PENURUNAN LIBIDO PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA (DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT) TERHADAP POLA ADAPTASI SEKSUAL DENGAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI CALLISTA ROY (Studi di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro) - STIKES Insan Cende

  

SKRIPSI

PENURUNAN LIBIDO PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA

(DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT) TERHADAP POLA ADAPTASI

SEKSUAL DENGAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI CALLISTA ROY

  

(Studi di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro)

NURGIANTI

13.321.0041

  

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

PENURUNAN LIBIDO PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA

  (DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT) TERHADAP POLA ADAPTASI

SEKSUAL DENGAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI CALLISTA ROY

  

(Studi di Dusun Dondong Desa Dondong Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro)

SKRIPSI

  Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

  

NURGIANTI

13.321.0041

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Bojonegoro 02 November 1995 dari Bapak Suyitno dan Ibu Suranti. Penulis merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara.

  Pada tahun 2001 penulis lulus dari TK RA Kartini Gedongarum, tahun 2007 penulis lulus dari SD Negeri Gedongarum, tahun 2010 penulis lulus dari SMP Negeri 1 Kanor, tahun 2013 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro dan tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKES “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih Program Studi Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKES “ICME” Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, juni 2017

  Nurgianti

PENURUNAN LIBIDO PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA (DEPO MEDROXY

  

DENGAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI CALLISTA ROY

(Studi di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor kabupaten

Bojonegoro)

Muarrofah*Nurgianti**Dwi Prasetyaningati***

  

ABSTRAK

Penurunan libido sering terjadi pada akseptor KB suntik DMPA. Penurunan libido akan

berdampak langsung terhadap hubungan seksual berupa ketidaknyamanan, perasaan tidak

aman dan rasa khawatir tak mendapat perhatian dari pasangan yang membuat individu

melakukan berbagai macam adaptasi seksual. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

ada pengaruh penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA terhadap pola adaptasi

seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy di dusun Dondong desa

Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro.Desain penelitian adalah cross

sectional. Populasi pada akseptor KB suntik DMPA yang mengalami penurunan libido di

dusun Dondong sebanyak 42 responden dengan sampel adalah 38 responden dengan

metode simple random sampling. Variabel independen yaitu penurunan libido pada

akseptor KB suntik DMPA dan variabel dependen yaitu pola adaptasi seksual.

Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data menggunakan

editing, coding, scoring, tabulating serta uji statistiknya menggunakan uji regresi linier

α=0,05 dengan program aplikasi SPSS 24.Hasil penelitian menunjukkan penurunan libido

sedang 15 responden (39,5%), dan pola adaptasi seksual inefektif 23 responden (60,5%).

  Hampir setengah responden mengalami penurunan libido sedang dengan pola adaptasi seksual inefektif sejumlah 13 responden (34,2%), dengan uji regresi linier α=0,05 dan hasil p value = 0.001 diterima.Kesimpulannya adalah ada pengaruh antara ≤ 0,05 sehingga H

  1

penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA terhadap pola adaptasi seksual dengan

pendekatan model adaptasi Callista Roy.

  Kata kunci : KB Suntik DMPA, Penurunan Libido, Pola Adaptasi Seksual.

  

DECREASED OF LIBIDO TO ACCEPTORS’ FAMILY PLANNING DMPA INJECTION (DEPO

MEDROXY PROGESTERON ASETAT) TOWARD THE PATTERN OF SEXUAL ADAPTATION BY

APPROACHING OF CALLISTA ROY ADAPTATION MODEL

  

(The Study at Dondong hamlet, Gedongarum village, Kanor district and Bojonegoro regency)

ABSTRACT

Decreased of libido is common happens to acceptor’s family planning DMPA injection.

Decreased of libido have direct impact to sexual intercourse such as inconvenience, feeling of

insecurity and worry does not get attention from their couple which make individual

does various sexual adaptations. The purpose of this study is to knoe the influences of

decreased of libido to acceptor’s family planning DMPA injection toward the pattern of

sexual adaptation by approachin of Callista Roy adaptation model in Dondong hamlet of

Gedongarum village Kanor district, Bojonegoro regency.The study design was cross

sectional. Population on DMPA injection acceptor who decreased libido in Dondong

hamlet as much as 42 respondents with sample is 38 respondents with simple random

sampling method. The independent variable is the decrease of libido in DMPA injection

acceptor and the dependent variable is the pattern of sexual adaptation. Data collection

using questionnaires. Data processing techniques using editing, coding, scoring, tabulating

and statistical tests using linear regression test α = 0.05 with SPSS 24 aplication

program.The results showed decreased libido was 15 respondents (39.5%), and the patters of

sexual adaptation inefective 23 respondents (60.5%). Almost half of the respondents

experienced a decrease in moderate libido with ineffective sexual adaptation pattern of 13

respondents (34.2%), with linier regression test α = 0.05and p value = 0.001 ≤ 0.05 so that

  

H was accepted.The conclusion is that there is an influence between decreasing libido in

1 DMPA injection acceptor toward sexual adaptation pattern with approach of Callista Roy adaptation model.

  Keywords: DMPA injection, Decreased libido, sexual adaptation pattern.

  

Motto

Serius, santai, bertanggung jawab dan optimis.

  Serius maksudnya selalu berkomitmen dengan apa yang sudah diucapkan. Santai maksudnya menyelesaikan masalah dengan suatu ketenangan tanpa emosi. Bertanggung jawab maksudnya selalu menerima suatu konsekuensi setiap tindakan. Optimis maksudnya terarah tidak mudah terpengaruh dengan sesuatu yang baru dan tenar. (penulis)

  

PERSEMBAHAN

  Allhamdulilah, allhamdulilahirobil’alamin Sujud syukur ku persembahkan kepadamu tuhanku yang maha agung, maha adil, maha penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang selalu berfikir, berilmu, beriman, bersyukur, dan besabar menjalani kehidupan yang fana ini. Semoga keberhasilan kecil ini menjadi satu langkah awal untukku meraih cita-cita besarku. Ku persembahkan karya tulis ini untukmu : 1.

  Ibuku Suranti dan ayahku Suyitno, terima kasih yang sebesar-besarnya atas keringat yang engkau keluarkan untuk anak mu demi cita-citanya.

  2. Kakakku Kadri dan keponakanku Arkanata, terima kasih atas support dan dukungannya untukku meraih kesuksesan ini.

  3. Calon imam ku kelak Eko Susanto, terima kasih atas semua dukungan dan motivasi yang kau berikan untuk aku, terima kasih atas semua pengorbananmu dan ketulusanmu dalam mendampingi perjalanan hidupku 4 tahun terakhir.

  4. Terima kasih untuk sahabat sekaligus teman sekamarku Dwi Nurjannah, yang sudah menemani perjalanan ku selama 3 tahun disini, kau lah satu- satunya sahabat yang bisa mengerti dan memahami setiap lekuk kehidupanku.

  5. Kakak kelas seperjuangan yang ada dikos mbk Ihda dan Mbk Umi Terima kasih untuk semua masukan-masukan yang kau berikan terhadapku, semoga kita bisa dilancarkan semua keinginan-keinginan yang kita impikan.

6. Teman-teman STIKes ICME satu angkatan khususnya kelas A, terima kasih sudah berjuang bersama, kesuksesan ini tak akan ada tanpa kalian semua.

KATA PENGANTAR

  Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan rasa puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

  menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penurunan Libido Pada Akseptor KB Suntik

DMPA (Depo Medroxy Progesteron asetat) Terhadap Pola Adaptasi Seksual dengan

Pendekatan Model Adaptasi Callista Roy (di Dusun Dondong Desa

  Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro)” dengan baik.

  Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada H.Bambang Tutuko, S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku Ketua STIKes ICME Jombang, Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Muarrofah, S.Kep.,Ns.,M.Kes. selaku pembimbing pertama yang selalu memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi, Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku pembimbing kedua yang selalu membantu memberikan bimbingan mengenai penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga kepada Ayah, Ibu, dan teman-teman semuanya atas bantuan doa dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Semoga skripsi ini dapat disetujui, bermanfaat bagi semuanya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan.

  Juni 2017

  Jombang, Penulis

  

DAFTAR ISI

i

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................

  ........................................................................................ ii HALAMAN JUDUL DALAM

  ....................................................................... iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................ iv

.........................................................................

  

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI v

........................................................................................................... vi

  RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................................... vii

  ABSTRAK ...................................................................................................................... ABSTRACT viii

  ................................................................................................................................ ix MOTTO ............................................................................................................... PERSEMBAHAN x

  

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... xi

...................................................................................................................... DAFTAR ISI xii

  ........................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ....................................................................................................... DAFTAR GAMBAR xv .................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN xvi xvii DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN .................................................................................................

  1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ........................................................................................................

  1 ..................................................................................................

  1.2 Rumusan masalah 4 1.3 Tujuan penelitian ...................................................................................................

  4 1.4 Manfaat penelitian .................................................................................................

  5 .......................................................................................

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  6 2.1 Konsep KB suntik ....................................................................................................

  6 .....................................................................................

  2.2 Konsep KB suntik DMPA 9 ........................................................................................................

  2.3 Konsep libido 13 2.4 Konsep pola adaptasi seksual .............................................................................

  27 .......................................................................

  43 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ...........................................................................................

  43 .................................................................................................................

  3.2 Hipotesis

  44

  BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................................

  55

  72 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

  6.2 Saran ........................................................................................................................

  72

  6.1 Kesimpulan ............................................................................................................

  72

  65 BAB 6 PENUTUP ............................................................................................................

  58 5.2 Pembahasan ............................................................................................................

  58 5.1 Hasil penelitian ......................................................................................................

  57 BAB 5 PEMBAHASAN ..................................................................................................

  4.11 Keterbatasan penelitian ........................................................................................

  56

  4.10 Etika penelitian ......................................................................................................

  4.9 Analisa data ............................................................................................................

  45 4.1 Desain Penelitian ...................................................................................................

  51

  50 4.8 Pengumpulan data .................................................................................................

  4.7 Instrumen penelitian .............................................................................................

  50

  4.6 Definisi operasional ..............................................................................................

  49

  48 4.5 Identifikasi variabel ..............................................................................................

  4.4 Kerangka kerja .......................................................................................................

  45

  4.3 Populasi, sampel, sampling .................................................................................

  45

  45 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................

  74 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

  5.6 Karakteristik responden berdasarkan penurunan libido ...........................

  5.11Uji regresi linier ................................................................................................

  64

  63 5.10 Uji linieritas ......................................................................................................

  5.9 Uji normalitas one-sample kolmogrov-smirnov test .................................

  62

  5.8 Tabulasi silang penurunan libido terhadap pola adaptasi seksual ..........

  61

  61 5.7 Karakteristik responden berdasarkan pola adaptasi seksual ....................

  60

  4.1 Definisioperasional ..........................................................................................

  60 5.5 Karakteristik responden berdasarkan siklus haid ......................................

  5.4 Karakteristik responden berdasarkan peningkatan berat badan ..............

  60

  5.3 Karakteristik responden berdasarkan waktu bekerja dalam sehari ........

  59

  59 5.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ......................................

  5.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ................................................

  50

  64

  

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman 2.1 Gambar sistem adaptasi sister Callista Roy ...............................................

  32 ....................................................................

  2.2 Gambar rentang respon seksual

  39 .......................................................................................

  3.1 Kerangka konseptual 43 4.1 Kerangka kerja .................................................................................................

  48

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Lembar Permohonan Calon Responden

  2. Lembar Persetujuan sebagai Responden

  3. Ksi-kisi kuesioner 4.

  Kuesioner data umum

  5. Kuesioner penurunan libido 6.

  Kuesioner pola adaptasi seksual 7. Perhitungan skor kuesioner

  8. Tabulasi data umum 9.

  Tabulasi penurunan libido

  10. Tabulasi pola adaptasi seksual

  11. Jadwal proposal penelitian

  12. Hasil uji SPSS 13.

  Lembar pernyataan dari perpustakaan 14. Lembar surat studi pendahuluan

  15. Lembar surat BAKESBANGPOL 16.

  Lembar surat DINKES

  17. Lembar surat Kecamatan

  18. Lembar surat balasan Kepala desa 19.

  Lembar persetujuan sidang proposal

  20. Lembar pengesahan sidang proposal 21.

  Lembar konsultasi

DAFTAR LAMBANG

  1. H1 : hipotesis alternatif 2. % : prosentase 3. : alfa (tingkat signifikansi)

   4. ≤: lebih kecil sama dengan 5.

  =: sama dengan 6. n: jumlah sampel

  7. p : p-value (nilai signifikasi) 8. > : lebih besar 9. < : lebih kecil

DAFTAR SINGKATAN

  ACTH :Adrenocorticotropic Hormone ASI :Air Susu Ibu Badilag :Badan Peradilan Agama BKKBN :Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Cit :Citato CRF :Corticotropin-Releasing Factor DMPA :Depo Medroxy Progesterone Acetat DSM :Diagnostic and Stastitical Manual of Mental Disorder FSFI :Female Sexual Function Index HIV : Human Immunodeficienty Virus

  ICD :International Stastical Classificatoin of Deseases and Related

  ICMe : Insan Cendekia Medika KB : Keluarga Berencana KIE :Komunikasi, Informasi dan Edukasi LSD :Lisergat Dietilamida MA :Mahkamah Agung Mg :Mili Gram PH :Potensial Hidrogen PMS :Pre Menstrual Syndrom RCT :Randomized Controlled Tiral STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan WHO :World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

  KB suntik menjadi daya tarik bagi pasangan yang mengikuti program kehamilan karena kelebihannya hingga mencapai 99%. KB suntik memiliki banyak efek samping yang salah satunya adalah penurunan libido terutama pada KB suntik DMPA (KB suntik 3 bulan) (Ichwanul, 2015 cit. Aisyah, 2015).

  Penurunan libido akan berdampak langsung terhadap hubungan seksual berupa ketidaknyamanan, perasaan tidak aman dan rasa khawatir tak mendapat perhatian dari pasangan yang membuat individu melakukan berbagai macam adaptasi seksual (Hamid, 2008). Hubungan seksual dalam keluarga merupakan puncak keharmonisan dan kebahagiaan, oleh karena itu kedua pihak harus dapat menikmatinya bersama. Ketidakpuasan seks dapat menimbulkan perbedaan pendapat, perselisihan dan akhirnya perceraian (Manuaba, 2010).

  Di Indonesia suntik KB merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak

diminati yaitu sekitar 17.104.340 (47,78%) dari seluruh peserta KB aktif sebanyak

35.795.560 (75,10%) pengguna (BKKBN, 2016). Berdasarkan data profil kesehatan

kabupaten Bojonegoro tahun 2015 menyatakan bahwa dari 83,36% penggunaan KB

hormonal terdapat 63,7% pengguna KB suntik. Hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Aisyah (2015) menunjukan bahwa penggunaan KB suntik dalam

jangka panjang > 2 tahun dapat mengakibatkan penurunan libido. Berdasarkan data

dari Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) bahwa dalam

rentang 2009-2014, dari 2 juta pasangan yang mencatatkan perkawinannya dalam sekitar 15% yang mengakhiri perkawinan mereka di meja sidang perceraian. Bahkan di beberapa daerah seperti Indramayu dan Banyuwangi, angkanya melebihi rerata nasional, terdapat lima faktor dan yang paling tertinggi disebabkan karena tidak ada keharmonisan sebanyak 97.615 kasus termasuk adanya masalah kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi.

  Studi pendahuluan peneliti dengan cara wawancara yang didampingi oleh kader

kepada 55 akseptor KB Suntik yang telah menggunakan KB suntik DMPA (KB

suntik 3 bulan) selama 2 tahun di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan

Kanor Kabupaten Bojonegoro. Penurunan libido diketahui dengan wawancara

menggunakan kuesioner FSFI per kategori dengan satu pertanyaan dalam setiap

parameter pada semua akseptor KB suntik. Hasil dari wawancara ditemukan 42

akseptor yang cenderung mengalami penurunan libido. Akseptor yang mengalami

penurunan libido diambil 4 orang kemudian peneliti melakukan wawancara kepada 4

orang tersebut untuk mengetahui bagaimana respon pola adaptasi seksual yang terjadi

dengan cara menggunakan kuesioner pola adaptasi seksual. Hasil dari wawancara

diketahui dari 4 akseptor KB tersebut ada 3 akseptor

  yang mengalami respon pola adaptasi seksual inefektif dengan skor ≤ median dan hanya 1 orang yang memiliki respon adaptif dengan skor > median. Peneliti melakukan wawancara secara langsung bahwa memang mereka merasa malas untuk berhubungan seksual dan hanya berdasarkan tanggung jawab sebagai seorang istri, mereka merasa kesakitan/nyeri pada saat senggama, mereka sering kali menolak ajakan suami untuk berhubungan seksual.

  Penurunan keinginan seksual (libido) pada akseptor KB suntik meskipun panjang dapat timbul karena faktor perubahan hormonal terutama KB suntik DMPA (KB suntik 3 bulan) yang memiliki efek progesteron yang tinggi, sehingga terjadi pengeringan pada vagina yang menyebabkan nyeri saat bersenggama dan pada akhirnya menurunkan keinginan gairah seksual (David, 2012). Pendekatan teori adaptasi Callista Roy ini diterapkan dalam perubahan pola adaptasi seksual pada perubahan tersebut maka terjadilah respon pasangan untuk menyesuaikan diri dan timbullah stimulasi yang mencetuskan terjadinya perubahan pada diri seseorang. Perubahan pada diri ini merupakan sebuah input, yang terbagi menjadi tiga tingkat yaitu stimulus fokal, kontekstual dan residual, dengan input tersebut timbul respon manusia untuk mempertahankan diri dengan pertahanan internal yang terdiri dari sistem regulator dan sistem kognator. Kedua sistem tersebut diterapkan kedalam empat mode yaitu fisiologis, fungsi peran, konsep diri, dan interdependensi, dari empat mode tersebut yang nantinya akan muncul proses output yaitu respon adaptif dan respon inefektif (Roy, 2009 cit. Priyo, 2012). Respon adaptif akan berdampak pada perilaku seksual yang memuaskan yang menghargai hak orang lain, sedangkan respon inefektif akan berdampak pada disfungsi performa seksual, perilaku seksual yang membahayakan dan memaksa (Stuart & Laraia, 2005 cit. Priyo, 2012)

  Solusi dari uraian diatas bahwa pentingnya peran tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi kepada calon akseptor KB dan pasangan tentang pendidikan kesehatan mengenai penggunaan kontrasepsi beserta efek samping yang akan ditimbulkan sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku individu dalam memenuhi kebutuhan seksual secara adaptif (Sulistyawati, 2013). Petugas mengatasi penurunan libido yang menyebabkan vagina kering seperti Lubrikasi (vaselin), pelembab, Pilokarpin dimana terapi hormonal tersebut berfungsi mengurangi vagina kering, sehingga mengurangi nyeri saat bersenggama.

  1.2 Rumusan masalah

  Apakah ada pengaruh penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA

  

(Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan

  pendekatan model adaptasi Callista Roy di Dusun Dondong Desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro

  1.3 Tujuan penelitian

  1.3.1 Tujuan umum Menganalisis pengaruh penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA

  

(Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan

  pendekatan model adaptasi Callista Roy di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro.

  1.3.2 Tujuan khusus 1.

  Mengidentifikasi penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo

  Medroxy Progesteron Asetat) di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro.

2. Mengidentifikasi pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi

  Callista Roy pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron

  Asetat) di Dusun Dondong Desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro.

  3. Menganalisis pengaruh penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA pendekatan model adaptasi Callista Roy di Dusun Dondong Desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro.

1.4 Manfaat penelitian

  1.4.1 Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan informasi secara teoritis bagi teori keperawatan maternitas tentang diketahuinya mekanisme penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap perubahan pola adaptasi seksual dengan menggunakan pendekatan model adaptasi Callista Roy sebagai dasar dalam penelitian ilmu keperawatan.

  1.4.2 Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi petugas kesehatan agar lebih efektif memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan

  Edukasi) pada akseptor KB yang mengalami penurunan libido dan perpengaruh pada pola adaptasi seksual untuk dianjurkan mengganti cara kontrasepsi non hormonal. Bagi akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) diharapkan mampu memahami kondisi dan perubahan pada dirinya akibat penggunaan kontrasepsi KB suntik sehingga dapat melakukan penyesuaian diri dengan respon yang adaptif.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep KB suntik

  2.1.1 Definisi KB suntik KB suntik adalah jenis kontrasepsi injeksi untuk mencegah kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. KB suntik ini sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI, tetapi kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata empat bulan (Sulistyawati, 2013).

  2.1.2 Jenis KB suntik Menurut Sulistyawati (2013) menyatakan bahwa tersedia dua jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progestin, yaitu sebagai berikut:

  1. Depo Mendroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik intramuscular (didaerah bokong).

2. Depo noreisteron enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara disuntik intramuscular.

  Selain 2 jenis KB suntik diatas ada juga jenis KB suntik kombinasi yaitu KB suntik 1 bulan yang sering digunakan di Indonesia yaitu Suntikan / 1 bulan yaitu

  

cyclofem. Efektifitas dari beberapa jenis kontrasepsi suntik tersebut memiliki

  efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2009).

  2.1.3 Cara kerja KB suntik Menurut Sulistyawati (2013) menyatakan bahwa cara kerja KB suntik adalah sebagai berikut:

  1. Mencegah ovulasi.

  2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

  3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

  4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

  2.1.3 Keuntungan KB suntik Menurut Sulistyawati (2013) keuntungan dari KB suntik adalah sebagai berikut :

  1. Sangat efektif.

  2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.

  3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

  4. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

  5. Tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI.

  6. Efek samping sedikit.

  7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

  8. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause.

  9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

  10. Menurunkan kejadian tumor jinak payudara.

  12. Menurunkan krisis anemia bulan sakit (sickle cell).

  2.1.4 Keterbatasan dan efek samping KB suntik Menurut Sulistyawati (2013) keterbatasan dan efek samping dari KB suntik adalah sebagai berikut :

  1. Sering ditemukan gangguan haid seperti siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali.

  2. Klien sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk disuntik).

  3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

  4. Sering menimbulkan efek samping masalah berat badan.

  5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV.

  6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan.

  7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena kerusakan/kelainan pada organ genitalia, tetapi karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).

  8. Terjadi perubahan pada lipid serum dengan penggunaan jangka panjang.

  9. Gangguan jangka panjangnya yaitu dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).

  10. Pada gangguan jangka panjang juga dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, gugup, atau jerawat.

2.2 Konsep KB suntik DMPA

  2.2.1 Definisi KB suntik DMPA Kontrasepsi suntik 3 bulan atau DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) termasuk jenis gestagen alamiah yang berasal dari turunan progesteron yang memiliki ikatan reseptor yang relatif kuat terhadap reseptor glukokortikoid dan

aldosteron. Khasiat glukokortikoid baru akan terlihat pada pemberian dosis tinggi.

  DMPA tidak memiliki khasiat anti androgen karena tidak melalui hati, keberadaannya dalam serum mencapai 100% dan hampir 88% terikat pada albumin ( Baziad, 2008). Depoprovera atau biasa disingkat DMPA adalah berisi

  

depo medroksi progesteron asetat dan diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg

  secara intramuscular setiap 12 minggu (Everett, 2008). DMPA adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progestin asli dari tubuh wanita (Anggraini & Martini, 2012)

  2.2.2 Mekanisme kerja kontrasepsi DMPA Menurut Hartanto (2010) menyatakan mekanisme kerja kontrasepsi suntik

  DMPA terbagi dua yaitu : 1.

  Primer : Mencegah Ovulasi Endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif, sering stroma menjadi oedeomatus.

  Pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali jaringan bila dilakukan 7 biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir.

  2. Sekunder Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa dan membuat endometrium menjadi kurang baik atau kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi.

  2.2.3 Kerugian kontrasepsi DMPA Menurut Anggraini & Martini (2012) kerugian kontrasepsi suntik DMPA.

  Sering ditemukan gangguan haid, seperti : 1.

  Siklus haid yang memendek atau memanjang. Perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali.

  2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan.

  3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

  4. Permasalahan berat badan.

  5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus dan infeksi virus HIV.

  6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

  7. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang 8. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang.

  9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala dan jerawat.

  2.2.4 Keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA Menurut Manuaba (2010) keuntungan kontrasepsi suntikan adalah: 1. Pemberiannya sederhana setiap 12 minggu.

  2. Tingkat efektivitasnya tinggi.

  4. Pengawasan medis yang ringan.

  5. Dapat diberikan pasca persalinan, pasca keguguran, atau pasca menstruasi.

  6. Tidak mengganggu proses laktasi dan tumbuh kembang bayi.

  Menurut Everett (2008) menyatakan teknik penyuntikan DMPA harus diberikan dalam lima hari pertama masa menstruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan, setelah itu suntikan selanjutnya diberikan setiap 12 minggu. Suntikan harus diberikan secara intramuscular pada kuadran luar atas bokong, spuit yang sebelumnya telah diisi DMPA harus dikocok sebelum diberikan.

  Menurut Anggraini & Martini (2012) farmakologi dari kontrasepsi suntikan jenis DMPA :

  1. Tersedia dalam larutan mikrokristalin.

  2. Setelah satu minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.

  3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.

  4. Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatik dari DMPA dalam darah atau serum.

  2.2.7 Efektivitas kontrasepsi suntik DMPA DMPA sangat efektif sebagai metode kontrasepsi, kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam satu tahun pemakaian DMPA. Dosis

  DMPA dengan daya kerja kontraseptif yang paling sering dipakai 150 mg setiap 3 bulan adalah dosis tinggi. Setelah disuntik, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu (Hartanto, 2010).

  2.2.8 Kontraindikasi kontrasepsi suntik DMPA Menurut WHO dalam Hartanto (2010) menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada :

  1. Kehamilan

  2. Karsinoma payudara 3.

  Karsinoma traktus genetalia 4. Perdarahan abnormal uterus

  

5. Pada wanita diabetes atau riwayat diabetes selama kehamilan, harus dilakukan

follow up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan laboratorium ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolisme karbohidrat.

  2.2.9 Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik Progestin Peringatan yang harus diperhatikan saat pemakaian KB DMPA menurut

  Anggraini & Martini (2012) yaitu: 1.

  Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan hamil.

  2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.

  3. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.

  4. Perdarahan yang berat 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.

2.3 Konsep libido

  2.3.1 Definisi seksualitas Seksologi yaitu ilmu pengetahuan tentang reaksi dan tingkah laku seksual manusia yang sifatnya universal dan multidisipliner. Disebut universal karena ilmu ini berlaku diseluruh dunia, baik bagi penduduk-penduduk yang paling primitif, maupun bagi orang-orang yang paling tinggi tingkat kebudaya nya.

  Multidisipliner menunjukkan, bahwa ilmu ini bergerak di banyak bidang ilmu pengetahuan lain (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2009).

  Seksualitas memiliki makna yang sangat luas karena meliputi semua aspek yang berhubungan dengan seks seperti perilaku, sikap, orientasi dan nilai.

  Terciptanya sebuah hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang paling berperan dalam suatu hubungan perkawinan bagi setiap pasangan (Manan, 2013).

  Richard von Krafft-Ebing dengan karya tulisnya yang berjudul Psychopathia

sexualis (terbitan pertama dalam tahun 1886), yang dipandang sebagai bapak dari

seksologi modern, sangat berjasa dengan memisahkan ilmu pengetahuan ini sebagai

satu disiplin yang berdiri sendiri, namun masih merupakan bagian dari ilmu

kedokteran. Ia menyadari, bahwa selain penderita-penderita penyakit jiwa yang

disertai kelainan-kelainan seksual masih ada lebih banyak lagi orang-orang sehat

yang menunjukkan penyimpangan-penyimpangan dari yang dianggap normal dalam

kehidupan seksual. Iwan bloch merupakan orang pertama yang mengikut-sertakan

ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam metodologi untuk mempelajari reaksi dan tingkah

laku seksual manusia (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2009).

  Libido seksualitas (nafsu birahi, nafsu syahwat) adalah dorongan atau keinginan untuk bersetubuh (koitus). Ini dapat disamakan dengan keinginan untuk makan (lapar) dan minum (haus). Apabila lapar dan haus mempunyai arti dalam mempertahankan kelangsungan kehidupan individu, maka libido mempunyai tujuan untuk mempertahankan kelangsungan kehidupan genus homo sapiens (manusia) (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2009).

  Seksualitas, reaksi dan tingkah laku seksual didasari dan dikuasi oleh nilai- nilai kehidupan manusia yang lebih tinggi, tidak seperti pada hewan. Hewan bersetubuh semata-mata atas dorongan naluri birahi. Jadi pada manusia seksualitas dapat dipandang sebagai pencetusan dari hubungan antar individu, dimana daya tarik rohaniah dan badaniah (psikofisik) menjadi dasar kehidupan bersama antara dua insan manusia. Dengan demikian dalam hubungan seksual tidak hanya alat kelamin dan daerah erogen yang pegang peranan, melainkan juga psikis dan emosi (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2009).

  Sigmund Freud (bapak psikologi modern) mempopulerkan istilah libido dan mendefinisikan sebagai energi atau daya insting, terkandung dalam apa yang disebut freud sebagai identifikasi, yang berada dalam komponen ketidaksadaran dari psikologi. Freud menunjukkan bahwa dorongan libidinal ini dapat bertentangan dengan perilaku yang beradap. Kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat dan pengendalian libido menyebabkan ketegangan dan gangguan dalam diri individu, mendorong untuk digunakannya pertahanan ego untuk meyalurkan energi psikis dari kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebanyakan tidak disadari ini ke dalam bentuk lain (Putranto, 2010 cit. Aisyah,

  Fregiditas merupakan tidak ada libido seksualitas pada wanita (true frigidity)

  atau kegagalan wanita mencapai orgasme, karena psikhe merupakan pusat dari libido maka hampir semua kasus frigidity disebabkan oleh gangguan psikologik (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2009).

  Penurunan libido sama halnya dengan disfungsi seksual merupakan hasrat seksual yang rendah pada seseorang atau lawan jenisnya, baik pria maupun wanita. Gangguan ini dapat terjadi karena berbagai hal, baik secara psikologis maupun secara medis, serta memberikan efek yang kurang menyenangkan terhadap keharmonisan suatu hubungan antara suami istri (Manan, 2013).

  2.3.3 Faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan libido Menurut Rendra (2009) dalam Aisyah (2015), menyatakan bahwa naik turunnya libido berdasarkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Gangguan Psikologis 1)

  Kurang percaya diri Rasa percaya diri yang minim membuat seorang perempuan kehilangan libido. Contoh : karena tidak puas tubuh (kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan), tidak nyaman untuk menampilkan diri apa adanya di depan dan akibatnya tidak merasa bergairah jika pasangan mengajak untuk bercinta dan tidak menikmati aktivitas tersebut.

  2) Stres masalah pekerjaan, keluarga, keuangan atau masalah pribadi yang berlarut-larut, stres membuat tidak bisa menikmati aktivitas lain termasuk seks. 3)

  Cemas atau gelisah

  Libido juga bisa turun jika merasa takut pada aktivitas seks, ketakutan atau kecemasan berlebihan disebabkan karena beberapa hal seperti trauma karena pelecehan seksual atau ketakutan lainnya. Langkah yang harus dilakukan adalah mengungkapkan kecemasan ini pada pasangan, minta waktu untuk menenangkan diri dan dapatkan dukungan pasangan. Jika tidak bisa menghadapinya, wajib untuk mengonsultasikannya kepada psikolog.

  4) Cinta memudar

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN POLA MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOKARAJA I PURWOKERTO

0 0 6

View of EFEK SAMPING KB SUNTIK DEPOMEDROXY PROGESTERONE ACETATE (DMPA) PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA DI DESA TIPAR KIDUL KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2011

0 0 15

PENERAPAN TEORI ADAPTASI ROY PADA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KISTA OVARIUM

0 1 9

TESIS PENGARUH PSIKOEDUKASI TERHADAP PENGETAHUAN, KOPING, KEPATUHAN DAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI ADAPTASI ROY

0 1 148

ADAPTASI PEKERJA TAMBAK DAN BUKAN PEKERJA TAMBAK TERHADAP LINGKUNGANNYA (Studi Deskriptif di Dusun Plasah, Desa Pangarengan, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PENGGUNAAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH PLERET BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PENGGUNAAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BI

0 1 11

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA DI BPS PIPIN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2008

0 0 15

EFEKTIFITAS SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 88

PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 106

PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH BERBASIS TEORI ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY (TK DHARMA WANITA SIDOARJO) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 107