PERAN MGMP DAN SUPERVISOR BAGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SMA/SMK KOTA SALATIGA - Test Repository

  

i

PERAN MGMP DAN SUPERVISOR DALAM

SUPERVISI AKADEMIK BAGI PENGEMBANGAN

  

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SMA/SMK

SE-KOTA SALATIGA TAHUN 2016

  Oleh

  

MUH. SUKRON

NIM. M2.14.010

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

Untuk gelar Magister Pendidikan Islam

  

PROGRAM PASCASARJANA

SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016 ii

iii

iv

  

ABSTRAK

Peran MGMP dan Supervisor dalam Supervisi Akademik Bagi

Pengembangan Kompetensi Profesional Guru PAI SMA/SMK Se-Kota

Salatiga Tahun 2016. Tesis. Salatiga

  , Fakultas Tarbiyah, Jurusan PAI Konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam IAIN Salatiga, ‏2016.

  Tujuan penelitian: (1) mengetahui bagaimana kegiatan MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatig; (2) bagaimana peran MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatiga bagi pengembangan kompetensi profesional guru PAI; (3) bagaimana peran Supervisor PAI SMA/SMK Kota Salatiga bagi pengembangan kompetensi profesional guru PAI.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari organisasi dan perilaku yang diamati pada latar alamiah dan individu tersebut secara menyeluruh. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode induktif.

  Pelaksanaan kegiatan MGMP PAI SMA/SMK berjalan baik dengan mengacu pada AD/ART dan program kerja yang disusun oleh pengurus MGMP dengan berbagai kendala yang dihadapi.

  Peran MGMP dalam mengembangkan kompetensi profesional guru PAI: (1) memilih metode pembelajaran yang efektif dan efisien, menentukan metode evaluasi, menertibkan; (2) mengadakan pelatihan metode dan pembuatan perangkat pembelajaran, menyusun kisi-kisi soal, mengkaji buku PAI; (3) mengadakan IHT, memecahkan masalah, serta menentukan cara bimbingan siswa.

  Peran supervisor dalam mengembangkan kompetensi profesional guru PAI adalah: (1) membimbing guru PAI dalam menyusun administrasi pembelajaran; (2) memotivasi untuk aktif mengikuti kegiatan MGMP, mendalami materi, serta meningkatkan kemampuan menggunakan metode pembelajaran dan keterampilan di bidang IT.

  MGMP PAI berperan pada pendalaman materi, penguasaan metode pembelajaran

dan keterampilan menggunakan ICT sedang supervisor pada peningkatan kemampuan pada

pembuatan administrasi. Dengan demikian MGMP mempunyai peran lebih dominan di

bandingkan supervisor dalam mengembangkan kompetensi profesionalisme guru PAI.

v

  

ABSTRACT

The role MGMP and Supervisor in Academic Supervision of Professional

Competence Development For PAI Teachers SMA/SMK Salatiga Year 2016.

Thesis. Salatiga, Faculty tarbiyah, the Department of Supervision of Islamic

Education Concentration PAI IAIN Salatiga, 2016.

  Research purposes: (1) to understand how the activity of MGMP PAI SMA/SMK Salatiga; (2) the role of MGMP PAI SMA/SMK Salatiga for the development of professional competence of PAI teachers; (3) the role of Supervisor PAI SMA/SMK Salatiga for the development of professional competence of PAI teachers.

  This study is a qualitative research that produces descriptive data in the form of words written or spoken of organization and behavior observed and directed at natural background and the individual as a whole. Data were analyzed using the inductive method.

  The implementation of PAI MGMP SMA/SMK goes well with reference to

the AD/ART and work programs drawn up by the board MGMP with various

obstacles .

  The role of MGMP in developing the professional competence of PAI teachers at SMA/SMK Salatiga: (1) to discuss and choose the method of learning effective and efficient, determine the method of PAI evaluation, requires each member MGMP create and submit a learning device; (2) training methods and learning tools manufacture, construct lattice matter, reviewing the PAI book; (3) hold IHT, identify problems solving, and determine how to implement the guidance.

  The role of supervisors in developing the professional competence of PAI teachers are: (1) to guide teachers in preparing PAI learning administration; (2) motivated to be more active to take part in MGMP, steeped in the material, and to improve the ability of the methods and use of ICT skills.

  

vi

  

PRAKATA

  Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda

  Nabi Muhammad sang pembawa risalah Islam, keluarga, sahabat, tabi’in serta seluruh muslimin dan muslimat. Keberhasilan dunia pendidikan tidak bisa diraih dengan mudah, perlu ada intregasi positif dari semua unsur pendidikan termasuk di antaranya pengawas, guru dan organisasi profesi (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Salah satu indikasi keberhasilan pendidikan bisa dilihat dari kompetensi profesional seorang guru. Guru diharapkan senantiasa mengembangkan kompetensinya demi terwujudnya tujuan pendidikan.

  MGMP dan supervisor mempunyai peran yang krusial bagi pengembangan kompetensi profesional guru, maka perlu adanya usaha yang optimal dalam upaya mewujudkan keberadaan MGMP dan supervisor yang efektif demi peningkatan kualitas pendidikan. Tesis ini terdiri dari 5 (lima) bab, mencakup pendahuluan, kajian teori, deskriptif data penelitian, analisis data penelitian dan penutup. Fokus penelitian ini adalah peran MGMP dan supervisi dalam supervisi akademik bagi pengembangan kompetensi profesional guru PAI SMA/SMK se-Kota Salatiga.

  Peneliti menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada semua yang terlibat dalam penelitian ini sehingga tesis ini dapat terselesaikan, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, di antaranya: 1.

  Dr. H. Zakiyudin, M.Ag. selaku pembimbing tesis.

  2. Rektor dan Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga beserta staf.

  3. Segenap dosen Pascasarjana IAIN Salatiga.

  4. Kasi Pakis Kemenag Kota Salatiga dan pengawas PAI SMA/SMK Kota Salatiga.

  5. Kepala sekolah, Ketua MGMP dan seluruh guru PAI SMA/SMK Kota Salatiga 6.

  Teman-teman mahasiswa seperjuangan Program Pascasarjana IAIN, terutama konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam.

  7. Keluarga besar bapak Musa terutama istriku Nurul Faizah dan anakku Nayla Faza Azka Aqila.

  8. Bapak dan Ibu tercinta beserta saudara-saudaraku.

  Peneliti menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan pada tesis ini maka peneliti berharap suatu saat ada peneliti yang bersedia melakukan penelitian yang sejenis guna kemajuan pendidikan.

  Salatiga, Juni 2016 Muh. Sukron NIM. M2.14.010

  

vii

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................ iv PRAKATA ........................................................................................................ vi DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Rumusan dan Batasan masalah ............................................. 5 C. Signifikansi Penelitian .......................................................... 6 D. Kajian Pustaka ...................................................................... 8 E. Metodelogi Penelitian ........................................................... 14 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 22 BAB II MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) A. Pengertian MGMP .............................................................. 23 B. Standar Pengembangan MGMP ........................................... 24

  

viii

  ix C.

  Standar Operasional Penyelenggaraan MGMP ..................... 28 D.

  Supervisi Akademik ............................................................. 34

  BAB III KEGIATAN MGMP PAI SMA/SMK KOTA SALATIGA A. Gambaran umum MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatiga ...... 41 1. Latar belakang ................................................................. 42 2. Visi, Misi dan Tujuan....................................................... 43 B. Kegiatan MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatiga .................. . 43 C. Kendala dalam Pengembangan Kompetensi Guru PAI............ 53 D. Peran MGMP PAI..................................................................... 53 BAB IV PERAN SUPERVISOR BAGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI A. Kegiatan Supervisor.............................................................. 71 B. Pendekatan Supervisor .......................................................... 83 C. Problematika Supervisor ....................................................... 87 D. Solusi Problematika Supervisor ............................................ 94 E. Peran Supervisor ................................................................... 95 BAB V PENUTUP A. Simpulan .............................................................................. 99 B. Saran .................................................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 103

  LAMPIRAN ...................................................................................................... 106 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 142

  x

DAFTAR LAMPIRAN

  

xi

  Lampiran Halaman

  1. Pedoman Wawancara 106

  2. Permohonan Izin Penelitian 107

  3. Surat keterangan Pelaksanaan Penelitian 108

  4. Surat Keterangan Pelaksanaan Wawancara 109

  5. SK Pengurus MGMP PAI SMK Kota Salatiga 221

  6. Susunan Pengurus MGMP PAI Kota Salatiga 223

  7. Instrumen Pemantauan Guru 224

  8. Penilaian Kinerja Guru 226

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari sudut pandangan masyarakat luas, pada hakekatnya guru merupakan wakil

  masyarakat di lembaga pendidikan. Guru merupakan unsur masyarakat yang

  1

  diharapkan mampu mempersiapkan masyarakat sebaik-baiknya. Tujuan pembentukan pemerintahan negara Indonesia, sebagaimana yang tersurat pada pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

  2 kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

  Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang

3

demokratis dan bertanggung jawab.

  Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada sekolah formal. Secara subtansial tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, dan

  4

  menumbuh kembangkan taqwa. Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang 1 Muhammad Surya, Bunga Rampai Guru dan Pendidikan, Jakarta: Balai Pustaka, 2004, 22. 2 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia ketiga.

  paling sempurna dibanding makhluk lain membutuhkan proses pendidikan untuk membina dan mengembangkan potensi dirinya sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk berketuhanan. Filosofi ini sebagaimana tersurat dalam rumusan pengertian pendidikan sebagai berikut:

  “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan 5 yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

  Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diharapkan guru mampu meningkatkan profesionalismenya melalui pelatihan, penulisan karya ilmiah, pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG) maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran

  6

  (MGMP). Dengan demikian KKG dan MGMP memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan profesional guru.

  Pengawas, kepala sekolah dan guru merupakan tenaga pendidik dan kependidikan yang mutlak terstandarisasi kompetensinya secara nasional.

  Karena pengawas, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur yang berperan aktif dalam pendidikan. Guru sebagai pelaku pembelajaran yang secara langsung berhadapan dengan para siswa di ruang kelas, dan pengawas serta kepala sekolah adalah pelaku pendidikan dalam pelaksanaan tugas kepengawasan dan menejerial pendidikan.

  Ketiga unsur tersebut (pengawas, kepala sekolah dan guru) tentunya mempunyai peran masing-masing yang saling mengisi dan melengkapi. Hanya 5 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (1), saja sampai saat ini peran dari ketiga unsur tersebut belum bisa berfungsi dengan maksimal. Masih banyak hal-hal yang perlu dievaluasi dan disempurnakan terutama dalam tataran implemantasi akan tugas dan tanggung jawab yang harus diemban.

  Pemerintah telah menyelenggarakan berbagai macam diklat dan pelatihan untuk semua guru dari tingkat SD, SMP dan SMA/K sederajat, guna meningkatkan pemahaman guru terhadap kurikulum yang diselenggarakan sekaligus meningkatkan profesionalisme guru. Tuntutan tentang pentingnya profesionalisme juga diterangkan oleh Rasulullah dalam haditsnya yang berbunyi:

  ...

اذا : ملسو هيلع للها ى لص للها لوسر لاق : لاق هنع للها ىضر ةريره بىأ نع

  7 . ةعاسلا رظتناف هلها يرغ لىا رملأا دسو

  Di sekolah dasar, ada Kelompok Kerja Guru (KKG), di SMP dan SMA terdapat MGMP (Musyarah Guru Mata Pelajaran. KKG dan MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profcsional guru mata pelajaran, KKG maupun MGMP merupakan wadah yang sangat efcktif untuk peningkatan

  8

  kualitas guru. Dinas Pendidikan Kota juga mendorong agar setiap guru senantiasa aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

  Diharapkan MGMP menyusun dan melaksanakan program kerja sebaik

7 Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Mughirah, Bardizbah Al

  mungkin dengan melibatkan pengawas sebagai pembimbing sekaligus sebagai motivator.

  Untuk mewujudkan peran KKG dan MGMP dalam pengembangan profesionalisme guru, maka peningkatan KKG dan MGMP merupakan masalah

  

9

  yang mendesak untuk direalisasikan. Pelaksanaan pengawasan pendidikan merupakan realisasi dari fungsi manajemen pendidikan. Pengawasan dapat diarahkan pada kegiatan akademik dan administratif (manajerial). Pelaksanaan pengawasan kegiatan akademik yaitu pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan proses pembelajaran yang meliputi pengawasan kegiatan guru pandidikan agama Islam dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran agama Islam.

  SMA dan SMK kota Salatiga berdiri di lingkungan yang penduduknya heterogen, mulai dari PNS, wira usaha, buruh maupun petani. Murid-murid pun juga memeluk agama yang beragam, Islam, Kristen, Katholik dan Budha. Oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam membutuhkan bantuan inovasi dan motivasi serta bimbingan dari Pengawas akademik untuk membantu meningkatkan kinerja mereka.

  Dalam pengamatan penulis yang kemudian menunjukkan kegelisahan, selama ini supervisor dalam melaksanakan tugasnya masih saja memiliki pandangan bahwa kegiatan supervisi merupakan kegiatan inspeksi yang menitik beratkan pada mencari kesalahan guru. Kegiatan yang dilakukan oleh pengawas sebatas monitoring, melihat data-data siswa dan memeriksa administrasi guru.

  Kegiatan MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatiga pun selama ini terasa baru berupa kegiatan rutinitas yang cenderung program kerjanya masih monoton dan terkesan hanya sebatas ajang silaturokhim. MGMP jarang melaksanakan kegiatan berupa pelatihan yang mampu meningkatkan kompetensi profesionalisme guru.

  Dari fenomena di atas kiranya penting bagi para pengawas khususnya pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk melaksanakan tugasnya sebagai supervisor dengan sebaik mungkin, salah satu caranya berupa pemanfaatan kegiatan MGMP yang mampu membantu pelaksanaan supervisi akademik agar tujuan Pendidikan Agama Islam dapat terwujud. Oleh karena itu penulis merencanakan melakukan penelitian dengan judul Peran MGMP dan

  

Supervisor dalam Supervisi Akademik bagi Pengembangan Kompetensi

Profesional Guru PAI SMA/SMK se-Kota Salatiga Tahun 2016 .

A. Rumusan Masalah

  Sesuai pengamatan penulis terdapat beberapa permasalahan dalam kegiatan MGMP dan supervisor PAI SMA/SMK di antaranya sebagai berikut;

  

pertama , kegiatan MGMP baru sebatas ajang silaturrohim; kedua, kurangnya

  respek dan partisipasi guru terhadap kegiatan MGMP; ketiga, supervisor melaksanakan tugasnya baru sebatas inspeksi; dan ke empat, frekuensi kunjungan supervisor masih rendah.

  Penelitian ini dibatasi hanya pada wilayah Kota Salatiga pada tahun 2016. Sasarannya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA/SMK se-Kota Adapun obyek penelitiannya pada peran MGMP dan supervisor dalam supervisi akademik guna pengembangan kompetensi profesional guru PAI SMA/SMK se- Kota Salatiga.

  Agar penelitian dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana kegiatan MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatiga dalam supervisi akademik?

  2. Bagaimana peran MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatiga menunjang pengembangan kompetensi profesional guru PAI?

  3. Bagaimana peran Supervisor PAI SMA/SMK Kota Salatiga bagi pengembangan kompetensi profesional guru PAI?

B. Signifikansi Penelitian

  Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui kegiatan MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatiga dalam supervisi akademik.

  2. Untuk mengetahui peran MGMP SMA/SMK Kota Salatiga yang dapat mengembangkan profesionalisme guru PAI.

  3. Untuk mengetahui peran supervisor SMA/SMK Kota Salatiga yang mampu mengembangkan kompetensi profesional guru PAI.

  Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis Ditinjau dari aspek pengembangan ilmu (teoritis), penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu administrasi pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan studi lanjutan yang relevan dan sebagai bahan kajian tentang upaya peningkatan profesionalisme guru.

  2. Manfaat Praktis Ditinjau dari aspek praktis maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Pengawas PAI Bahwa informasi dan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh, akan dijadikan dasar untuk memberikan masukan kepada para pengawas sekolah yang mudah-mudahan berguna sebagai bahan rujukan dalam menyusun strategi kepengawasan terutama dalam memberikan motivasi terhadap guru agar para guru dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

  b.

  Pengurus MGMP PAI Pengurus MGMP dapat menggunakan hasi penulisan ini sebagai bahan rujukan dalam menyusun strategi pengelolaan kegiatan MGMP yang ideal pada periode berikutnya. c.

  Guru Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran guru terhadap manfaat MGMP dan menjadikan MGMP sebagai wadah untuk menumbuhkan motivasi guna meningkatkan kompetensi profesionalnya secara berkelanjutan.

  d.

  Dinas terkait Hasil penelitian ini dapat meningkatkan bentuk perhatian akan keberlangsungan kegiatan MGMP sehingga dinas terkait (Kementrian Agama) akan lebih perduli dan berupaya untuk memberikan fasilitas dalam rangka memajukan MGMP demi peningkatan profesionalisme guru.

C. Kajian Pustaka 1.

  Penelitian Terdahulu Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu penulis melakukan kajian pustaka dari penelitian-penelitian terdahulu baik yang berupa jurnal maupun tesis.

  Sadi (2014), dalam penelitiannya yang berjudul Keaktifan Mengikuti MGMP dan Etos Kerja terhadap Kinerja Guru PAI SMP di Kabupaten Wonosobo, berkesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan

  mengikuti MGMP dengan GPAI SMP di Kabupaten Wonosobo, sehingga apabila keaktifan mengikuti MGMP baik, maka kinerjanya akan meningkat, demikian sebaliknya. Terdapat pula hubungan antara etos kerja dan kinerja

  GPAI SMP Kabupaten Wonosobo. Semakin tinggi etos kerja, maka semakin

  10 meningkat kinerjanya, demikian sebaliknya.

  Sholikhah (2015), dalam tesisnya yang berjudul Kegiatan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (KKG PAI SD) dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Kotagede Yogyakarta berkesimpulan bahwa Ketercapaian kinerja ialah pemberian

  motivasi kerja, bentuknya berupa pembinaan langsung dari pengawas, kegiatan KKG yang mampu memotivasi kinerja para guru antara lain adalah kegiatan studi banding, kegiatan sosial dan lesson study. Keaktifan guru dalam kegiatan KKG PAI mempengaruhi kinerja yang dihasilkan di sekolah tempat tugas masing-masing. Guru yang aktif akan mendapat banyak

  11 manfaat dari berbagai kegiatan KKG.

  Retoliah (2014),dalam penelitiannya yang berjudul Kinerja Pengawas dalam Meningkatkan Kinerja Guru PAI di Kota Paluberkesimpulan bahwa

  Kinerja pengawas PAI dalam pelaksanaan program kepengawasan hasilnya bervariasi, ada beberapa pengawas PAI yang berhasil dengan baik, mereka bekerja keras sesuai dengan fungsi dan wewenangnya. Selain itu beberapa pengawas bekerja tidak maksimal karena adanya hambatan di lapangan

  12 karena adanya dualisme pengawasan.

  10 Sadi, “Keaktifan Mengikuti MGMP dan Etos Kerja terhadap Kinerja Guru PAI SMP

di Kabupaten Wonosobo”, Jurnal Pendidkan Agama Islam, Volume 1 Nomor 2, (Desember

2014), 42-43. 11 Sholikhah, Kegiatan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar

  

(KKG PAI SD) dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan

  Raden Roro Suci Nurdiyanti (2013), dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) terhadap Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru serta Implementasinya pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung, berkesimpulan bahwa semakin efektif penyelenggaraan MGMP semakin

  tinggi kompetensi profesional guru ekonomi di Kota bandung. Efektifitas MGMP berpengaruh secara positif terhadap kompetensi pedagogik guru.

  Artinya Semakin efektif penyelenggaraan MGMP semakin tinggi

  13 kompetensi pedagogik guru ekonomi di Kota Bandung.

  Arif Rahman (2013), dalam penelitiannya yang berjudul Pola Pembinaan Peningkatan Profesionalitas Guru SMK Kota Medan

  Kunci sukses implementasi pola pembinaan profesional guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kota Medan berkesimpulan bahwa pemberdayaan selurh komponen baik internal maupun eksternal sekolah. Pemberdayaan seluruh komponen bertujuan menciptakan sinergi dalam nenentukan tujuan dan program pembinaan profesionalitas guru SMK. Dengan keterlibatan semua unsur terkait dalam menentukan tujuan dan program pembinaankemampuan profesional guru maka keberlangsungan pembinaan dan harapan stakeholder mengenai guru

14 SMK dapat terpenuhi.

  Ani Widayati (2013), dalam penelitiannya yang berjudul Studi tentang Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran dalam Meningkatkan Profesionalisme 13 Raden Roro Suci Nurdiyanti, Pengaruh Manajemen Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) terhadap Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Guru serta

Implementasinya pada Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri se-Kota

  Guru Akutansi SMK di Yogyakarta berkesimpulan bahwa program kerja MGMP

  disusun tiap tahun dan diadakan evaluasi setiap akhir tahun. Kendala yang dihadapi MGMP adalah pendanaan yang belum optimal dan pengaturan waktu untuk pelaksanaan program kerja relatif sulit. Usaha yang dilakukan oleh MGMP untuk mengatasi kendala adalah dengan mengadakan iuran bagi guru-guru agar program kerja dapat terlaksana dan menggunakan

  15 waktu libur sekolah untuk pelaksanaan program kerja.

  Tri Martiningsih (2008) dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh Supervisi Akademik dan Partisipasi Guru dalam KKG (Kelompok Kerja Guru) terhadap Kompetensi Profesional Guru SD di Kecamatan Pekalongan Utara berkesimpulan bahwa semakin baik persepsi guru terhadap supervisi akademik akan diikuti

  dengan semakin tingginya kompetensi guru profesional SD di kecamatan Pekalongan Utara. Semakin baik partisipasi guru dalam KKG akan diikuti dengan semakin tingginya kompetensi profesional guru SD di kecamatan

16 Pekalongan Utara.

  Menurut penulis, secara umum penelitian-penelitian di atas belum bisa mewakili peran MGMP Pendidikan Agama Islam dan supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru, karena penelitian tersebut dilakukan di tempat atau lokasi yang punya karakteristik berbeda dengan Kota Salatiga.

15 Ani Widayati, “Studi tentang Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran dalam

  

Meningkatkan Profesionalisme Guru Akutansi SMK di Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan

Akutansi Indonesia, Vol. IX, No.1, (Maret 2013), 27-28.

D. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Dilihat dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk kategori penelitian lapangan (field research), yang berarti sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif atau studi

  17

  lapangan. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak bisa dipakai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-

  18

  cara kuantifikasi. Penelitian ini menekankan pada quality atau hal terpenting suatu barang atau jasa yang berupa kejadian, fenomena dan gejala sosial yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi pengembangan konsep

  19 teori.

  Pada penelitian lapangan ini peneliti terlibat langsung dalam berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatiga. Tidak ada hitungan matematika ataupun statistik yang rumit, tidak ada hipotesis deduktif yang abstrak. Sebaliknya, adanya interaksi sosial atau tatap muka langsung dengan subyek penelitian dalam suatu lingkungan tertentu. Data dikumpulkan dari hasil observasi terhadap segala kegiatan tersebut.

  17 18 Azwar Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, 21.

  Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,

  2. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SMA dan SMK se-Kota Salatiga (kecuali SMA/SMK Kristen) yang berjumlah 19 sekolah dengan 47 guru dan 2 pengawas PAI. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan Mei 2016. Tidak semua dari 19 sekolah 47 guru dijadikan subyek penelitian. Untuk sekolah peneliti menggunakan model sample yang mewakili kriteria sekolah dengan mutu pendidikan tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan untuk guru dengan kriteria guru PNS dan non PNS.

  Peneliti memilih Kota Salatiga karena Kota Salatiga mempunyai ciri khusus yang belum tentu dijumpai pada kota/kabupaten lain. Ciri khusus tersebut di antaranya berupa persaingan antar guru (Islam dan non Islam) di sekolah dalam menanamkan keimanan pada diri siswa. Hal ini terjadi dimungkinkan karena jumlah guru dan siswa yang non muslim mencapai 20%. Fakta ini tercermin di SMA Negeri 3 Salatiga tempat peneliti mengajar.

  3. Data Penelitian Bahan atau materi penelitian terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan baik data primer maupun data sekunder. Data primer berasal dari kegiatan di lapangan MGMP GPAI SMA/SMK Kota Salatiga, sedang data sekunder berupa hasil wawancara dengan pengawas, guru PAI, siswa dan instansi yang terlibat dalam Pendidikan Agama Islam.

  4. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penulisan, karena tujuan utama dari penulisan adalah mendapatkan

  20

  data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: a.

  Teknik Wawancara Dalam penelitian ini peneliti menerapkan teknik wawancara mendalam (depth interview) karena teknik ini merupakan teknik pengumpulan data yang khas dalam penelitian kualitatif.

  Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan. Pertama; dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subyek yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam subyek penelitian. Kedua; apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini dan juga masa mendatang.

  Dengan melakukan wawancara peneliti berusaha untuk menggali informasi dari guru PAI, pengawas PAI dan kepala sekolah tentang pernik-pernik pelaksanaan kegiatan MGMP dan supervisi akademik yang mencakup keaktifan dan respek anggota terhadap kegiatan MGMP, efektivitas kegiatan MGMP dan supervisi akademik, serta peran MGMP dan supervisor dalam supervisi akademik bagi pengembangan kompetensi profesional guru. b.

  Teknik Pengamatan/Observasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, mencakup proses

  21

  pengamatan dan ingatan. Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat,

  22 pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik observasi yaitu observasi partisipatif dan observasi terus terang atau samar (gabungan obervasi terus terang dan samar). Yang dimaksud dengan observasi partisipatif adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala-gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh warga yang

  23 diteliti.

  Adapun yang dimaksud dengan observasi terus terang, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada subyek penelitian sebagai sumber data. Subyek penelitian mengetahui dari awal sampai akhir tentang aktifitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam melaksanakan observasi. Hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan secara terus terang, peneliti tidak diizinkan untuk melaksanakan observasi.

  Peneliti melakukan observasi pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP dan pengawas PAI. Peneliti juga melaksanakan kunjungan kelas untuk mengamati proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Dari hasil observasi tersebut diharapkan peneliti mendapatkan data-data tentang pelaksanaan kegiatan MGMP, teknik supervisi yang dilakukan pengawas dan kompetensi profesional yang dimiliki guru PAI.

  c.

  Teknik Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

  Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

  24 wawancara dalam penelitian kualitatif.

  Dengan teknik dokumentasi peneliti dapat memperoleh data berupa AD/ART MGMP, struktur organisasi, program kerja, foto-foto kegiatan, notulen kegiatan, daftar hadir peserta kegiatan dan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus MGMP. Selain itu peneliti juga mengambil data berupa program kerja pengawas, catatan-catatan pengawas dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik dan penilaian kinerja guru PAI.

  d.

  Triangulasi Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

  25

  pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi data berarti menggunakan bermacam-macam data, menggunakan lebih dari

  26 satu teori, berbagai teknik analisa dan melibatkan beberapa peneliti.

  Triangulasi data ini diterapkan oleh peneliti saat mendapatkan data yang bebeda dari hasil wawancara pada sumber data yang berbeda, yaitu dengan cara mengkroscek dokumentasi yang ada sehingga dari dokumen tersebut peneliti bisa mengetahui manakah data yang lebih falid.

  Dengan demikian triangulasi bisa dipahami sebagai pengecekan data di lapangan yang diperoleh dari wawancara kemudian di cross-

  check dengan observasi dan dibuktikan lagi dengan data dokumen. Oleh

  karena itu peneliti menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama atau bisa mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

5. Metode Analisis Data

  Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti merujuk pada Model Miles dan Huberman, yaitu aktifitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

  reduction (merangkum, memilih dan memilah data), data display (penyajian

  data) dan conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan dan

  27 verifikasi) .

  Agar lebih jelas proses kegiatan dari analisis data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

  28 Gambar model analisis interaktif (interactive model)

  Dari gambar tersebut dapat dipahami bahwa data yang telah didapatkan dikumpulkan semua, kemudian disajikan satu persatu, setelah itu membuat rangkuman dengan memilah dan memilih data, langkah selanjutnya adalah mengambil kesimpulan dari data yang telah didapat.

6. Keabsahan Data

  Untuk menentukan validitas data peneliti menggunakan model triangulasi, yaitu mengulang atau klarifikasi dengan aneka sumber, dan jika yang diperlukan triangulasi data dapat dilakukan dengan cara mencari data-data

  29

  yang lain sebagai pembanding. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

  30 keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

  Dalam penelitian ini peneliti mengecek data hasil wawancara dengan pengawas, guru Pendidikan Agama Islam dan kepala sekolah tentang peran MGMP dalam supervisi akademik terhadap peningkatan kompetensi profesional Guru PAI SMA/SMK se-Kota Salatiga, kemudian penulis menyesuaikannya dengan dokumen berbentuk instrumen yang ada.

E. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pembahasan dalam tesis ini, maka peneliti membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjadi dasar akan penulisan ini. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, signifikansi penulisan (tujuan dan manfaat), kajian pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II mengulas tentang kajian teori Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), supervisi akademik, dan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam.

  Bab III berupa deskripsi data penelitian, menyajikan profil organisasi MGMP PAI SMA/SMA Kota Salatiga, serta pelaksanaan kegiatan MGMP PAI SMA/SMK Kota Salatga dalam pengembangan kompetensi guru PAI. Bab IV analisis data dan hasil penelitian, pada bab ini peneliti menganalisisperan supervisor dalam supervisi akademik dan implikasinya bagi pengembangan kompetensi profesional Guru PAI SMA/SMK se-Kota Salatiga.

  Bab V merupakan bab penutup. Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Dalam bab ini peneliti akan menyimpulkan hasil penelitiannya. Selain itu peneliti akan memberikan saran-saran kontruktif terkait peran MGMP dan supervisor dalam mengembangkan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam.

BAB II KERANGKA TEORI A. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) 1. Pengertian MGMP PAI KKG dan MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profcsional guru

  mata pelajaran, KKG maupun MGMP mcrupakan wadah yang sangat efcktif

  31 untuk peningkatan kualitas guru.

  Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam disingkat MGMP PAI adalah kegiatan profesional untuk membina hubungan kerjasama secara koordinatif dan fungsional antara sesama guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas pada SLTP dan SLTA.

  MGMP mcrupakan wadah yang sangat efcktif untuk peningkatan

  32

  kualitas guru. MGMP dapat diartikan sebagai proses interaksi edukatif antara guru mata pelajaran tertentu yang menekankan pada prinsip musyawarah.

  Prinsip musyawarah ini sangat dianjurkan dalam Islam, sehingga harus senantiasa ditegakkan. Sebagaimana firman Allah dalam QS: Ali Imran ayat 159; .

  ... وَ وِلكِّ وَووَفَتهُ رْلا بُّ وِهُ وَهكَّللا كَّ وِ وِهكَّللا ىوَلوَع رْلكَّ وَووَفَتوَفَف وَ رْموَ وَع اوَذوِ وَف وِررْموَلأرْا وِ رْمهُهرْروِواوَ وَو Terjemahnya: ... dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

  Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada 31 Mulyana A.Z, Rahasia Menjadi Guru Hebat: Memotivasi Diri Menjadi Guru Luar

  Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-

33 Nya.

  Ayat tersebut menekankan pentingnya musyawarah dalam segala urusan, termasuk MGMP PAI sebagai suatu wadah bagi para guru untuk saling bertukar pikiran, bertukar pengalaman dan memecahkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan tugas profesional guru. Dalam hal ini, musyawarah merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan dalam memberdayakan MGMP PAI sebagai wahana dalam pengembangan profesi guru, karena profesionalisme guru semestinya mencerminkan keahlian dalam pelaksanaan tugasnya.

  Dalam kaitannya, MGMP PAI yang merupakan tempat kegiatan guru- guru PAI untuk melaksanakan musyawarah dalam upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan mengajar, guru dapat berdiskusi untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Dengan saling bertemunya sesama guru PAI yang difasilitasi oleh pengurus MGMP serta adanya pendampingan dari pengawas PAI tentunya akan menimbulkan interaksi yang positif. Pemasalahan yang dihapadi oleh masing-masing guru dapat didiskusikan baik secara formal ataupun sekedar obrolan santai yang bisa memberikan solusi akan masalah yang dihadapi berkenaan dengan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah masing-masing.

  Indikator dari MGMP meliputi dua standar yaitu standar pengembangan dan standar operasional. Standar pengembangan di antaranya adalah melakukan penelitian, penulisan karya ilmiah, seminar, lokakarya dan penerbitan jurnal.

  34 Adapun standar operasional yaitu mencakup penyusunan draft awal program, pembahasan program, revisi program dan finalisasi program.

  35 2.

   Standar Pengembangan MGMP

  Dalam pengembangan MGMP ada hal-hal pokok yang menjadi standar yaitu: a.

  Standar Program 1)

  Menyusun program MGMP dimulai dari menyusun Visi, Misi, Tujuan, sampai kalender kegiatan.

  2) Program MGMP terdiri dari program rutin dan program pengembangan.

  3) Program rutin sekurang-kurangnya terdiri dari: a) Diskusi permasalahan pembelajaran; b) Penyusunan silabus, Program

  Semester, dan Rencana Program Pembelajaran; c) Analisis kurikulum; d) Penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran; dan d) Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi Ujian Nasional. 4)

  Program pengembangan dapat dipilih sekurang-kurangnya tiga dari kegiatan-kegiatan tersebut: a) Penelitian; b) Penulisan Karya Tulis Ilmiah; c) Seminar, lokakarya, colloquium (paparan hasil penelitian) 34 Direktorat Profesi Pendidik, Standar Pengembangan, ..., 7. 35 Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan, Standar

  dan diskusi panel; d) Pendidikan dan pelatihan berjenjang; e) Penerbitan jurnal MGMP; e) Penyusunan website MGMP; f) Forum MGMP; g) Kompetisi kinerja guru; h) Peer coaching; i) Lesson

  study ; j) Professional Learning Community; k) TIPD (Teacher Internatonal Professional )/kerja sama MGMP internasional) dan

  36 Global Gateway (kemitraan lintas negara).

  b.

  Standar Organisasi 1)

  Organisasi MGMP terdiri dari: pengurus dan anggota. SK pengesahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan mempunyai AD/ART. 2)

  Pengurus MGMP terdiri dari: Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Bidang, dipilih oleh anggota berdasarkan AD/ART.

  3) Anggota KKG terdiri dari guru kelas, guru agama dan guru penjaskes di SD/MI.

  4) Anggota MGMP terdiri dari guru mata pelajaran di SMP/MTs,

  37 SMA/MA, SMK/MAK, SLB/MALB.

  c.

  Standar Pengelolaan 1)

  Pengelolaan keseluruhan program MGMP menjadi tanggung jawab ketua MGMP.

  2) Pelaksanaan masing-masing program dilakukan oleh panitia yang dipimpin oleh seorang penanggung jawab berdasarkan surat keputusan ketua MGMP.

  3) Pelaksanaan masing-masing program berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang disusun oleh pengurus MGMP.

  4) Panitia membuat proposal kegiatan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan dan evaluasi kegiatan.

  38