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru PAI, Studi kasus atas pelaksanaan Kepengawasan di Kabupaten Gunungkidul DIY. Tesis. Konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Kata Kunci: Supervisi Klinis, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi Profesional guru PAI, untuk mengetahui hambatan yang mempengaruhi dan solusinya dalam implementasi model supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi Profesional guru PAI, untuk mengetahui sejauh mana implementasi model supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI.

  Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Gunungkidul terletak di Jl.Brigjen.Katamso,No 13, Wonosari, Gunungkidul Yogyakarta Kode Pos,55813. Di SMPN 1 Karangmojo dan SMPN 3 Karangmojo Gunungkidul.

  Untuk memperjelas isi tesis ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:(1) Bagaimanakah pelaksanaan implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi Profesional guru PAI ? (2) Bagaimanakah hambatan dan solusinya dalam implementasi model supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi Profesional guru PAI? (3) Sejauh mana implementasi model supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI?

  Untuk menjawab permasalahan tersebut menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis dan deskreptif naturalistik, teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedang teknik analisa data dengan teknik Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan implementasi model supervisi klinis sudah cukup baik, terbukti tindakan riil yang dilakukan pengawas secara sistematis dan terprogram, sudah melaksanakan siklus pendahuluan, observasi dan siklus balikan dengan baik; 2) hambatan yang dihadapi antara lain jumlah pengawas tidak seimbang dengan jumlah guru dan sekolah, asumsi guru, letak geografis, sarana prasarana, waktu, biaya, dan kebijakan pemerintah. Upaya tindak lanjut yang dilakukan pengawas dengan membangun pola hubungan kolega, menciptakan sistim kolaborasi dengan kepala sekolah dan guru, memperbaiki asumsi guru, penyusunan jadwal secara sistimatis, memanfaatkan sarana prasarana dengan baik (3) implementasi model supervisi klinis benar-benar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi Profesional guru PAI, terlihat dari beberapa fakta perubahan pada guru semakin kreatif menyusun perencanaan dan pelaksanaan serta laporan mengajar berbasis ICT.

  ABSTRACT

Sujiyati, 2016. Implementasi Model Supervisi Klinis dalam Meningkatkan Kompetensi

Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru PAI, Studi kasus atas pelaksanaan Kepengawasan di Kabupaten Gunungkidul DIY. Tesis. Konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Kata Kunci: Supervisi Klinis, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan

implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan

kompetensi Profesional guru PAI, untuk mengetahui hambatan yang mempengaruhi dan

solusinya dalam implementasi model supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi

pedagogik dan kompetensi Profesional guru PAI, untuk mengetahui sejauh mana

implementasi model supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional guru PAI.

  Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Kementrian Agama Kabupaten

Gunungkidul terletak di Jl.Brigjen.Katamso,No 13, Wonosari, Gunungkidul Yogyakarta

Kode Pos,55813. Di SMPN 1 Karangmojo dan SMPN 3 Karangmojo Gunungkidul.

  Untuk memperjelas isi tesis ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:(1)

Bagaimanakah pelaksanaan implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik dan kompetensi Profesional guru PAI ? (2) Bagaimanakah

hambatan dan solusinya dalam implementasi model supervisi klinis untuk meningkatkan

kompetensi pedagogik dan kompetensi Profesional guru PAI? (3) Sejauh mana

implementasi model supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional guru PAI? Untuk menjawab permasalahan tersebut menggunakan jenis penelitian

kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis dan deskreptif naturalistik, teknik

pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedang teknik

analisa data dengan teknik Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan implementasi model

supervisi klinis sudah cukup baik, terbukti tindakan riil yang dilakukan pengawas secara

sistimatis dan terprogram, sudah melaksanakan siklus pendahuluan, observasi dan

siklus balikan dengan baik; 2) hambatan yang dihadapi antara lain jumlah pengawas

tidak seimbang dengan jumlah guru dan sekolah, asumsi guru, letak geografis, sarana

prasarana, waktu, biaya, dan kebijakan pemerintah. Upaya tindak lanjut yang dilakukan

pengawas dengan membangun pola hubungan kolega, menciptakan sistim kolaborasi

dengan kepala sekolah dan guru, memperbaiki asumsi guru, penyusunan jadwal secara

sistimatis, memanfaatkan sarana prasarana dengan baik (3) implementasi model

supervisi klinis benar-benar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi

Profesional guru PAI, terlihat dari beberapa fakta perubahan pada guru semakin kreatif

menyusun perencanaan dan pelaksanaan serta laporan mengajar berbasis ICT.

  

MOTTO

َ ُ َ ِ ْ ِ ْ ا ِ َ َط ِ َج َ َ ْ َ ِﷲ ِ ْ ِ َ

  

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”

(HR.Turmudzi)

  

PRAKATA

  ا و آ ل أ ي ا ا , ه ! "# $ م & او ة ( او . #أ

  Alhamdulillah rasa syukur kita panjatkan kehadirat Allâh Subhânahu Wata'âla, yang

  telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayah sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan tesis ini. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

  Tesis ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam Program Beasiswa Supervisi Pendidikan Islam pada Program Pasca Sarjana IAIN Salatiga. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tesis ini tentu masih jauh dari kesempurnaan dan tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, arahan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:

  1. Bapak Dr. H. Amin Haedari, M.Pd. selaku Direktur PAI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, beserta jajaranya yang telah memberikan bantuan beasiswa S2 supervisi PAI.

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang dengan tulus memberikan bimbingan, dorongan, pengarahan dan pencerahan kepada penulis.

  3. Bapak Dr. H. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga beserta staf, Bapak/Ibu Dosen dan karyawan, yang telah membantu kelancaran selama belajar di kampus Pascasarjana IAIN Salatiga.

  4. Bapak Prof. Dr. H. Muh.Zuhri, MA., Dr.Winarno, M.Pd., Dr.Imam Sutomo, M.Ag.selaku Dosen penguji tesis yang telah memberikan pencerahan.

  5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gunungkidul beserta jajarannya yang telah memberikan ijin, rekomendasi, dan memberikan kesempatan untuk belajar.

  6. Ibu Hj.Badingah, S.Sos. selaku Bupati Gunungkidul beserta jajarannya yang telah memberikan surat tugas belajar dan kesempatan belajar.

  7. Kepala BKD Kabupaten Gunungkidul beserta jajarannya yang telah memberikan ijin sekaligus surat tugas belajar.

  8. Bapak Drs. H. Bardan, M.Pd. selaku kasi Pakis Kanwil Kementrian Agama DIY, dan Bapak H.

  Supriyanto, S.Ag. M.Si. selaku Kasi Pais Kementrian Agama Kabupaten Gunungkidul yang telah memberikan kesempatan untuk belajar melalui program beasiswa.

  9. Bapak H. Sumitro, S.Ag. MA. dan bapak Drs.Rubino,MA. selaku pengawas pembimbing di Kabupaten Gunungkidul.

  10. Bapak/Ibu Pengawas baik Dinas Pendidikan maupun Pengawas Kementrian Agama Kabupaten Gunungkidul yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi, dokumen data pelaksanaan supervisi dan memberikan banyak masukan kepada penulis dalam pengumpulan data penelitian.

  11. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Guru PAI se Kabupaten Gunungkidul yang telah membantu kelancaran selama penelitian dan selama belajar.

  12. Keluarga besar Bapak Muhammad Nur ‘Adhiman suami tercinta, ananda Istiqomah Nur Achsani dan Imroatul Azizah Alhabibah Nur Achsani putri tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.

  13. Serta rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana seperjuangan yang telah memberikan bantuan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  Semoga semua amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Jazâkumullâhu khaira atas dukungan berupa motivasi dan do'anya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengatahuan, khususnya bagi para pengawas dan calon pengawas PAI untuk mengkaji lebih dalam mengenai masalah yang berhubungan dengan peranan supervisi klinis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru.

  Salatiga, 1 Juni 2016 Penulis Sujiyati, S.Ag

  DAFTAR ISI

  Halaman

  

HALAMAN JUDUL…..…………………………………………………........ i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..... ii

HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………… iii

ABSTRAK……………………………………………………………………..... iv

ABSTRACT…………………………………………………………………….. v

MOTTO…………………………………………………………………………. vi

PRAKATA…………...………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… .....................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah…………………………………………......…….

  B.

  5 Rumusan Masalah…………………………………………………………..

  C.

  6 Signifikansi penulisan……………………………………………….….… 1.

  6 Tujuan Penulisan………………………………………….………..….

  2.

  6 Manfaat Penulisan……………………………………………….….… D.

  8 Kajian Pustaka………………………………………………………….….

  E.

  13 Metodologi penelitian…………………………………………………..….

  1.

  13 Pendekatan dan Jenis Penelitian……………………………………..

  2.

  14 Kehadiran Peneliti…………………………………………………….

  3.

  15 Lokasi penelitian……………………………………………………… 4.

  15 Data dan Sumber Data………………………………………………..

  5.

  16 Teknik Pengumpulan data…………………………………………….

  6.

  21 Uji Validitas Data/ Pengecekan keabsahan data……………………… 7.

  23 Analisis……………………………………………………………… F.

  26 Sistematika Penulisan…………………………………………………..…..

  BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………………………

  28 A.

  29 Supervisi Klinis……………………………………………………………..

  1.

  29 Definisi Supervisi Klinis……………………………………………….

  2.

  31 Siklus Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis…………………………… 3.

  42 Karakteristik Supervisi Klinis………………………………………….

  4.

  47 Tujuan Supervisi Klinis………………………………………………...

  5.

  50 Fungsi Supervisi Klinis………………………………………………… 6.

  50 Prinsip Supervisi Klinis………………………………………………...

  B.

  53 Kompetensi Pedagogik……………………………………………………..

  C.

  56 Kompetensi Profesional…………………………………………………….

  BAB III DATA HASIL PENELITIAN………………………………………………..

  59 A.

  59 Profil Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul……………………....

  B.

  60 Pelaksanaan Implementasi Model Supervisi Klinis………………………… 1.

  60 Dasar Pelaksanaan……………………………………………………… 2.

  60 Visi Misi Pokjawas PAI dan Madrasah Kabupaten Gunungkidul……..

  3.

  61 Langkah-Langkah Pelaksanaan Implementasi Model Supervisi Klinis..

  4.

  80 Format Instrumen Pelaksanaan Supervisi Klinis……………………….

  C.

  88 Hambatan dan Solusinya…………………………………………………… D. 102 Tindak Lanjut Kegiatan Kepengawasan……………………………………

  

BAB IV PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PAI…………………………….. 113

A.

  113 Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI…………………………….

  1.

  115 Mengenal karakteristik peserta didik…………………………………..

  2.

  117 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran…………......

  3.

  119 Pengembangan kurikulum……………………………………………..

  4.

  120 Kegiatan pembelajaran yang mendidik………………………………...

  5.

  122 Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik…………….....

  6.

  123 Komunikasi dengan peserta didik……………………………………...

  7.

  135 Penilaian dan Evaluasi………………………………………………….

  B.

  127 Peningkatan Kompetensi Profesional Guru PAI……………………………

  1.

  129 Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuwan………

  2.

  131 Mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif………………

  

BAB V PENUTUP………………………………………………………………………. 139

A.

  139 Kesimpulan………………………………………………………………….

  B.

  141 Saran………………………………………………………………………...

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 3.1. Susunan Organisasi Kemenag Gunungkidul................................

  59 Gambar 3.2. Susunan Pengurus Pokjawas Kemenag Gunungkidul………... 110

Gambar 3.3. Pembagian Tugas Wilayah Kepengawasan…………………….. 111

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman

  

Lampiran 1. Pedoman Wawancara…………………………………………..... 146

Lampiran 2. Data Hasil Wawancara…………………………………………... 115

Lampiran 3. Data Hasil Observasi…………………………………………….... 172

Lampiran 4. Data Dokumen Pengawas.……………………………………...... 179

Lampiran 5. Jurnal Pelaksanaan Supervisi Klinis…………………………… 185

Lampiran 6. Instrumen Pelaksanaan Supervisi………………………………. 192

Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian……………………………… 114

Lampiran 8. Surat Rekomendasi Penelitian………………………………….. 118

Lampiran 9. Foto Pelaksanaan Siklus Supervisi Klinis………………………. 119

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan amanat Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 01/III/PB/2011 dan Nomor: 6 Tahun 2011 Tanggal: 24 Maret 2011, BAB II tentang kedudukan, tugas pokok,

  rumpun jabatan, beban kerja, dan bidang pengawasan pasal 5 menjelaskan bahwa:

  “(1) Beban kerja Pengawas Sekolah adalah 37,5 (tiga puluh tujuh setengah) jam perminggu di dalamnya termasuk pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di sekolah binaan. (2) Sasaran pengawasan bagi setiap Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. untuk taman kanak-kanak/raudathul athfal dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh) Guru; b. untuk sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) Guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran; c. untuk sekolah luar biasa paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) Guru; dan d. untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat 1 puluh) Guru bimbingan dan konseling.”

  Rekapitulasi pengawas Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Gunungkidul tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa jumlah pengawas Pendidikan Agama Islam semua jenjang sebanyak 15 orang, jumlah sekolah 1 Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara

  

Nomor : 01/III/PB/2011 dan Nomor : 6 Tahun 2011 Tanggal : 24 Maret 2011, BAB II tentang

kedudukan, tugas pokok, rumpun jabatan, beban kerja, dan bidang pengawasan Pasal 5, 2011, 5.

  1135, jumlah Guru Pendidikan Agama Islam 1258 orang yang tersebar di 18 kecamatan, walaupun jumlah Pengawas PAI tidak seimbang dengan jumlah terlaksana, dengan menciptakan pola hubungan colega antara pengawas, kepala sekolah dan guru senior, melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, diskusi maupun lokakarya tentang supervisi klinis.

  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007, Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, pada kompetensi akademik menyebutkan tugas pengawas adalah “membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang

  2

  relevan di sekolah menengah yang sejenis.” Fenomena menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan dalam pelaksanaan supervisi, kurang konsisten antara pandangan normatif teori supervisi secara ilmiah dengan pandangan deskriptif kenyataan yang terjadi di sekolah, yang menimbulkan kegelisahan peneliti, permasalahan lain supervisi masih cenderung mengarah pada inspeksi, disebabkan adanya kendala secara struktur sebutan supervisi adalah pengawas bukan supervisor, menyebabkan paradigma pemikiran mengarah ke inspeksi. Kendala lainnya ruang lingkup dari pekerjaan pengawas lebih menekankan pada aspek 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.12 tahun 2007, tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah. administratif, latar budaya kultural menjadikan guru dan pengawas tidak terbuka dalam proses supervisi, pengawas sebaiknya mengkombinasikan tanggung administrasi guru karena bantuan pengajaran merupakan pembinaan profesional, sedangkan pendekatan administrasi merupakan bagian dari birokrasi saja.

  Guru selaku obyek supervisi, disibukkan dengan tuntutan administratif, sementara tugas utamanya sebagai pendidik sekaligus “transfer of knowledge” pada siswa mendapatkan porsi yang kecil. Akhirnya guru menganggap bahwa supervisi sama dengan evaluasi dan inspeksi yang selalu mencari kesalahan saja, supervisi berangkat dari kepentingan pengawas, dan bukan kepentingan guru, sehingga hubungan antara supervisor dan guru terkesan antara atasan dan bawahan, secara psikologis guru merasa tertekan, tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan keunggulan dan kehebatannya.

  Berdasarkan latar belakang tersebut strategi yang dapat dilakukan melalui model supervisi klinis, karena supervisi klinis merupakan bagian dari supervisi pengajaran, prosedur pelaksanaannya supervisi klinis ditekankan untuk mencari sebab akibat atas kelemahan yang terjadi didalam proses belajar mengajar, cara memberikan obatnya dilakukan setelah supervisor mengadakan observasi secara langsung terhadap perilaku mengajar guru di kelas, kemudian diskusi balikan secara terbuka segera setelah guru selesai mengajar dengan harapan agar kelemahan yang dilakukan guru selama mengajar dapat segera diketahui dan bagaimana usaha untuk memperbaikinya segera teratasi.

  Supervisi Klinis merupakan bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis merupakan proses membantu guru- guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal, supervisi klinis merupakan supervisi edukatif model kontemporer dengan pendekatan klinis, bersifat kolaboratif, memperbaiki pembelajaran melalui perbaikan perilaku guru, maka supervisi klinis sangat penting untuk diteliti lebih mendalam.

  Dengan demikian peneliti akan menyajikan beberapa hal yang berkaitan dengan supervisi klinis, agar guru dan pengawas memiliki pemahaman tentang siklus supervisi klinis, hambatan dan solusinya, serta mengetahui sejauh mana implementasi model supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI khususnya di kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah.

  Masalah yang berhubungan dengan supervisi klinis dapat diidentifikasi antara lain: pelaksanaan supervisi kurang sistimatis, kegiatan supervisi sering tidak ada tindak lanjutnya, belum optimal kontribusi pengawas pada implementasi supervisi klinis, banyak fokus pada supervisi menejerial dan administrasi sehingga belum secara langsung membantu mengatasi kesulitan guru dalam mengajar, belum semua pengawas sanggup melaksanakan supervisi klinis karena keterbatasan waktu dan tenaga, serta biaya, belum tercipta pola hubungan yang harmonis antara pengawas dan guru sebagai kollega, sehingga banyak guru yang takut untuk disupervisi.

  Mengingat banyaknya masalah yang berkenaan dengan supervisi klinis, maka penulisan tesis ini dibatasi pada masalah implementasi model supervisi klinis dalam hubungannya dengan upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional Guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Gunungkidul DIY.

  Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah pelaksanaan implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional Guru Pendidikan Agama Islam ?

  2. Bagaimanakah hambatan dan solusinya dalam implementasi model supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan

  3. Sejauhmana implementasi model supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional Guru Pendidikan Agama Islam? C.

   Signifikansi Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian

  a) Untuk mengetahui siklus implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional Guru

  Pendidikan Agama Islam.

  b) Untuk mengetahui hambatan yang mempengaruhi dan solusinya dalam implementasi model supervisi klinis untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional Guru Pendidikan Agama Islam.

  c) Untuk mengetahui sejauh mana implementasi model supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional

  Guru Pendidikan Agama Islam.

2. Manfaat Penelitian

  a) Manfaat secara teoretis

  Menambah wawasan lebih luas dalam lingkungan akademis

  (academic significance), yang dapat memberikan informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, menambah referensi pustaka yang dimiliki, tentang implementasi model supervisi klinis. pendidikan Indonesia, baik bagi penulis, pembaca yang budiman maupun peneliti lain, sehingga kegiatan penelitian dapat dilakukan secara berkesinambungan oleh generasi berikutnya.

  b) Manfaat secara praktis

  Bagi Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Kantor Kementerian Agama, sebagai umpan balik atas pembinaan yang telah dilakukan terhadap guru dalam peningkatan kompetensinya, dan sebagai masukan untuk membuat kebijakan dalam bidang supervisi pendidikan khususnya supervisi klinis, agar tugas kepengawasan dapat lebih efektif dan efisien.

  Bagi Pengawas Dinas Pendidikan dan Pengawas Kemenag Kabupaten Gunungkidul diharapkan dapat menemukan unsur-unsur yang berhubungan dengan supervisi klinis dan kompetensi guru, sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja dan kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya, dan dapat dijadikan masukan bagi pengembangan sumber daya manusia oleh para praktisi pendidikan.

  Bagi Kepala Sekolah sebagai evaluasi terhadap kegiatan supervisi klinis yang telah dilaksanakan dan sebagai masukan untuk dijadikan acuan agar dapat meningkatkan pelaksanaan supervisi klinis secara sistimatis dan terprogram di masa yang akan datang. luas dan mendalam tentang implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional Guru Pendidikan Agama Islam.

  Bagi khalayak masyarakat dan pemerhati dunia pendidikan diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi

  guide (pedoman) dalam mengemban amanah di bidang pendidikan.

D. Kajian Pustaka

  Untuk mempertajam penelitian ini, maka penulis melakukan tinjauan pustaka atas penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang relevan dengan judul penelitian yang akan diangkat dalam tesis ini, diantaranya sebagai berikut:

  Indah dalam penelitiannya yang berjudul Manajemen lesson study sebagai

  teknik supervisi kolegial di SMP , menggunakan pendekatan kualitatif dan

  rancangan studi multi situs. Hasilnya menunjukkan bahwa: ”supervisi kolegial dilakukan pada tahapan lesson study yaitu plan (merencanakan pembelajaran),

  do (melaksanakan dan mengobservasi pembelajaran) dan see (diskusi refleksi pembelajaran), dan manajemen LSBS terlaksana dengan baik sehingga teknik

  3

  supervisi kolegial dapat dilaksanakan dengan baik.” M. Syafi’i dalam penelitiannya yang berjudul Kontribusi supervisi

  pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI SMK Kota Salatiga, dengan metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi,

  ditemukan faktor pendukung adanya program supervisi yang disusun pengawas dan motivasi pengawas terhadap guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dukungan dari semua pihak, pengawas bersertifikat pengawas Pendidikan Agama Islam, berijazah S2. Adapun faktor penghambatnya dari aspek pengawasnya adalah “beban kerja yang cukup besar karena selain melaksanakan supervisi akademik juga harus melaksanakan supervisi manajerial, dari gurunya, perasaan guru kurang nyaman bila disupervisi, kurang lengkap administrasi, kurangnya motivasi dalam pengembangan profesi, sehingga

  4

  berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran di kelas.”

  Supervisi akademik

  Sugeng Riyadi, dalam penelitiannya yang berjudul

  pengawas Kemenag dalam meningkatkan kompetensi guru bahasa arab di Kabupaten Ponorogo 3 , dengan pendekatan kualitatif, secara teoretis sesuai dengan ciri-ciri Indah Yudiani, Manajemen Lesson Study Sebagai Teknik Supervisi Kolegial Di SMP”, Jurnal Pendidikan Humaniora (JPH) 2, no. 2 (2015): 164–75. 4 M. Syafi’i, “Kontribusi Supervisi Pengawas PAI Dalam Meningkatkan Kompetensi

  Profesional Guru PAI SMK Kota Salatiga”, Tesis tidak di publikasikan, PPS IAIN Salatiga: 2014/2015. supervisi yang bersifat ilmiah, sistimatis, dan obyektif dan menggunakan instrumen, teknik yang dikembangkan cukup bervariatif namun ada kendala memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah sekolah maupun guru, upaya tindak lanjutnya belum optimal kontribusi pengawas dalam melaksanakan

  5

  pembinaan.”

  pelaksanaan supervisi

  Hasil penelitian Chui Mi and Lili Ng. yang berjudul

  klinis Kepala Sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran pada SMA Negeri 2 Sambas, dengan penelitian kualitatif, data dikumpulkan

  melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi serta dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, kesimpulannya bahwa kinerja guru dalam mengelola pembelajaran belum maksimal, persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi klinis mendapat tanggapan positif dari semua guru, upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah supervisi klinis dengan melaksanakan

  In House, memberikan pengarahan dan motivasi pada guru, tukar informasi,

  memberdayakan guru senior dalam membimbing penyusunan RPP, adapun hambatan-hambatan dalam melaksanakan supervisi klinis bisa berasal dari guru dan kepala sekolah, faktor-faktor yang mendukung kompetensi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis meliputi “pendidikan dan pelatihan, seminar, diskusi maupun lokakarya tentang supervisi klinis, pertemuan- 5 Sugeng Riyadi, Supervisi Akademik Pengawas Kemenag Dalam Meningkatkan

  Kompetensi Guru Bahasa Arab di Kabupaten Ponorogo, Yogyakarta: Tesis tidak dipublikasikan, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. pertemuan rutin dalam MKKS, studi banding ke daerah yang sudah

  6

  melaksanakan supervisi klinis.” Ali Susin dalam penelitiannya yang berjudul implementasi supervisi akademik terhadap proses pembelajaran, menyimpulkan bahwa “pelaksanaan

  7

  supervisi dalam seluruh mata pelajaran belum berjalan optimal.” hal ini terbukti dari persentase yang diperoleh sebesar 45,27%. Secara pelaksanaan supervisi yang meyangkut aspek pengelolaan pembelajaran berada dalam kategori cukup yaitu 56,37%. Pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek peningkatan kemampuan akademik guru dalam pembelajaran berada dalam kategori cukup yaitu 41%. Pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek pengembangan profesi sebagai guru mata pelajaran oleh supervisor berada dalam kategori kurang yaitu 35,97%.

  Kinerja guru dapat dilihat melalui pelaksanaan supervisi klinis, yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah memiliki peran penting, selain melaksanakan supervisi klinis, kepala sekolah hendaknya memiliki motivasi, sebagaimana hasil penelitian dari Laili Kurniati, yang

  berjudul Pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Purbalingga

  , menyimpulkan bahwa: “pelaksanaan supervisi klinis oleh kepala sekolah sangat baik, hasil perhitungan motivasi kerja kepala sekolah 6 Chui Mi and Lili Ng., “Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan

  Kinerja Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Pada SMA Negeri 2 Sambas”, Jurnal Visi Ilmu Pendidikan (J-VIP) 7, no. 1 (April 5, 2012), 339. 7 Ali Susin, “Implementasi Supervisi Akademik”, Penelitian-Pendidikan 15 (2008), 103

  sangat baik, dan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar, pelaksanaan supervisi klinis dan motivasi kerja kepala sekolah secara

  8 yang berjudul Model supervisi akademik berbasis

  Hasil penelitian Sari

  kemitraan, melalui pendekatan kuantitatif dengan analisis SEM (Structural Equation Model ), bahwa kompetensi pengawas dan komunikasi pengawas tidak

  berpengaruh langsung terhadap supervisi akademik. Komitmen pengawas dan hubungan kemitraan berpengaruh langsung terhadap keefektifan supervisi akademik. Komitmen pengawas dan hubungan kemitraan berfungsi sebagai variabel intervening dari kompetensi pengawas dan komunikasi pengawas terhadap keefektifan supervisi akademik. Kesimpulannya bahwa “supervisi akademik akan terlaksana dengan efektif jika didukung oleh komitmen yang tinggi dari pengawas dan hubungan kemitraan yang baik antara pengawas dan

  9

  guru.” Munculnya pengaruh yang positif dan signifikan efektifitas supervisi pendidikan, bantuan supervisor, kemampuan supervisor secara bersama-sama terhadap kinerja guru ditururkan oleh Isdarmoko,dalam penelitiannya yang

  berjudul Pengaruh pelaksanaan supervisi terhadap kinerja guru pada SMU di Kabupaten Bantul, dengan pendekatan fenomenologis diharapkan pengawas selalu 8 Laeli Kurniati, Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Guru SMK Negeri 1 Purbalingga” Tesis tidak dipublikasikan, (Universitas Negeri Semarang, 2007). 9 Istianah Qudsi Falkhi Taqqiya, Heri Yanto, dkk., “Model Supervisi Akademik Berbasis Kemitraan”, Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah Dan Kepengawasan 1, no. 2 (2014), 178. meningkatkan efektifitas pelaksanaan supervisi khususnya dalam frekuensi kunjungan dan tindak lanjut hasil pelaksanaan supervisi, serta “meningkatkan pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, serta disesuaikan dengan

  10

  kebutuhan yang diharapkan oleh para guru yang memerlukan bantuannya.” Sejauh pengamatan penulis, tesis yang membahas tentang implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam, belum pernah dilakukan. Maka perbedaan tesis penulis dengan tesis yang lainnya bahwa tesis yang ada pada kajian pustaka kebanyakan membahas tentang supervisi akademik, dan supervisi manajerial, sedangkan tesis penulis lebih spesifik membahas tentang supervisi klinis, sehingga penulis terinspirasi pentingnya melakukan penelitian yang berkaitan dengan implementasi model supervisi klinis dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan demikian tesis ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.