TUGAS PROYEK Dampak Perubahan Semesta Pa
TUGAS PROYEK
“Dampak Perubahan Semesta Pada Karakter Pola Pikir (Pelajar)”
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah
: Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu
: Dr. Arif Rahman, M.Pd
OLEH
Desi Ayu Novianti
(8176171004)
Fika Indah Perawansa
(8176171009)
Jihan Hidayah Putri
(8176171016)
Khairul Ramadhani Daulay (8176171018)
Syamsah Fitri
(8176171034)
A-1 Reguler
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(UNIMED)
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang telah
memberikan petunjuk dalam pembuatan “Tugas Proyek” pada mata kuliah Filsafat
Ilmu. Terlebih lagi kami berharap dengan adanya tugas ini dapat mendatangkan
manfaat yang baik bagi pembaca.
Demikianlah tugas ini dibuat, kami mengharapkan pembaca dapat mengambil
manfaat dan tujuan dibuatnya tugas ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca, apabila terdapat sesuatu yang kurang berkenan dihati pembaca. Kami
merasa masih memiliki banyak kekurangan. Mudah-mudahan pembaca dapat
memakluminya.
Medan,
November 2017
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................2
C. Batasan Masalah...............................................................................................2
D. Rumusan Masalah.............................................................................................3
E. Tujuan Masalah.................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................4
A. Teori..................................................................................................................4
1. Pengertian Pola Pikir dan Tingkah Laku....................................................4
2. Pengetahuan dan Teknologi Dewasa Ini.....................................................6
B. Peran Filsafat Terhadap Pola Pikir dan Pola Hidup Manusia...........................6
C. Dekadensi Moral Sebagai Pengaruh Negatif Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.....................................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS DATA..........................................................6
A. Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.........................6
B. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di
era globalisasi..................................................................................................11
C. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan tingkah
laku pelajar di era globalisasi..........................................................................13
BAB IV PENUTUP..................................................................................................15
A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya
mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang
benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan
yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam
melakukan pilihan ini manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan.
Dengan berfilsafat manusia akan mampu mencintai kebijaksanaan, sehingga
dengan hal itu manusia mampu menjadi insan yang sempurna, sebab dia bisa
mengoptimalkan akal ini untuk berfikir. Pemikiran, sebagai hasil aktivitas akal,
menempati posisi yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan manusia dan
bahkan bagi kelangsungan kehidupan di bumi pada umumnya. Hasil pemikiran, yang
berisi nilai-nilai, dapat digunakan manusia untuk menentukan arah dan corak
kehidupannya, selain itu hasil pemikiran juga dapat membantu manusia untuk
bertahan hidup menyesuaikan diri dengan alam dan mengatasi keterbatasan
alamiahnya
sehingga
manusia
mendapatkan
kemudahan
dalam
memenuhi
kebutuhannya.
Manusia menggunakan teknologi kare-na memiliki akal. Dengan akalnya
manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, dan
sebagainya. Perkem-bangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan
akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Teknologi
juga memberikan banyak kemu-dahan, serta sebagai cara baru dalam melaku-kan
aktivitas manusia. Manusia juga sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi teknologi yang telah dihasilk-an dalam dekade terakhir ini.
Pada era globalisasi saat ini, penguasa-an teknologi menjadi prestise dan
indikator kemajuan suatu negara. Negara dikatakan maju jika memiliki tingkat
penguasaan teknologi tinggi (high technology), sedangkan negara-negara yang tidak
bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi sering disebut seba-gai negara gagal
1
(failed country). Akan tetapi teknologi juga memiliki dampak yang sangat buruk bagi
kehidupan pada era zaman sekarang yaitu perubahan social .
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang,
organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan
norma” serta “peran”. Generasi muda khususnya dikalangan pelajar saat ini mulai
kehilangan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini dikarenakan
perkembangan zaman yang sangat pesat. Pada saat ini, generasi muda yang hidup
dalam kondisi nyaman, aman, tentram cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya
mempertahankan apa yang telah di capai tanpa keinginan dan kerja keras untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Bahkan generasi muda saat ini cenderung
tidak produktif malah sebaliknya bersikap konsumtif, seharusnya melalui generasi
muda terlahir inspirasi dan ide-ide kreatif untuk mengatasi persoalan atau masalah.
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk mendeskripsikan tentang
“Dampak Perubahan Semesta Pada Karakter Pola Pikir (Pelajar)” dengan
tujuan memberikan informasi tentang dampak negatif perubahan semesta pada
karakter berfikir pelajar di era globalisasi serta upaya penanggulangannya.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperoleh beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Perbedaan pola pikir dan tingkah laku pelajar pada masa sebelum dan sesudah
era globalisasi.
2. Hilangnya nilai-nilai luhur budaya Indonesia di kalangan pelajar di era
globalisasi.
3. Kurangnya filterisasi terhadap budaya luar yang masuk dan berkembang di era
globalisasi.
4. Rendahnya moral dan etika pelajar di era globalisasi .
C.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah “
analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.”
2
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas,maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi ?
2. Apa dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar
di era globalisasi?
3. Apa upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan tingkah
laku pelajar di era globalisasi?
E.
Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:
1. Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi
2. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di
era globalisasi
3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan tingkah laku
pelajar di era globalisasi.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Teori
1. Pengertian Pola Pikir dan Tingkah Laku
Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang
untuk bertindak. Pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.
Pengalaman yang direkam dalam pikiran bawah sadar membentuk pola pikir.
Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat bersifat positif maupun negatif . Tanpa
disadari lingkungan sekitar kita dapat membentuk pola pikir negatif yang dapat
merusak diri sendiri.
Pola pikir akan terbentuk melalui “ IMPRINT “ yaitu proses pembiasaan diri
atau pengalaman yang direkam sejak masa kecil pada seseorang. Sedangkan
imprinting adalah suatu proses reaksi tingkah laku yang diperoleh orang selama
masih sangat muda dalam kehidupan. Ada dua jenis pola pikir ( mindset), yaitu :
1. Pola Pikir Tetap ( fixed mindset ), yaitu pola pikir yang tidak dapat
ditingkatkan. Ini adalah pola pikir yang negatif, pesimis , tidak percaya diri ,
puas dengan keadaan yg sekarang.
2. Pola Pikir Berkembang ( growth mindset ), yaitu pola pikir (pandangan) yang
dapat dikembangkan melalui praktik, pelatihan, cara/metode yang tepat. Ini
adalah pola pikir yang positif dan optimis, selalu ingin berusaha, berjuang
terus, percaya bahwa bisa lebih maju.
Dari dua jenis jenis pola pikir diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa intinya
adalah agar kita sadar bahwa pola pikir manusia itu bisa dirubah dan dikembangkan ,
oleh karena itu terus kembangkan kemampuan dan potensi diri Anda untuk lebih baik
dan sukses. Tidak perlu menyembunyikan kekurangan atau kegagalan Anda, tapi
carilah jalan keluarnya. Anda mempunyai peluang berkembang secara tidak terbatas ,
tergantung pada usaha , perjuangan dan doa Anda. “Penemuan terbesar dari generasi
kita adalah bahwa manusia dapat mengubah kehidupan mereka dengan mengubah
cara berpikir mereka (William James )”.
Pola pikir pelajar dapat berubah dan di rubah. Merubah pola pikir/mindset
seseorang hendaknya dengan cara lebih dahulu merubah kepercayaan atau
4
keyakinannya ( belief ). Menurut Bill Gould Pakar Transformational Thingking
bahwa , Manusia terdiri atas 3 sistem :
1. Sistem Perilaku ( behavior system )
Sistem Prilaku / Behavior System adalah cara kita berinteraksi dengan dunia
luar, juga interaksi kita dengan realitas sebagaimana kita mengerti realitas itu.
Prilaku mempengaruhi pengalaman dan sebaliknya, kemudian pengalaman
mempengaruhi sistem berpikir kita. Itulah sebabnya apabila ada usaha seseorng utk
merubah sistem prilaku kita, biasanya kita akan menolak & marah.Sistem Berpikir (
Thingking system )
2. Sistem Berpikir ( Thingking System )
Sistem berpikir berlaku sebagai filter dua arah yang menerjemahkan berbagai
kejadian atau pengalaman yang kita alami menjadi suatu kepercayaan. Selanjutnya
kepercayaan ini akan mempengaruhi tindakan kita, sehingga menciptakan realitas
bagi diri kita. Dengan mempelajari ketrampilan berpikir yang baru, kita dapat
merubah sistem kepercayaan dan sistem prilaku kita.
3. Sistem Kepercayaan ( Belief system ).
Sistem Kepercayaan atau Belief System adalah inti dari segala sesuatu yg kita
yakini sebagai realitas, kebenaran, nilai hidup dan segala sesuatu yang kita tahu
mengenai dunia ini. Merubah kepercayaan ( belief ) merupakan hal yang sangat sulit.
Belief ( kepercayaan) adalah sesuatu yang kita yakini benar, sehingga begitu kita
meyakini sesuatu sebagai hal yang benar, maka kita akan sulit mengubah keyakinan
kita itu.
Tahapan dari pola pikir selanjutnya adalah pola sikap atau tingkah laku yang
merupakan cara atau upaya yang dilakukan seseorang untuk melaksanakan pola pikir
yang diyakininya. Dari pola sikap yang tergambar secara sosial dan individu itulah
kita bisa melakukan analisa bagaimana pola pikir seseorang. Perilaku atau akhlak
merupakan tingkah laku atau tanggapan seorang terhadap lingkungan, sifat-sifaat
kejiawaan,akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang. secara etimologi
akhlak berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta, membuat, atau menjadikan.
Akhlak adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang berarti
tabiat, adat atau khalakun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi akhlak
(perilaku) adalah tabiat atau sistem perilaku yang dibuat manusia, bisa baik atau
buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasan. Sedangkan
5
menurut Notoatmodjo (2003) dalam Skinner merumuskan bahwa “perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar”. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon.
2. Pengetahuan dan Teknologi Dewasa Ini
Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan oleh manusia secara
positif-konstruktif maupun secara negatif-destruktif tergantung kepada moral dan
mental manusia yang berperan sebagai pencipta, pengembang, dan penggunanya.
ilmu pengetahuan dan teknologi selalu terkait dengan pemilik dan pemakainya yakni
manusia yang seringkali tidak mampu untuk mengendalikan nafsu serakahnya sendiri
dalam artian moral.Manusia dalam kehidupannya sangat tergantung dan berhutang
budi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia
yang berkembang dari peradaban sederhana menuju ke peradaban yang sangat maju
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkat kemajuan
pada kedua bidang inilah, maka manusia menjadi sangat dimudahkan dalam
menjalankan kehidupannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu
manusia untuk memenuhi segala kebutuhannya secara lebih cepat dan lebih mudah.
Umat
manusia,
misalnya,
dimudahkan
karena
ditemukannya
alat-
alatkedokteran yang canggih sehingga penyakit kita lebih mudah dideteksi dan usia
harapan hidup menjadi semakin panjang, alat-alat transportasi yang lebih cepat dan
aman, alat-alat komunikasi yang begitu sophisticated yang membuat dunia terasa
semakin sempit. Manusia juga dimudahkan untuk memanfaatkan segala sumber daya
alam untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
B.
Peran Filsafat Terhadap Pola Pikir dan Pola Hidup Manusia
Banyak orang yang sering kali mengeluarkan pendapat, bahkan dengan sedikit
nada sinis, mempertanyakan apa fungsi atau perannya filsafat bagi keilmuan dan
kehidupan. Pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang wajar dan tidak salah. Karena
selama seseorang belum mengenal filsafat (suatu cabang ilmu pengetahuan yang
6
cenderung tidak terlalu aplikatif dan cenderung kepada kontemplasi atau perenungan
kritis), maka ia tidak akan mungkin mampu untuk memahaminya dengan baik.
Irmayanti M Budianto pernah mencatat beberapa peran filsafat, baik dalam
kehidupan maupun dalam bidang keilmuan:
filsafat atau berfilsafat mengajak manusia bersikap arif dan berwawasan luas
terdapat berbagai masalah yang dihadapinya, dan manusia diharapkan mampu
untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan cara mengidentifikasinya
agar jawaban-jawaban dapat diperoleh dengan mudah.
berfilsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih
kreatif atas dasar pandangan hidup dan atau ide-ide yang muncul karena
keinginannya.
Filsafat dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam menghadapi
permasalahan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
lainnya (interaksi dengan masyarakat, komunitas, agama, dan lain-lain) secara
lebih rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.
Keempat, terutama bagi para ilmuwan ataupun para mahasiswa dibutuhkan
kemampuan untuk menganalisis, analisis kritis secara komprehensif dan
sistematis atas berbagai permasalahan ilmiah yang dituangkan di dalam suatu
riset, penelitian, ataupun kajian ilmiah lainnya. Dalam era globalisasi, ketika
berbagai kajian lintas ilmu pengetahuan atau multidisiplin melanda dalam
kegiatan ilmiah, diperlukan adanya suatu wadah, yaitu sikap kritis dalam
menghadapi kemajemukan berpikir dari berbagai ilmu pengetahuan berikut
para ilmuannya.
Dalam pandangan Hamami dan Wibisono (1986: 126-27), filsafatmelalui
metode-metode pemikirannya tidak akan dapat langsung mempersembahkan
programe-programme kebijakan yang manfaatnya dapat dinikmati secara praktis dan
konkret sebagaimana halnya dengan ekonomi, teknik dan ilmu-ilmu terapan yang
lainnya. Segi kelemahan filsafat, dalam arti sifat dan coraknya yang abstrak dengan
lemparan analisis-analisis kritisnya yang sering tidak tersentuh oleh mereka yang
telah terbiasa untuk berpikir secara praktis, merupakan salah satu sebab mengapa
para ahli filsafat terisolir dan jarang diajak untuk berpartisipasi dalam penentuan
strategi pembangunan, apalagi dalam pelaksanaan programme- programme kegiatan
yang sudah bersifat teknis operasional.
7
Padahal keabstrakan dengan spekulasi-spekulasinya yang paling dalam justru
membawa filsafat kepada kekuatan radikalnya. Dengan berpikir secara abstrak
spekulatif dan mengambil jarak dari penggumulan masalah-masalah teknis praktis,
filsafat justru dapat melihat sesuatu permasalahan dari semua dimensi, sehingga halhal yang belum tersentuh oleh ilmu-ilmu lain dapat pula dijadikan titik perhatiannya.
Peranan filsafat adalah menunjukkan adanya perspektif yang lebih dalam dan luas,
sehingga kehadirannya akan disertai dengan berbagai alternatif penyelesaian untuk
ditawarkan mana yang paling sesuai dengan perubahan waktu dan keadaan.
Apabila kita berbicara mengenai peran filsafat dalam menghadapi dekadensi
moral. Filsafat mungkin hanya dapat menjelaskan sebab-sebab munculnya dekadensi
moral, menjelaskan caracara mengatasi sebab-sebab tersebut, menerangkan cara-cara
penanganan dekadensi moral. Sementara pelaksanaannya sendiri sangat tergantung
kepada manusianya sendiri.
C.
Dekadensi Moral Sebagai Pengaruh Negatif Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan sering kali melupakan faktor manusianya, di
mana bukan lagi teknologi yang berkembang seiring dengan perkembangan dan
kebutuhan manusia, namun juga justru sebaliknya dimana manusialah akhirnya yang
harus menyesuaikan diri dengan teknologi. Teknologi tidak lagi berfungsi sebagai
sarana yang memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia melainkan dia berada
untuk tujuan eksistensinya sendiri. Sesuatu yang terkadang harus dibayar mahal oleh
manusia yang kehilangan sebagian arti dari kemanusiaannya. Manusia sering
dihadapkan dengan situasi yang tidak bersifat manusiawi, terpenjara dalam
kisi-kisi teknologi, yang merampas kemanusiaandan kebahagiaannya.
Padahal ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya bertujuan untuk
mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya, namun kelihatannya yang
terjadi malah berbeda. Manusia kesulitan untuk meletakkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada jalur tujuannya dengan benar. Manusia kelihatan bukan lagi pemilik
dan pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi hamba dari keduanya. Dewasa
ini, ilmu pengetahuan bahkan telah berada di ambang kemajuan yang mampu untuk
mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri.
8
Ilmu pengetahuan bukan saja menimbulkan gejala dehumanisasi namun bahkan
kemungkinan untuk mengubah hakikat kemanusiaan itu sendiri, atau dengan kata
lain, ilmu pengetahuan bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia untuk
mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan untuk mengubah hakikat
kemanusiaan itu sendiri, atau dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan bukan lagi
merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, melainkan
juga ikut menciptakan tujuan hidup itu sendiri.
9
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
A.
Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi
Era globalisasi telah membawa dampak perubahan besar bagi pola pikir tiap
individu Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak
globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain
dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan televisi, orang di belahan
bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara
cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang
akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada Pelajar dalam
kehidupan sehari-hari, seperti keadaan tersebut mempengaruhi cara berpikir dan
berprilaku pelajar sehingga dapat menumbuhkan sifat pelajar yang mengarah pada
sebagai berikut:
Individualistis, yaitu mementingkan diri sendiri.
Materialisme, yaitu aliran yang mementingkan kebendaan sebagai sumber
hidup.
Hidonisme, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan
kenikmatan adalah tujuan utama dalam hidup.
Di zaman yang serba modern ini, pelajar semakin lupa terhadap apa yang harus
dilakukan sebagai penerus bangsa, kewajiban seorang murid untuk belajar, patuh
kepada guru terlebih lagi kepada kedua orang tua kurang diperhatikan. pelajar di
zaman sekarang lebih mendahulukan berhura-hura daripada menjalankan kewajiban.
Mereka tidak lagi mempertimbangkan apa yang akan terjadi setelah apa yang mereka
lakukan. Padahal selain merugikan diri mereka sendiri juga dapat merugikan bangsa
tempat dimana mereka tinggali.
Hal inilah yang paling ditakuti, dimana moral bangsa terabaikan. Banyak orang
tua kurang memperhatikan kehidupan buah hatinya. Mereka cenderung memenuhi
kebutuhan fisik saja, sedangkan rohani mereka terabaikan. Para orang tua sering
sibuk dengan profesi mereka masing-masing. Sementara sang anak dipercayakan
10
kepada orang yang kurang berwenang terhadap dirinya. Dan itulah yang
menyebabkan sang anak hidup dengan jalan mereka sendiri dengan tanpa arah.
Mereka tidak menyadari yang mereka lakukan adalah awal dari mulai hancurnya
bangsa ini. Yang mereka tahu hanyalah mencari kesenangan untuk menghibur hati
dengan tidak mempedulikan halal haramnya. Sedangkan orang tua mereka tidak
mengetehui sama sekali. Jika kebanyakan orang tua demikian, maka nasib bangsa
menjadi taruhannya. Jika moral bangsa telah tercemar maka tiadalah damai untuk
ditempati sebagai sarana kelangsungan hidup warganya.
B.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku
pelajar di era globalisasi.
Globalisasi adalah sebuah fakta kehidupan yang tidak dapat kita hindari lagi.
Surat kabar dan media elektronik setiap hari memberikan tentang berbagai hal,
seperti sinetron yang ditonton, berita atau informasi, filem, entertaiment, cerita dan
lain sebagainya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini, tidak diragukan
lagi, telah menimbulkan revolusi dalam kehidupan manusia pada abad modern ini.
Hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang luput dari jangkauan kemajuan
tersebut. Dalam bidang komunikasi massa-baik media massa, media cetak maupun
elektronik. Namun media-media tersebut sangatlah berdampak pada pola pikir dan
tingkah laku pelajar, jika tidak difilterisasi dengan baik ada beberapa media yang
dapat berdampak buruk pada pola pikir dan perilaku pelajar seperti:
1. Media Monster Bermata Satu atau Televisi
Didalam televisi banyak hal yang di tampilkan baik hal yang berupa informasi,
hiburan, infotaitment dan lain-lain. Tapi sebenarnya, tanpa disadari kita telah terjebak
dalam suatu bahaya yang ditimbulkannya. Berita yang disajikan terkadang belum
saatnya di tonton oleh remaja atau film-film yang menggambarkan suasana atau gaya
hidup pelajar di kota besar yang cenderung menyimpang dari hakikat pelajar itu
sendiri. Contohnya memakai rok pendek dan dandan berlebihan kesekolah. Pelajar
yang menonton film-film seperti ini beranggapan bahwa ini adalah kebudayaan baru
yang sesuai dengan perkembangan zaman dan mengimplementasikan ini di
kehidupan sehari-hari. Padahal di kehidupan nyata tidak ada sekolah yang
membiarkan muridnya untuk berpakaian minim dan dandan berlebihan ke sekolah.
11
2. Media Cetak
Media cetak adalah salah satu alat komunikasi massa yang diterbitkan dalam
bentuk cetakan seperti koran, majalah dll. Dewasa ini, penggunaan media sebagai
salah satu sarana dalam memberikan informasi kepada masyarakat luas semakin
meningkat. Perkembangan media cetak memberikan kesempatan yang sangat luas
besar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk atau
perusahaan. Dengan perkembangbiakan media yang sangat pesat sekarang ini, sangat
sulit untuk berkomunikasi dengan konsumen yang terpecah (Alif,2008,Hal 42).
Media cetak sangatlah berpengaruh dalam pola pikir dan pembentukan karakter
seorang pelajar, baik buruknya tergantung media cetak apa yang dikonsumsi.
Dalam membaca media cetak akhlak atau perilaku soerang pelajar akan
menjadi baik jika media cetak yang dibaca adalah media cetak yang positif. Media
positif yang dimaksud adalah media cetak pembelajaran yang menambah wawasan
dan memiliki manfaat seperti menambah informasi, pengetahuan dll, dalam interaksi
seorang pelajar terhadap lingkungan sekitarnya. Namun dalam positifnya media
cetak memiliki beberapa hal negatif, contohnya media cetak porno yang dikemas
halus dalam media cetak entertaintment yang sering di konsumsi oleh para pelajar,
hal ini sangat berpengarauh terhadap keperibadian pelajar, dan penilaian karakter
seorang pelajar. Sehingga dampak yang ditumbulkan bagi pelajar adalah sebagai
berikut :
Merubah kepribadian secara drastis,penantang, pemarah dan pelawan.
Masa bodoh terhadap dirinya, semangat belajar menurun, berperangai seperti
orang gila.
Maraknya kejahatan seksual terhadap anak-anak dibawah umur.
Hilangnya norma-norma hidup beradat, beragama, dan melecehkan norma
hukum.
Berperilaku menjadi penyiksa, putus asa, pemalas.
Tidak mempunyai harapan masa depan
Kesukaan mengambil (mencuri), milik orang lain.
Berbuat mesum.
Mengganggu ketertiban umum.
Tidak ada penyesalan berbuat kesalahan
12
Jika diperhatikan dan dicerna dengan baik, tampak bahwa media masa di era
globalisasi ini sangat merusak pola pikir dan tingkah laku para pelajar. Media televisi
yang membentuk karakteristik dan pola pikir seorang pelajar yang malas, media
cetak membentuk pola pikir dan sikap pelajar yang tidak berkharisma kepribadian.
C.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan
tingkah laku pelajar di era globalisasi.
Berikut ini ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola
pikir dan tingkah laku pelajar sebagai berikut :
1. Gerakan Iqra (Membaca).
Ini penting karena minat baca pelajar Indonesia sangat rendah untuk
menananamkan budaya membaca bagi pelajar terutama membaca buku pelajaran
atau buku yang dapat menambah wawasan. Gerakan ini dapat dioptimalkan pada
kegiatan ektrakulikuler setiap akhir pekan disetiap sekolah .
Laporan terbaru dari
Programmer for International Student Assessment (PISA) pada 2003 menyatakan
dari 40 negara, Indonesia berada pada tingkat terbawah dalam kemampuan
membaca.
2. Menanamkan Aqidah Shahih (Tauhid)
Menanamkan aqidah shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada
agama yang dianaut . Menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur.
Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak
bermoral agama, konsekuensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
3. Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture)
Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture) terhadap budaya
populer yang boros dan hedonis di media, khususnya televisi. Banyak tayangan
televisi tidak mendidik dan mencerahkan, tapi mengajarkan gaya hidup glamor,
kekerasan, dan mistik yang menumpulkan akal sehat. Pelan tapi pasti, sinetronsinetron yang ada di televisi memberikan pengaruh negatif bagi anak-anak muda,
khususnya para pelajar. Imitasi pun banyak dilakukan, mulai dari cara berpakaian,
makan, minum, berbicara hingga bergaul. Terlebih dengan semakin maraknya dunia
maya (internet) dan jejaring sosial. Banyak sekali dampak negative dari internet bagi
para pelajar, namun juga sangat bermanfaat bagi para pelajar. Melihat hal tersebut,
13
gerakan pelajar harus mengambil inisiatif untuk melakukan perlawanan. Gerakangerakan populis untuk menyadarkan masyarakat tentang tontonan yang tidak
mendidik harus dilakukan. Misalnya, dengan gerakan satu hari tanpa televisi,
kampanye tontonan yang sehat, memboikot sinetron-sinetron cabul, porno, horor,
dan mistik yang dapat menumpulkan daya piker, memfilter situs -situs porno.
Membuat situs-situs pertemanan yang lebih terfilter dan mengarahkan untuk
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dengan memberi obrolan-obr obrolan dan
informasi - informasi yang menarik namun sarat ilmu.
14
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
filsafat atau berfilsafat mengajak manusia bersikap arif dan berwawasan luas
terdapat berbagai masalah yang dihadapinya, dan manusia diharapkan mampu untuk
memecahkan masalah-masalah. Berfilsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan
seseorang secara lebih kreatif atas dasar pandangan hidup dan atau ide-ide yang
muncul karena keinginannya. Filsafat dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam
menghadapi permasalahan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
kehidupan lainnya (interaksi dengan masyarakat, komunitas, agama, dan lain-lain)
secara lebih rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.
Terutama bagi para ilmuwan ataupun para mahasiswa dibutuhkan kemampuan untuk
menganalisis, analisis kritis secara komprehensif dan sistematis atas berbagai
permasalahan ilmiah yang dituangkan di dalam suatu riset, penelitian, ataupun kajian
ilmiah lainnya.
Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :
1. Era globalisasi merupakan suatu zaman yang yang sarat dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Apabila hal ini dimanfaatkan dalam hal positif,
sungguh sangat besar manfaat yang akan kita terima untuk perkembangan
bangsa. Namun, sebagian orang tak bertanggung jawab menyalah gunakan
kemajuan teknologi dan informasi.
2. Kurang adanya filterisasi terhadap informasi yang masuk, membuat siapa saja
dapat mengaksesnya dengan mudah. Khususnya dikalangan pelajar yang
sedang memasuki masa pencarian jati dirinya. Tentulah apa yang mereka lihat
atau baca akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku mereka. Apa yang
mereka dapatkan, mereka anggap sebagai suatu kebudayaan baru yang sesuai
dengan perkembangan zaman.
3. Pola pikir dan tingkah laku pelajar yang menyimpang dapat merugikan bangsa
dan negara, dan juga kepada diri pelajar itu sendiri . pelajar merupakan
generasi muda penerus bangsa dan negara. Bagaimana bangsa dan negara
kedepannya jika generasi penerus bangsa malah menghancurkan bangsanya
sendiri. Mungkin bangsa kita sudah bebas dari penjajahan beratus-ratus tahun
15
yang lalu, namun tanpa kita sadari, kita masih terjajah oleh dampak negatif
pengaruh globalisasi yang menggerogoti generasi muda khsusnya pelajar.
4. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir
dan tingkah laku pelajar di era globalisasi. Misalnya : meningkatkan peran
orang tua dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap anak
mereka. Membentuk gerakan iqra (membaca). Menanamkan aqidah shahih
(tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama yang dianaut.
Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture) terhadap budaya
populer yang boros dan hedonis di media, khususnya televisi.
B.
Saran
Saatnya pelajar menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin
perubahan. Pelajar harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita
perjuangannya. Pelajar
atau generasi muda yang relatif bersih dari berbagai
kepentingan harus menjadi aset yang potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa
depan. Saatnya pelajar atau generasi muda memimpin perubahan. Pelajar
atau
generasi muda yang tergabung dalam berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
memiliki prasyarat awal untuk memimpin perubahan. Pelajar atau generasi muda
harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu kemajuan
dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh
kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat memilih mana yang baik
dan benar bagi pelajar . Karena itu, tidak semua kebudayaan asing baik dan cocok
untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia. Seharusnya generasi muda khususnya
pelajar lebih memfilter lagi budaya asing dan perkemangan teknologi di era
globalisasi ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Khusnan Ahmad, 2014. Pola Pikir, Sikap Dan Perilaku Toleran Peserta Didik. Jurnal
fikroh, vol.8 no.1 juli
Ngafifi Muhammad, 2014. Kemajuan Teknologi dan Pola Pikir Hidup Manusia
Dalam Perspektif Sosial Budaya. Jurnal pembangunan pendidikan. Vol.2. No.1
Wilda El Minnah, 2012. Pola Pikir dan Pendidikan. Jurnal al-ulum. Vol.1 no.1
“Dampak Perubahan Semesta Pada Karakter Pola Pikir (Pelajar)”
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah
: Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu
: Dr. Arif Rahman, M.Pd
OLEH
Desi Ayu Novianti
(8176171004)
Fika Indah Perawansa
(8176171009)
Jihan Hidayah Putri
(8176171016)
Khairul Ramadhani Daulay (8176171018)
Syamsah Fitri
(8176171034)
A-1 Reguler
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(UNIMED)
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang telah
memberikan petunjuk dalam pembuatan “Tugas Proyek” pada mata kuliah Filsafat
Ilmu. Terlebih lagi kami berharap dengan adanya tugas ini dapat mendatangkan
manfaat yang baik bagi pembaca.
Demikianlah tugas ini dibuat, kami mengharapkan pembaca dapat mengambil
manfaat dan tujuan dibuatnya tugas ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca, apabila terdapat sesuatu yang kurang berkenan dihati pembaca. Kami
merasa masih memiliki banyak kekurangan. Mudah-mudahan pembaca dapat
memakluminya.
Medan,
November 2017
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................2
C. Batasan Masalah...............................................................................................2
D. Rumusan Masalah.............................................................................................3
E. Tujuan Masalah.................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................4
A. Teori..................................................................................................................4
1. Pengertian Pola Pikir dan Tingkah Laku....................................................4
2. Pengetahuan dan Teknologi Dewasa Ini.....................................................6
B. Peran Filsafat Terhadap Pola Pikir dan Pola Hidup Manusia...........................6
C. Dekadensi Moral Sebagai Pengaruh Negatif Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.....................................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS DATA..........................................................6
A. Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.........................6
B. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di
era globalisasi..................................................................................................11
C. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan tingkah
laku pelajar di era globalisasi..........................................................................13
BAB IV PENUTUP..................................................................................................15
A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya
mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang
benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan
yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam
melakukan pilihan ini manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan.
Dengan berfilsafat manusia akan mampu mencintai kebijaksanaan, sehingga
dengan hal itu manusia mampu menjadi insan yang sempurna, sebab dia bisa
mengoptimalkan akal ini untuk berfikir. Pemikiran, sebagai hasil aktivitas akal,
menempati posisi yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan manusia dan
bahkan bagi kelangsungan kehidupan di bumi pada umumnya. Hasil pemikiran, yang
berisi nilai-nilai, dapat digunakan manusia untuk menentukan arah dan corak
kehidupannya, selain itu hasil pemikiran juga dapat membantu manusia untuk
bertahan hidup menyesuaikan diri dengan alam dan mengatasi keterbatasan
alamiahnya
sehingga
manusia
mendapatkan
kemudahan
dalam
memenuhi
kebutuhannya.
Manusia menggunakan teknologi kare-na memiliki akal. Dengan akalnya
manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, dan
sebagainya. Perkem-bangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan
akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Teknologi
juga memberikan banyak kemu-dahan, serta sebagai cara baru dalam melaku-kan
aktivitas manusia. Manusia juga sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi teknologi yang telah dihasilk-an dalam dekade terakhir ini.
Pada era globalisasi saat ini, penguasa-an teknologi menjadi prestise dan
indikator kemajuan suatu negara. Negara dikatakan maju jika memiliki tingkat
penguasaan teknologi tinggi (high technology), sedangkan negara-negara yang tidak
bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi sering disebut seba-gai negara gagal
1
(failed country). Akan tetapi teknologi juga memiliki dampak yang sangat buruk bagi
kehidupan pada era zaman sekarang yaitu perubahan social .
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang,
organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan
norma” serta “peran”. Generasi muda khususnya dikalangan pelajar saat ini mulai
kehilangan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini dikarenakan
perkembangan zaman yang sangat pesat. Pada saat ini, generasi muda yang hidup
dalam kondisi nyaman, aman, tentram cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya
mempertahankan apa yang telah di capai tanpa keinginan dan kerja keras untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Bahkan generasi muda saat ini cenderung
tidak produktif malah sebaliknya bersikap konsumtif, seharusnya melalui generasi
muda terlahir inspirasi dan ide-ide kreatif untuk mengatasi persoalan atau masalah.
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk mendeskripsikan tentang
“Dampak Perubahan Semesta Pada Karakter Pola Pikir (Pelajar)” dengan
tujuan memberikan informasi tentang dampak negatif perubahan semesta pada
karakter berfikir pelajar di era globalisasi serta upaya penanggulangannya.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperoleh beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Perbedaan pola pikir dan tingkah laku pelajar pada masa sebelum dan sesudah
era globalisasi.
2. Hilangnya nilai-nilai luhur budaya Indonesia di kalangan pelajar di era
globalisasi.
3. Kurangnya filterisasi terhadap budaya luar yang masuk dan berkembang di era
globalisasi.
4. Rendahnya moral dan etika pelajar di era globalisasi .
C.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah “
analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.”
2
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas,maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi ?
2. Apa dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar
di era globalisasi?
3. Apa upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan tingkah
laku pelajar di era globalisasi?
E.
Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:
1. Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi
2. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di
era globalisasi
3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan tingkah laku
pelajar di era globalisasi.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Teori
1. Pengertian Pola Pikir dan Tingkah Laku
Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang
untuk bertindak. Pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.
Pengalaman yang direkam dalam pikiran bawah sadar membentuk pola pikir.
Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat bersifat positif maupun negatif . Tanpa
disadari lingkungan sekitar kita dapat membentuk pola pikir negatif yang dapat
merusak diri sendiri.
Pola pikir akan terbentuk melalui “ IMPRINT “ yaitu proses pembiasaan diri
atau pengalaman yang direkam sejak masa kecil pada seseorang. Sedangkan
imprinting adalah suatu proses reaksi tingkah laku yang diperoleh orang selama
masih sangat muda dalam kehidupan. Ada dua jenis pola pikir ( mindset), yaitu :
1. Pola Pikir Tetap ( fixed mindset ), yaitu pola pikir yang tidak dapat
ditingkatkan. Ini adalah pola pikir yang negatif, pesimis , tidak percaya diri ,
puas dengan keadaan yg sekarang.
2. Pola Pikir Berkembang ( growth mindset ), yaitu pola pikir (pandangan) yang
dapat dikembangkan melalui praktik, pelatihan, cara/metode yang tepat. Ini
adalah pola pikir yang positif dan optimis, selalu ingin berusaha, berjuang
terus, percaya bahwa bisa lebih maju.
Dari dua jenis jenis pola pikir diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa intinya
adalah agar kita sadar bahwa pola pikir manusia itu bisa dirubah dan dikembangkan ,
oleh karena itu terus kembangkan kemampuan dan potensi diri Anda untuk lebih baik
dan sukses. Tidak perlu menyembunyikan kekurangan atau kegagalan Anda, tapi
carilah jalan keluarnya. Anda mempunyai peluang berkembang secara tidak terbatas ,
tergantung pada usaha , perjuangan dan doa Anda. “Penemuan terbesar dari generasi
kita adalah bahwa manusia dapat mengubah kehidupan mereka dengan mengubah
cara berpikir mereka (William James )”.
Pola pikir pelajar dapat berubah dan di rubah. Merubah pola pikir/mindset
seseorang hendaknya dengan cara lebih dahulu merubah kepercayaan atau
4
keyakinannya ( belief ). Menurut Bill Gould Pakar Transformational Thingking
bahwa , Manusia terdiri atas 3 sistem :
1. Sistem Perilaku ( behavior system )
Sistem Prilaku / Behavior System adalah cara kita berinteraksi dengan dunia
luar, juga interaksi kita dengan realitas sebagaimana kita mengerti realitas itu.
Prilaku mempengaruhi pengalaman dan sebaliknya, kemudian pengalaman
mempengaruhi sistem berpikir kita. Itulah sebabnya apabila ada usaha seseorng utk
merubah sistem prilaku kita, biasanya kita akan menolak & marah.Sistem Berpikir (
Thingking system )
2. Sistem Berpikir ( Thingking System )
Sistem berpikir berlaku sebagai filter dua arah yang menerjemahkan berbagai
kejadian atau pengalaman yang kita alami menjadi suatu kepercayaan. Selanjutnya
kepercayaan ini akan mempengaruhi tindakan kita, sehingga menciptakan realitas
bagi diri kita. Dengan mempelajari ketrampilan berpikir yang baru, kita dapat
merubah sistem kepercayaan dan sistem prilaku kita.
3. Sistem Kepercayaan ( Belief system ).
Sistem Kepercayaan atau Belief System adalah inti dari segala sesuatu yg kita
yakini sebagai realitas, kebenaran, nilai hidup dan segala sesuatu yang kita tahu
mengenai dunia ini. Merubah kepercayaan ( belief ) merupakan hal yang sangat sulit.
Belief ( kepercayaan) adalah sesuatu yang kita yakini benar, sehingga begitu kita
meyakini sesuatu sebagai hal yang benar, maka kita akan sulit mengubah keyakinan
kita itu.
Tahapan dari pola pikir selanjutnya adalah pola sikap atau tingkah laku yang
merupakan cara atau upaya yang dilakukan seseorang untuk melaksanakan pola pikir
yang diyakininya. Dari pola sikap yang tergambar secara sosial dan individu itulah
kita bisa melakukan analisa bagaimana pola pikir seseorang. Perilaku atau akhlak
merupakan tingkah laku atau tanggapan seorang terhadap lingkungan, sifat-sifaat
kejiawaan,akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang. secara etimologi
akhlak berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta, membuat, atau menjadikan.
Akhlak adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang berarti
tabiat, adat atau khalakun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi akhlak
(perilaku) adalah tabiat atau sistem perilaku yang dibuat manusia, bisa baik atau
buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasan. Sedangkan
5
menurut Notoatmodjo (2003) dalam Skinner merumuskan bahwa “perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar”. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon.
2. Pengetahuan dan Teknologi Dewasa Ini
Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan oleh manusia secara
positif-konstruktif maupun secara negatif-destruktif tergantung kepada moral dan
mental manusia yang berperan sebagai pencipta, pengembang, dan penggunanya.
ilmu pengetahuan dan teknologi selalu terkait dengan pemilik dan pemakainya yakni
manusia yang seringkali tidak mampu untuk mengendalikan nafsu serakahnya sendiri
dalam artian moral.Manusia dalam kehidupannya sangat tergantung dan berhutang
budi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia
yang berkembang dari peradaban sederhana menuju ke peradaban yang sangat maju
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkat kemajuan
pada kedua bidang inilah, maka manusia menjadi sangat dimudahkan dalam
menjalankan kehidupannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu
manusia untuk memenuhi segala kebutuhannya secara lebih cepat dan lebih mudah.
Umat
manusia,
misalnya,
dimudahkan
karena
ditemukannya
alat-
alatkedokteran yang canggih sehingga penyakit kita lebih mudah dideteksi dan usia
harapan hidup menjadi semakin panjang, alat-alat transportasi yang lebih cepat dan
aman, alat-alat komunikasi yang begitu sophisticated yang membuat dunia terasa
semakin sempit. Manusia juga dimudahkan untuk memanfaatkan segala sumber daya
alam untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
B.
Peran Filsafat Terhadap Pola Pikir dan Pola Hidup Manusia
Banyak orang yang sering kali mengeluarkan pendapat, bahkan dengan sedikit
nada sinis, mempertanyakan apa fungsi atau perannya filsafat bagi keilmuan dan
kehidupan. Pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang wajar dan tidak salah. Karena
selama seseorang belum mengenal filsafat (suatu cabang ilmu pengetahuan yang
6
cenderung tidak terlalu aplikatif dan cenderung kepada kontemplasi atau perenungan
kritis), maka ia tidak akan mungkin mampu untuk memahaminya dengan baik.
Irmayanti M Budianto pernah mencatat beberapa peran filsafat, baik dalam
kehidupan maupun dalam bidang keilmuan:
filsafat atau berfilsafat mengajak manusia bersikap arif dan berwawasan luas
terdapat berbagai masalah yang dihadapinya, dan manusia diharapkan mampu
untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan cara mengidentifikasinya
agar jawaban-jawaban dapat diperoleh dengan mudah.
berfilsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih
kreatif atas dasar pandangan hidup dan atau ide-ide yang muncul karena
keinginannya.
Filsafat dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam menghadapi
permasalahan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
lainnya (interaksi dengan masyarakat, komunitas, agama, dan lain-lain) secara
lebih rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.
Keempat, terutama bagi para ilmuwan ataupun para mahasiswa dibutuhkan
kemampuan untuk menganalisis, analisis kritis secara komprehensif dan
sistematis atas berbagai permasalahan ilmiah yang dituangkan di dalam suatu
riset, penelitian, ataupun kajian ilmiah lainnya. Dalam era globalisasi, ketika
berbagai kajian lintas ilmu pengetahuan atau multidisiplin melanda dalam
kegiatan ilmiah, diperlukan adanya suatu wadah, yaitu sikap kritis dalam
menghadapi kemajemukan berpikir dari berbagai ilmu pengetahuan berikut
para ilmuannya.
Dalam pandangan Hamami dan Wibisono (1986: 126-27), filsafatmelalui
metode-metode pemikirannya tidak akan dapat langsung mempersembahkan
programe-programme kebijakan yang manfaatnya dapat dinikmati secara praktis dan
konkret sebagaimana halnya dengan ekonomi, teknik dan ilmu-ilmu terapan yang
lainnya. Segi kelemahan filsafat, dalam arti sifat dan coraknya yang abstrak dengan
lemparan analisis-analisis kritisnya yang sering tidak tersentuh oleh mereka yang
telah terbiasa untuk berpikir secara praktis, merupakan salah satu sebab mengapa
para ahli filsafat terisolir dan jarang diajak untuk berpartisipasi dalam penentuan
strategi pembangunan, apalagi dalam pelaksanaan programme- programme kegiatan
yang sudah bersifat teknis operasional.
7
Padahal keabstrakan dengan spekulasi-spekulasinya yang paling dalam justru
membawa filsafat kepada kekuatan radikalnya. Dengan berpikir secara abstrak
spekulatif dan mengambil jarak dari penggumulan masalah-masalah teknis praktis,
filsafat justru dapat melihat sesuatu permasalahan dari semua dimensi, sehingga halhal yang belum tersentuh oleh ilmu-ilmu lain dapat pula dijadikan titik perhatiannya.
Peranan filsafat adalah menunjukkan adanya perspektif yang lebih dalam dan luas,
sehingga kehadirannya akan disertai dengan berbagai alternatif penyelesaian untuk
ditawarkan mana yang paling sesuai dengan perubahan waktu dan keadaan.
Apabila kita berbicara mengenai peran filsafat dalam menghadapi dekadensi
moral. Filsafat mungkin hanya dapat menjelaskan sebab-sebab munculnya dekadensi
moral, menjelaskan caracara mengatasi sebab-sebab tersebut, menerangkan cara-cara
penanganan dekadensi moral. Sementara pelaksanaannya sendiri sangat tergantung
kepada manusianya sendiri.
C.
Dekadensi Moral Sebagai Pengaruh Negatif Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan sering kali melupakan faktor manusianya, di
mana bukan lagi teknologi yang berkembang seiring dengan perkembangan dan
kebutuhan manusia, namun juga justru sebaliknya dimana manusialah akhirnya yang
harus menyesuaikan diri dengan teknologi. Teknologi tidak lagi berfungsi sebagai
sarana yang memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia melainkan dia berada
untuk tujuan eksistensinya sendiri. Sesuatu yang terkadang harus dibayar mahal oleh
manusia yang kehilangan sebagian arti dari kemanusiaannya. Manusia sering
dihadapkan dengan situasi yang tidak bersifat manusiawi, terpenjara dalam
kisi-kisi teknologi, yang merampas kemanusiaandan kebahagiaannya.
Padahal ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya bertujuan untuk
mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya, namun kelihatannya yang
terjadi malah berbeda. Manusia kesulitan untuk meletakkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada jalur tujuannya dengan benar. Manusia kelihatan bukan lagi pemilik
dan pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi hamba dari keduanya. Dewasa
ini, ilmu pengetahuan bahkan telah berada di ambang kemajuan yang mampu untuk
mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri.
8
Ilmu pengetahuan bukan saja menimbulkan gejala dehumanisasi namun bahkan
kemungkinan untuk mengubah hakikat kemanusiaan itu sendiri, atau dengan kata
lain, ilmu pengetahuan bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia untuk
mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan untuk mengubah hakikat
kemanusiaan itu sendiri, atau dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan bukan lagi
merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, melainkan
juga ikut menciptakan tujuan hidup itu sendiri.
9
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
A.
Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi
Era globalisasi telah membawa dampak perubahan besar bagi pola pikir tiap
individu Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak
globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain
dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan televisi, orang di belahan
bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara
cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang
akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada Pelajar dalam
kehidupan sehari-hari, seperti keadaan tersebut mempengaruhi cara berpikir dan
berprilaku pelajar sehingga dapat menumbuhkan sifat pelajar yang mengarah pada
sebagai berikut:
Individualistis, yaitu mementingkan diri sendiri.
Materialisme, yaitu aliran yang mementingkan kebendaan sebagai sumber
hidup.
Hidonisme, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan
kenikmatan adalah tujuan utama dalam hidup.
Di zaman yang serba modern ini, pelajar semakin lupa terhadap apa yang harus
dilakukan sebagai penerus bangsa, kewajiban seorang murid untuk belajar, patuh
kepada guru terlebih lagi kepada kedua orang tua kurang diperhatikan. pelajar di
zaman sekarang lebih mendahulukan berhura-hura daripada menjalankan kewajiban.
Mereka tidak lagi mempertimbangkan apa yang akan terjadi setelah apa yang mereka
lakukan. Padahal selain merugikan diri mereka sendiri juga dapat merugikan bangsa
tempat dimana mereka tinggali.
Hal inilah yang paling ditakuti, dimana moral bangsa terabaikan. Banyak orang
tua kurang memperhatikan kehidupan buah hatinya. Mereka cenderung memenuhi
kebutuhan fisik saja, sedangkan rohani mereka terabaikan. Para orang tua sering
sibuk dengan profesi mereka masing-masing. Sementara sang anak dipercayakan
10
kepada orang yang kurang berwenang terhadap dirinya. Dan itulah yang
menyebabkan sang anak hidup dengan jalan mereka sendiri dengan tanpa arah.
Mereka tidak menyadari yang mereka lakukan adalah awal dari mulai hancurnya
bangsa ini. Yang mereka tahu hanyalah mencari kesenangan untuk menghibur hati
dengan tidak mempedulikan halal haramnya. Sedangkan orang tua mereka tidak
mengetehui sama sekali. Jika kebanyakan orang tua demikian, maka nasib bangsa
menjadi taruhannya. Jika moral bangsa telah tercemar maka tiadalah damai untuk
ditempati sebagai sarana kelangsungan hidup warganya.
B.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku
pelajar di era globalisasi.
Globalisasi adalah sebuah fakta kehidupan yang tidak dapat kita hindari lagi.
Surat kabar dan media elektronik setiap hari memberikan tentang berbagai hal,
seperti sinetron yang ditonton, berita atau informasi, filem, entertaiment, cerita dan
lain sebagainya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini, tidak diragukan
lagi, telah menimbulkan revolusi dalam kehidupan manusia pada abad modern ini.
Hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang luput dari jangkauan kemajuan
tersebut. Dalam bidang komunikasi massa-baik media massa, media cetak maupun
elektronik. Namun media-media tersebut sangatlah berdampak pada pola pikir dan
tingkah laku pelajar, jika tidak difilterisasi dengan baik ada beberapa media yang
dapat berdampak buruk pada pola pikir dan perilaku pelajar seperti:
1. Media Monster Bermata Satu atau Televisi
Didalam televisi banyak hal yang di tampilkan baik hal yang berupa informasi,
hiburan, infotaitment dan lain-lain. Tapi sebenarnya, tanpa disadari kita telah terjebak
dalam suatu bahaya yang ditimbulkannya. Berita yang disajikan terkadang belum
saatnya di tonton oleh remaja atau film-film yang menggambarkan suasana atau gaya
hidup pelajar di kota besar yang cenderung menyimpang dari hakikat pelajar itu
sendiri. Contohnya memakai rok pendek dan dandan berlebihan kesekolah. Pelajar
yang menonton film-film seperti ini beranggapan bahwa ini adalah kebudayaan baru
yang sesuai dengan perkembangan zaman dan mengimplementasikan ini di
kehidupan sehari-hari. Padahal di kehidupan nyata tidak ada sekolah yang
membiarkan muridnya untuk berpakaian minim dan dandan berlebihan ke sekolah.
11
2. Media Cetak
Media cetak adalah salah satu alat komunikasi massa yang diterbitkan dalam
bentuk cetakan seperti koran, majalah dll. Dewasa ini, penggunaan media sebagai
salah satu sarana dalam memberikan informasi kepada masyarakat luas semakin
meningkat. Perkembangan media cetak memberikan kesempatan yang sangat luas
besar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk atau
perusahaan. Dengan perkembangbiakan media yang sangat pesat sekarang ini, sangat
sulit untuk berkomunikasi dengan konsumen yang terpecah (Alif,2008,Hal 42).
Media cetak sangatlah berpengaruh dalam pola pikir dan pembentukan karakter
seorang pelajar, baik buruknya tergantung media cetak apa yang dikonsumsi.
Dalam membaca media cetak akhlak atau perilaku soerang pelajar akan
menjadi baik jika media cetak yang dibaca adalah media cetak yang positif. Media
positif yang dimaksud adalah media cetak pembelajaran yang menambah wawasan
dan memiliki manfaat seperti menambah informasi, pengetahuan dll, dalam interaksi
seorang pelajar terhadap lingkungan sekitarnya. Namun dalam positifnya media
cetak memiliki beberapa hal negatif, contohnya media cetak porno yang dikemas
halus dalam media cetak entertaintment yang sering di konsumsi oleh para pelajar,
hal ini sangat berpengarauh terhadap keperibadian pelajar, dan penilaian karakter
seorang pelajar. Sehingga dampak yang ditumbulkan bagi pelajar adalah sebagai
berikut :
Merubah kepribadian secara drastis,penantang, pemarah dan pelawan.
Masa bodoh terhadap dirinya, semangat belajar menurun, berperangai seperti
orang gila.
Maraknya kejahatan seksual terhadap anak-anak dibawah umur.
Hilangnya norma-norma hidup beradat, beragama, dan melecehkan norma
hukum.
Berperilaku menjadi penyiksa, putus asa, pemalas.
Tidak mempunyai harapan masa depan
Kesukaan mengambil (mencuri), milik orang lain.
Berbuat mesum.
Mengganggu ketertiban umum.
Tidak ada penyesalan berbuat kesalahan
12
Jika diperhatikan dan dicerna dengan baik, tampak bahwa media masa di era
globalisasi ini sangat merusak pola pikir dan tingkah laku para pelajar. Media televisi
yang membentuk karakteristik dan pola pikir seorang pelajar yang malas, media
cetak membentuk pola pikir dan sikap pelajar yang tidak berkharisma kepribadian.
C.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan
tingkah laku pelajar di era globalisasi.
Berikut ini ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola
pikir dan tingkah laku pelajar sebagai berikut :
1. Gerakan Iqra (Membaca).
Ini penting karena minat baca pelajar Indonesia sangat rendah untuk
menananamkan budaya membaca bagi pelajar terutama membaca buku pelajaran
atau buku yang dapat menambah wawasan. Gerakan ini dapat dioptimalkan pada
kegiatan ektrakulikuler setiap akhir pekan disetiap sekolah .
Laporan terbaru dari
Programmer for International Student Assessment (PISA) pada 2003 menyatakan
dari 40 negara, Indonesia berada pada tingkat terbawah dalam kemampuan
membaca.
2. Menanamkan Aqidah Shahih (Tauhid)
Menanamkan aqidah shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada
agama yang dianaut . Menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur.
Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak
bermoral agama, konsekuensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
3. Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture)
Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture) terhadap budaya
populer yang boros dan hedonis di media, khususnya televisi. Banyak tayangan
televisi tidak mendidik dan mencerahkan, tapi mengajarkan gaya hidup glamor,
kekerasan, dan mistik yang menumpulkan akal sehat. Pelan tapi pasti, sinetronsinetron yang ada di televisi memberikan pengaruh negatif bagi anak-anak muda,
khususnya para pelajar. Imitasi pun banyak dilakukan, mulai dari cara berpakaian,
makan, minum, berbicara hingga bergaul. Terlebih dengan semakin maraknya dunia
maya (internet) dan jejaring sosial. Banyak sekali dampak negative dari internet bagi
para pelajar, namun juga sangat bermanfaat bagi para pelajar. Melihat hal tersebut,
13
gerakan pelajar harus mengambil inisiatif untuk melakukan perlawanan. Gerakangerakan populis untuk menyadarkan masyarakat tentang tontonan yang tidak
mendidik harus dilakukan. Misalnya, dengan gerakan satu hari tanpa televisi,
kampanye tontonan yang sehat, memboikot sinetron-sinetron cabul, porno, horor,
dan mistik yang dapat menumpulkan daya piker, memfilter situs -situs porno.
Membuat situs-situs pertemanan yang lebih terfilter dan mengarahkan untuk
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dengan memberi obrolan-obr obrolan dan
informasi - informasi yang menarik namun sarat ilmu.
14
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
filsafat atau berfilsafat mengajak manusia bersikap arif dan berwawasan luas
terdapat berbagai masalah yang dihadapinya, dan manusia diharapkan mampu untuk
memecahkan masalah-masalah. Berfilsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan
seseorang secara lebih kreatif atas dasar pandangan hidup dan atau ide-ide yang
muncul karena keinginannya. Filsafat dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam
menghadapi permasalahan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
kehidupan lainnya (interaksi dengan masyarakat, komunitas, agama, dan lain-lain)
secara lebih rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.
Terutama bagi para ilmuwan ataupun para mahasiswa dibutuhkan kemampuan untuk
menganalisis, analisis kritis secara komprehensif dan sistematis atas berbagai
permasalahan ilmiah yang dituangkan di dalam suatu riset, penelitian, ataupun kajian
ilmiah lainnya.
Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :
1. Era globalisasi merupakan suatu zaman yang yang sarat dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Apabila hal ini dimanfaatkan dalam hal positif,
sungguh sangat besar manfaat yang akan kita terima untuk perkembangan
bangsa. Namun, sebagian orang tak bertanggung jawab menyalah gunakan
kemajuan teknologi dan informasi.
2. Kurang adanya filterisasi terhadap informasi yang masuk, membuat siapa saja
dapat mengaksesnya dengan mudah. Khususnya dikalangan pelajar yang
sedang memasuki masa pencarian jati dirinya. Tentulah apa yang mereka lihat
atau baca akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku mereka. Apa yang
mereka dapatkan, mereka anggap sebagai suatu kebudayaan baru yang sesuai
dengan perkembangan zaman.
3. Pola pikir dan tingkah laku pelajar yang menyimpang dapat merugikan bangsa
dan negara, dan juga kepada diri pelajar itu sendiri . pelajar merupakan
generasi muda penerus bangsa dan negara. Bagaimana bangsa dan negara
kedepannya jika generasi penerus bangsa malah menghancurkan bangsanya
sendiri. Mungkin bangsa kita sudah bebas dari penjajahan beratus-ratus tahun
15
yang lalu, namun tanpa kita sadari, kita masih terjajah oleh dampak negatif
pengaruh globalisasi yang menggerogoti generasi muda khsusnya pelajar.
4. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir
dan tingkah laku pelajar di era globalisasi. Misalnya : meningkatkan peran
orang tua dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap anak
mereka. Membentuk gerakan iqra (membaca). Menanamkan aqidah shahih
(tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama yang dianaut.
Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture) terhadap budaya
populer yang boros dan hedonis di media, khususnya televisi.
B.
Saran
Saatnya pelajar menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin
perubahan. Pelajar harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita
perjuangannya. Pelajar
atau generasi muda yang relatif bersih dari berbagai
kepentingan harus menjadi aset yang potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa
depan. Saatnya pelajar atau generasi muda memimpin perubahan. Pelajar
atau
generasi muda yang tergabung dalam berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
memiliki prasyarat awal untuk memimpin perubahan. Pelajar atau generasi muda
harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu kemajuan
dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh
kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat memilih mana yang baik
dan benar bagi pelajar . Karena itu, tidak semua kebudayaan asing baik dan cocok
untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia. Seharusnya generasi muda khususnya
pelajar lebih memfilter lagi budaya asing dan perkemangan teknologi di era
globalisasi ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Khusnan Ahmad, 2014. Pola Pikir, Sikap Dan Perilaku Toleran Peserta Didik. Jurnal
fikroh, vol.8 no.1 juli
Ngafifi Muhammad, 2014. Kemajuan Teknologi dan Pola Pikir Hidup Manusia
Dalam Perspektif Sosial Budaya. Jurnal pembangunan pendidikan. Vol.2. No.1
Wilda El Minnah, 2012. Pola Pikir dan Pendidikan. Jurnal al-ulum. Vol.1 no.1