Model Pembelajaran Penelitian Ilmiah dan

Model Pembelajaran Penelitian Ilmiah dan Latihan Penelitian
Rizki Anugrah Maulid (1500604)
Departemen kurikulum dan Teknologi pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
ram_maulid@yahoo.com

Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi
dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.
Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistematis yang
digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk
menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena
hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh tokoh bernama Suchman. Latihan penelitian
atau inquiry training bertolak dari kepercayaan bahwa perkembangan seseorang agar mandiri,
menuntut metode yang dapat memberi kemudahan bagi para siswa untuk melibatkan diri
dalam penelitian ilmiah. Umumnya manusia selalu memiliki rasa ingin tahu, karena itu model
latihan penelitian ini memperkuat dorongan alami untuk melakukan eksplorasi, memberikan
arah khusus sehingga mereka akan dapat melakukan eksplorasi itu dengan semangat besar
dan dengan penuh kesungguhan. Dengan model ini membantu para mahasiswa untuk
melakukan penelitian secara mandiri dengan cara yang berdisiplin. Yang diharapkan ialah
para mahasiswa dapat mempertanyakan, mengapa suatu peristiwa terjadi, dan menelitinya

dengan cara mengumpulkan dan mengolah data secara logis. Menurut (Karpin dkk, 2012 :
63) model pembelajaran inquiry dimaknai pada kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman melakukan suatu kegiatan pembelajaran, bertolak dari asumsi bahwa;
perkembangan peserta didik yang mahasiswa sudah ada pada tahap perkembangan mampu
belajar mandiri. Mandiri memiliki pengertian; mahasiswa menunjukan fenomena sikap yang
ditandai dengan adanya kemampuan dan kemauan mengkaji kedalaman dan keluasan materi
sebagai bahan ajar lebih dari yang diberikan dalam program pembelajaran. Mahasiswa
mampu melakukan komunikasi dalam kerjasama degan pihak lain, Mampu membangun dan
menunjukan rasa percaya diri pada kapasitas yang menjadi keahliannya. Mahasiswa memiliki
kebebasan untuk saling memajukan dan berkolaborasi dengan pihak lain di luar dirinya.
Dan menurut (Puspandini.R, 2013 : 2) Pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah) dalam
pembelajaran diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive
reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Model ini memiliki lima
tahap seperti berikut : (Joyce dan Weil, 1986:61 dalam Udin S. Winataputra, 2001:17) : Tahap
Pertama : Menghadapkan Masalah Menjelaskan prosedur penelitian Menyajikann situasi
yang saling bertentangan atau berbeda. Tahap Kedua : Mencari dan Mengkaji Data
Memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi memeriksa tampilnya masalah. Tahap
Ketiga : Mengkaji Data dan Eksperimentasi Mengisolasi variabel yang sesuai Merumuskan


hipotesis sebab akibat. Tahap Keempat : Mengorganisasikan, Merumuskan dan Menjelaskan
Dilakukan dengan cara merumuskan cara-cara atau aturan untuk menjelaskan apa tang
dilakukan sebelumnya. Tahap Kelima : Menganalisis Proses Penelitian Dilakukan dengan
cara menganalisis strategi pennelitian untuk mendapatkan prosedur yang lebih efektif.
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
a)

Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;

b)

Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;

c)

Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas

d)


Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis

DAFTAR PUSTAKA
Nurani Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta
Kaarpin, dkk. April 2012. Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk
meningkatkan hasil belajar mata kuliah praktek industri pada program studi pendidikan tata
boga. Vol 3 No 1 : 61-66
Puspandini R. 2014. Perbedaan pengaruh model pembelajaran inquiry training dan 5e
learning cycle terhadap prestasi belajar dan kerja ilmiah fisika siswa kelas x sma negeri 7
malang. Hal 1-6
Sutrisno Joko. 2008. Metode Pembelajaran Inquiry. www.erlangga.co.id