Biaya Variable dan Absorpsi dan Pengguna

Muhammad Iqbal 133112340350012
Universitas Nasional Jakarta
Biaya Variable dan Absorpsi dan Penggunaan Perhitungan Biaya Variable untuk
Mengevaluasi Kinerja Manajer
1. Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya Absorpsi
Perhitungan biaya variabel membebankan hanya biaya manufaktur variabel ke
produk; biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja lansung, dan
overhead variabel. Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak
disertakan dalam penentuan biaya produk. Menurut perhitungan biaya variabel,
overhead tetap dari suatu variabel dipandang habis pada akhir periode itu dan
dibebankan secara total terhadap pendapatan periode tersebut.
Kegunaan variable costing adalah untuk :
1. Membebankan seluruh biaya tetap kepada perhitungan laba rugi
2. Perencanaan laba
3. Pengambilan keputusan reduksi biaya
4. Memisahkan beban (expenses) menurut perilaku biaya
5. Memudahkan menyusun laba rugi segmen tingkat unit, tingkat batch,
tingkat produksi
Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur ke produk.
Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel dan overhead tetap
adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Jadi, menurut perhitungan biaya

absorpsi, overhead tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode.
Kegunaan full costing adalah untuk :
1. Menyajikan perhitungan laba rugi untuk pihak luar (pemegang saham, kreditur dll)
2. Menentukan kinerja divisi pabrik, pemasaran, dan divisi administrasi
3. Memisahkan beban (expenses) menurut fungsi manajemen
Perbedaan atau pengaruh penggunaan pada Variabel Costing atau Absorption
Costing (Full Costing) yaitu :
Jika kita menggunakan metode variabel costing maka biaya tetapnya hanya
pada periode berjalan saja sedangkan jika menggunakan metode absorption costing
maka biaya tetap yang sebelumnya telah mengalami proses pada periode
sebelumnya akan diakumulasikan kembali pada periode berjalan karena pada metode
ini beranggapan persediaan awal pada periode berjalan telah mengalami proses

produksi pada periode sebelumnya dan itu harus diperhitungkan pada periode
berjalan.
Berikut ini adalah klasifikasi biaya sebagai biaya produk atau periode menurut
perhitungan biaya variabel dan absorpsi:

Biaya Produk


Perhitungan Biaya Absorpsi

Perhitungan Biaya Variabel

Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung

Tenaga kerja langsung

Tenaga Kerja Langsung

Overhead variabel

Overhead Variabel

Overhead tetap
Biaya Periode

Beban Penjualan


Overhead Tetap

Beban Administrasi

Beban penjualan
Beban Administrasi

Contoh Penilaian Persediaan
Fairchild Company memiliki data berikut yang berkaitan dengan penilaian
persediaannya:
Unit persediaan awal
unit yang diproduksi
Unit yang dijual ($300 per unit)
Volume Normal
Biaya Variabel per unit:
Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead Variabel*
Penjualan dan administrasi variabel

Biaya

10.000
8.000
10.000
$ 50
$ 100
$ 50
$ 10

Tetap:
Overhead Tetap*
Penjualan dan administrasi Tetap
*Overhead yang diestimasi dan actual sama jumlahnya

$ 250.000
$ 100.000

Perhitungan biaya variabel hanya menginventarisasi biaya manufaktur
variabel, sehingga biaya setiap unit produk Fairchild adalah $200. Perhitungan

biaya absorpsi mencakup semua biaya manufaktur sehingga biaya setiap unit
produk adalah $225. Berikut adalah perhitungannya:

Bahan Baku Langsung
Tenaga Kerja Langsung

Perhitungan

Perhitungan

Biaya Variabel
$ 50

Biaya Absorpsi
$ 50

100

100


50

50

Overhead Variabel

-

Overhead Tetap ($250.000/10.000)
Total Biaya Per Unit

$200

25
$225

Perbedaaan biaya per unit mempengaruhi nilai yang disajikan di neraca,
karena pada perhitungan biaya Variabel, biaya yang muncul di neraca pada
persediaan akhir hanya memperhitungkan Biaya Bahan Baku Langsung, Tenaga
Kerja Langsung, dan Overhead Variabel. Sedangkan pada Perhitungan biaya

absorpsi, biaya yang muncul pada persediaan akhir memperhitungkan Bahan
Baku Langsung, Tenaga Kerja Langsung, Overhead Variabel, dan Overhead Tetap.
Jadi, biaya per unit produk menurut perhitungan biaya absorpsi selalu lebih besar
dari pada menurut perhitungan biaya variabel.
Laporan Laba Rugi: Analisis dan Rekonsiliasi
Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan harga
pokok penjualan, maka metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat
mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena
jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua metode. Contoh
berikut pada Fairchild company.
Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel
Penjualan

$ 2.400.000

Dikurangi beban Variabel:
Harga pokok penjualan Variabel

$ 1.600.000


Penjualan dan administrasi variabel

$ 80.000

Margin kontribusi

$ 720.000

Dikurangi beban tetap:
overhead tetap

$ 1.680.000

$ 250.000

Penjualan dan administrasi tetap

$ 100.000


Laba Bersih

$ 350.000
$ 370.000

Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi
Penjualan

$ 2.400.000

Dikurangi:

Harga

Pokok

Penjualan

$ 1.800.000


Margin Kotor

$ 600.000

Dikurangi:

Beban

Penjualan

dan

Administrasi

$ 180.000

Laba Bersih

$ 420.000


Laba perhitungan biaya absorpsi lebih tinggi $50.000 dibandingkan laba
perhitungan biaya variabel. Hal ini karena adanya sebagian dari overhead tetap
periode tersebut yang masuk ke dalam persediaan apabila perhitungan biaya
absorpsi digunakan. Penjualan, beban pemasaran, dan beban administrasi selalu
sama.

Hubungan Antar Produksi, Penjualan dan Laba
No.

JIKA

MAKA

1

Produksi > Penjualan

Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel

2

Produksi

Laba Bersih Absorpsi

3

Produksi = Penjualan

Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih Variabel

Contoh perhitungan berdasarkan pada data operasi Belnip, Inc. pada tahun 2004, 2005,
dan 2006.
Biaya Variabel Per
Unit:
Bahan Baku Langsung

$4,00

Tenaga Kerja Langsung

$1,50

Overhead

Variabel

(Estimasi

dan

Aktual)

$0,50

Penjualan dan Administratif Variabel

$0,25

Harga Jual Per Unit

$10

Beban Penjualan dan Administrasi Tetap (per tahun)

$50.000

Overhead Tetap (estimasi dan Aktual) per tahun

$150.000

2004

2005

2006

Persediaan Awal

--

--

50.000

Produksi

150.000

150.000

150.000

Penjualan

150.000

100.000

200.000

Persediaan Akhir

--

50.000

--

Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel:
2004

2005

2006

$ 1.500.000

$ 1.000.000

$ 2.000.000

$ (900.000)

$ (600.000)

$ (1.200.000)

$ (37.500)

$ (25.000)

$ (50.000)

$ 562.500

$ 375.000

$ 750.000

overhead tetap

$ (150.000)

$ (150.000)

$ (150.000)

Penjualan dan administrasi tetap

$ (50.000)

$ (50.000)

$ (50.000)

$ 362.500

$ 175.000

$ 550.000

Penjualan
Dikurangi beban Variabel:
Harga pokok penjualan Variabel1
Penjualan

dan

administrasi

variabel2
Margin
kontribusi
Dikurangi beban tetap:

Laba Bersih
2004
¹ Persediaan awal
Harga pokok produksi

$$ 900.000

2005
$$ 900.000

2006
$ 300.000
$ 900.000

variabel
Barang yang tersedia
untuk dijual

$1.200.00
$ 900.000

dikurangi:

$ 900.000

persediaan

akhir

0

$
$-

(300.000)

$-

Harga pokok penjualan
variabel
Unit

$1.200.00
$ 900.000

$ 600.000

0

150.000

100.000

200.000

$ 0,25

$ 0,25

$ 0,25

$ 37.500,0

$ 25.000,0

$ 50.000,0

0

0

0

yang

² terjual
Cost per unit
Penjualan

dan

Administrasi variabel

Laporan laba rugi perhitungan biaya absorpsi:
2004

2005

2006

$1.000.00
Penjualan

$ 1.500.000

0

$2.000.000

$(1.050.000

$(700.000

$(1.400.000

Dikurangi: harga pokok penjualan¹

)

)

)

Margin kotor

$ 450.000

$ 300.000

$ 600.000

Administratif

$ (87.500)

$ (75.000)

$(100.000)

Laba Bersih

$ 362.500

$ 225.000

$ 500.000

Dikurangi:

Beban

penjualan

¹ Persediaan awal

Harga pokok produksi

barang yang tersedia untuk dijual
Dikurangi:
akhir

dan

$-

$-

$ 350.000

$

$1.050.00

$1.050.00

1.050.000

0

0

$

$1.050.00

$1.400.00

1.050.000

0

0

$-

$(350.000)

$-

Persediaan

$
Harga Pokok penjualan

$1.400.00

1.050.000

$ 700.000

0

Kunci untuk menjelaskan perbedaan laba tersebut adalah analisis arus
overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap
periode sebagai beban. Di lain pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui
overhead tetap yang ada pada unit-unit yang terjual. Apabila jumlah produksi
berbeda dari yang terjual, overhead tetap mengalir keluar atau kedalam
persediaan. Apabila jumlah overhead tetap dalam persediaan meningkat, maka
laba perhitungan menurut biaya absorpsi lebih besar daripada laba menurut
perhitungan biaya variabel dengan menghitung kenaikan bersih. Perubahan dalam
overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih diantara kedua
laba. Selisih antara laba bersih menurut penghitungan biaya absorpsi dan
penghitungan biaya variable; dapat dinyatakan sebagai :
Laba menurut penghitungan biaya absorpsi - laba menurut biaya variabel =
tarif overhead tetap x (unit yang diproduksi – unit yang terjual)
Contoh rekonsiliasi perhitungan biaya variabel dan absorpsi adalah:
2004

2005

Laba bersih
Perhitungan Biaya absorpsi
$362.500
$225.000
Perhitungan biaya variabel
$362.500
$175.000
Selisih
$0
$50.000
Penjelasan:
Unit yang diproduksi
150.000
150.000
Unit yang terjual
150.000
100.000
Perubahan dalam persediaan
0
50.000
Tarif overhead tetap
x $1
x $1
Selisih yang dijelaskan*
$0
$50.000
Perlakuan Overhead Tetap Pada Perhitungan Biaya Absorpsi

2006
$500.000
$550.000
-$50.000
150.000
200.000
-50.000
x $1
-$50.000

Menurut penghitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus dibebankan ke
unit yang diproduksi. Hal ini menciptakan 2 masalah. Pertama, bagaimana kita
mengkonversi overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja
langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unitunit yang diproduksi? Kedua, apa yang dilakukan apabila overhead pabrik yang
actual tidak sama dengan overhead pabrik yang dibebankan?

Masalah pertama dapat diatasi dengan mudah, misalkan overhead pabrik
ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Dibutuhkan 0,25 jam tenaga
kerja langsung untuk memproduksi 1 unit. Tarif overhead pabrik tetap adalah
$12/jam tenaga kerja langsung maka overhead tetap/unit adalah $3 (0,25 x 12
jam).
Solusi untuk masalah kedua kita harus menghitung overhead tetap yang
ditetapkan dan membebankannya kepada unit yang diproduksi. Apabila kelebihan
atau kekurangan overhead yang ditetapkan tidak material, maka akan ditutup
dalam harga pokok penjualan. Apabila jumlah yang ditetapkan terlalu tinggi atau
terlalu rendah itu materil maka kelebihan atau keuntungan tersebut dialokasikan
diantara barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan.
2. Perhitungan Biaya Variabel Dan Evaluasi Kinerja Manajer
Secara umum, apabila kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan
kinerja manajerial, maka manajer berhak untuk mengharapkan berlakunya hal-hal
berikut ini:
1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu period eke periode
berikutnya, sementara factor-faktor lainnya tetap maka laba akan meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode
berikutnya, sementara factor-faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3. Ketika pedapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
berikutnya, sementara factor-faktor lainnya, maka laba akan tidak berubah
Laba menurut perhitungan biaya variabel selalu mengikuti hubungan
antara penjualan dengan laba. Contoh pada Myers., Inc. memiliki data operasi
selama dua tahun adalah sebagai berikut:
2005

2006

Biaya manufaktur variabel per unit

$10

$10

Produksi (Unit yang diproyeksi dan actual)

10.000

5.000

Unit yang terjual ($25 per unit)

5.000

10.000

Overhead tetap (estimasi dan actual)

$100.000

$100.000

Biaya produk menurut perhitungan biaya variabel adalah $10 per unit
kedua tahun. Sedangkan menurut perhitungan biaya absorpsi $20 per unit tahun
2005(10

+

[$100.000/10.000])

dan

$30

per

unit

tahun

2006

(10

+

[$100.000/5.000). Penjualan meningkat dari 5.000 menjadi 10.000 unit. Biaya
tetap, biaya manufaktur variabel per unit, dan ahrga jual per unit sama untuk
kedua periode. Laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
Laba Menurut Perhitungan Biaya Variabel

Penjualan

2005

2006

$ 125.000

$ 250.000

$ (50.000)

$ (100.000)

$ 75.000

$ 150.000

$ (100.000)

$ (100.000)

$ (25.000)

$ 50.000

Dikurangi beban Variabel:
Harga pokok penjualan Variabel¹
Margin kontribusi
Dikurangi beban tetap:
overhead tetap
Laba (Rugi) Bersih
Laba Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi

Penjualan

2004

2005

$ 125.000

$ 250.000
$ (250.000

Dikurangi: harga pokok penjualan²

$ (100.000)

)

Laba Bersih

$ 25.000

$-

¹ $10 x 5.000 (thun 2005) dan 10.000 (thun 2006)
² Persediaan awal

$0

$100.000

$200.00
Harga pokok produksi

0

$150.000

$200.00
Barang yang tersedia untuk dijual

0

$250.000

$100.00
Dikurangi: persediaan akhir

0

$0

$100.00
Harga pokok penjualan

0

$250.000

Menurut perhitungan biaya variabel, laba meningkat sebesar $75.000
sedangkan menurut perhitungan biaya absorpsi laba bersih turun $25.000, meski
penjualan meningkat. Hal ini berarti bahwa perhitungan biaya variabel yang mampu
menunjukan kenaikan laba sehubungan dengan perbaikan kinerja penjualan.
Metode Pengambilan Keputusan
1. Elementary Methods (Metode dasar)
Metode pendekatan ini sangat simple, dan membutuhkan perhitungan untuk
mendukung analisis. Metode ini sesuai untuk keadaan di mana masalah hanya
diselesaikan oleh satu orang saja, alternatif yang terbatas dan ada karakter yang
unik di lingkungan pembuatan keputusan.
2. MAUT (Multi-Attribute Utility Theory)
Metode ini menggunakan skala prioritas antara 0-1 untuk membantu dalam
pembuatan keputusan di organisasi. Hasil dari prioritas itu dapat digunakan
sebagai pembuat keputusan.
3. SMART (Simple Multi Attribute Rating Techniqu)
Metode pengambilan keputusan ini menggunakan fungsi nilai yang dihitung
secara matematis. Adanya skala penilaian yang telah diketahui oleh banyak orang.
4. Basic Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA)
MCDA umumnya mempunyai masalah yang memiliki salah satu dari sejumlah
alternatif. Alternatif tersebut didasarkan pada seberapa baik dalam penilaian hal
yang dipilih. Kriteria dan nilai atau score-nya dibuat oleh si pembuat keputusan.
Setelah memberikan penilaian terhadap alternatif dijumlahkan sesuai masingmasing kriteria dan kemudian diurutkan sesuai jumlah score. Urutan hasil yang
telah didapatkan oleh pembuat keputusan adalah hasil keputusan.
5. NGT (Nominal Group Technic)
NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok
dalam membuat keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta
atau anggota organisasi kemudian memberikan voting dan rangking terhadap ide-

ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide yang paling banyak score-nya,
yang berarti merupakan konsensus bersama.
Jenis-jenis Keputusan Khusus
1. Keputusan membuat atau membeli dari supplier luar
Umumnya sebuah perusahaan manufaktur membeli bahan baku dan kemudian
memrosesnya menjadi produk jadi. Artinya, kegiatan utama perusahaan
manufaktur memang membuat suatu jenis produk tertentu. Tetapi adakalanya
perusahaan manufaktur dihadapkan pada suatu pilihan untuk membuat sendiri
produknya seperti semula atau membelinya dari pihak lain. Pilihan membeli dari
pihak lain muncul karena beberapa sebab. Misalnya, karena harga beli dari
perusahaan lain lebih murah, kapasitas produksi perusahaan sulit ditambah, dan
sebagainya. Jika kondisi seperti itu yang dihadapi, maka perusahaan dapat
menggunakan analisis biaya diferensial sebagai metode untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
2. Menerima atau menolak pesanan khusus
Pesanan khusus (special order) merupakan pesanan diluar penjualan normal,
biasanya dijual dengan harga yang lebih rendah dari harga jual normal. Keputusan
harga jual produk (jasa) dalam jangka panjang harus mempertimbangkan kos
penuh (full cost), tapi dalam jangka pendek (masih ada sisa kapasitas), penentuan
harga jual bisa menggunakan kos diferensial. Misalnya kapasitas penuh adalah
1000 unit output, sekarang bekerja 800 unit ouput, sisa 200 unit output diproduksi
kemudian dijual dengan harga dibawah harga pasar, atau produksi 800 unit, dijual
700 unit maka sisa 100 unit dijual dengan harga khusus.
Order khusus diterima jika menambah laba operasi dan sebaliknya ditolak jika
mengurangi laba operasi untuk menentukan order khusus diterima atau ditolak
harus menggunakan pendekatan direct costing atau variabel costing, dimana
seluruh biaya tetap dinyatakan sebagai beban (expense). Dengan demikian yang
dimaksud biaya produksi adalah hanya terdiri dari biaya variabel yaitu biaya
bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung atau upah buruh, dan biaya overhead
pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap dikategorikan sebagai beban
(expense) terhadap pendapatan perusahaan.
Jika harga ordeer khusus lebih besar dari harga pokok produksi variabel
(variabel costing atau direct costing) maka akan menambah laba operasi, dan itu

berarti order khusus harus diterima, dengan catatan bahwa biaya-biaya yang
lainnya tidak berubah ( biaya pemasaran dan administrasi baik variabel maupun
tetap).
3. Kalkulasi Biaya Variabel Dan Laporan Segmen
Ada dua metode perhitungan laba, yaitu berdasarkan kalkulasi biaya variabel dan
berdasarkan kalkulasi biaya absorbsi. Dan kedua metode tersebut merupakan metode
kalkulasi biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Dimana biaya
produk diinvestasikan, sedang biaya periode dibebankan pada saat biaya itu dikeluarkan.
Yang membedakan antara kedua metode tersebut adalah tergantung pada perlakuan biaya
over head pabrik.
1. Kalkulasi Biaya Variabel ( Variabel Costing )
Hanya membebankan biaya manufaktur variable ke produk. Biaya tersebut meliputi,
biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan over head variable. Over head tetap
diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya
produk. Hal ini disebabkan karena over head tetap merupakan biaya kapasitas, atau
ada dalam bisnis.
Menurut kalkulasi biaya variable, over head tetap dari suatu periode dipandang
sebagai akhir periode itu dan dibebenkan secara total terhadap pendapatan periode
tersebut.
2. Kalkulasi Biaya Absorbsi ( Absorption Costing )
Membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Hal yang menentukan biaya
produk adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, Over head variable dan
Over head tetap. Menurut kalkulasi biaya absorbsi, overhead tetap dibebankan ke
produk melalui penggunaan overhead tetap yang ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
ditetapkan sampai produk terjual. Dengan kata lain overhead tetap adalah biaya yang
dapat diinventariskan.
Klasifikasi biaya sebagai biaya produk atau periode menurut kalkulasi biaya variabel
dan absorsi.
Kalkulasi biaya absorbsi
Biaya Produk :
Bahan langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead tetap
Overhead variabel
Biaya Periode :
Beban penjualan

Beban administratif
Kalkulasi biaya variabel
Biaya Produk :
Bahan langsung
Tenaga kerja langsung
Overhead variabel
Biaya Periode :
Overhead tetap
Beban penjualan
Beban admiistratif
Kalkulasi biaya variabel mampu memberikan informasi biaya yang penting untuk
pengambilan keputusan dan pengendalian. Kalkulasi biaya variabel juga merupakan alat
manajerial yang bermanfaat. Kedua metode diatas dapat mempengaruhi penilaian
persediaan dan penetapan laba.
Metode kalkulasi biaya produk yang berbeda akan mempengaruhi nilai barang yang
tersimpan dalam persediaan. Biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan
harga pokok penjualan, maka metode variabel kalkulasi dan absorbsi dapat mengakibatkan
angka laba bersih yang berbeda, karena kedua metode tersebut sama-sama mengaku
bahwa jumlah overhead tetap merupakan suatu beban. Sebagai contoh untuk menunjukkan
secara jelas cara penilaian persedian dan laporan laba/ rugi menurut biaya variabel dan
absobrsi.
Persediaan awal



Unit yang diproduksi

6000

Unit yang terjual ( $ 18 per unit )

5000

Volume normal

6000

Biaya per unit variabel:
Bahan langsung

$5

Tenaga kerja langsung

$3

Overhead variabel

$1

Penjualan dan administrasi variabel

$2

Biaya tetap:
Overhead tetap

$24 000

Penjualan dan administrasi tetap

9 000

1). Berikut adalah perhitunganbiaya per unit:
Kalkulasi biaya variabel

Kalkulasi biaya absorsi

Tenaga kerja langsung

$3

$3

Bahan langsung

$5

$5

Overhead variabel

$1

$1

Overhead tetap ( 24 000 : 6 000 )



$4

Biaya per unit

$9

$ 13

Kalkulasi biaya variabel hanya menginventarisasikan biaya variabel saja sehingga
biaya per unit produk $ 9 dan kalkulasi biaya absorbsi mencakup biaya manufaktur sehingga
biaya setiap unit produk $ 13 persediaan akhir 1000 unit, yang didapat dari unit yang
diproduksi – produk yangdijual.Jadi nilai persediaan akhir menurut kalkulasi biaya variabel
(9x 1000) = $ 9000 dan persediaan akhir menurut kalkulasi biaya absorbsi (13×1000) = $
13000
2). Dan laporan laba rugi disajikan sebagai berikut:
Laporan Laba Rugi Menurut Kalkulasi Biaya Variabel
Penjualan (18×5000)

$ 90 000

Dikurangi beban variabel:
Harga pokok penjualan variabel (9×5000)

$ 45 000

Penjualan dan adm varibel (2×5000)

$ 10 000 ( 55 000 )

Marjin kontribusi

35 000

Dikurangi beban tetap:
Overhead tetap

$ 24 000

Penjualan dan administrasi tetap

$ 9000 (33 000)

Laba bersih

$ 2 000

Laporan Laba Rugi Menurut Kalkulasi Biaya Absorbsi
Penjualan

$90 000

Dikurangi: Harga pokok penjualan (13×5000)

( 65 000 )

Laba kotor

$ 25 000

Dikurangi: Beban penjualan dan administrasi
Laba bersih

( 9 000 )
$ 16000

3). Rekonsilisi perbedaan antara kedua laporan laba rugi tersebut:
IA – IV = Tarif overhead tetap ( produk – penjualan )
6 000 – 2 000

=

4 ( 6 000 – 5 000 )

4 000

=

4 (1 000 )

4 000

=

4 000

Pelaporan Segmen
Yaitu laporan kontribusi laba dari berbagi aktivitas atau unit-unit lain dalam suatu
organisasi. Untuk mengevaluasi berbagai aktivitas yang berbeda dalam suatu perusahaan,
seorang manajer membutuhkan dari sekedar ikhtisar informasi pada laporan laba rugi.
Sebagai contoh, perusahaan dengan berbagai divisi yang beroperasi di berbagai pasar yang
berbeda, manajer tentu ingin tahu bagaimana profitabilitas masing- masing divisi. Barang kali

dengan cara tersebut dapat menguntungkan. Tetapi diharapkan manajer mengetahui
profitabilitas berbagai segmen dalam perusahaan agar mampu mengevaluasi dan membuat
keputusan yang berkelanjutan disetiapsegmen.Arti segmen disini adalah entitas yang
berorientasi laba dalam organisasi.
Pelaporan Segmen: Dasar Kalkulasi Biaya Variabel
Laporan laba rugi segmen menggunakan kalkulasi biaya variabel memiliki satu
keistimewaan disamping laporan laba rugi kalkulasi biaya variabel yang telah disajikan
sebelumnya. Beban tetap dipecah menjadi 2 kategori: Beban tetap langsung dan beban tetap
umum. Bagian tambahan ini menyoroti biaya yang dapat dikendalikan dg biaya yang tak
dapat dikendalikan dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap
kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Beban tetap langsung (direct fixet expenses) adalah beban tetap yang secara langsung
dapat ditelusuri dalam satu segmen. Beban ini kadang disebut beban tetap yang dapat
dihindari atau ditelusuri karena beban ini akan hilang apabila segman ditutup atau dihapus.
Beban tetap umum (commen fixed expense) secara bersama disebabkan oleh dua atau lebih
segmen. Beban ini sering muncul apabila salah satu segman ditutup atau dilepas. Kontribusi
laba setiap segmen setelah penutupan biaya tetap umum perusahaan disebut margin segmen.
Setiap segmen harus mampu menutup paling tidak biaya variabel dan biaya tetap langsung.
Laba segmen yang negatif mengurangi total laba perusahaan, yang menimbulkan
pertimbangan untuk menghapus segmen tersebut. Dengan mengabaikan setiap pegaruh yang
dimiliki suatu segmen terhadap penjualan segmen lainnya, marjin segmen dapat mengukur
perubahan laba perusahaan yang mungkin terjadi bila segmen dieliminasi.
Laporan laba rugi segmen dibentuk sebagai berikut:
Segmen X
Penjualan

Segmen Y
XXX

perusahaan (Total X&Y )
YYY

CCC

Dikurangi beban
Variabel
Marjin kontribusi

(XX) (YY) (CC)
XXX

YYY

CCC

Dikurangi beban
Tetap langsung

(XX) (YY) (CC)

Laba produk

XX

YY

CC

Dikurangi beban
Tetap umum

(CC)

Laba(rugi) bersih

CC

Pelaporan Segmen; Pendekatan Abc
Pendekatan ABC ( Activity Based Costing ), dengan keterkaitannya yang sangat kuat
terhadap biaya tingkat unit, batch, produk,dan fasilitas memberikan penilaian yang lebih
akurat terhadap laba yang dihasilkan dari produk yang berbeda dan terhadap keberadaan
biaya yang tidak bernilai tambah.
Misalkan bahwa overhead tetap umum mencakup biaya penanganan bahan dan
pemeliharaan. Overhead tetap langsung mencakup persiapan. Sebagai contoh misal biaya
tahunan masing-masing aktivitas sebagai berikut:
Penanganan bahan
Biaya pemaliharaan

XXX
XXX

Persiapan

XXX

Penanganan bahan adalah aktivitas bernilai tambah. Aktivitas persiapan meskipun
bernilai tambah, dapat dilakukan dengan lebih efisien. Setiap penggunaan pada kedua
aktivitas akan berpengaruh pada laba.
Provitabilitas Pelanggan
Perusahaan yang menaksir profitabilitas berbagai kelompok pelanggan mampu secara
lebih akurat menargetkan pasar dan meningkatkan laba mereka.
Langkah menentukan profitabilitas pelanggan:

1. Mengidentifikasi pelanggan
2. Menetapkan pelanggan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.
Biasanya menarik pelanggan baru lebih mahal dari pada mempertahankan yang lama,
sebab menarik pelanggan baru memerlukan biaya yaitu seperti iklan, promosi, tatap muka,
penyusunan proposal dan lain-lain.
Data base dan sistem akuntansi yang baik dapat memudahkan pekerja melacak
profitabilitas pelanggan. Analisis profitabilitas berbagai kelas pelanggan memerlukan
informasi melalui produk, pemasaran dan aktivitas administrasi yang digunakan untuk
melayani setiap kelas pelanggan.
4. Kalkulasi Biaya Variabel untuk Perencanaan dan Pengendalian
Pemahaman terhadap perilaku biaya adalah penting bagi pencapaian hasil. Biaya
tetap tidak berubah apa bila penjualan berubah. Sehingga perbedaan antara biaya tetap dan
variabel adalah penting untuk melakukan penilaian biaya secara akurat pada berbagai
volume penjualan yang mungkin.
Segera setelah managemen memilih satu tingkat penjualan dan produksi yang
diharapkan untuk tahun berikutnya, biaya yang akan terjadi juga dapat ditentukan.
Rencana keuangan nantinya akan terdiri dari tingkat aktivitas yang diharapkan dan
diperkirakan biaya terkait. Rencana ini dapat digunakan untuk memonitor kinerja aktual.
Misal, rencana keuangan menghendaki produksi 12 000 unit selama satu tahun dan
biaya utiliti yang direncanakan untuk setiap tahun tersebut adalah $18 000. Pada akhir
bulan pertama, perusahaan memproduksi 3 000 unit dan membelanjakan $ 4 500 untuk
utilitas. Apakah biaya utilitas yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan?
Menurut pendekatan kalkulasi biaya absorbsi, rencana biaya utilitas untuk setiap unit
yang diproduksi adalah =$ 1,50 maka untuk 3 000 unit, biaya utilitasnya 3000 unit X $
1,50 = # 4 500 dan biaya aktual $ 4 500, dari perhitungan ini tampaknya rencana berjalan
dengan baik. Namun sayang kalkulasi ini mengabaikan perilaku biaya. Hal ini
menunjukkan bahwa semua biaya adalah variabel. Kenyataannya biaya utilitas adalah
tetap $ 1000 per bulan ditambah $ 0,50 per kilowatt jam listrik. Apabila dibutuhkan 1
kilowatt jam untuk memproduksi satu unit output, maka biaya untuk 3 000 unit dalam satu
bulannya = $ 1 000 + $ 0,50 X 3 000 unit = $ 2 500. Perusahaan seharusnya mengeluarkan
$ 2 500 biaya utilitas untuk memproduksi 3 000 unit, tetapi mereka mengeluarkan $ 4 500.
Karena itu rencana tidak berjalan seperti yang diinginkan.
Dari contoh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kalkulasi biaya variabel lebih
unggul dari kualitas biaya absorbsi untuk keperluan internal.