Pendugaan Umur Simpan Produk Minuman Serbuk Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Dengan Pendekatan Arrhenius Di PT. Marimas Putera Kencana - Unika Repository

  

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MINUMAN

SERBUK MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED

SHELF LIFE TESTING (ASLT) DENGAN PENDEKATAN

  

ARRHENIUS DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Teknologi Pangan

  

Disusun Oleh:

Timotius Kevin Sutanto

14.I1.0021

  

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2017

  KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul

  UMUR SIMPAN PRODUK MINUMAN SERBUK “PENDUGAAN MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA ”.

  Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama pelaksanaan kerja praktek di bagian Research and Development (R&D), penulis mendapatkan banyak pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan baru baru, terutama hal-hal yang menyangkut bidang penelitian dan pengembangan di PT. Marimas Putera Kencana. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bimbingan, dukungan, serta arahan yang telah diberikan oleh banyak pihak demi kelangsungan kerja praktek dan juga penulisan laporan kerja praktek ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan rasa hormat dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, khususnya kepada: 1.

  Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan rahmat penyertaan-Nya yang dengan setia diberikan kepada penulis.

  2. Orang tua dari penulis yang dengan setia memberi dukungan, semangat, motivasi dan doa hingga penulis menyelesaikan laporan ini.

  3. Ibu Dr. V. Kristina Anangningsih, M. Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata.

  4. Ibu Katharina Ardanareswari, STP, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis dalam melaksanakan kerja praktek dan dalam penyelesaian laporan ini.

  5. Bapak Albertus Adrian Sutanto ST., MT., MSc. selaku dosen Koordinator Kerja Praktek yang telah membantu merencanakan dan melaksanakan kerja praktek.

  6. Ibu Lucky selaku manajer dan pembimbing divisi Research and Development yang telah memberikan bantuan dan membimbing penulis selama melakukan kerja praktek.

  7. Kak Intan, Kak Onon, Kak Iva, Kak Ajeng dan Kak Devina selaku staff divisi

  Research and Development PT. Marimas Putera Kencana yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama melakukan kerja praktek.

  8. Ibu Ika dan Ibu Nur selaku laboran divisi Research and Development PT. Marimas Putera Kencana yang telah memberi saran, masukkan, informasi dan bantuan selama kerja praktek

  9. Christian Azel Nugroho, Maichel Sthenly Hendrawan dan Aditya Surya Prabowo yang bersama-sama dengan penulis melakukan kerja praktek serta memberikan dukungan dan semangat.

  10. Staff Tata Usaha Teknologi Pangan yang telah membantu dari awal kerja praktek hingga terselesaikannya laporan kerja praktek ini dalam hal administrasi.

  11. Seluruh staff, karyawan, foreman, operator, dan security PT. Marimas Putera Kencana Semarang yang telah memberi informasi, dukungan, dan bantuan selama kerja praktek dilakukan.

  12. Semua pihak yang telah memberi dukungan, saran maupun kritik yang sangat membantu selama penulis melakukan kerja praktek hingga proses penyusunan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan kerja praktek sebagai bukti pertanggungjawaban masih jauh dari kata sempurna serta masih sangat banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki oleh Penulis. Maka dari itu, Penulis sangat mengharapkan bila terdapat kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata Penulis berharap semoga laporan pertanggungjawaban kerja praktek ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit tambahan pengetahuan bagi para pembaca.

  Semarang, 7 Juli 2017 Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ................................................................................ viii

  1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1.

  Latar Belakang Pelaksanaan Kerja Praktek ........................................................... 1 1.2. Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek ........................................................................ 2 1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ..................................................... 2 1.4. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek ....................................................................... 3

  2. PROFIL PERUSAHAAN ...................................................................................... 4 2.1.

  Sejarah dan Profil Singkat Perusahaan .................................................................. 4 2.2. Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................................... 5 2.3. Kebijakan Mutu dan Halal ..................................................................................... 5 2.4. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan ........................................................................ 5 2.5. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................................. 6

  3. Spesifikasi Produk ................................................................................................. 7 3.1.

  Jenis Produk ........................................................................................................... 7

  4. Bahan Baku dan Proses Produksi Minuman Serbuk ........................................... 12 4.1.

  Bahan Baku Minuman Serbuk ............................................................................. 12 4.2. Proses Produksi Minuman Serbuk ....................................................................... 13

  5. Reseach and Development (R&D) ...................................................................... 19

  6. PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMAN MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA ................................. 26 6.1. Latar Belakang Projek ......................................................................................... 26 6.2. Tujuan Projek ....................................................................................................... 26 6.3. Metodologi Projek ............................................................................................... 27

  7. PEMBAHASAN .................................................................................................. 28

  8. KESIMPULAN .................................................................................................... 36

  9. SARAN ................................................................................................................ 37

  10. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Marimas Putera Kencana ....................................... 6 Gambar 2. Varian Rasa Produk Marimas ....................................................................... 9

  DAFTAR TABEL DAN GRAFIK Tabel 1. Pengaruh Suhu Terhadap Umur Simpan ........................................................ 22 Tabel 2. Hasil ASLT Marimas Jeruk Nipis Peras ........................................................ 23 Grafik 1. Kadar Air Marimas Jeruk Nipis Peras .......................................................... 25

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Kerja Praktek

  Dalam era modern dan globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat diantaranya perkembangan teknologi di bidang pangan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang diiringi dengan globalisasi, generasi muda sekarang dituntut untuk memiliki pemikirian yang maju dan berkembang. Pemikiran tersebut menjadi bekal bagi generasi saat ini untuk bersaing dalam dunia kemasyarakatan dan juga dalam dunia pekerjaan. Aspek yang berpengaruh terhadap persaingan tersebut misalnya dalam segi ketrampilan dalam pekerjaan, komunikasi dan berbahasa. Dalam menghadapi persaingan tersebut, generasi muda saat ini dituntut untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan maksimal. Oleh karena itu, penulis yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ingin turut menggali dan mengembangkan potensi yang ada dengan turun langsung dalam menghadapi dunia pekerjaan. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengikuti program Kerja Praktek yang diselenggarakan sehingga dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan juga pengalaman dalam dunia pekerjaan.

  PT. Marimas Putera Kencana Semarang merupakan perusahaan yang telah berpengalaman dalam menghadirkan berbagai macam produk minuman dan makanan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas. Produk olahan yang dihasilkan oleh PT. Marimas Putera Kencana diantaranya seperti minuman serbuk berperisa, makanan ringan dan juga olahan minuman serta makanan lainnya. Untuk meningkatkan serta mengendalikan konsistensi mutu dari produk, PT. Marimas Putera Kencana telah menerapkan Quality Managament System ISO 9001 : 2000 yang telah disertifikasi oleh Badan Sertifikasi dari Australia dan saat ini sedang dalam tahap penerapan ISO 22000. Hal tersebut menjadi alasan bagi penulis dalam memilih PT Marimas Putera Kencana sebagai tempat dalam melakukan kegiatan Kerja Praktek karena dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam teknologi pangan. Selain itu, kapabilitas dan lingkungan pekerjaan dari perusahaan meyakinkan penulis untuk mendapatkan pengalaman serta pengetahuan dalam menjalankan kegiatan Kerja Praktek di PT. Marimas Putera Kencana.

  2 Salah satu produk utama yang dihasilkan PT. Marimas Putera Kencana adalah minuman serbuk dengan rasa buah tropis dengan merek MARIMAS yang merupakan produk dengan varian rasa terbanyak di Indonesia. Produk lain diantaranya minuman susu dengan merek Milkimas Es Puter dengan 8 varian rasa, minuman teh serbuk dengan merek Teh Arum dan Marimas Adem dengan 4 varian rasa, produk ice stick dengan merek Marimas Es Lilin, Indosedap Susu Jahe, produk minuman serbuk buah premium 100% gula asli dengan merek Marimas Fruitz dan produk kopi 3 in 1 dengan merek Koko Beluk Icepresso. Salah satu produk unggulan dari PT. Marimas Putera Kencana adalah produk minuman serbuk berbagai rasa. Minuman serbuk tersebut salah satunya dipasarkan dengan merek Marimas. Produk dengan kualitas yang baik tersebut juga tentunya harus memiliki umur simpan yang baik pula. Dengan banyaknya permintaan dari masyarakat dan juga pemasaran produk yang telah meluas merupakan hal yang menjadi latar belakang penulisan laporan pertanggungjawab an Kerja Praktek dengan judul “Pendugaan Umur

  Simpan Minuman Serbuk dengan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dengan Pendekatan Arrhenius ” di PT. Marimas Putera Kencana.

  1.2. Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek

  Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktek yang dilakukan di PT. Marimas Putera Kencana Semarang adalah agar penulis mampu mengetahui cara dan metode penelitian dan pengembangan bahan pangan yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif serta mampu mengetahui kualitas umur simpan dari minuman serbuk.

  1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

  Kegiatan Kerja Praktek tersebut dilakukan selama 28 hari kerja yang terhitung dari tanggal 3 Januari 2017 dan berakhir pada tanggal 3 Februari 2017. Tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah di PT. Marimas Putera Kencana Semarang yang beralamat di Jalan Candi I / D-21 Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Semarang. Kerja Praktek tersebut dilaksanakan pada hari kerja yakni hari Senin hingga hari Sabtu setiap minggunya, dimulai pada pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Penulis ditempatkan pada departemen atau divisi Research and Development (R&D).

  3

1.4. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek

  Metode pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis yaitu dengan melalui perkenalan dengan staff, pengumpulan data melalui pengamatan, observasi, wawancara, pengumpulan data tertulis dan studi pustaka. Dengan melakukan pengamatan dan observasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan sehingga dapat lebih memahami tujuan dari departemen Research and Development. Pengumpulan data tertulis serta studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan untuk menyusun laporan berdasarkan topik yang dikerjakan oleh penulis.

2. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah dan Profil Singkat Perusahaan

  PT. Marimas Putera Kencana adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi makanan dan minuman (Food and Beverage) dengan produk utama adalah minuman serbuk. Kantor pusat PT. Marimas Putera Kencana berlokasi di Kawasan Industri Candi Gatot Subroto Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Berawal dari perusahaan home industri yang awalnya dikelola dengan sistim manajemen keluarga saat ini telah berkembang menjadi perusahaan berskala nasional dengan distribusi produk meliputi seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri. Salah satu produk utama yang dihasilkan adalah minuman serbuk dengan rasa buah tropis dengan merek MARIMAS yang merupakan produk dengan varian rasa terbanyak di Indonesia.

  Produksi pertama MARIMAS dilakukan pada bulan Oktober 1995 di Semarang dengan varian rasa Jeruk Segar dan saat ini telah berkembang telah menjadi 24 rasa. Produk lainnya adalah minuman susu dengan merek Milkimas Es Puter yang tersedia dalam 8 varian rasa, minuman teh serbuk dengan merek Teh Arum dan Marimas Adem dengan 4 varian rasa, produk ice stick dengan merek Marimas Es Lilin, Indosedap Susu Jahe, produk minuman serbuk buah premium 100% gula asli dengan merek Marimas Fruitz dan produk kopi 3 in 1 dengan merek Koko Beluk Icepresso. Untuk peningkatan dan mengendalikan konsistensi mutu PT. Marimas Putera Kencana telah menerapkan Quality Managament System ISO 9001 : 2000 yang telah disertifikasi oleh Badan Sertifikasi dari Australia dan saat ini sedang dalam tahap penerapan ISO 22000. Semua produk PT. Marimas Putera Kencana telah mendapatkan Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia dan terdaftar pada Badan Pengawas Obat Dan Makanan.

  Sejalan dengan perkembangan perusahaan serta sebagai wujud peran sosial perusahaan terhadap masyarakat, MARIMAS memprakarsai program untuk kegiatan sosial perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, bekerjasama dengan komunitas dan memberi kontribusi yang optimal kepada masyarakat.

  Berbagai kegiatan CSR yang telah dilakukan antara lain Penanaman Pohon Mangrove, Factory Visit, Marimas Peduli, Pelatihan Kemasan Daur Ulang, Warung Cantik Marimas, Pemberian Kredit Tanpa Bunga, Beasiswa, dll.

  2.2. Visi dan Misi Perusahaan

  PT Marimas Putera Kencana memiliki visi untuk menjadi produsen minuman serbuk nomor satu di pangsa pasarnya. Setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 PT Marimas Putera Kencana menerapkan kebijakan mutu yaitu menyatakan komitmennya untuk senantiasa memenuhi harapan pelanggan secara terus menerus dengan melaksanakan sistem mutu yang terdokumentasi melalui :

  1. Penyertaan setiap individu karyawan secara terpadu

  2. Penanaman sikap mental yang proaktif

  3. Tindakan perbaikan yang berkesinambungan

  2.3. Kebijakan Mutu dan Halal

  PT. Marimas Putera Kencana sebagai perusahaan minuman serbuk yang menjamin kepuasan pelanggan dengan cara menerapkan sistem manajemen mutu secara terpadu melalui tindakan:  Berkomitmen terhadap pencapaian mutu produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan yang ditentukan  Menciptakan produk yang bermutu, mengendalikan pangan secara aman dan halal dengan menggunakan sumber daya manusia yang profesional, fasilitas produksi yang memadai serta penggunaan bahan yang aman dan terseleksi

  2.4. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

  PT. Marimas Putera Kencana pada awalnya berlokasi di Jalan Senjoyo yang kemudian berpisah ke Kawasan Industri Candi, Jalan Gatot Subroto. PT. Marimas Putera Kencana memiliki luas

  2

  2

  2

  lahan sekitar 15.000 m yang terdiri dari 7000 m sebagai pabrik, 2000 m sebagai kantor dan

  2

  6000 m sebagai gudang. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lengkap denah perusahaan :  Kantor pusat khusus untuk keperluan administrasi dan operasional yang terletak di Jalan Gatot Subroto Blok D2/1  Unit prngolahan dan pengemasan 1 (UP 2) yang terletak di Jalan Gatot Subroto Blok 1/11-

  12  Unit pengemasan 2(UP 2) terletak di Jalan Gatot Subroto Blok I/1-2  Departemen teknik yang berada di Jalan Gatot Subroto Blok 6/6  Departemen umum yang berada di Jalan Gatot Subroto Blok 6/7  Gudang gula yang berada di Jalan Gatot Subroto Blok 6/8 Dan Blok I/15  Gudang bahan penolong yang berada di Jalan Gatot Subroto Blok 6//9

  2.5. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT. Marimas Putera Kencana sebagai dapat dilihat pada Gambar 1.

  Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Marimas Putera Kencana

  2.5.1. Direktur

  Direktur bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan validasi produk yang telah dirancang secara internal serta memberikan persetujuan untuk daftar pemasok bahan baku perusahaan.

  2.5.2. Wakil Direktur

  Wakil Direktur bertugas dan bertanggung jawab menggantikan direktur dengan tanggung jawabnya ketika direktur tidak ada di tempat terutama dalam hal pemberian persetujuan.

  2.5.3. Manajer Departemen Pemasaran Direktur Utama Wakil Direktur Dep. Pemasaran

  Dep. Research & Development

  Dep. Personalia Dep. Product Planning and Inventory Control

  Dep. Quality Control Dep. Keuangan Dep. Pengolahan Dep. Pengemasan

  Dep. Teknik dan Engineering Dep. Umum Dep. Pembelian Manajer Departemen Pemasaran bertugas dan bertanggung jawab dalam mempromosikan produk perusahaan, mencari informasi mengenai perkembangan industri dan pasar dari produk bersangkutan, menerima keluhan yang diberikan oleh pelanggan serta menindaklanjuti, membuat kontrak penjualan dan pemesanan, memantau mutu dan status pesaing, serta memenuhi permintaan dan harapan pasar.

  2.5.4. Manajer Departemen Research and Development

  Manajer Departemen Research and Development bertugas dan bertanggung jawab untuk menciptakan produk baru, merancang perencanaan mutu sebagai acuan pembuatan instruksi kerja yang akan diterapkan dalam perusahaan dan mempelajari, menganalisa serta membuat produk.

  2.5.5. Manajer Departemen Personalia

  Manajer Departemen Personalia bertugas dan bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan manajer departemen dalam menentukan kebutuhan pelatihan untuk para staff dan karyawan, menjaga rekapan data karyawan dengan baik, menerapkan peraturan perusahaan terhadap seluruh personil agar dapat dipahami dan diimplementasikan dengan baik serta melakukan perekrutan tenaga kerja sesuai dengan prosedur perusahaan yang telah ditetapkan.

  2.5.6. Manajer Departemen Product Planning and Inventory Control

  Manajer Departemen Product Planning and Inventory Control bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan realisasi produk harian maupun produk kontrak, membuat rancangan produksi serta bekerjasama dengan departemen pemasaran mengenai kesiapan produk yang telah siap untuk didistribusikan.

  2.5.7. Manajer Departemen Quality Control

  Manajer Departemen Quality Control bertugas dan bertanggung jawab menjaga kualitas produk dengan cara melakukan inspeksi dan pengujian terhadap produk yang telah dihasilkan, mengkoordinasikan pelaksanaan inspeksi dan atau pengujian yang diperlukan untuk prosedur penerimaan, penanganan, pengujian sampel serta instruksi kerja atas rekaman mutu lainnya, melakukan pengawasan tindakan koreksi serta pencegahan, menjaga status inspeksi dan pengujian baik terhadap produk yang telah dihasilkan maupun bahan setengah jadi.

  2.5.8. Manajer Departemen Keuangan Bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan arus kas masuk dan keluar dan membuat laporan keuangan setiap bulan dan tahun.

  2.5.9. Manajer Departemen Pengolahan

  Manajer Departemen Pengolahan bertugas dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proses produksi masih dalam kondisi terkendali, melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan yang baik bila diperlukan mencegah timbulnya kembali ketidaksesuaian, mempersiapkan produk sesuai jadwal yang telah ada serta memastikan telaksananya jadwal produksi.

  2.5.10. Manajer Departemen Pengemasan

  Manajer Departemen Pengolahan bertugas dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh material, peralatan ataupun mesin pengemas yang digunakan spesifikasinya benar dan sesuai dengan prosedur yang terdokumenstasi, memperbaharui dan memelihara seluruh rekaman mutu dalam bidang tanggung jawabnya.

  2.5.10. Manajer Departemen Teknik dan Engineering

  Manajer Departemen Teknik dan Engineering bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi pelaksanaan tindakan perbaikan dan perawatan mesin, memantau hasil realisasi perbaikan dan perawatan mesin, meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja mesin produksi dan menyusun rencana perbaikan dan perawatan.

  2.5.11. Manajer Departemen Umum

  Manajer Departemen Umum bertugas dan bertanggung jawab untuk mengatur jadwal, menyediakan sarana transportasi serta memelihara infrastruktur di lingkungan perusahaan.

  2.5.12. Manajer Departemen Pembelian

  Manajer Departemen Pembelian bertugas dan bertanggung jawab dalam mengevaluasi dan menentukan kualifikasi supplier, mengkoordinasi pengadaan barang, mengesahkan surat pembelian (PO), menyampaikan komplain ke supplier dan memastikan penyelesaiannya.

3. SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis Produk

  PT. Marimas Putera Kencana memiliki 3 unit produksi yang berlokasi di Semarang, Indonesia dengan masing unit produksi memproduksi produk yang berbeda. Beberapa jenis produk yang dihasilkan diantaranya: 3.1.1.

   Marimas

  Beberapa varian rasa dari Marimas: Kode Rasa

  OM-01 Jeruk OM-02N Jeruk Nipis Peras

  OM-03 Gula Asem OM-04 Sirsak OM-05 Strawberry OM-06 Jeruk Manis OM-07 Melon OM-08 Cocopandan OM-09 Framboze OM-10 Mangga OM-11 Australian Sweet Orange OM-12 Jambu Biji OM-13 Anggur OM-14 Kelapa muda OM-15 Jeruk Peras OM-17 Jeruk Pontianak

  OM-18A Mangga Arumanis OM-19N Jeruk Nipis OM-21N Cincau OM-24N Mangga Bangkok

  OM-26 Nanas OM-27 Teh Gula Batu OM-28 Teh Cincau

3.1.2. Es Puter

  Beberapa varian rasa dari Es Puter: Kode Rasa

  OMEP-01 Coklat OMEP-02 Es Kopi OMEP-03 Chocorio OMEP-04 Cappucino OMEP-05 Chocogo OMEP-06 White Kofie OMEP-08 Chocotime 3.1.3.

   Fruitz

  Beberapa varian rasa dari Fruitz: Kode Rasa

  OFRU-01 Florida Orange OFRU-02 Sirsak Ratu OFRU-03 Anggur Merah OFRU-04 Jambu OFRU-05 Jeruk Nipis 3.1.4.

   Fullvita

  Beberapa varian rasa dari Fullvita: Kode Rasa

  OFU-01 Jeruk Peras OFU-02 Lemon Nipis Peras OFU-03 Thailand Mango OFU-04 Pink Guava 3.1.5.

   Marimas Coco (Ready To Drink)

  Beberapa varian rasa dari Marimas Coco: Kode Rasa

  OMC-01 Kelapa Muda OMC-02 Cocopandan Gambar 1. Varian Rasa Produk Marimas

4. BAHAN BAKU DAN PROSES PRODUKSI MINUMAN SERBUK

4.1. Bahan Baku 4.1.1. Gula Rafinasi

  Gula rafinasi adalah gula kristal yang dimurnikan melalui proses penghilangan molase atau gula sederhana sehingga memiliki warna yang lebih putih dibandingkan dengan gula kristal biasa. Melalui proses penghilangan gula sederhana tersebut maka gula rafinasi hanya terdiri dari sukrosa. Gula rafinasi digunakan untuk memberi rasa manis dan juga memiliki warna yang putih sehingga tidak mempengaruhi warna dari produk minuman serbuk ketika dicampurkan. PT Marimas Putera Kencana menggunakan gula sebagai bahan baku utama yang mencakup >90% dari produk jadi. Setiap satu palet terdiri dari 20 sak atau 1 ton gula rafinasi. gula rafinasi akan mengalami penggilingan terlebih sebelum dicampurkan dengan premix agar menghasilkan partikel yang lebih kecil (Priono, 2003).

4.1.2. Asam Sitrat

  Pada umumya asam sitrat berasal dari kelompok buah jeruk (Citrus) yang banyak digunakan sebagai pengawet alami karena memiliki sifat asam dan berperan sebagai pemberi rasa asam. A sam sitrat yang terdapat dalam kelompok Citrus dapat mencapai 8% dari berat keringnya dengan rumus molekul C

  6 H

  8 O 7 .H

  2 O. Senyawa ini dapat berfungsi juga untuk menutupi

aftertaste produk dan juga memperkuat rasa. Asam sitrat tersebut tidak diaplikasikan pada

  seluruh varian rasa melainkan hanya untuk varian rasa dengan rasa asam yaitu jeruk, strawberry dan sirsat (Bizri & Wahem, 1994).

  4.1.3. Flavor

  Flavor yang ditambahkan bertujuan untuk memberi rasa serta aroma tertentu maupun memberi rasa dan aroma pada minuman serbuk. Flavor buatan banyak digunakan terutama dalam industri pangan karena harganya yang murah dengan variasi rasa yang luas sehingga memungkinkan untuk memberi berbagai jenis rasa dan produk. Flavor yang ditambahkan akan disesuaikan dengan varian rasa dari produk.

  4.1.4. Aspartam dan Siklamat

  Aspartam dan siklamat adalah pemanis buatan yang penggunaannya diperbolehkan pada produk pangan. Aspartam biasanya digunakan pada permen karet, sereal dan minuman serbuk dengan kalori yang rendah. Untuk siklamat biasanya digunakan dalam bentuk garam dengan batas maksimal penambahan menurut standar SNI 01-6993-2004 sebesar 250 mg/kg atau 3 g/kg berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MenKes/Per/IX/88. Pemanis sintetis merupakan bahan tambahan pangan yang berperan dalam menggantikan gula yang memiliki kalori lebih rendah serta rasa yang lebih manis dan harga yang lebih murah sehingga dapat digunakan dalam jumlah sedikit (Nielsen, 1998).

  4.1.5. Pewarna

  Pewarna sintetis digunaka pada bahan pangan karena bersifat lebih stabil dengan kualitas serta variasi warna yang lebih baik dan luas dibandingkan pewarna buatan. Pewarna sintetis juga memiliki harga yang lebih murah. Selain itu, pewarna berfungsi untuk meningkatkan kualitas

  

appearance produk dan memberi karakteristik tertentu pada produk. Pewarna yang digunakan

  oleh PT Marimas Putera Kencana termasuk dalam SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan.

  4.1.6. Non Dairy Creamer

Non dairy creamer digunakan untuk produk es puter dalam menggantikan susu ataupun krim.

  

Non dairy creamer termasuk jenis produk dari nabati dalam bentuk emulsi lemak dalam air

dengan harga yang lebih terjangkau.

  4.1.7. Teh Hitam

  Teh hitam digunakan dalam produk berbasis teh seperti mariteh dan teh arum. Teh hitam yang digunakan ada dalam bentuk ekstrak sehingga lebih mudah untuk digunakan dalam produksi. Teh hitam memang banyak digunakan dalam produk pangan karena harga yang relatif murah dengan rasa segar.

4.2. PROSES PRODUKSI 4.2.1. Pemindahan dan Screening Gula

  Pada tahap ini gula rafinasi ini akan ditempatkan pada conveyor gula dengan cara dituang ke dalam bak yang dilengkapi dengan screen untuk mencegah terjadinya kontaminan fisik yang mungkin terdapat dalam gula. Conveyor ini selanjutnya akan membawa gula menuju vibrator. Tenaga kerja akan melakukan penuangan gula dengan target yang bervariasi antara 7

  • – 18 sak gula per shift. Vibrator ini berfungsi untuk melakukan screening dengan Mesh berukuran 12 dan 14 sehingga gula yang dipindahkan menuju silo merupakan gula dengan partikel yang halus tanpa adanya bahan pengganggu seperti benang, batu dan lain sebagainya. Bongkahan-
bongkahan gula yang terbentuk selama penyimpanan juga dipisahkan dalam proses ini. Setelah screening gula akan dibawa menuju lantai 3 menggunakan bucket conveyor.

  Dalam proses ini akan dihasilkan limbah berupa sak gula serta kantong plastik yang berasal dari pengemas gula rafinasi beserta dengan gula sapon yang merupakan gula yang terbuang, tercecer atau jatuh. Penuangan gula ke dalam conveyor harus dilakukan dengan tepat sehingga jumlah gula tidak berlebih dan menyebabkan vibrator overload sehingga gula tumpah. Waktu keseluruhan untuk satu sak gula mulai dituang hingga dibawa oleh conveyor kurang lebih selama 25 detik. Gula berukuran besar maupun bahan yang tertahan dalam vibrator akan termasuk dalam gula kotor.

  

Bucket conveyor selanjutnya akan dicuci ketika libur panjang karena harus dilakukan

  pembongkaran untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air dan sabun yang kemudian dilap dengan alkohol. Conveyor dan vibrator akan dicuci satu minggu sekali dengan prosedur yang sama.

4.2.2. Penggilingan dan Penimbangan Gula

  Dalam proses penggigilingan bucket conveyor akan membawa gula menuju dua buah silo yang bertempat di lantai 3. Gula dalam silo tersebut kemudian akan digiling atau melalui proses granulasi menggunakan disc mill sehingga menghasilkan partikel gula yang lebih halus serta lebih mudah larut dalam air. Gula yang telah digiling lalu ditampung sementara pada

  

intermediate tank dan dibawa menuju tahap penimbangan dengan screw conveyor. Pada tahap

  penimbangan, gula akan ditimbang sesuai dengan kapasitas mesin mixing yang berada pada lantai 2. Proses ini yaitu gula akan masuk dalam mesin penimbang hingga jumlah yang diinginkan dan ketika berat gula telah terpenuhi maka operator akan memasukkan premix ke dalam mesin secara manual. Operator selanjutnya akan membuka saluran untuk memindahkan campuran ke dalam mesin mixing dimana ketika turun 100 kg campuran kurang lebih selama 20 detik. Untuk waktu pengisian 100 kilo gula dari screw conveyor ke dalam penimbang selama 1 setengah menit. Gula yang akan digiling harus dilakukan bersamaan dengan hari produksi karena gula yang telah digiling tidak dapat disimpan karena bersifat higroskopis. Sifat higroskopis ini akan menyebabkan kerusakan selama penyimpanan.

  4.2.3. Penimbangan dan Pencampuran Premix

Premix tersusun atas berbagai komponen diantaranya flavor, asam, pemanis dan berbagai

campuran lainnya. Setiap varian rasa atau produk akan memiliki komposisi yang berbeda-beda.

  

Premix ini dibuat oleh tenaga kerja yang sudah terlatih yang berada pada lantai 1 dan dilakukan

  di ruang khusus untuk menjaga formulasi dari perusahaan. Setelah itu, campuran dari premix ini akan dicampur terlebih dahulu untuk meratakan campuran lalu ditempatkan dalam plastik berisikan 10 kg premix atau dalam drum yang selanjutnya akan dipindahkan ke lantai 3 pada tahap penimbangan. Premix dan gula selanjutnya akan dimasukkan ke dalam mesin.

  4.2.4. Pencampuran dan Pengisian

  Gula dan premix kemudian akan dicampur dengan dua jenis mesin, yaitu ribbon mixer dan

  

super mixer . Perbedaan antara keduanya yaitu dari kapasitas dimana super mixer memiliki

  kapasitas 100 kg sementara ribbon mixer memiliki kapasitas dua kali lipatnya atau sebesar 200 kg. Pencampuran akan berlangsung selama 4 menit dan kemudian dipindahkan ke dalam

  

moving hopper yang berkapasitas 200 kg. Hal ini menyebabkan super mixer membutuhkan

  waktu dua kali lipat lebih lama untuk memenuhi moving hopper karena kapasitasnya yang lebih kecil.

  

Moving hopper lalu dipindahkan ke ruang pengisian dimana akan disambungkan dengan mesin

  pengemas pada lantai 1. Setiap selesai digunakan moving hopper akan dicuci dengan metode cuci kering atau cuci basah. Cuci kering dilakukan ketika pergantian varian rasa masih berdekatan atau sama yaitu menggunakan dry air serta dilap dengan alcohol. Sedangkan cuci basah dilakukan dengan air, sabun dan dioven untuk mensterilkan moving hopper. Cuci kering juga meliputi tahap pembilasan dengan gula untuk meminimalkan serta menghilangkan padatan yang menempel. Cuci basah bisanya dilakukan ketika terjadi pergantian rasa yang drastis atau pada akhir minggu yaitu pada hari sabtu.

  4.2.5. Pengemasan

  Produk setengah jadi selanjutnya dikemas dengan dua jenis mesin yaitu single line dan multi

  

line yang berfungsi dalam pengemasan primer. Mesin single line akan menghasilkan satu

  renteng produk yang diputus setiap 10 sachet oleh tenaga kerja sementara multi line akan menghasilkan 6 renteng produk dalam satu kali rotasi serta dapat diatur untuk memutus produk setiap 10 sachet. Mesin single line akan beroperasi dengan kecepatan 75 rpm per menit yang menyegel dari 3 sisi dan sachet berkisar antara 75 terdapat magnet yang berfungsi untuk mencegah adanya kontaminan logam untuk masuk ke dalam pengemas. Kapasitas hopper sebesar 25 kg dengan selang waktu pengisian corong besar 15 menit sekali. Untuk mesin multi line akan menghasilkan 360 sachet per menitnya dengan kecepatan yang lebih rendah yaitu 50

  • – 60 rpm per menit. Mesin ini akan menyegel keempat sisi dari pengemas dengan kapasitas hopper sebesar 216 kg dan selang waktu pengisian corong besar antara 45 menit hingga 1 jam. Suhu penyegelan untuk mesin single line berkisar antara

  o o

  180 sementara mesin multi line berkisar antara 200 . Suhu ini berlaku baik untuk

  • – 200
  • – 240 penyegel vertikal atau horizontal dengan suhu horizontal yang lebih tinggi dari vertikal. Produk jadi selanjutnya ditempatkan pada conveyor yang dihubungkan dengan horizontal

  

wrapper packaging yang digunakan untuk pengemasan sekunder. Produk jadi yang telah

  dikemas ditempatkan dalam karton dan diseal dengan mesin. Pengoperasian mesin multiline dilakukan selama 24 jam dan untuk mesin single line dilakukan dengan adanya rentang istirahat. Hal ini karena jika mesin multiline diberhentikan, maka untuk pengoperasian kembali memerlukan setting alat yang terlalu lama.

  Dalam seluruh proses produksi di PT Marimas Putera Kencana akan diawasi oleh staff quality

  

control dimana gula rafinasi yang berasal dari supplier akan diperiksa untuk memastikan

  kualitas gula sebelum diijinkan untuk masuk dalam proses produksi. Setiap pencampuran akan dilakukan pengambilan sampel untuk diuji oleh bagian quality control lapangan yang bertugas untuk memastikan varian rasa yang dihasilkan telah sesuai dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Apabila terdapat cacat atau kesalahan, maka pihak quality control akan memberi keputusan untuk produk setengah jadi, apakah dilakukan rework atau dibuang. Rework yang dilakukan juga diatur oleh quality control. Tahap pengawasan mutu dilakukan terakhir pada proses pengemasan dimana diperiksa apakah terdapat kecacatan pada produk jadi yang umunnya berupa kebocoran pada pengemas. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan memasukkan sachet ke dalam air dan diperiksa apakah ada gelembung udara yang keluar dari dalam pengemas atau tidak. Bila terdapat produk jadi yang cacat akan masuk dalam kategori sobek untuk disobek oleh tenaga sobek dan serbuk akan ditempatkan dalam drum. Drum ini selanjutnya akan dikembalikan ke dalam tahap proses produksi untuk diolah kembali.

  

Dust collector merupakan peralatan khusus yang dioperasikan di PT Marimas Putera Kencana yang berfungsi untuk menghisap debu yang merupakan gula dengan partikel yang sangat halus.

Dust collector ditempatkan pada area produksi yang menghasilkan debu yaitu area penggilingan gula, mixing dan pengemasan dimana dust collector ditempatkan sebanyak satu unit untuk setiap ruangnya. Dust collector terdiri dari alat pengumpul yang berada pada ruang terpisah beserta dengan saluran yang ditempatkan dalam ruangan bersangkutan yang menghasilkan debu. Saluran ini dapat ditempatkan pada ruangan maupun dipasang pada peralatan untuk meminimalisir lepasnya debu ke udara.

  Penerimaan Bahan Baku Gula Rafinasi

  Bahan-bahan Premix Penggilingan Gula

  Penimbangan Premix Pencampuran Premix Penimbangan Gula

  Pencampuran Akhir Bahan Setengah Jadi

  Uji QC laboratorium dan lapangan Lolos Uji

  Tidak Lolos Uji Pengemasan Primer

  Uji QC lapangan Lolos Uji

  Tidak Lolos Uji Pengemasan Sekunder

  Pengemasan Tersier

5. RESEARCH AND DEVELOPMENT (R&D)

  Research and development atau biasa disingkat R&D merupakan bagian atau divisi penting dari perusahaan yang berperan dalam pengembangan serta peningkatan suatu atau beberapa produk pada perusahaan. Tujuan dari pengembangan produk yaitu untuk meningkatkan minat dan membuat konsumen tidak jenuh dan bosan dengan produk sebelumnya serta menjaga kesetiaan dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Selain itu pengembangan produk juga bertujuan dalam meningkatkan daya saing dengan perusahaan lain melalui produk-produk baru sehingga dapat meningkatkan minat konsumen. PT. Marimas Putera Kencana telah memiliki sistem pengembangan produk yang baik yang dapat dilihat dari produk-produk yang konsisten di masyarakat. Konsistensi produk tersebut dapat diihat dari varian produk yang beragam yang diproduksi seperti minuman marimas dengan berbagi macam varian rasa serta jenis minuman serta makanan lainnya. Pengembangan produk yang dilakukan untuk menjaga agar permintaan pasar tetap terpenuhi dan masyarakat tetap menyukai produk PT. Marimas Putera Kencana. Sebelum melakukan peluncuran produk baru terdapat beberapa tahapan umum yang dilakukan oleh perusahaan seperti project planning, studi lapangan dan literature, formulasi produk, pengujian produk baru dan peluncuran produk baru. Secara umum sebelum produk baru diluncurkan, dilakukan beberapa tahap yaitu diantaranya project planning, studi lapangan dan literature, formulasi produk baru dan pengujian produk baru. Secara lebih luas tahap-tahap pengembangan produk baru seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:287-306), yaitu:

  1. Penciptaan Ide Proses pengembangan produk baru dimulai dengan pencarian ide. Ide produk baru bisa berasal dari interaksi dengan berbagai kelompok dan menggunakan teknik yang menghasilkan kreativitas. Untuk menghasilkan arus ide-ide baru yang berkesinambungan, perusahaan harus dengan agresif menggali banyak sumber-sumber gagasan.

  2. Penyaringan Ide Tujuan dari penyaringan adalah untuk menciptakan sejumlah ide-ide yang baik dan mengesampingkan yang jelek sedini mungkin dan membuang ide yang buruk seawal mungkin.

  Ide yang dapat bertahan dapat disaring lebih lanjut menggunakan proses pemeringkat sederhana dan jika manajemen merasa bahwa ide produk amat cocok dengan keterampilan pemasaran dan pengalaman pemasaran, maka perusahaan akan meningkatkan peringkat ide produk secara keseluruhan.

  3. Pengembangan dan Pengujian Konsep Ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat diuji. Kita dapat membedakan antara ide produk, konsep produk, dan citra produk. Ide produk adalah ide untuk produk dimana perusahaan dapat melihat kemungkinan produk dapat ditawarkan ke pasar. Konsep produk adalah versi terinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam istilah-istilah yang berarti bagi konsumen. Citra produk adalah gambaran tertentu yang konsumen peroleh dari suatu produk aktual atau potensial. Dalam pengujian konsep mensyaratkan bahwa berbagai konsep produk diuji pada kelompok konsumen sasaran yang tepat, kemudian reaksi konsumen tersebut dikumpulkan. Konsep-konsep ini dapat disajikan secara simbolis atau secara fisik. Jika konsep yang diuji semakin menyerupai produk akhir, pengujian konsep ini dapat semakin diandalkan.

  4. Pengembangan Strategi Pemasaran Setelah uji konsep berhasil, manajer produk baru akan mengembangkan rencana strategi tiga bagian awal untuk memperkenalkan produk baru ke pasar, yaitu: a. Bagian pertama Menggambarkan ukuran pasar sasaran, struktur, dan perilaku; positioning produk yang direncanakan, lalu penjualan, pangsa pasar, dan tujuan laba yang dicari dalam beberapa tahun pertama.

  b. Bagian kedua Mengikhtisarkan rencana harga produk, strategi distribusi, dan anggaran pemasaran yang direncanakan selama tahun pertama.

  c. Bagian ketiga Rencana strategi pemasaran menggambarkan tujuan penjualan dan laba jangka panjang serta strategi bauran pemasaran sepanjang waktu.

  5. Analisis Bisnis Setelah manajemen mengembangkan konsep produk dan strategi pemasaran, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis dari proposal. Manajemen harus mempersiapkan penjualan, biaya, dan proyeksi laba untuk menentukan apakah mereka memuaskan tujuan perusahaan. Jika ya, konsep dapat beralih ke tahap pengembangan.

  6. Pengembangan Produk Jika konsep produk dapat melewati ujian bisnis, konsep ini berlanjut ke litbang untuk dikembangkan menjadi suatu produk fisik. Selanjutnya ke bagian produksi untuk dibuat, diberi merek dan kemasan yang menarik.

  7. Pengujian Pasar Setelah manajemen puas dengan kinerja fungsional dan psikologis, produk siap dikemas dengan nama merek dan kemasan dalam uji pasar. Dalam pengaturan autentik, pemasar dapat mempelajari seberapa besar pasar yang ada dan bagaimana konsumen dan penyalur bereaksi untuk

  8. Tahap Komersialisasi Memperkenalkan produk baru ke pasar merupakan kegiatan penyelesaian rencana pemasaran, pengkoordinasian kegiatan perkenalan dengan fungsi-fungsi bisnis, pelaksanaan strategi pemasaran serta pengontrolan peluncuran produk.

  Dalam tahapan project planning dilakukan rapat direksi yang dilakukan oleh Direktur Utama, Divisi Marketing dan juga Divisi R&D PT. Maimas Putera Kencana. Rapat direksi bertujuan untuk menentukan produk baru yang akan dikeluarkan dan juga ide baru tersebut dapat direalisasikan oleh perusahaan. Inovasi pada perusahaan dibutuhkan dalam pelaksanaan pengembangan produk dan hal yang harus diperhatikan yaitu: produk baru tersebut harus dapat memberikan kepuasan, manfaat dan selera kepaada konsumen. Pengembangan produk dibutuhkan agar perusahaan tersebut dapat maju dan berkembang. Pelanggan akan selalu menginginkan produk baru dengan adanya perubahan seperti perbaikan mutu produk, penambahan tipe produk, ciri khusus produk serta perubahan ukuran produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Kotler, 2008:374).

Dokumen yang terkait

Karakteristik Mutu Karbohidrat dan Pendugaan Umur Simpan Minuman Fungsional Berbasis FOS dan Inulin (FOSIN)

0 21 17

Penerapan Data Mining Pada penjualan Produk Minuman Di PT. Pepsi Cola Indobeverages Menggunakan Metode Clustering

11 89 168

Pendugaan Umur Simpan Sirup Buah Semu Jambu Mete (Anacardium occidentale, L) dengan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT)

0 0 7

PENDUGAAN UMUR SIMPAN SIRUP BUAH TIN “KHAROMAH” DENGAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) [Shelf Life Prediction of “Kharomah” Figs Syrup Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Methods] Ali Mursyid Wahyu Mulyono, Afriyanti, Joko Setyo Basuk

0 1 6

PENDUGAAN UMUR SIMPAN MINUMAN BERPERISA APEL MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS Shelf Life Determination of Apple Flavored Drink Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method by Arrhenius Equation App

0 5 10

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG PISANG GORENG MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS Shelf Life Prediction of Fried Banana Flour Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method by Arrhenius Equation Approach

0 0 10

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG BUMBU AYAM GORENG MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING DENGAN PENDEKATAN ARRHENIUS Shelf Life Prediction of Fried Chicken Spices Flour Using Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Method with Arrhenius Approximatio

1 1 10

Pendugaan Umur Simpan Produk Minuman Bubuk Cokelat Instan Chocomix dengan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Pendekatan Kadar Air Kritis - UNS Institutional Repository

0 1 11

Pendugaan Umur Simpan Food Bars Berbasis Tepung Milet Putih (Panicum miliaceum L.) dengan Penambahan Koya Ikan Gabus - Tepung Kedelai sebagai Produk Pangan Darurat Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) Arrhenius - UNS Institutional Repo

0 0 14

Pendugaan Umur Simpan Food Bars Berbasis Milet Putih (Panicum miliaceum L.) dengan Penambahan Koya Ikan Gabus-Tepung Tempe Sebagai Produk Pangan Darurat Menggunakan Metode ASLT (Accelerated Shelf Life Testing) Arrhenius - UNS Institutional Repository

0 0 13