Hakikat Perkembangan dan Hambatan Perkem

BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat Hambatan Perkembangan
Hambatan perkembangan adalah permasalahan anak yang mengalami gangguan
perkembangan dan mempunyai kesulitan untuk berkembang secara optimal, padahal di
sisi lainnya anak bisa berkembang secara normal dan sangat cerdas diatas rata-rata,oleh
sebab itu orangtua harus menyadari hal ini sejak dini. Bagian-bagian yang biasanya tidak
berkembang dengan baik pada umumnya adalah :
a.
b.
c.
d.

Gerakan fisik (koordinasi), pola geraknya terganggu,
Perilaku (psikis) terhambat,Visual-motoriknya terganggu,
Proses auditorinya terganggu,sehingga pemahaman bahasa terhambat,
Persepsi dan Motorik yang berhubungan langsung dengan sensori (Pemberian

respons
Sebenarnya secara umum dapat dikatakan, bahwa gangguan-gangguan di atas sifatnya
hanya sementara saja. Anak biasanya berkembang normal dan kelihatan cerdas, hanya

ada bagian-bagian yang kurang lancar perkembangannya. Bila hal ini terjadi anak akan
menunjukkan reaksi tertentu, misalnya cepat marah, cepat frustasi, kurang berani
menghadapi permasalahan dan sulit untuk mengatasi masalah, hanya senang memulai
sesuatu, tapi malas untuk menyelesaikannya, sulit mengekspresikan dirinya atau yang
dipikirkannya secara verbal, sulit berkonsentrasi, cepat teralihkan perhatiannya kepada
hal lain, agresif dan mudah menangis.
Bila anak-anak ini ditangani dengan cermat dan benar, biasanya anak akan kembali,
normal“, cerdas dan berbakat. Yang perlu kita ketahui disini adalah dalam melakukan
observasi kita harus mengetahui pasti bahwa anak mengalami keterlambatan
perkembangan sementara saja dan setelah penanganan yang benar, anak dapat
kembali“normal“ dan tetap berbakat seperti umumnya anak seusianya, atau memang ada
gangguan yang sifatnya menetap, misalnya cedera pada otak yang membuat anak pada
titik tertentu tidak dapat berkembang lagi. Untuk bisa memprediksi hal ini yang harus
diamati dengan sangat teliti adalah bagaimana jalannya perkembangan, pengalaman serta
kondisi anak itu sendiri sampai saat dia diobservasi/dideteksi
2. Faktor yang Mempengaruhi Hambtan Perkembangan ( Pre-natal, Natal, Post- Natal)

Hambatan perkembangan yang terjadi dapat berupa gangguan yang tidak menetap
(seperti anorexia nervosa, bulimia, dll) dan ada juga yang digolongkan sebagai gangguan
yang menetap (Autisme, Rett, Asperger, dll). Hambatan perkembangan dapat juga berupa

keterlambatan perkembangan, di mana tidak tercapainya tugas perkembangan pada waktu
yang ditentukan. Efek dari terjadinya hambatan dalam perkembangan ini sangat luas, tidak
hanya berpengaruh pada pencapaian aktualisasi diri karena ada type hambatan perkembangan
yang menyebabkan learning disabilities tetapi juga berpengaruh secara sosial di mana
individu tidak dapat menjadi orang yang diinginkan baik fisik maupun psikologis.
A. Faktor Pre-Natal
(Santrock,2002:104) Periode awal atau germinal ialah periode perkembangan
prakelahiran yang berlangsung pada dua minggu pertama setelah pembuahan. Ini
meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke
dinding kandungan (implantation). Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam
(blastocyst) dan lapisan luar (trophoblat) organisme terbentuk. Implantasi terjadi kira-kira
sepuluh hari setelah pembuahan. Periode embrionis ialah periode perkembangan
prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan.
Selama periode ini angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel
terbentuk, dan organ-organ mulai nampak. Periode fetal adalah periode perkembangan
prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung
selama 7 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan melanjutkan rangkaian dramatisnya
selama periode ini. Janin semakin aktif menggerakkan tangan dan kakinya, memuka
menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Pada periode ini janin juga sudah
dapat diidentifikasi jenis kelaminnya.

a. Faktor Genetis
a. Phenilketonuria(PKU) adalah suatu kelainan genetik yang menyebabkan individu
tidak dapat secara sempurna memetabolismekan protein. PKU dewasa ini mudah
dideteksi, tetapi kalau tetap tidak tersembuhkan, dapat menyebabkan keterbelakangan
mental dan hiperaktif. PKU menyebabkan kira-kira 1 persen orang mengalami
keterbelakangan mental.
b. Down syndrome, merupakan bentuk keterbelakangan mental yang secara genetis
paling umum diturunkan, disebabkan oleh kromosom tambahan (ke 47). Penderita
Down syndrome memiliki wajah yang bundar, tengkorak rata, lipatan kulit tambahan

sepanjang kelopak mata, lidah yang menonjol keluar, tungkai dan lengan yang
pendek, dan keterbelakangan kemampuan motorik dan mental. Ada kemungkinan
kesehatan sperma lelaki atau sel telur perempuan terlibat. Perempuan usia antara 18
hingga 38 tahun kemungkinannya kecil melahirkan anak yang menderita Down
syndrome dibandingkan dengan perempuan yang usianya leih muda atau leih tua.
c. Anemia sel sabit merupakan kelainan genetis yang mempengaruhi sel darah merah.
Sel darah merah biasanya berbentuk seperti cakram atau piringan hitam, tetapi pada
anemia sel sabit, suatu perubahan dalam gen resesif mengubah bentuknya menjadi
sabit yang berbentuk kail. Sel-sel ini mati dengan cepat, yang menyebabkan
kekurangan darah dan kematian individu secara dini karena kegagalannya

mengangkut oksigen ke dalam darah.
d. Klifelter syndrome, kelainan genetis di mana laki-laki memiliki kromosom X
ekstra atau tambahan, yang menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XXY. Buah
pelir laki-laki yang mengidap kelainan ini tidak berkembang, dan biasanya mereka
memiliki buah dada yang besar dan menjadi tinggi.
e. Turner syndrome, ialah suatu kelainan genetis di mana perempuan kehilangan satu
kromosom X, yang menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XO. Perempuan ini
pada umumnya pendek dan kekar. Mereka mengalami keterbelakangan mental dan
tidak berkembang secara seksual.
f. XYY syndrome, ialah suatu kelainan genetis di mana laki-laki memiliki satu
kromosom Y ekstra. Ada keyakinan bahwa kromosom Y yang ditemukan pada lakilaki menyumbang bagi sifat agresif dan kekerasan. Akan tetapi tidak terbukti bahwa
laki-laki XYY tidak lebih berkecenderungan melibatkan diri dalam kejahatan
dibanding laki-laki XY.
B. Faktor Lingkungan
a. Teratogen, ialah setiap unsur yang menyebabkan adanya suatu kelainan kelahiran.
Kepekaan terhadap teratogen mulai sekitar 3 minggu setelah pembuahan. Setelah
organogenesis lengkap, teratogen tidak menyebabkan kelainan antomis. Apabila

beraksi selama periode fetal, dampak yang terjadi cenderung menghambat
pertumubuhan atau menyebabkan masalah fungsi organ.

b.Penyakit dan kondisi ibu. Penyakit dan infeksi dapat kerusakan selama proses
kelahiran itu sendiri. Rubella adalah suatu penyakit ibu yang dapat merusak
perkembangan prakelahiran. Mengakibatkan keterbelakangan mental, kebutaan,
ketulian, dan kelainan jantung. Sifilis, lebih berbahaya dalam perkembangan
prakelahiran-4 bulan atau lebih setelah pembuahan. Sifilis dapat merusak organ setelah
organ terbentuk, ketika sifilis muncul saat kelahiran, masalah lain yang melibatkan
sistem syaraf pusat dan sistem pencernaan dapat terjadi. Ibu yang menderita AIDS
dapat menginfeksi anaknya : (1) selama kehamilan, melalui ari-ari (2) selama
melahirkan melalui kontak dengan darah atau cairan ibu dan (3)setelah melahirkan,
melalui air susu.
c. Usia ibu. Dua periode penting untuk diperhatikan adalah usia remaja dan 30-an ke
atas. Bayi yang dilahirkan oleh remaja sering prematur. Bayi yang mengalami sindrom
Down jarang dilahirkan oleh ibu yang berusia 30 tahun, akan tetapi resiko menjadi
bertambah setelah ibu mencapai 30 tahun.
d. Gizi. Fetus yang sedang berkembang sangat bergantung kepada ibunya untuk gizi,
yang berasal dari darah ibu. Status gizi tidak ditentukan oleh jenis makanan tertentu,
gizi ibu bahkan mempengaruhi kemampuannya untuk bereproduksi. Dalam keadaan
kekurangan gizi yang ekstrim, perempuan berhenti haid, dengan demikian
menghambat pembuahan, dan anak-anak yang dilahirkan oleh iu yang kekurangan gizi
cenderung cacat.

e. Keadaan dan Ketegangan emosional. Ketika seorang perempuan hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, dan emosi lain yang mendalam, terjadi perubahan psikologis
antara lain meningkatnya pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi
hormon adrenalin seagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke
daerah kandungan dan dapat membuat janin kekurangan udara. Ibu yang sangat
bingung secara emosional mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tugas

yang lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara
kepada bayi atau cenderung menghsilkan ketidakteraturan selama melahirkan.
f. Obat-obatan. Sejumlah bayi lahir cacat karena obat yang dikonsumsi ibunya
merusak janin yang sedang berkembang. Thalidomide, obat penenag, bila dikonsumsi
pada hari ke 26 akan membuat lengan janin mungkin tidak tumbuh. Sindrom alkohol
janin, ialah sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak
meminum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan tersebut meliputi cacat wajah,
tungkai, jantung, inteligensi di bawah rata-rata, dan beberapa keterbelakangan mental.
Masalah pernafasan dan sindrom kematian bayi yang tiba-tiba banyak ditemukan di
kalangan ibu yang merokok selama kehamilan. Bayi kecil dari ibu yang kecanduan
heroin mengalami kecanduan juga dan memperlihatkan karakteristik orang-orang yang
mengalami kecanduan seperti gemetar, mudah sakit, tangis yang tidak normal,
gangguan tidur, dan rusaknya kendali gerak. Bayi yang dilahirkan oleh penyalahguna

kokain mengalami penurunan berat dan panjang.
g.Bahaya linkungan. Radiasi, zat kimia, dan resiko-resiko lain dalam dunia industri
modern kita dapat membahayakan janin. Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.
Radiasi sinar X dapat mempengaruhi embrio dan fetus yang sedang berkembang.
Polutan lingkungan dan bahan-bahan beracun juga merupakan sumber bahaya bagi
anak-anak yang belum lahir. Di antara polutan dan zat buang yang berbahaya adalah
karbonmonoksida, merkuri, dan timbal. Timbal mempengaruhi perkembangan mental
anak. Radiasi elektromagnetis, khususnya terminal layar video, menaikkan resiko
keguguran. Toxoplasmosis, suatu infeksi ringan yang menyebabkan gejala flu ringan
atau suatu penyakit yang tidak jelas pada orang dewasa, pada bayi menyebabkan
kemungkinan kerusakan mata, kerusakan otak, dan kelahiran prematur. Kucing
merupakan pembawa toxoplasmosis yang paling lazim, khususnya yang memakan
daging mentah seperti tikus.
C. Faktor Natal
Komplikasi dalam melahirkan : Melahirkan terlalu cepat (precipitate delivery)
ialah suatu bentuk cara melahirkan yang berlangsung terlalu cepat. Melahirkan terlalu
cepat adalah suatu cara di mana bayi memerlukan waktu kurang dari 10 menit untuk

”dipaksa keluar” melalui saluran kelahiran. Dapat mengganggu aliran normal darah
bayi dan tekanan pada kepala bayi dapat menyebabkan pendarahan. Pada sisi lain,

anoxia, tidak cukupnya pasokan udara, dapat terjadi jika proses melahirkan
berlangsung terlalu lama. Anoxia dapat menyebabkan kerusakan otak. Asfiksia
(Njiokiktjien, h. 8, 2003) dapat menimulkan disfungsi plasenta dan prolem-problem
dengan tali pusat, atau pada pendarahan selama kelahiran yang lambat dan sulit akrena
sebab apa pun. Hipoglikemia postnatal, hipebilirubinemia atau kejang-kejang dapat
dapat dalam kombinasi atau tersendiri, menambah enselofati hingga menuju ke
gangguan-perkembangan psikomotorik.
Sungsang (breech position) ialah posisi bayi di dalam peranakan yang
menyebabkan pantat merupakan bagian pertama yang muncul dari lubang kemaluan.
Kepala bayi yang sungsang masih di dalam peranakan ketika sisa tubuhnya di luar,
yang dapat menyebabkan masalah pernafasan.
Pembedahan cesar (cesarean section) ialah pemindahan bayi dari peranakan atau
rahim lewat pembedahan. Dapat menyebabkan tingkat infeksi tinggi pada ibu dan
stress yang menyertai pembedahan.
Penggunaan obat-obatan selama kelahiran anak bertujuan untuk menghilangkan
sakit dan cemas untuk mempercercepat melahirkan selama proses kelahiran. Oxytoxin,
suatu hormon yang merangsang dan mengatur irama kontraksi peranakan, telah
digunakan sebagai obat untuk mempercepat proses kelahiran, meningkatkan resiko
mengalami penyakit kuning dan diduga memiliki dampak panjang.


D. Faktor Postnatal
Njiokiktjien (2003:7-8) menambahkan selain faktor-faktor tersebut di atas ada
faktor postnatal yang menjadi penyebab gangguan perkembangan yang juga menjadi
suatu hambatan perkemangan, yaitu : Infeksi posnatal seperti meningitis/ensefalitis,
dehidrasi, penyakit vaskuler, kontusio serebri, dan status eplieptikus.Penyakit
degeneratif, penyakit para-infeksiosia, dan penyakit-penyakit metabolisme yang
terlihat kemudian, juga yang disebabkan oleh penyimpangan gen-gen dan terlihat
sebagai regresi dalam perkembangan.

a. Gizi :Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
b. Penyakit kronis/kelainan congenital :Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung
bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
c. Lingkungan fisis dan kimia :Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak
tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak
(provider).Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai
dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis : Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

e. Endokrin :Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid

akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi : Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan : Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
h. Stimulasi : Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan : Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap
susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
3. Jenis-Jenis Hambatan Pekembangan
Perkembangan pada anak merupakan fase pencapaian pertumbuhan fungsi,
kemampuan dan kematangan yang dapat diperoleh melalui pembelajaran pada
lingkungan sekitar. Perkembangan anak tentunya dipengaruhi oleh beragam sebab salah

satunya adalah pola pengasuhan dalam lingkungan anak tersebut. Hal inilah yang
menyebabkan perkembangan anak juga dipengaruhi oleh beragam norma – norma yang
ada dilingkungannya. Sedangkan hambatan yang muncul dalam fase ini merupakan
gangguan perkembangan pada anak yang berpotensi mempengaruhi kemampuan serta
kematangan fisik anak. Untuk itu, sangatlah penting bagi setiap orang tua untuk
mengetahui apa saja jenis hambatan perkembangan pada anak berikut ini :

A. Hambatan Bicara
Beberapa anak juga mengalami hambatan berbicara. Ada beberapa anak di
usianya yang sudah menguasai banyak kosa kata, namun ada juga yang
perkembangannya terlambat sehingga belum bisa berbicara. Hal ini bisa diatasi
dengan cara orang tua menjadi aktif untuk mengajak anak berbicara. Pola
pembicaraan yang dilakukan janganlah satu pihak saja, namun memancing anak
untuk menirukan kata- kata misalnya seperti kata mama atau papa.
B. Hambatan Berjalan
Salah satu hambatan perkembangan pada anak adalah hambatan perkembangan
motorik yaitu berjalan. Hal ini ditemukan pada banyak anak tanpa indikasi yang
buruk melainkan pertumbuhan lambat yang cukup normal. Hal ini biasa diimbangi
dengan perkembangan lainnya yang lebih cepat sehingga masih seimbang. Namun
apabila orang tua menemukan hambatan berjalan pada anak, orang tua perlu segera
mengkonsultasikan pada tenaga kesehatan agar tidak ada hal yang tidak diinginkan
dan hambatan berjalan ini bisa diatasi dengan cepat. Dengan begitu, anak bisa
mengejar keterlambatan perkembangannya sesuai dengan tahapan tumbuh kembang
anak.
C. Hambatan Memahami Sesuatu
Hambatan memahami sesuatu bisa terjadi pada anak. Hal ini bisa disebabkan oleh
diri anak sendiri dimana daya tangkapnya memang lemah, atau bisa juga karena
lingkungannya yang jarang memberikan informasi yang mudah dipahami. Sebaiknya
orang tua membimbing anak untuk melatih pemahaman anak sejak dini dengan
menggunakan benda- benda di sekelilingnya dan dengan penjelasan sederhana yang
bisa dipahami.
D. Hambatan untuk Fokus
Kemampuan anak untuk memusatkan perhatian akan terganggu jika terjadi
hambatan perkembangan. Dalam hal ini orang tua harus mencari tahu penyebabnya.

Mungkin terlalu lama bermain gadget atau menonton televisi juga bisa berpengaruh.
Orang tua perlu menekankan bahwa yang akan mereka bicarakan itu penting sehingga
anak perlu untuk menyimaknya. Hindari paparan media distraksi yang terlalu sering.
E.

Daya Ingat Lemah
Anak dengan daya ingat yang lemah bisa terjadi apabila nutrisi dan latihan
perkembangan yang diberikan sejak dini kurang. Maka berikan asupan makanan
bergizi pada anak sejak dini dan latihlah dengan aktivitas yang memperkuat daya
ingat anak, bisa melalui permainan- permainan yang seru. Agar anak memiliki
ingatan yang kuat, orang tua bisa melatihnya menghafal sedikit demi sedikit namun
sering dan konsisten.

F. Kemampuan Berbahasa
Kemampuan berbahasa anak memang berbeda- beda. Hambatan perkembangan
pada anak bisa mempengaruhi kemampuan berbahasanya. Orang tua harus
memberikan contoh bagaimana cara berbahasa yang baik untuk komunikasi dengan
lingkungan sekitarnya. Ajarkan anak untuk mencontoh kata- kata Anda yang baik dan
mempraktekkannya langsung pada orang lain.
G. Hambatan Interaksi Sosial
Tipe anak yang pemalu dan menarik diri dari lingkungan sosial merupakan salah
satu hambatan perkembangan anak. Pada masa ini anak seharusnya memiliki jiwa
sosial yang tinggi untuk ingin bermain dengan teman- teman sebayanya dan juga
tingkat kepekaan sosial yang tinggi. Hambatan interaksi sosial juga bisa berasal dari
orang tua. Apabila orang tua tidak pernah memperlihatkan cara berinteraksi dengan
orang lain kepada anak, maka anak pun akan terhambat interaksi sosialnya. Berikan
contoh, ajarkan pada anak bagaimana bereaksi terhadap repon sosial, berbicara,
bermain, dan aturan sosial lainnya.
H. Kesulitan Adaptasi dengan Lingkungan

Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan merupakan hambatan perkembangan
anak dikarenakan kurangnya pengetahuan untuk interaksi dengan orang sekitarnya.
Hal ini biasa terjadi ketka anak mulai memasuki sekolah dengan lingkungan baru atau
teman- teman baru. Dalam mengatasi hal ini dibutuhkan bantuan orang tua atau guru
untuk memulai pengenalan atau adaptasi anak dengan lingkungannya. Anak pada
umumnya mampu beradaptasi dengan cepat, sehingga dibutuhkan peranan yang
menngawali hal tersebut.

I.

Tingkat Emosional Anak
Tingkat emosional anak terbentuk dari orang orang disekitarnya misalnya
lingkungan, orang tua, atau orang- orang terdekat lainnya. Anak juga cenderung
memiliki emosi yang tinggi apabila tumbuh dalam keluarga yang penuh tekanan,
sering mendengar nada- nada keras atau dibentak. Pada lingkungan yang demikian,
anak juga akan mengalami hambatan perkembangan. Tingkat emosional anak menjadi
tidak stabil dan sulit ditebak. Pentingnya peranan orangtua dalam mengendalikan
emosi di sekitar anak sangat diperlukan.

J.

Perkembangan Fisik
Hambatan perkembangan salah satunya adalah adanya hambatan pertumbuhan
fisik. Gangguan atau kecacatan anggota tubuh mengurangi kemampuan anak untuk
bisa beraktivitas seperti anak normal lainnya. Hal ini menyebabkan keterlambatan
perkembangan anak dalam hal tertentu sesuai dengan gangguan yang dimiliki.
Misalnya anak yang terlahir cacat kaki, maka anak akan kesulitan untuk aktivitas
berjalan, berlari bermain sepak bola, dan aktivitas aktif lainnya yang seharusnya
meraka alami.

K. Sakit
Kondisi sakit juga menjadi hambatan perkembangan anak. Anak menjadi tidak
mampu mengikuti proses pembelajaran sehingga tertinggal oleh anak seusianya.
Kondisi sakit juga tidak memungkinkan dirinya bermain dan belajar seperti

biasanya. Segala perlengkapan, tempat, pengobatan, serta prosedur tindakan selama
sakit dapat menjadi pengalaman berbeda yang kurang menyenangkan bagi anak dan
yang seharusnya tidak perlu mereka alami. Dukungan orang tua sangat penting.
L. Gangguan Kepribadian
Hambatan perkembangan anak lainnya yaitu adanya gangguan kepribadian. Hal
ini bisa dikarenakan pengaruh tidak baik dari lingkungannya maupun dari keluarga.
Anak akan tumbuh cenderung aneh dan dinilai berbeda dengan temannya.
Pembawaan diri yang berbeda ini membuat anak dijauhi oleh teman disekitarnya.

M.

Perilaku Buruk

Hambatan perkembangan anak lainnya ditandai dengan perilaku anak yang buruk.
Perilaku yang dimaksud adalah seperti anak yang rewel, suka merengek bahkan
menangis keras tanpa bisa mengerti apa yang mereka inginkan. Anak seperti ini bisa
saja manja, menginginkan perhatian lebih, atau tipe yang agresif dan banyak
menuntut. Hal tersebut berasal dari pola didik orang tua yang kurang baik.
Perkembangan anak bisa terhambat akibat hal ini, karena lingkungannya mungkin
juga tidak menyukai hal tersebut.
N. Gangguan Fungsi Panca Indera
Anak yang terlahir dengan gangguan panca indera bukan hal yang asing lagi.
Gangguan panca indera yang terjadi biasanya adalah gangguan pengelihatan atau
gangguan pendengaran. Kurangnya daya dengar anak menghambat anak untuk
menerima informasi berupa suara dan ketidakmampuan melihat menghambat anak
untuk menerima informasi dalam bentuk, warna, dan gambaran visual. Hambatan
ini akan mempengaruhi perkembangan anak.
O. Kegemukan
Anak yang gemuk memang sangat lucu dengan pipi tembem dan badan tambunnya.
Namun anak dengan obesitas atau kegemukan berlebih tidak baik untuk

perkembangan anak. Hal ini bisa saja menjadi hambatan karena anak – anak yang
seharusnya lincah bisa berlari kesana kemari, akibat kegemukan anak menjadi
malas dan tidak beraktivitas. Hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan
perkembangan anak.