Kebudayaan yang Membentuk Karakter dan K

ESSAI
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
TEMA:
ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI ILMU YANG BERKAITAN
DENGAN KEHIDUPAN MANUSIA
JUDUL:
KEBUDAYAAN YANG MEMBENTUK KARAKTER DAN KEBIASAAN

OLEH :
IQBAL JALIL HAFID
O 121 12 094

Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh
nilai tugas pada matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya tugas
pembuatan essai dalam matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar tentang
Kebudayaan yang Membentuk Karakter dan Kebiasaan dapat terselesaikan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melihat lebih dalam dan
menggali pemahaman mengenai salah satu tema yang diberikan, yaitu (1) Peranan
Ilmu Sosial Budaya Dasar dalam Menunjang Pengembangan IPTEK; (2) Ilmu
Budaya Dasar sebagai Ilmu yang Berkaitan dengan Kehidupan Manusia; atau (3)
Hubungan Kebudayaan dengan Ilmu Pengetahuan.
Pada essai ini saya memilih tema poin (2), semoga dapat menjadi bahan
evaluasi dan tolak ukur mengenai pemahaman ISBD di masa yang akan datang.

Palu, Agustus 2015

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
A. Pemahaman Ilmu Budaya Dasar .......................................................

i
ii
iii
1

B. Kebudayaan yang Membentuk Karakter dan Kebiasaan ..................

3

C. Kebudayaan dan Manusia: Hal yang Tidak Bisa Dipisahkan ...........

5

D. Hubungan Sesama Manusia Maupun dengan Tuhan ........................


6

E. Terjadinya Perubahan Budaya ..........................................................

8

F.

Titik Temu Kebudayaan Berawal dari Manusia ...............................

10

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

iii

A. Pemahaman Ilmu Budaya Dasar
Bila ditelaah lebih dalam, spesifik, kompleks dan sederhana Ilmu Budaya
Dasar bisa artikan Ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang

diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitism yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih

berbudaya dan lebih halus.
Menurut arti bahasa manusia berasal dari kata “manu” dalam bahasa
sansekerta yang berarti berpikir, atau bisa juga berarti makhluk yang berakal
budi/mempunyai pikiran. Manusia mempunyai beberapa unsur yaitu jasad, hayat,
dan bukan jasad/fisik. manusia diciptakan lengkap dari segi fisik, mempunyai akal
dan pikiran. Kebudayaan berasal dari kata budi dan daya, budi berarti akal atau
pikiran, sedangkan daya berarti usaha atau kerja, jadi budaya merupakan hasil dari
cipta, rasa dan karsa manusia yang dapat berwujud fisik maupum non fisik.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia
menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping
tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang membicarakan tentang nilai-nilai

kebudayaan, dan berbagai masalah yang dihadapi manusia dalam hidup seharihari. Secara sederhana mungkin dapat di artikan sebagai pengetahuan dasar dan
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalahmasalah manusia dan kebudayaan. Bila diambil garis besarnya, sebenarnya
kebudayaan itu berasal atau tercipta oleh manusia itu sendiri dan seharusnya kita
yang menciptakan kita juga yang harus melestarikannya.
Pemahaman mengenai Ilmu Budaya Dasar berkaitan dengan manusia yang
merupakan makhluk sosial, dimana mereka tidak dapat hidup sendiri dan pasti
1

akan membutuhkan bantuan orang lain. Di dalam hidup bermasyarakat atau
berkelompok harus adanya saling mengenal memahami satu sama lain,
bekerjasama, bergotong-royong, sehingga menciptakan hubungan yang harmonis.
Ilmu ini merupakan ilmu umum yang bisa dipelajari dengan cara dibaca maupun
dipraktikkan, karena semua yang dituliskan dalam Ilmu Budaya Dasar merupakan
hal yang nyata yang merupakan bagian dari kehidupan kita.

2

B. Kebudayaan yang Membentuk Karakter dan Kebiasaan
Dari penjelasan tentang arti Ilmu Budaya Dasar di atas, saya pelajari ada
beberapa tujuan dari Ilmu Budaya Dasar tersebut, yang pertama adalah untuk

membentuk manusia yang mempunyai wawasan yang luas tentang dunia
sekitarnya. Misalnya, mahasiswa pada saat lulus nantinya, mengetahui
kebudayaan orang lain menjadi sangat penting bagi mahasiswa dalam memperluas
pergaulan dan hubungan pekerjaan. Semakin kita mengenal kebudayaan orang
lain, maka semakin mudah kita mengetahui cara pandang orang yang berbudaya
lain dengan kita. Yang kedua adalah untuk mewujudkan mahasiswa yang
berpikiran terbuka, tidak hanya terpaku pada apa yang menjadi kebudayaannya
saja, tapi juga mengerti kebudayaan lain sehingga pola berpikir dan cara
bertingkahlakunya pun luas. Yang ketiga adalah menjadikan mahasiswa tersebut
mengenal akan dirinya sendiri, misalnya pemikirannya, perasaan atau mungkin
tingkahlakunya sehingga bisa menjadi bekal untuk pergaulan hidupnya.
Manusia tidak bisa terlepas kaitannya dengan kebudayaan. Manusia dan
kebudayaan akan selalu berkaitan, karena menurut saya kebudayaan akan
mempengaruhi karakter seseorang. Contoh sederhananya saja seorang anak yang
terlahir dari keluarga militer. Anak tersebut biasanya akan mendapat didikan
militer juga dari orangtuanya, misalnya disiplin, teratur, tepat waktu. Bisa
dipastikan didikan yang seperti ini awalnya akan sangat dirasakan sulit bagi si
anak, namun lama-kelamaan didikan itu akan menjadi kebiasaan/budaya oleh si
anak. Dan sadar atau tidak, nantinya kebiasaan/budaya ini membentuk karakter
anak tersebut, sehingga semakin lama didikan-didikan yang awalnya dianggap

sulit akan menjadi kebiasaan yang sudah sangat melekat sampai kapanpun. Begitu
juga dengan kebudayaan, dengan kita mempelajari kebudayaan yang baru
mungkin kita akan mengalami kesulitan di awalnya, tapi lama kelamaan semua
akan menjadi kebiasaan. Kalau memang untuk yang lebih baik, kenapa tidak?
Secara pribadi menurut saya budaya Indonesia sekarang sudah mulai
terkikis dengan seiring perkembangan zaman dan teknologi, seperti permainan
tradisional yang banyak dulu kita lakukan dan temui sekarang berbanding terbalik
anak anak kecil sudah memegang handphone dimana-mana, serta budaya
menghormati satu sama lain atau lebih sopan kepada yang lebih tua banyak
berkurang. Sikap masyarakat Indonesia dalam menghargai budaya Indonesia itu
sendiri sangatlah memprihatinkan, mungkin disebabkan oleh faktor perbedaan
budaya. Tapi hal ini bukanlah faktor yang sangat mencolok, yaitu adalah faktor
dimana masyarakat Indonesia sudah jarang melihat budaya-budaya Indonesia itu
sendiri, bahkan kita lebih sering melihat budaya-budaya luar yang masuk di
Indonesia.

3

C. Kebudayaan dan Manusia: Hal yang Tidak Bisa Dipisahkan
Manusia dan Budaya adaah satu kesatuan yang tidak bia dipisahkan antara

satu sama lain. Ini karena budaya adalah hasil dari sebuah kehidupan manusia
dimana budaya tadi dibuat bersama-sama dengan manusia yang lainnya.
Hubungan budaya dan masyarakat sendiri adalah suatu sistem sosial keseluruhan,
dimana para anggotanya memiliki tradisi budaya dan bahasa. Menurut Geertz
(1957), yang menyatakan bahwa budaya adalah pabrik pengertian, dengan apa
manusia menafsirkan pengalaman dan menuntun tindakan mereka; struktur sosial
ialah bentuk yang diambil tindakan itu, jaringan-jaringan hubungan sosial.
Budaya dan struktur sosial adalah abstraksi yang berlainan dari fenomena yang
sama. Jadi, budaya dan struktur sosial sebagai abstraksi-abstraksi pelengkap, dan
tantangan dalam menganalisis proses saling mempengaruhi antara keduanya.
Dulunya, manusia bersikap menyerah pada alam dan semata-mata
bertindak pada batas-batas lingkungan alam. Tetapi semakin canggihnya
teknologi, kita manusia sekarang bahkan bisa memanfaatkan hasil alam dan tidak
takut lagi dengan buasnya binatang. Kebudayaan mengatur agar manusia dapat
mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikap kita ketika
berhubungan dengan orang lain. Sikap dan perilaku yang menentukan baik atau
buruknya suatu interaksi dan hubungan sosial. Jika manusia sudah memenuhi dua
kategori yang diatas, maka timbullah keinginan manusia untuk menciptakan
sesuatu, untuk menyatakan perasaan dan keinginannya pada orang lain.
Selain hubungan antara masyarakat dan budaya, terdapat juga pranata

sosial yang berada dalam masyarakat. Pranata sosial adalah sistem-sistem yang
menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi
menurut pola-pola resmi. Dari situ mengapa kebudayaan dan masyarakat tidak
bisa dipisahkan satu sama lain. Karena kebudayaan sendiri membantu kehidupan
dalam bermasyarakat dan mereka memiliki peran yang sama dengan pranata
sosial yang berusaha menjaga masyarakat itu sendiri.

4

D. Hubungan Sesama Manusia Maupun dengan Tuhan
Dengan adanya Ilmu Budaya Dasar yang berkaitan dengan kehidupan
manusia kita dapat mengenal lebih jauh tentang unsur-unsur budaya, seperti
kepercayaan, kekerabatan, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, bahasa, seni dan
teknologi. Unsur-unsur kebudayaan, diantaranya kepercayaan merupakan percaya
akan sesuatu yang gaib. Mereka percaya akan adanya Tuhan, dan percaya bahwa
mereka di dunia ini tidak sementara, akan ada kehidupan lagi setelah mereka mati.
Zaman dulu masyarakat percaya pada nenek moyang mereka dan benda-benda
seperti batu untuk dijadikan kepercayaan bagi mereka.
Kemudian,


kekerabatan

merupakan

hubungan

seseorang

dalam

bermasyarakat. Di masyarakat terdapatnya organisasi masyarakat yang terbentuk
oleh kumpulan manusia, dan mereka membentuk sebuah kelompok dengan tujuan
yang sama. Dalam organisasi perlunya hubungan yang harmonis, saling
memahami dan mengerti akan tujuan mereka bersama dapat tercapai.
Kemudian, mata pencaharian merupakan sumber penghasilan manusia.
Tanpa mata pencaharian manusia tidak dapat hidup, mereka tidak punya uang
untuk membeli makanan, pakian, baju, dan keperluan hidup mereka.
Kemudian, ilmu pengetahuan meruapakan sesuatu yang penting bagi
manusia. Tanpa ilmu pengetahuan manusia tidak akan dapat melangsungkan
hidup. Dengan manusia memperoleh pengetahuan, yang tadinya bodoh menjadi

pintar, tidak tahu menjadi tahu.
Kemudian, bahasa merupakan sarana yang penting bagi manusia untuk
berinteraksi, tanpa bahasa manusia tidak dapat membaca dan bicara.
Kemudian, seni merupakan kreativitas manusia yang di torehkan dalam
sebuah tarian, kanvas, ukiran, dan sebagainya yang hasilnya menjadi karya seni
yang artistic.
Dan yang terakhir, teknologi. Seiring berkembangnya zaman teknologi
semakin berkembang, semakin praktis penggunaannya.

5

Saya tidak bermaksud mendiskriditkan suatu agama, tetapi memandang
secara global perkembangan budaya manusia, termasuk didalamnya ialah
perkembangan agama-agama. Sebelum adanya agama-agama di muka bumi ini,
manusia bertindak berdasarkan insting dan naluri sebagai kodrat dasarnya.
Dalam perkembangan berikutnya mereka mempunyai kemampuan melihat
fenomena alam yang berada diluar naluri dan kodratnya yang di tanggapi dengan
imajinasinya. Dalam imjinasi mereka, dia percaya ada kekuatan lain yang
mengendalikan alam semesta ini, maka timbullah budaya kepercayaan, dari
budaya animisme sampai budaya monotheisme.
Orang-orang yang mengaku bisa berkomunikasi dengan kekuatan alam itu
mendapat kehormatan dan kepercayaan dari manusia awam pada umumnya,
mereka itu disebut nabi. Zaman nabi-nabi berlangsung lama, bahkan sampai
sekarang, yang dianut oleh umat bergama. Dalam perkembangan evolusi fisik
manusia, mereka di lengkapi dengan kemampuan otak, kemampuan naluri tingkat
tinggi yang disebut jiwa seni, dan kemampuan pemahaman spiritual.
Dengan tambahan kemampuan itu jadilah manusia modern seperti
sekarang, mempunyai kebudayaan berdasarkan seni atau keindahan, mempunyai
kemapuan ilmu pengetahuan, dan memunyai nilai spiritual berupa kemanusiaan
yang adil dan beradab. Manusia yang masih terperangkap oleh zaman nabi-nabi,
pasti sangat sulit menyesuaikan diri dengan lingklungan seperti sekarang.

6

E. Terjadinya Perubahan Budaya
Perubahan dalam suatu masyarakat akan adat budaya, perilaku, dan
hubungan sosial pada saat sekarang ini sangat cepat. Beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhinnya begitu kompleks, mulai dari diri sendiri, keluarga, kerabat,
tetangga, dan seterusnya yang akhirnya pada sosial masyarakat. Nuansa
perubahan ini bisa berkesinambungan dari waktu ke waktu, baik-buruknya
dampak dalam fase ini akan menentukan nilai adat budaya setempat.
Mulai dari diri kita, melihat keluarga kita, kemudian tetangga, dan
kelompok masyarakat lingkungan wilayah kita, satu desa ataupun kota, apa yang
terpikir? Saat ini terasa atau tanpa terasa perlahan akan ada suatu perubahanperubahan, pola, atau biasa-biasa saja. Yang pasti kita terlibat dalam hal itu. Juga
kita saling membutuhkan satu sama lainnya dalam suatu lingkup bermasyarakat,
bersosialisasi pada tetangga-tetangga di lingkungan kita. Lalu dimana perubahan
itu?
Pada dasarnya jelas tiap individu senantiasa ada perubahan, kebiasaan,
pola pikir dan rasa. Faktor penyebabnya bisa berasal dari keluarganya, orang lain,
lingkungan pekerjaannya, dan lain sebagainya. Terlebih sekarang ini unsur
kemajuan teknologi informasi yang sangat mudah diperoleh, dilihat dan dimiliki,
jelas sangat mempengaruhi individu sesorang. Populasi dari penduduk dalam
suatu daerah sangat dratis, pembangunan bertambah, kebutuhan akan sandang
dengan pangan meningkat. Lintasan waktu kerja sangat padat, dan lokasi, area
kerja, menentukan prosentase dari pendapatan, produktifitas dan biaya
transportasi. Ini sangat jelas mempengaruhi tindak tanduk, pola asah, pola pikir,
dan kepribadian seseorang dalam menentukan sikap, pandangan, orientasi yang
akhirnya pada masyarakat. Pandangan yang impressif dalam bersosialisasi pada
masyarakat tertuang dalam kebijakan yang instan. Lebih pada kemudahankemudahan dalam pelaksanaan adat kebiasaan masyarakat. Kebudayaan yang
terbangun dari pola-pola ini terus tertumpah, terserap berkelanjutan, terus
menerus,yang pada akhirnya lunturnya nilai-nilai historis yang ada.

7

Perilaku suatu masyarakat dewasa ini cenderung menurun akan aktual
nilai-nilai kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan,
kerukunan, keadilan, dan kemusyawaratan. Pendiktean pada kelompok-kelompok
tertentu semakin semarak, dan terus mewabah. Doktrin-doktrin pemahaman
timbul dalam sesorang, menjagkitkan pada keluarga, tetangga, dan seterusnya.
Timbul bentuk-bentuk kebudayaan baru yang dinaungi oleh sekelompok orangorang tertentu saja. Tanpa mempedulikan kebudayaan yang ada, yang dianggap
atau dinilai tidak relefan pada sekarang ini, atau sedikit banyak menggeser laku
dan tata cara yang telah ada, sehingga perubahan ini menjadi pemicu penurunan
kaidah-kaidah terluhur, nilai kerukunan, dan nilai-nilai pemahaman yang bias.
Penurunan rasa kepedulian akan adat kebiasaan yang menjadi kebudayaan
masyarakat bersama kian terasa. Dengan waktu dan ruang yang tersita, perbedaan
pandangan yang kerap terjadi, kita berharap untuk lebih mengedepankan rasa
kebersamaan, nilai-nilai kebudayaan masyarakat yang berketuhanan, kerukunan,
keadilan, serta kemusyawaratan.

8

F. Titik Temu Kebudayaan Berawal dari Manusia
Ilmu Budaya Dasar bertujuan untuk memberikan pandangan luas tentang
kebudayaan Indonesia agar diharapkan turut mendukung dan mengembangkan
kebudayaannya sendiri dengan kreatif. Dalam Ilmu Budaya Dasar, manusia
berperan sebagai objek pengkajian dan masalah atau polemik yang dihadapi,
contohnya bagaimana manusia dengan alam, dengan sesama manusia, dirinya
sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dan Tuhan
menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar (kajian inti).
Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu ilmu yang sifatnya eksakta
maupun non eksakta. Jadi kebudayaan adalah hasil dari cipa rasa dan karsa
manusia yang berwujud fisik (benda) ataupun berwujud non fisik (bukan benda)
yang terbentuk dalam waktu yang lama dan hasil dari cipta rasa dan rasa masih
dapat dirasakan atau masih ada sampai sekarang.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dengan masyarakat, mempunyai
hubungan yang sangat erat satu sama yang lain, karena kebudayaan terbentuk dari
manusia, dan kemudian berkembang kebudayaan menjadi pengatur manusia.
Kebudayan yang diatur dibuat oleh manusia tidak akan jauh berbeda dengan
keinginan dari manusia itu sendiri. Kebudayaan juga berlaku sebagai pedoman
dan tingkah laku manusia karena mereka menganggap kebudayaan tersebut cocok
dengan situasi, kondisi dan masyarakat tersebut.
Dengan demikian, Ilmu Budaya Dasar akan selalu erat kaitannya dengan
kebudayaan yang menghasillkan manusia yang berbudaya. Ilmu Budaya Dasar
yang mengkaji masalah manusia dengan kebudayaannya, dan kebudayaan tersebut
yang menjadi karakter manusia sehingga menghasilkan manusia yang berbudaya
dan mempunyai wawasan yang luas sebagai bekal pergaulan di lingkungan
sosialnya.

9

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, M. & Nugroho Widyo. 1996. Ilmu Budaya Dasar . Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Senoputro,
G.
2015.
Ilmu
Budaya
Dasar .
(online).
(http://gandungsenoputro.blogspot.com/). Diakses pada hari Jumat
tanggal 14 Agustus 2015.
Sungadi.

2013. Manusia dan Kebudayaan. (online). (http://lembaranug.blogspot.com/). Diakses pada hari Jumat tanggal 14 Agustus 2015.

Supartono, W. 2004. Ilmu Budaya Dasar Edisi Revisi 2004. Jakarta: Ghalia
Indonesia.