Bentuk bentuk Patahan dan Penjelasannya (1)

Bentuk-bentuk Patahan dan
Penjelasannya

Permukaan bumi dikenal sebagai permukaan yang kasar. Hal ini terjadi karena muka
bumi memiliki relief. Relief- relief ini memiliki bentuk berbeda dengan ukuran yang
berbeda pula. Salah satu penyebab permukaan bumi memiliki bentuk yang
berbeda- beda adalah tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang
berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen, membuat permukaan bumi menjadi
tidak rata. Selain itu, tenaga endogen juga menjadi salah satu penyebab perbedaan
tinggi dan rendah permukaan bumi. Tenaga endogen terjadi di darat dan laut,
sehingga menyebabkan keanekaragaman bentuk muka bumi.
Salah satu dampak dari adanya tenaga ini adalah munculnya patahan. Patahan
bumi adalah perubahan bentuk bumi akibat adanya tekanan tenaga endogen yang
cepat, sehingga permukaan bumi tidak sempat melipat.. Hal inilah yang
menyebabkan timbulnya patahan. Tekanan ini dapat berupa tekanan vertikal
maupun horizontal. Patahan di bumi, memiliki banyak jenis, dan setiap jenis
memiliki karakter sendiri- sendiri.
Di dalam patahan tersebut terdapat batas bidang. Batas bidang tahan tersebut
dinamakan sesar. Patahan biasanya terjadi pada daerah yang berbentuk batuan.
Sesar membagi batuan menjadi dua, yaitu Hanging Wall dan Foot Wall. Hanging
Wall adalah batuan yang terletak di atas sesar. Sedangkan Foot Wall adalah batuan

yang berada di bawah sesar. Batuan yang mengalami patahan, adalah batuan yang
menyusun lapisan bumi.
Kedalaman patahan bisa hingga mencapai dasar samudra, serta memiliki panjang
hingga lintas benua. Terjadinya patahan, juga mengakibatkan adanya gempa bumi.
Bentuk-bentuk patahan pada bumi sendiri, terbagi menjadi 3. Patahan vertikal,
Patahan Horizontal, Block Mountain, dan Oblique.

A. Patahan Vertikal

Bentuk Patahan Vertikal
Patahan vertikal adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen. Patahan ini
menyebabkan sesar bergerak keatas dan ke bawah. Sesar sendiri dibagi menjadi
dua, yaitu sesar naik dan sesar turun. Sesar naik adalah patahan yang bergerak ke
atas. Sedangkan sesar turun adalah patahan yang bergerak ke bawah.

Patahan vertikal adalah salah satu penyebab relief di muka bumi memiliki tinggi
yang berbeda- beda. Patahan vertikal yang terkenal di indonesia adalah patahan
semangko. Patahan semangko berada di sumatra. Patahan ini membagi sumatra
menjadi bagian barat dan timur. Bentuk patahan vertikal dibagi menjadi empat,
yaitu Horst, Graben, Fault Scrap, dan Pegunungan Patahan.


1. Horst

Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen.
Kenaikan dataran ini akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal. Gerakan
tektogenesa adalah gerakan yang berasal dari dalam bumi. Gerakan tektogenesa
memusat dan mendorong sesar melalui dua titik ke arah atas. Hal ini menyebabkan
sesar terangkat ke atas dan menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Horst
berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi dari dataran di kanan dan kirinya.
Horst juga bisa disebut pematang atau lurah sesar. Horst adalah puncak dari sesar
yang terdorong ke atas. Contoh horst di indonesia adalah dataran tinggi dieng dan
dataran tinggi wonosari di yogyakarta.

2. Graben

Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan tenaga
endogen. Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben terjadi akibat dari gerakan
tektogenesa yang memusat, dan menarik sesar ke arah bawah melalui dua titik.
Graben menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar. Graben dapat berbentuk
lembah. Tekanan tenaga endogen yang berbeda, menyebabkan bentuk grabien

menjadi berbeda juga.

Tekanan yang memusat, membuat graben memiliki dasar yang lebih lebar dari pada
bagian atasnya. Sedangkan tekanan yang menyebar, membuat graben memiliki
permukaan yang lebih lebar dari pada bagian bawahnya. Graben juga bisa disebut
Slenk atau Terban. Graben yang terisi oleh air dapat menjadi danau. Salah satu
contoh graben di indonesia adalah danau toba di sumatra utara dan danau tempe di
sulawesi.

3. Fault Scrap

Fault scarp atau bisa disebut fleksur adalah bentuk patahan yang terjadi akibat
dorongan dari satu sisi saja. Dorongan ini menyebabkan salah satu bagian sesar
menjadi naik, sehingga membentuk dinding terjal yang posisinya lebih tinggi dari
pada daerah sekitar. Fault scarp juga biasa disebut sebagai Cliff atau tebing.

4. Pegunungan Patahan

Pegunungan patahan atau bisa disebut Step Faulting adalah bentuk patahan yang
berbentuk seperti tangga. Hal ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan

beberapa sesar dengan tempo dan gerakan yang hampir sama. Sesar bentuk
tangga ini, menyebabkan gunung atau pegunungan memiliki tangga alami untuk
dinaiki.

B. Patahan Horizontal

Bentuk Patahan Horizontal
Patahan horizontal adalah bentuk patahan yang diakibatkan dari tekanan tenaga
endogen yang bergerak secara horiontal. Sesar yang patah, bergerak mendatar
atau ke kanan dan kekiri. Sehingga patahan ini tidak menyebabkan perubahan
tinggi dari sesar.

Patahan ini, biasanya hanya berbentuk garis- garis atau retakan- retakan besar
yang ada di dalam tanah. Garis- garis yang terjadi akibat patahan disebut
kelurusan. Kelurusan akan terlihat seperti garis lurus panjang melalui citra satelit.
Patahan horizontal, biasanya dapat ditemukan pada daerah- daerah yang
mengalami lipatan. Patahan horizontal dipisahkan menjadi dua, yaitu Dekstral dan
Sinistral.

1. Dekstral


Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kanan. Dekstral dapat
diketahui dengan cara berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika patahan
tersebut adalah dekstral, maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.

2. Sinistral

Sinistral adalah kebalikan dari Dekstral. Jika dekstral adalah patahan horizontal
yang bergerak kearah kanan, maka sinistral adalah patahan horizontal yang
bergerak ke arah kiri. Untuk mengetahu sinistral, caranya sama dengan dekstral.

Yaitu berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika sesar tersebut bergerak ke
arah kiri, maka patahan tersebut adalah sinistral.

C. Block Mauntain

Bentuk Block Mauntain
Block Mauntain adalah kumpulan patahan- patahan yang tidak beraturan. Patahan
tersebut membentuk dataran yang memiliki bentuk yang bermacam- macam. Ada
yang naik, turun, maupun miring. Hal ini terjadi dari akibat adanya beberapa

tekanan yang terjadi di satu daerah yang besar.

Tekanan tersebut membuat tarikan dan
dorongan, yang menghasilkan bentuk
relief yang tidak beraturan. Kumpulan
patahan ini biasanya akan membentuk
berbagai pegunungan. Pegunungan ini
biasanya terdiri dari balok- balok lithosfer.
Lithosfer adalah lapisan bumi atau kulit
bumi bagian luar (Baca: Struktur Lapisan
Bumi dan Penjelasannya)

D. Oblique

Oblique adalah sesar yang mengalami patahan vertikal bersamaan dengan patahan
horizontal. Gerakan ini juga disebut sebagai gerak miring. Gerakan miring terjadi
akibat adanya dua tekanan yang berbeda, terjadi dalam satu waktu dan di satu titik
yang sama.

Dikarenakan gerakannya yang miring, hal ini menyebabkan sesar berbentuk miring

dan memanjang. berbeda dengan Fault scarp yang membentuk tebing, bentuk
Oblique lebih dalam dan panjang. Selain itu, perbedaan tekanan yang didapat,
membuat Oblique lebih curam dari Fault scarp. Oblique adalah penyebab
terbentuknya palung di dasar laut, dan ngarai di daratan.

MACAM LIPATAN DAN
PENJELASANNYA
Keragaman bentuk muka bumi merupakan akibat dari adanya tenaga pembentuk
muka bumi yang terbagi menjadi 2 yakni tenaga endogen dan eksogen. Pada
pembahasan macam macam tenaga endogen, ada yang disebut dengan gerak
epirogenetik. Gerak ini mendorong
lapisan tanah yang sifatnya plastis,
sehingga membentuk suatu lipatan
pada kerak bumi. Apa itu lipatan?
Berikut adalah uraian lengkapnya.

Pengertian lipatan (fold) adalah suatu
gelombang pada lapisan tanah yang
terjadi karena adanya diatropisme.
Proses diatropisme merupakan suatu

proses pembentukan pada lapisan bumi yang tidak dicampuri oleh aktivitas
vulkanisme. Lipatan juga dapat diartikan sebagai suatu struktur geologi yang sering
dijumpai pada batuan sedimen.

Macam – Macam Lipatan

lipatanTerdapat berbagai macam lipatan pada lapisan kulit bumi. Berdasarkan posisi
bidang sumbunya, lipatan dibagi menjadi 6 yaitu
Lipatan tegak – Lipatan ini disebut juga dengan symmetric fold. Sesuai dengan
namanya, posisi bidang sumbu lipatan ini tegak lurus terhadap bidang lipatan.
Bidang sumbu juga membagi antiklin dan sinklin sama besar atau simetris.
Lipatan miring – Lipatan miring merupakan lipatan tegak yang mendapat tekanan
terus- menerus sehingga bentuknya tidak lagi tegak melainkan miring ke salah satu
sisi. Lipatan ini dikenal juga dengan sebutan asymmetric fold.
Lipatan menggantung – Lipatan ini adalah kelanjutan dari lipatan miring yang terus
mendapat dorongan. Sesuai dengan namanya, lipatan ini mempunyai puncak yang
menggantung.
Lipatan isoklinal – Isoclinal fold mempunyai bidang sumbu yang sejajar satu dengan
yang lainnya. Lipatan ini disebabkan oleh adanya dorongan yang terjadi secara
berkelanjutan.

Lipatan rebah – Lipatan ini disebut juga overtuned fold. Puncak lipatan rebah
berbentuk landai seperti suatu benda yang merebah. Penyebabnya adalah adanya
dorongan secara melintang yang berasal dari satu arah saja.
Lipatan sesar sungkup – Lipatan ini merupakan kelanjutan dari lipatan rebah yang
terus menerus mendapat tekanan. Nama lain lipatan sesar sungkup adalah
overthrust. Jika lapisan tanah yang mengalami lipatan sesar sungkup tidak cukup
elastis, maka akan terjadi patahan.
Selain keenam macam lipatan di atas, ada juga jenis lipatan lain berdasarkan
intensitas pelipatan. Pengelompokkan lipatan berdasarkan intensitasnya terdiri
dari :

Lipatan terbuka yakni lipatan yang terjadi karena proses deformasi yang lemah
sehingga tidak mengalami penebalan atau pun penipisan pada lapisannya.
Lipatan tertutup adalah lipatan yang terjadi karena proses deformasi yang kuat
sehingga lapisan tanah mengalami penebalan atau penipisan.

Drag fold merupakan lipatan yang terjadi karena adanua pergeseran antar lapisan.
Lipatan ini adalah bagian dari sayap lipatan lain yang lebih besar ukurannya.
En enchelon foldadalah sekelompok lipatan yang saling merebah satu dengan yang
lainya.

Culmination and depression yaitu salah satu jenis lipatan yang memiliki sudut yang
runcing pada bagian arah yang berlainan.
Synclinorium adalah lipatan yang sinklin utamanya terdiri dari beberapa lipatan lain
yang ukurannya lebih kecil.
Anticlinorium merupakan lipatan yang antiklin utamanya terdiri dari beberapa
lipatan lain yang ukurannya lebih kecil.

Proses Terjadinya Lipatan

Terjadinya lipatan merupakan pengaruh dari beberapa faktor (baca juga : Faktor
Pembentuk Tanah). Faktor- faktor tersebut adalah adanya intrusi batuan beku,
adanya lengseran atau perubahan gaya berat serta tenaga endogen dan eksogen.
Proses terjadinya lipatan diawali dari adanya tekanan atau dorongan. Tekanan
tersebut kemudian membentuk lapisan tanah yang tadinya datar menjadi
melengkung atau bending.

Tenaga tektonik akan terus mendorong sehingga tanah yang telah melengkung
berubah bentuk menjadi melipat atau blucking. Lipatan yang terbentuk awalnya
adalah lipatan tegak. Lipatan itu kemudian mendapat dorongan lagi sehingga
menjadi lipatan miring. Begitu seterusnya hingga membentuk lipatan rebah dan

sesar sungkup. Jika tekanan atau dorongan sudah melebihi batas kelenturan tanah,
maka lipatan berubah menjadi patahan (baca : Bentuk Bentuk Patahan).

Unsur Geometri Lipatan

Antiklin atau dikenal juga dengan sebutan punggung lipatan, adalah unsur geometri
lipatan yang memiliki permukaan cembung (conveks) dengan arah cembungan ke
atas. Bagian ini mempunyai 2 buah limb yang arah kemiringannya berlainan dan
saling menjauh satu dengan yang lainnya. Dibagian tengah antiklin terdapat core
atau inti antiklin.
Sinklin atau atau dikenal juga dengan sebutan lembah lipatan, yakni unsur geometri
lipatan yang memiliki permukaan cekung (konkav) dengan arah cekungan ke atas.
Bagian ini mempunyai 2 buah limb yang arah kemiringan yang saling mendekat.
Dibagian tengah antiklin terdapat core atau inti sinklin.
Limb atau sayap, ialah bidang miring yang membangun struktur sinklinal atau
antiklinal. Limb juga dapat diartikan sebagai bagian dari lipatan yang posisinya
menurun mulai dari lengkungan maksimal sebuah antiklinal sampai lengkungan
maksimal suatu sinklinal. Limb memiliki bentuk yang panjang dari axial plane pada
suatu lipatan ke axial plane pada lipatan lainnya. Terdapat dua jenis limb yakni back
limb yakni sayap yang landai dan fore limb yaitu sayap yang curam pada lipatan
simetris.
Axial plane ialah suatu bidang yang memotong puncak suatu lipatan. Karena
perpotongan tersebut maka bagian samping dari suatu lipatan menjadi kurang
simetris.
Axial surface atau hinge surface, merupakan bidang imajiner yang mana terdapat
semua axial line dari suatu lipatan.
Crest adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari sebuah
lipatan pada satu bidang yang sama. Crest mempunyai sebutan lain yakni hinge
line Garis ini mempunyai letak pada bagian tertinggi dari sebuah lipatan. Crest
terbentuk pada crestal plane. Crestal plane ini merupakan suatu bidang pada
lipatan.
Through ialah suatu garis yang menghubungkan titik-titik paling rendah dari bidang
yang sama. Through merupakan kebalikan dari crest. Garis ini teretak pada bagian
paling rendah dari sebuah lipatan. Through terbentuk pada suatu bidang pada
lipatan yang disebut dengan trough line.
Pluge merupakan sebuah sudut yang terbentuk karena adanya pertemuan poros
dengan garis horizantal pada suatu bidang vertikal.
Inflection point ialah suatu titik yang mana terjadi perubahan pada sebuah
lengkungan yang masih termasuk bagian dari limb.

Wavelenght atau disebut juga dengan half, merupakan jarak antara dua buah
inflection point.
Core merupakan bagian dari sebuah lipatan yang posisinya berada disekitar sumbu
lipatan.
Depresion adalah daerah paling rendah dari puncak sebuah lipatan.