PENGANTAR ILMU EKONOMI Modul 5 Monopoli

PENGANTAR ILMU EKONOMI

Modul 5
Monopoli dan Oligopoli

Dosen
Dr. Asep Yunta Darma, M.T

yuntadarma@yahoo.com

PROGRAM STUDI TEKNI K I NDUSTRI
UNI VERSI TAS WI DYATAMA
BANDUNG
2017

PIE M odul 5 – hal 1

Pasar mer upakan tempat ber temunya pembeli dan penjual ,dimana ada bar ang/ jasa,
ser ta kesepakatan dalam ber tr ansaksi. Jenis–jenis str uktur pasar antar a lain: (1)
per saingan sempur na pasar dimana ter dapat banyak pembeli dan penjual, (2)
monopoli, pasar dimana ter dapat satu penjual , banyak pembeli, (3) oligopoli pasar

dimana ter dapat beber apa penjual dan banyak pembeli.

1. Penentuan Harga Kompetisi Sempur na dan Monopoli

A. Monopoli
Monopoli adalah str uktur pasar yang ditandai oleh adanya seor ang pr odusen tunggal
atau bentuk pasar yang dikuasai oleh seor ang penjual tunggal . Suatu pasar dapat di
katakana berstr uktur monopoli bila hanya ada satu pr odusen atau penjual tanpa
pesaing langsung atau tidak langsung, baik nyata maupun potensial. Dengan demikian
suatu per usahaan yang monopolistik secar a ser entak bisa menentukan har ga produk
dan jumlah outputnya. Bagi sebuah monopoli adalah mungkin untuk memper oleh
laba di atas normal, bahkan dalam jangka penjang sekalipun. Dalam pasar monopoli
juga tidak boleh ada barang pengganti at au subtitusi. Kekuasaan monopoli dapat
ber ubah sew aktu-w aktu, meskipun semula pr odusen memegang kekuasaan bahan
mentah secar a mutlak. Selama teknik pr oduksinya tidak ditir u oleh orang lain , pasar

PIE M odul 5 – hal 2

barang-bar ang ter sebut dapat dikuasai oleh mereka. Monopoli juga dapat diperoleh
dengan car a institusional, misalnya pember ian lisensi untuk ber usaha secar a tunggal.

Kemampuan teknologi dalam industr i memudahkan timbulnya monopoli. Hal ini
menuntut investasi yang besar untuk mempr oduksikan bar ang secar a optimal.
Akibatnya pendatang bar u per lu ber fikir ulang dalam mer encanakan untuk dapat
memasuki pasar yang ada, kar ena resiko akan mengalami ker ugian. Agar tidak ter jadi
eksploitasi ter hadap konsumen akibat monopoli ini, maka industr i-industri yang
menguasai hajat hidup or ang banyak seper ti ker eta api, pos, per hubbungan udar a,
listr ik dan sejenisnya dikuasai oleh negar a.
Pendatang bar u har us memiliki teknologi yang lebih efisien sehingga biaya r ata-r ata
jangka panjang terendah masih ter letak dibaw ah letak har ga ekulibr ium yang bar u.
Jika demikian pendatang bar u akan mampu menggantikan kedudukan monopoli dar i
perusahaan yang lama.
Setiap per usahaan akan menyadar i pengar uh-pengar uh keputusannya atas har ga
pasar . Ketika suatu per usahaan mampu untuk selalu memproduksi bar ang dengan
harga yang lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, dengan sendir inya
perusahaan ter sebut akan mampu ber tahan at au bahkan mendominasi pasar . Kondisi
seper ti ini mendor ong terjadinya monopoli oleh per usahaan yang ber sangkutan.
Monopoli dapat pula ter jadi sebagai akibat dari hak-hak istimew a at au hak dagang
yang diber ikan oleh pemerintah.

Pemegang monopoli sering kali ber usaha memaksimalkan keuntungan. Keuntungan

dimaksimalkan dengan menetapkan har ga sedemikian r upa sehingga: MC=MR.
Kekuasaan Monopoli dapat diukur dengan penyimpangan ant ar a MC=MR dengan
harga P. Untuk bar ang-bar ang kebutuhan umum dan sukar subtitusinya, kekuasaan
monopoli cender ung lebih besar.
Tidak demikian bagi bar ang-bar ang yang
industrinya memiliki struktur yang kompetitif ber saing. Ada suatu ker ugian daya
guna (turunnya sur plus konsumen dan sur plus pr odusen) kar ena volume pr oduksi
dan per tukar an yang lebih sedikit, dan juga suatu transfer yang mur ni dar i konsumen
ke penjualan daya guna, bila sumber - sumber dipergunakan dalam per juangan untuk
memper oleh dan memper tahankan kedudukan monopoli.
Monopoli, khususnya per usahaan jasa umum yang diber i hak dagang, ser ingkali
dikenai atur an-aturan. Tujuan pengatur an biasanya adalah untuk menjamin bahwa
pemegang monopoli hanya mener ima pendapatan secukupnya untuk menarik dan
memper t ahankan sumber -sumber yang dipekerjakan dalam industr i itu. Artinya
hanya mener ima suatu keuntungan ”nor mal” ( nor mal pr ofi t ) saja tanpa ada
keuntungan ekonomis ( economic pr ofit ). Dengan demikian Pendapatan Rat a-Rat a
( Revenue Cost / RC) dan Biaya Rata-Rat a ( Aver age Cost / AC) pasti sama besar . Bila
kur va AC pemegang monopoli sedang naik (per potongan antar a AC dengan AR
melebihi keseimbangan per saingan) akan t er dapat suatu kerugian daya guna, kar ena
PIE M odul 5 – hal 3


itu ar tinya pr oduksi dar i industr i ini ber lebihan. Sebaliknya, bila AC sedang menurun
(monopoli alamiah), maka solusi yang dikenai pengaturan ( r egul at ed sol ut ion )
ter letak diantar a keluar an pemegang monopoli yang menghasilkan keuntungan
maksimal dan akibat per saingan.

Dengan mengadakan diskriminasi har ga, seor ang pemegang monopoli dapat
memper oleh lebih banyak pendapatan dari per mintaan konsumen ter t entu. Dalam
segmentasi pasar , pemegang monopoli akan menetapkan keseluruhan Biaya Mar ginal
( Marginal Cost / MC) dar i produksi yang sama besar nya dengan Pendapatan Mar jinal
( Marginal Revenue/ MR) dalam setiap segmen pasar itu. Ini berar ti har ga yang lebih
tinggi akan dibebankan kepada segmen pasar dengan per mintaan yang kur ang
elastis.

Perusahaan-perusahaan kecil yang dapat bertindak secara kolektif sebagai seor ang
pemegang monopoli disebut Kar tel. Ini terjadi karena harga yang lebih tinggi hanya
dapat dicapai bila pr oduksi ditekan r endah, umumnya kuota-kuota pr oduk akan
diber lakukan pada anggota-anggota suatu kar tel. Adanya penerapan kuota ini akan
mendor ong per usahaan meningkatkan produksi melebihi kuota secar a sembunyisembunyi. Akibatnya, sejar ah mencatat kar tel-kar tel itu sangat r apuh kecuali bila ia
didukung oleh kekuasaan pemer intah.


PIE M odul 5 – hal 4

Rp/Kuantitas

MC

AC

P*

AR=D

0

Q*

MR
Kuantitas Monopoli


Keuntungan maksimal II* ter jadi pada keluar an Q*, dimana selisih ver tikal antar a
kur va Pendapatan Total R dengan kur va Biaya Total C pada panel atas adalah yang
ter besar . Pada keluar an ini kur va-kur va R dan C sejajar (per hatikan gar is singgung
yang putus-putus). Pada panel baw ah, hal itu ber ar ti bahw a kur va- kur va Penghasilan
Mar jinal MR dan Biaya Mar jinal MC ber potongan pada keluar an Q*. Keuntungan pada
panel baw ah digambar kan oleh bidang gelap, sama dengan Q* kali selisih antara
harga P* dengan Biaya Rata-Rata AC* pada keluaran itu: Q*(P*-AC)

a. Faktor -Faktor Penyebab Ter bentuknya Monopoli
1) Hambatan Teknis (Technical Bar r ier s to Entr y)

Ketidakmampuan ber saing secar a teknis menyebabkan per usahhan lain sulit
bersaing dengan perusahaan yang sudah ada ( exist ing fir m ). Keuggulan secar a teknis
ini disebabkan oleh beber apa hal, yaitu:

 Per usahaan memiliki pengetahuan khusus ( speci al knowl edge), sehingga aktivitas
produksinya sangat efisien.

 Tingginya tingkat efi siensi memungkinkan per usahaan monopoli mempunyai
kur va biaya (MC dan AC) yang menur un. Makin besar skala pr oduksi, biaya

mar ginal makin menur un, sehinggga biaya produksi per unit (AC) makin r endah.

 Per usahaan mempunyai kemampuan kontrol sumber daya alam, sumber daya

manusia maupun lokasi pr oduksi. Di Indonesia dikenal sebagai per usahaan yang
dimiliki oleh para konglomer at. Mer eka mempunyai kemampuan kemampuan
secar a teknis ( memiliki modal besar ), kar ena mampu mengontr ol faktor pr oduksi
bahan baku misalnya batu kapur untuk pr oduksi semen at au bar ang tambang
lainnya. Selain bahan baku yang dimonopoli oleh konglomer at adalah SDM
ber kualitas, dimana tamat an-tamat an univer sitas top di Indonesia kebanyakan
beker ja di per usahaan-per usahaan konglomerat. Per usahaan seper ti ini pun
PIE M odul 5 – hal 5

mampu memiliki lokasi pr oduksi yang khusus, sehingga biaya tr anspor tasi
menjadi r endah. Ini menyebabkan mampu menawar kan har ga mur ah dengan
w aktu masuk pasar yang lebih singkat.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki kemampuan monopoli kar ena kemampuan
teknis disebut per usahaan monopolis alamiah ( nat ural monopoli st ).

2) Hambatan Legalitas ( Legal Bar r ier s to Entr y)






Udang-undang dan pemberian hak khusus. Ser ing kali ada per usahaan yang tidak
memiliki kemampuan teknis super ior, tidak efisien, tetapi mampu memonopoli.
Beber apa per usahaan demikian, kar ena mereka secar a hukum diber i hak
monopoli ( legal monopoli ). BUMN-BUMN mer upakan contoh per usahaan yang
memiliki daya monopoli kar ena undang-undang. Ber dasarkan undang- undang
ter sebut mer eka memiliki hak khusus ( special fr anchise) untuk mengelola
industr i ter tentu.
Hak paten ( pat ent r ight ) atau hak cipta. Sering kali Monopoli diberikan kar ena
penget ahuan kemampuan khusus ( special knowledge) yang akhir nya
menciptakan daya monopoli secar a teknis.

b. Permintaan dan Penawaran Perusahaan Monopoli
1) Permintaan
Dalam pasar monopoli permintaan ter hadap output mer upakan per mintaan industri.
Oleh kar ena itu per usahaan mempunyai kemapuan untuk mempengar uhi har ga pasar

dengan mengatur jumlah output. Posisi per usahaan monopoli adalah penentu har ga
( pr ice set t er ).

2) Pener imaan Total dan Pener imaan Mar ginal
Pada pasar monopoli pener imaan mar ginal (MR) < har ga jual (P)

c. Daya Monopoli ( Monopoly Power )
Daya monopoli yaitu kemampuan per usahaan melakukan eksploitasi pasar dengan
mengatur jumlah output (pr oduk) dan har ga. Daya monopoli dikatakan makin besar
bila keputusan har ga at au output semakin sulit dilawan oleh pasar . Lerner mengukur
kemampuan per usahaan ber landaskan per mintaan yang dihadapi per usahaan
dengan menhitung angka indeks, yang dikenal sebagai indeks ler ner
L= ( P - MC )/ P
Dimana L = indeks ler ner
P = har ga output
MC = biaya mar ginal
Besar nya nilai indeks ler ner dipengar uhi oleh beberapa faktor :

PIE M odul 5 – hal 6








Elastisitas Harga Per mintaan ( elastisitas har ga )

Dalam pasar per saingan sempur na, elastisitas per mintaan tak ter hingga. Laba
makimuum ter capai bila P =MC. Kar ena itu dalam pasar per saingna sempur na
nilai L sama dengna nol ar tinya per usahaan tidak memiliki daya moonopoli ( price
t aker ). Makin inelastis per mitaan, makin besar nilai L atau daya monopoli.
Jumlah Per usahaan Dalam Pasar

Semakin sedikit jumlah perusahaan, daya monopoli makin besar . Dalam pasar
persaingan sempur na, jumlah per usahaan banyak sekali, sehingga konsumen
leluasa memilih produsen. Dengan demikian per mintaan menjadi elastis
sempur na, sehingga nilai L sama dengan nol.
Interaksi Antar Per usahaan


Makin solid inter aksi antar per usahan, makin besar daya monopoli, misalnya
perusahaan membentuk kelompok kar tel yang solid. Dalam pasar per saingan
sempur na, amat sulit melakukan konsolidasi untuk mencapai kekuataan
monopoli, kar ena jumlah per usahaan sangat banyak. Makin sedikit jumlah
perusahaan, makin mudah melakukan konsolidasi. Oleh kar ena itu sturktur pasar
yang memiliki potensi besar untuk memiliki daya monopoli besar adalah
oligopoli.

d. Monopoli Alamiah ( Natural Monopoly)
Perusahaan monopoli alamiah memiliki kur va biaya r ata-r ata (AC) jangka panjang
yang menurun ( negat ive slope). Makin besar output (pr oduk) yang dihasilkan makin
r endah biaya r ata-r at a. Ini dimungkinkan kar ena per usahaan memiliki MC yang juga
menurun dan ber ada di baw ah kurva AC. Per usahaan memiliki tingkat efisiensi yang
makin tinggi, bila skla pr oduksi diper besar . Per usahaan seper ti ini mampu
melakukan eksploitasi pasar, dilihat dar i selisih makin besar nya har ga jual dengan
harga mar ginal.

e. Deskr iminasi Har ga ( Pr ice Discrimination )
Kebijakan diskr iminasi har ga ( pr ice discrimination ) adalah kebijakan menjual
output/ barang yang sama dalam har ga yang ber beda. Tujuan yang ingin dicapai
adalah menambah laba per usahaan melalui eksploitasi sur plus konsumen.
Ada beber apa syar at diskr iminasi har ga ber dasar kan elastisitas per mintaan adalah:

 Per usahaan harus memiliki daya monopoli. Hanya per usahaan monopoli yang
mampu melakukan diskriminasi har ga.

 Pasar dapat dibagi dengan elastisitas per mintaannya ber beda.

 Tidak ter jadi penjualan kembali dari konsumen yang menikmati har ga r endah ke
konsumen yang dibebani har ga tinggi.

PIE M odul 5 – hal 7

 MR di tiap pasar adalah sama agar diskr iminasi har ga menghasilkan laba
maksimum.

f. Biaya Sosial Monopoli ( Social Cost Monopoly)
Dampak negatif monopoi menimbulkan beberapa ker ugian pada masyar akat (biaya
social), antar a lain:

 Hilangnya atau ber kur angnya kesejahter aan konsumen ( dead wei ght loss)

 Menimbulkan eksploitasi ter hadap konsumen dan peker ja (P>MC)
 Memburuknya kondisi makr o ekonomi nasional

 Memburuknya kondidi per ekonomian inter nasional.
g. Pengatur an Per usahaan Monopoly ( Monopoly Regulation ) dan Masalahnya
Dua car a lain akan dibahas agak r inci adalah pengatur an har ga (pr ice r egulation) dan
pengenaan pajak (taxation)

 Pengatur an har ga ( price r egulation) , yaitu kebijakan menetapkan tingkat har ga
maksimum atau tertinggi (cielig pr ice) bagi pr usahaan monopoli.

 Pajak ( taxation) , yaitu dilema pengenaan pajak ter hadap monopolis alamiah,
sebab kenaikan harga barang lebih besar dar i pajak pe r unit.

h. Keuntungan Monopoli ( Monopoly Benefit )
Walaupun Monopoli dapat menimbulkan biaya sosial, namun ada beber apa manfaat
monopoli yang per lu di per timbangkan:

 Monopoli, efisiensi dan per tumbuhan ekonomi

Perusahaan monopolis mempunyai kelebihan dibandingkan dengan per usahaan
yang ber gerak
dalam
pasar
per saingan
sempurna, yaitu
mampu
mengakumulasikan laba super nor mal dalam jagka panjang. Kemampuan ini sangat
dibutuhkan agar mampu membiayai r iset dan pengembangan dalam r angka
mendapatkan teknologi bar u atau penyempurnaan teknologi yang sudah ada, guna
meningkatkan efisiensi, dar i sejumlah faktor pr oduksi yang sama yang dihasilkan
oleh output yang lebih besar . Dengan kata lain, jika moopoli dikelola dengan baik
akan mendorong per tumbuhan ekonomi.

 Monopoli dan efisiensi pengadaan bar ang publik

Tidak semua barang dapat disediakan secar a efisien lew at pasar , misalnya bar angbar ang yang umum dikenal sebagai bar ang publik ( public goods). Walaupun publik
tidak menghasilkan ketidakefisiensian pasar, namun bar ang publik dapat
menimbulkan ekster nalitas mengutungkan yang memacu kegiatan ekonomi
ter utama investasi. Adanya investasi memungkinkan per tumbuhan ekonomi.

PIE M odul 5 – hal 8

 Monopoli dan peningkatan kesejahter aan masyar akat
Per usahaan monopolis jika dibiarkan memang sangat mer ugikan, kar ena
mempr oduksi bar ang lebih sedikit dan menjual barang dengan har ga yang sangat
mahal. Namun monopoli dapat digunakan untuk kesejahter aan masyar akat.
Kebijakan diskr imiasi har ga memungkinkan masyar akat kelas bawah yang
menganggap r ekr easi merupakan bar ang mew ah, menikmati r ekr easi hanya pada
saat-saat ter tentu, dengan har ga yang lebih mur ah. Kebijakan har ga dua tingkat
memungkinkan dilakukannya peningkata output melalui subsuidi silang.

i. Ar ti Pasar Bagi Perusahaan Monopoli
Jumlah barang yang ditaw arkan pengusaha t er gantung at as titik optimal usahanya.
Konsep titik optimal ini ber laku untuk setiap jenis pasar yang dihadapi oleh setiap
pengusaha. Tapi bagi pasar monopoli pengusaha mempunyai kekuasaan untuk
menentukan har ga. Dia ber tindak sebagai penentu harga, kar ena pengusaha t er sebut
berper an sebagai penjual tunggal yang menguasai pasar . Bagi perusahaan yang
memegang monopoli atau apapun juga, kur va per mintaan yang dihadapi
menggambar kan besar ya pendapatan pada ber bagai tingkat har ga dan kuantitas
barang yang dijual.

j. Monopoli Dan Diskr iminasi Har ga
Keputusan pasar biasanya menyangkut dua hal pokok yaitu kuantitas bar ang yang
akan dipr oduksikan dan dijual dan tingkat har ga yang akan dikenakan kepada
pembeli. Dalam persaingan sempur na, pengusaha hanya mengambil keputusan
tentang kuantitas pr oduksi saja, sedangkan pengusaha yang memegang kekuasaan
monopoli dapat mengambil keputusan kedua-duanya. Diskr iminasi har ga adalah
kebijakan har ga yang pada dasarnya menet apkan harga ber beda kepada konsumen
yang ber beda. Diskr iminasi har ga seper ti ini biasanya diasosiasikan dengan monopoli
seor ang pengusaha yang mampu menetapkan harga ter sendiri. Tujuan pokok dar i
kebijakan ini adalah untuk menaikan jumlah keuntungan optimal.
Ter masuk diskriminasi harga adalah politik dumping yaitu penetapan harga yang
lebih mur ah di luar neger i di bandingkan dengan har ga di dalam neger i untuk produk
yang sama. Tujuannya adalah untuk penjualan di luar neger i yang dilakukan dengan
persaingan yang sangat hebat. Jadi sebenarnya bukan hanya pengusaha tunggal saja
yang dapat melakukan dikr iminasi har ga, akan tetapi juga dalam bentuk pasar yang
lain. Sebagai contoh pemberian potongan har ga bagi pembeli kontan, pember ian
diskon tiket oleh perum DAMRI dan PJKA pada musim libur an kepada sisw a-sisw a
sekolah dan seterusnya adalah bentuk kongkr it dar i diskr iminasi har ga.
Syar at pokok yang har us dipenuhi supaya kebijakan diskr iminasi har ga ini dapat
menaikan pendapatan pengusaha adalah pasar yang dilayani har us tidak homogen.
Golongan yang kurang peka dikenakan har ga yang lebih tinggi dibandingkan dengan
golongan yang lebih peka. Contoh kasus har ga LPG. Pembagian ini disebut segmentasi
PIE M odul 5 – hal 9

pasar yang didasar kan pada elastisitasnya. Syarat kedua adalah pemisahan pasar
harus dijaga jangan sampai barang-bar ang yang dibeli dengan har ga mur ah pada
segment pasar yang satu dijual pada segment pasar yang lain.
Ketika pengusaha menetapkan lebih dar i dua jenis har ga ber dasar kan segmen pasar ,
kebijaksanaan har ga ter sebut dikatakan sebagai diskr iminasi har ga der ajat kedua
( second degr ee pr ice discr imint ion ). Dan ketika pengusaha monopoli ber hasil
menet apkan har ga yang ber beda-beda untuk setiap pembeli, kebijakan diskriminasi
ini disebut kebijakan diskr iminasi pertama ( fir st degr ee pr ice discriminat ion).

k. Monopoli Dan Pemerintah
Pemerint ah biasanya akan ikut campur pada sektor yang dikuasai oleh pengusaha
monopoli ter sebut, kar ena besar nya kekuasaan tunggal pada pasar oleh pengusaha.
Intervensi pemerintah dilakukan dengan car a: Per tama, pemer intah sebagai pelaku
usaha dengan menguasai kepemilihan per usahaan, misalnya pos, telepon, dan listrik
dan sebagainya. Ketika dalam penguasaan pemer intah, biasanya kepentingan sosial
lebih banyak ditonjolkan dar i pada sekedar keuntungan. Kedua, pemer intah dapat
membuat undang-undang untuk melar ang kolusi atau per sekongkolan di antar a para
pengusaha. Pengar uh pemer intah ini ter asa juga oleh pengusaha monopoli dalam
bentuk pajak keuntungan. Pemer intah dapat mener apkan pajak pr ogr esif atas dasar
besar kecilnya bagian pasar yang dipunyai oleh satu perusahaan

l. Monopoli Bilater al
Monopoli bilater al adalah pasar yang ter dir i dar i satu penjual (monopoli) dan satu
pembeli (monopsoni).

B. Penentuan Harga Kompetisi Sempur na
Pasar Per saingan Sempur na didefinisikan sebagai pasar atau industri dimana
ter dapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak
dapat mempengar uhi keadaan di pasar . Penentuan har ga dar i suatu per usahaan
dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah har ga pasar . Apapun tindakan
perusahaan dalam pasar, tidak akan menimbulkan perubahan har ga pasar .
Har ga pasar ditentukan oleh inter aksi diantar a keselur uhan pr odusen dan pembeli.
Seor ang pr odusen adalah ter lalu kecil per anannya di dalam pasar sehingga tidak
dapat mempengaruhi penentuan har ga atau tingkat pr oduksi di pasar , kar ena jumlah
pr oduksi yang diciptakan seor ang pr odusen hanya sebagaian kecil saja dar i
keseluruhan jumlah barang yang dihasilkan dan diper jualbelikan.
Cir i – cir i pasar Per saingan sempur na:
• Pembeli dan Penjual sangat banyak
• Jumlah pr oduk yg diperjual belikan sangat banyak (tdk mungkin langka)
• Pr oduknya Homogen (ser agam)
• Perusahaan bebas buka-tutup ser ta keluar -masuk dar i-ke pasar
PIE M odul 5 – hal 10

• Pembeli dan penjual mempunyai pengetahuan yg sempurna mengenai Pasar
• Mobilitas sumber – sumber ekonomi r elatif sempur na

Keseimbangan Per usahaan har ga perusahaan
Keseimbangan jangka pendek pada pasar persaingan sempur na adalah MR = MC
sehingga harha menjadi maksimum.
Keseimbangan pasar dalam jangka panjang pada pasar per saingan sempur na hanya
memiliki laba nor mal saja.

2. Penentuan Harga Oligopoli dan Monopolistik
Pasar yang ter dir i dari beber apa produsen saja. Adakalanya pasar oligopoli ter dir i
dari dua per usahaan saja dan pasar itu dinamakan duopoli. Bisa juga dikatakan
persaingan pasar yang hanya ter dir i atas beber apa per usahaan yang melayani
konsumen untuk jenis pr oduk ter tentu

a. Cir i-ciri Pasar Oligopoli





Menghasilkan barang standar d maupun bar ang berbeda cor ak.

Industr i dalam pasar oligopoly yang demikian sifatnya banyak dijumpai dalam
industr i yang menghasilkan bar ang ment ah seperti produsen bensin, industr i
baja dan aluminium dan industr i bahan baku seper ti industr i semen dan bahan
bangunan. Di samping itu banyak juga pasar oligopoly yang ter dir i dar i
per usahaan-per usahaan yang menghasilkan bar ang ber beda cor ak ( di fferent i at ed
pr oduct ). Bar ang seper ti itu pada umumnya adalah bar ang akhir. Contoh dar i
pasar oligopoli yang menghasilkan bar ang akhir adalah industr i mobil dan tr uk,
industr i r okok, dan industri sabun cuci dan sabun mandi.
Kekuasaan menentukan harga bisa lemah maupun sangat tangguh.

Tanpa ada ker jasama, kekuasaan menentukan har ga menjadi lebih terbatas.
Ketika suatu per usahaan menur unkan har ga, maka pada w aktu singkat akan
menar ik banyak pembeli. Per usahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan
tindakan balasan dengan mengurangi har ga yang lebih besar lagi sehingga
akhir nya perusahaan yang mula-mula menur unkan harga kehilangan langganan.
Tetapi kalau per usahaan dalam pasar oligopoly beker ja sama dalam menentukan
har ga, maka harga dapat distabilkan pada tingkat yang mer eka kehendaki. Dalam
hal ini kekuasaan mer eka untuk menentukan har ga adalah sangat besar , yaitu
sama seper ti dalam monopoli.

PIE M odul 5 – hal 11



Pada umumnya per usahaan oligopoli perlu melakukan pr omosi secar a
iklan.

Iklan sacar a ter us-mener us sangat diper lukan oleh perusahaan oligopoli yang
menghasilkan barang yang ber beda cor ak. Pengeluar an untuk iklan biasanya
besar sekali untuk perusahaan- per usahaan yang seper ti itu. Kegiatan pr omosi
secara iklan yang sangat aktif ter sebut adalah untuk dua tujuan, yaitu menarik
pembeli bar u dan memper t ahan kan pembeli lama. Perusahaan oligopoli yang
menghasilkan barang standar d membuat pengeluar an untuk iklan yang lebih
sedikit. Iklan tersebut ter utama untuk memelihar a hubungan baik dalam
masyar akat.

b.

Penentuan Har ga dan Produksi Tanpa Per sepakatan

Tujuan memaksimumkan keuntungan pada per usahaan oligopoli ter jadi apabila ada
kesepakatan antar a per usahaan-per usahan. Ketika kesepakatan tidak dicapai, maka
pengar uh satu perusahaan akan mempengar uhi per usahaan yang lain
Cir i Per kaitan di antara Perusahaan- Perusahaan

Sebagai akibat dar i per kaitan dan saling mempengaruhi yang sangat er at ter sebut,
per usahaan oligopoli harus membuat per hitungan yang cer mat mengenai r eaksi
dar i perusahaan lain apabila ia menur unkan atau menaikan har ga bar angnya.
Dengan demikian, di dalam pasar oligopoli, penur unan har ga dar i suatu
per usahaan ber kecender ungan akan menyebabkan per usahaan-per usahaan lain
akan melakukan penur unan har ga juga mer eka tidak kehilangan langganan. Jika
per usahaan menaikkan har ga, pr oduksi per usahaan-per usahaan lain menjadi
r elatif lebih mur ah. Sebagai akibatnya perusahaan yang menaikkan harga akan
kehilangan langganan, sedangkan perusahaan lain yang tidak menaikkan har ga
ber tambah banyak langganannya. Dengan demikian tidak ada alasan untuk
per usahaan lain ter sebut mengubah tingkat harganya.

Bentuk-bentuk Hambatan Oligopoli

Jumlah per usahaan yang ter batas di dalam pasar mengakibatkan per usahaanperusahaan bar u akan sangat sukar untuk masuk ke pasar oligopoli. Faktor -faktor
penting yang menyebabkan kesukar an memasuli pasar oligopoli adalah:
- Skala ekonomi
- Per bedaan biaya produksi
- Sifat-sifat pr oduksi yang mempunyai keistimew aan yang sukar diimbangi oleh
per usahaan baru.

PIE M odul 5 – hal 12

1) Skala Ekonomi
Skala ekonomi yang dinikamati oleh per usahaan dalam pasar oligopoli dapat menjadi
penghambat bagi per usahaan baru untuk masuk kedalam industri itu. Per usahaan
dalam oligopoli memperoleh per mintaan pasar yang ber tambah, maka ia akan
mempunyai kesempat an yang lebih baik untuk mempunyai per mintaan ter sebut
kar ena mer eka dapat menambah jumlah pr oduksi dan pada w aktu yang sama
mengur angi biaya pr oduksi per unit. Maka makin besar jumlah penjualan per usahaan
ter sebut, semakin efisien kegiatan mempr oduksinya. Ini akan menyukar kan
kemasukan per usahaan bar u.

2) Biaya Pr oduksi yang Berbeda
Skala ekonomi menjelaskan biaya pr oduksi per unit yang ber beda sebagai akibat dar i
tingkat (jumlah) pr oduksi yang ber beda. Disamping itu biaya pr oduksi dapat pula
berbeda pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada setiap tingkat pr oduksi,
biaya pr oduksi per unit yang harus dikeluar kan per usahaan yang bar u adalah lebih
tinggi dari yang dikeluarkan per usahaan lama.

Beber apa faktor yang menimbulkan kecender ungan per bedaan biaya pr oduksi
ter sebut adalah:
- Per usahaan lama dapat menur unkan biaya pr oduksi sebagai akibat penguasaan
penget ahuan mengenai kegiat an mempr oduksi yang dikumpulkan dar i
pengalaman masa lalu.
- Par a peker janya sudah lebih ber pengalaman di dalam menger jakan pekerjaan
mer eka, dan ini menaikan pr oduktivitas pekerja, yang selanjutnya memungkinkan
penur unan biaya pr oduksi.
- Per usahaan lama sudah lebih dikenal oleh bank, dan par a suplayer bahan mentah
sehingga dapat mudah memper oleh kr edit dan har ga bahan mentah yang lebih
mur ah.

3) Keistimewaan Hasil Pr oduksi
Keistimewaan bar ang yang dipr oduksi oleh per usahaan lama akan menjadi
penghambat masuknya per usahaan bar u. Bentuk-bentuk keistimew aan diantar anya
adalah bar ang sudah sangat ter kenal ( product r ecognit ion ), dan masyar akat sudah
menar uh keper cayaan dan penghar gaan yang tinggi keatas bar ang ter sebut. Jika
barang yang ditaw arkan per usahaan bar u tidak dinilai jauh lebih baik dar i bar ang
yang sudah ada, per usahaan bar u akan mengalami kesukar an untuk ber saing dengan
baik dipasar an.
Keistimewaan selanjutnya adalah apabila bar ang tersebut sangat r umit ( pr oduct
complexi t y) yaitu ia ter dir i dar i komponen-komponen yang banyak sekali sehingga
PIE M odul 5 – hal 13

sukar membuat dan memper baikinya. Maka per usahaan lama akan sukar untuk
disaingi. Keistimwaan yang lain adalah mempr oduksikan berbagai bar ang yang
sejenis.

4) Penilaian Ke atas Pasar Oligopoli

Didalam menilai kebaikan pasar oligopoly tiga aspek
perusahaan- per usahaan oligopolies akan diper hatikan, yaitu:

dari

kegiatan

 Efisiensinya dalam menggunakan sumber-sumber daya.

 Kegiatan mereka dalam mengembangkan teknologi dan inovasi.
 Tingkat keuntungan yang mer eka per oleh.

PIE M odul 5 – hal 14

Daftar Pustaka

-

Rahar dja, P dan Manur ung, 2017, Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi Ketiga, Jakar ta:
Lembaga Pener bit FE-UI

-

Boy Macklin. P., 2006, Pengantar Ekonomi dan Sistem Ekonomi Indonesia, Diktat
Kuliah, Univer sitas Widyatama Bandung

-

gunadar ma.ac.i d / Modul 9

-

elear ning.upnjatim.ac.id/ Bab_8

PIE M odul 5 – hal 15