UJI KEMAMPUAN DAYA SERAP TUMBUHAN GENJER (Limnocharis flava) TERHADAP LOGAM BERAT BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) Priyanti dan Etyn Yunita

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

UJI KEMAMPUAN DAYA SERAP TUMBUHAN GENJER

(Limnocharis flava) TERHADAP LOGAM BERAT BESI (Fe)

  

DAN MANGAN (Mn)

Priyanti dan Etyn Yunita

  

Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak. Sungai Cisadane yang merupakan sumber bahan baku air PDAM Kota Tangerang

sudah tercemar oleh golongan bahan beracun berbahaya (B3), antara lain kandungan besi

(Fe) dan mangan (Mn) yang lebih tinggi dari baku mutu. Daerah sungai dan danau sering

ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai fungsi yang besar bagi ekosistem

perairan, diantaranya genjer (Limnocharis flava). Telah dilakukan penelitian tentang

kemampuan daya serap tumbuhan genjer terhadap logam berat Fe dan Mn. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan tumbuhan genjer (L. flava) dalam menyerap

logam berat (Fe dan Mn) selain mengamati organ tumbuhan genjer (akar, batang, daun) yang

paling banyak menyerap logam berat (Fe dan Mn). Sampel tumbuhan genjer diambil di

daerah persawahan Muncul Tangerang Selatan secara random sampling. Penanaman genjer

untuk perlakuan penelitian dan analisa logam Fe dan Mn dilakukan di Laboratorium

Lingkungan, Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data

hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan analisis variansi untuk percobaan factorial

dalam waktu dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah level logam berat (Fe dan Mn).

Konsentrasi Fe dan Mn yang diujikan yaitu sebesar 0 ppm; 1 ppm; dan 3 ppm. Faktor kedua

yaitu organ tumbuhan genjer (akar, batang, dan daun). Faktor ketiga adalah waktu

pengukuran (0, 2, 4, dan 6 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa genjer (Limnocharis

flava ) mampu menyerap logam besi (Fe) sebesar 2,24 - 9,72 ppm. Genjer juga mampu

menyerap logam mangan (Mn) berkisar antara 0,31

  • – 1,06 ppm. Tanaman genjer mampu

    menyerap logam Fe sebesar 20,32 - 63,99 % dan logam Mn sebesar 20,45 % - 63,21 %.

    Organ akar tanaman genjer mampu menyerap logam Fe dan Mn lebih besar dibandingkan

    organ batang dan daun. Semakin lama tanaman terpapar logam Fe dan Mn maka

    kemampuan penyerapannya semakin kecil.

  Kata kunci: genjer (Limnocharis flava), logam Fe dan Mn, fitoremediasi PENDAHULUAN biologi. Teknologi pengurangan logam

  berat dengan cara fisika dan kimiawi Air merupakan kebutuhan hidup yang memerlukan biaya yang mahal dengan sangat penting bagi semua makhluk hidup. seperangkat alat-alat yang harus

  Manusia sangat bergantung pada air untuk ditempatkan pada areal yang luas. Upaya melaksanakan segala aktivitas mengurangi logam berat secara biologi kehidupannya, seperti mencuci, memasak, dikenal dengan bioremediasi. Teknik dan lain-lain. Air yang digunakan remediasi yang sekarang dikembangkan masyarakat sering berwarna kuning dan adalah menggunakan tumbuhan berbau. Ciri seperti itu mengindikasikan (fitoremediasi). Teknik ini dinilai oleh tingginya kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) beberapa peneliti mempunyai tingkat pada air tersebut. keefektifan yang tinggi (Lasat, 2000).

  Berbagai usaha yang telah dilakukan Tumbuhan yang sering hidup di air untuk mengurangi logam berat di derah diantaranya genjer (Limnocharis flava). perairan, yaitu secara fisika, kimiawi, dan Genjer sering dimanfaatkan masyarakat

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  

Priyanti dan Etyn Yunita: UJI KEMAMPUAN DAYA SERAP TUMBUHAN GENJER

(Limnocharis flava) TERHADAP LOGAM BERAT BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

  sebagai sayuran. Tumbuhan ini memiliki kandungan serat dan gizi yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan (BIOTROP, 2008). Jenis tumbuhan air ini juga mudah diperoleh di pasar karena harganya relatif murah dan mudah cara pengolahannya.

  Penelitian fitoremediasi yang menggunakan genjer pernah dilakukan oleh Alfa (2003), Hermawati, Wiryanto dan Solichatun (2005) dan Avlenda (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa genjer mampu secara efektif menurunkan kadar logam berat timbal (Pb), BOD, COD, DO, TSS, sulfat, dan fosfat di perairan yang tercemar oleh limbah. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan daya serap tumbuhan genjer terhadap logam berat Fe dan Mn.

  diambil seluruh organ tubuhnya meliputi akar, batang dan daun sebanyak 100 buah sampel. Potongan sampel tumbuhan dimasukkan ke dalam kantung plastik ukuran 60 x 90 cm untuk ditumbuhkan di Laboratorium Lingkungan PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel air tempat genjer (L. flava) tumbuh juga diambil dan dimasukkan ke dalam botol sampel sebanyak 250 mL. Derajat keasaman (pH) dan kelarutan oksigen (DO) diukur langsung (in situ) di tempat tumbuhnya genjer dengan menggunakan Water Quality Checker .

  sampling. Tumbuhan genjer (L. flava)

  Pengambilan Sampel Tumbuhan Genjer (L. flava). Tumbuhan genjer (L. flava) diambil di daerah persawahan Muncul Tangerang Selatan secara random

  Cara Kerja

MATERI DAN METODE

  Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tumbuhan genjer (L.

  flava ), kerikil, pasir, air sawah, larutan

  A-Analyst 700, Gelas ukur 100 mL, Gelas beker 100 mL, Labu ukur 100 mL, Pipet Ukur, Filter paper 0.45 µ + filter apparatus, dan centrifuge.

  Spectrophotometer ) merk Perkin Elmer tipe

  Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari: kantung plastik ukuran 60 x 90 cm, cangkul, Water Quality Checker (merk Horiba tipe U-10), botol sampel air, bak plastik 10 L, AAS (Atomic Absorption

  Alat dan Bahan

  Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Oktober 2010. Sampel tumbuhan diambil di daerah persawahan Muncul Tangerang Selatan. Penanaman genjer untuk perlakuan penelitian dan analisa logam Fe dan Mn dilakukan di Laboratorium Lingkungan, Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Uji Tumbuh Sampel Tumbuhan genjer (L. flava)

  Tumbuhan genjer (L. flava) yang diambil dari daerah persawahan kemudian ditumbuhkan di laboratorium dengan menggunakan bak plastik bervolume 10 L. Substrat untuk tempat tumbuh genjer digunakan kerikil dan pasir (dengan perbandingan 1:1) yang sudah dicuci bersih dan dibilas dengan aquadest sebanyak dua kali. Hal ini dilakukan untuk menghindari partikel-partikel halus yang dapat menyumbat ruang pori-pori substrat.

  Kerikil dan pasir yang sudah bersih dimasukkan ke dalam bak plastik setinggi 8 cm untuk memberi ruang bagi tumbuhnya akar genjer dengan baik. Aquadest dimasukkan ke dalam kotak sebanyak 2,5 L. Setiap dua hari sekali ditambahkan

  aquadest lagi sebanyak 2,5 L. Kemampuan

  tumbuh genjer (L. flava) akan diamati selama dua minggu, hal ini dilakukan agar tumbuhan genjer (L. flava ) dapat menyesuaikan diri dengan tempat tumbuhnya yang baru.

  Standar Fe dan Mn 1000 ppm, HNO 3, dan aqudest .

  Kemampuan organ tubuh tanaman genjer dalam menurunkan konsentrasi besi (Fe) adalah sebagai berikut: akar mampu menyerap logam besi antara 0,67

  0.44 0.61 0.4 0.35 0.39 0.36 0.34 0.42 0.36 0.31

  (hari)

  6 Waktu (hari) 0 ppm 1 ppm 3 ppm Gambar 2. Rataan tingkat penyerapan Mn (ppm) dengan waktu penyerapan

  4

  2

  1.2 Ti ng k a t P e ny e r a pa n M n ( pp m )

  1

  0.8

  0.6

  0.4

  0.2

  0.84

  0 ppm 1 ppm 3 ppm Gambar 1. Rataan tingkat penyerapan Fe (ppm) dengan waktu penyerapan (hari) 1.06

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa genjer (Limnocharis flava ) mampu menyerap logam besi (Fe) sebesar 2,24 - 9,72 ppm. Genjer juga mampu menyerap logam mangan (Mn) berkisar antara 0,31

  HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Penyerapan Tanaman Genjer

  Data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan analisis variansi untuk percobaan factorial dalam waktu dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah level logam berat (Fe dan Mn). Faktor kedua yaitu organ tumbuhan genjer (akar, batang, dan daun). Faktor ketiga adalah waktu pengukuran (0, 2, 4, dan 6 hari).

  Analisis Data

  Uji kadar logam berat (Fe dan Mn) pada organ tumbuhan genjer (L. flava) yaitu akar, batang, dan daun dilakukan pada hari ke-0, ke-2, ke-4, dan ke-6 sejak ditumbuhkan di laboratorium. Kadar logam berat (Fe dan Mn) pada akar, batang, dan daun diuji dengan menggunakan AAS. Akar, batang, dan daun yang diuji sebanyak 3 individu tumbuhan dari setiap bak percobaan. Kadar pH dan DO diukur dengan menggunakan pH meter dan DO meter pada hari yang sama dengan pengujian logam berat pada akar, batang dan daun genjer.

  Genjer (L. flava) yang mampu menyesuaikan diri di tempat hidupnya yang baru ditandai dengan seluruh bagian tubuhnya dalam keadaan segar. Ke dalam tempat tumbuhnya genjer (L. flava) ditambahkan beberapa konsentrasi logam berat (Fe dan Mn). Konsentrasi Fe dan Mn yang diujikan yaitu sebesar 0 ppm; 1 ppm; dan 3 ppm.

  Uji Kemampuan Genjer dalam Menyerap Logam Berat

  • – 1,91 ppm. Konsentrasi logam paling tinggi diserap oleh akar seperti disajikan pada Gambar 3.
  • – 1,06 ppm. Hal tersebut dapat dilihat dari Gambar 1 dan 2.
  • 3.79 6.01 9.72 3.02 4.19 4.13 3.9 4.77 4.79 2.24 3.23 3.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P 10 T in g k a t e n y e r a p a n F e ( p p m ) 2 4 6 Waktu (hari)

      Semirata 2013 FMIPA Unila

      

    Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    • – 15,73 ppm; batang menyerap logam besi berkisar antara 1,43
    • – 5,49 ppm; dan daun mampu menyerap logam besi sebesar 0,29
    •   

      Priyanti dan Etyn Yunita: UJI KEMAMPUAN DAYA SERAP TUMBUHAN GENJER

      (Limnocharis flava) TERHADAP LOGAM BERAT BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

        15.73

        2.94 0.84 9.09 1.82 0.44 6.07 5.49 1.91 7.25 1.43 0.29 2 4 6 8 10 12 14 P 16 T in g k a t e n y e ra p a n F e ( p p m ) 2 4 6 Waktu (hari) Akar Batang Daun Gambar 3. Rataan konsentrasi Fe dalam organ genjer (akar, batang, daun) dengan waktu penyerapan (hari) 5.39

        1.24 0.77 2.60 1.00 0.47 2.12 0.78 0.61 2.34 0.65 0.53 1 2 3 4 5 P 6 T in g k a t e n y e r a p a n M n ( p p m ) 2 4 6 Waktu (hari) Akar Batang Daun Gambar 4. Rataan konsentrasi Mn dalam organ genjer (akar, batang, daun) dengan waktu penyerapan (hari)

      • – 0,84 ppm (logam besi), sedangkan logam mangan yang terserap sebesar 0,47
      • – 0,77 ppm. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Hawkins (2010) yang menyatakan bahwa logam besi selain diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan daun, logam ini merupakan zat yang dibutuhkan hewan dan manusia dalam pembentukan heme untuk menyusun hemoglobin. Gangguan dalam absorpsi besi yang dapat diakibatkan oleh tannin akan mengakibatkan kurangnya besi dalam peredaran darah sehingga menurunkan jumlah hemoglobin. Kadar logam besi dalam tubuh hewan dan manusia tidak boleh melebihi kadar 1 ppm. Menurut Arisandi (2001) beberapa organisme seperti diatom, moluska, dan sepon dapat mengakumulasi Mn. Ikan mampu mengakumulasi hingga 5 ppm. Hewan mammalia mampu mengakumulasi

        Logam mangan (Mn) dapat diserap oleh organ tubuh genjer, seperti: akar (2,12 ppm

      • 5,39 ppm), batang (0,65 ppm
        • – 1,24 ppm), dan daun (0,47 ppm
        • – 0,77 ppm) seperti disajikan pada Gambar 4.

        Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 1 dan 2), organ tanaman genjer berpengaruh secara signifikan (α = 0,01) terhadap daya serap logam Fe. Terdapat interaksi antara organ tanaman dengan lamanya waktu pemaparan (α = 0,05).

        Konsentrasi logam Mn memberi pengaruh nyata pada α = 0,05. Organ dan waktu juga memberi pengaruh yang signifikan pada α = 0,01. Interaksi antara organ dan waktu penyerapan memberikan pengaruh nyata pada taraf α = 0,01.

        Rata-rata penyerapan logam Fe oleh akar selama penelitian adalah 9,54 ppm, batang sebesar 2,92 ppm kemudian daun 0,87 ppm. Rata-rata penyerapan logam Mn oleh organ akar adalah 3,11 ppm, batang sebesar 0,92 ppm dan daun 0,6 ppm.

        Hasil penyerapan logam pada organ akar, batang dan daun tanaman terlihat bahwa penyerapan air bersama Fe dan Mn terjadi pada tanaman genjer. Menurut Sagita (2002) akumulasi Fe dan Mn terlihat tinggi di akar. Hal ini dikarenakan akar langsung bersinggungan dengan media tanam yang terkontaminasi Fe dan Mn. Melalui akar, Fe dan Mn diserap oleh tanaman kemudian didistribusikan ke daun melalui batang.

        Berdasarkan hasil penelitian, daun adalah organ yang paling aman untuk dikonsumsi oleh manusia sebagai sayuran karena pada daun daya serap logam besi dan mangannya yang paling rendah, yaitu berkisar antara 0,29

        Oksigen sering merupakan zat kunci dalam menentukan macam dan keberadaan kehidupan dalam air. Oksigen terlarut dalam air digunakan oleh jasad renik untuk menghancurkan bahan-bahan organic, oksigen terlarut juga berfungsi dalam proses respirasi berbagai organism perairan (Saeni, 1989). Secara keseluruhan, kadar oksigen terlarut dalam air untuk pertumbuhan tanaman genjer pada tiga konsentrasi logam Fe sebesar 1,2 - 4,7 ppm.

        3. Semakin lama tanaman terpapar logam Fe dan Mn maka kemampuan penyerapannya semakin kecil.

        Perlu penelitian lanjut untuk pengujian terhadap beberapa jenis tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi terhadap penyerapan logam dengan waktu pengamatan yang lebih lama lagi. Pengujian perlu dilakukan pada media air yang bersumber dari lokasi yang tercemar.

        Kemampuan tanaman genjer dalam menurunkan konsentrasi Fe yang paling tinggi terjadi pada perlakuan konsentrasi 3 ppm. Pada konsentrasi tersebut, genjer dapat menurunkan konsentrasi Fe dari 9,72 ppm ke 3,5 ppm dengan persentasi penurunan sebesar 63,99%. Sedangkan yang paling rendah terjadi pada konsentrasi perlakuan 0 ppm dengan penurunan dari 3,79 ppm ke 3,02 ppm dan persen penurunan sebesar 20,32 %.

        Adapun kemampuan tanaman genjer menurunkan konsentrasi Mn yang paling tinggi terjadi pada perlakuan konsentrasi 0 ppm. Pada konsentrasi tersebut, genjer dapat menurunkan konsentrasi Mn dari 1,06 ppm ke 0,42 ppm dengan persentasi penurunan sebesar 63,21 %. Konsentrasi paling rendah terjadi pada perlakuan 3 ppm dengan penurunan dari 0,44 ppm ke 0,31 ppm dengan persen penurunan sebesar 20,45 %.

        Akumulasi (tingkat penyerapan) logam berat pada tanaman di perngaruhi oleh banyak faktor antara lain karakteristik fisika, kimia, dan media pertumbuhan yang digunakan. Faktor-faktor tersebut meliputi: pH, kapasitas tukar ion, kejenuhan basa, pertukaran kation, dan lain-lain (Tan, 1982; Sam, 2000).

        Nilai pH perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hydrogen dalam larutan (Saeni, 1989). Perairan tawar memiliki pH 6,0 – 9,0. Selama pengamatan, pada air sebagai media tumbuh tanaman genjer diperoleh kisaran nilai pH sebesar 6,44

        Saran

        C. Nilai tersebut sedikit di atas kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman sayur di daerah dataran rendah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman sayur di dataran rendah adalah 26,0 - 28,5 C dan tidak melebihi suhu 37 C.

        

      Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

        KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

        1. Tanaman genjer mampu menyerap logam Fe sebesar 20,32 - 63,99 % dan logam Mn sebesar 20,45 % - 63,21 %.

        2. Organ akar tanaman genjer mampu menyerap logam Fe dan Mn lebih besar dibandingkan organ batang dan daun.

      UCAPAN TERIMA KASIH

      • – 7,92. Nilai pH tersebut masih berada dalam kisaran pH optimum untuk pertumbuhan tanaman genjer.

        Kisaran suhu air selama penelitian sebagai media tumbuh tanaman genjer adalah 28,46 - 31,86

        Semirata 2013 FMIPA Unila hingga 3 ppm dalam jaringan, sedangkan kadar normal dalam jaringan adalah sebesar 1 ppm.

        Penelitian ini didukung oleh dana penelitian Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

        Priyanti dan Etyn Yunita: UJI KEMAMPUAN DAYA SERAP TUMBUHAN GENJER (Limnocharis flava) TERHADAP LOGAM BERAT BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

      DAFTAR PUSTAKA

        Kangkung Air, dan Selada Air untuk Menurunkan Konsentrasi Logam Timbal (Pb) di dalam Air. Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA IPB. Bogor.

        Terkontaminasi Logam Berat. Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian.

        Biodiversitas Vol. 6(1): 31-33.

        Lasat, M. M. 2000. Phytoextraction of

        Metals from Contaminated Soil: A Review of Plant/Soil/Metal Interactio and Assessment of Permanent Agronomic Issues.

         vol2no5.pdf. 10 Februari 2010. Notohadiprawiro, T. 2006. Ilmu Tanah.

        Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

        Onrizal. 2005. Restorasi Lahan

        Universitas Sumatera Utara. PPRI. 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.

        7(2): 115-124. Juhaeti, T., F. Syarif, dan N. Hidayati.

        Prabowo, H. E. 2004. Ketika Sungai Cisadane Tercemar. http://www.

        Kompas.com/kompas-cetak. 20 Februari 2010. Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. Pratiwi, N.T. M., W. Wardhana, A.

        Widyawan, dan R. Rianto. 2006.

        Cyanobacteria dari Beberapa Situ dan Sungai di Kawasan Jakarta dan Depok, Indonesia. Skripsi. Departemen Biologi.

        FMIPA. Universitas Indonesia. Jakarta. Pratomo, S., Sumarno, dan M. A. Subroto.

        2004.

        Fitoremediasi Zn (Seng)

        2005. Inventarisasi Tumbuhan Potensial untuk Fitoremediasi Lahan dan Air Terdegradasi Penambangan Emas.

        E., Wiryanto, dan Solichatun.2005. Fitoremediasi Limbah Deterjen Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratioides L.) dan Genjer (Limnocharis flava L.). BioSmart Vol.

        Anonim. 2000. Bertanam Sayuran di Lahan Sempit. Cetakan ke-5. Penebar Swadaya.

        Avlenda, E. 2009. Penggunaan Kangkung

        Jakarta. Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos

        sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir. Program Pascasarjana. Institut

        Pertanian Bogor. Bogor. Arisandi, P. 2001. Mangrove Jenis Api-api

        (Avicenna marina ) Alternatif

        Pengendalian Pencemaran Logam Berat Pesisir. Lembaga Kajian Ekologi dan

        Konservasi Lahan Basah. Gresi Astawan, M. 2008. Bahaya Logam Berat dalam Makanan. 18 Februari 2010.

        (Ipomoea aquatica Forsk.) dan Genjer (Limnocharis flava (L.) Buch.) dalam Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit.

        Alfa, D. F. 2003. Kemampuan Genjer,

        Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Hayati. ITB. Bandung. BIOTROP. 2008. Invasive Alien Species (Limnocharis flava). http.//www.biotrop.org/database.php?act =dbias&page=11.

        10 Februari 2010. Effendi, H. 2003. Telaahan Kualitas Air

        bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius.

        Yogyakarta. Hasanah, Y. U. 2006. Ekstraksi Ion Fe(III)

        dengan Ekstraktan Ammonium Pirolidin Dithiokarbamat (APDC) dalam Pelarut Metil Iso Butil Keton (MIBK). Skripsi.

        Universitas Negeri Semarang. Semarang.

        Hawkins EB. And the Good Herb Taketh Away.

        15 November 2010. Hermawati,

        

      Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

        I. Ridwansyah. 2002. Kecerahan

        Widowati, W., A. Sastiono, dan R. Jusuf.

        . Terbitan ke 2. Penerbit ITB. Bandung.

        Peluang dan Statistika untuk Insiyur dan Ilmuwan

        College of Agriculture, Athens, Georgia. Walpole, R. E. dan R. H. Myers. 1986. Ilmu

        Tan Kin H. 1982. Principles of Soil Chemistry. The University of Georgia.

        Jurnal Biogenesis Vol. 1(2):51-56.

        Wariyanti. 2005. Akumulasi Logam CuPeraturan Pemerintahrum (Cu) dan Zincum (Zn) di Perairan Sungai Siak dengan Menggunakan Bioakumulator Eceng Gondok (Eichornia crassipes).

        Suwondo, Y. Fauziyah, Syafrianti, dan S.

        Jurnal of Tropical Fisheries Vol. 1(1): 38-47.

        2006. Kelimpahan dan Keanekaragaman Tumbuhan Air di Perairan Danau Tabiri.

        Suraya, U., S. Gandih, dan Adiwijaya.

        Danau Ranau. Pusat Penelitian Limnologi-LIPI. Bogor.

        Hartono, D. I. dan Sulastri. Limnologi

        Distribusi Suhu dan Konduktivitas dalam

        Sulastri, M. S. Syawal, S. Nomosatryo, dan

        Semirata 2013 FMIPA Unila

        Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Peranan Bioremediasi dalam Penelolaan Lingkungan. Cibinong, Bogor.

        Subroto, M. A. 1996. Fitoremediasi.

        Jakarta.

        Sastrawijaya, T. 1991. Pencemaran Lingkungan . Cetakan-1. Rineke Cipta.

        Sam, C. 2000. Mechanisms and Strategies for Phytoremediation of Cadmium. Department of Agriculture Colorado State University. Colorado

        Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana Vol. XXX(3): 33-38.

        Institut Pertanian Bogor. Bogor. Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan

        Saeni, M. S. 1989. Kimia Lingkungan.

        Selulosa Vol. 42(2):45-53.

        Potensi dan Pengaruh Tanaman pada Pengolahan Air Limbah Pulp dan Kertas dengan Sistem Lahan Basah. Berita

         Purwati, S. dan A. Surachman. 2007.

        Fitoremediasi sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran, Khususnya Logam Berat.

        Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses. Priyanto, B. dan J. Prayitno. 2008.

        Menggunakan Tanaman Normal dan Transgenik Solanum nigrum L.

        2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran . Penerbit Andi. Yogyakarta.