otak dan perilaku manusia dan

MAKALAH PENGANTAR ILMU PSIKOLOGI

OTAK DAN PERILAKU MANUSIA
Di Susun

O
L
E
H
KELOMPOK 1
NAMA

: 1. KARMILA
2. RIKA AYUNI
3. NUR AINI
4. NUR ASNIDAR
5. RAMADHANA PUTRA
6. RAHMAT SAPUTRA
PRODI : KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

DOSEN PEMBIMBING : SAIFUDDIN DHUHRI,Lc.,MA


1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
MALIKUSSALEH – LHOKSEUMAWE TAHUN
2015 / 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang............................................................................................1
1.2. Rumus Masalah..........................................................................................2
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian...................................................................3
1.3.1 Maksud Penelitian.............................................................................3
1.3.2 Tujuan Penelitian..............................................................................3
1.4 Kegunaan Penelitian...................................................................................3
1.4.1 Kegunaan Teoritis..............................................................................3
1.4.2 Kegunaan Praktis...............................................................................4
BAB II OTAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU
BAB III PERILAKU KEKERASAN RUSAKNYA OTAK DAN HATI
BAB IV ANATOMI DAN FUNGSI OTAK MANUSIA

1. Cerebrum (Otak Besar)...............................................................................14
2. Cerebellum (Otak Kecil).............................................................................15
3. Brainstem (Batang Otak).............................................................................16
4. Limbic System (Sistem Limbik).................................................................17
4.1. Perbedaan Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri.........................................18
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................20
B. Daftar Pustaka..............................................................................................20

2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Istilah Otak tengah mungkin masih terasa asing ditelinga masyarakat pada
umumnya. Manusia ternyata tidak hanya memiliki dua bagian dari otaknya yaitu
otak kanan dan otak kiri saja, namun manusia juga memiliki yang namanya otak
tengah.

otak tengah merupakan jembatan yang menghubungkan serta menyeimbangkan
fungsi otak kanan dan otak kiri sehingga memungkinkan otak kiri dan otak kanan
berfungsi dengan baik dan mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semula.
Dalam melakukan pengaktivasian Otak tengah (Brain Power Activation), anakanak ditutup matanya dan diberikan sugesti-sugesti oleh para trainer sehingga
emosional seorang anak akan dipermainkan disini akan dibuat meningkat,
menurun dan hingga semakin meningkat emosional anak tersebut. Tidak hanya
seperti itu anak-anak juga diajak bermain-main agar anak-anak tidak merasa
bosan mengikuti pelatihan pengaktivasian Otak tengah.
Setelah pengaktivasian Otak Tengah ini anak-anak mendapatkan banyak sekali
manfaat seperti menghitung dan membaca lebih cepat, memiliki daya ingat yang
tinggi, serta menjadi pribadi yang terbuka mudah melakukan komunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain tanpa merasa 2 malu, karena pada saat usia 5-15
tahun anak-anak masih membutuhkan bimbingan yang lebih.
Sebuah lembaga Gmoesty, Ganesha Motivation, Observation, Education and Skill
Community membuat sebuah pelatihan untuk mengaktivasi otak tengah anak.
Menggunakan teori Hipnosis kemudian dengan sejumlah latihan teknik berhitung
cepat ala Glenn Doman, Teknik mengingat cepat, Teknik membaca cepat, dan
3

Anda pun akan belajar bagaimana membuat peta bakat dengan menggunakan

graphology sebagai media dalam mengenal potensi, bakat, dan kemampuan Anak
serta membuka diri anak menjadi positif.
Seperti contoh pada seorang anak yang mempunyai kepribadian tertutup, tidak
mempunyai teman, pemurung dengan melakukan pengaktivasian otak tengah
anak-anak itu sekejab berubah dari segi perilaku dan sifat mereka menjadi pribadi
yang supel dan dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa adanya hambatan, dan
proses perubahan ini langsung terjadi sesaat. Karena sugesti yang diberikan tadi

dimana seluruh panca indera anak pun seluruhnya aktif dimana pikiran bawah
sadar mereka dan merangsang mereka untuk lebih baik dari sekarang sebelum
dilakukannya aktivasi otak tengah atau Brain Power Activation.
Dari proses inilah konsep diri seorang anak terbentuk, Pandangan mengenai diri
dan pihak lain ini disebut konsep diri. Hal ini seperti yang dikemukan oleh
George H.Mead (dalam Departemen Sosiologi, 2012) “ Konsep diri pada
dasarnya terdiri dari jawaban individu atas pertanyaan "Siapa Aku". Konsep diri
terdiri dari kesadaran individu 3 mengenai keterlibatannya yang khusus dalam
seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung. Kesadaran diri merupakan
hasil dari suatu proses reflektif yang tidak kelihatan, dan individu itu melihat
tindakan-tindakan pribadi atau yang bersifat potensial dari titik pandang orang
lain dengan siapa individu ini berhubungan”.

1.2 Rumusan Masalah
- Pertanyaan Makro
Bagaimana interaksi anak yang melakukan aktivasi kemampuan otak tengah
(Brain Power Activation) disekolah dan dirumah oleh GMOESTY Bandung?
- Pertanyaan Mikro
1. Bagaimana Proses sosial anak yang melakukan aktivasi kemampuan otak
tengah

(Brain Power Activation) disekolah dan dirumah oleh GMOESTY

Bandung?

4

2. Bagaimana tindakan anak yang melakukan aktivasi kemampuan otak tengah
(Brain Power Activation) disekolah dan dirumah oleh GMOESTY Bandung?
3. Bagaimana realitas anak yang melakukan aktivasi kemampuan otak tengah
(Brain Power Activation) disekolah dan dirumah oleh GMOESTY Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengkaji serta menganalisis
mengenai interaksi anak yang melakukan aktivasi kemampuan otak tengah (Brain
Power Activation) disekolah dan dirumah oleh GMOESTY Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui antara lain
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Proses sosial anak yang melakukan aktivasi kemampuan
otak tengah (Brain Power Activation) disekolah dan dirumah oleh
GMOESTY Bandung.
2. Untuk mengetahui tindakan anak yang melakukan aktivasi kemampuan otak
tengah (Brain Power Activation) disekolah dan dirumah oleh GMOESTY
Bandung.
3. Untuk mengetahui realitas anak yang melakukan aktivasi kemampuan otak
tengah (Brain Power Activation) disekolah dan dirumah oleh GMOESTY
Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis ini diharapkan agar penelitian ini dapat mengembangkan kajian

studi ilmu komunikasi antar pribadi pada umumnya dan interaksi sosial secara
khusus mengenai interaksi anak melakukan aktivasi kemampuan otak tengah
(Brain Power Activation) disekolah dan dirumah oleh GMOESTY Bandung.

5

1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pengalaman
bagi peneliti, serta aplikasi ilmu pengetahuan dalam bidang komunikasi
khususnya dalam memahami komunikasi antar pribadi mengenai
fenomena kemampuan otak tengah.
2. Bagi Universitas
Bagi universitas, khususnya Program studi Ilmu komunikasi konsentrasi
Ilmu humas UNIKOM, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi ilmu untuk pengembangan disiplin ilmu yang bersangkutan.
3. Bagi mahasiswa atau Masyarakat
Penelitian ini diharapkan juga bisa menjadi pengetahuan baru bagi
mahasiswa ataupun masyarakat luas berkenaan dengan kemampuan otak
tengah dalam proses interaksi sosial anak.

4. Bagi Lembaga GMOESTY
Penelitian ini bisa menjadi dorongan bagi GMOESTY untuk lebih bisa
menggali potensi dan motivasi dari anak-anak dan orang dewasa dengan
berbagai macam pelatihan-pelatihan yang lebih bisa diterima oleh
masyarakat banyak.

6

BAB II
OTAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU
Otak berkembang seiring dengan pertumbuhannya. Perkembangan otak
merupakan perubahan progresif yang sifatnya kualitatif, seperti bertambahnya
kemampuan dalam berpikir, menganalisa, persepsi, problem solving, serta
aktifitas mental lainnya. Sementara pertumbuhan merupakan perubahan progresif
yang sifatnya kuantitatif, seperti perubahan bentuk otak (otak bertambah besar),
perubahan dimensi otak, bertambahnya jumlah sel-sel syaraf, atau perubahan
volume otak. Premisnya adalah bahwa dalam kondisi normal pertumbuhan otak
akan mempengaruhi perkembangan otak. Bertambahnya ukuran otak dan sel-sel
syaraf individu berkorelasi dengan bertambahnya kemampuan individu tersebut
dalam melakukan aktifitas mental, seperti berpikir atau menganalisa.

Otak sendiri merupakan organ tubuh manusia yang dibentuk relatif
sempurna dan dilindungi dengan sangat kuat dibanding dengan organ tubuh
lainnya. Otak manusia telah dibentuk bahkan sejak triwulan kedua kehamilan. Hal
ini dapat dibuktikan bahwa saat dalam kandungan, otak mempunyai ukuran yang
lebih besar dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Pertumbuhan dan
perkembangan sel syaraf pusat pada otak berlangsung sangat pesat pada awalawal pertumbuhan (Corner, dalam Notosoedirdjo dan Latipun, 2005). Otak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat signifikan pada masa
kanak-kanak (awal masa pertumbuhan). Pada embrio terlihat bahwa otak
mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan organ tubuh yang lain.
Perubahan yang terjadi pada otak juga lebih progresif dibanding organ tubuh yang
lain. Dilihat dari perubahan berat otak, sangat jelas jika pertumbuhannya sangat
cepat terjadi pada lima tahun pertama. Pada masa bayi berat otak telah mencapai
750 gram. Pada usia lima tahun berat otak mencapai 1200-1250 gram dan pada
7

usia 18 tahun terjadi sedikit penambahan berat otak menjadi 1300-1500 gram.
Pada usia 18 tahun ini, tidak terjadi lagi pertumbuhan otak. Ada beberapa periode
dalam kehidupan individu yang merupakan periode kritis (penting), yang
mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan otak individu
(cara menanggapi respon). Periode-periode kritis ini biasanya terjadi pada awalawal kelahiran individu. Adanya kejadian-kejadian yang salah ketika periode

kritis ini muncul, bisa menyebabkan terjadinya perkembangan otak yang
abnormal, yang kemudian menyebabkan terjadinya perilaku yang abnormal pula.
Bagian terpenting dari otak yang perlu dipahami ketika mengkajinya
adalah neuron dan glia. Neuron merupakan bagian otak yang berperan terhadap
kemampuan belajar dan berfungsinya mental individu. Neuron merupakan tempat
emosi, intelegensi, dan afeksi individu. Segala aktifitas mental yang dilakukan
oleh individu, seperti merekam, mengingat, berpikir, persepsi, problem solving,
dan aktifitas mental lainnya, sangat ditentukan oleh berfungsi tidaknya neuron ini
(terjadi tidaknya hubungan antar neuron yang mengantarkan neurotransmitter).
Diperkirakan jumlah neuron adalah sebanyak 5 juta sel neuron. Jumlah tersebut
tidak akan bertambah bahkan akan berkurang seiring bertambahnya usia individu.
Jika terjadi kerusakan sel-sel neuron, maka tidak dapat diperbarui karena sifatnya
yang degeneratif atau irreversibel.
Glia merupakan tempatnya melekatnya neuron. Neuron jumlahnya jutaan
pada otak dan terdiri dari dua bagian, yaitu : dendrit dan akson. Dendrit yang
jumlahnya 200-300 di setiap neuron, berfungsi menerima neurotransmitter (zatzat kimia dalam otak yang berperan dalam pembentukan perilaku) dari sebuah
neuron untuk diteruskan ke neuron yang lain melalui akson. Hubungan antar
beribu-beribu neuron dalam otak kemudian disebut dengan sistem syaraf. Pada
manusia, untuk memproduksi sel syaraf dalam jumlah yang besar dan mencapai
puncak perkembangan otak yang sempurna diperlukan setidaknya 250.000 neuron

baru setiap detiknya.

8

Neuron paling banyak ditemukan pada korteks serebri atau otak besar.
Dapat pula dikatakan bahwa korteks serebri atau otak besar dususun atas beriburibu neuron yang saling terkoneksi. Korteks serebri atau otak besar memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap bagian otak yang lain dan juga terhadap
perilaku-perilaku individu. Korteks serebri berfungsi sebagai pemproses informasi
yang berasal dari reseptor panca indera, reseptor gerak pada tulang, sendi dan otot
gerak, serta informasi yang berasal dari thalamus, sistem limbik, basal ganglia,
dan serebelum. Korteks serebri terdiri dari korteks somatosensoris, korteks
motoris, korteks berpikir, dan korteks limbik. Korteks serebri berkorelasi positif
dengan proses kelahiran, migrasi, pematangan, dan juga pengelompokan syaraf
individu. Korteks serebri (kelahiran syarafà neural generation) mulai bekembang
pada 6 minggu awal kehamilan, dan sempurna pada minggu ke 20. Migrasi syaraf
dimulai pada usia 8 minggu kehamilan dan sempurna pada usia 29 minggu.
Kematangan syaraf (neuron), termasuk pertumbuhan akson dan dendrit, dimulai
pada usia 20 minggu kehamilan dan berlanjut sampai kelahiran terjadi.
Kematangan syaraf ini ditentukan oleh faktor lingkungan, produksi hormon
gonad, serta ada tidaknya luka pada otak.
Lingkungan diyakini memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap
perkembangan otak (kematangan syaraf). Pengalaman individu merupakan aspek
lingkungan yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan otak individu.
Pengalaman akan membantu aktifitas hubungan antar neuron.
Chemoaffinity hypothesis merupakan sebuah konsep yang menjelaskan jika sel-sel
syaraf atau akson dan dendrit (neuron) akan memberikan sinyal atau perintah bagi
otak tentang arah mana yang benar dan seharusnya dituju oleh individu, dan hal
ini dibentuk oleh pengalaman. Selain itu, budaya sebagai bagian dari lingkungan
manusia, juga membantu perkembangan otak manusia.
Otak juga memiliki kelenturan atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
kondisi yang ada, termasuk pada menyesuaikan diri pada zat-zat kimia, aktifitas
individu, dan juga pengalaman-pengalaman individu. Kondisi tersebut disebut
dengan brain plasticity. Meski begitu, brain plasticity tidak hanya bekerja ketika
otak mendapatkan perubahan-perubahan atau tekanan-tekanan dari dunia luar
(lingkungan), tetapi juga bekerja ketika terjadi perubahan hormon dalam diri
9

individu, kecelakaan (luka) otak, dan juga abormalitas gen. Hormon dalam tubuh
juga menentukan bagaimana neuron berkembang dan bekerja. Sebagai contoh,
hormon testosterone bisa mengubah struktur sel-sel syaraf di banyak lokasi
korteks, yang kemudian mempengaruhi bagaimana proses kognitif seseorang.
Luka yang terjadi pada otak dapat pula mempengaruhi perkembangan otak.
Beberapa jenis luka pada otak yang terjadi pada awal masa pertumbuhan diyakini
menjadi penyebab terjadinya gangguan perilaku yang kronis seperti retardasi
mental atau serebral palsy. Misalnya, seorang anak yang jatuh dari tempat tidur
maka besar kemampuan kognitifnya akan berkurang, perilakunya terganggu, dan
keadan tersebut akan dibawanya hingga dewasa.
Pengkajian atas hubungan antara otak dengan perkembangan perilaku mencakup
tiga hal besar, yaitu :
1). Mengamati perkembangan struktur dari sistem neuron dan hubungannya
dengan perilaku-perilaku yang spesifik, seperti berbicara atau memegang sesuatu.
Cara ini termanifestasikan pada tingkah laku yang teramati,
2). Mempelajari dan menelaah bagian mana dari otak yang bekerja ketika suatu
aktifitas sedang berlangsung, seperti ketika seseorang berbicara, bagian otak yang
mana dari orang tersebut yang sedang aktif atau bekerja, dan
3). Mengenali dan mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
terjadinya dua hal tersebut di atas (poin 1 dan poin 2), termasuk dalam hal ini
adalah gangguan-gangguan yang terjadi pada otak.
Otak berperan dalam pembentukan perilaku-perilaku motorik pada manusia.
Gerakan-gerakan motorik sangat erat kaitannya dengan kerja otak. Aktifitas
neurotransmitter (cepat atau lambat, banyak atau sedikit) akan mempengaruhi
gerak motorik individu. Kendali gerak terhadap jari-jari tangan misalnya,
ditentukan oleh kerja neuron pada korteks motorik. Otak juga menentukan
perkembangan bahasa manusia. Korteks fungsi khusus (korteks wernicke dan
broka) yang ada pada otak merupakan korteks yang menentukan kemampuan
berbicara

seseorang.

Kemampuan

berbicara

juga

ditentukan

seberapa

berfungsinya korteks motorik seseorang. Pada usia 2 tahun, bagian dan migrasi
10

sel-sel syaraf terjadi sangat banyak pada zona bicara individu yang terdapat di
korteks serebri. Selain itu, otak juga memegang peran yang sangat penting
terhadap kemampuan problem solving seseorang. Kemampuan problem solving
individu ditentukan oleh seberapa berfungsinya korteks berpikir dan korteks otak
depan. Dalam ilmu psikologi, tahapan perkembangan kognitif yang dikemukakan
oleh Piaget merupakan tahapan perkembangan mengenai bagaimana individu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai koordinasi antar korteks yang
ada pada otak. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh manusia tidak semata
ditentukan oleh kerja satu korteks saja. Gerakan tangan saja misalnya, ditentukan
oleh koordinasi korteks motorik, korteks berpikir, dan juga korteks limbik.
Terciptanya hubungan yang optimal antar korteks, yang berpengaruh terhadap
perilaku individu, juga ditentukan pada pengalaman-pengalaman yang pernah
dirasakan oleh individu tersebut. Individu akan lebih mudah mengingat jalan
yang harus dilalui untuk menuju ke suatu tempat tertentu, jika sebelumnya
individu tersebut sudah pernah melalui jalan tersebut.
Berikut ini beberapa gangguan psikologi yang terjadi karena adanya gangguan
pada otak. :
1.

Cerebral Palsy : terjadi gangguan perkembangan sistem syaraf yang
menyebabkan gangguan pada kerja motorik

2.

Romanian Orphans : gangguan perkembangan otak yang menyebabkan
gangguan intelektual dan sosial skill

3.

Schizophrenia : gangguan pada kerja neuron yang menyebabkan gangguan
pada kerja emosi, afeksi, dan psikomotorik. Ditemukan pula jika lobus
frontalis penderita schizophrenia jauh lebih kecil dibanding orang normal
(kerja neuron terhambat)

4.

Mental Retardation : gangguan intelektual yang disebabkan oleh
perkembangan otak yang terhambat. Penderita MR lebih sedikit aktifitas
konseksi neuronnya dibanding orang normal.

11

BAB III
PERILAKU KEKERASAN RUSAKNYA
OTAK DAN HATI

Perilaku manusia sehat dikendalikan oleh otak bagian depan yang disebut
korteks perfrontalis. Bagian ini mengontrol pikiran manusia. Namun mereka yang
cenderung melakukan kekerasan, prilakunya diatur oleh amigdala yang
mengontrol emosi dan mental.

Sekretaris Jenderal Indonesia Society, yang juga dosen Fakultas Kedokteran Sam
Ratulangi, Taufiq Pasiakm, mengatakan, otak manusia cenderung melakukan
kekerasan dan para pelaku kejahatan pada umumnya mengalami kerusakan pada
bagian korteks prefrontalis. Bagian ini berurusan dengan rasa malu, empati sosial,
dan pengaturan norma-nilai dalam kehidupan.
Kerusakan korteks prefrontalis membuat manusia kehilangan tata krama sosial,
menjadi anti sosial, kehilangan rasa bersalah, dan kematangan emosinya
terganggu. “Prilaku orang sehat dikendalikan oleh pikiran bukan emosi”, katanya.
12

Mereka yang mengalami kerusakan korteks prefrontalis menjadi tidak santun,
agresif dan emosional. Dalam kondisi ini, peranan amigdala lebih dominan di
bandingkan korteks prefrontalis. Artinya, emosi lebih menguasai dibandingkan
pikiran.
Banyak hal yang menjadi penyebab kerusakan korteks prefrontalis. Hal ini antara
lain adanya tumor, efek samping pembedahan, dan cedera.
Pelaku kekerasan dan kejahatan, termasuk koruptor, mengetahui tindakan merka
buruk

dan

salah.

Namun,

pemahaman

mereka

tersebut

tidak

dapat

ditransformasikan dalam prilaku akibat bagian otak yang menerjemakan
pengetahuan ke dalam prilaku rusak.
“Pelaku kejahatan, baik sebagai profesi, hobi atau karena situasi, semuanya
menederita gangguan otak. Bisa jadi otaknya normal, tetapi tak sehat,” katanya.
Selain itu, otak juga memiliki sifat neuroplastisitas (berubah secara alami).
Perubahan ini akibat stimulus, baik fisik melalui olahraga maupun melalui
nonfisik melalui pelatihan mental.
Melatih mental melalui meditasi, ibadah (doa dan puji-pujian kepada Tuhan),
perenungan, ataupun pengharapan (optimisme) bisa mengolah mental menjadi
positif. Ini akan berdampak pada positifnya emosi dan selanjutnya memengaruhi
otak.
Meski demikian, banyak orang tak telaten mengolah mental. Pada saat bersamaan,
pengaruh negatif bagi mental datang bertubi-tubi setiap hari. Kondisi dan
informasi yang pesimistis, maraknya tayangan kekerasan dan seks bebas, serta
hilangnya kehangatan di rumah membuat otak mempresepsikan berbagai hal
negatif itu sebagai tindakan wajar.
“Sesuatu yang terpatri di otak sulit untuk dilupakan”, katanya.
Secara teoritis, kata Taufiq, kerusakan kortek prefrontalis bisa diperbaiki.

13

Namun manfaatnya perlu dipertimbangkan, karena penyembuhan tanpa diikuti
intervensi mental akan percuma akibat sifatneuroplastisitas otak.
Ahli Psikologi Motivasi Universitas Gajah Mada, yang juga Wakil Ketua Asosiasi
Psikologi Islami, Bagus Riyono, mengungkapkan perspektif berbeda. Dalam
pengetahuan Barat, otak juga memang menjadi pengendali atas segala prilaku
manusia. Namun dalam perspektif Timur, yaitu Jepang, China, Indonesia serta
agama Islam, perilaku otak manusia dikendalikan hati nurani.
Tindak kekerasan berasal memang bersumber dari amigdala. Namun jika hati
kuat, orang bersangkutan mampu mengendalikan prilakunya. “Otak hanya
eksekutor, pengambil keputusan di hati,” ujarnya.
Bagus mengakui studi neorosains Barat tentang hati belum banyak karena mereka
kurang mempercayai spiritualitas. Meski demikian belum ada penjelasan tentang
siapa yang mengendalikan otak.
“Hati nurani memang suatu yang abstrak, posisinya tidak jelas di bagian mana
dalam tubuh. Tetapi, dampaknya bisa dirasakan seluruh tubuh,” ujarnya.
Contoh sederhana adalah perasaan cinta. Ekspresi cinta sering kali tidak rasional,
tetapi hati justru menerimanya.
Pendidikan Spiritual
Taufiq dan Bagus sama-sama menekankan pendidikan spiritual, baik bagi otak
maupun hati nurani.
Menurut Taufiq, teknologi paling canggih adalah pendidikan spiritual, mulai dari
pendidikan keluarga, sekolah, hingga akhirnya lingkungan sekitar. Namun, sistem
pendidikan Indonesia lebih mengedepankan aspek kongnitif.

Pendidikan juga lebih banyak mengedepankan hal-hal bersifat ritual dan simbolik,
bukan substansial. Kondisi ni diperparah dengan hilangnya keteladanan orang
14

yang lebih tua sebagai panutan. Komunitas pendorong kebaikan yang ada
dimasyarakat, seperti kelompok keagamaan, justru berubah menjadi komunitas
yang eksklusif.
“Pengalaman bangsa-bagsa maju menunjukkan, pengembangan otak harus
dilakukan secara serius, tidak bisa dibiarkan otak tumbuh alamiah,” kata taufiq.
Bagus menambahkan, sejumlah sekolah memang mencoba mengembangkan
pendidikan karakter. Namun, pola pendidikannya masih menekankan aspek
kongnitif. Akibatnya kejujuran, kesetiakawanan, empati, dan toleransi hanya
menjadi uraian kata-kata teoritis tanpa ada contoh langsung bagaimana
melakukan hal-hal itu dan disampaikan dengan penuh ketulusan.
Kompleksnya persoalan sosial politik kemasyarakatan membuat pendidikan
dalam keluarga menjadi sangat penting. Sayangnya kesibukan orangtua,
pendidikan spiritual dalam rumah justru dinomorduakan.

BAB IV
ANATOMI DAN FUNGSI OTAK MANUSIA

Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat dari
keseluruhan tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan
tubuh serta menunjang kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda
terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental Anda bisa ikut terganggu.
Seandainya jantung atau paru-paru Anda berhenti bekerja selama beberapa menit,
Anda masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak Anda berhenti bekerja selama
satu detik saja, maka tubuh Anda mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ
yang paling penting dari seluruh organ di tubuh manusia.

Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas
tentang anatomi dan fungsi otak secara detail bisa memakan waktu berhari-hari.
Oleh karena itu disini kita akan membahas anatomi dan fungsi otak secara garis
15

besarnya saja sekedar membuat Anda paham bagian-bagian dan fungsi otak Anda
sendiri.

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)

1. Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan
nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian
otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia
memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan,
memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga
ditentukan oleh kualitas bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian
lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit
disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal,
Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.
16



Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak
Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan,
kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi
penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan
kemampuan bahasa secara umum.



Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor
perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.



Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan
kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk
suara.



Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.

2. Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan
ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak,
diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang
tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak
mampu mengancingkan baju.

3. Brainstem (Batang Otak)

17

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala
bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang
belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan,
denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan
merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari)
saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu,
batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan
teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman
atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:


Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.
Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan
mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.



Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah
kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.



Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita
terjaga atau tertidur.

Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan
dengan kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini
ditentang oleh para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak
ada dasar ilmiahnya.

4. Limbic System (Sistem Limbik)
18

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus
batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa
latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga
oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak
mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus,
thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi
menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis,
rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga
memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu
fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan
mana yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri
dibanding dengan anak orang yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena Anda
punya hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda. Begitu juga, ketika
Anda

membenci

seseorang,

Anda

malah

sering

memperhatikan

atau

mengingatkan. Hal ini terjadi karena Anda punya hubungan emosional dengan
orang yang Anda benci.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera.
Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa
cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah
Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti
menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik
ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta,
penghargaan dan kejujuran.

4.1. Perbedaan Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri
19

Gambar Ilustrasi Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri
Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat,
karakteristik dan kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori
fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil
penelitian Roger Sperry.
Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih
dikenal dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai
fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan
logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat
matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan
pusat Intelligence Quotient (IQ).

Belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya
fungsi masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan
20

tetapi, menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih
mengandalkan otak kirinya.
Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak
mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.
Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses
pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga
cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga
lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan
otak kanannya bisa jadi adalah orang yang pandai bergaul, namun mengalami
kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis.
Ada banyak cara untuk mengetahui apakah seseorang dominan otak kanan atau
dominan otak kiri. Misalnya dengan melihat perilaku sehari-hari, cara berpakaian,
dengan mengisi kuisioner yang dirancang khusus atau dengan peralatan
Electroencephalograph yang bisa mengamati bagian otak mana yang paling aktif.
Disekitar Anda pastinya ada orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tapi
tidak pandai bergaul. Sebaliknya ada orang yang pandai bergaul, tapi kurang
pandai di sekolahnya. Keadaan semacam ini disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara otak kanan dan otak kiri.
Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi
secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa
menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi.
Untuk mengoptimalkan dan menyeimbangkan kinerja dua belahan otak, Anda
bisa menggunakan teknologi CD Aktivasi Otak. Metode ini sangat mudah diikuti
karena Anda hanya perlu mendengarkan semacam musik instrumental yang
dirancang khusus untuk menyelaraskan dan mengaktifkan kedua belahan otak
Anda.

21

BAB V
KESIMPULAN

Dasar-Dasar Perilaku Sosial Otak Manusia yaitu di samping perilaku manusia
itu dapat dikendalikan, perilaku manusia juga merupakan perilaku yang
integreted, yang berarti bahwa keseluruhan individu atau organisme itu terlibat
dalam perilaku yang bersangkutan, bukan bagian demi bagian.
Menurut Pendapat Kaum Stoic, yang menyatakan bahwa manusia adalah bagian
dari dunia keteraturan yang alamiah dan rasional sehingga mempunyai tanggung
jawab satu dengan yang lain dan secara bersama-sama mengejar kebahagiaan.
Dan Menurut Pendapat Epicurean, yang menyatakan bahwa manusia pada
dasarnya hedonistik,tertarik pada interes dan mau menang sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Kolb, B & Whishaw, I.Q (2001) An Introduction to Brain and Behavior. New York :
Worth Publisher
Mas’ud, I (2003) Fisiologi Persepsi Korteks Otak Manusia. Malang : Universitas
Brawijaya Malang
Markam, S.S (2003) Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : UIP
Notosedirdjo, M & Latipun (2005) Kesehatan Mental. Malang : UMM Press

22