Skripsi Diajukan unt uk Mem ehu ni Salah Satu Sy arat Mem per oleh Gelar Sarjana P end idik an Pro gr am Studi Bimbing an dan Kons eling
DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL PARA SISWA DAN
SISWI KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan untuk Memehuni Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
Sutinah
Nim: 021114039
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Motto dan Persembahan Kupercaya tiada jalan yang tak dapat kutempuh, meskipun dengan tertatih-tatih
ku tetap mencari jalan itu hingga semua akan indah pada waktunya (penulis)
You raise me up, so I can stand on your mountains You raise me up, to walk on stormy seas I am strong when I am on your shoulders You raise me up to more than I can be (Brendam Graham / Rolf lavlaurd)
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Almarhum buah hatiku Mesias Pascal Simanjuntak, suamiku Richard J Simanjuntak, orang tuaku, mami Lena dan papi Agus, romo Boni Abas, sahabat- sahabatku di BK ’02, anak-anak SMP Stella Duce I dan semua pihak yang telah memberiku semangat dan dukungan diberbagai pihak.
ABSTRAK
DESKRIPSI KECERDASAN EMOSIONAL PARA SISWA DAN SISWI
KELAS VIII SMP STELLA DUCE I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
Sutinah
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2006
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecerdasan emosional para
siswa dan siswi kelas VIII SMP Stella Duce I di Yogyakarta, tahun ajaran
2006/2007. Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian adalah
(1) Bagaimanakah kecerdasan emosional para siswa dan siswi kelas VIII SMP
Stella Duce I Yogyakarta tahun 2006/2007? (2) Bagaimanakah kecerdasan
emosional para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran
2006/2007? (3) Bagaimanakah kecerdasan emosional para siswi kelas VIII SMP
Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007? (4) Apakah ada perbedaan
yang signifikan antara para siswa dan siswi SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun
ajaran 2006/2007 dalam hal kecerdasan emosional? (5) Topik bimbingan klasikal
apakah yang sesuai untuk meningkatkan kecerdasan emosional para siswa dan
siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kecerdasan emosional yang
disusun sendiri oleh penulis. Subjek penelitian adalah sebagian dari siswa dan
siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.
Pengambilan sampel berdasarkan purpose sample (sampel bertujuan) karena
alasan keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah dan kepentingan
sekolah sehingga sampel ditentukan dari pihak sekolah. Teknik analisis data yang
digunakan adalah penggolongan kecerdasan emosional berdasarkan PAP
(Penilaian Acuan Patokan) tipe I dan t-tes dengan taraf 5%.Hasil penelitian adalah (1) Para siswa dan siswi kelas VIII yang memiliki
kualifikasi kecerdasan emosional sangat tinggi 0%, tinggi 32%, cukup tinggi 66%,
rendah 2% dan sangat rendah 0%, (2) Para siswa kelas VIII yang memiliki
kualifikasi kecerdasan emosional sangat tinggi 0%, tinggi 32%, cukup tinggi 64%,
rendah 4% dan sangat rendah 0%, (3) Para siswi kelas VIII yang memiliki
kualifikasi kecerdasan emosional sangat tinggi 0%, tinggi 32%, cukup tinggi 68%,
rendah 0% dan sangat rendah 0%, (4) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
para siswa dan siswi kelas VIII dalam hal kecerdasan emosional. Dari hasil
penelitian ditemukan bahwa kecerdasan emosional para siswa dan siswi secara
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF EMOTIONAL INTELLIGENCE OF THE EIGHTH
GRADE STELLA DUCE I JUNIOR HIGH SCHOOLSTUDENTS ACADEMIC
YEAR 2006/2007 AN ITS IMPLICATION TO GUIDANCE TOPICS
PROPOSAL
Sutinah
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2006
This research aimed to describe emotional intelligence of eighth grade Stella
Duce I Junior High School students academic year 2006/2007. There were some
problems in this research (1) What is the level of emotional intelligence of the eighth
grade Stella Duce I Junior High School students academic year 2006/2007? (2) What
is the level of emotional intelligence of the eighth grade Stella Duce I Junior High
School male students academic year 2006/2007? (3) What is the level of emotional
intelligence of the eighth grade Stella Du ce I Junior High School female students
academic year 2006/2007? (4) Are there any significant differences among the eighth
grade students of Stella Duce I Junior High School Yogyakarta? (50 What is the most
appropriate guidance topic to develop the emotional intelligence of the eighth grade
students of Stella Duce I Junior High School Yogyakarta academic year 2006/2007?
This research was a descriptive and xomparative research. In order to collectthe data, the writer used emotional intelligence questionn aires made by the writer.
The subject of this research was some eighth grade students of Stella Duce I Junior
High School Yogyakarta academic 2006/2007. The sample that was used in this
research was purposive sample in accordance with the limitation of ti me given by
school and school’s interest, thus sample was determined by school. Data analysis
technique used in this research was emotional intelligence classification based on
PAP (Measure Reference Assessment) type I and t-test of 5% level.The results of the research were (1) Students of the eighth grade of Stella
Duce I Junior High School Yogyakarta who have very high emotional intelligence
were 0 %, high were 32 %, quite high were 66 %, low were 2 %, and very low were 0
%, (2) Male students of the eighth grade of Stella Duce I Junior High School
Yogyakarta who have very high emotional intelligence were 0 %, high were 32 %,
quite high were 64 %, low were 4 %, and very low were 0 %, (3) Female students of
the eighth grade of Stella Duce I Junior High School Yogyakarta who have very high
emotional intelligence were 0 %, high were 32 %, quite high were 68 %, low were 0
%, and very low were 0 %, (4) There were not significant differences among the
eighth grade students in terms of emotional intelligence. Bas ed on the research, it was
found that the students emotional intelligence was not ideal thoroughly and needed
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Tritunggal Maha Kudus atas kelimpahan kasih dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Pengalaman jatuh bangun telah mengantar penulis semakin menyadari penyertaan akan kasih karuniaNya dalam setiap perjuangan hidup penulis. Dari berbagai pengalaman senang dan susah, penulis mencoba untuk terus bangun dan tegar dalam menghadapi kehidupan ini. Pengalaman kehilangan buah hati yang telah ditunggu-tunggu dan diharapkan, sempat membuat penulis shock berat yang kemudian berontak dan marah kepada Sang Empunya Hidup.
Perjuangan untuk menghadapi pengalaman yang pahit dan ditambah pengalaman selama PPL serta melihat kehidupan di luar yang memprihatinkan, penulis kemudian mendapatkan inspirasi untuk menulis skripsi mengenai kecerdasan emosional. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan tanpa bantuan dari banyak pihak. Penulis merasakan dukungan berupa sumbangan pikiran maupun saran, doa,
sapaan dan juga bantuan materiil. Semuanya ini telah menjadi dorongan bagi
penulis untuk terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:1. Dra. C.L.Milburga, M.Ed selaku pembimbing I yang dengan penuh kerelaan
dan kesabaran mengoreksi, membimbing, mengarahkan dan meneguhkan
2. Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si selaku pembimbing II yang dengan ketulusan,
kerelaan, dan kesabaran yang penuh keibuaan membantu penulis dengan masukan-masukan yang sangat berarti dan selalu memberi semangat demi penyelesaian skripsi ini.
3. R.H.Dj. Sinurat selaku dosen tamu yang juga ikut memberikan masukan-
masukan yang positif demi penyempurnaan skirpsi ini.
4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai hal selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.
5. Para siswa dan siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta, para guru
BK dan pihak sekolah yang telah memberi waktu kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Almarhum buah hatiku Mesias Pascal Simanjuntak yang telah memberiku
inspirasi dan menyemangatiku untuk menyelesaikan studiku dengan sebaik- baiknya.
7. Suamiku Richard J Simanjuntak yang dengan penuh perhatian dan kasih
sayangnya mau mendorong dan memberiku semangat serta mau dengan susah payah membiayai kuliahku.8. Orang tuaku yang telah melahirkan dan membesarkanku dengan cintanya.
9. Mami Lena dan Papi Agus yang telah menjadi orang tuaku dan selalu
mendoakanku, memberiku semangat dan membantu biayaku.
10. Romo Boni Abas yang dengan tulusnya mau mendorongku untuk tetap tegar,
11. Teman-teman pelayanan yang bernaung di bawah KARISMA yang selalu mendukung dan memberikan spirit.
12. Sahabat-sahabatku di BK ’02 yang selalu memberiku dukungan dengan
banyak cara selama penulis menjalani proses belajar di Universitas Sanata Dharma.
13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala dukungan,
perhatian, dan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung yang penulis terima khusus selama penulisan skripsi ini.Semoga Allah dengan penuh cintaNya membalas segala kebaikan semua orang yang telah berjasa melalui hidup dan karyanya di kehidupan ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama
bagi mereka yang peduli terhadap perkembangan kecerdasan emosional para
remaja pada umumnya.Yogyakarta, 15 Januari 2007 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………….. v ABSTRAK ………………………………………………………………… vi ABSTRACT ………………………………………………………………. vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xDAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….... xv BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………….1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………………
1 B. Rumusan Masalah …………………………………………….
5 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………...
6 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………
7 E. Definisi Operasional …………………………………………. 8
F. Hipotesis ………………………………………………………
9 BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………
10 A. Kecerdasan Emosional ………………………………………..
10
1. Pengertian Kecerdasan Emosional …………………………
10 2. Unsur-unsur Kecerdasan Emosional ……………………….
13
3. Keterampilan-keterampilan untuk
B. Siswa dan Siswi SMP sebagai Remaja ………………………..
33 1. Pengertian Remaja ………………………………………….
33
2. Ciri-ciri Masa Remaja ………………………………………
33 C. Bimbingan Klasikal ……………………………………………
36
1. Pengertian Bimbingan dan Bimbingan Klasikal ……………
36 2. Tujuan Bimbingan ………………………………………….
37 D. Peranan Bimbingan dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional ………………………………………..
38 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN …………………………………
40 A. Jenis Penelitian ……………………………………………….
40 B. Subjek Penelitian ………………………………………………
41 C. Instrumen Penelitian …………………………………………..
42 D. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………….
52
1. Tahap Persiapan ……………………………………………
52
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data ……………………
53 E. Teknik Analisis Data …………………………………………
55 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………
57 A. Kecerdasan Emosional Para Siswa dan Siswi Kelas VIII ……
57 1. Hasil Penelitian …………………………………………….
57 2. Pembahasan ………………………………………………..
58 B. Kecerdasan Emosional Para Siswa Kelas VIII ………………
62 1. Hasil Penelitian …………………………………………….
62 2. Pembahasan ………………………………………………..
63 C. Kecerdasan Emosional Para Siswi Kelas VIII ……………….
69 1. Hasil Penelitian ……………………………………………..
69
2. Pembahasan …………………………………………………
70 D. Perbedaan Kecerdasan Emosional
antara Para Siswa dan Siswi Kelas VIII ………………………
73
BAB V : USULAN TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL DAN SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK KELAS VIII SMP STELLA DUCE I SEBAGAI IMPLIKASI HASIL PENELITIAN …………………
77 A. Usulan Topik Bimbingan Klasikal …………………………….
77 B. Contoh Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling……………
84 BAB VI : RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN……….
92 A. Ringkasan ……………………………………………………...
92 B. Kesimpulan ……………………………………………………
94 C. Saran-saran …………………………………………………….
95 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
97 LAMPIRAN ………………………………………………………………. . 100
TABEL
Halaman Tabel 3.1 : Rincian Jumlah Siswa dan Siswi Kelas VIII ……………. 41Tabel 3.2 : Kisi-kisi Item Skala Kecerdasan Emosional yang Sudah Diuji Cobakan ……………………………… 44Tabel 3.3 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas ……………….. 47Tabel 3.4 : Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosional Berdasarkan PAP I ………………………………………. 55Tabel 4.1 : Penggolongan Kecerdasan Emosional Para Siswa dan Siswi Kelas VIII ………………………... 57Tabel 4.2 : Penggolongan Kecerdasan Emosional Para Siswa Kelas VII ……………………………………. 62Tabel 4.3 : Penggolongan Kecerdasan Emosional Para Siswi Kelas VIII ……………………………………. 69Tabel 4.4 : Perhitungan Mean, Standar Deviasi dan Nilai t Kecerdasan Emosional Para Siswa dan Siswi Kelas VIII .. 72LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Kuesioner Kecerdasan Emosional untuk Penelitan ……….. 100 Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Taraf Validitas …………………………. 105 Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Reliabilitas ……………………………… 115 Lampiran 4 : Surat Ijin Uji Coba Instrumen ……………………………… 117 Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian ………………………………………… 118 Lampiran 6 : Hasil Analisis Data Penelitian …………………………….. 119
Daftar Kualifikasi Para Siswa Kelas VIII ………………….. 125 Lampiran 7 : Hasil Analisis Data Penelitian …………………………….. 127 Daftar Kualifikasi Para Siswi Kelas VIII ………………….. 133 Lampiran 8 : Tabel Uji Beda ……………………………………………... 135 Hasil Perhitungan Uji Beda ………………………………… 137 Lampiran 9 : Gradasi Skor Tiap Item ……………………………………. 140
20 Gradasi Skor yang Paling Rendah ……………………… 142
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional dari beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian.A. Latar Belakang Masalah
Tingkat kejahatan yang terjadi di masyarakat kita akhir-akhir ini telah meningkat
tajam. Hal ini bisa kita lihat di berbagai media massa baik cetak, televisi maupun
radio. Tingkat kejahatan tersebut dilakukan tidak hanya oleh orang dewasa, tetapi
juga dilakukan oleh anak -anak usia Sekolah Dasar hingga remaja SMP maupun
SMA. Keprihatinan yang mendalam bagi banyak pihak terutama dunia pendidikan
adalah meningkatnya kenakalan yang dilakukan oleh usia anak -anak dan remaja.
Kenakalan yang dilakukan oleh mereka cukup bervariasi mulai dar i tingkat ringan
seperti pencurian dan perkelahian hingga ke tingkat yang lebih berat seperti
pemerkosaan dan pembunuhan. Meningkatnya tingkat kenakalan tersebut dapat
menandakan adanya kemerosotan dalam hal kecerdasan emosional.Kemerosotan tersebut dapat terjadi karena banyak hal, misalnya orang tua yang
sibuk bekerja demi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sehingga kurang memiliki
waktu bersama anak-anak mereka, kurang terpenuhinya keinginan anak sehingga dia
2
kurangnya pendampingan yang diberikan orang tua dan orang dewasa lainnya
sewaktu anak menonton acara televisi dan film -film yang sebenarnya bukan untuk
seusianya, jenis permainan seperti video game yang kurang melibatkan anak untukbelajar berinteraksi dengan orang lain. Selain daripada itu, selama anak berada di
sekolah bisa saja pihak sekolah kurang memperhatikan perkembangan Kecerdasan
Emosional anak tetapi lebih memperhatikan perkembangan kecerdasan intelektualnya
saja. Dengan demikian anak hanya pandai dalam hal akademik belaka dan kurang
bisa untuk belajar menghadapi kenyataan hidup yang semakin sulit ini. Menurut
Shapiro (1999) memiliki EQ yang tinggi sama pentingnya dengan memiliki IQ yang
tinggi.Kenyataan tersebut telah menunjukkan bahwa keberhasilan orang tidaklah
ditentukan semata-mata oleh tingkat kecerdasan intelektualnya saja, melainkan
dipengaruhi juga oleh faktor lain yaitu Emotional Intelligence atau sering disebut
dengan istilah Kecerdasan Emosional. Ken yataan tersebut diperkuat oleh pendapat
Goleman (Gea, 2002: 175) yang mengatakan bahwa “setinggi-tingginya IQ hanya
menyumbang kira -kira 20% bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup,
sementara 80% diisi oleh faktor-faktor kecerdasan lain seperti kecerdasan
emosional.” Kecerdasan emosional merupakan bagian penting dari apa yang
membuat orang sukses dalam kehidupan praktis sehari -hari.Melihat hal di atas, perlu agar dilakukan upaya untuk membantu para siswa dan
siswi dalam meningkatkan kecerdas an emosionalnya. Shapiro (1999) berpendapat
3
sehingga terbuka kesempatan bagi orang tua dan para pendidik untuk melanjutkan
apa yang sudah disediakan oleh alam agar mereka mempunyai peluang lebih besar
untuk meraih keberhasilan. Teori tersebut didukung pula oleh teorinya Goleman
(2001: 10) yang menyatakan bahwa tingkat kecerdasan emosional tidak terikat
dengan faktor genetis dan tidak juga hanya berkembang selama masa kanak -kanak.
Dilihat dari pentingnya kecerdasan emosional bagi kelangsungan hidup manusia
menuju kebahagiaan dan menjadi salah satu penentu keberhasilan hidup, tertarik
untuk diteliti terutama kaum remaja sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini
dikarenakan remaja masih cenderung labil dalam emosinya akibat dari perubahan
fisik dan kelenjar. Dalam hal ini remaja yang diteliti adalah para siswa dan siswi
kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta yang termuat dalam topik skripsi. Topik ini
dipilih karena alasan -alasan tertentu seperti: Alasan pertama, selama PPL di sekolah yang berlangsung sekitar lima minggutelah terjadi interaksi dengan para siswa-siswi secara langsung di kelas maupun di
luar kelas pada jam-jam istirahat. Melalui interaksi tersebut dapat terjalin kedekatan
dengan mereka. Dalam waktu kurang lebih lima minggu bersama mereka, dapat
terlihat bahwa dalam menjalani tugas perkembangannya mereka mengalami
kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang dimaksud salah satunya berhubungan dengan
kemampuan dalam memantau, mengend alikan dan menerapkan emosi terhadap diri
sendiri maupun terhadap orang lain. Kesulitan tersebut bisa dikarenakan para siswa
dan siswi berasal dari berbagai macam keluarga yang memiliki berbagai macam
4 Alasan kedua adalah berdasarkan fakta yang ada di media massa yaitu sering
terjadi tawuran antar sekolah sehingga terjadi perkelahian antar siswa. Tawuran ini
sebagian besar diikuti oleh siswa putra. Setelah dilihat dari inti masalah yang ada
ternyata tawuran tersebut hanya dipicu dari hal-hal yang kecil seperti ejekan antara
dua orang yang berbeda sekolah, adu pandangan atau tanpa sengaja tersenggol
badannya saat berjalan di jalan raya. Masalah yang dianggap kecil dan sepele apabila
tidak diselesaikan dengan baik akan menyulut masalah yang besar.Alasan ketiga adalah siswi putri cenderung sulit untuk mengolah perasaan -
perasaanya yang muncul, seperti waktu ia mengalami perasaan cemas tanpa disadari
akan mengganggu perasaan laparnya. Dengan demi kian pola makan akan ikut
terganggu juga. Selain itu, menurut Gottman (1998) anak perempuan yang sulit
mengendalikan dorongan hati pada awal masa remajanya, cenderung untuk hamil di
akhir usia remaja mereka.Perlakuan yang diberikan orang tua dan orang dewasa lainnya secara berbeda
kepada remaja putra dan putri dapat menimbulkan stereotip atau pandangan yang
berbeda pula. Remaja putra cenderung dididik untuk lebih tegas, berani, tidak
cengeng dan dijauhkan dari pekerjaan -pekerjaan yang berbau wanita seperti
memasak, mencuci, membersihkan rumah dan masih banyak lagi. Dengan pendidikan
semacam itu remaja putra cenderung lebih pemarah dan lebih agresif dibandingkan
remaja putri, sedangkan remaja putri lebih bersikap lembut.Adanya perbedaan antara remaja putra dan putri tidak hanya dipengaruhi oleh
5
lainnya tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu adanya tekanan sosial berupa
stereotip yang berbeda, keadaan biologis bagian tertentu yang berbeda tingkatannya
dan peranannya seperti hormon testosteron dan kromosom sehingga dapat
mempengaruhi tingkat emosi dan dorongan agresifnya, kemudian keadaaan secara
jasmani seperti bentuk tubuh yang berbeda pula. Keadaan semacam ini dap at
mempengaruhi emosi mereka.Melihat dari alasan-alasan di atas, ingin diteliti bagaimanakah kecerdasan
emosional para siswa dan siswi kelas VIII secara keseluruhan dan bagaimana pula
kecerdasan emosional para siswa dan para siswinya secara masing -masing. Kemudian
apakah ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan emosional antara siswa
putra dan siswi putri kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta.B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kecerdasan emosional para siswa dan siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?
2. Bagaimanakah kecerdasan emosional para siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?
3. Bagaimanakah kecerdasan emosional para siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?
4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara para siswa dan siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dalam hal kecerdasan
6
5. Topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk meningkatkan kecerdasan
emosional para siswa dan siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan kecerdasan emosional para siswa dan siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.
2. Mendeskripsikan kecerdasan emosional pa ra siswa kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.
3. Mendeskripsikan kecerdasan emosional para siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.
4. Memperoleh gambaran tentang ada tidaknya perbedaan kecerdasan emosional antara siswa dan siswi SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?
5. Dapat memberikan usulan -usulan topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan kecerdasan emosional para siswa dan siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta.
7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
1. Bagi peneliti Memperoleh pengalaman dan gambaran tentang kecerdasan emosional siswa dan siswi kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dan belajar menyusun topik bimbingan yang cocok untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa dan siswi kelas VIII tersebut.
2. Bagi guru BK: Peneliti dapat memberikan informasi yang berguna bagi program BK
dalam peningkatan kecerdasan emosional para siswa dan siswi.
3. Bagi para siswa dan siswi Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para siswa dan siswi dalam membantu meningkatkan kecerdasan emosional.
4. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber inspirasi dan data apabila kelak ingin mengembangkan penelitian.
8 E. Definisi Operasional Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini
1. Deskripsi Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata -kata secara jelas dan terinci.
2. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional adalah kemampua n untuk bisa mengenali dan mengelola emosi yang ada di dalam diri, mengenali emosi orang lain sehingga mampu memotivasi diri sendiri dan dapat menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain .
3. Siswa dan Siswi Siswa adalah pelajar yang memiliki jenis kel amin putra yang duduk di kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta. Siswi adalah pelajar yang memiliki jenis kelamin putri yang duduk di kelas VIII SMP Stella Duce I Yogyakarta.
4. Bimbingan Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
9
5. Bimbingan Klasikal Bimbingan klasikal adalah proses bimbingan yang diikuti oleh seluruh siswa dan dilakukan pada jam pelajaran yang telah ditentukan di kelas.
6. Usulan Topik Bimbingan Adalah suatu topik yang direncanakan menjadi bahan bimbingan sebagai acuan pelaksanaan bimbingan untuk pembimbing dalam meni ngkatkan kecerdasan emosional para siswa dan siswi.
F. Hipotesis
Ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan emosional antara para siswa dan siswi SMP Stella Duce I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian tentang beberapa hal yang berhubungan dengan topik
penelitian yaitu (A) Kecerdasan Emosional yang meliputi: Pengertian Kecerdasan
Emosional, Unsur-unsur Kecerdasan Emosional, Keterampilan -keterampilan untuk
Meningkatkan Kecerdasan Emosional, Perbedaan Kecerdasan Emosional Pria dan
Wanita; (B) Siswa dan siswi SMP sebagai Remaja yang meliputi: Pengertian Remaja,
Ciri-ciri Masa Remaja; (C) Bimbingan Klasikal yang meliputi: Pengertian Bimbingan
dan Bimbingan Klasika l, Tujuan Bimbingan; (D) Peranan Bimbingan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Emosional.A. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian kecerdasan emosional
Sebelum banyak orang mengenal kecerdasan emosional, sebagian besar orang
hanya memandang perlu kecerdasan intel ektual (IQ) sebagai ukuran keberhasilan
dalam menjalani kehidupan nyata. Orang menganggap apabila kecerdasan intelektual
seseorang tinggi, ia akan sukses dibidang lainnya. Anggapan tersebut tidak selalu
dapat dibenarkan. Suparno (2004) berpendapat bahwa orang yang memiliki IQ tinggi
karena tidak stabil emosinya dan mudah marah, seringkali keliru dalam menentukan
dan memecahkan persoalan hidup. Hal ini disebabkan karena kurang dapat
Goleman (2001: 7-8) beranggapan bahwa kebanyakan orang yang sukses bukanlah
orang yang cerdas secara IQ, tetapi orang yang cerdas secara emosional sehingga
dapat memperkembangkan kecerdasan -kecerdasan yang lain. Pendapat tersebut
selaras dengan pendapat Shapiro (1999: 4) yang menekankan bahwa memiliki
kecerdasan emosional tinggi mungkin lebih penting dalam pencapaian keberhasilan
ketimbang memiliki IQ tinggi yang hanya diukur berdasarkan uji standar terhadap
kecerdasan kognitif.Goleman (2001: 10) menekankan bahwa IQ hanya sedikit berubah sesudah
melewati usia remaja, sedangkan Kecerdasan Emosional lebih banyak diperoleh
lewat belajar dan terus berkembang sepanjang hidup. Pendapat ini sejalan dengan
teorinya John Locke (Sujanto dkk, 1984) tentang tabula rasa yang mengatakan bahwa
manusia lahir seperti halnya kertas putih. Akan jadi apa kertas putih tersebut, sangat
tergantung pada proses yang dialami selanjutnya.
Kecerdasan emosional pertama kalinya dipelopori oleh seorang psikolog Israel
yang bernama Reuven Bar-On tahun 1980-an dan dilontarkan untuk pertama kalinya
tahun 1990 oleh dua orang psikolog yang bernama Peter Salovey dan John Mayer
(Goleman, 2001: 513). Kecerdasan emosional dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk bisa mengenali dan mengelola em osi yang ada di dalam diri, mengenali emosi
orang lain sehingga mampu memotivasi diri sendiri dan dapat menciptakan hubungan
yang baik dengan orang lain. Definisi di atas ditulis oleh peneliti yang didasarkan dari
berbagai definisi yang dikemukakan oleh be rbagai ahli seperti Goleman, Salovey dan
Menurut Goleman (2000; 2001: 512) kecerdasan emosional merupakan
kemampuan untuk mengenali emosi sendiri dan mengelolanya dengan baik,
kemampuan untuk memotivas i diri sendiri dan mampu untuk mengenali emosi orang
lain sehingga mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejalan dengan
Goleman, Salovey dan Mayer (Shapiro, 1999: 8; Goleman, 2001: 513)
mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari k ecerdasan
sosial yang melibatkan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan serta
emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah -milah semuanya dan
menggunakannya untuk membimbing pikiran dan tindakan.Cooper dan Sawaf (1998: 15) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai
kemampuan untuk merasakan, memahami, dan menerapkan secara efektif kepekaan
emosi sebagai sumber energi, informasi, dan koreksi. Sedangkan Schindler (1992)
dalam mengartikan kecerdasan emosional lebih sederhana yaitu kem ampuan untuk
mengendalikan emosi dalam kehidupan sehari -hari yang sangat kompleks.Ke empat tokoh tersebut ada kesamaan dalam mengartikan kecerdasan emosional
sebagai kemampuan untuk mengenali serta mengelola emosi diri dan emosi orang
lain sehingga dapa t menerapkannya secara baik dalam kehidupan praktis sehari -hari
demi terciptanya hubungan yang baik dengan orang lain.2. Unsur-unsur kecerdasan emosional
Menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional memiliki beberapa unsur yaitu
mengenali emosi di ri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain, dan membina hubungan. Masing -masing unsur di atas akan dijelaskan
satu persatu.a. Mengenali emosi diri Mengenali emosi diri merupakan unsur kecerdasan emosi yang sangat mendasar.
Cara yang sangat penting dalam mengenali emosi diri adalah dengan memberi nama
masing-masing emosi yang dirasakan dan yang akan muncul atau dengan cara
menyebutkan nama emosi yang bersangkutan. Orang yang memiliki kepekaan yang
tinggi atas emosinya adalah orang yang dapat dikatakan berhasil dalam mengenali
emosinya sendiri. Tetapi orang yang tidak mampu untuk mengenali emosinya sendiri