arti penting tanah dan hubungannya denga

MAKALAH
ARTI PENTING TANAH DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PERTANIAN

OLEH
MUH ADIL PERKASA M
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Arti penting tanah
dan hubungannya dengan pertanian ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Pangkep, Agustus 2015
Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan…………………………………………………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………
Bab II Pembahasan…………………………………………………….
2.1 Fungsi Tanah……………………………………………………
2.2 Jenis Jenis Tanah……………………………………………….
2.3 Tanah yang baik untuk pertanian………………………………..
Bab III Penutup………………………………………………………..
3.1 kesimpulan……………………………………………………….

Daftar Pustaka…………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Bertani artinya bercocok tanam atau menanam tumbuh-tumbuhan, dengan maksud agar
tumbuh-tumbuhan dapat berkembang biak menjadi lebih banyak sehingga nantinya dapat
dipungut hasilnya. Tujuan pokok menanam tumbuh-tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Petanilah yang mengusahakan pertanian, petanilah yang mengerjakan tanah, petanilah
yang menanam dan hasil yang diperoleh dari penanaman itu semata-mata tidak ditujukan
untuk kepentingan sendiri, melainkan untuk mencukupi kebutuhan umum, baik dari lapisan
atas maupun dari lapisan yang terbawah, semua hidup dan makan dari hasil pertanian.
Dengan bertambahnya penduduk dan semakin tingginya kebutuhan akan pangan, maka
perlulah dilakukan budidaya.
Tanah adalah bahagian permukaan bumi yang terdiri daripada mineral dan bahan organik.
Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi, karena tanah mampu
mendukung kehidupan tumbuhan di mana tumbuhan menyediakan makanan dan oksigen
kemudian menyerap karbon dioksida dan nitrogen. Tanah mempunyai arti penting bagi

tanaman. Dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki fungsi untuk memberikan
unsur hara dan sebagai media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat penampungan
(reservoar) air, menyediakan udara untuk respirasi akar dan sebagai tempat bertumpunya
tanaman. Tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang subur. Tanah yang subur adalah
tanah yang mampu untuk menyediakan unsur hara yang cocok, dalam jumlah yang cukup
serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan suatu
spesies tanaman.

2.2 Rumusan Masalah
a. Fungsi Tanah
b. Jenis Jenis Tanah
c. Tanah yang baik untuk pertanian

2.3 Tujuan
a. untuk mengetahui fungsi tanah bagi pertanian
b. untuk mengetahui jenis jenis tanah
c. untuk mengetahui jenis tanah yang baik

BAB II PEMBAHASAN
A.Fungsi Tanah

tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu :
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran
utama,yaitu :
 Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman
 Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas
metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air,
udara dan unsur-unsur hara
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang
aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi
oleh biota terutama mikroflora tanah seperti :
 Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organic khas)
 Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman di dalam
tanah dan
 Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer
tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah
industry berbahaya
4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak
langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,
maupun yang berdampak negative karena merupakan hama-penyakit tanaman.

Fungsi-fungsi tanah yang sedemikian vitalnya dalam penyediaan bahan pangan, papan
dan sandang bagi manusia (juga bagi hewan) ini membawa konsekuensi bahwa
seorang ahli tanah tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tantang tanah sebagai
tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, tetapi juga harus memahami fungsi
tanah sebagai pelindung tanaman dari serangan hama-penyakit dan dampak negatif
pestisida maupun limbah industri berbahaya.

2.2 Jenis Jenis Tanah


Tanah Organosol atau Tanah Gambut. Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik
dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur
debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan
kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan
dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan
Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman
tinggi.




Tanah Aluvial.Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan.
Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena
itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai



Tanah Regosol. Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir
kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat
di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.



Tanah Litosol. Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah
yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum
mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di
lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.



Tanah Latosol. Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300

mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari
batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.



Tanah Grumusol. Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah
iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.



Tanah Podsolik. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim
basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung
hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.



Tanah Podsol. Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah
beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah,
Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah




Tanah Andosol. Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di
daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun tanpa bulan
kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di
atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.



Tanah Mediteran Merah Kuning. Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras
(limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng
vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah.
Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra
Rossa”.



Hidromorf Kelabu. Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor
lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu
tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuningan.


2.3 Tanah Yang Baik Untuk Pertanian
1. Struktur Tanah
Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang dikehendaki ialah
struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah
berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad
renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam
tanah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki strutur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk
organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau ).
2. pH Tanah
Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:
a. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Umumnya unsur hara
yang diserap oleh akar pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara
mudah larut dalam air.
b. Derajat keasaman atau pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat
racun bagi tanaman. Pada tanah masam. Banyak ditemukan unsur aluminiun yang selain
bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada
tanah masam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro,
seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah yang terlalu besar. Akibatnya juga menjadi racun bagi
tanaman.

c. Derajat keasaman atau pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di
dalam tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri dan jamur pengurai bahan organik dapat berkembang
dengan baik.
Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah
mendekati netral (6,5-7). Namun, kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH
yang berbeda-beda seperti yang tertera. Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH
tanah diluar batas optimum. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman
dalam jumlah yang diharapkan. Karenanya, pH tanah sangat penting diketahui jika efisiensi
pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga
dapat memperburuk pH tanah.

Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal secara material
tersusun oleh 4 komponen, yaitu bahan padatan (mineral dan bahan organik), air dan udara.
Berdasarkan volumenya, maka tanah secara rerata terdiri dari :
1. 50 % padatan, berupa 45 % bahan mineral dan 5 % bahan organik, dan
2. 50 % ruang pori, berisi 25 % air dan 25 % udara, seperti tertera pada gambar berikut.
Gambar 1. Sketsa proporsi komponen-komponen tanah mineral
Secara alamiah proporsi komponen-komponen tanah sangat tergantung pada :
1. Ukuran partikel penyusun tanah, makin halus berarti makin padat tanah, sehingga ruang
porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin kasar

2. Sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan mempunyai proporsi BOT (bahan
organic tanah) tinggi, sebalinya pada tanah gundul (tanpa vegetasi)
3. Iklim terutama curah hujan dan temperatur, saat hujan dan evaporasi (penguapan) rendah
proporsi air meningkat (dan proporsi udara menurun), sebaliknya pada saat tidak hujan dan
evaporasi tinggi, dan
4. Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai akan lebih banyak mengandung air
ketimbang yang jauh dari sungai.
Masing-masing komponen tanah tersebut berperan penting dalam menunjang fungsi
tanah sebagai media tumbuh, sehingga variabilitas keempat komponen tanah ini akan
berdampak terhadap variabilitas fungsi tanah sebagai media tumbuh.
Udara tanah misalnya berfungsi sebagai gudang dan sumber gas :
O2 yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran tanaman untuk melaksanakan respirasi, yang
melepasakan CO2 dan untuk oksidasi enzimatik oleh mikrobia autotrofik (mampu
menggunakan senyawa anorganik sebagai sumber energinya),
CO2 bagi mikrobia fotosintetik, dan
N2 bagi mikrobia pengikat N.

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agar mampu menjalankan peran-peran tersebut, maka tanah harus memiliki kesuburan dan
kesehatan yang baik. Kata ”kesuburan dan kesehatan tanah” sering kali digunakan secara
bersamaan. Pada kenyataannya ada dijumpai tanahnya subur tetapi tanaman yang tumbuh di
atasnya, tumbuh tidak sehat. Terdapat perbedaan definisi antara kesuburan dan kesehatan tanah.
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman dengan sifat
kimia, fisika, dan biologi yang dimilikinya. Sedangkan kesehatan tanah bisa diartikan suatu keadaan
tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara sehat tanpa adanya gangguan apapun.
Walaupun terdapat perbedaan definisi, faktanya terkadang sulit membedakan antara kesuburan
tanah maupun kesehatan tanah karena pada keduanya terkait dengan sifat kimia, fisika, dan biologi
tanah. Ditinjau dari sudut kesuburan, tanah dipandang sebagai tempat tumbuh tanaman dimana
faktor yang sangat berpengaruh adalah tekstur tanah, ketersediaan hara, aerasi, kemampuan
mengikat tanah dll. Sedangkan ditinjau dari sudut kesehatan tanah, tanah dipandang sebagai
tempat kehidupan, dimana selain faktor fisik dan kimia seperti tersebut di atas, kehidupan jasadjasad makro dan mikro di dalam tanah harus mampu mendukung kehidupan tanaman.Kesuburan
dan kesehatan tanah bisa berubah ubah. Tanah yang tadinya subur dan sehat bisa saja menjadi
kurang subur dan sakit. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kesuburan dan kesehatan tanah
menjadi menurun. Beberapa faktor penyebab menurunnya kesuburan tanah diantaranya yaitu
penyerapan zat hara oleh tanaman, penguapan elemen hara ke atmosfer, resapan ke dalam tanah,
dan terjadinya erosi. Sedangkan faktor-faktor penyebab menurunnya kesehatan tanah diantaranya
yaitu tidak pernah melakukan pemberian bahan organik ke tanah, pemakaian pupuk yang
berlebihan, terjadinya pencemaran bahan kimia berbahaya (seperti pestisida kimia), melakukan
pembakaran di atas lahan (merusak tekstur tanah) dan juga erosi

Daftar Pustaka
http://pertaniansehat.com/read/2012/07/31/kesuburan-dan-kesehatan-tanah-2.html
http://agusandisulhan.blogspot.com/2014/03/peranan-tanah-bagi-tanaman-fakultas.html
http://www.katailmu.com/2013/02/jenis-jenis-tanah.html